Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TERAPI SENI/ART THERAPY

Dosen Pembimbing: Sutrisno, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.K

Kelompok 4

1. Ayu Dwi Afrilisa : 20022007


2. Azter Fania : 20022008
3. Siti Meilia Maharani : 20022042

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul TERAPI SENI
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit
hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari
guru pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran


dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang teknik dokumentasi dan pelaporan. Makalah ini mungkin
kurang sempurna, untuk itu kami mengharapkritik dan saran untuk penyempurnaan
makalah ini.

Palembang,13 November 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3

BAB I.................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4

C. Tujuan....................................................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...............................................................................................................................5

A. Definisi ....................................................................................................................................

B. Penjelasan Dan Bukti Ilmiah ...................................................................................................

C. Indikasi Dan Kontraindikasi ....................................................................................................

D. Manfaat ...................................................................................................................................

E. Intervensi Dan Implementasi....................................................................................................

F. Aplikasi Dalam Penelitian .......................................................................................................

BAB III............................................................................................................................................14

PENUTUP.......................................................................................................................................14

A. Kesimpulan..........................................................................................................................14

B. Saran....................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama ini kita mengenal banyak terapi psikologi berdasar beberapa teori seperti
psikoanalisis dalam object relational therapy, ada juga cognitive behavior therapy,
Family Therapy, Interpersonal Therapy, Eksistensial Therapy, Gestalt Therapy dan
sebagainya. Namun demikian kebutuhan akan kesehatan mental menuntut berbagai
macam variasi therapy, ini kemudian memberi cela pada munculnya berbagai terapi
modern, seperti terapi bermain, terapi tawa, terapi musik, terapi menari, terapi dongeng,
Art Therapy dan sebagainya. Beberapa terapi ini sebenarnya juga merujuk pada dasar-
dasar psikologi.
Expressive and Creative Senis Therapies merupakan salah satu terapi modern yang
mulai berkembang saat ini. Art Therapy ekspresif dan kreatif merupakan teori
pendekatan umum yang secara spesifik antara lain berupa Art Therapy, musik, tari,
puisi, drama dan psikodrama yang masing-masing memiliki asosiasi dan praktek
sendiri. Tulisan ini khususnya mencoba menjabarkan lebih lanjut tentang Art Therapy
dan aplikasinya. Seni yang dianggap mampu menyentuh dan juga mengungkapkan
kompleksitas manusia, termasuk tingkat pikiran, tubuh dan jiwa. Disisi lain Seni
dipercaya dapat memberikan citra diagnostik budaya dan individu, serta memberikan
kesembuhan bagi kesehatan mental dan fisik. Studi menunjukkan bahwa upaya seni
dapat mengurangi keluhan stress dan kesehatan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh,
memberikan manfaat fisik dan psikologis, dan bahkan membantu orang-orang untuk
hidup lebih lama. Seni juga menyediakan akses ke beberapa mode intelijen, komunikasi
dan pemecahan masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi Terapi Seni ?

4
2. Penjelasan Dan Bukti Ilmiah ?
3. Indikasi Dan Kontraindikasi ?
4. Manfaat ?
5. Intervensi Dan Implementasi?
6. Aplikasi Dalam Penelitian ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Terapi Seni ?
2. Mengetahui Penjelasan Dan Bukti Ilmiah ?
3. Mengetahui Indikasi Dan Kontraindikasi ?
4. Mengetahui Manfaat?
5. Mengetahui Intervensi Dan Implementasi ?
6. Mengetahui Aplikasi Dalam Penelitian ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Terapi Seni


Terapi berasal dari kata Yunani therapia yang berarti “menjadi perhatian”.
"Terapi" yang paling umum adalah proses pengobatan suatu kondisi medis.
Sedangkan Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi
kehalusan dan keindahan. Jadi Terapi Seni/Art Terapi merupakan kombinasi antara
teknik-teknik terapi psikologis dan proses kreatif untuk meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan seseorang.(Tut Sayogya, 2013)
Terapi seni adalah salah satu kegiatan yang dapat membantu penyembuhan
dengan tenang dan tanpa tekanan, sehingga orang dapat melakukan kegiatannya
dengan cara dan waktu mereka masing-masing; merasa nyaman bahkan dapat

5
mengekspresikan suasana hatinya dengan leluasa, atau bahkan memperlihatkan
ekspresi takut dan kecemasan yang dialaminya.
Terapi seni adalah mengeksplorasi tekstur dan perabaan dari material yang
digunakan yang membantu bereksperimen dan merasakan ketenangan. Terapi seni
sering digunakan dalam praktik klinis yang secara sistematis menggambarkan proses
intervensi untuk mendeteksi evaluasi mekanisme kerja. Terapi seni sebagai terapi
psikoterapi seni yang mendukung stimulasi kognitif dan psikososial pada kelompok
intervensi. Terapi seni merupakan salah satu jenis dari berbagai jenis terapi ekspresif
melibatkan individu dalam aktivitas kreatif dalam bentuk penciptaan (karya atau
produk) seni melalui eksprolasi pikiran, persepsi, keyakinan, dan pengalaman
khususnya emosi.(Dra. Indrawati, 2023)
Art Therapy melibatkan proses dan membuat gambar (dari bentuk mentah yang
kemudian dibentuk dalam ekpresi symbol) dan menyediakan hubungan teraupetik.
Dari hubungan terapis- klien yang ekplorasi secara ekplisit dari gambar dan objek
yang dibuat oleh subjek, ini membuat terapis dapat memperoleh pemahaman diri dan
sifat, kesulitan maupun tekanan yang dialami oleh klien dengan lebih baik yang pada
gilirannya dapat mengakibatkan perubahan positif dan menetap pada diri klien,
hubungan saat ini dan kualitas kehidupan klien secara keseluruhan. Beberapa hal
perlu diperhatikan sebagai karakteristik dalam terapi seni ini. Pertama, terkait
komunikasi non verbal. Terapi ini dapat membantu klien yang tidak dapat
mengungkapkan permasalahan secara verbal, komunikasi tersebut dapat disampaikan
secara tersirat lewat rangkaian seni dalam terapi yang dilakukan. Bentuk komunikasi
ini dianggap lebih otentik dibandingkan bahasa verbal, meskipun memiliki banyak
keragaman.
Art Therapy memiliki karakteristik sebagai metapora sebagai sarana terapi.
Bersamaan dengan seni yang disalurkan dalam terapi, memungkinkan individu untuk
memunculkan dan menarik keterampilan praktis dan psikologis yang tanpa sadar
bertumbuh. Karakteristik ketiga Art Therapy dianggap sebagai orientasi hubungan.
Terapi seni bekerja dengan pertahanan karakter individu dan perlahan membantunya
untuk mencerna secara emosional sebagai dampak penuh dari komunikasi simbolik

6
sehingga muncul dalam kesadaran nyata, dalam bentuk simbolis serta bagaimana
klien dapat mewujudkannya hubungan berkelanjutan dengan orang lain. Dengan
demikian Art Therapy dapat dikatakan sebagai bentuk terapi yang melibatkan proses
seni, seperti menggambar sebagai wujud simbolis dari hubungan teraupetik untuk
membantu terapis memperoleh pemahaman diri maupun tekanan yang
dialami oleh klien.(Nurul Aiyuda, 2019)

B. Penjelasan Dan Bukti Ilmiah


a. Penjelasan
Art Therapy menggunakan seni sebagai perspektif Psikoanalitik dengan cara
membuat citra dan simbol sadar. Terapi seni adalah proses dengan menggunakan
kesadaran pribadi dan terjadi saat pasien berinteraksi selama proses berkesenian dan
individu dapat belajar dari proses tersebut. Terapi seni menjadi solusi atas gerakan
penyadaran kesehatan mental dan banyak digunakan sebagai penyelesaian konflik
emosional dengan penyaluran perasaan yang sifatnya non-verbal. Teknik terapi seni
menggabungkan pendekatan seni, desain dan beberapa ilmu terkait lainnya. Beberapa
penelitian yang menyebutkan terapi seni bisa menjadi opsi penyembuhan bagi
beberapa pasien dengan diagnosa gangguan jiwa. Salah satunya seni lukis yang
dilakukan pada RSJ Surakarta yang bertujuan untuk meningkatkan kebahagiaan
pasien rehabilitasi RSJ. Subjek penelitian tersebut adalah pasien rehabilitasi yang
berjumlah sepuluh orang. Media yang digunakan adalah totebag berwarna putih dan
beberapa pewarna kain yang dimasukan kedalam botol sehingga memudahkan para
pasien dalam memilih dan menggunakan warna. Adapun penelitian tersebut
menggunakan uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test yang
digunakan untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah kegiatan melukis. Dan
berdasarkan tes tersebut terlihat perbedaan yang signifikan antara kebahagiaan pasien
sebelum dan sesudah kegiatan melukis. Terapi seni lukis ini bermanfaat untuk
memberikan hiburan, kesenangan dan memberikan ilmu untuk bekal kepada pasien
berkegiatan diluar rumah sakit. Namberg menggambarkan metode Art Therapy ini

7
dengan: melepaskan ketidaksadaran melalui ekspresi seni secara spontan, sebagai
akar transfer hubungan antara pasien dan terapis pada dorongan asosiasi bebas yang
merujuk pada teori psikoanalisa, pengobatan tergantung pada pengembangan
hubungan yang di interpretasi pasien melalui desain simbolis, bisa juga gambar yang
dihasilkan menjadi bentuk komunikasi antara pasien dan terapis. Hal senada
diungkapkan oleh Serlin bahwa Art Therapy membawa perspektif Psikoanalitik untuk
menggunakan seni sebagai cara untuk membuat citra sadar dan symbol sadar.
Sementara Nguyen mengungkapkan bahwa terapi seni adalah proses terapi dengan
menggunakan kesadaran pribadi dan perubahan terjadi ketika pasien atau klien
berinteraksi selama proses materi seni dan ketika individu mampu belajar sesuatu
tentang diri mereka dari proses tersebut. Berbagai pendekatan teoritis dalam Art
Therapy ini sendiri termasuk psikoanalitik sendiri, pola dasar, hubungan-hubungan
objek, humanistik, kognitif-behavior, dan perkembangan. Art Therapy ini sendiri
dapat digunakan pada anak-anak, orang dewasa, kelompok maupun keluarga untuk
bekerja dengan emosi, menyelesaikan konflik dan meningkatkan kesejahteraan.
Meskipun Namberg mengadopsi terapi dari Hill, dikatakan bahwa persepsi keduanya
dalam menginterpretasikan Art Therapy, Hill merujuk pada seni sebagai terapi,
sementara Namberg mengungkapkannya sebagai bentuk penggunaan seni dalam
terapi. Waller menyebutkan dalam prakteknya saat ini, Art Therapy berkembang
dalam dua tahap parallel, pertama seni sebagai terapi dan seni psikoterapi. Seni
sebagai terapi menekannya pada penyembuhan dengan potensi seni, sedangkan seni
psikoterapi menekankan pada pentingnya hubungan terapeutik yang kuat antara
terapis seni, klien dan karya seni. Dalam prakteknya, Art Therapy melibatkan proses
dan membuat gambar (dari bentuk mentah yang kemudian dibentuk dalam ekpresi
symbol) dan menyediakan hubungan teraupetik. Dari hubungan terapisklien yang
ekplorasi secara ekplisit dari gambar dan objek yang dibuat oleh subjek, ini membuat
terapis dapat memperoleh pemahaman diri dan sifat, kesulitan maupun tekanan yang
dialami oleh klien dengan lebih baik yang pada gilirannya dapat mengakibatkan
perubahan positif dan menetap pada diri klien, hubungan saat ini dan kualitas
kehidupan klien secara keseluruhan.(Nurul Aiyuda, 2019)

8
b. Bukti Ilmiah
Bukti ilmiahnya jelas dan meyakinkan. Melihat pemandangan alam memainkan peran
penting dalam menciptakan lingkungan penyembuhan, yang dapat meningkatkan hasil
pasien. Penelitian menunjukkan bahwa seni dapat:
• Mengurangi stres dan kecemasan
• Darah rendah.
• Mengurangi kebutuhan akan obat pereda nyeri.
• Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan pasien.
• Menjadi pengalih perhatian yang positif bagi pasien, pengunjung, dan staf.(Tut
Sayogya, 2013)

C. Indikasi Dan Kontraindikasi


a. Indikasi
Art Therapy merupakan bentuk terapi yang melibatkan proses seni, seperti
menggambar sebagai wujud simbolis dari hubungan teraupetik untuk membantu
terapis memperoleh pemahaman diri maupun tekanan yang dialami oleh klien. Art
Therapy memiliki karakteristik komunikasi non verbal, metafora sebagai sarana
terapi, dan orientasi hubungan.(Gracia Veronica, 2022)
b. Kontraindikasi
Art Therapy mulai banyak diaplikasikan pada masalah klien dengan gangguan
psikologis. Misalnya, penerapan Art Therapy pada anak berkebutuhan khusus,
penerapan Art Therapy pada klien trauma, penerapan art terapi pada individu dengan
agoraphobia, penerapan Art Therapy pada pasangan, penerapan serta Art Therapy
pada gangguan kecemasan.(Gracia Veronica, 2022)

9
D. Manfaat
Art Therapy bervariasi sesuai dengan kebutuhan khusus individu dan dengan terapi
yang menangani kasusnya. Kebutuhan ini kemudian mungkin akan mengubah
perkembangan hubungan terapeutik, dalam satu proses Art Therapy mungkin
melibatkan ahli Art Therapy dengan mendorong klien untuk berbagi dan
mengeksplorasi kesulitan emosional melalui penciptaan gambar dan diskusi,
sedangkan disisi lain klien bisa diarahkan untuk memegang krayon dan membuat
tanda, hal ini dianggap mengembangkan cara-cara baru untuk memberikan bentuk
perasaan sebelumnya yang tidak bisa diekpresikan. Ada asumsi yang menyebutkan
bahwa Art Therapy secara teknis orang-orang dengan kemampuan visual seni akan
membuat penggunaan Art Therapy menjadi bermanfaat. Memang penekanan pada
kemampuan seniistik terjadi ketika seni digunakan untuk tujuan rekreasi atau
pendidikan, dan mungkin mengaburkan dalam kaitannya dengan Art Therapy, dengan
mengatakan ekspresi simbolis perasaan dan pengalaman manusia dilihat melalui
media seni. Art Therapy dapat dipraktekkan dalam berbagai bidang seperti kesehatan
mental, rehabilitasi, kesehatan, bidang pendidikan, forensik dan lainnya. Sementara
untuk kliennya sendiri memiliki format beragam misal individual, pasangan, keluarga
maupun terapi kelompok. Beberapa manfaat terapi ini antara lain yaitu :
a. Art Therapy dianggap efektif dalam memberikan pengobatan yang efektif untuk
orang-orang yang mengalami gangguan psikologis, perkembangan, kesehatan,
pendidikan sampai pada gangguan sosial.
b. Individu yang bisa menggunakan antara lain mereka yang trauma akibat
pertempuran, penyalahgunaan, dan bencana alam, orang dengan kesehatan fisik seperti
kanker, cedera otak, atau cacat kesehatan lainnya.
c. Penyandang autis, demensia, depresi, dan gangguan lainnya.
d. Terapi ini juga membantu orang menyelesaikan konflik meningkatkan keterampilan
interpersonal, mengelola perilaku bermasalah, mengurangi stress.
e. Mencapai wawasan pribadi serta memberikan kesempatan untuk
menikmati kesenangan hidup dari pembuatan seni.(Nurul Aiyuda, 2019)

10
E. Intervensi Dan Implementasi
a. Intervensi
Dalam pelaksanaan intervensi yang menggunakan Art Therapy
untuk kondisi stress akademik, komponen-komponen yang terdapat didalamnya
adalah panitia, trainer, siswa yang telah terpilih sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan, serta materi dalam bentuk powerpoint yang berisi penjelasan kegiatan.
Durasi wakttu secara keseluruhan dalam pelaksanaan kegiatan art therapy ini adalah
4 jam 30 menit. Durasi waktu dalam 4 jam 30 menit ini telah mencakup persiapan
hingga penutupan. Pembagian waktu dalam pelaksanaan intervensi ini adalah:
1. Persiapan ruang meeting = 15 menit
2. Peserta masuk ke ruang meeting dan mengisi absensi = 15 menit
3. Perkenalan dan ice breaking = 30 menit
4. Menggambar real self + sesi sharing = 45 menit
5. Menggambar ideal self + sesi sharing = 45 menit
6. Menggambar bridging + sesi sharing = 45 menit
7. Sharing Session = 45 menit
8. Post Test = 15 menit
9. Penutupan = 15 menit
Media yang digunakan dalam pelaksanaan Art Therapy di kegiatan menggambar
terdapat buku gambar A4, pensil warna, pensil, penghapus dan spidol warna. Media
yang digunakan oleh panitia serta trainer dalam menyampaikan intervensi melalui
online adalah laptop (device), kuota internet, Google Form untuk absensi dan
pelaksanaan test, serta aplikasi Zoom Meeting. Dalam pembawaan materi maupun
dalam pelaksanaan art therapy itu sendiri dibawakan oleh panitia yang bertugas
sebagai trainer yang setiap kegiatan berlangsung akan diganti (menggunakan sistem
shift). Pendanaan intervensi ini sepenuhnya didanai oleh Kemendikbud unit
Direktoat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.(Putu Eka widyawati, 2022)

11
b. Implementasi
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa implementasi art therapy efektif dalam
membantu untuk melakukan manajemen stres terhadap academic stressor yang
didapatkan selama masa sekolah melalui kegiatan menggambar dan mewarnai.
Berdasarkan hasil skoring pre-test dengan membandingkan hasil skoring post-test
partisipan program ditemukan bahwa 66,66% partisipan mengalami penurunan skor
stres akademik. Selain itu, program art therapy juga meningkatkan suasana hati
peserta sehingga mereka dapat bersemangat dan termotivasi untuk mewujudkan hal
yang ingin dicapai yang berkaitan dengan masa depan. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan referensi tambahan bagi akademisi terutama dengan peminatan
pada terapi seni serta memberikan referensi baru bagi masyarakat umum terkait
dampak positif dari implementasi terapi seni untuk menajemen stres akademik.
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu berupa:
(1) Dilakukan secara daring/online dikarenakan pandemi COVID-19 sehingga
muncul beberapa kendala seperti, gangguan sinyal dan masalah pada mikrofon,
(2) Penelitian ini hanya mengukur keberhasilan implementasi art therapy sebagai
penurun stres akademik.(Putu Eka widyawati, 2022)

F. Aplikasi Dalam Penelitian

Aplikasi Art Therapy


Beberapa aplikasi penerapan Art Therapy dalam berbagai bidang
dapat digambarkan melalui penerapan di trauma, agoraphobia,
kecemasan sampai pada tingkat konflik pasangan.(Rizky Erwanto, 2022)

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern. Menurut AATA (American Art Therapy Association), terapi seni
itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan terapeutik yang menggunakan proses
kreatif dalam lukisan untuk menambah baik dan menyempurnakan fisikal, mental dan
emosi individu dibawah semua peringkat umur. Terapi tersebut pada dasarnya
digunakan untuk melakukan intervensi baik usia anak-anak hingga dewasa tergantung
daripada kebutuhan tiap individu tersebut.
Terapi seni dipercaya bahwa pelepasan energi kreatif yang terkait dengan ekspresi
artistik dapat menyebabkan penyembuhan fisik, emosional dan spiritual. Mereka
percaya bahwa tindakan menggambar, melukis atau membuat patung membantu
pasien dengan mempromosikan kesadaran diri, mengurangi kesepian dan
memungkinkan pasien untuk mengungkapkan perasaan yang mereka tidak bisa
mengungkapkannya. Konsep pelaksanaan terapi mengacu pada latihan yang berulang
ulang. Dengan menerapkan unsur terapi dalam kegiatan melukis, pendidik dapat
mendorong pasien melukis secara berulang kali dengan nyaman melalui percakapan
tentang lukisan tersebut.

13
B. Saran
Dengan terapi seni diharapkan seorang individu yang memiliki masalah dan
membutuhkan terapi seni mampu menggabungkan proses pembuatan seni dengan
metode psikoterapi untuk meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan psikologis
individu dari segala usiayang didasarkan pada keyakinan bahwa proses kreatif yang
terlibat dalam ekspresi seni yang dapat membantu seseorang untuk mengatasi masalah
psikologis, mengembangkan keterampilan interpersonal, mengelola perilaku, dan
mengurangi stres.

DAFTAR PUSTAKA
Dra. Indrawati. (2023). Terapi Seni Dalam Psikologi Keperawatan. Repository.
https://repository.penerbiteureka.com/publications/564557/terapi-seni-dalam-
psikologi-keperawatan

Gracia Veronica. (2022). Pengaruh Seni Sulam Terapi Seni. GunaDarma.


Pengaruh+Seni+Sulam+Sebagai+Sarana+Terapi+seni+(Art+Therapy)
+pada+Penderita+Gangguan+Jiwa+Skizofrenia+di+Rumah+Berdaya,+Denpasar,
+Bali.pdf

Nurul Aiyuda. (2019). ART THERAPY. Therapy Seni.


https://ojs.diniyah.ac.id/index.php/Nathiqiyyah/article/view/56

14
Putu Eka widyawati. (2022). Implementasi art therapy. Psikologi Udayama.
file:///INetCache/IE/V261CDVS/78028-1165-317217-1-10-20221130[1].pdf

Rizky Erwanto. (2022). pengaruh art therapy menggambar. Terapi.


file://INetCache/IE/BQKLTRAW/9ba31e68bac1c928649888659f39afedd99f[1].pdf

Tut Sayogya. (2013). Creative Mind Kekuatan Visual. Elex Media Komputindo.

15

Anda mungkin juga menyukai