Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1 PEND.BAHASA
PRANCIS

MK
Skor Nilai:

FILSAFAT PENDIDIKAN

(PROF. DR. H. ENDANG KOMARA, M.SI, 2014)

NAMA MAHASISWA : NAILATUL KHALISYA (2192431002)

DOSEN PENGAMPU : DR. IRWANDY, M.PD

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2019
1

EXECUTIVE SUMMARY
Filasafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan (the mother of science)
yang mampu menjawab semua pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari
masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah
manusia dengan segala problematikannya dan kehidupannya.
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala
pengetahuan, yang didalamnya tercakup masalah-masalah epistomologi
(filasafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.
Maka disimpulkan bahwa Filsafat merupakan pedoman hidup seseorang.
Filsafat memiliki beberapa cabang ilmu salah satunya adalah filsafat pendidikan.
Filasafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat
pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar
belakang, cara, hasil, danhakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adalah
dengan cara menganalisakritsi struktur dan manfaat pendidikan.
Untuk memahami bagaimana peranan filsafat pendidikan lebih jauh, dapat
kita ketahui melalui peranan antara filsafat dan pendidikan yang tidak dapat
dipisahkan.Karena filsafat menetapkan ide-ide dan idealism, sedangkan
pendidikan adalah suatu usaha yang sengaja dan terencana, untuk
merealisasikan ide-ide itu menjadi kenyataan dalam tindakan dan perilaku serta
pembinaan kepribadian.
Masalah kependidikan mempunyai ruang lingkup yang luas pula, meliputi
seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia atau sepanjang pengalaman yang
dialami seseorang, sejak ia dilahirkan hingga berpisah dengan dunia kehidupan
atau mati. Seseorang mulai mendapatkan pendidikan sejak memperoleh
pengalaman dalam lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dimana anak
dilahirkan dalam kedaann lemah tidak berdaya.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, atas berkat karunia-Nyalah
saya dapat menyelesaikan makalah Critical Book Review ini tanpa halangan yang
berarti dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada bapak Dr. Irwandy, M.Pd. yang telah memberikan tugas Critical Book Review
ini sehingga saya dapat lebih memahami lebih jauh mengenai seperti apakah
sebenarnya yang di bahas dalam buku yang saya review serta apa kelebihan serta
kekurangannya dan oleh karena itu saya dapat menyelesaikan penyusunan
laporan CBR ini dengan baik.
Saya sadar laporan CBR ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya
berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan CBR ini.
Akhirnya saya berharap semoga laporan CBR ini bermanfaat bagi penulis sendiri
dan seluruh pembaca pada umumnya.

Medan, 20 September 2019


DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................………………………………................................….…............ii

DAFTAR ISI..................................................……………………..................................………………........iii

BAB I PENDAHULUAN...................................………………................................………………....….....1

A. Latar Belakang...................................…………….……........................…………………….........1
B. Tujuan.....................................................……….............................................……..……………....1
C. Manfaat.................................................………………..............................……………………........1
D. Identitas Buku.............................................................................................................................2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU..............................................................................…………………......3

BAB III PEMBAHASAN.................................................................……….....……………………….......10

A. Pembahasan Isi Buku............................................................................................................10


B. Kelebihan dan Kekurangan Buku.....................................................................................21

BAB IV PENUTUP............................................…….............................……………………………..….....25

A. Kesimpulan......................................................................…………………………………...........25
B. Saran.............................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................………………………………………...26

LAMPIRAN................................................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Filasafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan (the mother of science)


yang mampu menjawab semua pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari
masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah
manusia dengan segala problematikannya dan kehidupannya.
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala
pengetahuan, yang didalamnya tercakup masalah-masalah epistomologi
(filasafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.
Maka disimpulkan bahwa Filsafat merupakan pedoman hidup seseorang.
Filsafat memiliki beberapa cabang ilmu salah satunya adalah filsafat pendidikan.
Filasafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat
pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar
belakang, cara, hasil, danhakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adalah
dengan cara menganalisakritsi struktur dan manfaat pendidikan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Filsafat tersebut.
2. Untuk mengetahui apa saja Cabang-cabang Filsafat.
3. Untuk mengetahui apa saja Aliran-aliran dalam Filsafat.

C. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
tentang Filsafat Pendidikan.
2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk bisa
mengetahui cabang-cabang Filsafat dan Aliran-aliran dalam Filsafat.
D. Identitas Buku

Buku Kedua (Buku Utama)


 Judul Buku : Filsafat Pendidikan
 Penulis : Muhammad Anwar
 Penerbit : PRENADAMEDIA GROUP
 Edisi : Pertama
 Tahun Terbit : 2018
 Kota Terbit : Rawamangun, Jakarta
 Tebal Buku : 176 halaman
 Bahasa : Indonesia
 Isbn : 978-602-1186-52-7

Buku Pertama (Buku Pembanding)


 Judul Buku : FilsafatPendidikan
 Penulis : Drs. Edward Purba. M.Si.
Prof.Dr.Yusnadi. Ms.
 Penerbit : UNIMED PRESS
 Edisi : Ketiga
 Tahun Terbit : 2019
 Kota Terbit : Medan
 Tebal Buku : 180 halaman
 Bahasa : Indonesia
 Isbn : 978-602-7938-38-0
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

Buku Pertama (Buku Utama)

BAB I
Pengertian Dan Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan Dan
Kehidupan Manusia
1.1 Pengertian Filsafat
Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang ditempuh untuk memecahkan
masalah.Sedangkan, pada pengertian kedua, merupakan kesimpulan yang
diperoleh dari hasil pemecahan atau pembahasan masalah.
Filsafat dari segi bahasa, pada hakikatnya adalah menggunakan rasio (berfikir).
Tetapi, tidak semua proses berfikir disebut filsafat. Manusia yang berfikir, dapat
diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Jika pemikiran manusia dapat dipelajari,
maka ada empat golongan pemikiran filsafat;
a. Pemikiran Pseundo-Ilmiah
b. Pemikiran Awam
c. Pemikiran Ilmiah, dan
d. Pemikiran Filisofis

1.1 Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Kehidupan


Manusia
2. Kedudukan Filsafat dalam ilmu pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, dan asal atau
pokok.Karena filsafat pada awalnya merupakan satu-satunya usaha manusia
dibidang kerohanian untuk mencapai kebenaran pengetahuan.
Ilmu pengetahuan itu menerima dasarnya dari filsafat, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Setiap ilmu pengetahuan mempunyai objek dan problem.
b. Filsafat juga memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua ilmu
pengetahuan.
c. Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari ilmu
pengetahuan.
d. Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu
pengetahuan.
3. Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia
Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia adalah sebagai berikut;
a. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti
pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
b. Memberikan pedoman kepada manusia tentang kesusilaan mengenai baik
dan buruk.

BAB II
Pengertian Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan Serta Peranannya
3.1 Pengertian Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai hasil peradaban bangsa yang dikembangkan
atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat),
yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan
penyataan tujuan pendidikannya.
Dengan demikian, jelas bahwa untuk memajukan bangsa, terjadi suatu proses
pendidikan atau proses belajar yang akan memberikan pengertian, pandangan,
dan penyesuaian bagi seseorang, masyarakat, maupun Negara, sebagai
penyebab perkembangannya.

2.1 Seluk Beluk Filsafat Pendidikan


Filsafat pendidikan yang lahir dan menjadi bagian dan rumpun konsep ilmu
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normative, merupakan disiplin ilmu yang
merumuskan kaidah-kaidah, norma, atau nilai yang akan dijadikan ukuran
tingkah laku manusia yang hidup ditengah-tengah masyarakat.

2.2 Pengertian Filsafat pendidikan


Apakah filsafat pendidikan itu? Maka untuk menjawab pertanyaan tersebut,
digunakan dua pendekatan, yaitu;
1. Filsafat pendidikan bermakna sebagai filsafat tradisional
Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni, telah
berkembang dan menghasilkan berbagai alternative jawaban terhadap berbagai
pernyataan filosofis.
2. Filsafat pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat kritis
Dalam pendekatan ini, pemikiran logis kritis mendapatkan tempat utama.Cara
analisis dalam pendekatan filsafat yang bersifat kritis yaitu, analisis bahasa, dan
analisis konsep.

2.4 Peranan Filsafat pendidikan


Untuk memahami bagaimana peranan filsafat pendidikan lebih jauh, dapat kita
ketahui melalui peranan antara filsafat dan pendidikan yang tidak dapat
dipisahkan.Karena filsafat menetapkan ide-ide dan idealism, sedangkan
pendidikan adalah suatu usaha yang sengaja dan terencana, untuk
merealisasikan ide-ide itu menjadi kenyataan dalam tindakan dan perilaku serta
pembinaan kepribadian.

BAB III
masalah Pokok Filsafat Dan Pendidikan
1.2 Objek dan Sudut Pandang Filsafat
1. Objek materi filsafat terdiri atas tiga persoalan pokok yaitu;
a. Masalah tuhan, yang sama sekali diluar atau diatas jangkauan ilmu
pengetahuan biasa.
b. Masalah alam yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan
biasa.
c. Masalah manusia yang juga belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu
pengetahuan biasa.
2. Objek formal filsafat, yaitu mencari keterangan sedalam-dalamnya, sampai
ke akar-akarnya persoalan, sampai kepada sebab-sebab terakhir tentang objek
materi filsafat, sepanjang kemungkinan yang ada pada akal budi manusia.

3.1 Sikap Manusia terhadap Filsafat


1. Pandangan yang berpendapat bahwa apabila mendengar kata filsafat maka
terbayanglah dihadapan mereka tentang sesuatu yang sulit.
2. Pandangan yang bersifat Skeptis, yakni orang-orang yang berpendapat
bahwa berfilsafat adalah suatu perbuatan yang tidak ada gunanya.
3. Pendangan yang bersifat negative karena mengambil manfaat secara
negative, dengan mengatakan bahwa berfilsafat berarti bemain api alias
berbahaya.
4. Golongan yang memandang dan sudut yang positif, yakni filsafat adalah
suatu lapangan studi, tempat melatih akal untuk berfikir.

3.2 Masalah Esensial Filsafat dan Pendidikan


Dalam tinjauan dari segi sistematik ini filsafat berhadapan dengan tiga problem
utama, yaitu sebagai berikut;
1. Realitas
Kebenaran akan timbul bila orang telah dapat menarik kesimpulan bahwa
pengetahuan yang telah dimiliki ini telah nyata. Realitas atau kenyataan
dipelajari oleh metafisika.
2. Pengetahuan
Pengetahuan dipelajari oleh epistemology.
3. Nilai
Dipelajari oleh cabang filsafat yang disebut aksiologi.

BAB IV
Proses Hidup Sebagai Dasar Filsafat Pendidikan
4.1 Proses Pendidikan Bersama Perkembangan Proses Kehidupan
Masalah kependidikan mempunyai ruang lingkup yang luas pula, meliputi
seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia atau sepanjang pengalaman yang
dialami seseorang, sejak ia dilahirkan hingga berpisah dengan dunia kehidupan
atau mati. Seseorang mulai mendapatkan pendidikan sejak memperoleh
pengalaman dalam lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dimana anak
dilahirkan dalam kedaann lemah tidak berdaya.

4.1 Proses Hidup Manusia dan Filsafat Pendidikan


Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan manusia, bahwa
mereka harus melaksanakan tugas-tugas hidup yang dilaksanakan dan
ditunaikan dengan baik dan sempurna, sejak zaman kehidupan mereka yang
sederhana, dihutan rimba dan digua batu, atau ditempat lainnya, sampai
kehidupan umat abad ini.

BAB V
Tujuan Hidup Dan Tujuan Pendidikan
5.1 Manusia dan Tujuan Hidupnya
1. Tujuan hidup manusia mengalami proses perkembangan
Kehidupan manusia sebagaimana dijelaskan diatas, memerlukan perjuangan
yang keras untuk mempertahankan hidup, dalam suasana serba sulit, serba
ketakutan, sengsara, dan tidak merasakan kebahagiaan. Sehingga tujuan hidup
mereka tidak begitu jelas, atau hampir tidak ada sama sekali.
Kini manusia sudah berada pada abad cybernitica, yakni abad ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan ditandainya abad ini sebagai abad ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka manusia merasa lebih cepat , mudah, dan lebih merasakan
kenikmatan dalam usahanya memenuhi kebutuhan hidup yang belum pernah
dicapai berabad-abad sebelumnya.

2. Tujuan Hidup Bangsa Indonesia


Tujuan hidup bangsa Indonesia yang ingin dicapai, meliputi unsur-unsur
berikut;
a. Mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata
material dan spiritual berdasarkan Pancasila.
b. Didalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,
berdaulat , bersayu, dan berkedaulatan rakyat.
c. Dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib, dan
dinamis.
d. Dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan
damai.

3. Tujuan Hidup Manusia Menurut Pandangan Islam


Untuk menentukan tujuan hidup harus dipahami terlebih dahulu untuk apa
sebenarnya manusia hidup, atau diturunkan Allah ke muka bumi ini menurut
islam. Jika tujuan hidup sudah disadari, berate segala fasilitas dan sarana
disediakan dan digunakan untuk kepentingan tersebut. Dengan kata lain, semua
fasilitas dan sarana tersebut hendaknya selalu ditunjukan untuk kepentingan
mengabdikan diri kepada Allah SWT.

5.1 Tujuan Pendidikan


1. Fungsi tujuan pendidikan
Fungsi tujuan pendidikan yang kita maksudkan, yaitu sebagai berikut;
a. Mengakhiri tujuan itu.
b. Mengarahkan tujuan itu.
c. Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkal untuk mencapai tujuan-
tujuan lain, baik tujuan baru maupun tujuan lanjutan dan tujuan pertama.
d. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu.
2. Cara menentukan tujuan pendidikan
a. A historical of social institutions approach
b. A sociological analysis of current life approach
c. Normative philosophy approach
3. Kriteria kualifikasi tujuan pendidikan
a. Tujuan yang udah ada harus menciptakan perkembangan yang lebih baik
dari pada kondisi sebelumnya.
b. Tujuan itu harus fleksibel dan dapat diubah menurut keadaan.
c. Tujuan itu harus menunjukkan kebebasan kegiatan.
4. Sasaran tujuan dan tujuan tertinggi dalam pendidikan
Tujuan pendidikan sebagai dunia cita dirumuskan secara singkat dan padat,
seperti membawa anak kea rah tingka kedewasaan, kematangan, integritas
pribadi, dan terbentuknya kepribadian muslim.

BAB VI
Fungsi Pendidikan Dalam Kehidupan Manusia Sebagai Makhluk Biologis
5.1 Fungsi Pendidikan Dalam Hidup dan Kehidupan Manusia
Pendidikan melaksanakan fungsi seluruh aspek kebutuhan hidup untuk
mewujudkan potensi manusia sebagai aktualitas. Sehingga, mampu menjawab
tantangan dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia
dalam dinamika hidup dan perubahan yang terjadi pada masa-masa yang akan
datang.

5.2 Peranan Lembaga Pendidikan


Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga, yang
berfungsi membantu keluarga untuk mendidik anak-anak.
Disamping itu, pendidikan dalam keluarga dan rumah tangga akan memberikan
ciri dan watak tersendiri tentang rasa dan tanggung jawab terhadap pendidikan
anak-anak mereka.

5.3 Pendidikan Adalah Suatu Keharusan Bagi Manusia Sebagai Makhluk


Biologis
Dari sudut pandangnya, kebutuhan-kebutuhan manusia bersifat biologis,
fisiologis, dan naluriah.Telah dibuktikan oleh peran yang dimainkan pendidikan
dalam kelangsungan hidup umat manusia.

BAB VII
Demokrasi Pendidikan
7.1 Pengertian Demokrasi Pendidikan
Demokrasi pendidikan dalam pengertian luas patut selalu dianalisis sehingga
memberikan manfaat dalam praktik kehidupan dan pendidikan yang
mengandung tiga hal, yaitu;
1. Rasa hormat terhadap harkat sesame manusia
2. Setiap manusia memiliki perubahan kearah pemikiran yang sehat
3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama

7.1 Prinsip-Prinsip Demokrasi Dalam Pendidikan


1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai
luhurnya.
2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat
dan berbudi pekerti luhur.
3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga Negara untuk
memperoleh pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan
kemampuan pribadinya dalam rangka mengembangkan kreasinya kearah
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa merugikan
oranglain.

7.2 Prinsip-Prinsip Demokrasi Dalam Pandangan Islam


1. Al qur’an
Firman Allah SWT dalam al qur’an surah Asy-Syuura ayat 38 dan yunus ayat 3.
“…Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.” (QS.
Asy-Syuura: 38).
“Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih.” (QS.
Yunus [19]: 3).
2. Hadist Rasulullah SAW
Menuntur ilmu adalah wajib, wajib bagi setiap muslim (baik pria maupun wanita).

7.3 Demokrasi Pendidikan di Indonesia


1. UUD 1945 pasal 31.
2. UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
nasional.
3. Prinsip penyelenggaraan Pendidikan Pasal 4.
4. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) disektor Pendidikan.

BAB VIII
Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
8.1 Aliran Progresivisme
Merupakan salah satu aliran filsafat pendidikan yang berkembang pesat pada
permulaan abad ke XX dan sangat berpengaruh dalam pembaruan pendidikan
Disebut sebagai aliran progresivisme karena aliran ini dianggap pelaksana
terbesar dari progresivisme dan merupakan petunjuk pelaksanaan pendidikan
agar lebih maju dari sebelumnya.

8.2 Aliran Esensialisme


Esensialisme merupakan perpaduan antara ide-ide filsafat idealisme dan
realisme. Aliran tersebut akan tampak lebih mantap dan kaya dengan ide-ide,
jika hanya mengambil salah satu dari aliran atau posisi sepihak.

8.3 Aliran Perennialisme


Aliran ini mengambil analogi realitas social budaya manusia, seperti realitas
sepohon bunga yang terus menerus mekar dari musim ke musim.
Aliran ini memberikan konsep jalan keluar “regressive to cultural” yakni kembali
atau mundur kepada kebudayaan masa lampau yang masih ideal.

8.4 Aliran Rekonstruksionalisme


Rekonstruksionalisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai
tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tataran
baru seluruh lingkungannya.
Dapat dikemukakan bahwa aliran rekonstruksionalisme bercita-cita untuk
mewujudkan suatu dunia dimana kedaulatan dan otoritas internasional.
Buku Kedua (Buku Pembanding)

BAB I
Pengertian Filsafat Dan Filsafat Pendidikan
1.1 Pengertian Filsafat
Pengertian filsafat secara terminology menurut Plato bahwa pengetahuan yang
berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan menurut
Aristoteles filsafat merupakan ilmu(pengetahuan) yang meliputi kebenaran
yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika.
Filsafat bertujuan untuk mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena
secara mendalam, dalam filsafat harus reflektif, radikal dan itegral. Filsafat
menjangkau semua persoalan dalam daya kemampuan pikiran manusia. filsafat
mencoba mengerti, menganalisa, menilai, dan menyimpulkan semua persoalan-
ersoalan secara mendalam. Alasan berfilsafat karena manusia merasakan
keheranan, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan, yang berperan dalam
mendobrak, pembebas, dan pembimbing pemikiran manusia.

1.2 Pengertian Filsafat Pendidikan


Filsafat dapat dibedakan menjadi:
a) Filsafat praktek pendidikan, analisis kritis dan komprehensif tentang
bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan dan diselenggarakan dalam
kehidupan manusia.
b) Filsafat ilmu pendidikan, analisis kritis dan komprehensif tentang
pendidikan dan konsep-konsep psikologi pendidikan yang berkaitan dengan
teori-teori belajar,pengukuran pendidikan, prosedur-prosedur sistematis
tentang penyusunan kurikulum dan sebagainya.

BAB II
Filsafat Pendidikan
2.1 Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem
Pendekatan linier antara filsafat dengan pendidikan yakni filsafat seolah-olah
dijabarkan langsung ke dalam pendidikan dengan maksud untuk menghasilkan
konsep pendidikan yang berasal dari satu cbang atau aliran filsafat. Selain itu
filsafat dapat disusun dengan berpangkal kepada pendekatan tertentu dari pada
pendidikan itu sendiri.

2.2 Substansi Filsafat Pendidikan


Kedudukan filsafat pendidikan dalam ilmu pendidikan merupakan sebagai
fundasi-fundasi pendidikan artinya, bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan.

2.3 Hubungan Filsafat dengan Filsafat pendidikan


Peranan filsafat sangat penting dalam suatu sistem pendidikan, karena filsafat
merupakan petunjuk arah atau pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

BAB III
Aliran-Aliran Filsafat
3.1 Filsafat Pendidikan Idealisme
Prinsip aliran idealisme mendasari semua yang ada dan yang nyata di alam ini
hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama
dengan alam nyata yang terlihat dan tergambar. Yang mengintikan bahwa
manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi
dibandingkan dengan materi kehidupn manusia, roh dianggap suatu hakikat
yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut dengan penjemaan dari
roh atau sukma.

3.2 Filsafat Pendidikan Realisme


Sistem kefilsafatan realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada
hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, yang
hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
3.3 Filsafat Pendidikan Materialisme
Aliran materialisme ialah suatu aliran filsafat yang berisikan tentang ajaran
kebendaan, benda sebagai sumber segalanya, sedangkan apa yang dikatakan
materialistis mementingkan kebendaan. Pada prinsipnya kecenderungan
manusia untuk berbuat dan bertindak yang disebabkan oleh faktor materi yang
ada disekitarnya.

3.4 Filsafat Pendidikan Pragmatisme


Pragmatisme yang berarti praktik atau aku berbuat, artinya bahwa dari segala
sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan.
Manusia dan lingkungannya dan lingkungannya berdampingan, dan mempunyai
tanggung jawab yang sama terhadap realitas. Pendidikan menurut pandangan
pragmatisme bahwa proses reorganisasi dan rekonstruksi dari pengalaman-
pengalaman individu, yang berarti bahwa setiap manusia selalu belajar dari
pegalamannya. Pendidikan perlu didasarkan pada tiga pokok pemikiran yaitu
sebagai kebutuhan hidup, sebagai pertumbuhan serta sebagai fungsi sosial.

3.5 Filsafat Pendidikan Eksistensialisme


Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.
Eksistensialisme dengan pendidikan sangat berhubungan erat, sebab keduanya
sama-sama membahas masalah yang sama yakni manusia, hubungan antar
manusia, hidup, hakikat kepribadian serta kebebasan.

3.6 Filsafat Pendidikan Progrsivisme


Menurut aliran ini bahwa kehidupan manusia berkembang terus menerus dalam
suatu arah yang positif. Peserta didik dipersiapkan untuk menghadapi
kehidupan masa yang akan datang bukan masa kini sebab apa yang dipandang
benar sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang.

3.7 Filsafat Pendidikan Perenialisme


Perenialisme memandang bahwa keadaan sekarang adalah sebagai zaman yang
mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kekacauan, kebingungan,dan
kesimpungan. Perenialisme mengambil jalan regresif, karena mempunyai
pandangan bahwa tidak ada jalan lain kecuali kembali pada prinsip umum yang
telah menjadi dasar tingkah laku dan perbuatan zaman kuno dan abad
pertengahan.

3.8 Filsafat Pendidikan Esensialisme


Esensialisme merupakan suatu gerakan dalam pendidikan yang memprotes
pendidikan progresivisme. Faham ini berpendapat bahwa betul-betul ada hal-
hal yang esensial dari pengalaman peserta didik yang memiliki nilai esensial dan
perlu dipertahankan.

3.9 Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme


Rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir
progresifisme dalam pendidikan. Tujuan pendidikan sendiri ialah untuk
menumbuhkan kesadaran peserta didik akan masalah-masalah sosial, ekonomi,
dan politik yang dihadapi manusia bukan hanya nasional, regional melainkan
global.

BAB IV
Filsafat Pendidikan Pancasila
8.5 Pandangan Filsafat Pancasila tentang Manusia, Masyarakat,
Pendidikan, dan Nilai.
a. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia
Nilai-nilai luhur yang dikandung pancasila, manusia pancasila ialah manusia
yang bebas dan bertanggung jawab terhadap perkembangan dirinya sebagai
individu dan perkembangan masyarakat (sosial) Indonesia.
b. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Masyarakat
Aktualissi nilai filsafat Pancasila dalam membangun diformulasikan dalam
konsep pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yang berarti manusia
Indonesia diikat oleh nilai-nilai Pancasila
c. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Pendidikan
Yang memandang bahwa peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya unuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
d. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Nilai
Pancasila sebagai kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa,
sebagai landasan, arah, dan etos,serta sebgai moral pembangunan nasional.

4.2 Pandangan Filsafat Pendidikan Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan


Nasional
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya yang berbeda
merupakan modal atau aset nasional untuk memajukan bangsa, akan tetapi
dapat menjadi potensial sebagai sumber disintegrasi bangsa apabila diabaikan
pembentukan dan pengembangan sikap toleransi dan saling mengasihi bagi
setiap warga Negara

BAB V
Hakekat Ilmu Pendidikan
5.1 Hakekat Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan ialah proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi
manusia dewasa yang mampuhidup mandiridan sebagai anggota masyarakat
dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak
hanya mencakup kemampuan intelektual tetapi juga lebih menekankan pada
proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak
menjadi dewasa.
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan dalam pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan nalar
atau kognitif (kecerdasan intelektual) peserta didik, tetapi mencakup seluruh
kemampuan (kecerdasan emosional dan spiritual) yang dimiliki peserta didik.
1. Aliran Pendidikan
Nativisme
Naturalisme
Empirisme
Konvergensi
2. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan keluarga
Lingkungan sekolah
Lingkungan masyarakat

5.2 Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter mempunyai arti lebih tinggi dari pendidikan moral ,
pendidikan moral berkaitan dengan baik dan buruk atau benar dan salah,
sedangkan pendidikan karakter bagaimana menanamkan kebiasaan (habit)
tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga seseorang memiliki
kesadaran dan pemahman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk
mewujudkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter merupakan
dorongan yang kuat untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam hidup.

7.2 Hakekat Manusia


Beberapa pandangan tentang manusia, yaitu manusia adalah makhluk berpikir
(homo sapiens), manusia adalah makhluk yang suka berbuat, manusia disebut
juga sebagai animal educandum (makhluk yang dapat di didik) serta manusia
adalah makhluk yang suka bekawan.
Eksistensi manusia yaitu, manusia sebagai makhluk individu, manusia sebagai
makhluk sosial, manusia sebagai makhluk susila, serta manusia sebagai makhluk
religious. Pengembangan dimensi-dimensi manusia dalam proses pendidikan
yaitu, pengembangan diri sebagai makhluk individu, pengembangan manusia
sebagai makhluk sosial, pengembangan manusia sebagai makhluk susila,
pengembangan manusia sebagai makhluk religius.

5.5 Hakekat Masyarakat


Perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat sangat tergantung pada
perkembangan tatanan kehidupan masyarakat yang sudah semakin menyadari
fungsi dan peranan masing-masing anggota bermasyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sehingga demokrasi semakin menampak dalam
kehidupan masyarakat. Demikian juga pengaruh globalisasi yang sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi seolah-olah tidak ada lagi batas atau sekat
antar negara.

5.6 Hakekat Peserta Didik


Pendidikan menyediakan alternatif pilihan, begitu peserta didik telah
memutuskan untuk memilih satu alternatif, pendidikan siap membantu, siap
merangsang dan menjauhkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya proses
pendidikan.

5.7 Hakekat Guru atau Pendidik


 Guru merupakan agen pembaharuan
 Guru berperan sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat
 Guru memahami karakteristik unik dan berupaya memnuhi kebutuhan
pendidikan
 Sebagai fasilitator pembelajaran
 Guru bertanggung jawab tercapainya hasil belajar subyek didik
 Tenaga pendidikan dituntut menjadi contohdalam pengelolaan proses
belajar-mengajar
 Guru bertanggung jawab secara profesional untuk terus menerus
meningkatkan kemampuannya
 Guru menunjang tinggi kode etik professional.
5.8 Hakekat Pembelajaran
Proses pembelajaran dirancang oleh guru untuk mengembangkan kreativitas,
guna dapat meningkatkan kemampuan berpikir, bersikap, bersosial, dan
emosional peserta didikserta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi pelajaran.

5.9 Landasan-Landasan Pendidikan


 Landasan agama
 Landasan filsafat
 Landasan sosiologi
 Landasan hukum
 Landasan moral

5.10 Asas-Asas Pendidikan


 Asas pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education)
 Asas kasih sayang
 Asas demokrasi
 Asas keterbukaan dan transfaransi
 Asas tanggung jawab
 Asas kualitas
 Panca duma taman siswa
 Dasar-dasar pendidikan Mohammad Sjafei

22
BAB III
PEMBAHASAN

A .Pembahasan Isi Buku

1. Pembahasan ke 1 tentang Pengertian filsafat


Menurut buku utama, filsafat pendidikan adalah jalan yang ditempuh untuk
memecahkan masalah.Sedangkan pada buku pembanding, filsafat adalah ilmu
(pengetahuan) tentang alam, wujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.

2. Pembahasan ke 2 tentang Filsafat Pendidikan


Menurut Buku utama, pada buku utama pemaparan tentang Filsafat Pendidikan
lebih jelas karena lebih banyak memuat data, Mulai dari pengertian pendidikan,
seluk-beluk filsafat pendidikan, pengertian filsafat pendidikan dan peranan filsafat
pendidikan.Sedangkan pada buku pembanding, hanya memuat tentang filsafat
sebagai suatu sistem, substandi filsafat, dan hubungan filsafat dengan filsafat
pendidikan.

3. Pembahasan ke 3 tentang Aliran-aliran filsafat


Pada buku utama pembahasan mengenai aliran filsafat tidak lengkap, hanya
membahas mengenai 4 aliran yaitu, aliran progresivisme, aliran esensialisme, aliran
perennialisme, dan aliran rekonstruksionalisme. Sedangkan pada buku
pembangding, pembahasan mengenai aliran sangat jelas, pada buku tersebut
menjelaskan terdapat 9 aliran yaitu, aliran idealisme, realism, materialisme,
pragmatisme, eksistensialisme, progresivisme, perenialisme, esensialisme, dan
rekonstruksionalisme.

23
B.Kelebihan Dan Kelemahan

Buku I
Kelebihan

1. Paduan cover buku ini menarik, memungkinkan memikat minat pembaca


2. Buku ini memuat pendapat para ahli tentang konsep-konsep dalam prinsip
perkembangan peserta didik
3. Buku ini menggunakan bahasa yang mudah di pahami dan mengerti
4. Dengan penyajian kalimat yang baik, pembaca dapat dengan mudah
memaknai setiap pernyataan pembelajaran
5. Bahasan yang sangat edukatif
6. Pembahasan materi yang dibahas di paparkan secara sistematis, mulai dari
pendahuluan hingga bagaimanaHakekat dari Filsafat Pendidikan.
7. Materi yang dibahas dalam buku ini sederhana tetapi sudah mencakup secara
keseluruhan mengenai Filsafat Pendidikan.

Kelemahan

1. Tidak ada buku yang sempurna, buku ini juga memiliki kekurangan
2. Terdapat beberapa penulisan yang salah dalam pengetikannya atau berlebih
huruf dalam pengetikannya
3. Terkadang ada istilah asing yang tidak di cetak miring atau di cetak tebal.
4. Banyak menggunakan istilah asing yang ambigu atau kurang jelas
pemaparannya
5. Pada pembahasan yang memuat item seharusnya dibuat menurun sehingga
memudahkan pembaca dan menarik minat pembaca
6. Ada beberapa penjelasan yang kurang diperjelas oleh penulis
Buku II
Kelebihan

1. Cover buku terlihat menarik.


2. Bahasa dan diksi yang digunakan cukup bagus.
3. Buku ini menjelaskan bagaimana persiapan seorang guru dalam mendidik.
4. Sistematika penyusunannya baik. Dikatakan baik karena susunan babnya
teratur dan saling berkaitan antara bab satu dengan yang lain.
5. Memuatinformasi faktual yang menarik tentang pendidikan terutama bagi
seorang guru.

Kelemahan

1. Terdapat beberapa penulisan yang salah dalam pengetikannya atau berlebih


huruf dalam pengetikannya.
2. Halaman pada daftar isi tidak ada.
3. Banyak menggunakan istilah asing yang ambigu atau kurang jelas
pemaparannya
4. Ada beberapa penjelasan yang kurang diperjelas oleh penulis.
5. Terkadang ada istilah asing yang tidak di cetak miring atau di cetak tebal.
6. Bahasa yang digunakan terkadang terlalu ilmiah dan sulit dimaknai.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu
dengan yang lain, baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya dan kekurangannya.
Jurnal pasti mengandung informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh
penulisnya terlepas dari kekurangan yang terkandung dalam setiap jurnal, namun
dapat dipastikan setiap jurnal akan membawa kauntungan bagi pembaca dalam hal
pendapatan informasi lebih.
Dalam kedua buku ini, terkandung informasi yang sangat melimpah yang
mana membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis jurnal
ini seperti yang telah saya lakukan. Diatas telah saya sampaikan ringkasan dan juga
kelebihan serta kekurangan dari masing-masing buku yang diharapkan dapat
menjadi perbandingan antara opini atas pembaca buku tersebut.

B. Saran
Didalam kelebihan dari kedua jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan
diperkuat lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk
mencapai hasil yang lebih maksimal.

C. Rekomendasi Terhadap Buku


Buku I
Untuk buku I, sebaiknya lebih menyajikan informasi secara sederhana dan
sistematika penulisannaya juga perlu diperhatikan agar para pembaca dapat
menangkap informasi yang disajikan.Pengulangan informasi serta penggunaan
bahasa yang terlalu ribet sebaiknya menjadi bahan pertimbangan penulis untuk
melakukan perbaikan ke depannya.Untuk pemaparan materi yang lengkap
sebaiknya dipertahankan dan diharapkan agar informasi mengenai Perkembangan
Peserta Didik dapat bertambah lebih baik lagi.
Buku II
Untuk buku II, sebaiknya dalam penulisan dan pembahasan materi sistematika
penulisan diperhatikan, ada beberapa bab yang memiliki pendahuluan sedangkan
bab yang lain tidak ada pendahuluannya. Pembahasan yang disajikan juga
sebaiknya lebih diperbarui kedepannya dan tidak banyak melakukan pengulangan
informasi serta tidak memuat kata-kata yang sulit dipahami.

Untuk Pembaca
Untuk para pembaca sebaiknya mengkoleksi kedua buku ini jika ingin mempelajari
bagaimana proses perkembangan peserta didik yang mengikuti perkembangan
zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Anwar. 2018. Filsafat Pendidikan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP


Edward Purba & Yusnadi. 2019. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai