Anda di halaman 1dari 8

ALIRAN ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

ABSTRAK
Filsafat selau mencerminkan watak dan mewakili kepentingan kelas tertentu.Karena itu
filsafat selalu mempunyai dan merupakan watak dari suatu kelas. Progresivisme ditampilkan
sebagai aliran filsafat pendidikan yang dapat digunakan sebagai basis epistimologi bagi
pengembangan pendidikan partisipasif, setidaknya ada beberapa alasan. Pertama, ia kurang
menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada zaman dahulu
maupun pada zaman sekarang. Kedua, inti perhatiannya pada kemajuan atau progress. Ilmu
pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang oleh progresivisme
merupakan bagian utama dari kebudayaan. Ketiga, pengalaman adalah ciri dinamika hidup.
Keempat, Progresivisme tidak cukup hanya mengakui ide-ide, teori-teori, atau cita-cita
sebagai hal yang ada, tetapi yang ada itu harus dicari artinya bagi suatu kemajuan atau
maksud-maksud baik yang lain. Kelima, progresivisme mengharuskan manusia dapat
memfungsikan jiwanya untuk membina hidup yang mempunyai banyak persoalan yang silih
berganti.

Pendahuluan
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis
dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimeneksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari
solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari
proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak
diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama
dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada
sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa
penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam,
sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang
mempertanyakan segala hal.
Mula-mula filsafat berarti sifat seseorang berusaha menjadi bijak, selanjutnya filsafat mulai
menyempit yaitu lebih menekankan pada latihan berpikir untuk memenuhi kesenangan intelektual
(intelectual curiosity), juga filsafat pada masa ini ialah menjawab pertanyaan yang tinggi yaitu
pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh sains. Secara terminologi filsafat banyak diartikan oleh para
ahli secara berbeda, perbedaan konotasi filsafat disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pandangan
hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu sendiri seperti; James melihat konotasi
filsafat sebagai kumpulan pertanyaan yang tidak pernah terjawab oleh sains secara memuaskan.
Russel melihat filsafat pada sifatnya ialah usaha menjawab, objeknya ultimate question. Phytagoras
menunjukkan filsafat sebagai perenungan tentang ketuhanan. Hasbullah Bakry (1971: 11) mengatakan
filsafat menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan
manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat
dicapai akal manusia dan bagiamana sikap manusia itu harus setelah mencapai pengetahuan itu, dan
masih banyak pendapat dari tokoh-tokoh lainnya.

ISI

A.

Aliran progressivisme
Progressivisme dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan bahwa

kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan, dan untuk
mengembangkan kepribadian manusia. Dinamakan eksperimentalisme Karena aliran tersebut
menyadari dan mempraktekkan asas eksperimen, untuk menguji suatu teori. Progressivisme
dinamakan karena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu mempengaruhi pembinaan
kepribadian (Noor Syam, 1987: 228-229).
Progressivisme dalam Pendidikan
Progressivisme merupakan aliran filsafat yang terlahir di Amerika Serikat abad ke-20.
John S. Brubacher, mengatakan bahwa filsfat progressivisme bermuara pada aliran filsafat
pragmatisme yang dikenalkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (18591952), yang menitik beratkan pada segi manfaat bagi hidup praktis.
Filsafat progressivisme sama dengan pragmatism karena dipengaruhi oleh ide-ide
dasar filsafat pragmatisma di mana telah memberikan konsep dasar dengan asas yang utama
yaitu manusia dalam hidupnya untuk tetap survive (mempertahankan hidupnya) terhadap
semua tantangan, harus pragmatis memandang sesuatu dari segi manfaatnya.
Filsafat progressivisme tidak mengakui kemutlakan kehidupan, menolak absolutisme
dan otoriterisme dalam segala bentuknya, nilai-nilai yang dianut bersifat dinamis dan selalu
mengalami perubahan, sebagaimana dikembangkan oleh Imanuel Kant, salah seorang
penyumbang

pemikir

pragmatisme-progressivisme

yang

meletakkan

dasar

dengan

penghormatan yang bebas atas martabat manusia dan martabat pribadi. Dengan demkian
filsafat progressivisme menjunjung tinggi hak asasi individu dan menjunjung tinggi akan
nilai demokratis. Sehingga progressivisme dianggap sebagai The Liberal Road of
Culture (kebebasan mutlak untuk menuju kearah kebudayaan) maksudnya nilai-nilai yang
dianut bersifat fleksibel terhadap perubahan, toleran dan terbuka (open minded).
Filsafat progressivisme menuntut kepada penganutnya untuk selalu progress (maju)
bertindak secara konstruktif, novatif dan reformatif, aktif serta dinamis. Filsafat
progressivisme menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah manusia, kekuatan yang
diwarisi manusia sejak lahir (mans natural powers). Di sini tersirat bahwa intelegensi

merupakan kemampuan problem solving dalam segala situasi baru atau yang mengandung
masalah.
Aliran filsafat progressivisme menempatkan manusia sebagai makhluk biologis yang
utuh dan menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pelaku (subjek) di dalam
hidupnya.
Aliran filsafat progressivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia
pendidikan pada abad ke-20 ini di mana telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan
kebebasan kepada anak didik. Filsafat progressivisme tidak menyetujui pendidikan yang
otoriter. Sebab pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup
sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran. Dan sekaligus mematikan daya
kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.
Filsafat progressivisme memandang tentang kebudayaan bahwa budaya sebagai hasil
budi manusia, dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak beku, melainkan
selalu berkembang dan berubah. Maka pendidikan sebagai usaha manusia yang merupakan
refleksi dari kebudayaan itu haruslah sejiwa dengan kebudayaan itu (Barnadib, 1992: 24).
Pendidikan sebagai alat untuk memproses dan merekonstruksi kebudayaan baru
haruslah dapat menciptakan situasi yang edukatif yang pada akhirnya akan dapat memberikan
warna dan corak dari output (keluaran) yang dihasilkan sehingga keluaran yang dihasilkan
(anak didik) adalah manusia-manusia yang berkualitas unggul, berkompetitif, inisiatif,
adaptip dan kreatif sanggupmenjawab tantangan zamannya.
Untuk itu sangat diperlukan kurikulum yang berpusat pada pengalaman atau
kurikulum eksperimental, yaitu kurikulum yang berpusat pada pengalaman, di mana apa yang
telah diperoleh anak didik selama di sekolah akan dapat diterapkan dalam kehidupan
nyatanya. Dengan metode pendidikan Belajar Sambil Berbuat (Learning by doing) dan
pemecahan masalah (Problem Solving) dengan langkah-langkah menghadapi prolem,
mengajukan hipotesa.

B.

Aliran Essensialisme
Essensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang

telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Essensialisme muncul pada zaman Renaisance
dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progressivisme. Perbedaannya yang utama ialah
dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas,di mana serta
terbuka untuk perubahan,toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Idealisme

dan

realisme

adalaah

aliran

filsafat

yang

membentuk

corak

essensialisme.Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsepkonsep pikir yang disebut essensialisme,karena itu timbul pada zaman itu,essensialisme
adalah konsep meletakkan sebagai ciri alam pikir modern. Realisme modern,yang menjadi
salah satu eksponen essensialisme,titik berat tinjauannya adalah mengenai alam dan dunia
fisik,sedangkan idealisme modern sebagai eksponen yang lain,pandangan-pandangannya
bersifat spiritual.
Idealisme modern mempunyai pandangan bahwa realita adalah sama dengan substansi
gagasan-gagasan (ide-ide).Dibalik dunia fenomenal ini ada jiwa yang tidak terbatas yaitu
Tuhan,yang merupakan pencipta adanya kosmos.Manusia sebagai makhluk yang berpikir
berada dalam lingkungan kekuasaan Tuhan.
Menurut pandangan ini bahwa idealisme modern merupakan suatu ide-ide atau
gagasan-gagasan manusia sebagai makhluk yang berpikir,dan semua ide yang dihasilkan diuji
dengan sumber yang ada pada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang ada dibumi dan
dilangit,setrta segala isinya.
Terdapat beberapa pendekatan realisme pada pengetahuan,yakni :
a.

Menurut Teori Asosiasionisme

Teori ilmu jiwa asosiasi dipengaruhi oleh filsafat empirisme John Locke.Pikiran atau ide-ide
serta isi jiwa adalah asosiasi unsur-unsur penginderaan dan Pengamatan.
b.

Menurut Teori Behaviorisme

Aliran ini berkwsimpulan bahwa perwujudan kehidupan mental tercermin pada tingkah
laku,sebab manusia sebagai suatu organisme adalah totalitas mekanisme biologis.Menurut

Behaviorisme,masalah pengetahuan (yang dapat ditanggap manusia) tidak dapat dipisahkan


dari proses penanaman kondisi.
a.

Menurut Teori Koneksionisme

Teori ini menyatakan semua makhluk,termasuk manusia terbentuk (tingkah lakunya) oleh
pola-pola connections between (hubungan-hubungan antara) stimulus dan respon.Di samping
koneksionisme dapat meletakkan pandangan yang lebih meningkat dari assosianisme dan
behaviorisme juga menunjukkan bahwa dalam hal belajar perasaan yang dimiliki oleh
manusia mempunyai peranan terhadap berhasil tidaknya belajar yang dilakukan.
4.

Tipe Epistimologi Realisme

Terdapat beberapa tipe epistemologi realisme.Di Amerika ada dua tipe yang utama, yaitu:
a.

Neoralisme

Secara psikologi neoralisme lebih erat dengan behaviorisme.Baginya pengetahuan


diterima,ditanggap langsung oleh pikiran dunia realita.
b.

Cretical Realisme

Aliran ini menyatakan bahwa media antara intelek dengan realita adalah seberkas
penginderaan dan pengamatan.

C.

Aliran Perennialisme

Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan
manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka
perenialisme memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau
yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya.
Dikatan bahwa pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali pada masa lampau,karena
kebudayaan yang dianggap krisis ini dapat teratasi melalui perenialisme karena ia dapat
mengarahkan

pusat

perhatiannya

pada

pendidikan

zaman

dahulu

dengan

sekarang.Perenialisme merupaka aliran filsafat yang susunannya mempunyai kesatuan,


dimana susunannya itu merupakan hasil pikiran yang memberika kemungkinan bagi seseorag
untuk bersikap yang tegas dan lurus.

Filsafat perenialisme terkenal dengan bahasa latinnya philosophia perenis. Pendiri utama dari
aliran filsafat ini adalah Aristoteles, kemudian didukung dan dilanjutkan oleh St. Thomas
Aquinas. Perenialisme memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman kuno
dan abad pertengahan perlu dijadika dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman
sekarang.
Jadi sikap untuk kembali kemasa lampau itu merupakan konsep bagi perenialisme di mana
pendidika yang ada sekarang ini perlu kembali kemasa lampau dengan berdasarkan
keyakinan bahwa kepercayaan itu berguna bagi abad sekarang.

D.

Aliran Rekonstruksionisme

Kata rekonstruksionisme dalam bahasa Inggris rekonstruct yang berarti menyusun kembali.
Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang
berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang
bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme sepaham dengan aliran perennialisme.
Walaupun demikian prinsip yang dimiliki oleh aliran rekonstruksionisme tidaklah sama
dengan prinsip yang dipegang oleh aliran perennialisme. Keduanya mempunyai misi dan cara
yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang
serasi dalam kehidupan. Aliaran perennialisme memilih cara tersendiri, yakni dengan kembali
ke alam kebudayaan lama atau dikenal dengan regressive road culture yang mereka anggap
paling ideal. Sementara itu aliran rekonstruksionisme menempuh dengan jalan berupaya
membina suatu konsensus yang paling luas dan menganai tujuan pokok dan tertinggi dalam
kehidupan manusia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatan antar
sesama manusia atau orang, yakni agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu
tatanan dan seluruh lingkunganya. Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas
penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya
pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia
melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang besar pula demi generasi sekarang
dan generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia yang baru dalam pengawasan umat
manusia.
Aliaran ini juga memiliki persipsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia
yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh

golongan tertentu. Cita-cita demokrasi yang sungguh bukan hanya teori tetapi mesti menjadi
kenyataan, sehinnga dapat diujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, maupun
meningkatkan khualitas keshatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan
masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama(kepercayaan),
dan masyarakat bersangkutan.
Neo-Thomisme memandang bahwa etika, estetika dan politik sebagai cabang dari
filsafat praktis, dalam pengertian tetap berhubungan dan berdasarkan pada prinsip-prinsip
dari praktik-praktik dalam tindakan-tindakan moral, kreasi estetika dan organisasi politik.
Aristoteles memandang bahwa kebajikan dibedakan menjadi dua macam, yakni kebajikan
intelektual dan kebajikan moral, kebajikan moral merupakan suatu kebajikan bersdasarkan
pembiasaan dan merupakan dasar dari kebijakan intelektual.

KESIMPULAN
Teori pendidikan yang dibangun dari filsafat progresivisme pada dasarnya mengutamakan
lima hal. Pertama, kurikulum hendaknya disusun berdasarkan pengalaman edukatif, eksperimental,
tersusun secara teratur dan tidak dipaksakan mengikuti selera pembuat kurikulum. Kedua, guru harus
mempunyai kelebihan dalam bidang ilmu pengetahuan dan menguasai bidang tersebut. Guru dalam
mendidik tidak boleh otoriter kepada anak didik, tetapi guru seharusnya mengarahkan bagaimana cara
belajar anak dengan baik menjalankan fungsinya sebagai penunjuk jalan. Ketiga anak didik memiliki
kesempatan untuk berkembang, aktif dan kreatif, serta mempunyai kebebasan beraktualisasi dalam
menentukan langkah mereka. Keempat, lingkungan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
menunjang keberhasilan dalam pendidikan. Kelima, dalam proses pendidikan hendaknya metode lebih
dikedepankan dari pada materi.
Pendidikan esensialisme merupakan sebuah aliran pendidikan yang tidak setuju terhadap
praktek-praktek pendidikan progressivisme, yang mengklaim bahwa pergerakan progresivisme telah
merusak standar-standar intelektual dan moral diantara kaum muda. Metode yang digunakan adalah
metode tradisional yang menekankan pada inisiatif guru, guru haruslah orang terdidik dan dapat
menguasai pengetahuan dan kelas 97
semua itu harus berada di bawah penguasaan guru. Esensialis menginginkan agar sekolah berfungsi
sebagai penyampaian warisan budaya dan sejarah yang mengandung nilai-nilai luhur para filosof
sebagai ahli pengetahuan dimana nilai-nilai kebudayaan itu masih tetap terjaga dan kekal.

DAFTAR PUSTAKA

Imam, Barnabid, Filsafat Pendidikan, Sistem Dan Metode, Yogyakarta, Andi Offset, 1988
M. Noor Syam. 1987. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Surabaya: Usaha
Nasional.

Jounal : Maruf, Ahmad, 2009, Aliran Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan Progresivisme dan
Esensialisme.Pasuruan

Anda mungkin juga menyukai