Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas
Critical Jurnal Review ini. Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada Dosen
matakuliah Perkembangan Peserta didik.
Penulis sangat berharap tugas Critical Jurnal Review ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis
harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa depan.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
BAB I.....................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................5
RINGKASAN JURNAL........................................................................................................5
2.1 Ringkasan jurnal I.....................................................................................................5
2.2.Ringkasan Jurnal pembanding I.............................................................................12
2.3 Ringkasan Jurnal Pembanding III.........................................................................14
BAB III................................................................................................................................17
PEMBAHASAN..................................................................................................................17
3.1 Kelebihan Jurnal.........................................................................................................17
3.2 Kelemahan Jurnal.......................................................................................................17
BAB IV................................................................................................................................18
PENUTUP............................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................18
4.2 Saran...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk pemenuhan tugas dari mata kuliah perkembangan peserta didik
Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Jurnal tersebut.
Menganalisis satu materi dari Jurnal tersebut
1.3 Manfaat
Manfaat dari tugas ini adalah untuk melatih mahasiswa mereport Jurnal secara
kritis dan relevan dalam proses mempelajari satu atau lebih materi dari berbagai sumber.
Dan untuk menambah wawasan mahasiswa ,serta untuk menambah pemahaman
mahasiswa dalam membaca suatu artikel.
1.4 Identitas jurnal
3
A. Identitas jurnal Utama
ISSN :14118319
Vol / No : Vol.-10 / No 2
Tahun : 2010
ISSN :25799711
Vol / No : Vol.-1 / No 2
Tahun : 2017
ISSN :08547108
Vol / No : Vol.-23 / No 2
Tahun : 2015
4
BAB II
RINGKASAN JURNAL
Dewasa ini psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi
kehidupan manusia. Memang, semua disiplin ilmu ada manfaatnya, tetapi tidak ada suatu
disiplin ilmu seperti psikologi yang mampu menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan
manusia. Manusia sendiri adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Menyadari
posisi manusia yang demikian, maka secara lebih jelas ,yang menjadi objek kajian
psikologi modern adalah manusia serta aktivitas-aktivitas mentalnya dalam interaksi
dengan. lingkungan. Interaksi dengan lingkungannya mencakup wilayah yang sangat luas
dan beragam. Sesuai dengan keragaman wilayah interaksi manusia dengan lingkungan itu,
maka muncullah cabang-cabang psikologi. Secara umum, psikologi dapat dibedakan
menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoretis dan psikologi terapan. Psikologi teoretis dapat
pula dibedakan atas dua bagian, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi
umum adalah psikologi teoretis yang mempelajari aktivitasaktivitas mental manusia yang
bersifat umum dalam rangka mencari dalil-dalil umum dan teori-teori psikologi.
Sedangkan psikologi khusus adalah psikologi teoretis yang menyelidiki segi-segi khusus
aktivitas mental manusia. Psikologi khusus ini terdiri dari:
b. Psikologi sosial, mengkaji aktivitas mental manusia dalam kaitannya dengan situasi
sosial.
5
1. Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta
kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang mempunyai
ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam
lingkungan sosial-budaya mana saja.
2. Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif,
maupun psikososial.
3. Mempelajari perbedaan - perbedaanya yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa
perkembangan tertentu.
4. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi
yang berbeda.
1. Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, seorang guru akan dapat
memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja.
Perkembangan
6
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam
kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Menurut F.J. Monks, dkk., (2001),
pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan
tidak begitu saja dapat diulang kembali". Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari
beberapa definisi di atas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian
pertumbuhan yang semakin membesar melainkan di dalamnya juga terkandung
serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari
fungsifungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan
melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.
Pertumbuhan
C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai: satu pertambahan atau kenaikan
dalan ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan.
Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif,
yaitu yang dapat dihitung atau diukur seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad
Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai. perubahan jasad yang meningkat
dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel. Dari
beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks
perkembangan merujuk perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan
dalam ukuran dan struktur; seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung,
paru-paru, dan sebagainya.
Kematangan
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan maturation, sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan,
kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi, yang menunjuk
pada keranuman atau kemasakan. Kemudian istilah ini diambil untuk digunakan dalam
perkembangan individu karena dipandang terdapat beberapa persesuaian.
Perubahan
7
perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan
lingkungan dimana ia hidup.
Hukum-Hukum Perkembangan
Menurut hukum ini anak adalah satu kesatuan organis, bukan suatu penjumlahan atau
suatu kumpulan unsur yang berdiri sendiri.
Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-
sendiri. Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang, dan ada pula
yang lambat.
perkembangan Hukum irama berlaku untuk setiap manusia. Baik perkembangan jasmani
maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urutan-urutan
yang teratur, melainkan merupakan gelombang-gelombang besar dan kecil yang silih
berganti.
Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri ke luar, dan peka
akan pengaruh rangsangan yang datang. Hukum masa peka ini diperkenalkan oleh Maria
Montessori, seorang pendidik berkebangsaan Italia.
Hukum Rekapitulasi
Hasrat mempertahankan diri terlihat dalam bentuk-bentuk nafsu makan dan minum,
menjaga keselamatan diri. Sedangkan hasrat mengembangkan diri terlihat dalam bentuk
hasrat ingin tahu, mengenal lingkungan, ingin bergerak, kegiatan bermain-main, dan
sebagainya.
Hukum Predistinasi
Predistinasi berarti nasib atau takdir. Pada setiap umat beragama ada kepercayaan terhadap
nasib atau takdir yang telah ditetapkan Allah baginya.
8
Fase-fase Perkembangan
faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas tiga faktor, yaitu 1) faktor yang berasal dari
dalam diri individu, 2) faktor yang berasal dari luar diri individu, dan 3) faktor-faktor
umum.
Secara umum perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek
perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth)
meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak,)
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang
berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan
dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di atas dapat
disimpulkan bahwa peserta didik indiviudu yang memiliki sejumlah karakteristik, di
antaranya:
1. Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
ia merupakan insan yang unik.
9
2. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya, peserta didik tengah
mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar baik yang ditujukan kepada
diri sendiri maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya.
3. Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi. Sebagai individu yang sedang berkembang, maka proses pemberian bantuan
dan bimbingan perlu mengacu pada tingkat perkembangannya.
4. Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Dalam
perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang ke arah
kedewasaan.
Pandangan Psikodinamika
Teori psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan
perkembangan tingkah laku (kepribadian) manusia. Teori psikodinamika dipelopori oleh
Signrund Frelrd (1856-1939). Model psikodinamika yang diajukan Freud disebut “teori
psikoanalitis" (psycho analytic theory). Menurut teori ini, tingkah laku manusia merupakan
hasil tenaga yang beroperasi didalam pikiran, yang sering tanpa disadari oleh individu.
Bagi Freud, ketidaksadaran merupakan bagian dari pikiran yang terletak di luar kesadaran
yang umum dan berisi dorongan-dorongan instinktual. Jadi, menurut pandangan ini,
tingkah laku manusia lebih ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis,naluri-naluri
irrasional (terutama naluri menyerang dan naluri seks) yang memang sudah ada sejak
semula pada setiap diri individu.
Pandangan Behavioristik
Behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang
dikembangkan oleh John B. Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika, pada
tahun 1930, sebagai reaksi atas teori psikodinamika. Perspektif behavioral ini berfokus
pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Asumsi dasar mengenai
tingkah laku menurut teori ini adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh
aturan-aturan, bisa diramalkan, dan bisa dikendalikan.
Pandangan Humanistik
Aliran humanistik berhubungan erat dengan aliran filosofis Eropa yang disebut sebagai
“eksistensialisme". Para eksistensialisme' seperti filosof Martin Heodegger (1889-1976)
10
dan Jean-Paul Sartre (1905- 1980), memfokuskan perhatian pada pencarian arti dan
pentingnya pilihan pada eksistensi manusia. Para eksistensialis juga meyakini bahwa
kemanusiaan kita membuat kira bertanggungjawab atas arah yang akan diambil dalam
kehidupan kita. dalam teori humanistik, manusia digambarkan secara optimistik dan
penuh harapan. Di dalam diri manusia terdapat potensi-potensi untuk menjadi sehat dan
tumbuh secara kreatif.
Tiap anak dilahirkan dengan dorongan-instink yang dikandung di dalam jiwanya. Ada
dorongan yang selama perkembangan berlangsung atau selama hidup manusia aktif terus
mempengaruhi hidup kejiwaan, seperti dorongan mempertahankan diri, dorongan seksuil,
dan dorongan sosial. Dorongan mempertahankan diri misalnya tampak pada bayi ketika
mencari makanan. Dengan instink yang dimilikinya ia berusaha mencari susu ibunya,
sehingga memperoleh makanan untuk mempertahankan hidupnya. Dorongan dan instink
sehingga perjuangan hidupnya pun cenderung lebih santai. Hal ini juga terlihat pada besar
tubuh seorang anak, kesehatan dan kematangan usianya banyak dipengaruhi oleh
banyaknya udara yang segar dan bersih serta sinar matahari yang diperolehnya, khususnya
pada tahun-tahun pertama dari kehidupannya. Kenyataan itu akan lebih nyata jika kita
membandingkan antara anak-anak yang hidup di lingkungan yang baik dan sehat dengan
anak-anak yang hidup di lingkungan yang buruk (kumuh) dan tidak sehat.
11
2.2.Ringkasan Jurnal pembanding I
Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar
Menurut Santrock (1996) dalam bukunya Retno Pangestuti, perkembangan merupakan bagian
dari perubahan yang dimulai dari masa konsepsi dan berlanjut sepanjang rentang kehidupannya.
Bersifat kompleks karena melibatkan banyak proses seperti biologis, kognitif, dan
sosioemosional. F.J Monks, dkk (2001) menambahkan pengertian perkembangan merujuk pada
proses menuju kesempurnaan yang tidak dapat diulang kembali berdasarkan pertumbuhan,
pematangan, dan belajar. Dalam kacamata psikologi, perkembangan dapat diartikan sebagai
proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari
masa konsepsi, bayi, kanak-kanak, masa remaja, sampai dengan dewasa. Dalam kamus
Psikologi, Chaplin (2002) menjabarkan perkembangan sebagai perubahan yang terjadi pada
organism dari lahir sampai mati, adanya pertumbuhan dan perubahan integrasi jasmani ke dalam
fungsional dan munculnya kedewasaan. Perkembangan dapat diartikan sebagai proses
perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupnnya, mulai dari masa
konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan
dapat diartikan juga sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik
fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progesif, dan berkesinambungan (Syamsu, 2012). Perkembangan
individu merupakan integrasi dari beberapa proses, yakni biologis, kognitif, dan sosio-emosional.
Ketiga proses ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Dengan demikian, obyek
psikologi perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi dalam diri individu meliputi
beberapa aspek sebagai implikasinya, yakni: Aspek perkembangan pertama yakni, Aspek fisik
dan motorik, berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik, Kuhlen dan Thompson
menyatakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek (Hurlock dalam Retno,
1995), yakni: pertama, struktur fisik, yang meliputi tinggi badan, berat badan, dan proporsi
tubuh. Kedua, sistem syaraf yang mempengaruhi perkembangan aspek lainnya, yakni intelektual
dan emosi. Ketiga, Kekuatan otot, yan akan mempengaruhi perkembangan motorik, Keempat,
kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola perilaku baru. Aspek perkembangan
ini sangat mempengaruhi seluruh aspek perkembangan lainnya, sebagai contoh, struktur fisik
yang kurang normal (terlalu pendek/tinggi, terlalu kurus atau obesitas) akan berpengaruh
terhadap kepercayaan diri seseorang. Aspek perkembangan kedua yakni, aspek kognitif atau
intelektual, perkembangan kognitif berkaitan dengan potensi intelektual yang dimiliki individu,
yakni kemampuan untuk berfikir dan memecahkan masalah. Aspek kognitif juga dipengaruhi
oleh perkembangan sel-sel syaraf pusat di otak. Sedangkan otak kanan berkaitan erat dengan
kemampuan berfikir intuitif, imajinatif, holistik dan divergen (menyebar). Kegiatan yang
dominan menggunakan otak kanan diantaranya adalah melukis, bermain music, kerajinan tangan.
Aspek Aspek perkembangan ketiga yakni, aspek perkembangan sosial, perkembangan sosial
individu ditandai dengan pencapaian kematangan dalam interaksi sosialnya, bagaimana ia
mampu bergaul, beradaptasi dengan lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap norma-
12
norma kelompok (Retno Pangestuti, 2013). Robinson A (1981) mengartikan sosialisasi sebagai
proses yang keempat yaitu aspek perkembangan bahasa, menurut para ahli, bahasa merupakan
media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan (pendapat dan perasaan) dengan
menggunakan simbolsimbol yang disepakati berrsama, kemudian kata dirangkai berdasarkan
urutan membentuk kalimat yang bermakna, dan mengikuti aturan atau tata bahasa yang berlaku
dalam suatu komunitas atau masyarakat (Sinolungan, 1997; Semiawan, 1998). Aspek
perkembangan kelima yakni, aspek perkembangan emosi. Menurut Retno (2013), emosi adalah
perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau suatu kejadian. Ragam emosi dapat terdiri
dari perasaan senang, mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap
sesuatu. Aspek perkembangan keenam yakni aspek kepribadian dan seni, kata kepribadian
dalam bahasa asing disebut dengan kata personality. Kata ini berasal dari kata latin, yaitu
persona yang berarti topeng atau seorang individu yang berbicara melalui sebuah topeng yang
menyembunyikan identitasnya dan memerankan tokoh lain dalam drama (Buchori, 1982). Aspek
perkembangan ketujuh yakni, aspek pekembangan moral dan penghayatan agama. Istilah moral
berasal dari bahasa latin mos/moris yang dapat diartikan sebagai peraturan, nilai-nilai, adat
istiadat, kebiasaan dan tatacara kehidupan (Retno, 2013). Sedangkan moralitas lebih mengarah
pada sikap untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai dan prinsip moral (Yusuf, 2011).
Perkembangan moral berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya
dilakukan oleh individu dalam interaksinya dengan orang lain (Santrock, 1995). Menurut Wiliam
James, salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk adalah fitrah (perasaan dan kemampuan)
untuk mengenal Allah dan melakukan ajaran-Nya (Murphy, 1967). Dengan kehalusan dan fitrah
tadi, seseorang setidaktidaknya pasti mengalami, mempercayai bahkan menyakini dan
menerimanya tanpa keraguan, bahwa di luar dirinya ada suatu kekuatan yang Maha Agung yang
melebihi apapun termasuk dirinya, yang demikian itu disebut sebagai pengalaman religi atau
keagamaan.
Kedua, faktor lingkungan (nurture), lingkungan merupakan faktor eksternal yang turut
membentuk dan mempengaruhi perkembangan individu (Retno, 2013). Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa faktor genetik bersifat potensial dan lingkungan yang akan
menjadikannya aktual. Ada beberapa faktor lingkungan yang sangat menonjol yakni dalam
lingkungan keluarga. Menurut Yusuf (2011) alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi
13
perkembangan anak, adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi
pusat identifikasi anak; (b) keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-
nilai kehidupan kepada anak; (c) orang tua dan anggota keluarga merupakan “significant people”
bagi perkembangan kepribadian anak; (d) keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi
kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat fiktif biologis, maupun sosio-psikologis;
dan (e) anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
Perkembangan sosial emosi semakin dipahami sebagai sebuah krisis dalam perkembangan anak.
Hal ini disebabkan karena anak terbentuk melalui sebuah perkembangan dalam proses belajar.
Dari masa perkembangan awal, bayi menunjukkan rasa aman dalam keluarganya apabila
kebutuhannya terpenuhi oleh lingkungan. American Academy of Pediatrics (2012) menyatakan
bahwa perkembangan sosial emosi mengacu pada kemampuan anak untuk: memiliki
pengetahuan dalam mengelola dan mengekspresikan emosi secara lengkap baik emosi positif
maupun emosi negatif, mampu menjalin hubungan dengan anak-anak lain dan orang dewasa
disekitarnya, serta secara aktif mengeksplorasi lingkungan melalui belajar.
Anak usia dini adalah seorang anak yang usianya belum memasuki suatu lembaga pendidikan
formal seperti sekolah dasar (SD) dan biasanya mereka tetap tinggal di rumah atau mengikuti
kegiatan dalam benntuk berbagai lembaga pendidikan pra-sekolah, seperti kelompok bermain,
taman kanak-kanak, atau taman penitipan anak. Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8
tahun. Sedangkan pada hakekatnya anak usia dini (Augusta, 2012) adalah individu yang unik
dimana memiliki pola pertumbuhan dan perkembangandalam keluarga kependidikan dalam
lingkungan sekolah
Perkembangan sosial merupakan perkembangan tingkah laku pada anak dimana anak diminta
untuk menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Dengan kata
lain, perkembangan sosial merupakan proses belajar anak dalam menyesuaikan diri dengan
norma, moral dan tradisi dalam sebuah kelompok (Yusuf dalam Yahro, 2009). Piaget
menunjukkan adanya sifat egosentris yang tinggi pada anak karena anak belum dapat memahami
perbedaan perspektif pikiran orang lain (Suyanto, 2005). Pada tahapan ini anak hanya
mementingkan dirinya sendiri dan belum mampu bersosialisasi secara baik dengan orang lain.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua
14
terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial atau norma dalam
masyarakat. Proses ini biasanya disebut dengan sosialisasi. Perkembangan sosial mulai agak
komplek ketika anak menginjak usia 4 tahun dimana anak mulai memasuki ranah pendidikan
yang paling dasar yaitu taman kanak-kanak (Rahman, 2002). Pada masa ini anak belajar bersama
temanteman diluar rumah. Dari sisi sosial emosional, kegiatan bermain dalam melatih anak
dalam memahami perasaan teman lainnya. Konflik dalam interaksi keduanya akan membantu
anak dalam memahami bahwa orang selain dirinya yaitu temannya memiliki cara pandang yang
berbeda dari dirinya. Perkembangan sosial dapat dipetakan dalam beberapa aspek. Kostelnik,
Soderman dan Waren (Yahro, 2009) menyebutkan bahwa perkembangan sosial meliputi
komperensi sosial dan tanggung jawab sosial. Kompetensi sosial menggambarkan keefektifan
kemampuan anak dalam beradaptasi dengan lingkugan sosialnya.
Perkembangan Emosi
Campos (dalam Santrock 2007) mendefinisikan emosi sebagai perasaan atau afeksi yang timbul
ketika seseorang berada dalam suatu keadaan yang dianggap penting oleh individu tersebut
Karaktristik emosi pada anak berbeda dengan karakteristik yang terjadi pada orang dewasa,
dimana karekteristik emosi pada anak itu antara lain; (1) Berlangsung singkat dan berakhir tiba-
tiba; (2) Terlihat lebih hebat atau kuat; (3) Bersifat sementara atau dangkal; (4) Lebih sering
terjadi; (5) Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya, dan (6) Reaksi mencerminkan
individualitas. Emosi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, emosi positif maupun negatif.
Santrock mengungkapkan bahwa emosi dipengaruhi oleh dasar biologis dan juga pengalaman
masa lalu. Terutama ekspresi wajah dari emosi, disini dituliskan bahwa emosi dasar seperti
bahagia, terkejut, marah, dan takut memiliki ekspresi wajah yang sama pada budaya yang
berbeda. Pada usia prasekolah anak-anak belajar menguasai dan mengekspresikan emosi. Pada
tahapan ini anak memerlukan pengalaman pengaturan emosi, yang mencakup kapasitas untuk
mengontrol dan mengarahkan ekspresi emosional, serta menjaga perilaku yang terorganisir
ketika munculnya emosi-emosi yang kuat dan untuk dibingbing oleh pengalaman emosional.
Santrock (2007) perkembangan emosi pada masa kanak-kanak awal ditandai dengan munculnya
emosi evaluatif yang disadari rasa bangga, malu, dan rasa bersalah, dimana kemunculan emosi
ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma
sosial untuk menilai perilaku mereka. Berikut penjelasan dari tiga emosi tersebut:
1) Rasa bangga Perasaan ini akan muncul ketika anak merasakan kesenang setelah sukses
melakukan perilaku tertentu. Rasa bangga sering diasosiasikan dengan pencapaian suatu
tujuan tertent
2) Malu Perasaan ini muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi
standar atau target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali berharap mereka bisa
bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut.
15
3) Rasa bersalah Rasa ini akan muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah
kegagalan. Dan dalam mengekspresikan perasaan ini biasa anak terlihat seperti melakukan
gerakan-gerakan tertentu seakan berusaha memperbaiki kegagalan mereka.
Terdapat beberapa hal penting dalam perkembangan emosional anak yang perlu difahami:
16
BAB III
PEMBAHASAN
Bagian pendahuluan yang disajikan lebih kepada berfikir kritis dalam memahami makna
psikologi perkembangan
Gaya bahasa yang digunakan di gunakan dalam jurnal ini mudah difahami
Dalam jurnal ini banyak memaparkan definisi –defenisi para ahli sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa
Penyusunan artikel sangat baik, karena mmelampirkan pendapat ahli dalam setiap jurnal
Pengggunaan bahasa cukup sederhana dan mudah dipahami oleh para pembaca .
Pembahasan materi cukup lenngkap karena dibahas tentang bagaimana proses
perkembangan
Sistematika penulisan dalam jurnal ini masih kurang sehingga masih terdapat EYD yang salah
saran jurnal ini lebih mengacu kepada guru , seharusnya mengacu pada guru dan peserta
didik
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan ketiga jurnal yang saya baca di atas, semuanya mengarah kepada bagaimana agar
pembelajaran itu semakin menarik dan semakin baik.pada jurnal pertama disajikan Pemahaman
tentang karakteristik individu peserta didik ini memiliki arti penting dalam interaksi belajar
mengajar. Adanya keharusan guru mengenal karakteristik peserta didik tersebut, berarti guru
harus menguasai dan mendalami psikologi perkembangan peserta didik, yakni sebuah disiplin
ilmu yang secara khusus membahas tentang aspekaspek atau karakteristik perkembangan peserta
didik . jurnal kedua menyajikan karakteristik perkembangan seseorang berbeda-beda, tergantung
faktor yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Karakteristik perkembangan anak usia
sekolah berbeda dengan karakteristik perkembangan remaja dan karakteristik perkembangan
masa dewasa. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan yang akan menimbulkan
masalah dalam perkembangan. Jurnal ketiga menyajikan Upaya Pengembangan Sosial Emosi
Anak .Mengembangkan sosial emosional harus dilakukan sejak dini terutama pada usia taman
kanak-kanak.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa ke tiga jurna ini membahas tentang karakteristik
karakteristik peserta didik yang berbeda , dan upaya upaya untuk membangun karakrakteristik
tersebut.
4.2 Saran
saya menyadari bahwa kajian CJR yang telah saya lakukan / lampirkan ini tidak terlepas dari
kekurangan, dan masih jauh dari kata sempurna ,seperti pepatah mengatakan, “tak ada gading
yang tak retak, tak ada satupun manusia yang sempurna .” maka saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sangat saya harapkan sehingga dapat saya jadikan sebagai evaluasi
agar kedepannya menjadi lebih baik. Semoga kajian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
menambah wawasan tentang pengkajian sebuah jurnal .
18
DAFTAR PUSTAKA
Suparmi,mamin.2010.Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Jurnal ilmiah Spirit vol.10
No.2. 2010
Latifa ummi.aspek perkembangan pada anak sekolah dasar : jurnal of muhidisplinary studies
vol.1 No.2. 2017
Nurmalitasari femmi . perkembangan sosial emosi pada anak usia pra-sekolah : Buletin psikologi
vol.23 No.2.2015
19