Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Sistem Pernapasan Pada Manusia”

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Nadia Fitjatul Muslima (221186206155)


2. Indah Juniati (221186206172)
3. Lalan Aulia Janurani (221186206162)
4. Dessy Saniati (221186206141)
5. Ayi Wismalina Agustin (221186206152)
6. Khoirur Roihan (221186206159)

Dosen Pengampu:
Sundahry, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
T.A 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Sistem
Pernapasan Pada Manusia”.Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata
Kuliah Konsep Dasar IPA, karya tulis ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan
bagi pembaca dan pendengar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibuk Sundahry,
M.Pd. yang sudah mempercayakan tugas ini kepada penulis, sehingga sagat membantu
penulis untuk memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang sedang ditekuni. Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya kepada
penulis, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat waktu. Penulis berharap dengan
membaca makalah ini dapat memberi informasi bagi kita semua, dalam hal ini dapat
menambah wawasan kita khususunya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan sara yang membangun demi
perbaikan makalah ini menuju arah yang lebih baik.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bungo, 19 November 2022

Kelompok 1

2
Daftar isi
Sampul dan judul makalah.......................................................................................................... 1

Kata pengantar............................................................................................................................ 2

Daftar isi...................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang......................................................................................................... 4


1.2. Rumusan masalahan................................................................................................. 4
1.3. Tujuan...................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Pernapasan .................................................................................. 6
2.2. Alat-alat pada sistem pernapasan manusia .............................................................. 7
2.3. Mekanisme Pernapasan manusia .............................................................................. 12
2.4. Frekuensi Pernapasan manusia ................................................................................. 13
2.5. Gangguan pada sistem pernapasan manusia ............................................................. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ciri makhluk hidup adalah dengan bernapas, semua makhluk hidup
melakukan proses ini, demikian juga manusia. Pernapasan merupakan rangkaian proses
sejak pengambilan udara dan gas. Penggunaannya untuk memecah zat, mengeluarkan gas
yang dihasilkan dari sisa metabolisme, dan memanfaatkan energi yang dihasilkan.
Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara mengandung
berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2) dan Karbon dioksida (CO2).
Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh, oksigen masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan. Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO 2) yang
dikeluarkan dari dalam tubuh.
Pernapasan makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan secara langsung
dan tidak langsung. Pernapasan secara langsung terjadi pada organ pernapasan khusus,
sedangkan pernapasan tidak langsung terjadi jika belum ada organ pernapasan khusus.
Pernapasan manusia dan sebagian besar makhluk hidup dan vertebrata lainnya, termasuk
pernapasan tidak langsung, artimya udara pernapasan yang diperlukan tubuh, tidak
langsung masuk ke dalam sel melalui permukaan tubuh, tetapi melalui selaput tipis yang
terdapat di dalam saluran pernapasan, yaitu gelembung paru-paru. Pentingnya untuk
mempelajari sistem pernapasan manusia terkait dengan organ pernapasannya, prosesnya
dan gangguan yang harus dihindari untuk menjaga sistem pernapasan. Pada makalah ini,
akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem pernapasan manusia tentang proses, alat, dan
beberapa hal yang mempengaruhinya.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang pembuatan makalah ini, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan respirasi ?
2. Apakah alat-alat pernapasan pada manusia ?

4
3. Bagaimana mekanisme pernapasan pada manusia ?
4. Apa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia ?
5. Apa saja gangguan pernapasan pada manusia ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian sistem pernapasan pada manusia
2. Untuk mengetahui alat-alat sistem pernapasan manusia
3. Untuk mengetahui mekanisme pernapasan pada manusia
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi frekuensi pada pernapasan manusia
5. Untuk mengetahui gangguan – gangguan pada sistem pernapasan manusia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sistem pernapasan


Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari
pengambilanoksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon
dioksida kelingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
 Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
 Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan
dengandua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
 Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
 Tulang rusuk terangkat ke atas
 Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.

2. Respirasi / Pernapasan Perut


 Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
 Diafragma datar
 Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada
mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.

Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan
tubuhbekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali
dan bisasampai 10 hingga 15 kali lipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus,
hemoglobin akanmengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil

6
tekanan udara.Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg
dengan 19 ccoksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40
milimeter air raksadengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang
lebih sebanyak 200cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbon dioksida /
CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paru-paru dengan bantuan
darah.

Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :


 Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
 Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
 Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
 Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

2.2 Alat – alat pada sistem pernapasan manusia


Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen
danmengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses
pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan
energy.
Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:

1. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)


Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung
berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dankelenjar
keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk
lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapatkonka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yangmasuk. Di
sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dualubang yang
disebut choanae.

7
Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir
yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.

2. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2
saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings) pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya
pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetar dan terdengar sebagai suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran


pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun
demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak
terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk
dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang
dengung(resonansi) untuk suara percakapan.

3. Batang Tenggorokan (Trakea)


Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh

8
cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam
rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di
dalam paru- paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat
kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut
gelembung paru-paru (alveolus).

4. Pangkal Tenggorokan (laring)


Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada
diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring
disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring.
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis
pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring.
Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya
udara. Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun.
Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu
menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas
katu membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila
ada udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.

5. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan
bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah
kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi
menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga
bronkus.

9
lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau
alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah
dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus
adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.

6. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi
oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-
paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan
paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua
selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-
paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada
yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru
tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya
mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-
cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada dinding
duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus.

10
7. Pangkal Tenggorokan (laring)
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada
diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring
disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring.
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis
pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring.
Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya
udara. Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun.
Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu
menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas
katu membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila
ada udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.

8. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan
bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah
kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi
menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga
bronkus.
lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi
dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru
atau alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah
dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus
adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.

11
2.3 Mekanisme Pernapasan manusia
Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas pernapasan
dada dan pernapasan perut.
a. Sistem Pernapasan dada
Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas kontraksi
dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernapasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu :
 Tahap inspirasi, yaitu kondisi dimana otot antar tulang rusuk berkontraksi
sehingga tulang rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru
mengembang. Hal ini mengakibatkan tekanan udara didalam rongga dada lebih
keci dari tekanan atmosfer sehingga udara yang kaya akan oksigen terhisap masuk
ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan.
 Tahap ekspirasi, tahap ekspirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi dimana
otot antar tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali mengecil
dam paru-paru mengempis. Kondisi ini menyebabkan tekanan rongga dada
meningkat dan lebih tinggi dari tekana atmosfer sehingga udara dalam paru-paru
mengalir keluar melalui saluran pernapasan.

b. Sistem pernapasan perut


Sistem pernapasan perut adalah sistem pernapasan yang bergantung pada aktivitas
diafragma. Pernapasan perut juga dibedakan menjadi dua tahap yaitu :
 Tahap inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi, sehingga rongga
dada membesar dan paru-paru mengembang, tekana udara turun sehingga udara dari
luar dapat masuk kedalam paru-paru melalui saluran pernapasan.
 Tahap ekspirasi adalah kodisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot dinding
perut berkontraksi sehingga otot diafragma kembali ke posisi semula. Akibatnya
rongga dada mengecil, paru-paru mengempis.

2.4 Frekuensi pernapasan manusia


Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15 – 18 tiap menit.

12
Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah sebagai berikut :

a. Umur
Semakin bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan
menjadi semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang dibutuhkan lebih sedikit
dibandingkan pada saat usia pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan relatif lebih
sedikit.

b. Jenis Kelamin
Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu, laki-
laki memerlukan oksigen yang lebih banyak daripada perempuan.

c. Suhu tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36 – 37 0C karena
manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju
metabolismenya, sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat.

d. Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat
berdiri, otot akan berkontraksi sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan laju
pernapasan pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk.

2.5 Gangguan-gangguan pada sistem pernapasan manusia


Ada beberapa jenis gangguan pada sistem pernapasan manusia yang harus kamu
ketahui, yakni:

1. Asma
2. Tuberculosis (TBC)
3. Asfiksi
4. Asidosis
5. Adenoid
6. Pneumonia
7. Difteri

13
8. Emfisema
9. Bronkitis

Berikut penjelasannya:

1. Asma

Asma atau sesak napas merupakan penyakit yang banyak dialami manusia. Asma adalah
penyakit akibat adanya penyempitan pada saluran napas. Itu terjadi karena otot polos
pembentuk dinding saluran terus berkontraksi. Sehingga menyebabkan gangguan atau
kekurangan hormon adrenalin. Asma bisa disebabkan oleh alergi pada debu, bulu atau asap
rokok. Masuknya alergi itu akan memicu tubuh untuk menghasilkan senyawa kimia, seperti
prostaglandun dan histamin. Senyawa kimia itulah yang dapat memicu penyempitan
saluran pada saluran pernapasan. Biasanya penderita asma sulit untuk bernapas menghirup
oksigen. Dada terasa sakit, mengalami batuk, napas pendek atau napas berbunyi. Sehingga
bagi penderita asma sebaiknya menghindari keadaan atau benda-benda yang bisa memicu
asma. Kemudian harus segera ditangani agar tidak semakin parah.

2. Tuberculosis (TBC)

TBC merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium


tuberculoso. Selain menginfeksi paru-paru, bakteri tersebut juga menginfeksi bagian tubuh
klain. Saat bakteri masuk ke dalam paru-paru, bakteri akan menyebabkan infeksi dan
memicu sistem imun untuk bergerak menuju area yang terinfeksi dam segera memakan
bakteri tersebut agar tidak menyebar luas. Saat sistem imun lemah, maka bakteri dapat
masuk ke dalam peredaran darah dan sistem limfa untuk menginfeksi organ lain. Sistem
limfa adalah suatu sistem sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di
dalam tubuh. Penderita TBC, biasanya mudah lelah, berat badan turun drastis, lesu, hilang
nafsu makan. Berkeringat dingin di malam hari, sulit bernapas, dan batuk berdarah.

14
3. Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan akibat
tenggelam, pneumonia, tersendak makanan keracunan CO. Dilansir Encyclopaedia
Britannica (2015), asfiksi merupakan kegagalan atau proses pernapasan yang disebabkan
oleh kekurangan oksigen di otak. Bahkan ketidaksadaran yang terjadi bisa menyebabkan
kematian. Asfiksi bisa disebabkan oleh cidera atau terhambatnya jalur pernapasan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dengan cepat dan efesien dengan Cardiopulmonary
resuscitation (CPR). CPR adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang
mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR untuk membangun kembali
pernapasan normal.

4. Asidosis
Asidosis adalah akibat peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam
darah. Ada dua jenis asidosis utama, yakni asidosis respiratorik dan asidosis metabolik.
Asidosis respiratorik disebabkan oleh akesresi karbon dioksida yang kuat dari paru-paru.
Sementara asidosis metabolik terjadi ketika asam diproduksi dalam tubuh lebih cepat
daripada yang di ekskresi oleh ginjal.

5. Adenoid
Penyakit itu terjadi adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar
limfa dan pembengkakan di tekak (amandel). Adenoid bagian dari sistem limfati, seperti
amandel yang bertugas untuk membersihkan infeksi dan menjaga keseimbangan cairan
tubuh. Adenoid biasanya membesar di awal masa kecil. Infeksi pada anak-anak dapat
menyebabkan pembengkakan dan peradangan kelenjar gondok dan bisa membesar
permanen. Jika adenoid membesar akan menghambat pernapasan melalui hidung dan
menganggu saluran sinus.

6. Pneumonia
Pneumonia adalah radang paru-paru akibat infeksi bakteri Diplococcus pneumonia.
Paru-paru pada penderita terdapat cairan yang kental. Cairan tersebut dapat menganggu

15
pertukaran gas pada paru-paru. Itu menyebabkan oksigen yang diserap oleh darah menjadi
kurang. Pneumonia dapat menular melalui udara saat penderita batuk dan bersin. Gejala
pneumonia yakni demam, batuk berdahak, tidak enak badan, sakit pada bagian dada, dan
sering kesulitan bernapas. Untuk penanganan pneumonia dengan memberikan antibiotik,
oabt pembuat saluran napas menjadi longgar, terapi oksigen, dan penyedotan cairan dalam
paru-paru.

7. Difteri
Difteri merupakan penyumbatan faring atau laring oleh lendir akibat infeksi bakteri
Corynebacterium diphteriae. Biasanya di saluran pernapasan atas, dan gejala yang lebih
umum akibat penyebaran bakteri toksin ke seluurh tubuh. Difteri merupakan penyakit
menular disebagian besar dunia hingga akhir abad ke-19. Ketika kejadian di Eropa dan
Amerika Utara mulai menurun dan berkurang adanya langkah-langkah imunisasi. Gejala-
gejala disteri biasanya, demam, kelelehan, kedinginan, dan sakit tenggorokan ringan.

8. Emfisema
Emfisema adalah menggelumbungnya paru-paru akibat perluasan alveolus berlebihan.
Akibatnya permukaan yang tersedia untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara
yang dihurup dan darah yang melintas paru-paru berkurang. Gejala emfisema biasanya
sesak napas, batuk. Jika menderita emfisema berat akan kesulitan bernapas. Itu
menyebabkan penurunan asupan oksigen.

9. Bronkitis
Bronkitis merupakan penyakit yang disebabkan adanya peradangan pada selaput lendir,
selaput bronkila dan trakea. Itu disebabkan oleh virus. Gangguan tersebut akan membuat
saluran udara di dalam paru-paru akan membengkak dan selanjutnya terisi dengan lendir
yang akan menyumbat bronkus. Penderita bronkitis biasanya akan mengalami dada nyeri,
batuk, dan sesak napas.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen ( O2 ) dari udara oleh
organism hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolism yang akan menghasilkan
karbondioksida (CO2 ) yang harus dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Alat
pernafasan setiap makhluk tidaklah sama, pada hewan invertebratea memiliki alat
pernafasan dan mekanisme pernafasan yang berbeda dengan hewan vertebrata.
Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolism
khususnya produksi atau perubahan energy kimia yang terikat dalam materi organic
menjadi energy siap pakai (ATP) dalam sel. Secara khusus organ respirasi merupakan
media pertukaran O2 dan CO2 dari dalam dan luar tubuh. Udara dari atmosfer masuk ke
dalam tubuh dengan perantara alat pernapasan tertentu. Selanjutnya oksigen yang
diperlukan untuk proses pernapasan masuk ke dalam sel-sel darah kapiler menuju ke sel-
sel jaringan tubuh dengan bantuan sistem transpor.
Pernapasan ada dua jenis yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan
dada terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk terangkat,
akibatnya volume rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada membuat tekanan
dalam dada mengecil dan paru-paru mengembang. Padas saat paru-paru mengembang,
tekanan udara diluar lebih besar daripada di dalam paru-paru, akibatnya udara masuk.
Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk turun. Akibatnya,
volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya pun naik. Pada keadaan ini
paru-paru mengempis sehingga udara kelurar. Pada pernapasan perut terjadi karena karena
gerakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi, rongga dada membersar dan paru-
paru mengembang. Akibatnya, udara masuk ke dalam paru-paru. Saat otot diafragma
relaksasi, diafragma kembali ke keadaaan semula. Saat itu rongga dada menyempit,
mengorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya udara dari paru-paru akan keluar.

17
Daftar Pustaka

1. Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure. Respiratory
Physiology & Neurobiology, 163(1-3), pp.214-221.
2. Lesauskaite, V. and Ebejer, M. (1999). Age-related changes in the respiratory system.
Maltese Medical Journal, 11(1), p.25.
3. Majumder, N. (2015). Physiology of Respiration. IOSR Journal of Sports and Physical
Education, 2(3), pp.16-17.
4. Patwa, A. and Shah, A. (2015). Anatomy and physiology of respiratory system relevant to
anaesthesia. Indian Journal of Anaesthesia, 59(9), p.533.
5. Srinivas, P. (2012). Steady State and Stability Analysis of Respiratory Control System
using Labview. International Journal of Control Theory and Computer Modeling, 2(6),
pp.13-23.
6. White, S., Danowitz, M. and Solounias, N. (2016). Embryology and evolutionary history
of the respiratory tract. Edorium Journal of Anatomy and Embryology, 3, pp.54-62.
7. Mitrouska, I., Klimathianaki, M. and Siafakas, N. (2004). Effects of Pleural Effusion on
Respiratory Function. Canadian Respiratory Journal, 11(7), pp.499-503.
8. Kelly, F. (2014). Influence of Air Pollution on Respiratory Disease. European Medical
Journal, 2, pp.96-103.
9. Kennedy, J. (2012). Clinical Anatomy Series‐ Lower Respiratory Tract Anatomy.
Scottish Universities Medical Journal., 1(2), pp.174‐179.
10. Fikriyah, S. and Febrijanto, Y. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra. Jurnal STIKES, 5(1), pp.99-108.

18
19

Anda mungkin juga menyukai