Disusun :
Kelompok 6
Putri Hasanah (2021143544)
Regina Syaharani (2021143555)
Siska Pratiwi (2021143549)
Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan bagi kami untuk menyusun dan menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Perkembangan Anak Didik ” dengan lancar. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang di berikan oleh
dosen pengampu mata kuliah Psikologi SD ibu Ramtia Darma Putri, S.Pd.
M.pd.,Kons.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh dari
buku panduan yang berkaitan dengan tata bahasa Indonesia, serta informasi dari
media massa yang berhubungan dengan tata bahasa Indonesia. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Psikologi SD atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
kelompok saya dan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat
diselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap melalui membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita dalam menambah wawasan mengenai Perkembangan anak didik dalm
Psikologi SD khususnya bagi penulis. Sebagaimana makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
untuk perbaikan makalah ini menuju arah yang lebih baik.
Penulis
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
perkembangan. Sejak paruh kedua abad 19 muncul berbagai konsepsi aliran
mengenai teori perkembangan, diantaranya konsepsi menurut aliran Asosiasi,
aliran psikologi Gestalt, dan konsepsi aliran Sosiologis. Oleh sebab itu, secara
berturut-turut penulis akan menyampaikan juga menguraikan mengenai
perkembangan peserta didik serta konsepsi ketiga aliran tersebut.
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu perkembangan pada anak didik
atau peserta didik dalam pembelajaran psikologi sd,
2. Untuk mengetahui dan memahami seperti apa itu konsepsi dari aliran
asosiasi,
3. Untuk mengetahui dan memahami seperti apa itu konsepsi dari aliran
gestalt,
4. Untuk mengetahui dan memahami seperti apa itu konsepsi dari aliran
sosiologis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan
organisme lainnya, tanpa membedakanaspek-aspek yang terdapat dalam diri
organisme-organisme tersebut.
Perkembangan sebagai rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia
menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Dalam mempelajari
perkembangan perilaku Manusia diperlukan adanya perhatian khusus
mengenai hal-hal sebagai berikut: (1) Proses pematangan kognitif; (2) proses
belajar; (3) pembawaan atau bakat. Belajar adalah proses perubahan perilaku
individu yang diperoleh dari hasil interaksi individu tersebut dengan
lingkungannya. Seseorang baru bisa dikatakan belajar apabila orang yang
bersangkutan melakukan suatu aktivitas yang menyebabkan terjadinya
perubahan perilaku yang relatif lama dan dapat diamati. Kualitas hasil
perkembangan manusia itu banyak terpulang pada apa dan bagaimana ia
belajar. Selanjutnya tinggi rendahnya kualitas perkembangan manusia yang
pada umumnya merupakan hasil belajar akan menentukan masa depan
peradaban manusia itu sendiri.
Menurut Muhibbin Syah (1969: 11) perkembangan ialah proses
perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah
bukan organ-organ jasmani yaitu sendiri dengan kata lain penekanan arti
perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
disandang oleh organ-organ fisik jadi menurut dalyono (1997: 78)
perkembangan tidak ditekankan pada segi materi melainkan pada segi
fungsional perubahan suatu fungsi disebabkan adanya proses pertumbuhan
bakteri yang memungkinkan adanya fungsi itu atau disebabkan perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dengan demikian kita boleh merumuskan
pengertian perkembangan pribadi anak sebagai perubahan kualitatif dari
setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar fungsi-fungsi
kepribadian tidak hanya berhubungan dengan aspek jasmania tetapi juga
terkait dengan aspek kejiwaan fungsi-fungsi kepribadian bersifat jasmaniah
misalnya fungsi motorik pada bagian-bagian tubuh, fungsi sensoris pada
alat-alat Indra, fungsi neurotik pada sistem saraf, fungsi seksual pada
4
bagian-bagian tubuh erotik, fungsi pernapasan pada alat pernapasan, fungsi
peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi dan fungsi pencernaan
makanan pada alat pencernaan sedangkan fungsi-fungsi kepribadian yang
bersifat kejiwaan misalnya fungsi perhatian, tanggapan, ingatan, fantasi,
pikiran, perasaan dan kemauan setiap fungsi tersebut baik jasmaniah maupun
kejiwaan dapat mengalami perubahan perubahan pada fungsi-fungsi tersebut
tidak secara kuantitatif melainkan lebih bersifat kualitatif perubahan yang
kualitatif tidak dapat dikatakan sebagai pertumbuhan melainkan sebagai
perkembangan.
Jadi, kesimpulan yang didapat yaitu bahwa perkembangan adalah sebuah
proses perubahan yang di alami oleh setiap individu manusia baik dari bentuk
fisik maupun tingkah laku atau perilakunya.
5
Memahami aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan
tahap-tahap perkembangannya (anak, remaja dan dewasa).
Perkembangan anak didik menurut para ahli :
1. Abdul Mujib (2006)
Menurutnya, memberikan pengertian bahwa peserta didik adalah bentuk
penyebutan murid yang mengisyaratkan atau menunjukan dalam pendidikan
formal dan non formal. Hal ini di dasari pada kebutuhan peserta didik di
sekolah yang memerlukan kajian demi meningkatkan pengetahuan dan
wawasannya.
2. Ahmad Tafsir (2006)
Menurutnya, definisi peserta didik sebagai simbul penyebutan adanya
suatu hubungan antara tenaga pendidik dan murid yang dilakukan dengan
bentuk pengajaran atau adanya transfer ilmu dari guru sebagai objek dan
murid sebagai objek.
3. Barnadib (1989)
Barnadib mengingkapkan bahwa peserta didik adalah tiap kelompok
individu yang menerima ilmu pengetahuan dari tenaga pendidikan yang
menjalankan kegiatan pendidikan. Bagi kegiatan pendidikan dalam bentuk
formal seperti sekolah ataupun dalam bentuk non formal seperti lembaga
kursus, palahtihan, dan lain sebaginya.
5. Rahardjo (1999)
Arti peserta didik sebagai objek dari sebuah pendidikan yang dilakukan
oleh lembaga pendidikan formal atas nama penelitian ilmiah sehingga apa
6
yang dikaji dapat dipertanggungjawabankan bagi setiap orang dan objek
penelitian yang terlibat.
7
merupakan “ Raw Material” (Bahan Mentah) dalam proses transformasi dan
internalisasi, menepati posisi yang sangat penting untuk melihat
signifikasinya dalam menemukan keberhasilan sebuah proses. Peserta didik
adalah makhluk individu yang mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri yang
khas yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia
berada. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik sebagai komponen
yang tidak dapat terlepas dari sistem pendidikan sehingga dapat dikatakan
bahwa peserta didik merupakan obyek pendidikan tersebut. Dalam paradigma
pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan
memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu
dikembangkan.
Jadi, secara sederhana peserta didik dapat didefinisikan sebagai anak
yang belum memiliki kedewasaan dan memerlukan orang lain untuk
mendidiknya sehingga menjadi individu yang dewasa, memiliki jiwa spiritual,
aktifitas dan kreatifitas sendiri. Dengan demikian peserta didik adalah
individu yang memiliki potensi untuk berkembang, dan mereka berusaha
mengembangkan potensinya itu melalui proses pendidikan pada jalur dan
jenis pendidikan tertentu.
8
Mengenai fisik misalnya bentuk muka (hidung), bentuk badan, suatu
penyakit. Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, sifat
pemarah, pendiam, dan sebagainya.
c. Dorongan dan instink. Dorongan adalah kodrat hidup yang
mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada
saatnya. Sedangkan nstink atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu
tersembunyi yang menyuruh atau membisikkan kepada manusia
bagaimana cara-cara melaksanakan dorongan batin.
9
budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih yakin akan kebesaran
dan kekuasaan Tuhan, akan terlihat lebih tenang, karena jiwanya masih
berada dalam lingkungan kultur, kebudayaan bangsa sendiri yang
mengandung petunjuk-petunjuk dan falsafah yang diramu dari pandangan
hidup keagamaan. Lain halnya dengan seseorang yang hidup dalam
kebudayaan kota yang sudah dipengaruhi oleh kebudayaan asing.
d. Ekonomi
Latar belakang ekonomi juga berpengaruh. terhadap perkembangan
anak. Mereka menderita kekurangan-kekurangan secara ekonomis,
sehingga menghambat pertumbuhan jasmani dan perkembangan jiwa
anak-anaknya. Bahkan tidak jarang tekanan ekonomi mengakibatkan
pada tekanan jiwa, yang pada gilirannya menimbulkan konflik antara ibu
dan bapak, antara anak dan orangtua, sehingga melahirkan rasa rendah
diri pada anak.
e. Kedudukan Keluarga Anak Dalam Lingkungan
Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga juga mempengaruhi
perkembangannya. Bila anak itu merupakan anak tunggal, biasanya
perhatian orangtua tercurah kepadanya, sehingga ia cenderung memiliki
sifat-sifat seperti: manja, kurang bisa bergaul dengan teman-teman
sebayanya, menarik perhatian dengan cara kekanak-kanakan, dan
sebagainya. Sebaliknya, anak yang mempunyai banyak saudara, jelas
orangtua akan sibuk membagi perharian terhadap saudara-saudaranya itu.
Oleh sebab itu anak kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dalam suatu
keluarga menunjukan perkembangan yang lebih cepat dibandingkan
dengan anak yang pertama, hal ini dimungkinkan karena anak-anak yang
lebih muda akan banyak meniru dan belajar dari kakak-kakaknya.
3. Faktor-faktor umum
maksudnya unsur-unsur yang dapat digolongkan ke dalam dua
penggolongan, yaitu faktor dari dalam dan dari luar diri individu..
Diantara faktor-faktor umum yang mempengaruhi perkembangan
individu adalah:
10
a. Intelegensi
Intelegensi merupakan salah satu faktor umum yang mempengaruhi
perkembangan anak. Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitannya
dengan kecepatan perkembangan. Sedangkan tingkat intelegensi yang
rendah erat kaintannya dengan kelambanan perkembangan.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga memegang peranan penting dalam perkembangan
fisik dan mental seorang anak.
c. Kelenjar Gondok
Penelitian dalam bidang endocrinologi menunjukkan betapa
pentingnya peranan yang dimainkan oleh kelenjar gondok terhadap
perkembangan fisik dan mental anak-anak. Kelenjar gondok ini
mempengaruhi perkembangan baik dalam waktu sebelum lahir, maupun
pada pertumbuhan dan perkembangan sesudahnya.
d. Kesehatan
Kesehatan juga merupakan salah satu faktor umum yang
mempengaruhi perkembangan individu. Mereka yang kesehatan mental
dan fisiknya baik dan sempurna akan mengalami perkembangan dan
pertumbuhan yang memadai. Sebaliknya, mereka yang mengalami
gangguan kesehatan, baik secara mental maupun fisik, perkembangan
dan pertumbuhannya juga akan mengalami hambatan.
e. Ras
Ras juga turut mempengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya,
anak-anak dari ras mediterranean (sekitar laut tengah) mengalami
perkembangan fisik lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari
bangsa-bangsa Eropa Utara. Demikian juga anak-anak Negro dan ras
Indian, ternyata perkembangannya lebih cepat dibandingkan dengan
anak-anak dari ras bangsa-bangsa yang berkulit putih dan kuning.
11
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan
organ-organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir,
mengingat, dan berkreasi)
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis
(perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas)
3. Lenyapnya tanda – tanda yang lam; tanda - tanda fisik (lenyapnya
kelenjar thymus (kelenjar anak – anak) seiring bertambahnya usia) aspek
psikis (lenyapnya gerak – gerik kanak – kanak dan perilaku impulsif).
4. Diperolehnya tanda – tanda yang baru; tanda – tanda fisik (pergantian
gigi dan karakter seks pada usia remaja) tanda – tanda psikis
(berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi
dengan lawan jenis)
12
a. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan
aktivitas fisik.
b. Membina hidup sehat
c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
e. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi
dalam masyarakat
f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif
g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai
h. Mencapai kemandirian pribadi.
13
dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandati
dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
b. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat
c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif
d. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa
lainnya
e. Memilih dan mempersiapkan karir di masa depan sesuai dengan minat
dan kemampuannya
f. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga
dan memiliki anak
g. Mengembangkan kerampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan sebagai warga negara
h. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
i. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoaman dalam
bertingkah laku
j. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
14
dalam jiwa, tanggapan-tanggapan ini berasosiasi sesamanya, dengan kekuatan
yang dapat diukur. Tanggapan yang sejenis berasosiasi dan tidak sejenis tolak
menolak secara mekanis, dan makin lama makin banyak, makin kompleks. Dan
inilah perkembangan itu.
Menurut Suryabrata (2004:170) pendapat atau konsepsi tentang
perkembangan terdapat aliran asosiasi yaitu: Aliran Psikologi Asosiasi, Menurut
aliran asosiasi bahwa pada hakekatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi.
Yang primer adalah bagian-bagian, bagian-bagian ada lebih dulu, sedangkan
keseluruhan ada lebih kemudian. Bagian-bagian itu terikat satu sama lain menjadi
satu keseluruhan oleh asosiasi.
Para ahli yang mengikuti aliran ini berpendapat bahwa pada hakikatnya
perkembangan itu adalah proses asosiasi. Salah seorang tokoh aliran asosiasi yang
terkenal adalah Jhon Locke. Locke berpendapat pada permulaannya jiwa anak itu
adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit
terisi oleh pengalaman atau empiri. Seperti pengalaman luar yang diperoleh
dengan melalui panca indera akan menimbulkan sensations dan pengalaman
dalam seperti keadaan dan kegiatan batin sendiri, akan menimbulkan reflexions.
Contoh terbentuknya pengertian lonceng, yang pertama diserap adalah suara
lonceng kemudian anak mempunyai kesan untuk meraba lonceng, dsb. Menurut
aliran asosiasi kemungkinan anak akan mendengar bunyi lonceng kemudian anak
akan memperoleh kesan pendengaeran mengenai lonceng, kemudian anak-anak
akan melihat lonceng tersebut kemudian akan memperoleh kesan penglihatan
berupa bentuk, dan warna lonceng,lalu anak meraba lonceng tersebut sehingga
memperoleh gambaran kasar atau hal;us. Jadi gambaran mengenai lonceng ini
makin lama makin lengkap satu dengan yang lain saling berhubungan.
15
tapi samar-samar) ke makin lama makin dalam keadaan jelas, nampak
bagian-bagian dalam keseluruhan itu. Jadi dari keadaan gestalt ke struktur.
Bagian-bagian ini merupakan kesatuan-kesatuan tertentu yang baru berfaedah bila
ia berada dalam gestalt tersebut. Ia berada di tempatnya yang spesifik dan akan
merusak Gestalt bila ia dipisahkan.
Seperti halnya sepeda (yang dapat dinaiki), adalah sesuatu Gestallt dari
bagian-bagian yang masing-masing merupakan kesatuan: setir, roda, rantai, gird
an sebagainya. BIla salah satu bagian kesatuan itu (roda mislanya) dipisahkan,
maka rusaklah gestalt sepeda itu (tidak dapat dinaiki lagi).
Jadi, dengan tegas mereka berpendapat bahwa perkembangan bukan
proses-proses asosiasi melainkan proses differensiasi.
Menurut aliran psikologi Gestalt mempunyai konsepsi yang berlawanan
dengan aliran asosiasi. Menurut Gestalt perkembangan itu adalah proses
differensiasi. Artinya yang primer adalah keseluruhan sedangkan bagian-bagian
adalah sekunder. Keseluruhan terlebih dahulu lalu disusul oleh bagian-bagiannya.
Kalau kita bertemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita
saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya yang bagus
atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan,
sebagai gestalt, dan baru kemudian menyusul kita saksikan adanya hal-hal yang
khusus seperti bajunya yang baru, pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka
dan lain-lain hal yang khusus lagi.
Dalam bahasa jerman, Gestalt berarti whole configuration atau bentuk yang
utuh, pola, kesatuan, dan keseluruhan. Artinya gestalt adalah keseluruhan lebih
berarti dari bagian-bagian. Perintis teori gestalt ini ialah Chr.von Ehrenfels,
dengan karyanya uber gestalt qualitation (1890). Para pengikut-pengikut aliran
psikologi gestalt mengemukakan konsepsi yang berlawanan dengan konsepsi yang
dikemukakan oleh para ahli yang mengikuti aliran-aliran lainnya seperti aliran
asosiasi. Bagi para ahli pengikut gestalt, perkembangan itu adalah proses
diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan,
sedangkan yang bagian-bagian adalah skunder, bagian-bagian hanya mempunyai
arti sebagai bagian daripada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan
16
bagian-bagian yang lainnya keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh
bagian-bagiannya.
Menurut Suryabrata (2004:170) pendapat atau konsepsi tentang
perkembangan terdapat aliran gestalt yaitu:Aliran Psikologi Gestalt, Menurut
aliran psikologi Gestalt mempunyai konsepsi yang berlawanan dengan aliran
asosiasi. Menurut Gestalt perkembangan itu adalah proses differensiasi. Artinya
yang primer adalah keseluruhan sedangkan bagian-bagian adalah sekunder.
Keseluruhan terlebih dahulu lalu disusul oleh bagian-bagiannya. Kalau kita
bertemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan
terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya yang bagus atau
dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan,
sebagai gestalt, dan baru kemudian menyusul kita saksikan adanya hal-hal yang
khusus seperti bajunya yang baru, pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka
dan lain-lain hal yang khusus lagi.
Gerakan Gestalt dianggap pertama kali diluncurkan oleh gestalt (Gestalt
Theory) ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max
Wertheimer (1880 – 1943), yang dianggap juga sebagai bapak pendiri yakni
Wolfgang Kohler. Max Wertheimer tentang gerakan, yang muncul pada tahun
1912, teori belajar Wolfgang Kohler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1886-1941)
yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Dari pengamatannya ia
menyesalkan penggunaan metode menghafal disekolah, dan menghendaki agar
murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis.
Sumbangan, seperti Wolfgang Kohler (1887-1967) yang meneliti tentang
“insight” pada simpanse yaitu mengenai mentalitas simpanse (ape) di pulau
Canary. Kurt Koffka (1886-1941) yang menguraikan secara terperinci tentang
hukum-hukum pengamatan, dan Kurt Lewin (1890-1947) yang mengembangkan
suatu teori belajar (cognitif field) dengan menaruh perhatian kepada kepribadian
dan psikologi sosial.
Penelitian–penelitian mereka menumbuhkan psikologi Gestalt yang
menekankan bahasan pada masalah konfigurasi, struktur, dan pemetaan dalam
pengalaman. Untuk mendukung teorinya, Wolfgang Kohler melakukan
17
eksperimen pada Simpanse. Eksperimen tersebut dilakukan di Pulau Canary tahun
1913–1920.
Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran asosiasi. Perkembangan menurut
aliran ini adalah proses diferensiasi. Misal seorang anak melihat mobil, di dalam
pikirannya semua kendaraan beroda 4 adalah mobil, lama kelamaan dia tahu
jenis-jenis mobil berupa truk, jeep, sedan, tankki dll.
Aliran neo-gestalt yang dirilis oleh Kurt Lewin selain proses diferensiasi juga
ada proses stratifikasi. Struktur pribadi terdiri dari lapisan-lapisan (strata), lapisan
itu makin lama makin bertambah. Misal anak kecil baru mempunyai satu lapisan,
oleh karena itu anak kecil tidak akan berdusta, semakin dewasa akan bertambah
pula lapisannya.
Prinsip umum Gestalt berbunyi :
a. Keseluruhan adalah primer atau utama, dan bagian atau unsure
merupakan hal sekunder atau bukan hal pokok,
b. Bagian atau unsur tidak mempunyai makna bila tidak dalam konteks
keseluruhan, dan
c. Keseluruhan bukan sekunder penjumlahan dari bagian
Contoh Aliran Gestalt : Jika kita mendengar musik, kita tidak boleh
mendengar satu bunyi saja. Kalau kita berbuat demikian maka musik yang kita
dengar tidak akan sempurna.
18
Kebiasaan adalah imitasi terhadap diri sendiri, sedang adaptasi adalah
peniruan terhadap orang lain. Oleh efeknya sendiri tingkah laku itu dipertahankan.
Selanjutnya oleh efeknya sendiri tingkah laku itu dapat ditingkatkan faedah dan
prestasinya. Dalam hal yang demikian inilah terkandung daya kreasi, sehingga
manusia mampu menggunakan hasil peniruan itu sesuai dengan kebutuhannya
sendiri. Teori ini mendapat dukungan dari W. Stern
Menurut Suryabrata (2004:170) pendapat atau konsepsi tentang
perkembangan terdapat aliran sosiologis yaitu : Aliran Sosiologisme, Menurut
aliran sosiologisme perkembangan adalah proses sosialisasi. Anak manusia
mula-mula bersifat a-sosial atau pra-sosial yang kemudian dalam
perkembangannya sedikit - demi sedikit disosialisasikan. Salah seorang ahli yang
mempunyai konsepsi demikian adalah James Mark Baldwin. Dia adalah seorang
ahli dalam lapangan-lapangan biologi, sosiologi, psikologi dan filsafat. Karya
utamanya dalam lapangan psikologi perkembangan adalah mental depelopment in
the child and the race (1895). Baldwin menerangkan bahwa perkembangan
sebagai proses sosialisasi dalam bentuk imitasi yang berlangsung dengan adaptasi
dan seleksi. Adaptasi dan seleksi ini berlangsung atas dasar hukum efek (law of
effect). Juga tingkah laku pribadi diterangkan sebagai imitasi.
Kebiasaan adalah imitasi terhadap diri sendiri, sedangkan adaptasi adalah
peniruan terhadap yang lain. Oleh efeknya sendiri tingkah laku atau aktifitas dapat
dibangunkan atau dipertahankan; oleh efeknya sendiri itu aktifitas mendapatkan
faedah atau prestasi yang lebih tinggi. Dalam hal demikian inilah terkandung daya
kreasi, sehingga manusia mampu menemukan dan menggunakan alat-alat,
menemukan dan menggunakan alat-alat ini timbul daripada peniruan diri sendiri.
Selanjutnya Baldwin berpendapat bahwa ada dua macam peniruan, yaitu; (1)
Nondeliberate imitation, misalnya terjadi kalau anak meniru-niru gerakan sikap
orang dewasa, (2) Deliberate imitation, terjadi misalnya kalau anak-anak bermain
“peranan sosial”, misalnya menjadi ibu, penjual gorengan, sopir, dan lain
sebagainya.
Banyak para ahli yang terpengaruh oleh pendapat Baldwin tersebut, di
antaranya: Stren, Bechterev, dan Koffka. Ahli-ahli yang mengikuti aliran ini
19
beranggapan bahwa anak kecil mula-mula belum memiliki moral, yang kemudian
memiliki moral yang sifatnya heteronom, dan baru kemudian setelah anak
mencapai kedewasaan baru memiliki moral yang otonom. Proses perkembangan
dari moral yang heteronom, yaitu moral yang pedoman-pedomannya terdapat
diluar, kemudian pada saat dewasa perkembangan moral menjadi otonom, yaitu
moral yang pedoman-pedomannya terdapat dalam diri anak sendiri disebut proses
internalisasi (Sumadi Suryabrata, 2014).
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Djamarah, Bahri Syaiful. 2015. “Psikologi Belajar”. Jakarta: Rineka Cipta.
Yusuf LN, H. Syamsu, Dr., M.pd. 2006. “Psikologi perkembangan anak dan
remaja.” Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
22