Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 5

DISKUSI KASUS MATA KULIAH WAWASAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :

Dr. Wisnu Djatmiko, M. T.

Disusun Oleh :
Syifa Dharma Aurellia (1510521006)

Cindy Claudia (1510521011)

Devina Salwa Khoerunnisa (1510521016)

Lyvia Apriliyanti Anggraeni ( 1510521018)

Tifani Meyliana (1510521030)

D3 TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
Baca dan pelajari materi Bab 6 modul MK Wawasan Pendidikan.
Kemudian diskusikan bersama teman-teman dalam kelompok beberapa Kasus di bawah ini.

KASUS#1
Ujian Nasional (UN) telah resmi dihapuskan pada tahun 2021 melalui Surat Edaran
Mendikbud No. 1 Tahun 2021 tertanggal 1 Februari 2021. Penghapusan UN sejalan dengan
pemikiran Prof. HAR Tilaar sejak tahun 2006 karena menurut beliau UN dinilai dapat
mematikan kreativitas siswa. Beliau juga mempersoalkan tujuan dari pelaksanaan UN,
apakah menghakimi siswa atau meningkatkan mutu pendidikan nasional. Setelah UN
dihapuskan, lalu kelulusan siswa ditentukan berdasarkan penilaian sekolah dalam bentuk
portofolio evaluasi nilai rapot, yang didalamnya terdapat nilai sikap dan prestasi siswa,
penugasan, tes secara luring atau daring, dan bentuk kegiatan penilaian lain yang ditentukan
sekolah.

Berdasarkan kasus di atas:


A. Lakukan analisis KRITIK Prof. HAR Tilaar terhadap pelaksanaan UN.
Jawab : Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu momok yang mematikan
kreatifitas siswa dan menakutkan. UN seakan sebagai misteri yang pasti akan
menimpa seorang peserta didik. Menurut beliau, ujian nasional tu bisa saja perlu
diadakan mengingat luasnya wilayah Indonesia, akan tetapi fungsi dan tujuannya
bukanlah sebagai alah untuk menghakimi siswa. Ujian nasional seharusnya sebagai
wahana pemerintah untuk membantu siswa datam mengembangkan potensinya, bukan
sebagai alat mensetarakan siswa satu dengan lainnya.

B. Tuliskan saran Anda terhadap cara yang tepat untuk menentukan kelulusan seorang
siswa setelah UN dihapus dan digantikan dengan penilaian sekolah.
Jawab : Setelah UN dihapus, ada beberapa cara yang dirasa efektif untuk
menentukan kelulusan seorang siswa, yaitu :
- Tetap melakukan US (Ujian Sekolah) untuk menentukan standarisasi nilai siswa.
- Melakukan AKM (Asesmen Kompetensi Minumum) untuk peniliaian dasar untuk
mengevaluasi hasil belajar siswa.
- Menghitung jumlah niai raport siswa baik nilai akademik, sikap maupun
organisasi&ekstrakuliler

KASUS#2
Pada hakekatnya pendidikan adalah untuk menanamkan nilai-nilai yang benar kepada para
siswa sehinga terjadi perubahan pola perilaku yang baik, yang normatif, yang sesuai dengan
‘keyakinan akan sesuatu’ yang terbaik. Bila melihat tujuan dari pendidikan tersebut,
identifikasikan usaha-usaha apa saja yang dapat membantu tercapainya tujuan dari
pendidikan tersebut.
Jawab :
kebijakan bisa ditujukan untuk melihat sebab-sebab yang turut serta menyebabkan kegagalan
suatu kebijakan, atau untuk mengetahui kebijakan Pendidikan dijalankan dan meraih manfaat
yang diinginkan. Dalam Bahasa sederhana, evaluasi kebijakan pendidikan untuk menilai
“manfaat” dari kebijakan Pendidikan yang diterapkan. Atas dasar itulah, evaluasi kebijakan
Pendidikan bisa diarahkan pada tiga komponen, yaitu :
1) Administratif, yaitu mengukur prosedur kebijakan Pendidikan secara administratif,
biasanya lebih pada aspek finansial.
2) Yudisial, yaitu mengukur objek-objek hukum, yang mungkin dilanggar atau tidak di
langar.
3) Politik, yaitu mengukur pertimbangan politik dari kebijakan Pendidikan itu (Putra;
2012).
Hal senada diungkapkan, evaluasi kebijakan Pendidikan bisa dibedakan dalam dua tugas
yang Evaluasi Kebijakan Pendidikan 105 berbeda, 1) Menentukan konsekuensi yang
ditimbulkan dari kebijakan pendidikan dengan cara menggambarkan dampaknya, 2) Untuk
menilai keberhasilan atau kegagalan dari suatu kebijakan berdasarkan standard atau kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya Lester dan Stewart (2007). Hal senada dijelaskan
Subarsono (2010:120) menyebutkan bahwa evaluasi kebijakan memiliki beberapa tujuan,
yaitu :
a) Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan, dimana melalui evaluasi kebijakan, dapat
diketahui tingkat derajat keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.
b) Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Evaluasi kebijakan pendidikan dapat juga
dimaknai sebagai usaha untuk mengetahui berapa biaya dan manfaat suatu kebijakan
dengan mencermati beberapa aspek, antara lain :
a) Mengukur tingkatan keluaran (outcome) kebijakan. Salah satunya adalah megukur
kualitas pengeluaran atau output dari suatu kebijakan.
b) Mengukur dampak suatu kebijakan yang dilakukan pada tahap lebih lanjut,
evaluasi ini ditujukan untuk melihat dampak dari kebijakan, positif maupun
negative.
c) Mengetahui tingkat dan bentuk penyimpangan jika terjadi, dengan cara
membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan pencapaian target.
d) Bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan dating (Kawengian, and
Rares, (2015).
Pemahaman lebih luas dan mendalam tentang tujuan evaluasi kebijakan pendidikan, antara
lain :
1) Apakah pengaruh program terhadap masyarakat, misalnya kebijakan bantuan
operasional sekolah (BOS), pendidikan gratis, atau intervensi sosial (social
intervention) untuk menyelesaikan masalah situasi, keadaan yang dihadapi
masyarakat.
2) Apakah program kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana kebijakan.
3) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar, misalnya program BOS
mempunyai standar besarnya bantuan yang berbeda untuk setiap siswa Sekolah Dasar
dan Sekolah Menengah Pertama. Apakah penggunaan bisa 106 Analisis Kebijakan
Pendidikan dipertanggungjawabkannya, sehingga benar-benar semua standar sudah
dipenuhi dalam melaksanakan program tersebut.
4) Mengidentifikasi dan menemukan, dimensi mana program dari kebijakan yang jalan
dan sebaliknya tidak jalan.
5) Pengembangan staf pelaksana program pendidikan, apakah staf mempunyai
keterampilan dan kompetensi untuk bekerja, pelatihan apa yang segera dilakukan,
apakah para staf perlu menerima supervisi dan koreksi atas kelemahannya.
6) Memenuhi ketentuan Undang-undang dan produk peraturan lainnya
(Subarsono, 2013: 120-121). Melengkapi uraian di atas, dapat ditambahkan beberapa
tujuan evaluasi kebijakan pendidikan adalah sebagai bahan masukan (input) untuk
kebijakan yang akan datang agar dihasilkan kebijakan pendidikan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai