Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER KEWARGANEGARAAN

“PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI


INDONESIA”

Disusun oleh:

Kilau Diva Piani (1411621030)

Dosen Pengampu:

Karta Sasmita

PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI 2021

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seluruh dunia melakukan dan mengembangkan penddikan kearganegaraaan yang
tentunya terdiri dari berbagai macam istilah dan nama. Pendidikan kewarganegraan ini sering
disebut sebagai civic education, citizenship education dan bahkan ada yang menyebut
sebagai democracy education. Peran mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan ini adalah
sebagai mempersiapkan warganegara yang cerdas, bertanggung jawab dan berkeadaban.
Pendidikan demokrasi penting untuk pertumbuhan civic culture, Untuk keberhasilan
pengembangan dan pemeliharaan pemerintah demokrasi menurut rumusan “Civic
Internation” pada tahun 1995.
Seluruh Mahasiswa pada Perguruan Tinggi, dan jenjang pendidikan dasar, mengenah
pertama dan menengah atas harus menerima materi dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Sekolah seharusnya memberi suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai
kualitas pribadi peserta didik dan dikembangkan sebagai tatanan sosial yang kondusif.
Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu memberi
keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran demokrasi. Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian, latar
belakang lahirnya dan tujuan pendidikan kewarganegaraan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yang dibahas
dalam makalah ini, antara lain :
1. Bagaimana sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia?
2. Apa latar belakang dari adanya Pendidikan Kewargaenegaraan ?
3. Apa Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan?
4. Bagaimana Perkembngan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia?
5. Bagaimana Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan pada masa transisi
Demokrasi?
C. Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah agar dapat bermanfaat bagi pembaca dan tentunya agar
pembaca dapat mengetahui dan memahami sejarah, latar belakang, tujuan, dan
perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan dalam kemasan dan substansinya mengalami
perkembangan yang fluktuatif. Disebut fluktuatif karena substansi kurikulum PKn
yang berubah-ubah karena menyesuaikan dengan kepentingan negara. Kedudukan
pendidikan kewarganegaraan dilihat secara historis, epistemologis dan pedagogis
adalah sebagai program kurikuler dimulai dengan diintroduksikannya mata pelajaran
Civics dalam kurikulum SMA tahun 1962 yang berisikan materi tentang
pemerintahan Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 (Dept. P&K:
1962). Pada saat itu, mata pelajaran Civics atau kewarganegaraan, pada dasarnya
berisikan pengalaman belajar yang digali dan dipilih dari disiplin ilmu sejarah,
geografi, ekonomi, dan politik, pidato-pidato presiden, deklarasi hak asasi manusia,
dan pengetahuan tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa (Somantri, 1969:7). Pada
kurikulum tahun 1957 dan kurikulum tahun 1946 tidak dijumpai istilah Civicss secara
formal. Namun secara materiil dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957 terdapat
mata pelajaran tata negara dan tata hukum, dan dalam kurikulum 1946 terdapat mata
pelajaran pengetahuan umum yang di dalamnya memasukkan pengetahuan mengenai
pemerintahan.
1. Kurikulum tahun 1968 dan 1969
Istilah Pendidikan Kewargaan Negara dan Civics digunakan secara
interchangeable atau bertukar pakai. Misalnya dalam Kurikulum SD 1968
digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang dipakai sebagai nama mata
pelajaran, yang di dalamnya tercakup sejarah Indonesia, geografi Indonesia, dan
Civics (diterjemahkan sebagai pengetahuan Kewargaan Negara). Dalam
Kurikulum SMP 1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negaraan yang
berisikan sejarah Indonesia dan Konsititusi termasuk UUD 1945.
2. Kurikulum tahun 1973/1974
Pada tahun 1973/1974 Pendidikan Kewiraan dimulai sebagai kurukulum
Pendidikan nasional. Hal tersebut bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan
terhadap tanah air dalam bentuk PPBN. Hal tersebut dilaksanakan dengan dua
tahap awal yang diberikan kepada peserta didik SD sampai sekolah menengah dan
pendidikan PPBN tahap lanjut diberikan di PT dalam bentuk pendidikan
kewiraan.
3. Kurikulum tahun 1975
Terjadi perubahan istilah Pendidikan Kewargaan Negara menjadi Pendidikan
Moral Pancasila (PMP). PMP tersebut berisikan n materi Pancasila sebagaimana
diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan pengamalan Pancasila atau P4.
Perubahan ini sejalan dengan misi pendidikan yang diamanatkan oleh Tap. MPR
II / MPR / 1973. Mata pelajaran PMP ini merupakan mata pelajaran wajib untuk
SD, SMP, SMA, SPG dan sekolah Kejuruan.
4. Kurikulum PPKnn 1994
Kurikulum ini mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas dasar
rumusan butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang disaripatikan dari
P4 dan sumber resmi lainnya yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral
meluas atau Spiral of concept development (Taba, 1967). Pendekatan ini
mengarkulasikan sila-sila Pancasila dengan jabaran nilainnya untuk setiap jenjang
pendidikan dan kelas secara catur wulan dalam setiap kelas.
5. Kurikulum tahun 2004
Istilah Pendidikan Kewarganegaraan berubah nama menjadi
Kewarganegaraan seiring berlakunya Undang-undang Sistem pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 dan diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan
nama Kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004.
6. Kurikulum tahun 2006
Namanya berubah kembali menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, dimana
secara substansi tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya kewenangan
pengembangan kurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan
pendidikan, maka kurikulum tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Perubahan-perubahan istilah dan implementasi PKn seperti yang diuraikan
diatas adalah indikasi telah terjadinya ketidakajekan dalam kerangka pikir, yang
sekaligus mencerminkan telah terjadinya krisis konseptual, yang berdampak pada
terjadinya krisis operasional kurikuler secara. Konseptual istilah Pendidikan
Kewarganegaraan dapat terangkum sebagai berikut :
a. Kewarganegaraan (1956)
b. Civics (1959)
c. Kewarganegaraan (1962)
d. Pendidikan Kewarganegaraan (1968)
e. Pendidikan Moral Pancasila (1975)
f. Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994)
g. Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003)
B. Latar Belakang PKn
Pendidikan Kewarganegaraan bermulai dari perjalanan panjang sejarah Indonesia,
mulai dari perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai pada pengisian
kemerdekaan, bahkan terus berlangsung hingga zaman reformasi. Bangsa Indonesia
menanggapi kondisi perebutan dan mempertahankan kemedekaan berdasarkan nilai
nilai perjuangan bangsa yang ada dan berkembang pada masyarakat. Kesamaan nilai
nilai tersebut berlandaskan oleh jiwa, tekad dan semangat kebangsaan. Kesemuanya
itu tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penyelenggaraan Pendidikan Kewarganegaraan ini bertujuan untuk pembekalan
para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dan calon pemimpin bangsa di masa
depan dengan kesadaran bela negara serta kemampuan berpikir secara komprehensif
integral dalam rangka ketahanan nasional kesadaran bela negara ini berwujud sebagai
kerelaan dan kesadaran melakukan kelangsungan hidup bangsa melalui profesinya
kesadaran bela negara dengan demikian kesadaran bela negara mengandung arti :
a. Kecintaan kepada tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Keyakinan akan pancasila dan UUD 1945,
d. Kerelaan berkorban bagi bangsa dan negara serta
e. Sikap dan perilaku awal bela negara.
Keberangkatan proklamasi kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal 17
Agustus 1945. Kemerdekaan tersebut bukanlah perjalanan singkat tetapi
merupakan perjalanan sejarah yang panjang yang terdiri atas peperangan yang
berabad abad lamanya dalam melawan penjajahan dalam suasana perpecahan
tidak adanya semangat persatuan dan kesatuan menyebabkan lamanya dibumi
nusantara. Kebodohan dan penderitaan pada awal abad ke-20 yang ditimbulkan
akibat dari penjajahan mendorong timbulnya semangat kebangsaan kebangkitan
nasional ini ditandai dengan lahirnya gerakan Budi Utomo pada tahun 1908
peristiwa sumpah pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 oktober 1928
merupakan tonggak sejarah yang sangat penting. Sumpah tersebut merupakan
perjuangan sikap dan tekad bangsa Indonesia untuk bersatu dalam wadah negara
bangsa dan bahasa Indonesia. “Satu tanah air menunjukkan serta kesatuan
geografis satu bangsa menunjukkan satu kesatuan politikdan satu bahasa
menujukkan satu kesatuan sosial budaya” tekad ini mewujudkan perjuagan yang
akhirnya melahirkan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945.
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era
sebelum dan selama penjajahan kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era kemerdekaan menimbulkan
kondisi dan menuntut yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan
tuntutan yang berbeda indones ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan
kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang.
Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa tekad dan semangat kebangsaan.
Kesamaan itu timbul menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses
terwujudnya negara kesatuan Republik Indonesia dalam wadah nusantara.
C. Tujuan PKn
Terdapat 2 tujuan tentang Pendidika Kewarganegaraan, yaitu Tujuan Umum dan
Tujuan khusus dari pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri :
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada Mahasiswa
mengenai hubunga antara warga negara dengan negara serta PPBN agar
menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan
kewajiban secara santun, jujur dan demokrasi serta ikhlas sebagai
Warga Negara Indonesia terdidik dan bertanggung jawab.
b. Agar mahasiswa mmenguasai dan memahami berbagai masalah dasar
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat
mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang
berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan ketahanan nasional.
c. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilku yang sesuai dengan nilai-
nilai perjuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan
bangsa.
D. Perkembangan PKn di Indonesia
1. Sebelum Proklamasi Kemerdekaan
Pada jaman Hindia Belanda di kenal dengan nama “Burgerkunde”. Pada
waktu itu ada 2 buku resmi yang digunakan, yaitu :
a. Indische Burerschapkunde, buku ini berisi tentang masalah masyarakat
pribumi. Pengaruh barat, bidang sosial, ekonomi, hukum,
ketatanegaraan dan kebudayaan, masalah pertanian, masalah
perburuhan. Kaum menengah dalam industri dan perdagangan,
terbentuknya dewan rakyat, masalah pendidikan, kesehatan
masyarakat, pajak, tentara dan angkatan laut.
b. Rech en Plich (Bambang Daroeso, 1986: 8-9) karangan J.B. Vortman,
buku ini berisi tentang: Badan pribadi yang mengutarakan masyarakat
dimana kita hidup, obyek hukum dimana dib icarakan eigondom
eropah dan hak-hak atas tanah. Masalah kedaulatan raja terhadap
kewajiban-kewajiban warga negara dalam perinta Hindia Belanda.
Masalah Undang-Undang, sejarah alat pembayaran dan
kesejahteraaan. Tujuan buku tersebut adalah agar masyarakat pribumi
lebih memahami hak dan kewajibannya terhadap pemerintah Hindia
Belanda, sehingga diharapkan tidak menganggap pemerintah belanda
sebagai musuh tetapi justru memberikan dukungan dengan penuh
kesadaran dalam jangka waktu yang panjang
` Pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan yang disetujuin
Volksraad pada tahun 1932 yang menyatakan bahwa guru harus memiliki
izin. Dalam pertimbangannya adalah banyak guru sekolah partikelir
bukanlah lulusan sekolah guru, dan yang berhak mengajar hanyalah
lulusan sekolah guru. Sedangkan lewat pendidikan non-formal terutama
dilakukan oleh para tokoh pergerakan nasional yakni bung Karno dan
Bung Hatta. Pelaksanaan pendidikan politik baik yang dilakukan oleh
guru-guru sekolah partikelir maupun yang dilakukan para tokoh
pergerakan nasional, pada prinsipnya dapat di nyatakan sebagai “cikal
bakal” pendidikan politik atau PKn di Jaman Indonesia merdeka.
2. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan
Gambaran Nu’man Somantri (1976: 34-35), yakni :
a. Kewarganegaraan (1957)
Pelajaran Kewarganegaraan ini membahas tentang cara memperoleh
dan kehilangan kewarganegaraan.
b. Civics (1961)
Civics berisi tentang sejarah kebangkitan nasional. Uud, pidato-pidato
politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk “nation and
character building” Bangsa Indonesia seperti pada waktu pelaksanaan
civics di America pada tahun-tahun setelah declaration of
Independence Amerika.
c. Pendidikan Kewargaan Negara (1968)
PKn pada dasarnya adalah unsur dari PMP. PKn ini selaras dengan
diberlakukannya kurikulum 1975. Lahirnya UU no.2 Tahun 1989
tentang SPN (Sistem Pendidikan Nasional). menunjuk pasal 39 ayat 2,
yang menentukan bahwa PKn bersama dengan pendidikan Pancasila
dan Pendidikan Agama harus di muat dalam kurikulum semua jenis,
jalur dan jenjang pendidikan maka PKn akan mengalami
perkembangan lagi.
Menurut ali emran (1976: 4) isi PKn meliputi :
• Untuk SD : pengetahuan Kewargaan negara, sejarah Indonesia,
ilmu Bumi.
• Untuk SMP : Sejarah kebangsaan, kejadian setelah
kemerdekaan, UUD 1945, Pancasila, Ketetapan MPRs.
• Untuk SMA : Uraian pasal-pasal dari UUD 1945 yang
dihubungkan dengan tatanegara, sejarah, ilmu bumi dan
ekonomi.
Tahun 1970 PKn difusikan ke dalam mata pelajaran IPS.
Tahun 1972, dalam seminar di Tawangmangu Surakarta,
menetapkan istlah ilmu kewargaan Negara (IKN) sebagai
pengganti CIVICS, dan pendidikan Kewargaan Negara (PKn)
sebagai istilah civic Education. Dengan demikian, IKN lebih
bersifat teoritis dan PKn lebih bersifat praktis antara keduanya
merupakan kesatuan tak terpisahkan, karna perkembangan PKn
sangat tergantung pada perkembangan IKN.
d. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Menurut
Kurikulum 1994.
Kurikulum 1994 mengintegraiskan antara pengajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan dengan nama mata pelajaran PPKn.
D. Perkembangan PKn pada Masa Transisi Demokrasi
Perkembangan PKn pada era Orde Baru, ternyata lebih ditentukan faktor
kepentingan untuk membangun negara (state Building) ketimbang untuk membangun
bangsa (Nation Building). Hal tersebut di sebabkan karena:
1. Kemerosotan nilai estetika dan moral para penyelenggara negara yang sudah
kehilangan semangat pengabdian, pengorbanan kejujuran dan keikhlasan.
2. Hukum lebih merupakan alat kekuasaan dari pada alat keadiland an
kebenaran.
3. Fandalisme, paternalisme dan absolutism
4. Posisi dan peran ABRI lebih merupakan alat kekuasaan dari pada alat negara
untuk mengabdi kepada kepentingan rakyat.
Akibat dari kondisi kndisi siatas tersebut membuat perubahan-perubahan
kurikulum PPKn dan pelaksanaan pengajarannya di lapangan yang lebih menekankan
untuk teru mendukung status quo atau legitimasi dan pembenaran (justifikasi) berbagai
kebijakan rezim orba dari pada untuk meningkatkan pemberdayaan warga Negara dalam
berhubungan dengan negara. Di era reformasi ini tantangan PPKn semakin berat. P4
dipermasalahkan substansinya, karena tidak memberikan gambaran yang tepat tentang
nilai Pancasila sebagai satu kesatuan. Dengan adanya perubahan UU No. 2 tahun 1989
yang diubah dengan UU No. 2 tahun 2003 tidak dieksplisitkan lagi nama pendidikan
Pancasila, sehingga tinggal Pendidikan Kewarganegaraan. Begitu pula kurikulum 2004
memperkenalkan istilah Pengganti PPKn dengan kewarganegaraan/pendidikan
kewarganegaraan. Perubahan nama ini juga diikuti dengan perubahan isi PKn yang lebih
memperjelas akar keilmuan yakni politik, hukum dan moral.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah Civics tersebut secara formal tidak dijumpai dalam Kurikulum
tahun 1957 maupun dalam Kurikulum tahun 1946. Namun secara materiil
dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957 terdapat mata pelajaran tata
negara dan tata hukum, dan dalam kurikulum 1946 terdapat mata pelajaran
pengetahuan umum yang di dalamnya memasukkan pengetahuan mengenai
pemerintahan.
Latar belakang lahirnya pendidikan Kewarganegaraan berawal dari
perjalanan sejarah panjang bangsa Indonesia yang dimulai sejak dari
perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai pada pengisian
kemerdekaan, bahkan terus berlangsung hingga zaman reformasi. Kondisi
perebutan dan mempertahankan kemerdekaan itu ditanggapi oleh bangsa
indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang
senantiasa tumbuh dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi
oleh jiwa, tekad dan semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh dan
berkembang menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada
Mahasiswa mengenai hubunga antara warga negara dengan negara serta
PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

B. Saran
Sebagai warga negara yang baik dan penerus bangsa ini kita harus memahami
dan mengetahui sejarah perkembangan PKn, agar dalam melaksanakan
pendidikan tidak terjadi kesalahan. Hal ini penting karena PKn adalah
pelajaran yang diwajibkan di semua jenjang Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdiar, 2010, Pengertian, Tujuan, Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
http://abdiar.wordpress.com/2010/05/05/pengertian-tujuan-sejarah-pendidikan -
kewarganegaraan/
Raharjo, 2009. Pengertian, Tujuan, Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
http://raharjo.wordpress.com/2009/11/10/276/
Ardi. 2012, Perkembangan PKn (Pendidikan Kewarganegarana).
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/perkembangan-pkn-pendidikan.html
Widya, Ratna. 2012, Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia.
http://widoiiwidiio.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Ilham, Nurfadil. 2013, Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
http://inflifestyle.blogspot.com/2013/09/pengertian-fungsi-dan-tujuan-pendidikan.html
Sumarsono, dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai