DOSEN PENGAJAR:
Ns. Nehru Nugroho, S.Kep.,M.Kep
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
KELAS 3B
Dian Anantya P P
Enno Tristan
Fenysha Utami
Puput Ramadhani
Resvi Zulpia
Rifana Ramadhania
Puji dan syukur kami Ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini,
Pada dasarnya makalah membahas materi tentang “Terapi Okupasi pada lansia”. Mudah-
mudahan makalah ini bisa memberikan pengetahuan yang mendalam kepada kita semua..
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang bersangkutan
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan
insyaAllah sesuai dengan yang diharapkan. Makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
memperbaiki makalah kami selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
terimakasih.
Bengkulu, September2021
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB II PELAKSANAAN........................................................................................10
2.1 Persiapan.......................................................................................................10
2.2 Metode..........................................................................................................10
2.3 Waktu...........................................................................................................11
2.4 Terminasi......................................................................................................11
2.5 Implementasi................................................................................................11
2.6 Evaluasi hasil................................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................................13
3.2 Saran……………………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Program terapi okupasi adalah bagian dari pelayanan kesehatan untuk tujuan
rehabilitasi total seseorang pasien melalui kerja sama dengan petugas lain di
dalam layanan kesehatan. Dalam pelaksanaan okupasiterapi kelihatannya akan
banyak overlapping dengan terapi lainnya, sehingga dibutuhkan adanya kerjasama
yang terkoordinir dan terpadu.
d. Bagian-bagian aktivitas
Banyaknya bagian
Rumit atau sederhana
Apakah membutuhkan pengulangan
Apakah membutuhkan perhitungan matematika
e. Persiapan pelaksanaan
Apakah harus dipersiapkan terlebih dahulu
Apakah harus ada contoh atau cukup dengan lisan
Apakah bahan telah tersedia atau harus dicari terlebih dahulu
Apakah ruangan untuk melaksanakan harus diatur
f. Pelaksanaan
Apakah dalam pelaksanaan tugas ini perlu adanya:
Konsentrasi
Ketangkasan
Rasa sosial diantara pasien
Kemampuan mengatasi masalah
Kemampuan bekerja sendiri
Toleransi terhadap frustasi
Kemampuan mengikuti instruksi
Kemampuan membuat keputusan
g. Apakah aktivitas tersebut dapat merangsang timbulnya interaksi diantara
mereka
h. Apakah aktivitas tersebut membutuhkan konsentrasi, ketangkasan,
inisiatif, penilaian, ingatan, komprehensi, dan lain-lain.
i. Apakah aktivitas tersebut melibatkan imajinasi, kreativitas, pelampiasan
emosi dan lain-lain
j. Apakah ada kontra indikasi untuk pasien tertentu. Dalam hal ini harus
bertindak hati- hati, karena dapat berbahaya bagi pasien maupun
sekelilingnya (misalnya untuk pasien dengan paranoid sangat riskan
memberikan benda tajam)
k. Yang penting lagi adalah apakah disukai oleh pasien.
2.2 Metode
Okupasiterapi dapat dilakukan baik secara individual, maupun berkelompok,
tergantung dari keadaan pasien, tujuan terapi dan lain-lain:
a. Metode individual dilakukan untuk:
Pasien baru yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak
informasi dan sekaligus untuk evaluasi pasien
Pasien yang belum dapat atau mampu untuk berinteraksi dengan
cukup baik didalam suatu kelompok sehingga dianggap akan
mengganggu kelancaran suatu kelomppok bila dia dimasukan
dalam kelompok tersebut
Pasien yang sedang menjalani latihan kerja dengan tujuan agar
terapis dapat mengevaluasi pasien lebih efektif
b. Metode kelompok dilakukan untuk:
Pasien lama atas dasar seleksi dengan masalah atau hamper
bersamaan, atau dalam melakukan suatu aktivitas untuk tujuan
tertentu bagi bebrapa pasien sekaligus.
Sebelum memulai suatu kegiatan baik secara individual maupun
kelompok maka terapis harus mempersiapkan terlebih dahulu
segala sesuatunya yang menyangkut pelaksanaan kegiatan tersebut.
Pasien juga perlu dipersiapkan dengan cara memperkenalkan
kegiatan dan menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut
sehingga dia atau mereka lebih mengerti dan berusaha untuk ikut
aktif. Jumlah anggota dalam suatu kelompok disesuaikan dengan
jenis aktivitas yang akan dilakaukan, dan kemampuan terapis
mengawasi.
2.3 Waktu
Terapi okupasi dilakukan antara 1 – 2 jam setiap session baik yang individu
maupun kelompok setiap hari, dua kali atau tiga kali seminggu tergantung tujuan
terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas, dan sebagainya. Ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu ½ - 1 jam untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan dan 1 – 1 ½ jam
untuk diskusi. Dalam diskusi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan kegiatan
tersebut, antara lain kesulitan yang dihadapi, kesan mengarahkan diskusi tersebut
kearah yang sesuai dengan tujuan terapi.
2.4 Terminasi
Keikutsertaan seseorang pasien dalam kegiatan terapi okupasi dapat diakhiri
dengan dasar bahwa pasien :
Dianggap telah mampu mengatsi persolannya
Dianggap tidak akan berkembang lagi
Dianggap perlu mengikuti program lainnya sebelum okupasiterapi
2.5 Implementasi
Pertahankan tingkat fungsional klien untuk melakukan aktivitas hidup
sehari – hari.
Tingkatkan keseimbangan antara istiraha dan aktivitas
Bantu klien untuk berwaspada, gunakan petunjuk dan penguatan yang
positif
Pertahankan keadaan fisik yang seimbang
Pertahankan diet yang seimbang dan pastikan asupan cairan yang
adekuat
Membuat persediaan oto dan kondisi tubuh umumnya, berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Pertahankan hubungan sosial yang baik
Hindari atau batasi situasi yang memalukan secara social dukung dan
jaga martabat pasien.
Kurangi stimulasi lingkungan bila klien cemas.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas klien meliputi nama umur jenis kelamin suku bangsa atau latar belakang
kebudayaan satu sipil pendidikan pekerjaan dan alamat.
2. Keluhan utama
Keluhan utama atau sebab utama yang menyebabkan kalian datang berobat.
3. Pemeriksaan fisik
Kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia tekanan darah menurun
takikardi febris berat badan menurun karena nafsu makan yang menurun dan tidak
mau makan.
4. Spiritual
Keyakinan kalian terhadap agama dan keyakinan masih kuat tetapi tidak atau
kurang mampu dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
5. Status mental
Penampilan kalian tidak rapi dan tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri,
pembicaraan keras, cepat dan koheren, aktivitas motorik dan perubahan monotorik
dapat dimanifestasikan adanya peningkatan kegiatan motorik, gelisa, implusif.
6. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan skrining yang tepat, seperti
geriatric depression scale
7. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.Lakukan observasi langsung
terhadap :
a. Perilaku. Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan
aktivitas hidup sehari-hari? Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat
diterima secara sosial? Apakah klien sering mengluyur dan mondar¬mandir?
Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau perseveration phenomena?
b. Afek. Apakah kilen menunjukkan ansietas? Labilitas emosi? Depresi atau apatis?
lritabilitas? Curiga? Tidak berdaya? Frustasi?
c. Respon kognitif. Bagaimana tingakat orientasi klien? Apakah klien mengalami
kehilangan ingatan tentang hal¬hal yang baru saja atau yang sudah lama terjadi?
Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau mengabstrakan? Kurang mampu
membuat penilaian? Terbukti mengalami afasia, agnosia, atau, apraksia?
I.Luangkan waktu bersama pemberi asuhan atau keluarga
a. Identifikasi pemberian asuhan primer dan tentukan berapa lama ia sudah menjadi
pemberi asuhan dikeluarga tersebut
b. ldentifikasi sistem pendukung yang ada bagi pemberi asuhan dan anggota keluarga
yang lain.
c. Identifikasi pengetahuan dasar tentang perawatan klien dan sumber daya komunitas
(catat hal-hal yang perlu diajarkan).
d. Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi keluarga.
e. Identilikasi kekhawatiran tertentu tentang klien dan kekhawatiran pemberi asuhan
tentang dirinya sendiri.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan kognitif, depresi, ansietas berat
(kecemasan)
2. Gangguan Pola Tidur b.d Kurang Kontrol Tidur
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN RASIONAL
(Standar Luaran Keperawatan (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/
Indonesia / SLKI ) SIKI )
1. Gangguan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI : Terapi Aktifitas
gangguan kognitif, depresi, ansietas selama ..1. x .24.. jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan:
berat (kecemasan) SLKI : mobilitas fisik Observasi
1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
dipertahankan di level ..... 2. Identifikasi kemampuan berpatisipasi
ditingkatkan ke level ..... dalam aktivitas tertentu
1:Menurun 3. Identifikasi sumber daya untuk aktifitas
2: Cukup menurun yang di inginkan
3. Sedang. 4. Monitor respon emosional, fisik, sosial,
4. Cukup meningkat dan spiritual
5. Meningkat Teraupeutik
1. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan
Dengan Kriteria hasil: tujuan aktivitasyang konsisten sesuai
1. Pergerakan ekstremitas kemampuan fisik,psikologis,dan sosial
2. Kekuatan otot 2. Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai
3. Nyeri usia
4. Kecemasan 3. Fasilitasi transportasi untuk menghindari
aktivitas,jika sesuai
4. Libatkan dalam permainan kelompok
yang tidak kompetitif,terstruktur,dan
aktif
Edukasi
1. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang
dipilih
2. Anjurkan melakukan aktivitas
fisik,social,spiritual,dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan kesehatan
3. Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok atau terapi,jika sesuai
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam
merencanakan dan memonitor program
aktivitas,jika sesuai
INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN RASIONAL
(Standar Luaran Keperawatan (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/
Indonesia / SLKI ) SIKI )
2. Gangguan pola tidur b.d kurang Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI : Reduksi Ansietas
kontrol tidur selama ..1. x .24.. jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan:
SLKI : Tingkat Depresi Observasi
1. Identifikasi saat tingkat ansietas
dipertahankan di level ..... berubah(mis,kondisi,waktu,stressor)
ditingkatkan ke level ..... 2. Identifikasi kemampuan mengambil
1:Menurun keputusan
2: Cukup menurun 3. Monitor tanda-tanda ansietas(verbal dan
3. Sedang. nonverbal)
4. Cukup meningkat Teraupeutik
5. Meningkat 1. Pahami situasi yang membuat ansietas
2. Dengarkan dengan penuh perhatian
Dengan Kriteria hasil: 3. Gunakan pendekatan yang tenang dan
1. Minat beraktivitas meyakinkan
2. Aktivitas sehari-hari 4. Motiviasi mengidentifikasi situasi yang
3. Konsentrasi memicu kecemasan
4. Harga diri Edukasi
1. Jelaskan prosedur ,termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara factual mengenai
diagnosis,pengobatan,dan prognosis
3. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
4. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
5. Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
6. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas,jika perlu
RENCANA KEGIATAN
PELAKSANAAN
1. Tahap Persiapan
Tahap dari persiapan ini adalah pembuatan pre-planning, persiapan tempat dan alat-
alat lainnya yang disiapkan oleh anggota kelompok sesuai dengan tugasnya masing
masing. Pemberitahuan program kegitan senam lansia filakukan pada hari Minggu, 26
September 2021, di Kota Bengkulu
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan kegiatan
b. Struktur kepanitiaan
c. Rangkaian kegiatan
1) Pembukaan
2) Acara inti
3) Penutup
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tentang materi terapi okupasi diatas dapat kami simpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
Pengertian : terapi okapasi adalah usaha penyembuhan melalui
kesibukan atau pekerjaan tertentu.
Sasaran : Pemulihan, pengembangan, pemeliharaan fisik,
intelektual, sosial, dan emosi.
Fisik : Kecepatan bergerak dan kekuatan pemeliharaan daerah
gerak sendi kontrol otot
Intelektual : Menyelesaikan masalah yang dihadapi meningkatkan daya
kreativitas, integrasi antara otot dan pengetahuan pasien, ekspresi perasaan
klien.
Sosial dan Emosi : Peningkatan hubungan yang sehat di dalam
kelompok. Menjalankan aturan main dalam kelompok, memimpin dan
mengikuti kepemimpinan orang lain.
Tujuan : terapi okupasi tidak hanya sebatas aktivitas fisik, tetapi
mencakup pengembangan intelektual, social, emosi, maupun kreatifitas.
Diversional : Terapi okupasi dapat di gunakan untuk mengalihkan
perhatian agar tidak terjadi neorosis ( kegagalan individu memecahkan
masalah atau tuntutan dimasyarakat yang membuatnya terganggu dalam
pemeliharaan maupun penyesuaian diri ) Pemulihan
Fungsional : Membuat persediaan otot, dan kondisi tubuh umumnya
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidup. Latihan dan
Prefokasional. : Memberi peluang persiapan menghadapi tugas, pekerjaan atau profesi
yang sesuai dengan kondisinya.
3.2 Saran
a. Bagi keluarga klien
Berikan dukungan dan support dalam terapi okupasi kepada klien
Dapatkan tim yang jelas tentang tujuan dan tindakan terapi dari tim
kesehatan
Kenali gejala-gejala yang timbul dan segera memerlukan perawatan
b. Bagi perawat atau tim medis
Berikan informasi yang jelas kepada keluarga maupun klien tentang
tujuan dan tindakan yang akan di lakukan.
Berikan penyuluhan mengenai penyebab, gejala, pengobatan dan
pencegahan.
DAFTAR PUSTAKA