Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Istilah modeldiartikansebagaibarangataubendatiruandaribendasesungguhnya,seperti globe adalah model daribumitempatkitahidup. Dalamkontekspembelajaran,Joyce dan Weil (UdinS.

Winataputra, 2001) mendefinisikan model yang

sebagaikerangkakonseptual digunakansebagaipedomandalammelakukansuatukegiatan. Jadi, melukiskanprosedur modelpembelajaranadalahkerangkakonseptual

yang yang

sistematisdalammengorganisasikanpengalamanbelajaruntukmencapaitujuanbelaja rtertentu. Di dalamliteraturditemukanberbagaimacam model model pembelajaran. pembelajaran

Untukmemilih/menentukan

yangsesuaiuntukpesertadidikpadajenjangpendidikantertentu, perludisesuaikandengantingkatperkembanganpesertadidikdanprinsipprinsipbelajar,(sepertikecepatanbelajar,motivasi, keaktifansiswadanumpanbalik/penguatan), tidakkurangpentingnyaadalahbahwapemilihan serta minat, yang model-model

pembelajaranseyogianyaberbasispadapendekatanpembelajaran berorientasipadakonseppembelajaranmutakhir. Salah satukecenderunganpemikiran

yang

yang

berkembangdewasainiberkaitandenganproses belajaranakadalahbahwaanakakanbelajarlebihbaikjikalingkungandiciptakansecara alamiah. Menurutkecenderunganpemikiranini, yang Pembelajaran

belajarakanlebihbermaknajikaanakmengalamisendiriapa dipelajarinyabukanmengetahuinya.

yangberorientasipadapenguasaanmateriterbuktiberhasildalamkompetisimenginga t jangkapendektetapigagaldalammembekalianakmemecahkanpersoalandalamkehid upanjangkapanjang. Proses pembelajaranakanberlangsunglebihalamiahdalambentukkegiatansiswabekerjadan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru.Dengankonsepini,

hasilpembelajarandiharapkanlebihbermaknabagisiswauntukmemecahkanpersoala n,berpikirkritis, danmelaksanakanobservasisertamenarikkesimpulandalamkehidupanjangkapanjan gnya. Dalam konteksitu, siswaperlumengertiapamaknabelajar, apamanfaatnya, dalam status apamereka, danbagaimanamencapainya.

B. RUMUSAN MASALAH
2

1. Apa yang melatarbelakangi adanya model pembelajaran kontekstual (CTL)? 2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kontekstual (CTL)? 3. Bagaimana karakteristik model pembelajaran kontekstual (CTL)? 4. Apa saja asas-asas yang terdapat dalam model pembelajaran kontekstual (CTL)? 5. Mengapa perlu mengaplikasikan model pembelajaran kontekstual (CTL)? 6. Bagaimana peran guru dan siswa dalam model pembelajaran kontekstual (CTL)? 7. Bagaimana pola penerapan model pembelajaran kontekstual (CTL) dalam pembelajaran? 8. Bagaimana contoh aplikasi model pembelajaran kontekstual (CTL) dalam pembelajaran di kelas? 9. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kontekstual (CTL)?

C. TUJUAN PENULISAN 1. Dapat mengetahui latar belakang adanya model pembelajaran kontekstual (CTL). 2. Dapat menjelaskan pengertian model pembelajaran kontekstual (CTL). 3. Dapat menjelaskan macam-macam karakteristik model pembelajaran

kontekstual (CTL). 4. Dapat memahami asas-asasdalam model pembelajaran kontekstual (CTL).

5. Mengetahui alasan pentingnya menerapakan model pembelajaran kontekstual (CTL). 6. Dapat mengetahui peran guru dan siswa dalam model pembelajaran kontekstual (CTL). 7. Dapat menerapkan pola model pembelajaran kontekstual (CTL). 8. Dapat mengaplikasikan model pembelajaran kontekstual (CTL). 9. Dapat memahami kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kontekstual (CTL).

BAB II PEMBAHASAN A. LATAR BELAKANG ADANYA MODEL PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL 1. Latar belakang filosfis

CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh jean piaget. Dari pemikiran Epistemologi Giambatisa Vico (suparno, 1997) yang menyatakan bahwa pengetahuan itu tidak lepas dari orang (subjek) yang tahu, pengetahuan merupakan struktur konsep dari subjek yang mengamati.

Selanjutnya pandangan filsafat konstruktivisme adalah belajar bukanlah sekedar menghafal, tetapi proses berkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil dari pemberian orang lain seperti Guru, tetapi hasil dari proses menkonstruksi yang dilakukan oleh setiap individu. Piaget berpendapat bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema. Skema terbentuk karna pengalaman. Pandangan piaget tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu terbentuk dalam struktrur kognitif anak, sangat berpengaruh terhadap beberapa model

pembelajaran, diantaranya model pembelajaran kontekstual. Menurut pangdangan kontekstual, pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa. Pengetahuan yang diperoleh dari orang lain tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan yang demikian akan mudah dilupakan dan tidak fungsional. 2. Latar belakang psikologis

Sesuai dengan filsafat yang mendasari bahwa pengetahuan terbentuk karna peran aktif subjek, dipandang dari sudut psikologis CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karna pemahaman individu akan lingkungan. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan ataupun pengalaman. Ada beberapa hal yang harus dipahami tentang belajar dalam konteks CTL:

a) Belajar bukanlah menghafal, tetapi proses mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Semakin banyak pengalaman maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan. b) Belajar bukan hanya sekedar mengumpulkan fakta, tetapi dengan

pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku. Semakin pengetahuan seseorang luas dan mendalam maka akan semakin efektif dalam berfikir. c) Belajar adalah proses pemecahan masalah. d) Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju kekompleks. e) Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.

B. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kontekstual tidak ada sebuah definisi atau pengertian tunggal. Setiap pakar dan komunitas pakar memberikan definisi beragam. Namun mereka bersepakat bahwa hakekat pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang mendorong pembelajar untuk membangun keterkaitan, independensi, relasi-relasi penuh makna antara apa yang dipelajari dengan realitas, lingkungan personal, sosial dan kultural yang terjadi sekarang ini (Moh.ImamFarisi,2005).

Definisi Pembelajaran Kontekstual atau CTL menurut para ahli. Ada tiga ahli pendidikan yang kami ambil untuk mendefinisikan pembelajaran kontekstual ini (CTL). Definisi tersebut antara lain: 1. Elaine B. Johnson: Contextual Teaching and Learning (CTL) atau disebut secara lengkap dengan Sistem Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjeksubjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Dengan pengertian tentang pembelajaran kontekstual diatas, diperlukan usaha dan strategi pengajaran yang tepat, sehingga dapat dicapai tujuan untuk mengantarkan guru dan murid dalam sebuah pendidikan yang kontekstual. Untuk mencapai tujuan ini, sistem pembelajaran kontekstual mempunyai delapan komponen utama. Komponen pembelajaran kontekstual tersebut adalah sebagai berikut: 1. membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, 2. melakukan pekerjaan yang berarti, 3. melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, 4. melakukan kerja sama, 5. berpikir kritis dan kreatif, 6. membantu individu untuk tumbuh dan berkembang (konstruktivisme),
7

7. mencapai standar yang tinggi, 8. dan menggunakan penilaian autentik. 2. Akhmad Sudrajat: Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke

permasalahan/ konteks lainnya. 3. Diknas: Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari.
8

C. KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dalam konsep ini ada tiga hal yang harus dipahami: 1. CTL menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, maksudnya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung sehingga siswa tidak hanya menerima materi dari guru tetapi mencari dan menemukan materi sendiri. 2. CTL mendorong siswa agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. 3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, jadi bukan hanya siswa dapat memahami materi tetapi juga bagaimana materi itu dapat disalurkan atau dipraktekan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Terdapat 5 karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL:

1. Dalam

CTL,

pembelajaran

merupakan

proses

pengaktifan

dengan

pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge). Maksutnya apa yang akan dipelajari tidak lepas dengan pengetahuan yang sudah dipelajari. 2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memeperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pembelajaran biasanya dimulai dengan mempelajari keseluruhan dulu lalu ke detailnya. 3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge). Pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal melainkan untuk difahami dan diyakini, misal meminta pendapat dari orang lain tentang pengetahuan yang sudah didapatkannya dan atas pendapat tersebut baru pengetahuan tersebut akan dikembangkan. 4. Mempraktekan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge). Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehingga tampak perubahan perilaku pada siswa tersebut. 5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap perkembangan strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

D. ASAS-ASAS MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL CTL sebagai suatu pendekatan mempunyai 7 asas, yaitu: 1. Konstruktivisme

10

Kontruktivisnme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sbb: a) Pengetahuan bukan merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi konstruksi kenyataan melalui subjek. b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan. c) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.

2. Inkuiri Inkuiri adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu: a) Merumuskan masalah b) Mengajukan hipotesis c) Mengumpulkan data d) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan e) Mebuat kesimpulan 3. Bertanya (Questioning)
11

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab. Bertanya dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam proses ini guru tidak menyampaikan informasi begitu saja

melainkan memancing siswa untuk menemukan jawaban sendiri. Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk: a) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran. b) Membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. c) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu. d) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan. e) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. 4. Masyarakat belajar (Learning Community) Leo Semenovich Vygotsky (psikolog rusia) menyatakan bahwa pengetauan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain. Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajarn diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. 5. Pemodelan (Modeling) Maksudnya adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya guru memberika

12

contoh bagaimana cara mengoprasikan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan kalimat asing dll. 6. Refleksi (Refelction) Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. 7. Penilaian nyata (Authentic Assessment) Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan baik untelektual maupun mental siswa.

E. ALASAN PENTINGNYA MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Alasan perlu diterapkannya pembelajaran kontekstual adalah : a) Sebagian besar waktu belajar sehari-hari di sekolah masih didominasi kegiatan penyampaian pengetahuan oleh guru, sementara siswa dipaksa memperhatikan dan menerimanya, sehingga tidak menyenangkan dan memberdayakan siswa. b) Materi pembelajaran bersifat abstrak-teoritis-akademis, tidak terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi siswa sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja.
13

c) Penilaian hanya dilakukan dengan tes yang menekankan pengetahuan, tidak menilai kualitas dan kemampuan belajar siswa yang autentik pada situasi yang autentik. d) Sumber belajar masih terfokus pada guru dan buku. Lingkungan sekitar belum dimanfaatkan secara optimal.

F. PERAN GURU DAN SISWA DALAM MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap Guru manakala menggunakan pendekatan CTL: 1. Dalam perkembangan kontekstual siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar individu dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang telah dimilikinya. Dengan demikian, peran guru adalah membimbing siswa agar mereka bisa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 2. Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan. Oleh karna itulah belajar bagi mereka adalah mencoba memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan demikian Guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa. 3. Belajar bagi siswa adalah menterkaitkan antara hal-hal yang baru dengan halhal lama yang sudah diketahuinya. Dengan demikian peran guru adalah
14

membantu agar setiap siswa dapat menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya. 4. Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi). Dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi (mempermudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi.

G. POLA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


1. Pendahuluan

a. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingya materi pelajaran yang akan dipelajari. b. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL: Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa dalam kelas. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi. Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan di pasar-pasar tersebut. c. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. 2. Inti Dilapangan:

15

a. Siswa melakukan observasi kepasar sesuai dengan pembagian tugas kelompok. b. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan dipasar sesuai dengan alat observsi yang c. telah mereka tentukan sebelumnya. Didalam kelas: a. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing. b. Siswa melaporkan hasil diskusi. c. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.

3. Penutup a. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah pasar sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai. b. Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka dengan tema pasar. Ada beberapa catatan dalam penerapan CTL sebagai suatu strategi pembelajaran, yaitu: a. CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.

16

b. CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. c. Kelas dalam pembelajar CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka dilapangan. d. Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari orang lain.

H. KELEBIHAN

DAN

KEKURANGAN

MODEL

PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL Kelebihandari pembelajaran Kontekstual adalah: a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan. b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut untuk aliran

konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun

menemukan

17

pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal. c. Kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental. d. Kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan. e. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru. f. Penerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang bermakna. Kelemahan dari pembelajaran Kontekstual adalah sebagai berikut: a. Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung. b. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif.

c. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang
18

dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ideide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategistrategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas, untuk lebih mudah memahami

tentangpembelajaran kontekstual perlu memperhatikan hal -hal berikut : 1. CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan motivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka

19

sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga Negara dan tenaga kerja. 2. Ada tujuh asas-asas dalam CTL yaitukonstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian nyata. 3. Ada 5 karakteristikmodel pembelajaran kontekstual, yakni:activing knowledge, acquiring knowledge, understanding knowledge, applying knowledge, dan reflecting knowledge. 5. Syarat berkembangnya aktif mental adalah timbulnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelehkan atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan rasa takut tersebut baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya, karena perkembangan rasa takut sangat bertentangan dengan hakekat pembelajaran PAKEM.

B. SARAN Berdasarkan pemaparan di atas sebaiknya guru dapat mengaplikasikan model pembelajaran CTL, karena model pembelajaran ini sangat baik untuk siswa dimana siswa dapat belajar lebih bermakna dengan membangun sendiri pengetahuannya melalui pengalaman yang diberikan serata dapat menerapkan semua materi yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.

20

Anda mungkin juga menyukai