Anda di halaman 1dari 27

FILSAFAT PENDIDIKAN

TUGAS INDIVIDU
CRITICAL BOOK REPORT

Oleh :
ALFONSO GIRSANG
5193351002
KELAS PTIK A 2019

DOSEN PENGAMPU : ANIFAH, S.Sos, M.Pd

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN


KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang
diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Critical Book Report tentang
Filsafat Pendidikan dengan sebaik–baiknya. Penulisan laporan Critical Book Report ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah
Filsafat Pendidikan Ibu Anifah,S.Sos,M.pd
Laporan Critical Book Report ini saya sajikan dengan sebaik-baiknya. Namun,
walaupun demikian saya selaku penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik
dalam penulisan maupun dalam format penyajian. Saya harap para pembaca mampu
memakluminya. Serta semoga laporan Critical Book Report ini dapat menambah wawasan
serta manfaat lainnya bagi seluruh pembaca.

Medan, September 2019

Alfonso Girsang

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Tujuan Penulisan ...........................................................................................1

C. Manfaat Penulisan .........................................................................................2

D. Identitas Buku ...............................................................................................3

E. Lampiran .......................................................................................................3

BAB II RINGKASAN

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA ..................................................................4

2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING.....................................................18

BAB III PEMBAHASAN

3.1 KRITIK BUKU UTAMA ..........................................................................21

3.2 KRITIK BUKU PEMBANDING...............................................................21

3.3 PERBANDINGAN BUKU UTAMA

DENGAN BUKU PEMBANDING.................................................................22

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.................................................................................................23

4.2 Saran ..........................................................................................................23

Daftar Pustaka..................................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah kehidupan manusia muncul dan berkembang aktivitas manusia yang
disebut filsafat. Kata filsafat mempunyai sebutan-sebutan lain sesuai dengan bergesernya
waktu atau karena adanya berbagai bahasa di dunia.Namun demikian filsafat sebagai hasil
manusia berfilsafat masih menunjukkan adanya kesamaan makna, yaitu kegitan manusia
yang lebih banyak menggunakan salah satu potensi dasar manusia, yaitu kemampuan
berpikir. Dorongan ingin tahu tentang seluk-beluk dirinya sendiri maupun yang di luar
dirinya secara mendalam menyebabkan sebagian manusia melakukan kegiatan yang
kemudian disebut berfilsafat dan orang yang berfilsafat disebut dengan istilah filosof atau
dengan istilah-istilah lain yang maknanya sama. Hasil karya para filosof banyak dipakai
sebagai acuan dalam penciptaan seni-budaya, pemikiran politik, sosial, ekonomi,
pemerintahan., dan juga di bidang pengembangan ilmu pengetahuan.
Untuk memudahkan pembahasan atas rumusan-rumusan filsafat yang sudah ada,
rumusan-rumusan itu dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu rumusan-rumusan
yang didasarkan atas asal-usul kata (etimologi), melalui analisis kegiatan berfilsafat melalui
pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para filosof, para pakar filsafat, maupun para
penulis buku filsafat.
Filsafat merupakan salah satu kegiatan atau hasil kegiatan yang menyangkut aktivitas
dan olahbudi manusia. Hasil olahbudi manusia itu secara umum disebut budaya, dari kata
budi dan daya atau lengkapnya hasil cipta, rasa, karsa, dan karya manusia. Manusia
memberdayakan empat kemampuan dasar tersebut untuk mempertahankan hidup dan
mengembangkan taraf kehidupannya, sehingga hidup manusia semakin meningkat
kualistasnya.

B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)


Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan
salah satu tugas individu mata kuliah Filsafat Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Prodi Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer di Universitas Negeri Medan.
C. Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR)
 Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.
 Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
 Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
 Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama
atau penulis lainnya.
 Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan,
isi, dan substansi buku.

2
D. Identitas Buku
BUKU UTUMA
 Judul Buku : Filsafat Pendidikan

 Penulis : Yusnadi,Ibrahim Gultom,Wildansyah Lubis,Arifin Siregar

 Penerbit : halamanmoeka

 Tebal Buku : vi, 146 hlm; 20 x 29 cm

 Kota Terbit : Medan

 Tahun Terbit : 2019

 ISBN : 978-602-269-343-7

BUKU PEMBANDING
 Judul Buku : Filsafat Pendidikan

 Penulis : Dr.Edward Purba,MA dan Prrof.Dr.Yusnadi,MS

 Penerbit : UNIMED PRESS

 Tebal Buku : v, 163 hlm; 18 x 25 cm

 Kota Terbit : Medan

 Tahun Terbit : 2016

 ISBN : 978-602-7938-38-0

E. Lampiran

Buku Utama Buku Pembanding

3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA


BAB I.HAKIKAT MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna,eksistensinya ditentukan
secara mutlak oleh sang Pencipta,tersusun atas kesatuan jiwa,dan raga,serta eksis sebagai
individu yang memastarakat.Manusia sebagai makhluk yang lemah yang tidak dapat berbuat
apa-apa terhadap Sang pencipta,kecuali pasrah.Keunikan manusia dari makhluk lain adalah
bahwa manusia mempunyai akal fikir dan nafsu,sementara Malaikat hanya memiliki akal
fikir tidak memiliki nafsu.Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa manusia memiliki
kelebihan dari makhluk lain,kelebihan itu ada pada potensi-potensi daya psikhisnya yaiyu
akal fikir,rasa,dan karsa.
Dengan demikian keunikan (kelebihan)yang ada pada manusia dapat dikatakan
bahwa,sebagai makhluk yang berpikir,memiliki jiwa,raga,rasa dan karsa manusia senantiasa
dihadapkan dengan dunia nyata yang mempunyai ciri-ciri ebagai berikut.
1) Manusia memiliki pengetahuan yang dapat mencakup berbagai macam informasi dan
memiliki pandangan yang luas,sedangkan hewan hanya dibekali pengetahuan yang dangkal.
2) Pengetahuan manusia dari sisi eksternal menuju sisi realitas internal dan tidak
terbatas,sementara hewan pengetahuannya bersifat parsial/khusus,tidak universal dan tidak
umum serta regional (terbatas hanya dalam wilayah tertentu).
3) Manusia dapat mengetahui sejarah asal mulanya dan manusia dapat menyusun apa yang
akan menjadi masa depannya, namun hewan pengetahuannya hanya terbatas pada saat ini
saja,karena itu hewan tidak bisa berpikir tentang masa depannya.
4) Manusia memiliki sifat idealis dengan cita-citaa dan pemikirannya,sementara hewan
tingkat keinginannya dan hasrat yang dimiliki terbatas.
Para ahli pikir dan ahli filsafat memberikan substansi kepada manusia sesuai dengan
kemampuan yang dapat dilakukan manusia di bumi ini,yaitu:
1) Manusia adalah Homo Sapiens,artinya makhluk yang mempunyai budi,
2) Manusia adalah Animal Rational,artinya binatang yang berpikir,
3) Manusia adalah Homo Laquen,artinya makhluk yang pandai menciptakan bahasa dan
menjelmakan pikiran manusia dan perasaan dala kata-kata yang terusun,
4) Manusia adalah Homo Faber,artinya makhluk yang terampil.
5) Manusia adalah Zoon Polition,yaitu makhluk yang pandai bekerjasama,bergaul dengan
orang lain dan mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
6) Manusia adalah Homo Economicus,artinya makhluk yang tunduk pada prinsip-prinsip
ekonomi dan bersifat ekonomis,
7) Manusia adalah Homo Religius,yaitu makhluk yang beragama.

Berdasarkan uraian diatas ,maka manusia dalam kehidupan sehari-harinya dapat


memainkan beberapa peran berdasarkan hakikat adanya akal fikir,rasa dan karsa serta nafsu
sebagai berikut:

A. Manusia sebagai makhluk individu (Individual Being)


B. Manusia sebagai makhluk sosial (Social Being)
C. Manusia sebagai makhluk berbudaya
D. Manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus)
E. Manusia sebagai makhluk terdidik (homo education)
F. Manusia sebagai makhluk berfikir
G. Manusia sebagai makhluk religious

A.Manusia sebagai makhluk Individu (Individual Being)


Individu terdiri dari dua kata in dan Devided.Dalam bahasa inggris in dapat diartikan
tidak,sedangkan Devided berarti terbagi.Jadi individu dapat diartikan “tidak terbagi”atau satu
kesatuan.Dalam bahasa latin individu berasal dari kata “individium” Yang berarti yang tak
terbagi,jadi merupakan suatu sebutaan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan terbatas.
Seorang manusia sebagai makhluk individu adalah perpaduan antara faktor genotip
dan fenotip.Faktor genotip adalah faktor ang dibawa individu sejak lahir,ia merupakan faktor
krturunan.Sedangkan faktor fenotif adalah hasil interaksi genotip dengan lingkungan.Sebagai
makhluk individu,manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan
instingtif belaka.Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yaang akan
berkembang jika disertai dengan pendidikan.
B.Manusia sebagai makhluk sosial (Social Being)
Manusia dikatakan makhluk sosial karena dalam diri manusia ada naluri dorongan
untuk berhubungan (interaksi)dengan orang lain,ada naluri kebutuhan sosial (Social need)
untuk hidup berkelompok dengan orang lain,serta manusia itu sendiri tidak akan bisa sebagai
manusia tanpa bantuan orang lain.

5
Dalam berhubungan dan berinteraksi,manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik.Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang
dimiliki oleh manusia.Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa di
samping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah,manusia juga hidup
bersam dalam memenuhi kebutuhan rohani.
C.Manusia sebagai makhluk berbudaya (homo humanis)
Budaya berasal dari bahasa sansekerta dari kata “Buddhayah”merupakan bentuk
jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal,dengan demikian budaya adalah hal-hal
yang besangkutaan paut dengan akal.Jadi kebudayaan adalah hasil akal manusia untuk
mencapai kesempurnaan.
Manusia sebagai makhluk budaya maksunya adlah manusia mampu menciptakan dan
melaksanakan kebaikan,kebenaran,keadilan dan tanggung jawab dalam suatu sistem tatanan
kemasyaraakatan.Dua kelebihan utama manusia yang mebedakannya dengan makhluk lain
yaitu akal dan budi.Mellui akal dan budinya manusia mampu berpikir/menciptakan ,berkarsa
dan berasa.
D.Manusia sebagai makhluk ekonomi (Homo Economicus)
Beberapa aspek terkait dengan aktifitas sehari-hari manusia untuk bertahan hidup
adalah:
1) Dalam kehidupan sesungguhnya,manusia tidak bisa mendapatkan segal kebutuhan dan
keinginan tanpa adanya pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu,manusia harus menukarkan
sejumlah barang dengan nilai yang sepadan
2) Peraasaan tidak pernah puas untuk merasa cukup ketika kebutuhan berhasil dipenuhi
akhirnya melahirkan kesepakatan di antara manusia untuk bekerja,mendapatkan uang,yang
akhirnya digunakan untuk membeli segala keperluan.
3) Selalu ada peningkatan pemenuhan kebutuhan yang merupakan bagian dari tindakan
rasional seorang manusia.Inilah hakikat dari titel makhluk ekonomi yang lekat pada manusia.
Berikut beberapa ciri-ciri manusia sebagai makhluk ekonomi antara lain:
1) Tindakannya rasional
2) Tindakan pemenuha kebutuhan tersebut berfokus pada pemenuhan kebutuhan diri sendiri.
3) Keputusan yang diambil seseorang sesuai dengan tujuan.
4) Sulitnya mencapai rasa puas yang paling tinggi.
5) Aktifitas yang dipilih cenderung dekat dengan preferensi pribadi.
Ada beberapa faktor yang membedakan kebutuhan manusia yang satu dengan yang
lain sebagai berikut :

6
1) Tempat tinggal 5) Tingkat pendidikan
2) Pendidikan 6) Status sosial
3) Usia 7) Perbedaan selera
4) Kemajuan IPTEK
E.Manusia sebagai makhluk terdidik (homo education)
Manusia sebagai makhluk terdidik ialah makhluk Allah yang dilahirkan membawa
potensi dapat dididik dan dapat mendidik.Manusia harus dididik dan harus pula
mendidik,dapat dapat ditinjau dari beberapa segi sebagai berikut:
1) Anak manusia yang baru dilahirkan dalam keadaan serba lemah.
2) Manusia dengan sifat kemanusiaanya yang masih belum dewasa.
3) Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi berpikir.
F.Manusia sebagai makhluk berpikir
 Manusia yang hanya sekedar ingin tahu dan setelah mendapatkannya lalu puas adalah
tergolong orang-orang “pada umumnya” .
 Manusia yang secara radikal ingin tahu tentang segala hal atau segala sesuatu sampai
ke taraf hakikat adalah tergolong para pemikir,ahli fikir atau filsuf (Philosophes).
Beberapa ahli mengutarana pendapat mereka tentang macam-macam
berpikir,diantaranya adalah:
1) Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari
pengaruh lam sekelilingnya.
2) Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan
cermat.
3) Berpikir autisik : contoh berpikir autisik antara lain adalah mengkhayal,fantasi atau
wishful thinking.
4) Berpikir realistik: berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
G.Manusia sebagai makhluk religius (homo religious)
Pada dasarnya manusia mengakui pada kekuatan lain (ghaib)diluar kekuatan dirinya
yang menggerakkn seluruh isi alam secara teratur.Kesempurnaan yang dimiliki manusia
dibandingkan makhluk lain ciptaanya antara lain adalah manusia bisa
berpikir,bertindak,berusaha,dan bisa menentukan mana yang benar dan baik.

7
BAB II.HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN

A.Pengertian Filsafat
Secara umum dalam memaknai filsafat dapat ditelusuri secara etimologi dan
terminologi.
1. Tinjauan Etimologi
Secara etimologis, filsafat dalam bahasa indonesia diambill dari bahasa
yunani;philosophia dan philoshophosi.philo artinya cinta dan shopia artinya
kebijakan.Filsafat berarti sejumlah gagasan yang penuh dengan
kebijaksanaan,pengetahuan,dan hikmat.
2. Tinjauan Terminologi
Terminologi adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat itu sendiri.
Berikut akan disampaikan beberapa pengertian filsafat yang dikemukakan oleh
ahli(surawijo,2008:3-4).
1. Plato
Filsafat adalah suatu ilmu yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran
yang sebenarnya.
2. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan)
B.Pengertian Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan bagian dari filsafat umum.Menurut Barnadib (1982)
filsafat pendidikan sebagai ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertayaan-
pertanyaan dalam lapangan pendidikan.
C.Filsafat Pendidikan sebagai Sistem
Empat sistem filasat umum adalah realisme,idealisme,experimentalisme,dan
eksistensialisme.Realisme dan idealisme dikenal sebagai filsafat tradisional,sedangkan
experimentalisme dan eksistensiaalisme dikenal sebagai filsafat modern.
D.Hubngan Filsafat Pendidikan dengan Pendidikan.
Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan,baik dilihat
dari proses,jalan,serta tujuannya.Filsafat pendidkan dan pendidikan berhubungan sangat erat
sekali.Filsafat pendidikan yang merupakan cabang filsafat umum menjadi dasar,arah,dan
pedoman suatu sistem pendidikan.
Tujuan pendidikan adalah tujuan filsafat,yakni untuk membimbing kearah
kebijaksanaan.Karenanya,dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah realisasi dari ide-ide

8
filsafat.Filsafat pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar pendidikaan.Antara filsafat
pendidikan dan pendidikn terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tidak terpisahkan.

BAB III.KAJIAN FILSAFAT TENTANG ONTOLOGI ,EPISTEMOLOGI DAN

AKSIOLOGI

A.Ontologi Ilmu
1.Pengertian Ontologi
Ontologi adalah salah satu kajian filsafat yang paling kuno.Istilah ontologi terdiri dari
dua suku kata yakni ontos dan logos.Ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti
ilmu atau pengetahuan.Dengan demikian pengertian ontologi adalah pengetahuan tentang
wujud dan hakekat keberadaan,realitas sesuatu yang bersifat konkrit.
2.Beberap paham dan aliran tentang ontologi
Aliran –aliran yang mengkaji tentang ontologi ada 5 yaitu:
Monisme adalah aliran yang menyakini bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada adalah
satu saja dan bukan dua.
Dualisme : kaum yang berpegang kepada paham ini menyatakan bahwa ada dua substansi
yang keduanya berdiri sendiri.Artinya kelompok ini menyakini sumber asal segala sesuatu
terdiri dari dua hakikat,yaitu materi (jasad) dan rohni (spiritual).
Materialisme : aliran ini melampaui orang yang berpaham naturalis yang dasar ajarannya
bertumpu pada konsep ”alam”.
Idealisme : merupakan lawan dari materialisme yang juga dinamakan spiritualisme.liran ini
juga menganggap bahwa materi dan zzat ini hanyalah suatu jenis daripada penjelmaan rohani.
Agnostisisme : Agnostisisme berasal dari kata gnosteinyang berarti tahu dan a berarti
tidak.Makna harfiahnya adalah “seseorang yang tidak mengetahui”meski tidak sinonim
dengan ateisme.
3.Ontologi ilmu
Merupakan ladang yang dikaji atau yang ditelaah oleh imu(sience).Objek yang dikaji
itu adalah alam semesta yang terdiri dari benda hidup seperti manusia ,hewan,dan tumbuh-
tumbuhan dan benda mati seperti batu,psir,tanah,gunung dan sebagainya.
B.EPISTEMOLOGI ILMU
1.Pengertian Epistemologi

9
Istilah epistemologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata episteme
(pengetahuan)dan logos ilmu (teori).Epistemologi juga sering disebut teori pengetahuan atau
kajian tentang pembuktian kebenaran dari sebuah pengetahuan atau kepercayaan.
2.Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dlam menyusun pengetahuan yang
benar.Metode menurut Senn (dalam suriasumantri,1995:119)merupakan suatu prosedur atau
cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis.Sementara
metodologi ilmiah adalah pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode
ilmiah.Epistemologi merupakan pembahasan engenai bagaimana kita mendapatkan
pengetahuan.
Metode ilmiah adalah gabungan dari pendekatan penalaran deduktif dan
induktif.Kedua metode berpikir ini dalam sejarah awalnya berdiri secara sendiri-sendiri.
C.AKSIOLOGI ILMU
1.Pengertian Aksiologi
Istilah aksiologi (axiology) berasal dari kata axios yang berarti nilai dan logos yang
bermakna pengetahuan dan teori.Aksiologi berarti pengetahuan,teori yang mempelajari
tentang nilai dari segala sesuatu yang ada (realitas).
2.Asas Moral
Aksiologi juga berbicara mengenai asas-asas moral yang berfungsi sebagai pengontrol
dalam setiap kegiatan keilmuan dan asas moral tersebut bisa bersumber dari filsafat
bangsa,kebudayaan,dan ajaran agama.Asas moral bukan saja berfungsi memberi penilaian
terhadap butir-butir ilmu yang diperoleh melainkan juga pengguunaan ilmu itu sendiri.
D.LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Dalam perspektif filsafat pendidikan ketiga hal ini (ontologi,epistemologi,dan
aksiologi) bisa dijadikan sebagai objek sekaligus landasan dalam mengkaji segala
permaasalahan pendidikan.Filsafat pendidikan merupakan pengetahuan filsafat yang
mempelajari hakikat pelaksanaan pendidikan.Bahan yang dipelajari meliputi tujuan,latar
belakang ,cara,hasil,dan hakikat pendidikan.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpukan bahwa setiap peengembangan teori
maupun praktek pendidikan harus dilandasi tiga landasan filsafat yaitu landasan
ontologi,epistemologi dan aksiologi.

10
BAB IV.ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

A.Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme


Purba dan Yusnadi (2016) menjelaskan , idealisme berpandangan sebuah kenyaaan
tersusun atas gagasan-gagasan (ide-ide) atau spirit.Segala benda yang nampak berhubungan
dengan kejiwaan.Kattsoft menyimpulkan bahwa apapun yang diketahui pada akhirnya berupa
ide,artinya sesuatu yang berhakekat akal.Aliran idealisme kenyataannya tidak terpisah
dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita.Inti terpenting dari
ajaran ini adalah manusia menganggap jiwa lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan
dengan materi kehidupan manusia,jiwa itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang
sebenarnya,sehingga benda atau materi disebut dengan penjelmaan dari jiwa.
Menurut paham idealisme,guru harus membimbing atau mendiskusikan dengan
peserta didik bukan prinsip-prinsip eksternal,melainkan sebagai kemungkinan-kemungkinan
(bathin)yang perlu dikembangkan,juga harus diwujudkan sedapat mungkin watak yang
terbaik.
A.Aliran filsafat pendidikan realisme
Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh yang
bersifat dualitas yaitu fisik dan rohani,dalam pendidikan ada subjek yang mengetahui tentang
manusia dan alam.Sistem Kefilsafata realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara
,ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri,dan hanya hakikatnya
tidak terpengaruh oleh seseorang.
Defenisi kebenaran menurut penganut realisme adalah ukuran kebenaran suatu
gagasan mengenai barang sesuatu ialah menentukan apakah gagasan itu benar-benar
memberikan pengetahuan kepada kita mengenai barang sesuatu itu sendiri.
B.Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme
Perenialisme merupakan satu aliraan dalam pendidikan yang lahir pada abad ke-
20.Perenialisme lahir dari suatu reaksi terhadap pendidikaan progresif.Perenialisme
memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan
perlu dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman sekarang.
Filsafat pendidikan Perenialisme mempunya empat prinsip dalam
pembelajaran.Pertama,prinsip kebenaran bersifat universal dan tidak tergantung pada
tempat,waktu,dan orang.Kedua,pendidikan yang baik melibatkan pencarian pemahaman atas
kebenaran.Ketiga,prinsip kebenaran dapat ditemukan dalam karya –karya
agung.Keempat,pendidikan adalah kegiatan liberal untuk mengembangkan nalar.

11
C.Essensialisme
Aliran filsafat pendidikan Essensialisme adalah suatu aliran filsafat yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lam.Essensialisme adalah
pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayan yang telah ada sejak awal
peradaban umat manusia,yang muncul pada zaman renaissance dengan ciriciri utama yang
berbeda dengan progresifisme.
Penganut paham essensialisme mengemukakan beberapa prinsip pendidikan
(Sadulloh.2003),sebagai berikut;
a. Pendidikan dilkukan dengan usaha keras,tidak timbul dengan sendirinya dari dalam diri
peserta didik.
b. Inisiatif pelaksanaan pendidikan datang dari guru bukan peserta didik.
c. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.
d. Metode-metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental merupakan meode yang
diutamakan dalam pendidikan disekolah.
e. Tujuan akhir pendidikan adalah meningkatkan kesejahteraan atau kebahagiaan sesuai
dengan tuntunan demokrasi.
D.Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.Eksistensi adalah cara
manusia ada di dunia .Cara berada manusia berbeda dengan cara beradanya benda-benda
materi.Ada beberapa pandangan penganut filsafat ini sehubungan dengan eksistensi,yaitu;
a. Eksestensi adalah cara manusia berada.
b. Bereksitensi tidak statis tetapi dinamis,yang berarti menciptakan dirinya secara
aktif,merencanakan,berbuat dan menjadi.
c. Manusia dipandang selalu dalam proses menjadi belum selesai dan terbuka serta realistis.

E.Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme


Filsafat ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli,pada hal kenyataan yang
sebenarnya adalah berpangkal pada filsafat empirisme Inggris,yang berpendapat bahwa
sumber pengetahuan manusia adalah apa yaang manusia alami.Pragmatisme berasal dari kata
“pragma” yang berarti praktik atau aku berbuat.Hal ini mengandung arti bahwa makna dari
segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan.
Menurut John Dewey (Sadulloh.2003),pendidikan perlu didasarkan pada tiga pokok
pemikiran,yakni;

12
a. Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup
b. Pendidikan sebagai pertumbuhan
c. Pendidikan sebagai fungsi sosial.
F.Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme
Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan
bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi
masalah yang menekan atau mengecam adanya manusia itu sendiri.
Progresivisme dinamakan instrumentalisme,karena aliran ini beranggapan bahwa
kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup,kesejahteraan,mengembangkan
kepribadian manusia.
G.Aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir
progresifisme dalam pendidikan.Dalam filsafat pendidikan aliran rekonstruksionalisme
adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan
hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Brameld (Sadulloh.2003)mengemukakaan teori pendidikan rekonstruksionalisme
terdiri dari lima tesis,yakni;
a. Pendidikan berlangsung saat ini untuk menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi
nilai-nilai dasar budaya masa kini.
b. Demokrasi sejati merupakan dasar dari kehidupan masyarakat baru.
c. Anak,sekolah dan pendidikan diatur oleh kekuatan budaya dan sosial.
d. Guru memegang peranan penting dalam pendidikan di sekolah akan tetapi dalam
pelaksanaan tugasnya harus selalu memperhatiakn prosedur yang demokratis.
e. Tinjauan pendidikan adalah untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan
dengan kritis budaya,dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yaitu nilai-nilai
yang universal.
Dalam filsafat pendidikan aliran rekonstruksionalisme adalah suatu aliran yang
berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang
bercorak modern.

13
BAB V.PERBANDINGAN PENDIDIKAN BARAT VERSUS INDONESIA DARI
PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN

A.Pendidikan Barat
Paham filsafat pendidikan menyoroti beberapa hal;
1. Mengkaji secara filsafati tentang filsafat manusia yang ideal sesuai dengan budaya yang
dianut suatu bangsa.
2. Menentukan bentuk dan menetapkan niai yang dianut sebagai landasan berpikir dalam
pelaksanaan pendidikan.
3. Merumuskan tujuan pendidikan berbasis pada falsafah dan nilai pancasila.
4. Merumuskan bagaimana ideallnya hubungan antara guru dan peserta didik dalam
pergaulan pendidikan dan situasi pembelajaran.
5.Baagaimana mengembangkan dan membina kurikulum serta bagaimana pula menerapkan
kurikulum tersebut.
6. menentukan metode ,strategi teknik dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan
tingkat perkembangan psikologi anak (peserta didik).
7. Bagaimana hubungan yang ideal antara lembaga pendidikan dengan masyarakat luas serta
pranata sosial lainnya.
8. Menganalisis dan menentukan takaraan wujud nilai dan pengetahuan yang mana yang
diutamakan dalam aspek pembelajaran.
B.Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia
Dua “aliran” pokok pendidikan di indonesia itu dimaksudkan adalah perguruan
kebangsaan taman siswa dan ruang pendidikan INS kayu tanam.Kedua aliran ini dipandang
sebagai suatu tongkat pemikiran tentang pendidikan di indonesia.
1.Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
2.Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam

BAB VI.FALSAFAH PANCASILA SEBAGAI REFERENSI FILSAFAAT


PENDIDIKAN

A.Falsafah Pancsila
1.Pengertian Pancasila
Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia.Konsep dasar ini tertuang dalam
pebukan undang-undang dasar (UUD) negar republik indonesia tahun 1945.Pancasila adalah
falsafah bangsa yang digali dari bumi indonesia.Pancasilaa juga merupakan hasil perenungan

14
jiwa yag dalam diri para pendalulu kita terutama para pendiri bangsa indonesia (fouding
father).
2.Pancasila Dari Berbagai Perspektif
Pancasila merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa indonesia yang dienal
memiliki keragaaman suku dan budaya sehingga pancasila berfungsi sebagai alat pemersatu
bangsa dalam bingkai negara kesatuan republik indonesia (NKRI).Pancasila sebagai produk
filsafat bangsa indonesia berarti sebagai rujukan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
3.Butir-Butir Moral dan Toleransi Dari Perspektif Pancasila
a. Butir-butir moral pancasila
1.Ketuhahan Yang Maha Esa
2.Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawarataan/
Perwakilan
5.Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
B.Toleransi Dari Perspektif Pancasila Dan Berbagai Agama
1.Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari kata tolerate (Inggris) yang berarti mentolerir,membiarkan dan
sabar menghadapi.Pengertian toleransi secara bahasa bermakna sifat atau sikap memegang
dan menghargai pendirian,pendapat,pandangan,kepercayaan,kebiasaan,kelakuan seseorang
atau kelompok yang berbeda atau bertentangan dengan pendiri sendiri.
2.Toleransi Dalam Pandangan Pancasila
Didalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya sendiri –sendiri dan untuk
beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya”
3.Toleransi Dalam Berbagai Agama
Setiap gama yang diresmikan di indonesia,sudah pasti memiliki konsep toleransi
menurut ajarannya masing-masing.Berikut konsep toleransi dari berbagai agama.
a. Toleransi Dalam Pandangan Islam
b. Toleransi Dalam Pandangan Kristen Protestan
c. Toleransi Dalam Pandangan Katolik
d. Toleransi Dalam Pandangan Agama Hindu
e. Toleransi Dalam Pandangan Agama Budha

15
f. Toleransi Dalam Pandangan Kong Hu Chu
C.Pancasila Dan Filsafat Pendidikan
1.Hubungan Pancasilaa Dengan Teori Dan Teori Dan Filsafat Pendidikan
Pancasila sebagai filsafah bangsa dan negara tentu sangat terkait dengan filsafat
pendidikan yang akan dibangun.Antara filsafat dengan teori pendidikan juga berhubungan
erat karena teori pendidikan bersumber dari pemikiran filsafat, sementara pemikiran tentang
pendidikan bersumber dari filsafat.Oleh karena pancasila sebagai falsafah bangsa dan filsafat
pendidikan sebagai alat dalam memikirkan pendidikan secara filosofis,maka boleh dikatakan
pancasila adalah filsafat pendidikan nasional.
2.Hubungan Filsafat Dengan Pendidikan
Antara filsafat dengan pendidikan juga memiliki hubungan yang erat karena
pendidikan merupakan hasil dari kerja berpikir secara filsafat.Menurut Barnadib
(1996:5)hubungan filsafat dan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua ;(1)sebagai
hubungan keharusan . (2)Sebagai dasar pendidikan.
3.Fungsi dan Peran Filsafat Pendidikan
Filsafat adalah sebagai aktifitas pikir murni manusia atau kegiatan akal manusia
dalam usaha untuk mengerti secara intens segala sesuatu yang ada dalam dirinya dan diuar
dirinya.Berfilsafat merupakan suatu daya atau kemampuan pikir yang tinggi dari manusia.
Dari ajaraan filsafat umum ini kemudian konsep-konsepnnya diperluas pada
pemikiran filsafat pendidikan.Filsafat pendidikan adalah pelaksanaan pandangan filsafat dan
kaiah filsafat dalam bidang pendidikan.Oleh karena filsafat pendidikan adalah pelaksanaan
pandangan filsafat dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut pendidikan,maka
filsafat pendidikan berusaha mengkritisi proses pendidikan dan berusaha untuk menjelaskan
supaya penglaman kemanusiaan sesuai dengan kehidupan baru.
4.Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila
D.Pengertian Karakter
Menurut bahasa karakter adalah semacam tabiat attau kebiasaan.Ada juga menyebut
padanan kata karakter dengan akhlaq dan perangai.Karakter adalah sebuah sistem keyakinan
dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu.
E.Pendidikan Karakter Sebuah Keharusan
Pendidikan karakter merupakan segmen dari revolusi mental yang dilakukan melalui
pendidikan formal,non formal dan informal.Sasaran pendidikan karakter ini mulai dari
SD,SMP,SMA hingga Peruruan Tinggi (PT).
F.Menggagas Filsafat Pendidikan Nasional Indonesia

16
1. Mencari Bentuk Filsafat Pendidikan Indonesia
Sebagaimana kita ketahui bahwa hingga kini indonesi belum memiliki filsafat
pendidikan yang khas milik indonesia yang bisa dijadikan sebagai pedoman dalam
menentukan arah dan kebijakaan pendidikan dalam sebuah aspek.
2.Mengokohkan Bodi Pengetahuan (Body of Knowledge)Pendidikan di Indonesia
Mengenai ilmu pendidikan sselama ini menjadi perdebatan bagi pakar
pendidikan.Sebagian besar konsep atau teori pendidika diimpor dari luaar negeri sehingga
belum tentu valid untuk diterapkan di indonesia.

BAB VII.PERMASALAHAN PENDIDIKAN DARI PERSPEKTIF FILSAFAT


PENDIDIKAN

A.Masalah Manajemen Pendidikan


Manajemen Pendidikan adalah sistem pengolahan pendidikan yang dianut dan
dilaksanakan berdasarkan paham yang diyakini dapat mewujudkan tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.Permasalahan Pendidikan jika dilihat dari manajemen pendidikan
setidaknya ada beberapa masalah diantaranya;
1.Filosofi tujuan Pendidikan
2.Rekrutmen calon guru
B.Masalah implementasi dalam dunia pendidikan
Masalah yang tidak kalah pentingnya dalam penyelenggaraan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan (sekolah) sebagai penyelenggaraan terdepan yang terkait dengan pendidik
dan tenaga kependidikan,sarana dan prasarana pendidikan maupun peserta didik (siswa)
.Banyak permasalahan yang muncul dalam penyelenggaraan pendidikan,diantaranya adalah:
1.Mahaalnya biaya pendidikan
2.Rendahnya pemerataan pendidikan
3.Relevansi pendidikan
4.Meningkatnya angka putus sekolah
5.Kesejahteraan guru
C.Pemecahan Permasalahn Pendidikan dari Perspektif Filsafat Pendidikan
Permasalahan ada yang harus diselesaikan ditingkat pusat ada juga yang haris
diselesaikan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

17
2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Secara Etimologi,Filsafat berasal dari bahasa Yunani,yakni Philosophia (
philien,philae,phylos=cinta dan sophia artinnya kebijaksanaan jad secara etimologis filsafat
adalah cinta kebijaksanaan
1) Plato:pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
2) Aristoteles:ilmu yang meliputi kebenaran
3) Al faribi:ilmu pengetahuan tentang alam
4) Rena descartes:kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan,alam,dan manusia menjadi
pokok penyelidikan
5) Immanuel kant:ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan
6) Langeveld:berfikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan,yaitu masalah-
masalah yang mengenai makna keadaan,Tuhan,keabadian,dan kebebasan
Pengertian FILSAFAT PENDIDIKAN = Suatu proses,dimana pendidikan merupakan
usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam
membimbing,memimpin,dan mengarahkan peserta didik dengan problema atau persoalan dan
pertanyaan yang timbul dalam pelaksanaannya.
BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN
A.Filsafat Pendidikan sebagai sistem
Filsafat pendidikan sebagai sistem mencakup sekurang-kurangnya tiga cabang utama dari
filsafat,yakni Ontologi(mempelajari tatanan dan strukter kenyataan dalam arti yang
luas),Epistemologi(menyelidiki secara kritis hakikat,landasan,batas-batas dan patokan
kesahihan pengetahuan),Aksiologi(nilai guna atau pun manfaat/fungsi)
B.Substansi Filsafat Pendidikan
Berarti bahwa kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah
bagian dari fundasi-fundasi pendidikan.Tujuan pendidikan semakin dipertegas dan diperjelas
substansi dan arahnya yakni menjadikan manusia yang cerdas,berbudi luhur,berakhlak mulia
dsb.
C.Hubungan filsafat dengan Filsafat pendidikan
Filsafat merupakan pandangan hidup dari berbagai aspek kehidupan,termasuk
pendidikan.Pendidikan berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem-sistem norma
berdasarkan filsafat yang dijunjungnya.Untuk menjamin agar pelaksanaan pendidikan
efektif,maka dibutuhkan lah FILSAFAT,yaitu FILSAFAT PENDIDIKAN.

18
BAB III ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
 Filsafat Pendidikan Idealisme=Kenyataan tersusun atas gagasan-gagasan(ide-ide) atau
spirit.Inti yang penting dari aliran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih
berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi kehidupan manusia,roh itu pada
dasarnya dianggap suatu hakikat sebenarnya.
 Filsafat Pendidikan Realisme=Percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara,ada hal-
hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri,dan yang hakekatnya tidak
terpengaruh oleh seseorang
 Filsafat Pendidikan Materialisme=Berisi tentang ajaran kebendaan,dimana benda
merupakan sumber segalanya,sedangkan yang dikatakan materialistis mementingkan
kebendaan menurut menurut materialisme
 Filsafat Pendidikan Pragmatisme=makna dari segala sesuatu tergantung dari
hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan
 Filsafat Pendidikan Eksistensialisme=filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-
pengalaman individu
 Filsafat Pendidikan Progresivisme=kehidupan manusia terus menerus berkembang
dalam suatu arah yang positif
 Filsafat Pendidikan Perenialisme=menekankan perubahan dan sesuatu yang baru
 Filsafat Pendidikan Esensialisme=peserta didik dipandang sebagai manusia yang
memiliki kemampuan yang dapat berkembang dengan baik apabila dilibatkan secara aktif
dan dengan penuh semangat dan motivasi dalam aktivitas pembelajaran
 Filsafat pendidikan Rekonstruksionisme=kelanjutan yang logis dari cara berfikir
progresifisme dalam pendidikan
BAB IV FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA
1.Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia=pandangannya yaitu bahwa manusia
adalah makhluk tertinggi ciptaan Tuhan yang dianugerahi kemampuan atau potensi untuk
tumbuh dan berkembang.
2.Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Masyarakat=bahwasanya hakekat masyarakat
sebagai warga negara menuju masyarakat madani yang
aman,damai,sejahtera,terbuka,toleran,adil dan makmur.
3.Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Pendidikan=Bahwa sekolah merupakan sarana
mengembangkan potensi,memiliki kekuatan religi,pengendalian
diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan.

19
4.Pandangan Filsafat Pendidikan Tentang Nilai=pancasila menjadi kerangka kognitif dalam
identifikasi diri sebagai bangsa,landasan,arah,dan etos serta moral.
BAB V HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN
 Hakekat ilmu pendidikan:
Hakekat pendidikan=merupakan pemberdayaan sumber daya manusia dalam bidang
pendidikan,dimana diberi kebebasan kepada seseorang untuk mengembangkan diri sesuai
dengan potensinya masing2.
Tujuan pendidikan=mengembangkan kemampuan nalar atau kognitif,afektif serta
psikomotorik.
Pilar pendidikan=belajar
Aliran-aliran Pendidikan=nativisme,naturalisme,empirisme,konvergensi
Lingkungan Pendidikan=lingkungan keluarga,lingkungan sekolah,lingkungan masyarakat
 Pendidikan Karakter
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain;tabiat;watak.
Pendidikan karakter yaitu pendidikan serta proses dimana kita dibentuk menjadi pribadi yang
baik atau menjadi manusia pancasila dalam menjalani kehidupan.
 Hakekat Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai polah,nafsu,akal,pikiran,ulah
dan tingkah laku yang membedakannya dengan makhluk lain
 Hakekat Masyarakat
 Hakekat Peserta didik
 Hakekat Guru atau Pendidik
 Hakekat Pembelajaran
 Landasan-landasan Pendidikan=Landasan Agama,Landasan Filsafat,Landasan
Sosiologi,Landasan Hukum,Landasan Moral
 Asas-Asal Pendidikan=Asas Pendidikan sepanjang Hayat(Life Long Education),Asas
Kasih Sayang,Asas Demokrasi,Asas Keterbukaan dan Transparansi,Asas Tanggung
Jawab,Asas Kualitas,Panca Darma Taman Siswa serta Dasar-Dasar Pendidikan Mohammad
Sjafei.

20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Buku Utama

Buku utama yang berjudul “Filsafat Pendidikan” merupakan buku karangan


Yusnadi,Ibrahim Gultom,Wildansyah Lubis,Arifin Siregar yang membahas tentang semua
yang berhubungan dengan filsafat pendidikan. Buku ini diterbitkan oleh halamanmoeka
dengan tebal buku 146 halaman.

Dari segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus, dan dalam buku ini juga disajikan
dengan sangat lengkap dimulai dari pengertian-pengertian hingga sampai pada hakikat-
hakikat pembahasannya. Selain isi bab nya buku ini juga disajikan dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca. Dengan penyajian yang sederhana itu maka
akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini, sebab mereka tidak akan memukan
kata-kata yang sulit untuk diinterpretasikan.Dalam buku ini juga terdapat beberapa materi
yang dilengkapi dengan link referensi yang fungsinya untuk menambah wawasan para
pembaca.

Tetapi materi yang dibahas dalam buku ini terlalu banyak menggunakan teori-teori
sehingga membuat pembaca juga bingung dalam memahaminya secara singkat.Di dalam
buku ini tidak terdapat soal latihan untuk para pembaca,seharusnya perlu dibuat agar para
pembaca dapat mengetahui sejauh mana mereka menguasai isi adri buku tersebut.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku Pembanding

Buku kedua yang berjudul “Filsafat Pendidikan” merupakan buku karangan Dr.Edward
Purba,MA dan Prof.Dr.Yusnadi,MS yang membahas tentang semua yang berhubungan
denganFilsafat Pendidikan, buku ini diterbitkan oleh UNIMED PRESS dengan tebal buku
163 halaman. Dari segi fisik buku ini memiliki tampilan cover yang menarik.

Dalam penyajiannya, ketika membahas atau mendefenisikan suatu masalah selalu


mengemukakan berbagai pandangan dari para ahli, sehingga hal ini sangat membantu para
pembaca untuk menemukan referensi dan wawasan pembaca lebih luas. Selain itu buku ini
juga menggunakkan bahasa yang mudh dipahami dan dimengeri oleh pembaca.Didalam buku
ini terdapat soal latihan pada setiap bab,untuk mengukur kemampuan sipembaca.

21
Tetapi kekurang dari buku ini juga terdapat pada penjelasan pada setiap materi yang
terdapaat pada buku ini.Dan juga tidak adanya link refernsi pada setiap materi yang ada pada
buku ini.

3.3 Perbandingan Buku Utama Dengan Buku Pembanding


Dari segi besar dan tebal buku, halaman pada buku utama lebih sedikit dari pada buku
pembanding, pada buku utama tebal buku yaitu 146 halaman, sedangkan pada buku
pembanding yaitu 163 halaman.
Dari segi isi buku, kedua buku ini sifatnya saling melengkapi, dalam buku utama
menjelaskan materinya secara terperinci, sedangkan buku pembanding juga menjelaskan
materi secara terperinci. Buku utama terdapat 7 bab sedangkan buku pembanding hanya 5
bab.. Tetapi dengan perbedaan tersebut bukan berarti kedua buku itu tidak baik, materi pada
buku tersebut saling melengkapi satu sama lainnya.

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Filsafat Pendidikan Suatu proses,dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan


penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing,memimpin,dan mengarahkan
peserta didik dengan problema atau persoalan dan pertanyaan yang timbul dalam
pelaksanaannya.

4.2 SARAN

Menurut saya buku utama dan buku pembanding sebaiknya bisa saling mengisi
kekurangannya. Bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin merevisi masing-masing
buku tersebut. Baik dari segi fisik ataupun isi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan
melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing buku. Materi yang kurang jelas
pemahamannya didalam buku utama maupun buku pembanding hendaknya bisa diperluas.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Saran dan kritik dari pembaca sangat
membantu saya agar mengerjakan Critical Book Review ini semakin baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Yusnadi dkk. 2019. Filsafat Pendidikan. Medan : halamanmoeka

Edward Purba,Yusnadi. 2016. Filsafat pendidikan. Medan : Unimed Press

24

Anda mungkin juga menyukai