Anda di halaman 1dari 50

CRITICAL BOOK REVIEW

MK.PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK

PRODI SI PGSD-FIP

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

(Dra.Rahmulyani, M.Pd., Kons)

Nama Mahasiswa : Leony Khatrin Hutagalung

NIM : 1193111017

Jurusan : Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kelas : D Reguler 2019

Dosen Pengampu : Friska Indra Nora Harahap S.Pd, M.Pd

Mata kuliah : Perkembangan Peserta Didik

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
kasihnya sehinggah penyusunan CBR guna memenuhi tugas mata kuliah
perkembangan peserta didik ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Doa
serta salam kepada Tuhan Yang Maha Esa kiranya membuat kita semakin berteguh
kepada Nya.

Dalam penyusunan CBR ini tentunya ada hambatan dalam pengerjaannya namun atas
bantuan dan dorongan serta bimbingan dosen pembimbing, orang tua dan teman-
teman akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.

Makalah ini saya susun dengan Tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya mengenai perkembangan peserta didik.

Semoga CBR ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca, tidak lupa saya memohon maaf apabila dalam
penyusunan CBR ini terdapat kesalahan baik dalam kosakata ataupun isi dari
keseluruhan CBR ini. Saya sebagai penulis sadar bahwa CBR ini jauh dari kata
sempurna itu kami mengharapkan kritik dan saran demi kebaikan kami kedepannya.

Medan,11 September 2019

ii
Identitas Buku

Buku Utama

Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik

Nama Pengarang : Dra.Rahmulyani,M.Pd.,Kons

Penerbit : UNIMED PRESS

Tahun Terbit : 2015

Jumlah Halaman : 191 Halaman

ISBN : 978-602-7938-39-7

Buku Pembanding

Judul Buku : Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

Nama Pengarang : Drs. Puger Honggowiyono,M.T

Penerbit : Gunung Samudera

Tahun Terbit : 2015

Jumlah Halaman : 66 Halaman

ISBN : 978-602-1223-48-2

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

B.TUJUAN

C.MANFAAT

BAB II ISI BUKU

A.RINGKASAN BAB I

B.RINGKASAN BAB II

C.RINGKASAN BAB III

D.RINGKASAN BAB IV

E.RINGKASAN BAB V

F.RINGKASAN BAB VI

G.RINGKASAN BAB VII

H.RINGKASAN BAB VIII

I.RINGKASAN BAB IX

BAB III PERBEDAAN BUKU

A.KEUNGGULAN

B.KEKURANGAN

BAB IV PENUTUP

A.KESIMPULAN

B.SARAN

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri.
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang
lain untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam
perkembangannya, pendapoat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi
dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi.

Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik
baik dalam naungan lembaga formal maupun non formal. Tanpa sebuah
perkembangan dari peserta didik, maka perkembangan suatu Negara tidak akan
pernah berjalan denganlancar. Untuk itu sebagai tenaga pendidik harus mengetahui
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dari perkembangan peserta didik untuk
memudahkan proses belajar dan mengajar.

B.TUJUAN

Penulisan CBR ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca maupun penulis
tentang Perkembangan Peserta Didik dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik.

C.Manfaat

Memahami apa saja yang harus dipahami dalam mempelajari perkembangan peserta
didik dan setelah paham kita bisa mengaplikasikannya di masa yang akan datang.

1
BAB II

ISI BUKU

BAB I

HAKEKAT PERKEMBANGAN

A.Pengertian dan Ciri-Ciri Perkembangan

Istilah Perkembangan berarti serangkaian perubahan-perubahan progressif yang


terjadi sebagai akibat dariproses kematangan dan pengalaman.

Perkembangan dapat diartikan sebagai “Perubahan yang progresif dan kontinyu


(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati” berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik/jasmaniah
maupun psikis/rohaniah.

Yang dimaksud dengan sistematis,progresif, dan berkesinambungan adalah


sebagai berikut.

1. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling


kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan
psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh : kemampuan berjalan
anak seiring matangnya otot-otot kaki.

2. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju,meningkat, dan mendalam


baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Contoh : perubahan proporsi dan ukuran
fisik anak

3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu


berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan. Contoh :
untuk dapat berdiri, seorang anak harus menguasai tahap sebelumnya, yaitu
kemampuan duduk dan merangkak.

2
Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Terjadinya perubahan dalam (a) aspek fisik : perubahan tinggi dan berat badan
serta organ-organ tubuh lainnya, (b) aspek psikis : semakin bertambahnya
perbendaharaan kata, matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta
menggunakan imajinasi kreatifnya.

2. Terjadinya perubahan dalam proporsi ; (a) aspek fisik : proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh
anak mendekati proporsi tubuh usia remaja, (b) aspek psikis : perubahan imajinasi
dan fantasi ke realitas; perubahan perhatiannya dari yang tertuju pada diri sendiri
perlahan-lahan beralih kepada teman sebayanya.

3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama ; (a) tanda-tanda fisik : lenyapnya kelenjar


Thymus yang terletak pada bagian dada, rambut-rambut halus dan gigi susu, (b)
tanda-tanda psikis : lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak-gerik kanak-kanak
(seperti merangkak)

4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru ; (a) tanda-tanda fisik : pergantian gigi dan
karakteristik seks pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada anak wanita, dan
mimpi ‘basah’ pada anak pria), maupun sekunder (perubahan pada anggota tubuh :
pinggul dan buah dada pada wanita; kumis,jakun,suara pada anak pria) , (b) tanda-
tanda psikis : seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang berhubungan
dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.

B.Prinsip-prinsip Perkembangan

1. Perkembangan Merupakan Proses Yang Tidak Pernah Berhenti ( Never Ending


Process)

Perkembangan berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai


mencapai kematangan atau masa tua. Setiap individu pasti mengalaminya melalui

3
fase atau tahap perkembangan secara terus meners yang dipengaruhi oleh pengalaman
atau belajar.

2. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi

Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun


sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi
yang positif di antara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan
fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami
kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang
berkembang dan mengalami kelabilan emosionalnya. Demikian juga sebaliknya anak
yang sehat akan mengalami perkembangan yang lancar.

3. Perkembangan Mengikuti Pola

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap
tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dan tahap sebelumnya yang
merupakan hasil perkembangan dan tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat
bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak harus
dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan
selanjutnya, yaitu berlari dan meloncat.

Sementara itu, Yelon dan Weinsten 1997 (dalam Syamsu Yusuf 2011)
mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan itu sebagai berikut.

a. Cephalocaudal & Proximal-distal

b. Struktur mendahului fungsi

c. Perkembangan itu berdiferensiasi

d. Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak

e. Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme

f. Perkembangan itu berlangsung dan “outter control to inner control”

4
4. Perkembangan Terjadi Pada Tempo Yang Berlainan

Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan
tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat). Umpamanya (a) otak
mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6-8 tahun ; (b)
tangan,kaki,dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada usia remaja

5. Setiap Fase Perkembangan Mempunyai Ciri Khas

Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut : (a) sampai usia dua
tahun, anak memutuskan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik
fisik dan belajar berbicara ; (b) pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan
dipusatkan untuk menjadi manusia sosial.

6. Setiap Individu Yang Normal Akan Mengalami Tahap/Fase Perkembangan

Prinsip ini berarti dalam mengalami hidupnya yang normal dan berusia panjang
individu akan mengalami fase-fase perkembangan ; bayi, kanak-kanak, anak, remaja,
dewasa, dan masa tua. Tidak ada seorang pun yang tidak mengalami tahap tersebut.

7. Prinsip Kematangan

Prinsip ini berpendapat bahwa usaha belajar bergantung pada tingkat kematangan
yang dicapai ank. Hal ini berarti bahwa tidak ada gunanya melakukan usaha belajar
kalau yang bersangkutan belum matang untuk melaksanakan usaha tersebut.

Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan perhatian yang serius.


Pertumbuhan dan perkembangan bukan usaha yang timbul dengan sendirinya. Tetapi
untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik diperlukan adanya
perhatian berupa perawatan fisik dan psikis maupun bimbingan orangtua,guru dan
masyarakat karena merupakan awal terbentuknya organ-organ tutbuh individu dan
tersusun jaringan syaraf yang membentuk sistem yang lengkap.

5
C.Fase-Fase Perkembangan

1. Pengertian Dan Kriteria Menentukan Fase Perkembangan

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang


perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah
laku tertentu.

Pendapat-pendapat itu secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu
berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.

a. Tahap Perkembangan Berdasarkan Analisis Biologis

1) Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai dewasa itu


ke dalam tiga tahapan. Setiap tahapan lamanya tujuh tahun, yaitu:

 Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa
bermain)
 Tahap II : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak,masa sekolah
rendah)
 Tahap III : dari14,0 sampai 21,0 tahun (masa
remaja,pubertas,peralihan dan usia anak mejadi orang dewasa)

Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantia
gigi; antara tahap II dan III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ seksual.

2) Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu melewati


empat tahapan, yaitu :

 Tahap I : dari 0,0 sampaikira-kira 3,0 tahun; Fullungs periode I;


pada fase ini anak keliatanmakin gemuk
 Tahap II : dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7,0 tahun;
Streckungs periode I, pada periode ini kelihatan langsing

6
 Tahap III : dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun;
Fullungs periode II; pada masa ini anak akan kelihatan pendek gemuk
kembali.
 Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0
tahun;Streckungs periode II; pada periode ini anak kembali kelihatan
langsing.

3) Elizabeth Hurlock

 Tahap I : Fase parental, mulai masa konsepsi sampai proses


kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari
 Tahap II : Infancy, mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
 Tahap III : Babyhood, mulai dari 2 minggu sampai usia 2 tahun

 Tahap IV : Childhood, mulai 2 tahun sampai masa remaja


 Tahap V : Addolensde/Puberty, mulai usia 11 atau13 tahun
sampai usia 21 tahun .

b. Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktis

Yang dapat digoloongkan ke dalam penahapan berdasarkan didaktis atau


instruksional antara lain pendapat dari Comenius dan Rosseau.

1) Comenius. Dipandang dari segi pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi


seseorang itu berlangsung dalam empat jenjang, yaitu a) Sekolah ibu, b) Sekolah
bahasa ibu, c) Sekolah latin, d) Akademi pemuda-pemudi

2) Rosseau. Pentahapa perkembangan menurut Rosseau adalah sebagai berikut.

 Tahap I : 0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan.


 Tahap II : 2,0 sampai 12,0 masa pendidikan jasmani dan latihan
panca indera.
 Tahap III : 12,0 sampai 15,0 periode pendidikan akal.

7
 Tahap IV : 15,0 sampai 20,0 periode pendidikan watak dan
pendidikan agama.

c. Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis

Para ahli yang menggunakan aspek psikologi sebgai landasan dalam


menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman psikologis
mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa
perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain bahwa dalam perkembangan, pada
umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan.

Kegoncangan psikis itu dialami hampir oleh semua orang, karena itu, dapat
digunakan sebagai ancar-ancar perpindahan dari masa yang satu ke masa yang lain
dalam proses perkembangan.

2. Kriteria Pentahapan Perkembangan

Dalam hubungannya dengan proses belajar-mengajar (pendidikan), pentahapan


perkembangan yang dipergunakan sebaiknya bersifat elektif, maksudnya tidak
terpaku pada suatu pendapat saja tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai
pendapat yang mempunyai hubungan yang erat.

Fase-fase Perkembangan Individu

a. Masa Usia Prasekolah

1) Masa Vital

Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi bologis untuk menemukan


berbagai hal dalam dunianya,

2) Masa Estetik

8
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan masa keindahan. Kata estetik di
sisni lam arti bahwa pada masa ini, perkembangan anak yang terutama adalah fungsi
panca inderanya.

b. Masa Usia Sekolah Dasar

Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keseriusan
bersekolah. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar,
sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-
mata.

Masa keserasian diperinci menjadi 2 fase :

1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar

2)Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar

c. Masa Usia Sekolah Menengah

Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan
peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang
dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu :

1) Masa praremaja

Masa remaja biasanya berlangsung relatif singkat . Masa ini ditandai oleh sifat-sifat
negatif pada si remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif dengan
gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya.

2) Masa remaja

Pada masaini mulai tumbuh dakam diri remaja dorongan untuk hidup. Pada masa ini,
sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi
dan dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja, yaitu sebagai gejala
remaja.

9
Proses terbentuknya pendirian ata pandangan hidup atau cita-cita hidup itu dapat
dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan.

3) Masa remaja akhir

Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah


tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenihilah tugas-tugas perkembangan masa
remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam masa
dewasa.

d. Masa Usia Kemahasiwaan

Pada masa ini individu telah mencapai kematangan untuk memilih calon pasangan
hidup, telah mampu menentukan dan meerencanakan karir masa depannya.

10
BAB II

TEORI PERKEMBANGAN

A. Teori-teori Psikoanalisis

Menurut teori psikoanalisis (psychoanalytic theory), proses perkembangan


terutama berlangsung secara tidak disadari atau unconscious dan sangat diwarnai oleh
emosi. Para ahli teori psikoanalisis menekankan bahwa perilaku hanyalah merupakan
karakteristik di permukaan.

Karakteristik-karakteristikini disoroti dalam teori psikoanalisis utama, yaitu Sigmund


Freud.

1.Teori Freud

Struktur keprbadian Freud menyatakan bahwa kepribadian memilikitiga struktur,


yaitu : id,ego, dan superego.

Menurut Freud kepribadian dapat diumpamakan sebagai sebuah gunung es. Sebagian
besar kepribadian kita teletak di bawah tingkat kesadaran kita, seperti halnya
sebagian besar dari sebuah gunung es itu terletak di bawah permukaan air.

Mekanisme Pertahanan. Dalam pandangan Freud, ego harus menyelesaikan konflik


antara tuntutan realitas,harapan id, dan oembatasan superego, melalui mekanisme
pertahanan. Mekanisme pertahanan merupakan metode yang tidak disadari untuk
mendisortirkan realitas, yang digunakan oleh ego untuk melindungi dirinya dari
kecemasan yang disebabkan oleh adanya konflik antara ketiga struktur kepribadian.

Ingatlah bahwa mekanisme pertahanan tersebut tidak disadari; remaja tidak


menyadari bahwa mereka menggunakannya untuk melindungi ego dan untuk
meredakan kecemasan. Mekanisme pertahanan tidak selalu tidak sehat, apabila
digunakan untuk sementara waktu dengan cara yang tidak berlebihan. Meskipun

11
demikian, mekanisme pertahanan sebaiknya tidak mendominasi perilaku individu dan
mencegah seseorang untuk menghadapi kenyataan.

Tahap-Tahap Psikoseksual

 Tahap Oral (oral stage)


 Tahap Anal (anal stage)
 Tahap Falik (phalic stage)
 Tahap Laten (latency stage)
 Tahap Genital (genital stage)

2. Teori Erikson

Menurut teori Erikson (Erikson’s theory), kemajuan manusia dicapai melalui delapan
tahap perkeembangan, yang berlangsung seumur hidup. Di dalam setiap tahap,
individu dihadapkan pada sebuah krisi yang merupakan suatu tugas perkembangan
unik yang harus diselesaikan. Krisis ini bukanlah sebuah bencana namun merupakan
sebuah titik balik yang ditandai oleh meningkatnya kerentanan dan potensi seseorang.

Kepercayaan versus ketidakpercayaan (trust versus mistrust)

Otonomi versus rasa malu dan keragu-raguan (autonomu versus shame and doubt)

Prakarsa versus rasa bersalah (intiative versus guilt)

Tekun versus rasa rendah diri (industry versus inferiority)

Identitas versus kebingungan identitas (identity versus identity)

Keintiman versus keterkucilan (intimacy versus isolation)

Bangkit versus stagnasi (generativity versus stagnation)

Integritas versus kekecewaan (integrity versus despair)

12
B. Teori-teori Kognitif

Tiga teori kognitif yang paling penting adalah :

1. Teori Perkembangan Kognitif dari Piaget

Teori Piaget menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman


mengenai dunia dan melalui empat perkembangan kognitif.

Piaget juga berpendapat bahwa ada empat tahap yang kita lalui ketika memahami
dunia. Setiap tahap yang terkait dengan usia mengandung cara berpikir yang berbeda.
Menurut teori Piaget, cara memahami dunia secara berbeda itulah yang membuat
sebuah tahap lebih tinggi dibandingkan tahap lainnya; hanya sekedar memiliki
informasi lebih banyak tidak berarti membuatpemikiran seseorang itu lebih tinggi.
Menurut Piaget, kognisi anak di sebuah tahap secara kualitatif berbeda dibandingkan
dengan tahap lainnya.

Tahap Tahap Tahap Tahap


Sensorimotor Praoperasional Operasional Konkret Operasional Formal
Bayi membangun Anak mulai Anak saat ini dapat Remaja bernalar
pemahaman mengenai menjalankan dunia bernalar secara logis secara lebih abstrak,
dunia dengan dengan kata-kata dan mengenai peristiwa- idealis dan logis.
mengoordinasikan gambar. peristiwa konkret dan
pengalaman sensoris mengklasifikasikan
dengan tindakan fisik. objek kedalam bentuk
yang beda.
Lahir-2 tahun 7-11 tahun 11 tahun-Dewasa
2-7 tahun

2. Teori Kognitif Sosio-Budaya dari Vygotsky

Teori Vygotsky adalah teori kognisi sosio-budaya yang menekankan bagaimana


budaya dan interaksi sosial mengarahkan perkembangan kognitif. Ia berpendapat
bahwa perkembangan memori, atensi dan penalran, mencakup kegiatan belajar untuk

13
menggunakan temuan-temuan dari masyarakat, seperti bahasa, sistem matematika,
dan strategimemori. Dalam suatu budaya, hal ini dapat meliputi kegiatan belajar
berhitung dengan bantuan komputer.

Vygotsky mengemukakan gagasan-gagasan yang unik dan berpengaruh mengenai


perkembangan kognitif.

3.Teori Pemrosesan-Informasi

Menekankan bahwa individu memanipulasi, memonitor, dan menyusun strategi


terhapa informasi-informasi yang ditemui. Dalam teori ini proses memori dan
berpikir menjadi tema sentral. Menurut teori ini, secara bertahap remaja
mengembangkan kapasitas yang lebih besar untuk memproses informasi, di mana hal
ini memungkinkan mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
kompleks.

C. Teori-teori Perilaku dan Kognitif Sosial

Teori-teori perilaku dan sosial kognitif menekankan peranan pengalaman lingkungan


dan perilaku yang teramati dalam memahami perkembangan remaja. Para ahli teori
sosial kognitif juga menekankan faktor-faktor pribadi/kognitif dalam perkembangan.

1. Behavior Skinner

Behaviorisme (behaviorism) menekankan studi ilmiah mengenai respons perilaku


yang teramati serta determinan-determinan lingkungan. Dalam prilaku menurut
B.F.Skinner, pikiran, kesadaran atau ketidaksadaran , tidak dibutuhkan untuk
menjelaskan perilaku dan perkembangan. Bagi Skinner, perkembangan adalah
perilaku.

Para Behavioris berpendapat bahwa perkembangan merupakan hasil belajar dan


sering kali berubah seiring dengan pemerolehan pengalaman di lingkungan, mereka
juga berpendapat bahwa modifikasi lingkungan dapat mengubah perkembanagn.

14
Bagi para behavioris perilaku malu dapat ditransformasikan menjadi perilaku
yang lebih berorientasi sosial ; perilaku agresif dapat dibentuk menjadi perilaku jinak;
perilaku lesu dan membosankan dapat diubah menjadi tingkah laku antusias dan
menarik.

2. Teori Kognitif Sosial

Teori kognitif sosial menyatakan bahwa perilaku, lingkungan, dan kognisi


merupakan faktor-faktor penting dalam perkembangan.

Bandura menyatakan bahwa faktor perilaku, lingkungan, dan pribadi/kognitif,


seperti keyakinan, perencanaan, dan berpikir, dapat berinteraksi secara timbal-balik.
Dengan demikian, dalam pandangan Bandura, lingkungan dapat mempengaruhi
perilaku seseorang ( sesuai dengan pandangan Skinner), namun asa banyak hal yang
perlu dipertimbangkan. Faktor pribadi/kognitif dapat mempengaruhi perilaku
seseorang dan sebaliknya. Faktor-faktor pribadi/kognitif dapat meliputi self-refficacy,
kemampuan merencanakan, dan keterampilan berpikir.

D. Teori Kontekstual Ekologis

Pendekatan lain yang menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap


perkembangan adalah teori kontekstual ekologis ( ecological contektal theory ) dari
Brofenbrenner, yang kini semakin banyak diminati. Teori ini mengidentifikasikan
lima sistem lingkungan, yang berkisar dari interaksi langsung dengan agen-agen
sosial hingga input budaya yang luas.

Kelima teori tersebut adalah :

 Mikrosistem (microsystem) : Situasi dimana remaja hidup


 Mesosistem (mesosystem) : Relasi antara dua mikrosistem atau lebih
 Ekosistem ( ecosystem) : Sistem sosial dimana remaja tidak memiliki peran
aktif namun mempengaruhi pengalaman remaja.
 Makrosistem (macrosystem) : Budaya dimana remaja hidup.

15
 Kronosistem (chronosystem) : Pola dari peristiwa-peristiwa lingkungan dan
transisi dari rangkaian kehidupan dan keadaan sosio-historis.

E. Orientasi Teoritis Eklektik

Orientasi teoritis eklektk tidak mengikuti sebuah pendekatan teori manapun, namun
memilih segi-segi yang dianggap paling baik dari masing-masing teori.

16
BAB III

PERKEMBANGAN REMAJA

A. Perkembangan Fisik

Pada usia sekolah yaitu usia SLTP dan SLTA, anak berada pada masa remaja
atau masa pubertas atau adolesen. Masa remaja merupakan masa peralihan atau
transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa. Pada masa transisi ini terjadi
perubahan-perubahan yang sangat cepat.

Oleh karena itu sebagai pendidik, anda perlu menghayati tahapan perkembangan
yang terjadi pada siswa sehingga dapat mengerti segala tingkah laku yang
ditampakkan siswa. Jika guru tidak peka bisa jadi guru memberikan respon yang
dapat menghambat perkembangan siswa.

Salah satu segi perkembangan yang cukup pesat dan nampak dari luar adalah
perkembangan fisik pada masa remaja. Pada masa remaja awal (usia SLTP) anak-
anak ini nampak postur tubuhnya tinggi –tinggi tetapi kurus. Selain terjadi perubahan
tinggi badan yang sangat cepat, pada masa remaja berlangsung perkembangan seksual
yang cepat pula. Perkembangan ini ditandai dengan munculnya ciri-ciri kelamin
primer dan sekunder. Ciri-ciri kelamin primer berkenaan dengan perkembangan alat-
alat produksi, baik pada pria maupun wanita. Pada masa awal remaja anak wanita
mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah. Selanjutnya, ciri-
ciri kelamin sekunder berkenaan dengan tumbuhnya bulu-bulu pada seluruh badan,
perubahan suara semakin rendah pada anak lai-laki, membesarnya buah dada pada
wanita, tumbuhnya jakun pada pria.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik

1.Faktor Internal

Adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu.

17
a. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orangtuanya

b. Kematangan

2.Faktor Eksternl

Adalah faktor yang berasal dari luar diri anak.

a. Kesehatan

b. Makanan

c. Stimulasi lingkungan

B. Perkembangan Intelektual

Sejalan dengan perkembangan fisik yang cepat, berkembang pula kemampuan


intelektual berfikirnya. Kalau pada usia sekolah dasar, kemampuan berpikir anak
masih berkenaan dengan hal-hal yang kongkrit atau berpikir remaja mampu
membayangkan apa yang akan dialami bila terjadi suatu peristiwa umpamnya perang
nuklir, kiamat, dsb.

Berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional pada remaja ditandai


dengan 3 hal penting. Pertama, anak mulai mampu melihat tentang kemungkinan-
kemungkinan. Kedua, anak telah mampu berpikir ilmiah. Ketiga, remaja telah
mampu memadukan ide-ide secara logis.

Secara umum kemampuan berpikir forml mengarahkan remaja kepada


pemecahan masalah-masalah berpikir secara sistematis. Oleh karena itu,guru perlu
mendorong kemampuan berpikir siswa pada usia ini, tentang kemungkinan ke depan.

Tahap Perkembangan Intelek/Kognitif

1.Tahap Sensori-Motoris

2.Tahap Praoperasional

18
3.Tahap Operasional Konkret

4.Tahap Operasional Formal

Karakteristik Perkembangan Intelek/Kognitif

1.Karakteristik Tahap Sensori-Motoris

2.Karakteristik Tahap Praoperasional

3.Karakteristik Tahap Operasional Konkret

4.Karakteristik Tahap Operasional Formal

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek Kognitif

1. Faktor Hereditas

Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan


daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan,
apakah akan menjadi kemampuan berpikir setaraf normal, diatas normal, atau
dibawah normal.

2. Faktor Lingkungan

Ada dua unsur yang sangat penting peranannya dalam mempengaruhi


perkembangan intelek anak yaitu keluarga dan sekolah.

a. Keluarga

Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah
memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga
anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untukberpikir.

b. Sekolah

Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung awab untuk meningkatkan
perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir anak.

19
C. Perkembangan Emosi

1. Pengertian Emosi

Golleman mendefinisikan emosi merujuk pada makna yang paling harafiah


diambil dari Oxford English Dictionary yang memaknai emosi sebagai setiap
kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat
yang meluap-luap.

2. Bentuk-Bentuk Emosi

a. Amarah

b. Kesedihan

c. Rasa Takut

d. Kenikmatan

e. Cinta

f. Terkejut

g. Jengkel

h. Malu

3. Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku

a. Respons yang cepat tapi ceroboh

b. Mendahulukan perasaan kemudian pikiran

c. Memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik

d. Masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang

e. Realitas yang ditentukan oleh keadaan

20
4. Ciri Perkembangan Emosi Remaja

Masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa status remaja agak kabur,
baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Masa remaja biasanya memiliki energi
yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna.
Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir
kesepian.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah :

a. Perubahan Jasmani

b. Perubahan Pola Interaksi dengan Orang Tua

c. Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya

d. Faktor Pandangan Luar

e. Perubahan Interaksi dengan Sekolah

f. Kematangan Emosi

D. Perkembangan Bahasa

1.Pengertian Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam


pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Perkembangan bahasa terkait
dengan perkembangan kognitif,yang berarti faktor kognitif sangat berpengaruh
terhadap kemampuan bahasa.

2. Tahapan Perkembangan Bahasa

a. Tahap pralinguistik atau meraba (0,3-1,0 tahun)

b. Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1,0-1,8 tahun)

21
c. Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)

d. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)

e. Tahap pengembangan bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)

f. Tahap kompetensi lengkap (11,0-dewasa)

3. Hubungan Kemampuan Berbahasa dengan Kemampuan Berpikir

Aktivitas berpikir melibatkan bahasa berpikir yang terjadi di dalam hati atau
yang sering kali dikenal dengan percakapan dalam hati.

4. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja

Karakteristik bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh perkembangan kognitif


yang menurut Jean Piaget telah mencpai tahap operasional formal.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

1. Kognisi

2. Pola komunukasi dalam keluarga

3. Jumlah anak atau anggota keluarga

4. Posisi urutan kelahiran

5. Kedwibahasaan

6. Status sosial ekonomi keluarga

7. Kondisi lingkungan

E. Perkembangan Bakat Khusus

Bakat mengandung makna kemampuan bawaan yang meerupakan potensi yang


masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut.

22
a. Jenis-Jenis Bakat Khusus

Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika
memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan
khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya.

Adapun jenis-jenis bakat khusus berdasarkan Conny Semiawan dan Utami


Munandar

 Bakat akademik khusus


 Bakat kreatif-produktif
 Bakat seni
 Bakat kinestetik
 Bakat sosial

b. Hubungan Antara Bakat dan Prestasi

Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi karena bakat sangat
menentukan prestasi seseorang. Perlu ditekankan bahwa karena bakat masihbersifat
potensial, seseorang yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi
dalam bidangnya jika tidak mendapatkan kesempatan mengembangkan bakatnya
secara maksimal.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus

a. Faktor Internal

 Minat
 Motif berprestasi
 Keberanian mengambil resiko
 Keuletan
 Kegigihan

23
b. Faktor Eksternal

 Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri


 Sarana dan prasarana
 Dukungan dan dorongan orangtua/keluarga
 Pola asuh orangtua

d. Perbedaan Individual Dalam Bakat Khusus

Dilihat dari aspek manapun , individu memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Demikian juga dengan aspek bakat khusus, setiap individu memiliki bakat khususnya
masing-masing secara berbeda.

24
BAB IV

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

A. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan

Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya


melalui beberapa periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan
memiliki serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh
setiap individu.

Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga macam tujuan yang sangat bermanfaat


bagi individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan yaitu :

 Sebagai petunjuk individu


 Memberikan motivasi kepada individu
 Menunjukan kepada setiap individu tentang apa yang mereka hadapi dan
tindakannya

B. Jenis-Jenis Tugas Perkembangan Remaja

1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita

a. Hakikat Tugas

Mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan anak lelaki sebagai pria,
menjadi dewasa di antara orang dewasa dan belajar memimpin tanpa menekan orang
lain.

b. Dasar Biologis

Kematangan seksual dicapai semasa remaja. Daya tarik seksual menjadi suatu
kebutuhan yang dominan dalam kehidupan remaja. Hubungan sosial dipengaruhi oleh
kematangan fisik yang telah dicapai.

25
c. Dasar Psikologis

Keberhasilan melaksanakan tugas perkembangan akan membawa penyesuaian sosial


yang lebih baik sepanjang kehidupannya.

2. Mencapai Peran Sosial Pria dan Wanita

a. Hakikat Tugas

Mempelajari peran sosial dengan jenis kelaminnya sebagai pria atau wanita.

b. Dasar Biologis

Ditinjau dari kekuatan fisik, remaja putri lebih lemah dibandingkan remaja pria.

c. Dasar Psikologi

Peran remaja pria dan wanita memang berbeda.

3. Menerima Keadaan Fisiknya dan Menggunakannya Secara Efektif

4. Mencari Kemandirian Emosional dari Orangtua dan Orang-Orang Dewasa Lainnya

5. Mencapai Jaminan Kebebasan Ekonomis

6. Memilih dan Menyiapkan Lapangan Pekerjaan

7. Persiapan Kehidupan Berkeluarga

8. Mengembangkan Keterampilan Intelektual dan Konsep Yang Penting Untuk


Kompetensi Kewarganegaraan

9. Mencapai dan Mengharapkan Tingkah Laku Sosial Yang Bertanggungjawab

10. Memperoleh Suatu Himpunan Nilai-nilai dan Sistem Etika Sebagai Pedoman
Tingkah Laku

26
C. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan
Berkeluarga

Secara teoritis, masa remaja dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase pertama
pubertas dan fase kedua adalah adolensens. Fase pertama menitikberatkan pada
perkembangan fisik dan seksual, serta pengaruhnya pada gejala-gejala psikososial.
Sedangkan fase kedua menitikberatkan pada aspek-aspek nilai,moral,pandangan
hidup, dan hubungan kemasyarakatan.

Berdasarkan pada pembagian masa remaja ke dalam dua fase tersebut,


pembahasan tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan berkeluarga
menitikberatkan pada masa remaja fase kedua yaitu fase adolesens.

Pada fase adolesens, tugas perkembangan yang berkaitan dengan kehidupan


kekuarga merupakan tugas yang sangat penting dan harus dapat diselesaikan dengan
baik meskipun dirasakan sangat berat.

Ada empat unsur utama yang penting bagi kebahagiaan perkawinan, yaitu :

1. Penyesuaian dengan pasangan


2. Penyesuaian keuangan
3. Penyesuaian dengan pihak keluarga masing-masing

Ada sejumlah kriteria keberhasilan penyesuaian kehidupan berkeluarga dan


perkawinan, yaitu :

1. Kebahagiaan pasangan suami istri


2. Hubungan yang baik antara anak dengan orangtua
3. Penyesuaian yang baik dari anak-anak
4. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat
5. Kebersamaan
6. Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan
7. Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan

27
BAB V

KEBUTUHAN DAN PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA

A. Teori Kebutuhan

Teori yang berhubungan dengan kebutuhan hidup manusia dikemukakan oleh


Abraham H.Maslow. Maslow melukiskan masnusia sebagai makhluk yang tidak
pernah dalam keadaan sepenuhnya puas. Bagi manusia kepuasan itu sifatnya
sementara jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan lainnya
akan muncul menuntut pemuasan begitu seterusnya. Itulah yang dimaksud dengan
kepuasan sementara menurut Maslow. Dalam konteks ini Maslow mengemukakan
hierarki kebutuhan dari yang paling dasar sampai yang paling tinggi, yaitu :

1. Kebutuhan fisiologis
Merupakan kebutuhan paling dasar, paling kuat, dan paling jelas dari sekian
banyak kebutuhan untu mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu
kebutuhan akan makanan, minuman,sandang,tempat tinggal,seks,tempat tidur
dan oksigen
2. Kebutuhan ingin rasa aman
3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang
Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi muncullah kebutuhan
yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, cinta serta
kasih sayang.
4. Kebutuhan penghargaan
Ada dua kategori tentang kebutuhan akan penghargaan pada manusia yaitu :
a. Kebutuhan akan harga diri
b. Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain yang meliputi :
1) Kepercayaan diri
2) Kompetensi
3) Penguasaan

28
4) Kecukupan
5) Prestasi
6) Ketidak tergantungan
7) Kebebasan
5. Kebutuhan rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu proses pencarian
makna. Karena merupakan proses pencarian makna maka di dalamnya
mengandung hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisis,
menemukan hubungan-hubungan dan makna-makna serta membangun suatu
sistem nilai.
6. Kebutuhan estetik
Kebutuhan estetik berkorelasi dengan gambaran diri seseorang. Kebutuhan
keindahan dapat ditemukan dalam setiap peradaban dari zaman ke zaman
7. Kebutuhan pertumbuhan
8. Kebutuhan aktualisasi diri
Maslow menegaskan bahwa setiap orang harus berkembang sepenuhnya,
kemampuan yang dimilikinya. Kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan,
mengembangkan dan menggunakan kemampuan secara penuh oleh Maslow
disebut ‘aktualisasi diri’ . Kebutuhan aktualisasi diri biasanya muncul sesudah
akan penghargaan dan kasih sayang terpenuhi secara memadai.

B. Kebutuhan Remaja Dalam Perkembangannya

Ada tujuh kebutuhan khas remaja :

1. Kebutuhan akan kasih sayang


2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok
3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri
4. Kebutuhan untuk berprestasi
5. Kebutuhan akan pengakuan diri dari orang lain
6. Kebutuhan untuk dihargai

29
7. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh

C. Perbedaan Kebutuhan Remaja Usia Sekolah Menengah

Setiap manusia melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan


hidupnya.

Murray mencoba memilahkan kebutuhan sosial menjadi 20 kebutuhan yaitu :

1. Abasement Needs
2. Need for Achievement
3. Need for Affiliation
4. Need fot Aggresion
5. Autonomy Needs
6. Counteraction
7. Defendance Needs
8. Deference Needs
9. Needs for Dominance
10. Exhibition
11. Harmavoidance
12. Infavoidance
13. Nurturance
14. Order
15. Play
16. Rejection
17. Sentience
18. Sex
19. Succorance
20. Understanding

30
BAB VI

PERKEMBANGAN KONSEP DIRI

A. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas
bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa
tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia
sebagaimana yang kita harapkan.

B. Dimensi Konsep Diri

Secara umum sejumlah ahli menyebutkan 3 dimensi konsep diri

1. Pengetahuan
Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang diri
sendiri atau penjelasan dari ‘siapa saya’ yang akan memberi gambaran tentang
diri saya.
2. Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan atau diri yang dicita-
citakan dimasa depan.
3. Penilaian
Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian kita terhadap diri kita sendiri.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja, yaitu :

a) Usia kematangan
b) Penampilan diri
c) Nama dan julukan
d) Hubungan keluarga

31
e) Teman-teman sebaya
f) Kreativitas
g) Cita-cita

D. Perkembangan Konsep Diri Remaja

Konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak masa
pertumbuhan hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orangtua turut
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan konsep diri seseorang

E. Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)

Santrock menyebutkan sejumlah karakteristik penting perkembangan konsep diri


pada masa remaja, yaitu :

 Abstract and idealistic


 Differentiated
 Contradictions withun the self
 The fluctuating self
 Real and ideal, live and false selves
 Social comparison
 Self-conscious
 Self-protective
 Unconscious
 Self-integration

F. Konsep Diri Dan Perilaku

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku


seseorang. Bagaimana seseorang memandang dirinya akan tercermin dari keseluruhan
perilakunya. Artinya, perilakui ndividu akan selaras dengan cara individu
memandang dirinya sendiri.

32
G. Konsep Diri Dan Prestasi Belajar

Berdasarkan beberapa hasil penelitian bahwa konsep diri dan prestasi belajar
siswa di sekolah mempunyai hubungan yang erat. Siswa yang berprestasi tinggi
cenderung memiliki konsep diri yang berbeda dengan siswa yang berprestasi rendah.
Siswa yang berprestasi rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak
mempunyai kemampuan.

Siswa yang memandang dirinya negatif ini, pada gilirannya akan menganggap
keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan
lebih karena mereka kebetulan. Lain halnya dengan siswa yang memandang dirinya
positif akan menganggap kenerhasilan sebagai hasilkerja keras dan karena mampu.

33
BAB VII

PENYESUAIAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA

A. Pengertian Penyesuaian Diri

Pengertian penyesuaian diri menurut Sekneiders dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu :

1) Penyesuaian diri sebagai adaptasi


Adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri
dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis
2) Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas
3) Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai kemampuan penguasaan
dalam mengembangkan dir sehingga dorongan, emosi, dan kebiasaan
menjadi terkendali dan terarah.

B. Proses Penyesuaian Diri

Ada tiga unsur penyesuaian diri,yaitu :

1. Motivasi
2. Sikap terhadap realitas dan proses penyesuaian diri
Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara individu
bereaksi terhadap ,manusia di sekitarnya, benda-benda dan hubungan-
hubungan yang membentuk realitas
3. Pola dasar proses penyesuaian diri
Dalam penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri,
misalnya seorang anak akan membutuhkan kasih sayang dari orangtua nya
yang selalu sibuk.

34
C. Karekteristik Penyesuaian Diri Remaja

1. Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnya

Dalam konteks ini, penyesuaian diri remaja secara khas beupaya untuk dapat
berperan sebagai subjek yang kepribadiannya memang berbeda dengan anak
ataupun orang dewasa.

2. Penyesuaian diri remaja terhadap pendidikan


3. Penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan
4. Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial
5. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan waktu luang
6. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan uang
7. Penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan konflik dan frustasi

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Remaja

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian remaja.


Dalam hal ini, menurut Schneides, setidaknya ada lima faktor, yaitu :

1) Kondisi Fisisk
a. Hereditas dan Konstitusi Fisik
b. Sistem Utama Tubuh
c. Kesehatan Fisik
2) Kepribadian
a. Kemauan dan Kemampuan untuk berubah
b. Pengaturan Diri
c. Realisasi Diri
d. Intelegensi
3) Edukasi/Pendidikan
a. Belajar

35
merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu
b. Pengalaman
c. Latihan, merupakan proses belajar yang diorientasikan kepada perolehan
keterampilan atau kebiasaan.
d. Determinasi Diri
merupakan faktor yang sangat kuat yang dapat digunakan untuk kebaikan
atau keburukan untuk mencapai penyesuaian diri secara tuntas.
4) Lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
merupakan lingkungan yang utama dan sangat penting
5) Agama dan Budaya
Agama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan sumbangan
niali-nilai keyakinan, praktik-praktik yang memberi makna sangat mendalam,
tujuan serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu.

BAB VIII

PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA

USIA SEKOLAH MENENGAH

36
A. Masalah-Masalah Yang Mungkin Timbul Bertalian Dengan
Perkembangan Fisik Dan Psikomotorik
1. Adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta kepesatan laju
perkembangan fisik antar individu atau kelompok
2. Perkembangan ukuran tinggi dan berat badan yang kurang proporsional juga
dapat membawa akses psikologis tertentu
3. Perubahan suara dan menstruasi dapatjuga menimbulkan gejala-gejala
emosional tertentu
4. Matangnya organ reproduksi membutuhkan pemuasan biologis

B. Masalah-Masalah Yang Mungkin Timbul Berkenaan Dengan


Perkembangan Bahasa Dan Perilaku Kognitif
1. Bagi individu mempelajari bahasa asing bukan hal yang menyenangkan
2. Intelegensi
3. Kadang-kadang terjadi ketidaklarasan antara minat seseorang dengan bakat
khusus nya

C. Masalah Yang Timbul Bertalian Dengan Perkembangan Perilaku


Sosial, Moralitas dan Keagamaan
1. Keterikatan hidup dalam ‘gang’ (peer group)yang tidak mudah
2. Konflik dengan orangtua
3. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma masyarakat

D. Masalah Yang Timbul Bertalian Dengan Perkembangan Prilaku


Afektif, Kognitif, Dan Keprinadian

1. Mudah sekali digerakkan untuk melakukan gerakan destruktif yang spontan


untuk melampiaskan emosi
2. Ketidakmampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar
terintegrasikan

Tanda-tanda bahaya dari individu yang tidak mampu menyesuaikan diri yang
umum dalam masa remaja adalah :

1. Tidak bertanggungjawab
2. Sikap yang sangat agressif
3. Perasaan tidak aman
4. Perasaan menyerah

37
5. Terlalu banyak berkhayal

E. Masalah Tawuran Remaja


 Pengertian Tawuran
Tawuran adalah perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok masyarakat yang disebabkan kurangnya komunikasi antar pihak
terkait dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Tawuran

a. Faktor Internal
1.Lemahnya pertahanan diri
2.Kurangnya kemampuan dalam menyesuaikan diri
3.Kurangnya dasar-dasar keimanan dalam diri pelajar
b. Faktor Eksternal
1.Faktor lingkungan yang tidak kondusif
Faktor Keluarga

C.Faktor lingkungan sekolah

a. Faktor Guru
b. Faktor Pembimbing/BK
c. Fasilitas Pendidikan
d. Faktor Geng
e. Faktor Ekonomi
Upaya mencegah dan mengatasi masalah tawuran
a. Keteladanan Keluarga
b. Peran Sekolah
1. Membuat peraturan sekolah yang tegas
2. Memberikan pendidikan anti tawuran
3. Mendeteksi dan menangani pelajar berotak kriminal
4. Menjalin komunikasi dan kerjasama antar sekolah
5. Membuat program ekstrakurikuler tawuran
c. Peran Lingkungan Sosial
d. Kebijakan Pemerintah

38
BAB IX

IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH

39
MENENGAH TERHADAP PENYELENGGARAAN

PENDIDIKAN

A. Implikasi Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik

Perilaku psikomotorik pada usia remaja menunjukkan gerakan-gerakan yasng


canggung dan kurang terkoordimasikan. Pada masa ini terjadi perbedaan
perkembangan psikomotor antara perkembangan remaja puteri dengan remaja pria.

B. Implikasi Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif

Pada usia remaja tumbuh keinginan untuk mempelajari dan menggunakan


bahasa asing pada kelompoknya. Remaja menggunakan bahasa yang hanya dipahami
oleh kelompok mereka saja, yaitu bahasa sandi ataupun bahasa prokem.

C. Implikasi Perilaku Sosial, Moralitas dan Keagamaan

Karekteristik perilaku sosial siswa sekolah menengah adalah adanya


kecendrungan ambivalensi menyendiri dengan keinginan untuk bergaul dengan
banyak teman, dan ambivalensi antara keinginan untuk bebas dari dominasi pengaruh
orangtua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtuanya.

Dalam aspek pemahaman moral, usia remaja adalah usia yang kritis untuk
menguji kaidah-kaidah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari orang dewasa.

Sedangkan perkembangan aspek keagamaan, anak usia sekolah menengah


memasuki masa kritis dan skeptis. Anak sekolah menengah mulai mempertanyakan
secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.

D. Implikasi Perilaku Afektif,Kognitif dan Kepribadian

40
Memasuki usia sekolah menengah, lima kebutuhan dari Maslow, yaitu kebutuhan
fisik, kebutuhan rasa aman, afiliasi sosial, penghargaan dan perwujudan diri, mulai
menunjukkan kecenderungan-kecenderungannya.

E. Implikasi Perkembangan Emosi Remaja Terhadap


Penyelenggaraan Pendidikan

Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat


mengembangkan kecerdasan emosional, salah satu diantaranya adalah dengan
menggunakan intervensi yang dikemukakan oleh W.T.Grant Consortium tentang
‘Unsur-Unsur Aktif Program Pencegahan’

yaitu sebagai berikut :

a. Pengembangan Keterampilan Emosional


Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan emosional
individu adalah
1. Mengidentifikasi dan memberi nama atau label perasaan
2. Mengungkapkan perasaan
3. Menilai intensitas perasaan
4. Mengelola perasaan
5. Menunda perasaan
6. Mengurangi stress
7. Memahami perbedaan
8. Mengendalikan dorongan hati
b. Pengembangan Keterampilan Kognitif
c. Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan kognitif
individu adalah
1. Belajar melakukan dialog batin
2. Belajar membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat sosial

41
3. Belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah
4. Empati
5. Sopan santun
6. Belajar bersikap positif
7. Belajar mengembangkan kesadaran diri
d. Pengembangan Keterampilan Perilaku
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan individu
adalah
1. Mempelajari komunikasi non-verbal
2. Mempelajari komunikasi verbal
3. Belajar mengelola perasaan
4. Belajar mengembangkan ketegasan
5. Belajar menerima diri sendiri

F. Implikasi Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri sangat menentukan dalam proses pendidikan dan prestasi belajar
peserta didik, anak yang mengalami masalah di sekolah banyak yang berhubungan
dengan konsp diri dan pada umumnya mereka mempunyai konsep diri yang rendah.
Oleh karena itu guru perlu melakukan berbagai usaha untuk mengembangkan dan
meningkatkan konsep diri anak.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru, antara lain :

1. Membuat siswa mendapat dukungan dari guru


2. Membuat siswa merasa bertanggung jawab
3. Membantu siswa menilai diri mereka secara realistis
4. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis

G. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Bagi Pendidikan

42
Tugas-tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik, karena
akan membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam rangka
membantu remaja tersebut, yaitu sebgai berikut :

1. Sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan


kegiatan non akademik
2. Membantu putera puteri yang bertingkah laku aneh melalui bimbingan
konseling
3. Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba
dalam kegiatan kelompoknya sendiri.

Ada tugas perkembangan remaja yang penting, yaitu :

1. Mencapai peran sosial pria dan wanita


2. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis
3. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan
4. Persipan untuk memasuki kehidupan berkeluarga

BAB III

43
PERBEDAAN BUKU

A.Keunggulan

a. Buku Utama

- Penjelasan lengkap

- Cover buku bagus dengan arna hijau dan sedikit motif

- EYD sesuai

- Memiliki rangkuman penjelas pada setiap bab

b.Buku Pembanding

- Cover mirip seperti buku utama dan simpel

- Isi materi hampir keseluruhan sama dengan buku utama

B.Kelemahan

a. Buku Utama

- Materi nya terlalu banyak teori

- Kurang adanya variasi gambar jadi kurang menarik

- Memiliki sub tema yang banyak

b. Buku Pembanding

- Tidak adanya variasi gambar sehinggah kurang menarik

- Hanya memiliki point-point saja, penjelasan nya kurang.

BAB IV

44
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan berarti serangkaian perubahan-perubahan progressif yang terjadi


sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan juga dapat
diartikan sebagai perubahan yang berkesinambungan dalam diri individu mulai dari
lahir sampai dengan mati.

Peserta didik adalah seseorang yang berusaha mengembangkan potensi diri


melalui proses belajar yang di didik oleh guru maupun orangtua mereka yang dapat
ditempuh melalui pendidikan formal,informal, maupun non formal.

B. Saran

Kiranya setelah kita mempelajari materi Perkembangan Peserta Didik, kita


mampu untuk mendidik dan membantu mengembangkan peserta didik secara
maksimal agar mereka bisa menjadi penerus-penerus generasi bangsa yang lebih baik
di masa yang akan datang.

45
DAFTAR PUSTAKA

Rahmulyani,Dra.2015.Perkembangan Peserta Didik.Medan:Unimed Press

Hanggowiyono,Puger.2015.Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik.


Malang:Gunung Samudera

46

Anda mungkin juga menyukai