Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang askep hepatitis dengan baik.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya dosen pembimbing kami yang telah membimbing kami hingga
terselesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini.Dan semoga makalah
ini bisa berguna bagi kami dan pembaca.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
D. Metode penulisan..........................................................................................................
E. Sistematika penulisan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Pengertian .....................................................................................................................
B. Anatomi Fisiologi..........................................................................................................
C. Manifestasi Klinis..........................................................................................................
D. Etiolosi...........................................................................................................................
E. Patofisiologi...................................................................................................................
F. Klasifikasi .....................................................................................................................
G. Komplikasi ....................................................................................................................
H. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS..........................
A. Identitas Klien................................................................................................................
B. Keluhan Utama..............................................................................................................
C. Riwayat Kesehatan Sekarang........................................................................................
D. Riwayat Kesehatan Dahulu...........................................................................................
E. Riwayat Kesehatan Keluarga.........................................................................................
F. Riwayat Pola Kebiasaan................................................................................................
G. Pengkajian Fisik............................................................................................................
H. Riwayat Psikososial Dan Spiritual................................................................................
I. Data Penunjang..............................................................................................................
J. Penatalaksanaan ............................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang
penyebarannya luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi
pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen
penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV),
Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E
(HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda
antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang
mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga
keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan
HBV (Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama
yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini
dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A
atau B melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan
non-B (NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990).
Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang
pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted)
atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral
(Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley, 1990; Centers
for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH
sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990;
Purcell, 1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel
virus yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi
Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa
HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting
tidak hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini
menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat
dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan
cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara
dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease
Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya
dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas
akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan
dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penyakit Hepatitis ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi Hepar ?
3. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Hepatitis ?
4. Apa etiologi dari penyakit Hepatitis ?
5. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Hepatitis ?
6. Bagaimana klasifikasi dari penyakit Hepatitis ?
7. Apa saja komplikasi dari penyakit Hepatitis ?
8. Apa saja pemeriksaan diagnostic dari penyakit Hepatitis ?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hepatitis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian penyakit Hepatitis
2. Mengetahui anatomi dan fisiologi dari Hepar
3. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit Hepatitis
4. Mengetahui etiologi dari penyakit Hepatitis
5. Mengetahui patofisiologi dari penyakit Hepatitis
6. Mengetahui klasifikasi dari penyakit Hepatitis
7. Mengetahui komplikasi dari penyakit Hepatitis
8. Mengetaui pemeriksaan diagnostic dari penyakit Hepatitis
9. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hepatitis
D. Metode Penulisan
Makalah ini bersumber dari berbagai macam referensi baik dari buku
maupun internet.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS
BAB IV KESIMPULAN
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena
toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan
keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis virus akut meupakan penyakit infeksi yang penyebarannya
luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hati dgn
memberikan gambaran klinis yang mirip yang dapat berfariasi dari
keadaan subklinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang fatal.
(Sylvia A. price, 1995; 439).
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-
obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
B. Anatomi Fisiologi
Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah
tulang iga kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin
(Chandrasoma, 2006). Hati merupakan kelenjar tubuh yang paling besar
dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri dari dua lobus utama, kanan
dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior, lobus
kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum
Falsiformis (Noer, 2002).
Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan
heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus
mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang
disebut sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai
pertahanan hati (Price, 2006). Sistem biliaris dimulai dari kanalikulus
biliaris, yang merupakan saluran kecil dilapisi oleh mikrovili kompleks di
sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris membentuk duktus biliaris
intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus biliaris di dalam traktus
porta (Chandrasoma, 2006)
Fungsi dasar hati dibagi menjadi :
a. Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu
Hal ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu mengalirkan,
kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus
sesuai yang dibutuhkan. Hati mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap
hari. unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu
fosfolipid, kolesterol dan pigmen empedu (terutama bilirubin
terkonjugasi). Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi
lemak dalam usus halus. Oleh bakteri usus halus sebagian besar garam
empedu direabsorbsi dalam ileum, mengalami sirkulasi ke hati, kemudian
mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun bilirubin (pigmen
empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak
mempunyai peran aktif, ia penting sebagai indikator penyakit hati dan
saluran empedu, karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan
yang berhubungan dengannya.
b. Fungsi Metabolik
Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat
tersebut di atas dikirim melalui vena porta setelah diabsorbsi oleh usus.
Monosaksarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan di simpan
dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini mensuplai glukosa
secara konstan ke darah (glikogenesis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan unuk menghasilkan
panas atau tenaga (energi) dan sisanya diubah menjadi glikogen, disimpan
dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subcutan.
Hati juga mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak
(glukoneogenesis).
Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein
plasma, kecuali globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah
albumin yang diperlukan untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid,
fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang lain.
c. Fungsi Pertahanan Tubuh
Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan, dimana
fungsi detoksifikasi oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi,
reduksi, hidrolisis atau konjugasi zat yang memungkinkan membahayakan
dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif. Fungsi
perlindungan dimana yang berperanan penting adalah sel kuffer yang
berfungsi sebagai sistem endoteal yang berkemampuan memfagositosis
dan juga menghasilkan immunolobulin.
d. Fungsi Vaskuler Hati
Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui
sinusoid hati, seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke
vena hepatika untuk selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior.
Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira 350 cc darah.
Darah arterial ini akan masuk dan bercampur dengan darah portal. Pada
orang dewasa jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500 cc
tiap menit.
C. Manifestasi Klinis
Terdapat tiga stadium :
1. Stadium pre ikterik
Berlangsung selama 4 – 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan
atas, urine lebih coklat.
2. Stadium ikterik
yang berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada
sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi
pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna
kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)
Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi.
Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu
pada akhir bulan kedua. Karena penyebab yang biasa berbeda.
D. Etiologi
1. Virus.
2. Bakteri (salmonella typhi).
3. Obat-obatan.
4. Racun (hepatotoxic).
5. Alcohol.
E. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-
bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini
unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis
dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang
menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan
oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu
timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus
hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan
regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin
indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin
direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena
kesukaran dalam pengangkutan
, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan
kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
F. Klasifikasi
Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo
Nucleic Acid) dan DNA (Deoksi Nucleic Acid).
1. HepatitisA/Hepatitis infeksius
Sering kali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan
gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu,
rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan
hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan terutama melalui
kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk atau makanan yang
tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang
terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda
dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke
hepatitis kronik. Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan
buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang
setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya
terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan
selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang
panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika
dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi
tertular hepatitis A.
2. HepatitisB/hepatitis serum
Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang
disebut partikel dane. Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan
antigen permukaan yang telah diketahui secara rinci dapat
diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan lab.hepatitis B
memiliki masa tunas yang lama, antara 1 – 7 bulan dengan awitan
rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit
hepatitis B akan mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami
peradangan hati selama lebih dari 6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis
A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah,
mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum
suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan
manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta
imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang
diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan
efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang
merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang
yang mempunyai banyak pasangan seksual.
3. Hepatitis C
Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus
RNA tersebut sama dengan hepatitis B dan terutama ditularkan
melalui transfusi darah dikalangan penduduk amerika serikat sebelum
ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam semen dan sekresi
vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari pembawa
hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C berkisar
dari 15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari. Karena gejalanya
cenderung lebih ringan dari hepatitis B, invidu mugkin tidak
menyadari mereka mengidap infeksi serius sehingga tidak datang ke
pelayanan kesehatan. Antibody terhadap virus hepatitis C dan virus itu
sendiri dapat di deteksi dalam darah, sehingga penapisan donor darah
efektif. Adanya antibody terhadap virus hepatitis C tidak berarti
stadium kronis tidak terjadi saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.
4. Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang
unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan
virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik
dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat
muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
agen hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis
Fulminan, kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan
dengan menghindari virus hepatitis B.
5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan
melalui ingesti air yang tercemar. Gejala mirip hepatitis A, demam
pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang
akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada
kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan
melalui air yang terkontaminasi feces.
G. Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah
perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan
ini dikenal sebagai hepatitis kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien
hepatitis virus akan mengalami kekambuhan setelah serangan awal yang
dapat dihubungkan dengan alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan
setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien akan mengalami
hepatitis agresif atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti
digerogoti (picce meal). Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis
yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.
Penyakit hepatitis kadang-kadang dapat timbul sebagai komplikasi
leptospirosis, sifilis, tuberculosis, toksoplasmosis, dan amebiasis, yang
kesemuanya peka terhadap pengobatan khusus. Penyebab noninfeksiosa
meliputi penyumbatan empedu, sirosis empedu primer, keracunan obat,
dan reaksi hipersensitivitas obat. Komplikasi akibat hepatitis A hampir
tidak ada, keculai pada para lansia atau seseorang yang memang sudah
mengidap penyakit kronis hati atau sirosis.
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang
disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan
stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati
yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada alkoholik.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) Urobilirubin direk
2) bilirubun serum total
3) bilirubin urine
4) urobilinogen urine
5) urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
1) protein totel serum
2) albumin serum
3) globulin serum
4) HbsAG
c. Waktu protombin
1) Respon waktu protombin terhadap vitamin K
2) Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
3) AST atau SGOT
4) ALT atau SGPT
5) LDH
6) Amonia serum
d. Radiologi
1) foto rontgen abdomen
2) pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose
bengal yang berlabel radioaktif
3) kolestogram dan kalangiogram
4) arteriografi pembuluh darah seliaka
e. Pemeriksaan tambahan
1) Laparoskopi
2) biopsi hati
Invasi virus
(Hepatitis A) (Hepatitis B)
Terganggu
steroid terganggu
empedu
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn CR
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : petani
1. Keluhan utama dan penyerta saat dikaji : nyeri tekan pada kuadran atas
abdomen
2. Keadaan Umum : lemah, lesu
3. Kesadaran : menurun GCS :-
Tekanan Darah :120/80 mmhg Frekuensi Nafas: 20 kali/menit
Frek. Nadi :92 kali /menit Temperatur :36,7 ˚C
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang pernah diderita : klien belum pernah menderita
penyakit ini sebelumnya
2. Riwayat dirawat, Penyakit : sebelumnya klien pernah dirawat 4
hari di rs bontang kemudian dirujuk ke rs labung baji
Tempat & Waktu
3. Riwayat Operasi, jenis operasi : Klien pernah di operasi dengan keluhan
batu ginjal -/
Tempat & Waktu : 8 yang lalu tahun
4. Riwayat Merokok (jenis & lama) : merokok aktif sejak 30 tahun yang
lalu
5. Riwayat Narkoba (jenis & lama) :-
6. Riwayat Alkohol (jenis & lama) : mengkonsumsi alcohol sejak 10
tahun yang lalu ( 3-4 botol/ hari)
7. Riwayat Alergi (jenis & gejala) :-
Ket :
- Pada Generasi I , kakek dan nenek klien sudah meninggal, penyebab kematian
tidak diketahui
- Pada Generasi II, kedua orangtua klien juga sudah meninggal, penyebab kematian
tidak diketahui
- Klien berada pada Generasi III, anak terakhir dari 9 bersaudara. Kakak klien yang
ke-1 s.d. ke-7 sudah meninggal (penyebab tidak diketahui). Tidak ada yang
menderita penyakit yang sama dengan klien. Klien sudah berkeluarga dan
mempunyai anak 4 orang. Klien tinggal bersama istri dank e-4 orang anaknya
1. KEBUTUHAN OKSIGENISASI
3. KEBUTUHAN ELIMINASI
a. ELIMINASI B.A.K
Frekuensi BAK/hari 4-6 x sehari 4-6 x sehari
Warna urine
Kuning Kuning,
Bau urine kadang sepert
Khas amoniak teh
Jumlah Urine
Khas amoniak
b. Eliminasi B.A.B 1x sehari
Frekuensi BAB Kuning 1x sehari
Warna Feces
Khas feaces Kuning
Bau Feces
Lembek Khas feaces
Konsistensi Feces
Keluhan/Gangguan BAB Lembek
Penggunaan Laxatif
5. KEBUTUHAN AKTIVITAS/MOBILISASI
2. Sistem penglihatan
a. Posisi mata : mata kanan dan kiri tampak simetris
b. Kelopak mata :baik
c. Pergerakan bola mata : baik
d. Konjungtiva : ananemis
e. Kornea :-
f. Sclera : ikterik
g. Pupil : isokhor
h. Otot-otot mata :-
i. Fungsi penglihatan : klien bisa membaca papan nama perawat
dengan jarak
: -/+ 30 cm
j. Tanda-tanda radang :-
k. Pemakaian kaca mata :-
l. Pemakaian lensa kontak :-
m. Reaksi terhadap cahaya : bereaksi
3. Sistem pendengaran
a. Daun telinga : simetris
b. Kondisi telinga tengah : ada serumen
c. Cairan dari telinga : keras
d. Perasaan penuh di telinga : tidak ada
e. Tinnitus :-
f. Fungsi pendengaran : baik
g. Gangguan keseimbangan : tidak ada
h. Pemakaian alat bantu : -
4. System pernafasan
a. Jalan nafas : efektif
b. Pernafasan : baik
c. Penggunaan otot bantu pernafasan : -
d. Retraksi dinding dada :-
e. Frekuensi :-
f. Irama :-
g. Jenis pernafasan :-
h. Kedalaman :-
i. Batuk : tidak
j. Sputum : tidak
k. Batuk darah : tidak
l. Suara nafas : baik
m. Mengi :-
n. Wheezing :-
5. System kardiovaskuler
a. Sirkulasi peripher
- Frekuensi Nadi : : 20 kali /menit irama : - Kekuatan
:-
- Tekanan darah : 120/80 mmhg
- Distensi vena jugularis : Kanan :
Kiri :
9. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid :-
Luka ganggren :-
10. Sistem urogenital
Perubahan pola kemih : tidak
B.A.K : normal
Warna : normal
Skala nyeri :-
Tekstur : tebal
Kebersihan : bersih
12. Sistem muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : sulit
Fraktur :tidak
ANALISA DATA
Tn CR 67 tahun
RUANGAN : NO.REG
II flamboyant
nosiseptor terangsang
Invasi virus
DS :
- klien megatakan
tidak terlalu Gangguan metabolisme GI
mengerti tentang
kondisi penyakitnya
DO :
- klien sering
bertanya- tanya Anoreksia, mual, vomitus
tentang kondisi
penyakitnya
- klien gelisah
Gangguan nutrisi
Kurang pengetahuan
Perubahan status kesehatan tentang kondisi, prognosis
dan kebutuhan pengobatan
b.d. tidak mengenal
sumber informasi
3
Kurang informasi
Kesalahan interpretasi
Kurang pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RUANGAN : NO.REG :
…………………………… ……………………………
NO. TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
MASALAH MUNCUL
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diare berhubungan dengan inflamasi Setelah dilakukan intervensi keperawatan NIC: manajemen diare
gastrointestinal selama 3 x 24 jam, diharapkan pasien: .......................................................................
RUANGAN : ……………………………
HARI/TANGGAL : …………………………….
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
.................................................................................. ....... 1. menganjurkan kepada pasien untuk menghindari makanan pedas yang S: klien mengatakan setelah mengindari makanan padas
............................................................................ ............. menimbulkan gas dalam perut perutnya terasa lebih baik dan tidak berasa ada gas
...................................................................... ................... hasil :klien mengindari makanan pedas agar tidak menimbulkan
O : ekspresi wajahnya terlihat lebih baik dari sebelumnya
................................................................ ......................... gas dalam perut
.......................................................... ............................... Pasien terlihat lebih tenang
.................................................... .....................................
............................................................................................................................... A : masalh teratasi
.............................................. ...........................................
...............................................................................................................................
........................................ ................................................. P: intervensi dilanjutkan
.................................. ....................................................... ............................................................................................................................... ................................................................................... ................
............................ ............................................................. ............................................................................................................................... ................................................................. ..................................
...................... ................................................................... ............................................................................................................................... ............................................... ....................................................
................ ......................................................................... ............................................................................................................................... ............................. ......................................................................
.......... ............................................................................... ............................................................................................................................... ........... ................................................................................... ....
.... ................................................................................... . ............................................................................................................................... ............................................................................. ......................
.................................................................................. ....... ............................................................................................................................... ........................................................... ........................................
............................................................................ ............. ............................................................................................................................... ......................................... ..........................................................
...................................................................... ................... ............................................................................................................................... ....................... ............................................................................
................................................................ ......................... ............................................................................................................................... ..... ................................................................................... ..........
.......................................................... ............................... ............................................................................................................................... ....................................................................... ............................
.................................................... ..................................... ............................................................................................................................... ..................................................... ..............................................
.............................................. ........................................... ............................................................................................................................... ................................... ................................................................
........................................ ................................................. ............................................................................................................................... ................. .................................................................................
.................................. ....................................................... ............................................................................................................................... ................................................................................... ................
............................ ............................................................................................................................... ................................................................. ..................................
............................................................................................................................... ............................................... ....................................................
..................................................................................
............................................................................................................................... ............................. ......................................................................
............................................................................................................................... ...........
...............................................................................................................................
...................................................................................
..............................................................................................................................
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan
peradangan pada hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga
alcohol dan juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-
anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang terkandung
dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan
kebersihan sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh.
B. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam
pemilihan makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya
kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat menyebabkan penyakit
hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat waktu
untuk mencegah terjadinya hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Endy, M. Clevo, and T. H. Margareth. "Asuhan Keperawatan Medikal Bedah."
Yogjakarta: Nuha Medika (2002).
Mary Baradero, S. P. C., et al. "Klien Gangguan Hati Seri Asuhan Keperawatan."
EGC, 2008.