Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHINYA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VII

1.ALFONSO GIRSANG ( 5193351002 )

2.TRIANA ELISABET SINAGA ( 5191151002 )

3.MHD.EBIT TAUFIQ ( 5192451006 )

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penyesuaian diri dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” dengan tepat waktu.Dari
makalah ini semoga dapat memberikan informasi kepada kita.Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan peserta didik.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap
penyusun.Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam pembuatan makalah


ini,sehingga akan menjadi satu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan
dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta
komprehensif. Demikian akhir kata dari kami,semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak,.Terima Kasih.

Medan, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A.Latar Belakang...............................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..........................................................................................................................1
C.Tujuan Penulisan............................................................................................................................2
D.Metode Penulisan...........................................................................................................................2

BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A.Pengertian Penyesuaian Diri..........................................................................................................3
B.Proses Penyesuaian Diri.........................................................................................................4

C.Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja....................................................................................5


D.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri Remaja............................................9

BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal
yang telah dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-
kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang didapat di sekolah dan di luar sekolah ia memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan,
minat-minat, dan sikap-sikap. Dengan pengalaman-pengalaman itu ia secara
berkesinambungan dibentuk menjadi seorang pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan
menjadi seorang pribadi tertentu di masa mendatang.Seseorang tidak dilahirkan dalam
keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik,
mental dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana
kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah.Sejak lahir
sampai meninggal seorang individu merupakan organisme yang aktif. Ia aktif dengan tujuan
dan aktifitas yang berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
jasmaninya dan juga semua dorongan yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi
sebagai anggota kelompoknya. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri
pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya adalah memiliki kemampuan untuk
mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
zlingkungannya.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyesuaian diri ?

2. Bagaimanakah proses penyesuaian diri ?

3. Apa saja karakteristik penyesuaian diri ?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri ?

1
C.Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyesuaian diri

2. Untuk mengetahui tentang bagaimana proses penyesuaian diri

3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik penyesuaian diri

4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri

5. Untuk mengetahui apa saja permasalahan-permasalahan penyesuaian diri remaja

6. Untuk mengetahui bagaimana implikasi penyesuaian diri remaja terhadap


penyelenggaraan pendidikan

D.Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu menggunakan
metode kepustakaan, dimana isi atau pembahasan dalam makalah ini didapatkan dari
berbagai sumber buku atau literatur-literatur, sehingga penjelasannya lebih terperinci.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Penyesuaian Diri

Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut :

3
1. Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa
“survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat
mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.

2. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan


sesuatu dengan standar atau prinsip.

3. Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk


membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa
mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi secara efisien.
Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat
atau memenuhi syarat.

4. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan


emosional maksudnya ialah secra positif memiliki respon emosional yang tepat pada
setiap situasi

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia
untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkunganya. Selain itu juga,
seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik (Well Adjusted
Person) jika mampu melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan dan sehat.
Dikatakan efisien apabila mampu melakukan respon dengan mengeluarkan tenaga dan waktu
sehemat mungkin. Dikatakan sehat apabila respon-respon yang dilakukannya dengan hakikat
individu, lembaga atau kelompok antar individu, dan hubungan antar individu dan
ciptaanNya berjalan dengan baik.

Selain pengertian di atas, ada juga defenisi atau pengertian penyesuaian diri menurut para
ahli, diantaranya adalah :

Schneiders (1964) menyatakan bahwa penyesuaian diri mempunyai banyak arti antara
lain: usaha manusia untuk mengurangi tekanan akibat dorongan kebutuhan, usaha untuk
memelihara keseimbangan antara pemenuhan dan tuntutan lingkungan serta usaha untuk
menyeiaraskan hubungan individu dengan realitas. la memberikan batasan penyesuaian diri

4
sebagai proses yang melibatkan respon mental dan perilaku manusia dalam usaha mengatasi
dorongan-dorongn dari dalam diri agar diproses kesesuaian antara tuntutan dari dalam diri
dan lingkungan. Hal ini berarti penyesuaian diri merupakan suatu proses yang dinamis dan
bukan suatu kondisi yang stastis.

Menurut Meichati (1983) kunci penyesuaian diri terletak pada keberhasilan manusia
memenuhi dorongan dari dalam dan dari luar, di mana cara yang dilakukan untuk memenuhi
dorongan tersebut baik bagi dirinya tetapi juga baik untuk lingkungan. Penyesuaian diri
merupakan cara individu bergaul dengan diri sendiri, orang lain dan dengan lingkunganya.
Satmoko (1995) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai interaksi seseorang yang kontinyu
dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan dunianya. Ketiga faktor ini secara
konsisten mempengaruhi seseorang dan hubungan ketiganya bersifat timbal balik,
permasalahan-permasalahan yang muncul merupakan efek samping dari interaksi tersebut.
Sesuatu yang normal dan tidak dapat dihindarkan, meskipun demikian manusia mempunyai
potensi untuk mengatasmya. Jadi penyesuaian diri merupakan suatu hal yang tidak akan
pernah berhenti sampai manusia itu mati.

Menurut Hurlock (1991) penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk


memperlihatkan sikap serta tingkahlaku yang menyenangkan, sehingga ia diterima oleh
kelompok atau lingkungannya. Kondisi yang dipertukan untuk mencapai penyesuaian diri
yang baik yaitu bimbingan untuk membantu anak belajar menjadi realistis tentang diri dan
kemampuannya dan bimbingan untuk belajar bersikap bagaimana cara yang akan membantu
penerimaan sosial dan kasih sayang dari orang lain.

Dengan demikian, berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


penyesuaian diri adalah merupakan kemampuan aktivitas mental dan tingkah laku individu
dalam menghadapi tuntutan baik dari dalam diri (personal) maupun dari lingkungan (sosial)
demi memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan penuh rasa bahagia dan memuaskan.

B.Proses Penyesuaian Diri

5
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri
dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa
penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang sempurna terjadi jika
manusia atau indvidu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya di
mana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan di mana semua fungsi organisme
atau individu berjalan dengan normal. Sekali lagi, bahwa penyesuaian yang sempurna seperti
itu tidak pernah dapat dicapai. Oleh karena itu penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses
sepanjang hayat (lifelong process), dan manusia terus-menerus berupaya menemukan dan
mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat.
Proses penyesuaian diri menurut Schneiders (1984), melibatkan tiga unsur yang akan
mewarnai kualitas proses penyesuaian diri individu yaitu :

1. Motivasi dan Proses Penyesuaian Diri

Motivasi sama dengan kebutuhan, perasaan, dan emosi merupakan kekuatan internal yang
menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan dalam organisme.  

2. Sikap terhadap realitas dan Proses Penyesuaian Diri

Secara umum dapat dikatakan sikap yang sehat terhadap realitas dan kontak yang baik
terhadap realitas sangat diperlukan bagi penyesuaian diri yang sehat.

3. Pola Dasar Penyesuaian Diri

Dalam proses penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri.
Misalnya : seorang anak membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk.
dalam situasi tersebut anak akan frustasi dan berusaha menemukan pemecahan yang berguna
mengurangi ketegangan antara kebutuhan akan kasih sayang dengan frustasi yang dialami.
Dalam beberapa hal, respon pengganti tidak tersedia, sehingga individu mencari suatu respon
lain yang akan memuaskan motivasi dan mereduksi ketegangan.

6
Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa motivasi mengambil variasi bentuk, dan setiap
bentuk dapat diarahkan kepada rintangan atau frustasi yang disebabkan oleh beberapa aspek
realitas, misalnya pembatasan orang tua, hambatan fisik, aturan sosial, dan semacamnya.
Rintangan-rintangan ini menyebabkan individu meneliti cara-cara responnya yang berbeda-
beda sampai mendapatkan pemuasan.

Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat memenuhi
kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh lingkungan tanpa
merugikan atau mengganggu lingkungannya.

C.Karakteristik Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri remaja memiliki karakteristik yang khas, yang dapat dilihat berbagai
sisi, yaitu sebagai berikut :

1. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Peran dan Identitasnya

Tujuannya adalah memperoleh identitas diri yang semakin jelas dan dapat dimengerti serta
diterima oleh lingkumgannya, baik lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat.

2. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Pendidikan

Pada umumnya, para remaja berjuang untuk meraih kesuksesan dalam belajar, tetapi dengan
cara-cara yang menimbulkan perasaan bebas dan senang, terhindar dari tekanan dan konflik,
atau bahkan frustasi.

7
3. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Kehidupan Seks

Secara keseluruhan, remaja ingin memahami kondisi seksual dirinya dan lawan jenisnyaserta
mampu bertindak untuk menyalurkan dorongan seksualnya yang dapat dimengerti dan dapat
dibenarkan oleh norma sosial dan agama.

4. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Norma Sosial

Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial mengarah pada dua dimensi, yaitu remaja
ingin diakui keberadaannya dalam masyarakat dan remaja ingin bebas menciptakan aturan-
aturan tersendiri yang lebih sesuai untuk kelompoknya, tetapi menuntut agar dapat dimengerti
dan diterima oleh masyarakat dewasa.

5. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Waktu Luang

Dalam kontek ini upaya yang harus dilakukan oleh remaja adalah melakukan penyesuaian
antara dorongan kebebasannya serta inisiatif dan kreativitasnya dengan kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat agar dapat berguna bagi dirinya maupun orang lain.

6. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Uang

Remaja berusaha untuk mampu bertindak secara proporsional, melakukan penyesuaian antara
kelayakan pemenuhan kebutuhannya dengan kondisi ekonomi orang tuanya.

7. Penyesuaian Diri remaja terhadap Kecemasan, Konflik, dan Frustasi

Menurut Signund Freud (Corey, 1989), strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah
kecemasan, konflik, dan frustasi adalah menggunakan mekanisme pertahanan diri (defence
mechanism) seperti kompensasi, rasionalisasi, proyeksi, sublimasi, identifikasi, regresi, dan
fiksasi.

8
  Tidak selamnaya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-
kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan
penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin di
luar dirinya. Dalam hubungannya dengan rintangan-rintangan tersebut ada individu-individu
yang dapat melakukan penyesuaian diri secara positif, namun ada pula individu-individu
yang melakukan penyesuaian diri yang salah.

1.  Penyesuaian Diri Secara Positif

Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal
sebagai berikut :

a)         Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional.

b)        Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis.

c)         Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.

d)        Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.

e)         Mampu dalam belajar.

f)         Menghargai pengalaman.

g)        Bersikap realistik dan objektif.

9
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam
berbagai bentuk, antara lain :

1. Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung.

Dalam situasi ini individu secara langsung menghadapi masalahnya dengan segala akibat-
akibatnya. Ia melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya.

2. Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan).

Dalam situasi ini individu mencari berbagai bahan pengalaman untuk dapat menghadapi dan
memecahkan masalahnya.

3. Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba.

Dalam cara ini individu melakukan suatu tindakan coba-coba, dalam arti kalau
menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan. Taraf pemikiran kurang begitu
berperan dibandingkan dengan cara eksplorasi.

4. Penyesuaian dengan substitusi (mencari pengganti).

Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat memperoleh
penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.

5. Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri.

Dalam hal ini individu mencoba menggali kemampuan-kemapuan khusus dalam dirinya, dan
kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri.

6. Penyesuaian dengan belajar.

10
Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat
membantu menyesuaikan diri.

Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri.

Dalam situasi ini individu berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dan
tindakan mana yang tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi. Di samping itu,
individu harus mampu mengendalikan dirinya dalam melakukan tindakannya.

1. Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat.

Dalam situasi ini tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil berdasarkan
perencanaan yang cermat. Keputusan diambil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi,
antara lain segi untung dan ruginya.

2. Penyesuaian Diri yang Salah

Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat mengakibatkan individu
melakukan penyesuaian yang salah. Penyesuaian diri yang salah ditandai dengan berbagai
bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik,
agresif, dan sebgainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu, reaksi
bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.

1. Reaksi bertahan (Defence Reaction)

Individu berusaha untuk mempertahankan dirirnya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan.


Ia selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk
khusus reaksi ini antara lain :

1. Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mancari-cari alasan untuk membenarkan


tindakannya.

11
2. Represi, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak
ke alam tidak sadar. Ia berusaha melupakan pengalamannya yang kurang
menyenangkan.

3. Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk
mencari alasan yang dapat diterima.

4. “Sour grapes” (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan kenyataan.

5. Reaksi Menyerang (Aggressive Reaction)

Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan tingkah laku yang bersifat
menyerang untuk menutupi kegagalannya. Ia tidak mau menyadari kegagalannya. Reaksi-
reaksinya tampak dalam tingkah laku :

1. Selalu membenarkan diri sendiri,

2. Mau berkuasa dalam setiap situasi,

3. Bersikap senang mengganggu orang lain,

4. Menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan,

5. Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka,


6. Menunjukkan sikap menyerang dan merusak,
7. Keras kepala dalam perbuatannya,
8. Bersikap balas dendam, dan lain-lain.
9. Reaksi Melarikan Diri (Escape Reaction)

Dalam reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari
situasi yang menimbulkan kegagalannya, reaksinya tampak dalam tingkah laku seperti,
berfantasi, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja,

12
narkotika, dan regresi yaitu kembali kepada tingkah laku yang semodel dengan tingkat
perkembangan yang lebih awal.

D.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri

Secara keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai penentu primer terhadap


penyesuaian diri. Penetu berarti faktor yang mendukung, mempengaruhi, atau menimbulkan
efek pada proses penyesuaian. Secara sekunder proses penyesuaian ditentukan oleh faktor-
faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik internal maupun eksternal. Penentu
penyesuaian identik dengan faktor-faktor yang mengatur perkembangan dan terbentuknya
pribadi secara bertahap.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri tersebut diantaranya


adalah:

1. Kondisi Jasmaniah

Kondisi jasmaniah seperti pembawaan dan struktur atau konstitusi fisik dan tempramen
sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat
dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang
tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Moh. Surya, 1977). Misalnya
orang yang tergolong ektomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan
sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, pemalu, dan sebagainya. Di samping
itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri. Kualitas
penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan
jasmaniah yang baik pula.

2. Perkembangan dan Kematangan

Dalam proses perkembangan, respon anak berkembang dari respon yang bersifat instinktif
menjadi respon yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Dengan bertamabahnya usia
perubahan dan perkembangan respon, tidak hanya melalui proses belajar saja melainkan anak

13
juga menjadi matang untuk melakukan respon dan ini menentukan pola-pola penyesuaian
dirinya. Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang dicapai berbeda
antara individu yang satu dengan lainnya, sehingga pencapaian pola-pola penyesuaian diri
pun berbeda pula secara individual.

1. Psikologis

Banyak sekali faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian diri, di antaranya adalah :

1.)  Pengalaman

Tidak semua pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaian diri. Pengalaman-pengalaman


tertentu yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri adalah pengalaman yang
menyenangkan dan pengalaman traumatik atau menyusahkan.

2.)  Belajar

Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri,
karena melalui belajar ini akan berkembang pola-pola respon yang akan membentuk
kepribadian.

3.)  Determinasi diri

Dalam proses penyesuaian diri, di samping ditentukan oleh faktor-faktor tersebut di atas,
orangnya itu sendiri menentukan dirinya, terdapat faktor kekuatan yang mendorong untuk
mencapai sesuatu yang baik atau buruk, untuk mencapai taraf penyesuaian yang tinggi, dan
atau merusak diri. Faktor-faktor itulah yang disebut determinasi diri.

4.)  Konflik dan penyesuaian

Ada beberapa pandangan bahwa semua konflik bersifat mengganggu atau merugikan. Namun
dalam kenyataan ada juga seseorang yang mempunyai banyak konflik tanpa hasil-hasil yang

14
merusak atau merugikan. Sebenarnya, beberapa konflik dapat bermanfaat memotivasi
sesorang untuk meningkatkan kegiatan. Cara sesorang mengatasi konfliknya dengan
meningkatkan usaha ke arah pencapaian tujuan yang menguntungkan secara sosial, atau
mungkin sebaliknya ia memecahkan konflik dengan melarikan diri, khususnya lari ke dalam
gejala-gejala neourotis.
1.)Lingkungan

Adapun beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah :

Pengaruh rumah dan keluarga Faktor rumah dan keluarga merupakan satuan kelompok sosial
terkecil. Interaksi sosial yang pertama diperoleh individu adalah dalam keluarga.
Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan di masyarakat.

2.)      Hubungan orang tua dan anak

Pola hubungan antara orang tua dengan anak akan mempunyai pengaruh terhadap proses
penyesuaian diri anak-anak. Beberapa pola hubungan yang dapat mempengaruhi penyesuaian
diri antara lain, menerima (acceptance), menghukum dan disiplin yang berlebihan,
memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan, serta penolakan.

3.)      Hubungan saudara

Suasana hubungan saudara yang penuh persahabatan, kooperatif, saling menghormati, penuh
kasih sayang, mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk tercapainya penyesuaian
yang lebih baik. Sebaliknya suasana permusuhan, perselisihan, iri hati, kebencian, dan
sebagainya dapat menimbulkan kesulitan dan kegagalan penyesuaian diri.

4.)      Masyarakat

Keadaan lingkungan masyarakat di mana individu berada merupakan kondisi yang


menentukan proses dan pola-pola penyesuaian diri. Kondisi studi menunjukkan bahwa
banyak gejala tingkah laku salah satu bersumber dari keadaan masyarakat.

5.)      Sekolah

Sekolah mempunyai peranan sebagai media untuk mempengaruhi kehidupan intelektual,


sosial, dan moral para siswa. Suasana di sekolah baik sosial maupun psikologis menentukan
proses dan pola penyesuaian diri.

1. Kultural dan agama


15
Lingkungan kultural di mana individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola
penyesuaian dirinya. Contohnya tata cara kehidupan di sekolah, di mesjid, gereja, dan
semacamnya akan mempengaruhi bagaimana anak menempatkan diri dan bergaul dengan
masyarakat sekitarnya. Sedangkn agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam
mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana
damai dan tenang bagi anak, serta agama merupakan sumber nilai, kepercayaan dan pola-pola
tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan, dan kestabilan hidup umat
manusia.
Soetarno (1993) mengemukakan bahwa pada dasamya mengadakan hubungan dengan
manusia lain mengandung suatu pengertian yang lebih luas, yakni mengadakan hubungan
dengan lingkungan. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, yakni alam benda-benda yang
kongkrit, dan lingkungan non fisik misalnya kevakinan ide-ide dan falsafah yang terdapat di
lingkungan individu itu. Individu manusia selalu mengadakan hubungan dengan individu lain
baik secara fisik, psikis maupun rohani karena hubungan dengan lingkungan dapat

menggiatkan dan merangsang perkembangan atau pemberian sesuatu yang ia perlukan. Tanpa
hubungan ini seseorang tidak dapat dikatakan individu lagi.

Selanjutnya Soetarno (1993) mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat empat

jenis hubungan antar individu dengan lingkungan yaitu :

1). Individu bertentangan dengan lingkungarmya,

2). Individu memanfaatkan lingkungannya,

3). Individu berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan,

4). Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya

16
17
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

 penyesuaian diri adalah merupakan kemampuan aktivitas mental dan tingkah laku
individu dalam menghadapi tuntutan baik dari dalam diri (personal) maupun dari
lingkungan (sosial) demi memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan penuh rasa
bahagia dan memuaskan.

 Proses penyesuaian diri menurut Schneiders (1984), melibatkan tiga unsur yang akan
mewarnai kualitas proses penyesuaian diri individu, yakni motivasi dan proses
penyesuaian diri, sikap terhadap realitas dan proses penyesuaian diri, serta pola dasar
penyesuaian diri.

 Penyesuaian diri remaja memiliki karakteristik yang khas, yang dapat dilihat berbagai
sisi, yakni penyesuaian diri terhadap peran dan identitasnya, pendidikan, kehidupan
seks, norma sosial, waktu luang, uang, kecemasan, konflik, dan frustasi.

 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri tersebut


diantaranya adalah kondisi jasmaniah, perkembangan dan kematangan, psikologis,
lingkungan, serta kultural dan agama.

18
 Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari
suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Banyak penelitian
membuktikan bahwa remaja yang hidup di dalam rumah tangga yang retak,
mengalami masalah emosi, tampak padanya ada kecenderungan yang besar untuk
marah, suka menyendiri, di samping kurang kepekaaan terhadap penerimaan sosial
dan kurang mampu menahan diri serta lebih gelisah dibandingkan dengan remaja
yang hidup dalam rumah tangga yang wajar.

 Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa


remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Dalam
kaitannya dengan pendidikan ini, peranan sekolah pada hakikatnya tidak jauh dari
peranan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat perlindungan jika anak didik
mengalami masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Deswita,2009.Psikhologi Perkembangan Peserta Didik,Bandung:Rosda Karya

Syamsul Yusuf,LN,2010,Psikhologi Perkembangan Anak dan Remaja,Bandung:Remaja


Rosda Karya

19

Anda mungkin juga menyukai