Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP DAN TUGAS PERKEMBANGAN BERDASARKAN


TAHAPAN PERKEMBANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

PERKEMBANGAN PESSERTA DIDIK

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Huswatul Hasanah (211014286206133)

2. Isfalara (211014286206103)

3. Juliana Safitri (211014286206105)

Dosen Pembimbing :

Reni Guswita, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka
menyelesaikan tugas dari dosen kami Reni Guswita, M.Pd selaku dosen
Perkembangan Peserta Didik.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempuraan
makalah ini.

Muara Bungo, 28 Oktber 2022

Penulis,

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1 Definisi perkembangan peserta didik................................................... 2
2.2 Proses Perkembangan Peserta Didik .................................................... 4
2.3 Faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik ................... 11
2.4 Tugas perkembangan peserta didik ...................................................... 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 18
3.2 Saran .................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kondisi anak sering terjadi karena ketidakpahaman kita terhadap fisik
maupun psikologisnya. Kita sering dikejutkan dengan perubahan anak secara
tiba-tiba, misalnya anak yang semula penurut menjadi pemberontak, anak
yang semula periang menjadi pendiam. Masih banyak hal yang perlu kita
ketahui dari perkembangan-perkembangan anak yang sering membuat kita
heran. Dengan memahami perkembangan anak sebagai peserta didik akan
mempermudah orang tua khususnya pendidik untuk agar kita mampu
mendampingi anak dan menghadapi setiap perilaku laku anak.

1.2 Masalah Rumusan

1. Apa definisi perkembangan peserta didik ?

2. Bagaimana proses perkembangan peserta didik ?

3. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik ?

4. Bagaimana tugas perkembangan peserta didik ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Makalah ini bertujuan untuk :

2. Mengetahui definisi perkembangan peserta didik.

3. Mengetahui proses perkembangan peserta didik.

4. Menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta


didik.

5. Mengetahui tugas perkembangan fase peserta didik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan


berlanjut (berlangsung) dalam diri induvidu dari mulai lahir sampai
mati”( Perubahan progresif dan berkelanjutan dalam organisme dari
kematian). Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan
yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaanya atau
kematangannya ( maturation ) yang berlangsung secara sistematis, maju, dan
perkembangan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”.

Yang dengan sistematis, maju, dan direncanakan untuk itu adalah sebagai
berikut.

1. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling


ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian
organisme dan merupakan kesatuan yang harmonis.

2. Kemajuan, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat,


dan mendalam ( meluas ) baik secara kuantitatif fisik ) maupun
kualitatif ( psikis ).

3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi yang


berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara
kebetulan atau loncat-loncat.

Perkembangan peserta didik dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan


yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa
bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja sampai periode adolesense
menjelang seorang anak dewasa.

Bertikut ini adalah definisi perkembangan peserta didik menurut para ahli.
Antara lain;

2
1) Abdul Mujib (2006)

Menurutnya, memberikan pengertian bahwa peserta didik adalah


bentuk penyebutan murid yang mengisyaratkan atau menunjukan
dalam pendidikan formal dan non formal. Hal ini di dasari pada
kebutuhan peserta didik di sekolah yang memerlukan kajian demi
meningkatkan pengetahuan dan wawasannya.

2) Ahmad Tafsir (2006)

Menurutnya, definisi peserta didik sebagai simbul penyebutan adanya


suatu hubungan antara tenaga pendidik dan murid yang dilakukan
dengan bentuk pengajaran atau adanya transfer ilmu dari guru sebagai
objek dan murid sebagai objek.

3) Barnadib (1989)

Barnadib mengingkapkan bahwa peserta didik adalah tiap kelompok


individu yang menerima ilmu pengetahuan dari tenaga pendidikan
yang menjalankan kegiatan pendidikan. Bagi kegiatan pendidikan
dalam bentuk formal seperti sekolah ataupun dalam bentuk non formal
seperti lembaga kursus, palahtihan, dan lain sebaginya.

4) Abuddin Nata (2005)

Menurutnya, arti peserta didik adalah seseorang yang sedang berada


dalam proses pebelajaran sebagai objek yang dalam perkembangan dan
pertumbuhannya dilakukan menurut fitrahnya masing-masing. Kajian
ini dilakukan dalam meninjau manfaat mempelajari peserta didik yang
dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan keilmuannya.

5) Rahardjo (1999)

Arti peserta didik sebagai objek dari sebuah pendidikan yang


dilakukan oleh lembaga pendidikan formal atas nama penelitian ilmiah
sehingga apa yang dikaji dapat dipertanggungjawabankan bagi setiap
orang dan objek penelitian yang terlibat.
3
Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa pada hakekatnya peserta
didik adalah semua orang yang sedang berada dalam proses
pembelajaran, baik itu laki-laki atau perempuan. Selain itu peserta
didik adalah objek dari pendidikan yang sedang dijalankan teresebut.

Demikianlah ulasan mengenai pengertian perkembangan peserta didik


menurut para ahli, semoga bermanfaat bagi siapapun yang sedang
mempelajari hakekat arti peserta didik, baik yang ada di sekolah
formal atapun dalam bentuk pendidikan non formal seperti pada
lembaga kursus, pelatihan, dan lain sebaginya.

2.2 Proses Perkembangan Peserta Didik

Secara umum, proses dapat diartikan sebagai runtutan change yang terjadi
dalam perkembangan sesuatu. Adapun kata proses dalam perkembangan siswa
adalah tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang siswa, baik yang
bersifat jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal ini juga
berarti tahapan perubahan tingkah laku siswa, baik yang terbuka maupun yang
tertutup.

Proses bisa juga berarti cara terjadinya perubahan dalam diri siswa atau
respons/reaksi yang ditimbulkan oleh siswa tersebut. Proses perkembangan
dengan pengertian seperti ini menurut (Hurlock, tak pernah statis atau
berhenti, karena perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan (developmental changes).Manusia, menurut Elizabeth B.
Hurlock, tak pernah statis, karena perubahan-perubahan terjadi dalam dirinya
dalam dirinya. berbagai kapasitas (kemampuan) baik yang bersifat biologis
maupun yang bersifat psikologis.

Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal,seperti


pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan
layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam
pendidikan yang di dalamnya membutuhkan psikologi. Pendidikan sebagai

4
suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya
peserta didik, pendidik administrator, masyarakat dan orang tua peserta didik.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sudah sejak lama bidang psikologi
pendidikan telah digunakan sebagai landasan dalam pengembangan teori dan
praktek pendidikan dan telah memberikan kontribusi yang besar terhadap
pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum, sistem
pembelajaran dan sistem penilaian.

Menurut Whiterington (1982:10) bahwa pendidikan adalah proses


pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Itu artinya
bahwa tindakan-tindakan belajar yang berlangsung secara terus menerus akan
menghasilkan pertumbuhan pengetahuan dan perilaku sesuai dengan tingkatan
pembelajaran yang dilalui oleh individu sendiri melalui proses belajar-
mengajar, karena itu untuk mencapai hasil yang diharapkan, metode dan
pendekatan yang benar dalam proses pendidikan sangat diperlukan.

Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik.


Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik,
perkembangan sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual.
Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi
yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau
perkembangan kognitif siswa. (Baca juga perkembangan psikologi pada masa
pubertas)

Perkembangan peserta didik adalah bagian dari pengkajian dan penerapan


psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek
perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah
menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang.

Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan
efisien,maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya
dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan
perilakunya secara efektif.

5
Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampai menjadi
“orang” (dirinya sendiri) berlangsung dalam tiga tahapan.

1) Tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma
ayah).

2) Tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dari Rahim ibu kea lam
dunia bebas).

3) Tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang


pribadi yang khas (development of selfhood).

Setiap peserta didik memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda.


Terdapat beberapa bagian dalam perkembangan pada diri peserta didik seperti
perkembangan kognitif, pengetahuan awal, dan gaya belajar.

1. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif setiap peserta didik akan menjadi tantangan bagi


pendidik dalam menentukan pendekatan pembelajaran, metode, media, dan
jenis evaluasi yang akan dipilih dan digunakan. Setiap tingkatan kognitif
mulai Taman Kanak-kanak berusia 5-6 tahun, Sekolah Dasar berusia 7-11
tahun, dan Sekolah Menengah Pertama berusia 12-14 tahun, dan peserta didik
Sekolah Menengah Atas usia 15-17 tahun tentu akan berbeda-beda pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan.

Menurut Piaget perkembangan intelektual anak usia Taman Kanak-Kanak


berada pada taraf pra operasional konkrit, peserta didik Sekolah Dasar berada
pada tahap operasional konkrit, dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama,
serta Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan berada pada
tahap operasional formal.

2. Kemampuan/Pengetahuan Awal

Kemampuan awal (entry behavior) atau inteks peserta didik adalah


pengetahuan dan keterampilan dasar yang dimiliki terlebih dahulu oleh peserta
didik sebelum mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Pengetahuan
6
dan keterampilan awal ini akan menjadi pengantar untuk memahami
pengetahuan yang lebih tinggi. Contohnya, sebelum peserta didik mempelajari
tentang objek kajian sosiologi maka peserta didik harus terlebih dahulu
memahami pengertian sosiologi.

Kemampuan awal peserta didik akan mempengaruhi hasil belajar yang akan
dicapai. Untuk itu seorang pendidik harus mengetahui kemampuan awal
peserta didiknya, sehingga dapat menentukan alur pembelajaran secara tepat
sesuai dengan kemampuan peserta didik. Pengetahuan awal peserta didik
bersifat individual, artinya setiap individu memiliki pengetahuan awal yang
berbeda-beda.

Untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik, seorang pendidik dapat


melakukan pre tes dan/atau non tes seperti wawancara sebelum mempelajari
materi pokok. Dengan demikian pendidik akan memiliki gambaran yang jelas
terkait dengan kondisi kemampuan awal peserta didik.

3. Gaya Belajar

Dikutip dari modul belajar mandiri guru PPPK, gaya belajar peserta didik
menurut Masganti (2012: 49) dimaknai sebagai cara yang cenderung dipilih
seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses
informasi tersebut. Selain itu, DePorter dan Hemacki dalam Masganti (2012;
49) mendefinisikan gaya belajar sebagai kombinasi dari cara menyerap,
mengatur dan mengolah informasi.

Berdasarkan kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaya


belajar merupakan cara yang digunakan peserta didik dalam mengatur,
menerima, dan memproses informasi atau materi yang diterima dari pendidik.
Seorang pendidik harus memahami gaya belajar peserta didik agar
materi/informasi yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik.

Berikut beberapa aspek yang mempengaruhi gaya belajar peserta didik:

a. Motivasi

7
Dalam proses pembelajaran seorang pendidik harus memahami
motivasi belajar pada diri peserta didik. Motivasi ini bisa saja timbul
dari individu itu sendiri (motivasi instrinsik) dan bisa muncul karena
faktor dari luar dirinya sendiri (motivasi ekstrinsik). Motivasi akan
mempengaruhi perilaku tertentu dalam belajar.

Dalam proses belajar motivasi peserta didik dapat mengalami


perubahan, kadang tinggi, sedang, atau bahkan rendah. Tinggi
rendahnya motivasi peserta didik dalam belajar dapat dilihat dari tiga
hal berikut:

 kualitas keterlibatannya,
 perasaan dan keterlibatan afektif peserta didik,
 upaya peserta didik untuk senantiasa memelihara/menjaga
motivasi yang dimiliki.

Menghadapi pendiidkan abad 21, seoang pendidik harus memahami


motivasi belajar peserta didiknya dan bahkan harus dapat menjadi
motivator bagi peserta didik. Era revolusi industri 4.0 atau era digital
saat ini memiliki tantangan yang sangat kompleks seperti peserta didik
yang gemar main game online dan pengaruh global lainnya yang
tentunya akan berdampak pada motivasi belajar mereka. Untuk itu,
kreatifitas pendidik mutlak dibutuhkan dalam memotivasi peserta didik
dalam belajar.

Pekembangan emosi peserta didik berkaitan dengan perasaan senang,


aman, semangat, bahkan sebaliknya peserta didik merasakan sedih,
takut, dan sejenisnya. Emosi akan mempengaruhi tingkat keberhasilan
dalam proses pembelajaran. Untuk itu pendidik dalam melakukan
proses pembelajaran perlu menghadirkan suasana emosi yang
senang/gembira dan tidak memberi rasa takut pada peserta didik.
Model pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning), belajar
melalui permainan dan media sejenisnya sangat menentukan emosi
positif peserta didik.

8
b. Perkembangan emosi

Pekembangan emosi peserta didik berkaitan dengan perasaan senang,


aman, semangat, bahkan sebaliknya peserta didik merasakan sedih,
takut, dan sejenisnya. Emosi akan mempengaruhi tingkat keberhasilan
dalam proses pembelajaran. Untuk itu pendidik dalam melakukan
proses pembelajaran perlu menghadirkan suasana emosi yang
senang/gembira dan tidak memberi rasa takut pada peserta didik.

Model pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning), belajar


melalui permainan dan media sejenisnya sangat menentukan emosi
positif peserta didik.

c. Perkembangan social

Perkembangan sosial menurut Hurlock, (1998: 250) adalah


kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya,
bagaimana anak tersebut memahami keadaan lingkungan dan
mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada dirinya sendiri
maupun kepada orang lain. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa perkembangan sosial peserta didik adalah
kemampuan peserta untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
dan tradisi yang berlaku pada kelompok atau masyarakat, kemampuan
untuk saling berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan sosial
peserta didik dapat diamati melalui kemampuannya dalam berinteraksi
dengan orang lain dan menjadi masyarakat di lingkungannya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu
keluarga, kematangan fisik dan psikis, teman sebaya, sekolah, dan
status sosial ekonomi.

Perkembangan sosial peserta didik harus dikuasai oleh seorang


pendidik agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk mengembangkan sikap
sosial peserta didik dalam pembelajaran menurut Masganti (2012: 124)

9
yakni melaksanakan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
kolaboratif.

d. Perkembangan Moral dan Spiritual

Dalam kehidupan bermasyarakat termasuk masyarakat di lingkungan


sekolah pasti mengenal moralitas, bahkan moralitas ini dijadikan
sumber/acuan untuk menilai suatu tindakan atau perilaku karena
moralitas memiliki kriteria nilai (value) yang berimplikasi pada
takaran kualitatif, seprti baik-buruk, benar-salah, pantas-tidak pantas,
wajar-tidak wajar, layak-tidak layak, dan sebagainya.

Perkembangan moral anak/peserta didik dibagi menjadi 3 tahapan,


yaitu pra konvensional (6-10 tahun), konvensional (10-17 tahun), dan
pasca konvensional (17-28). Ketiga tahap perkembangan moral
tersebut akan dialami oleh peserta didik.

Adapun perkembangan spiritual peserta didik juga harus dipahami oleh


pendidik. Perkembangan spiritual atau yang populer disebut dengan
kecerdasan spiritual (spiritual intelegence) perlu diperhatikan dalam
proses pembelajaran. Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan
untuk menghayati nilai dan makna menggunakan hati dan perasaan.

Pendidik dapat mengembangkan sikap spritual atau religius peserta


didik dengan cara, keteladanan, pembiasaan, nasehat, dan pembinaan
akhlak.

e. Perkembangan Motorik

Seorang pendidik harus memahami faktor perkembangan motorik


sebagai salah satu perkembangan individu. Menurut Hurlock,
perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkordinasi. Perkembangan motorik dikelompokkan menjadi motorik
kasar dan motorik halus.

10
Motorik kasar merupakan gerakan fisik atau tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri seperti menendang bola.
Sementara motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot
halus, atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih bermain puzzle.

2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik

Faktor yang mempengaruhi perkembangan dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam berupa :

a. Bakat atau pembawaan ( nativisme )

Anak dilahirkan dengan bakat-bakat tertentu. Bakat ini dapat


diumpamakan sebagai bibit yang terkandung dalam diri anak. Setiap
individu pasti memiliki bakat yang berbeda-beda, misalnya anak yang
memiliki bakat musik akan lebih mudah mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan musik dan mempraktekkannya.

b. Sifat-sifat keturunan

Sifat-sifat keturunan ini didapat dari orang tua atau nenek moyangnya
berupa fisik dan mental. Misalnya secara fisik yaitu bentuk hidung,
bentuk badan atau suatu penyakit. Sedangkan secara mental misalnya
sifat penakut, pendiam dan sebagainya.

c. Dorongan dan instink

Dorongan adalah suatu keinginan yang mendorong untuk melakukan


sesuatu atau bertindak pada saatnya. Sedangkan instink atau naluri
yaitu suatu sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang
menambahkan pada tanpa didahului oleh latihan. Jenis-jenis tingkah

11
laku manusia yang termasuk instink misalnya dilaporkan diri sendiri
karena merasa takut dan menolak karena merasa jijik.

2. Faktor yang berasal dari luar individu diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Makanan

Makanan mempengaruhi perkembangan individu, hal ini terutama


pada tahun-tahun kehidupan anak. Oleh sebab itu dalam
perkembangan anak tentunya harus memperhatikan asupan makanan.

b. Iklim

Sifat-sifat iklim, alam dan pengaruh sifat-sifat individu dan jiwa


bangsa yang berada pada iklim tersebut. Misalnya seseorang yang
hidup dalam iklim tropis yang kaya raya akan terlihat jiwanya yang
lebih tenang, dibandingkan dengan orang yang hidup di iklim dingin,
karena iklim tropis tidak “sekeras” di iklim sehingga perjuangan
hidupnya lebih santai.

c. Kebudayaan atau lingkungan ( Empirisisme )

Latar belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih


yakin akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan, akan terlihat lebih tenang
karena jiwanya masih berada dalam lingkungan budaya kebudayaan
sendiri yang berisi filsafat hidup sebagai pandangan keagamaan.
Sedangkan orang yang hidup dikota sudah terpengaruh dengan budaya
asing.

d. Ekonomi

Orang tua yang ekonominya lemah sering kurang memperhatikan


kebutuhan anak-anak dengan baik, sehingga memicu pertumbuhan
jasmani dan perkembangan jiwa anak. Bahkan tekanan ekonomi
menimbulkan tekanan jiwa karena sering adanya konflik masalah
ekonomi.

12
e. Kedudukan anak dalam keluarga

Bila anak itu merupakan anak tunggal, biasanya perhatian orangtua


seluruhnya tercurah pada anak itu sehingga anak tersebut memiliki
sifat manja, menarik perhatian dengan cara kekanak-kanakan dan
sebagainya. Sedangkan anak yang mempunyai banyak saudara, orang
tua akan sibuk membagi perhatian kepada anak-anaknya sehingga anak
tersebut akan lebih mandiri.

2.4 Tugas Perkembangan Fase Peserta Didik

1. Tugas-tugas perkembangan fase bayi dan kanak-kanak

Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh anak
pada fase ini adalah Belajar berjalan. Pada usia sekitar satu tahun, tulang
dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan gerakan berjalan.
Berjalan merupakan puncak perkembangan gerak pada masa bayi.

a. Belajar mengambil makanan, Makanan merupakan kebutuhan biologis


utama pada manusia. Dengan diawali oleh kemampuan mengambil dan
memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya, bayi telah memulai
usaha memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

b. Belajar berbicara. Melalui tugas ini anak belajar bunyi-bunyi yang


mengandung arti dan berusaha berkomunikasi dengan orang-orang di
sekitarnya.

c. Belajar mengontrol cara-cara buang air. Pengontrolan cara buang air


tidak hanya bekerja menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indikator
utama kemampuan berdiri sendiri, pengendalian diri dan sopan santun.

d. Belajar mengetahui jenis kelamin. Pengenalan tentang jenis kelamin


yang sangat penting bagi pembentukan dirinya serta menentukan
bentuk perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama
maupun yang berbeda dengan dirinya.
13
e. menguasai jasmaniah. Pada masa bayi kondisi fisiknya sangat labil dan
peka, mudah sekali berubah dan pengaruh dari luar. Pada akhir masa
kanak-kanak ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat,
seimbang agar mampu melakukan tuntutan perkembangan selanjutnya.

f. Belajar hubungan social yang baik dengan orang tua, saudara serta
orang-orang dekat lainnya. Karena anak selalu berhubungan dengan
orang lain.

g. Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta


pengembangan hati nurani. Sesuai dengan prestasi anak telah
mengetahui mana yang baik dan mana yang baik, lebih jauh untuk
melakukan yang baik dan menghindarkan yang tidak baik.

2. Tugas-tugas perkembangan masa anak

a. Belajar Keterampilan yang diperlukan dalam permainan. Ketrampilan


fisik seperti menangkap,melempar,menendang bola,
berenang,mengendarai sepeda dll.

b. Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai


individu yang sedang berkembang, seperti dapat memelihara kesehatan
dan keselamatan dirinya.

c. Belajar berkawan dengan teman sebaya.

d. Belajar melakukan peran sosial sebagai laki-laki atau wanita.

e. Belajar menguasai keterampilan-keterampulan intelektual dasar, yaitu


membaca, menulis, dan berhitung.

f. Pengembangan moral, nilai dan hati nurani. Anak telah mampu


menghargai perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral, dapat
melakukan kontrol terhadap perilakunya sesuai dengan moral.

14
g. Memiliki kemerdekaan pribadi. Anak mampu memilih, merencanakan,
dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang
tuanya atau orang dewasa lainnya.

h. Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial. Anak


diharapkan memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga-lembaga dan
unit atau kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat.

3. Tugas-tugas perkembangan masa remaja

a. Mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan


jenis kelamin lain.

b. Mampu melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan wanita.

c. Menerima kondisi jasmaninya dan dapat digunakan secara efektif.

d. Memiliki keberdiri sendirian emosional dari orang tua dan orang


dewasa lainnya.

e. Memiliki perasaan mampu berdiri sendiri dalam bidang ekonomi.

f. Mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan.

g. Belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup berkeluarga.

h. konsep-konsep dan keterampilan intelektual untuk hidup


bermasyarakat.

i. Memiliki perilaku sosial seperti yang diharapkan masyarakat.

j. Memiliki seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi perbuatannya.

4. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa muda

a. Memilih pasangan hidup.

b. Belajar hidup bersama pasangan hidup.

c. Memulai hidup berkeluarga.

15
d. Memelihara dan mendidik anak.

e. mengurus rumah tangga.

f. Memulai kegiatan pekerjaan.

g. jawab jawab sebagai warga masyarakat, warga Negara.

h. Menemukan persahabatan dalam kelompok sosial.

5. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa

a. Memiliki tanggung jawab sosial dan kenegaraan sebagai orang dewasa.

b. meningkatkan dan memelihara standar kehidupan ekonomi.

c. Membimbing anak dan remaja agar menjadi orang dewasa yang


bertanggung jawab dan kewajiban.

d. kegiatan-kegiatan waktu senggang sebagai orang dewasa, hubungan


dengan pasangan-pasangan keluarga lain sebagai pribadi.

e. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik


sebagai orang setengah baya.

f. Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang


bertambah tua.

6. Tugas-tugas perkembangan pada masa usia lanjut, adalah :

a. Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang semakin


menurun.

b. Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang


emakin berkurang.

c. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup.

d. Membina hubungan dengan usia lanjut.

e. Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan kenegaraan.


16
f. Memelihara kondisi dan kesehatan.

g. Kesiapan menghadapi kematian.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau


organisme menuju tingkat kedewasaanya atau kematangannya ( maturation
) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan baik menyangkut
fisikah ) maupun psikis ( rohaniah )”.

2. Secara global, seluruh proses perkembangan individu berlangsung dalam


tiga tahapan, yaitu Tahapan proses konsepsi, Tahapan proses kelahiran,
Tahapan proses perkembangan individu tersebut menjadi seorang pribadi
yang khas.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan terdiri dari faktor -


faktor dalam dan faktor luar .

4. Tugas-tugas fase perkembangan dibagi menjadi Perkembangan fase bayi


dan kanak-kanak , perkembangan masa anak , perkembangan masa
remaja , perkembangan masa dewasa muda , perkembangan masa dewasa,
perkembangan masa usia lanjut.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini kelompok kami berharap semoga dapat


bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pada umumnya untuk masyarakat.
Semoga makalah ini dapat memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan
bagi kita semua yang memanfaatkan makalah ini. Kami selaku pihak
penyusun juga mengharapkan sebuah kritik dan saran yang membanggun agar
tercapai kesempurnaan untuk tugas kami diwaktu yang akan datang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad.2011.Psikologi Remaja.Jakarta:Bumi Aksara.

Dahlan, Djawad.2011.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung:


Rosdakarya.

Desmita.2011.Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung:Rosdakarya.

https://www.edukasinfo.com/2021/03/tahapan-perkembangan-peserta-didik-
yang.html?m=1 (di akses pada tanggal 29 Oktober 2022 Pukul 11: 56 WIB)

Syah, Muhibbin.2004.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Rosdakarya.

Syaodih Sukmadinata, Nana.2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.


Bandung: Rosdakarya.

19

Anda mungkin juga menyukai