DASAR
“KEBUTUHAN OKSIGENASI”
DISUSUN OLEH :
1. SOFYAN SYAHRO ROMADHAN
2. HANISYAH HERTI DWISARI
3. VESKA SARI
4. DIAN ANANTYA PARAMITA PUTRI
5. RESVI ZULPIA
6. WIDYA ANDRIANI
7. TIARA ANUGRA
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebutuhan Oksigenasi”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar. Di samping
itu, penulis juga berharap makalah ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang
pengetahuan berbagai pihak khususnya para mahasiswa.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin Ya Rabbal Alamin.
penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul.............................................................................................................
Kata pengantar............................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................
D. Manfaat..................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................
BAB V PENUTUP.....................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian oksigenasi?
2. Apa tujuan oksigenasi?
3. Bagaimana proses oksigenasi?
4. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen?
5. Apa sajakah alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi?
6. Bagaimana prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen?
7. Apa sajakah hal yang perlu diperhatikan mengenai oksigenasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian oksigenasi.
2. Untuk mengetahui tujuan oksigenasi.
3. Untuk mengetahui proses oksigenasi.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.
5. Untuk mengetahui alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi.
6. Untuk mengetahui prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen.
7. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai oksigenasi.
D. Manfaat
1. Memahami pengertian oksigenasi.
2. Memahami tujuan oksigenasi.
3. Memahami proses oksigenasi.
4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.
4
5. Mengetahui alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi.
6. Memahami prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen.
7. Memahami hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai oksigenasi
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Oksigenasi
B. Tujuan Oksigenasi
C. Proses Oksigenasi
1. Oksigenasi Eksternal
Oksigenasi/ pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu
pada keseluruhan pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel
tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni
ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen dan karbon
dioksida.
1) Ventilasi pulmoner. Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru-
paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara
lingkungan eksternal dan alveolus. Prosesn ventilasi ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu jalan napas yang bersih, sistem saraf pusat dan
sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengembang
dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yang adekuat.
2) Pertukaran gas alveolar. Setelah oksigen memasuki alveolus, proses
pernapasan berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh
darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari area
berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau
bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran
kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan
gas.
3) Transpor oksigen dan karbon dioksida. Tahap ketiga pada proses
pernapasa adalah transpor gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen
6
diangkut dari paru-paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut
dari jaringan kembali menuju paru.
a. Transpor O2. Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru.
Normalnya, sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan
hemoglobin dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk
oksihemoglobin (HbO2), dan sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini
dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah O2 yang masuk ke paru) dan perfusi
(aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah yang membawa
oksigen dipengaruhi oleh jumlah O2 dalam plasma, jumlah hemoglobin
(Hb), dan ikatan O2 dengen Hb.
b. Transpor CO2. Karbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terus-
menerus diproduksi dan diangkut menuju paru dalam tiga cara: (1)
sebagian besar karbon dioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah
−¿ ¿
dalam bentuk bikarbonat ( HCO3 ); (2) sebanyak 23% karbon dioksida
berikatan dengan hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin ( HbCO2
); dan (3) sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma
dan dalam bentuk asam karbonat.
2. Oksigenasi Internal
7
c. Hipovolemia. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah
akibat kehilangan cairan ekstraseluler yang berlebihan (misalnya pada
penderita shock atau dehidrasi berat).
d. Peningkatan laju metabolik. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan
demam yang terus menerus yang mengakibatkan peningkatan laju
metabolik. Akibatnya, tubuh mulai memecah persediaan protein dan
menyebabkan penurunan massa otot.
e. Kondisi lainnya. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada
seperti kehamilan, obesitas, abnormalitas muskuloskeletal (misalnya pectus
excavatum dan kifosis), trauma, penyakit otot, penyakit susunan saraf,
gangguan saraf pusat, dan penyakit kronis.
2. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat, sistem pernaqpasan dapat menyediakan kadar oksigen
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit
tertentu, proses oksigenasi tersebut dapat terhamba sehingga dapat
mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi tersebut antara
lain gangguan pada sistem pernapasan dan kardiovaskular, penyakit kronis,
penyakit obstruksi pernapasan atas, dll.
3. Faktor Perkembangan
Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi
sistem pernapaan individu.
a. Bayi prematur. Bayi yang lahir prematur beresiko menderita penyakit
membran hialin yang ditandai dengan berkembangnya membran serupa
hialin yang membatasi ujung saluran pernapasan. Kondisi ini disebabkan
oleh produksi surfaktan yang masih sedikit karena kemampuan paru dalam
menyintesis surfaktan baru berkembang pada trimester akhir.
b. Bayi dan anak-anak. Kelompok usa ini beresiko mengalami infeksi saluran
napas atas, seperti faringitis, influenza, tonsilitis, dan aspirasi benda asing
(misalnya makanan, permen, dll).
c. Anak usia sekolah dan remaja. Kelompok usia ini beresiko mengalami
infeksi saluran napas akut akibat kebiasaan buruk, seperti merkokok.
d. Dewasa muda dan parubaya. Kondisi stres, kebiasaan merokok, diet yang
tidak sehat, kurang berolahraga, merupakan faktor yang dapat meningkatan
resiko penyakit jantung dan paru pada kelompok usia ini.
e. Lansia. Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan
pada fungsi normal pernapasan, seperti penurunan elastisitas paru, pelebaran
alveolus, dilatasi saluran bronkus, dan kifosis tulang belakang yang
menghambat ekspansi paru sehingga berpengaruh pada penurunan kadar
O2.
4. Faktor Perilaku
Perilaku keseharian individu dapat berpengaruh terhadap fungsi
pernapasannya. Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi
8
emosional, dan penggunaan zat-zat tertentu secara tidak langsung akan
berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
a. Nutrisi. Kondisi berat badan berlebih atau obesitas dapat menghambat
eskpansi paru, sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan
otot pernapasan yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
b. Olahraga. Latihan fisik akan meningkatkan aktifitas metabolik, denyut
jantung, dan kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan
kebutuhan oksigen.
c. Ketergantungan zat adiktif. Penggunaan alkohol dan obat-obat berlebihan
dapat mengganggu proses oksigenasi. Hal ini terjadi karena: (1) alkohol dan
obat-obatan dapat menekan pusat pernapasan dan susunan saraf pusat
sehingga mengakibatkan penurunan laju dan kedalaman pernapasan. ; (2)
penggunaan narkotika dan analgesik terutama morfin dan meperidin, dapat
mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan kedalaman
pernapasan.
d. Emosi. Perasaan takut, cemas, dan marah yang tidak terkontrol akan
merangsang aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan peningkatan
denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen
meningkat. Selain itu, kecemasan juga dapat meningkatkan laju dan
kedalaman pernapasan.
e. Gaya hidup. Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
oksigen seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi
perifer dan penyakit jantung. Selain itu, nikotin yang terkandung dalam
rokok mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner..
5. Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan, seperti ketinggian, suhu serta polusi udara dapat
memengaruhi proses oksigenasi.
a. Suhu. Faktor suhu (panas atau dingin) dapat berpengaruh terhadap afinitas
atau kekuatan ikatan Hb dan O2. Dengan kata lain, suhu lingkungan juga
bisa memengaruhi kebutuhan oksigen seseorang.
b. Ketinggian. Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan
udara sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang
tinggal di dataran yang tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi
pernapasan dan denyut jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan
terjadi peningkatan tekanan oksigen.
c. Polusi. Polusi udara seperti asap atau debu sering kali menyebabkan sakit
kepala, pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain
pada orang yang menghisapnya. Para pekerja di pabrik abses atau bedak
tabur beresiko tinggi menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat
berbahaya.
2. Humidifier : Alat untuk menambah jumlah uap air di udara dalam suatu
ruangan atau aliran udara.alat ini berisi air DTT / Aquades.
3. Tabung Oksigen : Sebuah alat bantu yang berisi gas oksigen dan diberikan
untuk mereka yang sedang mengalami gangguan pernafasan akibat penyakit
tertentu.
5. Nasal Kanula : Alat yang dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6 liter
per menit dan kosentrasi oksigen sebesar 24% - 44%. Alat ini memberikan
oksigen langsung ke hidung melalu 2 cabang kecil, karena digunakan di
dalam dan pediatrik pasien dewasa sama sebagai suatu jenis dukungan
pernafasan.
DRAINASE POSTURAL
10
Perlengkapan:
Prosedur:
11
TERAPI OKSIGEN
Terapi oksigen diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan ventilasi pada
seluruh area paru, pasien dengan gangguan pertukaran gas, serta mereka yang
mengalami gagal jantung dan membutuhkan terapi oksigen guna mencegah
hipoksia.
12
Prosedur
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kanula hidung kepada klien.
b. Cuci tangan.
c. Sambungkan kanula pada set oksigen dan sesuaikan flowmwter.
d. Cek apakah oksigen keluar melalui saluran nasal, apakah timbul
gelembung pada humidifer, atau apakah slang oksigen terlipat.
e. Letakkan cabang kanula atau outlet pada lubang hidung. Atur slang
dengan cara melingkarannya di kepala atau menyelipkan pada daun
telinga.
f. Anjurkan klien untuk bernapas melalui hidung dengan mulut tertutup.
g. Cuci tangan.
h. Catat respons klien pada catatan perawatan.
i. Angkat dan bersihkan slang dan lubang hidung setiap 8 jam.
Prosedur
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan masker pada klien.
b. Cuci tangan.
c. Sambungkan masker dengan set oksigen.
d. Letakkan masker wajah, di atas hidung dan mulut. Gunakan tali elastis agar
masker tidak lepas.
e. Gunakan bantalan elastis untuk mengurangi iritasi pada telinga dan
belakang kepala.
f. Cuci tangan.
g. Jika oksigen diberikan tterus-menerus, lepaskan masker dan keringkan kulit
setiap 2-3 jam.
h. Kaji atau observasi respons klien terhadap pemberian terapi oksigen.
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Pasien tn . Ahmad S. Berusia 70 tahun masul RSUD Arga Makmur ruang Raflesia
pada tanggal 27 April 2021 pukul 07.45 setelah melakukan pmeriksaan diagnosa utama pasin
adalah pola napas tidak efektif . Tn A bekerja sebagai petani yang bertempat tinggal di Desa
Pagar Bayu dengan suku bangsa Rejang. Orang terdekat pasien adalah istri pasien.
Pada saat dilakukan pengkajian Tn. A mengeluh nyeri pada uluh hati,dada terasa ssak
dan tidak nafsu makan serta sering BAB. Pasien mengatakan faktor pencetus dari keluhannya
yaitu saat ingin tidur tiba – tiba sakit perut dan sesak napas dan timbulnya keluhan yaitu
malam hari sebelum datang kerumah sakit, pasien juga mengatakan merasakan sakit sejak 2
minggu yang lalu dan hanya periksa ke tenaga kesehatan setempat.
Keaadaan umum pasien baik, dan kesadarannya composmetis dengan Tekanan darah
120/80 mmHg, Frek nadi. 84 x/ menit, P = 20 X/m S = 36,5 C, pasien mngatakan seblumnya
pernah menderita kencing batu 10 tahun lalu ,sering dirawat di RS dengan Dx CHF
1. Leukosit = 6.900 µl
2. Eritrosit = 4,4µl
3. Trombosit = 182.000µl
4. Haemoglobin = 13,9 gr/dl
5. Haematokrit = 39 gr/dl
14
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia/Tanggal lahir : 70 tahun/ 1 Agustus 1950
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pekerjaan : Petani
Alamat : Pagar Banyu
B. KELUHAN UTAMA
Hari/Tanggal/Jam MRS : Selasa / 27 April 2021 /______________
1. Keluhan utama MRS :
Pasien mengatakan terasa nyeri pada ulu hati, dada terasa sesak, dan tidak
nafsu makan dan sering BAB.
15
Pasien mengatakan perutnya masih terasa sakit dan masih sering BAB. Pasien juga
mengatakan nafasnya sesak. Namun, sesaknya berkurang setelah diberikan oksigen
melalui nasal kanul sebanyak 2 L.
16
17
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : UMUR : …………………………….
……………………………
RUANGAN : NO.REG : ……………………………
……………………………
DO:
Pasien tampak
batuk-batuk
Pola napas pasien
tampak tidak
teratur
pasien tampak
bernafas
menggunakan otot
bantu pernapasan
TTV :
TD : 120/80mmhg
N :84x/m
P : 26x/m
S : 36,5°c
DO
Pasien tampak
lemah
Pasien tampak
batuk batuk
Bunyi napas pasien
terdengar ronchi
TTV :
TD : 120/80 mmHg,
N : 84x/menit,
P : 26x/menit,
S : 36,5℃
18
PERENCANAAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Tn.As UMUR : 70 tahun
RUANGAN ; raflesia NO.REG :
S: 13.00 wib S:
- Pasien mengatakan masih - Memonitor kondisi oksigen - Kondisi oksigen terpasang - Pasien mengatakan dapat bernapas
sulit bernapas - Mengatur posisi fowler - Pasien nyaman degan posisi fowler dengan baik setelah melakukan Teknik
- Pasien mengatakan masih - Memasang perlak dan - Perlak dan bengkok dipangkuan batuk efektif
terasa sedikit sesak bengkook di pangkuan pasien pasien - Pasien mengatakan sudah tidak sesak lagi
O: - Mengajarkan cara batuk efektif - Pasien mengikuti instruksi belajar O:
- Pasien bernapas - Mengobservasi kemampuan cara batuk efektif - Pasien tampak bernapas dengan baik
menggunakan cuping batuk efektif - Kemampuan batuk efektif pasien - Secret pasien dapat keluar setelah batuk
hidung baik - Wajah pasien tampak tidak pucat lagi
- Pasien masih terlihat batuk - TTV
- TTV : TD : 120/80 mmHg
TD : 120/70 mmHg N : 82x/menit
N : 80x/menit P : 22x/menit
P : 24x/menit S : 36,6℃
S : 36,6℃
A : Batuk tidak efektif A : masalah teratasi
P : Lanjutkan intervesi P : intervensi dihentikan
1
BAB VI
EVALUASI
1. Ketidakefektifan pola napas b/d hambatan upaya napas
Dalam asuhan keperawatan setelah diberikan Intervensi keperawatan selama 2 x 24
jam, diharapkan pasien mampu menunjukkan peningkatan pola nafas dengan kriteria
hasil dispnea menurun, penggunaan otot bantu nafas dan pernafasan cuping hidung
menurun. Masalah ini terataasi dibuktikn dengan perubahan pola napas yang
membaik, pasien tidak lagi menggunakan otot bantu pernapasan dan pernapasan
cuping hifung dengan frekuensi napas 22x/menit.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d secret yang tertahan
Dalam asuhan keperawatan setelah diberikan Intervensi keperawatan selama 1 x 24
jam, diharapkan pasien mampu menunjukkan peningkatan pada Bersihan jalan napas
pasien yang semkain membaik dengan kriteria hasil frekuensi napas, ortopnea, sulit
bicara, sianosis. Masalah ini teratasi dibuktikan dengan frekuensi napas membaik dari
26x/menit hingga mencapai 22x/menit, pasien dapat diajak bebicara dan merespon
lawan bicara dengan baik serta secret mampu keluar dengan Teknik batuk efektif
yang telah diajarkan
2
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, dapat disimpulkan beberapa hal
mengenai pemenuhan kebutuhan oksigen, yaitu sebagai berikut:
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau
sel. Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri
atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan
saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-
paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan
oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan
transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri
dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah
kebutuhan oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian
oksigen, dan fisioterapi dada.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari makalah ini, dapat penulis merekomendasikan
beberapa saran, yaitu sebagai berikut:
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan
sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah
tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang membaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
3
DAFTAR PUSTAKA