“PSIKOLOGI WARNA”
Dosen Pengampun :
Dra. Eti Herawati, M.Si
Kelompok 4:
1. Aini Nabila (1510521010)
2. Cindy Claudia (1510521011)
3. Sandra Astriya Rahayu (1510521014)
4. Meilly Noptriana Abigail (1510521027)
5. Tifani Meyliana (1510521030)
FAKULTAS TEKNIK
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah
yang telah dilimpahkan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul "Psikologi Warna” ini dengan tepat waktu.
Penyusunan Makalah ini merupakan tugas terstruktur dalam
pelaksanaan mata kuliah Teori Warna sekaligus sebagai wahana
pembelajaran bagi mahasiswa dalam mempelajari dan menambah wawasan
tentang Teori Warna itu sendiri.
Untuk semua hal yang terdapat di dalam makalah ini belumlah
sempurna untuk sebagai bahan pembelajaran yang sangat baik, sehingga
kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari Dosen pengajar dan rekan-
rekan mahasiswa sekalian.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan kepada
semua pihak yang memberi saran untuk memperbaiki isi makalah ini, saya
ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................
1.4 Manfaat...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi Warna............................................................
2.2 Konsep Dasar Psikologi Warna......................................................
2.3 Efek Psikologi Warna.....................................................................
2.4 Jenis dan Arti Warna Dalam Ilmu Psikologi..................................
2.5 Kombinasi Warna...........................................................................
2.6 Preferensi Warna.............................................................................
2.7 Tata Cara Memilih Warna Melalui Ilmu Psikologi Warna.............
2.8 Penerapan Psikologi Warna............................................................
1.4 Manfaat
-
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi Warna
Arti psikologi warna merupakan cabang dari ilmu psikologi yang
mempelajari tentang warna sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku
manusia. Ilmu ini mempelajari tentang pengaruh warna terhadap emosi
dan juga perilaku manusia. Semua warna memiliki efek tersendiri terhadap
psikologi seseorang, karena setiap warna memancarkan panjang
gelombang energi tertentu dan berbeda satu sama lain.
Seorang psikolog ternama dari Swiss yang bernama Carl Gustav Jung
menjadikan warna sebagai alat penting dalam psikoterapi yang dilakukan.
Carl Gustav meyakini jika setiap warna memiliki makna, potensi dan juga
kekuatan untuk mempengaruhi. Bahkan warna tersebut menghasilkan efek
tertentu pada emosi, produktivitas hingga mood.
Keempat golongan tersebut yaitu warna primer, sekunder, tersier dan juga
warna netral. Adapun yang termasuk warna primer yaitu merah, biru dan
kuning. Warna-warna dalam ilmu psikologi warna yang memiliki
kekuatan dan ciri khas serta kemudian mempengaruhi psikologi manusia
dan bisa dimanfaatkan dalam bisnis.
Warna Hangat
Anda bisa menciptakan rangsangan atau tempat yang membuat
orang menjadi memiliki selera makan. Anda bisa
mempertimbangkan penggunaan warna kuning atau oranye. Warna
ini kerap kali dihubungkan dengan makanan dan menyebabkan
perut Anda akan berbunyi karena lapar.
Warna Dingin
Warna-warna dingin dikaitkan dengan kreativitas, kedamaian dan
ketenangan. Jika Anda ingin membuat lingkungan di sekitar
menjadi suasana yang mendukung daya cipta Anda maka cobalah
menggunakan warna ungu. Sebab warna ungu merupakan
perpaduan yang baik antara warna merah dan biru yang
menghasilkan rangsangan dan ketenangan. Hal ini akan mendorong
daya cipta Anda. Warna ungu muda juga dikatakan menghasilkan
warna yang menenangkan sehingga meredakan ketegangan. Warna
ini bagus untuk rumah atau ruangan kantor.
a. Merah
Dalam psikologi warna, warna merah memiliki arti simbol keberanian,
kekuatan, melambangkan kegembiraan serta memberikan gairah dan
memberikan energi untuk melakukan suatu tindakan. Warna merah
juga dapat mengartikan sebuah kehidupan, yakni merah darah dan
kehangatan. Dalam dunia kekuasaan, warna melambangkan sebuah
kehebatan. Warna merah memiliki arti negatif, yakni identik dengan
kekerasan.
b. Orange
Warna orange merupakan perpaduan antara warna merah dan kuning.
Warna orange memberikan kehangatan dan semangat, symbol
petualangan, optimisme, kemampuan bersosialisasi dan kepercayaan
diri. Selain itu, warna orange juga memiliki arti ketenangan berkaitan
dengan suatu hubungan.
c. Kuning
Warna kuning secara psikologi memiliki arti paling bahagia yakni
kehangatan, optimisme, semangat, ceria dan rasa bahagia. Warna
kuning biasanya digunakan oleh orang yang memperoleh perhatian,
tampil di depan umum. Warna kuning merangsang aktivitas otak dan
mental serta memiliki aura yang sangat membantu dalam penalaran
secara logis dan analitis. Seseorang yang cenderung menyukai warna
kuning memiliki kepribadian yang bijak, cerdas, kreatif dan pandai
menciptakan ide yang orisinil.
d. Biru
Warna biru mampu mengatasi insomnia, kecemasan, migrain dan
tekanan darah tinggi. Sedangkan dalam bisnis, warna biru mampu
memberikan kesan professional, kepercayaan dan simbol kekuatan.
Warna biru juga dipercaya mampu merangsang kemampuan untuk
berkomunikasi dan ekspresi artistik. Warna biru juga dapat
menggambarkan seseorang yang melankolis. Warna biru tua
melambangkan nuansa ketenangan, sedangkan biru cerah digunakan
untuk melambangkan perasaan sedih, kesendirian dan refleksi dari
kesunyian.
e. Hijau
Warna hijau identik dengan warna alam. Dalam dunia psikologi, warna
hijau digunakan untuk membantu seseorang agar memiliki
kemampuan menyeimbangkan emosi dan keterbukaan dalam
berkomunikasi. Warna hijau memberikan efek relaksasi dan
ketenangan. Warna hijau dapat menunjukkan aura seseorang dengan
kepribadian plegmatis, yakni kedamaian dalam diri. Orang dengan tipe
kepribadian ini akan menjadi penengah ketika terjadi perbedaan dan
mampu menghindari konflik kepentingan.
f. Hitam
Warna hitam memiliki arti keanggunan, kemakmuran, kecanggihan
dan penuh misteri. Seseorang yang memiliki ketertarikan terhadap
warna hitam cenderung berani, menjadi pusat perhatian, ketenangan
dan dominasi, kekuatan dan cenderung membenci kepalsuan.
g. Putih
Warna putih berarti suci dan bersih. Warna putih memiliki arti
kebebasan dan keterbukaan. Dalam dunia kesehatan warna putih
memberikan kesan steril atau tidak tercampur dengan apapun. Warna
putih juga dapat digunakan untuk terapi mengurangi rasa nyeri, sakit
kepala dan mata lelah.
h. Cokelat
Warna coklat mengandung unsur tanah atau bumi. Warna Cokelat
memberi kesan hangat, nyaman dan aman. Secara psikologis, warna
cokelat memiliki arti kuat dan dapat diandalkan serta melambangkan
sebuah pondasi dan kekuatan hidup. Penggunaan warna cokelat akan
memberikan kesan canggih, mahal dan modern karena memiliki
kedekatan dengan warna emas.
i. Pink
Warna pink atau merah muda merupakan perpaduan dari warna merah
dan putih. Namun secara keseluruhan warna Pink memiliki arti yang
berbeda dengan warna dasarnya. Warna pink mempresentasikan
prinsip feminisme dan memiliki aura kelemahlembutan, peduli dan
romantis.
j. Ungu
Warna ungu melambang kan kemewahan, keanggunan dan
kebijaksanaan. Warna Ungu mampu memberikan penggambaran
dengan sifat kesenangan dan kemewahan dalam hidup.
Pada sebuah penelitian lain oleh perusahaan sepatu terkenal Nike, walau
mayoritas partisipan memilih kombinasi dari warna-warna yang secorak
dan sejenis (misalnya biru dan biru gelap) untuk desain produk, ada
sebahagian partisipan yang justru memilih kombinasi warna yang kontras.
Hal lainnya yang menonjol dari penelitian ini adalah: kebanyakan
partisipan memilih kombinasi yang terdiri dari sedikit warna saja. Ini
dapat menjadi rujukan bagi perusahaan yang bersangkutan agar
menciptakan desain produk dengan tidak terlalu banyak warna.
Nama Warna
Bukan hanya beraneka ragam warna yang dapat dipersepsikan
dengan beragam cara, ternyata cara memberi nama pada warna-
warna itu pun tak kalah pentingnya. Banyak perusahaan dan
produsen memusatkan perhatian pada menghasilkan produk
dengan beragam warna untuk menarik perhatian sebanyak
mungkin konsumen. Misalnya, perusahaan kosmetik memberi
warna pelangi pada produk eye shadow,dan juga produk cat kuku
dengan warna-warna tertentu yang disesuaikan dengan tipe orang
yang berbeda-beda. Bahkan perusahaan berkelas dunia seperti
Apple dan Dell pun memproduksi iPod dan laptop dengan
personalisasi warna demi menarik calon pembeli.
Bahkan produk yang sama dengan warna yang persis sama pun,
jika warnanya itu diberi nama yang berbeda, dapat menghasilkan
persepsi yang berbeda pula. Jika warna diberi nama yang tidak
biasa, dapat pula meningkatkan kecenderungan untuk dipilih dan
dibeli. Bisa jadi nama yang tidak biasa itu memancing
keingintahuan, ada apa di balik nama itu dan seperti apa produk
yang dimaksud. Riset membuktikan hal itu: bukan saja produk
yang warnanya memiliki nama yang tidak biasa lebih cenderung
untuk dipilih dan dibeli, tapi riset yang sama pun menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan lebih tinggi pada konsumen yang membeli
produk dengan warna bernama tidak biasa.
Nama Warna
Bukan hanya beraneka ragam warna yang dapat dipersepsikan
dengan beragam cara, ternyata cara memberi nama pada warna-
warna itu pun tak kalah pentingnya. Banyak perusahaan dan
produsen memusatkan perhatian pada menghasilkan produk
dengan beragam warna untuk menarik perhatian sebanyak
mungkin konsumen.
Misalnya, perusahaan kosmetik memberi warna pelangi pada
produk eye shadow,dan juga produk cat kuku dengan warna-warna
tertentu yang disesuaikan dengan tipe orang yang berbeda-beda.
Bahkan perusahaan berkelas dunia seperti Apple dan Dell pun
memproduksi iPod dan laptop dengan personalisasi warna demi
menarik calon pembeli. Di lain pihak, ternyata bukan semata-mata
warna itu sendiri, tetapi nama yang sengaja diberikan pada warna-
warna itu juga berpotensi menarik atau menjauhkan calon
konsumen.
Dalam suatu penelitian, partisipan ditanyakan apakah lebih
memilih produk dengan warna yang bernama generik atau biasa
(seperti coklat), atau yang memiliki warna dengan nama yang lebih
fancy, seperti mocha. Hasilnya: produk yang memiliki warna
dengan nama yang lebih fancy nampaknya lebih disukai daripada
yang memiliki warna dengan nama generik.
Bahkan produk yang sama dengan warna yang persis sama pun,
jika warnanya itu diberi nama yang berbeda, dapat menghasilkan
persepsi yang berbeda pula. Jika warna diberi nama yang tidak
biasa, dapat pula meningkatkan kecenderungan untuk dipilih dan
dibeli. Bisa jadi nama yang tidak biasa itu memancing
keingintahuan, ada apa di balik nama itu dan seperti apa produk
yang dimaksud. Riset membuktikan hal itu: bukan saja produk
yang warnanya memiliki nama yang tidak biasa lebih cenderung
untuk dipilih dan dibeli, tapi riset yang sama pun menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan lebih tinggi pada konsumen yang membeli
produk dengan warna bernama tidak biasa.
a. Menentukan Fokus
Cara memilih warna yang pertama yaitu menentukan fokus. Hal ini
cukup penting untuk diperhatikan mengingat setiap warna
menunjukkan kesan yang berbeda-beda.
Contohnya seperti warna merah melambangkan keberanian, warna
cokelat melambangkan keakraban dan sebagainya.
Maka dari itu, memiliki fokus yang jelas dalam memilih warna
mengenai bagaimana merek atau brand akan ditampilkan kepada
konsumen. Kemudian tentukan tujuan dan bagaimana brand
tersebut dikenal oleh target pasar sebelum menentukan warna apa
yang paling sesuai.
Model Umum
Model umum psikologi warna terdiri atas enam prinsip dasar, yakni:
1. Warna dapat mengandung suatu makna yang spesifik.
2. Makna suatu warna dapat dipelajari atau secara biologis sudah
terbentuk sejak awalnya.
3. Persepsi suatu warna terjadi secara otomatis oleh orang yang
mempersepsikannya.
4. Persepsi yang terjadi menghasilkan tindakan atau perilaku yang
spesifik terkait warna tersebut.
5. Pengaruh dari suatu warna biasanya terjadi secara otomatis.
6. Makna dan efek dari suatu warna memiliki keterkaitan juga dengan
konteks.
2.8 Penerapan Psikologi Warna
Terdapat beberapa Penggunaan Psikologi Warna dalam kehidupan sehari –
hari, contohnya:
PENUTUPAN
DAFTAR PUSTAKA
https://epsikologi.com/psikologi-warna/
https://idnmedis.com/psikologi-warna#:~:text=Psikologi%20warna%20adalah
%20studi%20hubungan%20warna%20dengan%20perilaku,pada%20asuhan%2C
%20lokasi%2C%20gender%2C%20dan%20bermacam%20faktor%20lain
https://dosenpsikologi.com/psikologi-warna#:~:text=Psikologi%20warna
%20merupakan%20cabang%20ilmu%20psikologi%20yang
%20mempelajari,orang%20lainnya%2C%20tergantung%20faktor%20gender%2C
%20usia%2C%20dan%20budaya