Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Tentang :Perkembangan Peserta Didik Pada Masa Remaja

Dosen Pengampu : Dr. Sri Rejeki, M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK IX

 NOFI ARYANI (2021A1C176)


 SUSMITA (2021A1C272)
 TRIA ASTUTI NINGSI (2021A1C277)
 ARDIANSYAH (2021A1C038)

KELAS :III D

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat iman,
islam, inayah dan hidayah-Nya sehingga Kami diberikan kemudahan untuk
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongannya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
berjudul “Perkembangan Peserta Didik Pada Masa Remaja” dibuat untuk Memenuhi
tugas matakuliah “Perkembangan Peserta Didik”.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
nabi muhammad SAW beserta keluarga,sahabat dan para pengikutnya hingga hari
akhir.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang memerlukan
pengetahuan tambahan dalam penulisan makalahnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Pengertian peserta didik dan perkembangan peserta didik .........................

B. Individu sebagai kesatuan berbagai karakteristik ..........................................


C. Remaja dan perkembangannya .............................................................................
.................................................................................................................................
D. Kebutuhan dan pemenuhannya .............................................................................
E. Tugas-tugas perkembangan remaja (peserta didik) .......................................
F. Penyesuaian diri dan permasalahannya .............................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja sering disebut masa transisi. Sebab, pada masa ini seseorang
beralih dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini terjadi pada usia belasan.
Banyak sekali perubahan pada seseorang baik itu perubahan fisik maupun psikologis.
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah
“pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung
secara interdependensi, artinya bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak
dapat dipisahkan, akan tetapi dapat dibedakan untuk maksud lebih memperjelas
penggunaannya.
Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan. Pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan kuantatif, yaitu peningkatan ukuran dan struktur.
Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantatif yang
merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif
menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju. Teratur dan
koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan-perubahan sebelum
dan sesudahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan peserta didik dan perkembangan peserta
didik.?
2. Bagaimana Individu sebagai kesatuan berbagai karakteristik?.
3. Bagaimana Remaja dan perkembangannya?
4. Bagaimana Kebutuhan dan pemenuhannya?
5. Bagaimana Tugas-tugas perkembangan peserta didik pada masa
remaja
6. Bagaimana Penyesuaian diri dan permasalahannya?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Peserta Didik.
2. Untuk Mengetahui Pengertian dari peserta didik dan perkembangan peserta
didik
3. Untuk Mengetahui Karakteristik induvidu
4. Untuk Mengetahui bagaimana remaja dan perkembangannya
5. Untuk Mengetahui kebutuhan dan pemenuhan pada perkembangan remaja
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Tugas-tugas remaja dalam perkembangannya
7. Untuk Mengetahui bagaimana penyesuaian diri dan permasalahannya dalam
perkembangan Remaja
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian peserta didik dan perkembangan peserta didik


Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi dirimealui proses pembelajaran pada jalur
pendidikan. Baik itu jalur pendidikan formal maupun pendidikan
nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Perkembangan merupakan serangkain perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman , bekerja
dalam suatu proses perubahan yangberkenaan dengan aspek-aspek fisik
dan psikis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang
proses perkembangan individu mula dari masa konsepsi sampai mati.
Peserta didik adalah sinonim dari peserta didik, siswa, murid,
atau warga belajar belajar, dalam perkuliahan perkembangan peserta
didik berlaku untuk seluruh rentang usia sudah dapat mengikuti
penddikan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia.
Perkembangan peserta didik dimana kitamempelajari tingkah laku
atau perilaku seseorang dan watak si peserta didik.
Kajian teori dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
ini dikemukakan berkaitan dengan kajian yang mempersalahkan tentang
manakah yang lebih berpengaruh atau yang lebih menentukan terhadap
perkembangan diri seseorang.
 Aliran nativisme, aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan ditentukan oleh faktor bawaan atau keturunan.
 Aliran empirisme, aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan individu lebih dipengaruhi oleh lingkungan atau
pengalaman.
 Aliran konvergensi, aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan
dan perkembangan individu dipengaruhi oleh pembawaan maupun
lingkungan.
B. Individu sebagai kesatuan berbagai karakteristik
Sejak zaman Yunani kuno para filsuf berpendapat bahwa manusia
itu terdiri dari atas jasmani dan rohani. Jiwa termasuk bagian yang
rohani. Plato mengemukakan pembagian jiwa berdasarkan trikotomi,
yaitu pikir, kemauan, dan keinginan. Sedangkan Aristoteles
mengemukakan pembagian berdasarkan dikotomi, yaitu kognisi (gejala
mngenal) dan konasi (gejala kehendak).
Para filsuf abad pertengahan mempunyai pandangan tentang
jasmani dan rohani sebagai suatu kesatuan. Pandangan mereka dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a) monisme, yang menganggap
bahwa aspek jasmani dan aspek rohani tidak dapat dipisah-pisahkan
karena erupakan suatu kesatuan ; (b) dualisme, yang menganggap aspek
jasmani dan aspek rohani dapat berdiri sendiri meskipun keduanya
merupakan satu kesatuan.
Para ahli zaman sekarang, umumnya berpendapat bahwa aspek
jasmani dan rohani merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan. Demikian pula aspek-aspek psikis yang dibedakan secara
trikotomi dan dikotomi, merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Pembagian tersebut hanya untuk kepentingan analisis
teoritis.
Gejala-gejala yang menggambarkan adanya perkembangan
berbagai aspek pada diri individu, yaitu: (a)aspek fisik, misalnya
pertumbuhan payudara; (b) aspek intelek, misalnya perkembangan
kemampuan penalaran; (c) aspek emosi, misalnya semakin ada
stabilitas emosi; (d) aspek sosial, misalnya senang membantu dan
bekerja sama dengan orang lain; (e) aspek bahasa, misalnya bertambah
perbendaharaan kata; (f) aspek bakat khusus, misalnya mampu
menjunjung tinggi dan membela kebenaran.
Perbedaan individual dalam berbagai karakteristik itu tampak
dalam: (a) karakteristik aspek fisik, misalnya ada yang bekerja cepat,
ada pula yang bekerja lambat; (b) karakteristik intelek, misalnya yang
cerdas, ada pula yang tidak cerdas; (c) karakteristik emosi, misalnya
ada yang mudah marah, ada pula yang penyabar; (d) karakteristik
sosial, misalnya ada yang mudah bergaul, ada pula yang sulit dalam
bergaul; (e) karakteristik bahasa, misalnya ada yang lancar berbahasa,
ada pula yang mudah gugup; (f) karakteristik bakat, misalnya ada yang
begitu cepat belajar menyanyi sejak kecil, ada pula yang sudah berkali-
kali berlatih masih saja sumbang; (g) karakteristik nilai, moral, dan
sikap, misalnya ada anak yang taat terhadap tata tertib sekolah, ada
pula yang begitu mudah melanggar aturan atau tata tertib sekolah.

C. Remaja dan perkembangannya


Masa remaja terletak di antara masa anak dan masa dewasa. Masa
remaja dianggap telah mulai ketika anak telah matang dalam aspek
seksual dan kemudian berakhir seelah matang secara hukum. Di
Amerika, anak dianggap telah matang secara hukum apabila telah
mencapai usia 18 tahun.

Pertumbuhan adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat


progresif dan kontinu serta berlangsung selama periode tertentu.
Perkembangan ialah perubahan psikis yang bersifat progresif dan
menyebabkan tercapainya kemampuan dan sifat-sifat yang baru.

Pertumbuhan jasmani dan erkembangan rohani berlangsung


menurut hukum-hukum tertentu, yaitu (a) hukum tempo perkembangan,
(b) hukum irama perkembangan, (c) hukum rekapitulasi, (d) hukum
masa peka, (e) hukum masa menentang, (f) hukum masa eksploratif, (g)
hukum pertahanan diri, (h) hukum pengembangan diri.

Karakteristik umum perkembangan remaja ialah bahwa remaja


merupakan peralihan dari masa anak menuju masa dewasa sehingga
seringkali menunjukkan sifat-sifat karakteristik, seperti kegelisahan,
kebingungan, karena terjadi suatu pertentangan, keinginan untuk
mengkhayal, dan aktivitas berkelompok.

a. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik meliputi perubahan-perubahan fisik
yang progresif baik eksternal maupun internal. Pertumbuhan
fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku. Misalnya,
karena otot-otot tungkai belum kuat maka anak berjalan
terhuyung-huyung.

Karakteristik pertumbuhan fisk remaja, antara lain


pertumbuhan fisik berlangsung sangat cepat sehingga dapat
menimbulkan terjadinya gangguan regulasi. Pertumbuhan fisik
dipengaruhi oleh faktor internal (sifat jasmaniah yang
diwariskan orang tuanya dan kematangan), dan faktor
eksternal (kesehatan, makanan, stimulasi lingkungan, dan
sebagainya). Kedua variasi jenis pertumbuhan ini yang
menyebabkan adanya perbedaan antara individu satu dengan
yang lain. Pertumbuhan juga menyebabkan fisik remaja putri
semakin jelas perbedaannya dengan remaja putra.upaya untuk
membantu petumbuhan fisik adalah dengan cara menjaga
kesehatan dan memberi makanan yang baik.

Implikasinya bagi pendidikan ialah :

 Sarana dan prasarana pendidikan jangan sampai


mengganggu kesehatan
 Waktu istirahat untuk menghilangkan kelelahan perlu
diperhatikan
 Disediakan jam-jam untuk berolahraga sebagai usaha
untuk menjaga kesehatan.
b. Perkembangan intelek

Istilah intelek berasal dari bahasa inggris “intellect”


yang berarti: proses kognitif, proses berpikir, daya
menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan
mempertimbangkan serta kemampuan mental atau inteligensi.

Menurut Jean Piaget, perkembangan intelek atau


kognitif dibagi menjadi empat tahapan, yaitu :
1. Tahap sensoris-motoris (0-2 tahun). Pada tahap ini
pertumbuhan ditandai oleh kecendrungan-
kecendrungan sensoris-motoris.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun). Perkembangan
dalam tahap ini ditandai perkembangan intuitif.
Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung
oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun). pada tahap
ini, anak mulai berkembang sesuai dengan rasa ingin
tahunya. Disini anak sudah mulai mengamati,
menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran
orang lain dengan cara yang kurang egosentris dan
lebih objektif.
4. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Pada
tahap ini anak telah mampu mewujudkan suatu
keeluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan
hasil dari berpikir logis, mampu berpikir abstrak,
dan memecahkan persoalan yang bersifat hipotesis.

Hubungan intelek dengan tingkah laku adalah bahwa


inteligensi merupakan pernyataan dari tingkah laku adaptif
yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada
penyusunan pemikiran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan


intelektual adalah faktor hereditas, faktor lingkungan
(yang meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat).

c. Perkembangan kreativitas
Perkembangan kreativitas berkaitan erat dengan
fungsi belahan otak kanan, yang berarti berkaitan pula
dengan perkembangan intelek.
Ada beberapa definisi kreativitas yang dikemukakan
oleh para ahli, berikut ini :
 Barron mendefinisikan kreativitas adalah
kemampuan menciptakan sesuatu yang baru.
 Guilford menyatakan kreativitas mengacu pada
kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif.
 Utami munandar mendefinisikan kreativitas sebagai
kemampuan untuk mengolaborasi sesuatu gagasan.

Ada beberapa faktor yang mendukung


berkembangnya potensi kreativitas pada remaja, yaitu :

 Remaja yang mampu melakukan kombinasi serta


pemikiran logis.
 Remaja yang mampu melakukan kombinasi secara
proporsional.
 Remaja memiliki pemahaman tentang ruang relatif.
 Remaja mampu melakukan pemisahan dan
pengendalian variabel masalah yang kompleks.
 Remaja sudah mampu melakukan abstraksi reflektif
dan berpikir hipotetis.
 Remaja memiliki diri ideal.
 Remaja sudah menguasai bahasa abstrak.

d. Perkembangan emosi
Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan
pikiran, perasaan, nafsu, serta setiap keadaan mental yang
hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk suatu perasaan
dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak.

Ada empat teori yang menjelaskan hubungan antara


emosi dengan tingkah laku, yaitu (a) teori sentral, (b) teori
peripheral, (c) teori kepribadian, (d) teori kedaruratan
emosi.
Selain keempat teori diatas juga terdapat lima faktor
yang memengaruhi perkembangan emosi remaja, yaitu, (a)
perubahan jasmani, (b) perubahan pola interaksi dengan
orang tua, (c) perubahan interaksi dengan teman sebaya,
(d) perubahan pandangan luar, dan (e) perubahan interaksi
dengan sekolah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
emosi remaja agar berkembang ke arah kecerdasan
emosional antara lain dengan belajar engembangkan: (a)
keterampilan emosional, (b) keterampilan kognitif, (c)
keterampilan perilaku.
e. Perkembangan bakat khusus
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum
maupun bersifat khusus. Disebut bakat khusus apabila
kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus,
misalnya bakat akademik, sosial, seni, kinestetik, dan
sebagainya.
Bakat khusus disebut talent , sedangkan bakat umum
disebut gifted. Oleh karena itu, anak yang memiliki bakat
khusus menonjol sering disebut dengan istilah talent
children, sedangkan anak yang memiliki bakat intelektual
menonjol sering disebut dengan istilah gifted children .
Perwujudan dari bakat dan kemampuan adalah
prestasi. Bakat dan kemampuan menentukan prestasi
seseorang. Misalnya, individu yang memiliki bakat
matematika akan dapat mencapai prestasi yang menonjol
dalam bidang matematika.
Faktor-fator internal yang mempengaruhi
perkembangan bakat khusus adalah (a) minat, (b) motif
berprestasi, (c) keberanian mengambil resiko, (d) keuletan
dalam menghadapi tantangan, dan (e) kegigihan atau daya
juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.
Faktor-faktor internal yang memengaruhi
perkembangan bakat khusus adalah (a) kesempatan
maksimal untuk mengembangkan diri, (b) sarana dan
prasarana, (c) dukungan dan dorongan orang tua/keluarga,
(d) lingkungan tempat tinggal, dan (e) pola asuh orang tua.
Upaya pendidikan dalam mengembangkan bakat
khusus peserta didik adalah
 Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan
kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk
mengembangkan bakat khusunya dengan mengusahakan
dukungan psikologis maupun fisik.
 Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif
berprestasi yang tinggi di kalangan anak dan remaja,
baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
 Mengembangkan pendidikan berdiferensi di sekolah
dengan kurikulum berdiferensi pula guna memberikan
pelayanan secara lebih efektif kepada anak dan remaja
yang memiliki bakat khusus.

f. Perkembangan hubungan sosial


Hubungan sosial adalah cara-ara individu bereaksi
terhadap orang-orang di sekitarnya dan bagaimana
pengaruh hubunga itu terhadap dirinya. Hubungan sosial
ini mula-mula dimulai dari lingkungan rumah, kemudian
berkembang lebih luas lagike lingkungan sekolah, dan
dilanjutkan kepada lingkungan yang lebih luas lagi yatu
tempat berkumpulnya teman sebaya.
Interaksi adalah peristiwa saling memengaruhi satu
sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama,
mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain, atau
berkomunikasi satu sama lain. Jadi, dalam interaksi
tindakan setiap orang bertujuan untuk memengaruhi
individu lain.
Dari sudut komunikasi interaksi dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu interaksi verbal, interaksi fisik, dan
interaksi emosional.
Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan
hubungan sosial adalah keluarga, sekolah, dn masyarakat.
Perbedaan lingkungan dapat menimbulkan sikap
sosial pada individu. Secara psikologis, sikap ini dapat
dipelajari dengan tiga cara, yaitu :
 Meniru orang yang lebih berprestasi dalam bidang
tertentu
 Mengombinasi pengalaman, dan
 Pengalaman khusus dengan emosional yang
mendalam.
g. Perkembangan kemandirian
Pentingnya kemandirian bagi remaja karena adanya
gejala-gejala negatif yang negatif yang banyak berkembang
di masyarakat, yatu (a) kompleksitas kehidupan yang
semakin meningkat sehingga tata nilai yang sudah mapan
banyak diguncangkan oleh nilai-nilai baru yang banyak
dipahami; (b) ketergantungan disiplin kepada kontrol luar
dan bukan karena niat sendiri yang ikhlas; (c) sikap tidak
peduli terhadap lingkungan hidup; (d) sikap hidup
konformistik tanpa pemahaman dan kompromistik dengan
mengorbankan prinsip.
Ada enam tingkatan kemandirian, yaitu :
 Tingkatan pertama adalah tingkatan impulsif dan
melindungi diri
 Tingkatan kedua adalah tingkat konformistik
 Tingkatan ketiga adalah tingkat sadar diri
 Tingkatan keempat adalah tingkat seksama
 Tingkatan kelima adalah tingkat individualistik
 Tingkatan keenam adalah tingkat mandiri.

Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan


kemandirian remaja adalah :

 Gen atau keturunan orang tua


 Pola asuh orang tua
 Sistem pendidkan di sekolah
 Sistem kehidupan di masyarakat

Upaya pengembangan kemandirian remaja adalah :

 Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja dalam


keluarga
 Penciptaan keterbukaan
 Penciptaan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan
 Penerimaan positif tanpa syarat
 Empati terhadap remaja
 Penciptaan kehangatan hubungan dengan remaja.
h. Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa adalah sama dengan
penguasaan bahasa yaitu proses pemilikan ksakata,
kemampuan menyusun kata-kata sederhana, sampai pada
kemampuan menyusun tata bahasa sederhana maupun
kompleks.
Secara umum, perkembangan keterampilan berbahasa
pada individu dapat dibagi ke dalam empat komponen,
yaitu (a) fonologi (phonology), (b) semantik ( semantics),
(c) tata bahasa (grammar), (d) pragmatik (pragmatics).
Sesuai dengan perkembangan psikis remaja yang
sedang berada pada fase mencari jati diri maka remaja
seringkali membangun dan memiliki bahasa khas remaja.
Perkembangan mutakhir bahasa khas remaja sering dikenal
dengan istilah bahasa gaul.
Ada tiga aliran yang menjelaskan mengenai
faktorfaktor yang memengaruhi perkembangan bahasa,
yaitu (a) aliran nativisme, (b) aliran empirisme atau
behaviorisme, dan (c) aliran konvergensi.
Intervensi pendidkan menduduki posisi penting
dalam upaya membantu perkembangan bahasa. Wujud
intervensi itu adalah dengan menciptakan suasana
lingkungan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun
masyarakat, yang memberikan suasana aman secara
psikologis untuk mengungkapkan pemikiran-pemikiran
dalam bentuk bentuk komunikasi bahasa.
i. Perkembangan nila, moral, dan sikap
Nilai adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan
oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif
keputusan dalam situasi sosial tertentu. Ada enam nilai
yang dikenal secara luas, yaitu (a) nila teori atau nilai
keilmuwan, (b) nilai ekonomi, (c) nila sosial atau nilai
solidaritas, (d) nila agama, (e) nilai seni, dan (f) nilai
politik atau nilai kuasa.
Moral berasal dari kata latin mores yang artinya tata
cara dalam kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Moral
pada dasarnya merupakan rangkaian nili tentang berbagai
macam perilaku yang harus dipatuhi.
Sikap adalah predisposisi atau kecendrungan yang
relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk
bertingkah laku atau bereaksi dengan suatu cara tertentu
terhadap orang lain, objek, lembaga, atau persoalan
tertentu.
Sejalan dengan tahapan perkembangan yang dicapai,
remaja menunjukkan karakteristik individual
perkembangan nilai, moral dan sikap yang khas, yakni
berusaha menemukan sendiri atau bahkan membentuk
sendiri nilai, moral, da sikap di kalangan mereka.
Salah satu pendidikan moral yang dapat ditempuh
adalah menggunakan model yang disebut dengan “
pengembangan konflik-kognitif”.
D. Kebutuhan dan pemenuhannya
Setiap manusia dimotivasi oleh sejumlah “kebutuhan” dasar yang
bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari
sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan itu tidak semata-
mata bersifat fisiologis, melainkan juga bersifat psikologis.
Suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika
memenuhi syarat-syarat :
 Ketidakhadirannya atau ketidakadaannya menimbulkan penyakit
 Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit
 Pemulihannya menyembuhkan penyakit
 Dalam situasi-situasi tertentu yang sangat kompleks dan orang
bebas memilih, orang yang sedang berkekurangan ternyata
mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan
lainnya
 Kebutuhan itu tidak aktif, lemah, dan secara fungsional tidak
terdapat pada orang yang sehat.

Maslow mengemukakan hierarki kebutuhan dari yang paling


dasar sampai yang paling tinggi, yaitu :

 Kebutuhan fisiologis
 Kebutuhan rasa aman
 Kebutuhan rasa memiiki dan kasih sayang
 Kebutuhan penghargaan
 Kebutuhan rasaingin tahu
 Kebutuhan estetik
 Kebutuhan pertumuhan, dan
 Kebutuhan aktualisasi diri.

McClelland mengemukakan tiga kebutuhan dasar manusia, yaitu :

 Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement)


 Kebutuhan untuk berkuasa ( need for power)
 Kebutuhan untuk berafiliasi ( need for affiliation)
E. Tugas-tugas perkembangan remaja (peserta didik)
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau
sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu yang harus
diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Keberhasilan kehidupan
peyelesaian tugas perkembangan akan menimbulkan kebahagiaan dan
membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
perkembangan pada fase berikutnya.
Ada sepuluh tugas perkembangan remaja yang harus diselesaikan
dengan sebaik-baiknya. Untuk membantu memahami tugas-tugas
perkembangan tersebut, masing-masing dapat dikaji dari aspek-aspek
hakikat tugas, dasar biologis, dan dasar psikologis.
Masing-masing tugas perkembangan itu membawa implikasi yang
berbeda dalam enyelenggaraan pendidikan, yaitu dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan
nonakademik berkenaan dengan penyesuaian peran sosial, pemahaman
terhadap kondisi fisik dan psikologis, serta pemahaman dan
penghayatan peran jenis kelamin.

F. Penyesuaian diri dan permasalahannya


Penyesuaian diri dapat dimaknai dari tiga sudut pandang, yaitu:
(a) penyesuaian diri sebagai adaptasi, (b) penyesuaian diri seagai
bentuk konformitas, (c) penyesuaiandiri sebagai usaha penguasaan.
Seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang
baik (well adjusted person) manakala mampu melakukan respons-
respons yang matang efisien, memuaskan, dan sehat. Dikatakan efisien
berarti mampu melakukan respons dengan mengeluarkan tenaga dan
waktu sehemat mungkin. Dikatakan sehat artinya bahwa rspons-respons
yang dilakukannya sesuai dengan hakikat individu, lembaga atau
kelompok antarindividu, dan hubungan antara individu dan
penciptanya.
Proses penyesuaian diri setidaknya melibatkan tiga unsur, yaitu :
 Motivasi
 Sikap terhadap realitas, dan
 Pola dasar penyesuaian diri.

Penyesuaian diri remaja memiliki karakteristik yang khas, yang


dapat dilihat dari penyesuian diri terhadap (a) peran dan identtasnya,
(b) pendidikan, (c) kehidupan seks, (d) norma sosial, (e) penggunaan
waktu luang, (f) penggunaan uang, serta (g) kecemasan, konflik, dan
frustasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mengetahui perkembangan peserta didik, khususnya para remaja,


adalah hal yang tidak mudah. Disini peserta didik terdiri dari beberapa individu yang
menyatu guna melakukan suatu proses yang disebut proses pembelajaran untuk
mencapai satu tujuan yang sama.

Peserta didik khususnya remaja mengalami suatu fase perkembangan dimana


mereka mengalami suatu perubahan didalam hidupnya. Baik itu eliputi pertumbuhan
fisik, perkembangan intelek, perkembangan reativitas, perkembangan emosi,
perkembangan bakat khusus, perkembangan hubungan sosial, perkembangan
kemandirian, perkembangan bahasa, perkembangan nilai, moral, dan sikap.

Selain itu juga seiring berjalannya perkembangan yang terjadi pada peserta
didik, mereka juga mengalami perubahan kebutuhan yang mengikuti laju
perkembangan mereka. Disini mereka ditutuk dapat berupaya guna memanajemen
kebutuhan mereka dan cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ketika remaja
tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka, mereka setidaknya mengetahui
konsekuensi apa dan bagaimana upaya mencegah konsekuensi yang terjadi ketika
upaya yang mereka lakukan tidak berhasil memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Selain kebutuhan remaja yang bertambah mengikuti perkembangan mereka,


disini peserta didik harus bisa menyesuaikan dirinya sesuai dengan perkembangan
yang mereka alami dan mereka diharapkan agar dapat menyelesaikan berbagai
permasalahan yang menimpa sebaik mungkin.

B. Saran

Didalam mengamati perkembangan peserta didik khususnya remaja yang


mengalami masa transisi dari masa anak-anak ke dewasa tidak hanya dilihat dari satu
faktor atau aspek perkembangan saja, melainkan dilihat dari beberapa aspek yang
melatarbelakangi atau mendukung proses perkembangan tersebut. Contoh:
perkembangan remaja tidak hanya dilihat dari aspek fisik yang tampak melainkan
dari sisi nila, moral, sikap, pemikiran, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, mohammad. 2012. Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara

http://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik

https://ghiovanidebrian.wordpress.com/tugas-kuliah/semester-2/perkembangan-
peserta-didik/bab-ii-pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan/

Anda mungkin juga menyukai