MK.PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
PRODI SI PGSD-FIP
NIM : 1193111017
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
kasihnya sehinggah penyusunan CBR guna memenuhi tugas mata kuliah
perkembangan peserta didik ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Doa
serta salam kepada Tuhan Yang Maha Esa kiranya membuat kita semakin berteguh
kepada Nya.
Dalam penyusunan CBR ini tentunya ada hambatan dalam pengerjaannya namun atas
bantuan dan dorongan serta bimbingan dosen pembimbing, orang tua dan teman-
teman akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.
Makalah ini saya susun dengan Tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya mengenai perkembangan peserta didik.
Semoga CBR ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca, tidak lupa saya memohon maaf apabila dalam
penyusunan CBR ini terdapat kesalahan baik dalam kosakata ataupun isi dari
keseluruhan CBR ini. Saya sebagai penulis sadar bahwa CBR ini jauh dari kata
sempurna itu kami mengharapkan kritik dan saran demi kebaikan kami kedepannya.
ii
Identitas Buku
Buku Utama
ISBN : 978-602-7938-39-7
Buku Pembanding
ISBN : 978-602-1223-48-2
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B.TUJUAN
C.MANFAAT
A.RINGKASAN BAB I
B.RINGKASAN BAB II
D.RINGKASAN BAB IV
E.RINGKASAN BAB V
F.RINGKASAN BAB VI
I.RINGKASAN BAB IX
A.KEUNGGULAN
B.KEKURANGAN
BAB IV PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri.
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang
lain untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam
perkembangannya, pendapoat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi
dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik
baik dalam naungan lembaga formal maupun non formal. Tanpa sebuah
perkembangan dari peserta didik, maka perkembangan suatu Negara tidak akan
pernah berjalan denganlancar. Untuk itu sebagai tenaga pendidik harus mengetahui
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dari perkembangan peserta didik untuk
memudahkan proses belajar dan mengajar.
B.TUJUAN
Penulisan CBR ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca maupun penulis
tentang Perkembangan Peserta Didik dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik.
C.Manfaat
Memahami apa saja yang harus dipahami dalam mempelajari perkembangan peserta
didik dan setelah paham kita bisa mengaplikasikannya di masa yang akan datang.
1
BAB II
ISI BUKU
BAB I
HAKEKAT PERKEMBANGAN
2
Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Terjadinya perubahan dalam (a) aspek fisik : perubahan tinggi dan berat badan
serta organ-organ tubuh lainnya, (b) aspek psikis : semakin bertambahnya
perbendaharaan kata, matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta
menggunakan imajinasi kreatifnya.
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi ; (a) aspek fisik : proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh
anak mendekati proporsi tubuh usia remaja, (b) aspek psikis : perubahan imajinasi
dan fantasi ke realitas; perubahan perhatiannya dari yang tertuju pada diri sendiri
perlahan-lahan beralih kepada teman sebayanya.
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru ; (a) tanda-tanda fisik : pergantian gigi dan
karakteristik seks pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada anak wanita, dan
mimpi ‘basah’ pada anak pria), maupun sekunder (perubahan pada anggota tubuh :
pinggul dan buah dada pada wanita; kumis,jakun,suara pada anak pria) , (b) tanda-
tanda psikis : seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang berhubungan
dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.
B.Prinsip-prinsip Perkembangan
3
fase atau tahap perkembangan secara terus meners yang dipengaruhi oleh pengalaman
atau belajar.
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap
tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dan tahap sebelumnya yang
merupakan hasil perkembangan dan tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat
bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak harus
dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan
selanjutnya, yaitu berlari dan meloncat.
Sementara itu, Yelon dan Weinsten 1997 (dalam Syamsu Yusuf 2011)
mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan itu sebagai berikut.
4
4. Perkembangan Terjadi Pada Tempo Yang Berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan
tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat). Umpamanya (a) otak
mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6-8 tahun ; (b)
tangan,kaki,dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada usia remaja
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut : (a) sampai usia dua
tahun, anak memutuskan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik
fisik dan belajar berbicara ; (b) pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan
dipusatkan untuk menjadi manusia sosial.
Prinsip ini berarti dalam mengalami hidupnya yang normal dan berusia panjang
individu akan mengalami fase-fase perkembangan ; bayi, kanak-kanak, anak, remaja,
dewasa, dan masa tua. Tidak ada seorang pun yang tidak mengalami tahap tersebut.
7. Prinsip Kematangan
Prinsip ini berpendapat bahwa usaha belajar bergantung pada tingkat kematangan
yang dicapai ank. Hal ini berarti bahwa tidak ada gunanya melakukan usaha belajar
kalau yang bersangkutan belum matang untuk melaksanakan usaha tersebut.
5
C.Fase-Fase Perkembangan
Pendapat-pendapat itu secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu
berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.
Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa
bermain)
Tahap II : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak,masa sekolah
rendah)
Tahap III : dari14,0 sampai 21,0 tahun (masa
remaja,pubertas,peralihan dan usia anak mejadi orang dewasa)
Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantia
gigi; antara tahap II dan III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ seksual.
6
Tahap III : dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun;
Fullungs periode II; pada masa ini anak akan kelihatan pendek gemuk
kembali.
Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0
tahun;Streckungs periode II; pada periode ini anak kembali kelihatan
langsing.
3) Elizabeth Hurlock
7
Tahap IV : 15,0 sampai 20,0 periode pendidikan watak dan
pendidikan agama.
Kegoncangan psikis itu dialami hampir oleh semua orang, karena itu, dapat
digunakan sebagai ancar-ancar perpindahan dari masa yang satu ke masa yang lain
dalam proses perkembangan.
1) Masa Vital
2) Masa Estetik
8
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan masa keindahan. Kata estetik di
sisni lam arti bahwa pada masa ini, perkembangan anak yang terutama adalah fungsi
panca inderanya.
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keseriusan
bersekolah. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar,
sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-
mata.
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan
peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang
dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu :
1) Masa praremaja
Masa remaja biasanya berlangsung relatif singkat . Masa ini ditandai oleh sifat-sifat
negatif pada si remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif dengan
gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya.
2) Masa remaja
Pada masaini mulai tumbuh dakam diri remaja dorongan untuk hidup. Pada masa ini,
sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi
dan dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja, yaitu sebagai gejala
remaja.
9
Proses terbentuknya pendirian ata pandangan hidup atau cita-cita hidup itu dapat
dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan.
Pada masa ini individu telah mencapai kematangan untuk memilih calon pasangan
hidup, telah mampu menentukan dan meerencanakan karir masa depannya.
10
BAB II
TEORI PERKEMBANGAN
A. Teori-teori Psikoanalisis
1.Teori Freud
Menurut Freud kepribadian dapat diumpamakan sebagai sebuah gunung es. Sebagian
besar kepribadian kita teletak di bawah tingkat kesadaran kita, seperti halnya
sebagian besar dari sebuah gunung es itu terletak di bawah permukaan air.
11
demikian, mekanisme pertahanan sebaiknya tidak mendominasi perilaku individu dan
mencegah seseorang untuk menghadapi kenyataan.
Tahap-Tahap Psikoseksual
2. Teori Erikson
Menurut teori Erikson (Erikson’s theory), kemajuan manusia dicapai melalui delapan
tahap perkeembangan, yang berlangsung seumur hidup. Di dalam setiap tahap,
individu dihadapkan pada sebuah krisi yang merupakan suatu tugas perkembangan
unik yang harus diselesaikan. Krisis ini bukanlah sebuah bencana namun merupakan
sebuah titik balik yang ditandai oleh meningkatnya kerentanan dan potensi seseorang.
Otonomi versus rasa malu dan keragu-raguan (autonomu versus shame and doubt)
12
B. Teori-teori Kognitif
Piaget juga berpendapat bahwa ada empat tahap yang kita lalui ketika memahami
dunia. Setiap tahap yang terkait dengan usia mengandung cara berpikir yang berbeda.
Menurut teori Piaget, cara memahami dunia secara berbeda itulah yang membuat
sebuah tahap lebih tinggi dibandingkan tahap lainnya; hanya sekedar memiliki
informasi lebih banyak tidak berarti membuatpemikiran seseorang itu lebih tinggi.
Menurut Piaget, kognisi anak di sebuah tahap secara kualitatif berbeda dibandingkan
dengan tahap lainnya.
13
menggunakan temuan-temuan dari masyarakat, seperti bahasa, sistem matematika,
dan strategimemori. Dalam suatu budaya, hal ini dapat meliputi kegiatan belajar
berhitung dengan bantuan komputer.
3.Teori Pemrosesan-Informasi
1. Behavior Skinner
14
Bagi para behavioris perilaku malu dapat ditransformasikan menjadi perilaku
yang lebih berorientasi sosial ; perilaku agresif dapat dibentuk menjadi perilaku jinak;
perilaku lesu dan membosankan dapat diubah menjadi tingkah laku antusias dan
menarik.
15
Kronosistem (chronosystem) : Pola dari peristiwa-peristiwa lingkungan dan
transisi dari rangkaian kehidupan dan keadaan sosio-historis.
Orientasi teoritis eklektk tidak mengikuti sebuah pendekatan teori manapun, namun
memilih segi-segi yang dianggap paling baik dari masing-masing teori.
16
BAB III
PERKEMBANGAN REMAJA
A. Perkembangan Fisik
Pada usia sekolah yaitu usia SLTP dan SLTA, anak berada pada masa remaja
atau masa pubertas atau adolesen. Masa remaja merupakan masa peralihan atau
transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa. Pada masa transisi ini terjadi
perubahan-perubahan yang sangat cepat.
Oleh karena itu sebagai pendidik, anda perlu menghayati tahapan perkembangan
yang terjadi pada siswa sehingga dapat mengerti segala tingkah laku yang
ditampakkan siswa. Jika guru tidak peka bisa jadi guru memberikan respon yang
dapat menghambat perkembangan siswa.
Salah satu segi perkembangan yang cukup pesat dan nampak dari luar adalah
perkembangan fisik pada masa remaja. Pada masa remaja awal (usia SLTP) anak-
anak ini nampak postur tubuhnya tinggi –tinggi tetapi kurus. Selain terjadi perubahan
tinggi badan yang sangat cepat, pada masa remaja berlangsung perkembangan seksual
yang cepat pula. Perkembangan ini ditandai dengan munculnya ciri-ciri kelamin
primer dan sekunder. Ciri-ciri kelamin primer berkenaan dengan perkembangan alat-
alat produksi, baik pada pria maupun wanita. Pada masa awal remaja anak wanita
mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah. Selanjutnya, ciri-
ciri kelamin sekunder berkenaan dengan tumbuhnya bulu-bulu pada seluruh badan,
perubahan suara semakin rendah pada anak lai-laki, membesarnya buah dada pada
wanita, tumbuhnya jakun pada pria.
1.Faktor Internal
17
a. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orangtuanya
b. Kematangan
2.Faktor Eksternl
a. Kesehatan
b. Makanan
c. Stimulasi lingkungan
B. Perkembangan Intelektual
1.Tahap Sensori-Motoris
2.Tahap Praoperasional
18
3.Tahap Operasional Konkret
1. Faktor Hereditas
2. Faktor Lingkungan
a. Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah
memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga
anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untukberpikir.
b. Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung awab untuk meningkatkan
perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir anak.
19
C. Perkembangan Emosi
1. Pengertian Emosi
2. Bentuk-Bentuk Emosi
a. Amarah
b. Kesedihan
c. Rasa Takut
d. Kenikmatan
e. Cinta
f. Terkejut
g. Jengkel
h. Malu
20
4. Ciri Perkembangan Emosi Remaja
Masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa status remaja agak kabur,
baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Masa remaja biasanya memiliki energi
yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna.
Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir
kesepian.
a. Perubahan Jasmani
f. Kematangan Emosi
D. Perkembangan Bahasa
21
c. Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)
Aktivitas berpikir melibatkan bahasa berpikir yang terjadi di dalam hati atau
yang sering kali dikenal dengan percakapan dalam hati.
1. Kognisi
5. Kedwibahasaan
7. Kondisi lingkungan
22
a. Jenis-Jenis Bakat Khusus
Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika
memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan
khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya.
Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi karena bakat sangat
menentukan prestasi seseorang. Perlu ditekankan bahwa karena bakat masihbersifat
potensial, seseorang yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi
dalam bidangnya jika tidak mendapatkan kesempatan mengembangkan bakatnya
secara maksimal.
a. Faktor Internal
Minat
Motif berprestasi
Keberanian mengambil resiko
Keuletan
Kegigihan
23
b. Faktor Eksternal
Dilihat dari aspek manapun , individu memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Demikian juga dengan aspek bakat khusus, setiap individu memiliki bakat khususnya
masing-masing secara berbeda.
24
BAB IV
1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita
a. Hakikat Tugas
Mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan anak lelaki sebagai pria,
menjadi dewasa di antara orang dewasa dan belajar memimpin tanpa menekan orang
lain.
b. Dasar Biologis
Kematangan seksual dicapai semasa remaja. Daya tarik seksual menjadi suatu
kebutuhan yang dominan dalam kehidupan remaja. Hubungan sosial dipengaruhi oleh
kematangan fisik yang telah dicapai.
25
c. Dasar Psikologis
a. Hakikat Tugas
Mempelajari peran sosial dengan jenis kelaminnya sebagai pria atau wanita.
b. Dasar Biologis
Ditinjau dari kekuatan fisik, remaja putri lebih lemah dibandingkan remaja pria.
c. Dasar Psikologi
10. Memperoleh Suatu Himpunan Nilai-nilai dan Sistem Etika Sebagai Pedoman
Tingkah Laku
26
C. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan
Berkeluarga
Secara teoritis, masa remaja dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase pertama
pubertas dan fase kedua adalah adolensens. Fase pertama menitikberatkan pada
perkembangan fisik dan seksual, serta pengaruhnya pada gejala-gejala psikososial.
Sedangkan fase kedua menitikberatkan pada aspek-aspek nilai,moral,pandangan
hidup, dan hubungan kemasyarakatan.
Ada empat unsur utama yang penting bagi kebahagiaan perkawinan, yaitu :
27
BAB V
A. Teori Kebutuhan
1. Kebutuhan fisiologis
Merupakan kebutuhan paling dasar, paling kuat, dan paling jelas dari sekian
banyak kebutuhan untu mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu
kebutuhan akan makanan, minuman,sandang,tempat tinggal,seks,tempat tidur
dan oksigen
2. Kebutuhan ingin rasa aman
3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang
Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi muncullah kebutuhan
yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, cinta serta
kasih sayang.
4. Kebutuhan penghargaan
Ada dua kategori tentang kebutuhan akan penghargaan pada manusia yaitu :
a. Kebutuhan akan harga diri
b. Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain yang meliputi :
1) Kepercayaan diri
2) Kompetensi
3) Penguasaan
28
4) Kecukupan
5) Prestasi
6) Ketidak tergantungan
7) Kebebasan
5. Kebutuhan rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu proses pencarian
makna. Karena merupakan proses pencarian makna maka di dalamnya
mengandung hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisis,
menemukan hubungan-hubungan dan makna-makna serta membangun suatu
sistem nilai.
6. Kebutuhan estetik
Kebutuhan estetik berkorelasi dengan gambaran diri seseorang. Kebutuhan
keindahan dapat ditemukan dalam setiap peradaban dari zaman ke zaman
7. Kebutuhan pertumbuhan
8. Kebutuhan aktualisasi diri
Maslow menegaskan bahwa setiap orang harus berkembang sepenuhnya,
kemampuan yang dimilikinya. Kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan,
mengembangkan dan menggunakan kemampuan secara penuh oleh Maslow
disebut ‘aktualisasi diri’ . Kebutuhan aktualisasi diri biasanya muncul sesudah
akan penghargaan dan kasih sayang terpenuhi secara memadai.
29
7. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh
1. Abasement Needs
2. Need for Achievement
3. Need for Affiliation
4. Need fot Aggresion
5. Autonomy Needs
6. Counteraction
7. Defendance Needs
8. Deference Needs
9. Needs for Dominance
10. Exhibition
11. Harmavoidance
12. Infavoidance
13. Nurturance
14. Order
15. Play
16. Rejection
17. Sentience
18. Sex
19. Succorance
20. Understanding
30
BAB VI
Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas
bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa
tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia
sebagaimana yang kita harapkan.
1. Pengetahuan
Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang diri
sendiri atau penjelasan dari ‘siapa saya’ yang akan memberi gambaran tentang
diri saya.
2. Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan atau diri yang dicita-
citakan dimasa depan.
3. Penilaian
Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian kita terhadap diri kita sendiri.
a) Usia kematangan
b) Penampilan diri
c) Nama dan julukan
d) Hubungan keluarga
31
e) Teman-teman sebaya
f) Kreativitas
g) Cita-cita
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak masa
pertumbuhan hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orangtua turut
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan konsep diri seseorang
32
G. Konsep Diri Dan Prestasi Belajar
Berdasarkan beberapa hasil penelitian bahwa konsep diri dan prestasi belajar
siswa di sekolah mempunyai hubungan yang erat. Siswa yang berprestasi tinggi
cenderung memiliki konsep diri yang berbeda dengan siswa yang berprestasi rendah.
Siswa yang berprestasi rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak
mempunyai kemampuan.
Siswa yang memandang dirinya negatif ini, pada gilirannya akan menganggap
keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan
lebih karena mereka kebetulan. Lain halnya dengan siswa yang memandang dirinya
positif akan menganggap kenerhasilan sebagai hasilkerja keras dan karena mampu.
33
BAB VII
MEMPENGARUHINYA
Pengertian penyesuaian diri menurut Sekneiders dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu :
1. Motivasi
2. Sikap terhadap realitas dan proses penyesuaian diri
Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara individu
bereaksi terhadap ,manusia di sekitarnya, benda-benda dan hubungan-
hubungan yang membentuk realitas
3. Pola dasar proses penyesuaian diri
Dalam penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri,
misalnya seorang anak akan membutuhkan kasih sayang dari orangtua nya
yang selalu sibuk.
34
C. Karekteristik Penyesuaian Diri Remaja
Dalam konteks ini, penyesuaian diri remaja secara khas beupaya untuk dapat
berperan sebagai subjek yang kepribadiannya memang berbeda dengan anak
ataupun orang dewasa.
1) Kondisi Fisisk
a. Hereditas dan Konstitusi Fisik
b. Sistem Utama Tubuh
c. Kesehatan Fisik
2) Kepribadian
a. Kemauan dan Kemampuan untuk berubah
b. Pengaturan Diri
c. Realisasi Diri
d. Intelegensi
3) Edukasi/Pendidikan
a. Belajar
35
merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu
b. Pengalaman
c. Latihan, merupakan proses belajar yang diorientasikan kepada perolehan
keterampilan atau kebiasaan.
d. Determinasi Diri
merupakan faktor yang sangat kuat yang dapat digunakan untuk kebaikan
atau keburukan untuk mencapai penyesuaian diri secara tuntas.
4) Lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
merupakan lingkungan yang utama dan sangat penting
5) Agama dan Budaya
Agama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan sumbangan
niali-nilai keyakinan, praktik-praktik yang memberi makna sangat mendalam,
tujuan serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu.
BAB VIII
36
A. Masalah-Masalah Yang Mungkin Timbul Bertalian Dengan
Perkembangan Fisik Dan Psikomotorik
1. Adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta kepesatan laju
perkembangan fisik antar individu atau kelompok
2. Perkembangan ukuran tinggi dan berat badan yang kurang proporsional juga
dapat membawa akses psikologis tertentu
3. Perubahan suara dan menstruasi dapatjuga menimbulkan gejala-gejala
emosional tertentu
4. Matangnya organ reproduksi membutuhkan pemuasan biologis
Tanda-tanda bahaya dari individu yang tidak mampu menyesuaikan diri yang
umum dalam masa remaja adalah :
1. Tidak bertanggungjawab
2. Sikap yang sangat agressif
3. Perasaan tidak aman
4. Perasaan menyerah
37
5. Terlalu banyak berkhayal
a. Faktor Internal
1.Lemahnya pertahanan diri
2.Kurangnya kemampuan dalam menyesuaikan diri
3.Kurangnya dasar-dasar keimanan dalam diri pelajar
b. Faktor Eksternal
1.Faktor lingkungan yang tidak kondusif
Faktor Keluarga
a. Faktor Guru
b. Faktor Pembimbing/BK
c. Fasilitas Pendidikan
d. Faktor Geng
e. Faktor Ekonomi
Upaya mencegah dan mengatasi masalah tawuran
a. Keteladanan Keluarga
b. Peran Sekolah
1. Membuat peraturan sekolah yang tegas
2. Memberikan pendidikan anti tawuran
3. Mendeteksi dan menangani pelajar berotak kriminal
4. Menjalin komunikasi dan kerjasama antar sekolah
5. Membuat program ekstrakurikuler tawuran
c. Peran Lingkungan Sosial
d. Kebijakan Pemerintah
38
BAB IX
39
MENENGAH TERHADAP PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN
Dalam aspek pemahaman moral, usia remaja adalah usia yang kritis untuk
menguji kaidah-kaidah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari orang dewasa.
40
Memasuki usia sekolah menengah, lima kebutuhan dari Maslow, yaitu kebutuhan
fisik, kebutuhan rasa aman, afiliasi sosial, penghargaan dan perwujudan diri, mulai
menunjukkan kecenderungan-kecenderungannya.
41
3. Belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah
4. Empati
5. Sopan santun
6. Belajar bersikap positif
7. Belajar mengembangkan kesadaran diri
d. Pengembangan Keterampilan Perilaku
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan individu
adalah
1. Mempelajari komunikasi non-verbal
2. Mempelajari komunikasi verbal
3. Belajar mengelola perasaan
4. Belajar mengembangkan ketegasan
5. Belajar menerima diri sendiri
Konsep diri sangat menentukan dalam proses pendidikan dan prestasi belajar
peserta didik, anak yang mengalami masalah di sekolah banyak yang berhubungan
dengan konsp diri dan pada umumnya mereka mempunyai konsep diri yang rendah.
Oleh karena itu guru perlu melakukan berbagai usaha untuk mengembangkan dan
meningkatkan konsep diri anak.
42
Tugas-tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik, karena
akan membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam rangka
membantu remaja tersebut, yaitu sebgai berikut :
BAB III
43
PERBEDAAN BUKU
A.Keunggulan
a. Buku Utama
- Penjelasan lengkap
- EYD sesuai
b.Buku Pembanding
B.Kelemahan
a. Buku Utama
b. Buku Pembanding
BAB IV
44
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
46