Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI

Dosen : Eko Santoso, S.E., M.M.

Disusun Oleh :
ALFAINA RAISA ASY’ARI (18 60301 2 00034)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia,
dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang
berjudul “Perilaku Organisasi”. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai
salah satu tugas Individu pada mata kuliah “Perilaku Organisasi”.
Dalam kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen
pembimbing  serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah
ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang terkait.
Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa. 

Tulungagung, 03 Agustus 2019

Penulis

DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Pengertian Perilaku Organisasi...........................................................................3
B. Faktor-Faktor yang memengaruhi Perilaku Organisasi.......................................4
C. Faktor-Faktor yang menghambat Perilaku Organisasi........................................6
BAB III PENUTUP............................................................................................................9
A. KESIMPULAN...................................................................................................9
B. SARAN...............................................................................................................9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta dampaknya
terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku
organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang
telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-
metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-
disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya
manusia dan psikologi industri. Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam
hidupnya, karena pengaruh pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun
setiap manusia akan sama dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini,
pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat
modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka
memperoleh imbalan berupa uang atau jasa, ataupun dalam rangka mengembangkan
dirinya. Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai
pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Hal Ini
mengandung elemen-elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari
apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau
komunikasi masa. Dalam komunikasi ini kita juga akan menyinggung sedikit tentang
Perhatian, Pemahaman dan Mengingat Informasi.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari perilaku organisasi?
2.  Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi?
3. Apa faktor-faktor yang menghambat perilaku organisasi?

C. Tujuan dan manfaat


1
Tujuan :
a. Untuk mengetahui pengertian Perilaku Organisasi
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi
c. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat perilaku organisasi
Manfaat :
1. Bagi penulis manfaatnya yakni menambah wawasan serta dapat memahami
tentang Perilaku organisasi.
2. Bagi mahasiswa, manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan dapat digunakan
untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Perilaku Organisasi

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian perilaku organisasi


Pengertian perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mengamati tentang
pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi dengan
maksud untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki keefektifan organisasi.
Dari pengertian tersebut diatas berdasarkan thesis bahwa pengertian manajemen ialah
pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka manajemen harus memusatkan
pada hubungan antar orang. Hal ini kadang-kadang juga disebut penelahaan “human
relation”, “leadership” atau “behavioral sciences approach”. Pada perilaku
keorganisasian dikembangkan teori-teori baru, metode dan teknik ilmu pengetahuan
sosial dalam peristiwa-peristiwa antara perorangan dan dalam hubungan perorangan
sampai pada hubungan kebudayaan. Dengan kata lain hubungan ini menekankan pada
aspek kemanusiaan didalam manajemen, dengan prinsip apabila orang-orang
bekerjasama untuk mencapai tujuan tujuan tertentu, maka sudah seharusnya apabila
orang sudah mengerti orang lain yang menjadi teman/kelompok kerjanya.
Perilaku organisasi konsern dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini
eratkaitannya dengan: pekerjaan, absensi, pergantian karyawan, produktivitas, prestasi
seseorang dan manajemen. Perilaku keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku
dan kekuatan/tenaga kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur kelompok dan
proses, konflik, desain pekerjaan, dan stres.
Dari keterangan tersebut diatas dapat diilustrasikan statemen yang berkaitan dengan
manfaat perilaku keorganisasian sebagai berikut :Tingkat kegembiraan/keserasian
karyawan menjadikan karyawan tersebut menjadi produktif.Semua individu karyawan
produktif, bila pimpinan bersahabat, menaruh kepercayaan dan mengadakan
pendekatan.
1. Efektifitas interview dalam seleksi.
2. Setiap orang berkeinginan/bertantang dalam pekerjaan.
3. Pelaksanaan pekerjaan dengan baik.
4. Setiap termotivasi oleh uang.
5. Sebagian besar orang sangat lebih konsern terhadap ukuran besarnya gaji
kemudian yang lainnya.
6. Sebagaian besar efektivitas kelompok dengan ketiadaan konflik.

3
Kebenaran dan keadaan statemen/pernyataan tersebut sepenuhnya adalah adalah
teruji oleh kepentingan waktu sehingga sistematik pendekatan dalam studi perilaku
keorganisasian dapat memberikan improvisasi yang bersifat menjelaskan dan prediksi
kecakapan/ketrampilan, bakat/kemampuan. Kemampuan berhubungan dengan sifat
yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyesaikan
pekerjaan, sedangkan kecakapan/ketrampilan berhubungan dengan menyelesaikan
pekerjaan tugas yang dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang
tepat.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku organisasi
1. Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian
tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang
paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan
keefektifan dan keefisienan.
2. Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat
kemangkiran  yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi
organisasi.
3. Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4. Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima
karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan
dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan
matematis.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak
perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud
menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Apa
yang dipelajari, yaitu bagaimana perilaku: perorangan (individu) kelompok struktur.
Perilaku organisasi mempunyai tiga dimensi konsep, yaitu :
1) Dimensi Konsep

4
Dimensi konsep mencakup ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya, dan
seluruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling
berkaitan.
2) Dimensi Sistem
Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk
melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-
pendekatan matematis atau logika.
3) Dimensi Manusia
Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu
psikologi.karena,adanya organisai adalah adanya manusia.
Ketiga dimensi diatas mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang
terdiri dari muliti disiplin ilmu (antroplogi kultural, sosiologi, psikologi dan
manjemen) sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisai dapat
dibahas. Dalam tataran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisai yang di
dalamnya terdapat perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung
adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling
mempengaruhi
PENDEKATAN STUDI PERILAKU ORGANISASI
Perdekatan yang menandai perkembangan awal dari studi perilaku yang merupakan
pendekatan perspektif teoritis-makro, yakni :
 Pendekatan tradisional
Tokoh-tokoh dalam pendekatan tradisional seperti W. Taylor dan Max Weber.
Pendekatan tradisional memberikan kontribusi dalam studi manajemen antara
lain :Telah mengenalkan teori-teori rasional yang sebelumnya belum
ada,Memusatkan perhatian pada peningkatan produktifitas dan kualitas
Menyediakan mekanisme administratif yang sesuai bagi organisasi,
 Penerapan pembagian kerja,
Meletakkan landasan mengenai efisiensi metode kerja dan
organisasi,mengembangkan prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.
Pendekatan ini kemudian banyak ditinggalkan karena hanya menekankan aturan-
aturan formal, spesialisasi, pembagian tanggung jawab yang jelas dengan member
perhatian relatif kecil terhadap arti penting personal dan kebutuhan sosial dari
individu-individu yang berada dalam organisasi.

5
 Pendekatan hubungan kerja kemanusiaan (human relation approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini seperti Elton Mayo. Pendekatan hubungan kerja
kemanusiaan memberikan beberapa sumbangan pemikiran dan hipotesisi baru,
antara lain Secara eksplisit pertama kali mengenalkan peranan dan pentingnya
hubungan interpersonal dalam perilaku kelompok,
Secara kritis menguji kembali hubungan antara gaji dan motifasi, Mempertanyakan
anggapan bahwa masyarakat merupakan kelompok individu yang berusaha untuk
memaksimalkan pemenuhan kepentingan personalnya,Menunjukkan bagaimana
sistem teknis dan sistem sosial saling berhubungan,Menunjukkan hubungan antara
kepuasan kerja dan produktifitas. Kelemahan pendekatan ini adalah :
 Mengesampingkan pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu,
 Memandang organisasi sebagai sistem tertutup dan mengabaikan kekuatan
lingkungan politik, ekonomi, dan lingkungan yang lain,
 Tidak menjelaskan pengaruh kesatuan kerja terhadap sikap dan perilaku individu,
 Meremehkan motifasi keinginan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
dan kesadaran sendiri berkaitan dengan segala  sesuatu yang berhubungan dengan
pekerjaan,
 Memusatkan perhatian pada pengaruh kelompok kecil namun mengabaikan
pengaruh struktur sosial yang lebih luas.

C. Faktor-Faktor Yang Menghambat Perilaku Organisasi


Faktor – factor tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori , yaitu :
a. Hasrat untuk mempertahankan kestabilan hidup bersama
Hasrat untuk mempertahankan manfaat kestabilan hidup, dengan aturan yang sudah
melembaga pada suatu organisasi telah terbentuk pola perilaku yang sudah
disepakati dan tampil sebagai iklim kerja yang mewarnai kehidupan organisasi
yang menciptakan kehidupan stabil dengan rasa aman dan silahturahmi yang baik
antara individu yang terkait. Oleh karena itu adanya perubahan dikhawatirkan akan
menimbulkan gangguan dan keresahan sehingga mengundang ketidak stabilan
organisasi.
b. Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin dihadapi untuk mengadakan
perubahan
c. Ketidakmampuan untuk mengadakan perubahan (inability to change)

6
d. Kelompok oposisi atas perubahan akan datang dari dalam maupun dari luar
organisasi, baik secara perseorangan maupun berkelompok. Munculnya kaum
oposisi ini dapat berdasarkan pada berbagai alasan antara lain :
e. Untuk melindungi keadaan yang dipandang sudah baik dan sedang dinikmati
(prevailing advantage).
f. Untuk melindungi kualitas yang sudah ada (protection of quality), dalam hal ini
dikhawatirkan perubahan didalam organisasi akan menimbulkan gangguan
terhadap kualitas produk yang sudah dicapai.
g.  Kekhawatiran akan biaya perubahan (psyhic of change). Dalam hal ini perubahan
organisasi terhambat oleh pertimbangan manfaat perubahan dibandingkan dengan
biaya yang harus digunakan.
h. Ketidakmampuan untuk berubah menurut pendapat Herbert Kaufmant (1985:15)
adalah karena beberapa alasan antara lain :
1) Pembuatan mental (mental Blinders)
a) Pembuatan Mental (Mental Blinders)
Pembuatan mental didalam organisasi antara lain melalui prilaku secara
terprogram melalui metode yang sama dengan pengarahan, instruksi atau
indoktrinasi sehingga tertanam pada semua anggota organisasi. Pengisian
posisi didalam organisasi didasarkan pada pemilihan tidak hanya atas
keahlian.
2) Hambatan Sistem (systemic Obstacles)
a) Hambatan Sistem
Hambatan system merupakan hambatan internal dalam diri orang-orang
dalam organisasi yang membentuk Karena pengendalian dari luar diri
orang-orang tersebut, yaitu dari system organisasi.
Hambatan-hambatan tersebut meliputi :
1) Keterbatasan sumber daya (resource limition)
      Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya
alam maupun sumber daya manusia, sehingga tidak mampu membiayai perubahan
yang diharapkan.
2) Terperangkap oleh biaya (Sunk Cost)
      Perubahan yang diharapkan dilaksanakan dalam organisasi dapat terhambat
karena organisasi terperangkap oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk kekayaan

7
yang tidak dapat dengan cepat diuangkan sebagai akibat investasi pada kekayaan
tetap yang memberikan hasil (ROI) tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3) Akumulasi hambatan-hambatan perilaku yang bersifat resmi (accumulations of
official constrain’s on Behaviour).
      Hambatan-hambatan ini dapat berupa status, ketentuan-ketentuan hokum,
hubungan personal didalam struktur organisasi ,dan lain-lain, yang semakin
berpengalaman suatu organisasi, semakin berkembang ketentuan-ketentuan resmi
yang melembaga dan membatasi perilaku individu-individu didalamnya.
4) Hambatan-hambatan  perilaku yang tidak resmi dan tidak direncakan.
     Hambatan ini datang melalui kelompok informal didalam organisasi formal,
berupa antara lain sabotase bawahan terhadap program perubahan.
5) Kesepakatan antar organisasi
      Perubahan organisasi juga dapat terhambat oleh kesepakatan organisasi dengan
organisasi lain. Kesepakatan ini dapat berupa kontak kerja, kesepakatan dengan
pelanggan (perjanjian jual beli), kesepakatan dengan pesaing (melalui OPS),
kesepakatan untuk mematuhi ketentuan pemerintah, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan perubahan didalam organisasi, maka hambatan-hambatan
tersebut harus dapat diantisipasi dan diatasi, mengingat bahwa perubahan didalam
organisasi merupakan tuntutan yang perlu dilaksanakan seiring dengan laju
dinamika masyarakat tempat organisasi berbeda. Perubahan ini dapat dilaksanakn
sebagai keharusan atau secara sukarela (involuntary change or voluntary change).

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Iklim organisasi adalah persepsi individu terhadap praktek dan prosedur yang
berasal dari pengalamannya berinteraksi di lingkungan organisasinya, dalam
hubungannya dengan kesejahteraan mereka dan dapat mempengaruhi perilakunya di
organisasi.
Kualitas pelayanan merupakan bentuk performansi yang identik dengan perilaku
karyawan di perusahaan. Perilaku karyawan tersebut di perusahaan dapat dipengaruhi
oleh iklim organisasi. Iklim organisasi yang positif terwujud ketika karyawan
mempersepsi positif suasana, dimensi-dimensi, praktek, dan prosedur di tempat
kerjanya. Hasilnya yaitu sikap dan perilaku karyawan yang timbul pun positif dan
mendukung ke arah pemberian pelayanan yang berkualitas.
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi
memiliki sumbangan efektif terhadap kualitas pelayanan sebesar sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam analisis ini.  

B. SARAN
1. Bagi Karyawan
Dilihat dari hasil kualitas, sebaiknya karyawan harus lebih konsisten dan disiplin
lagi dalam menjalankan standar kualitas pelayanan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Untuk perbaikan iklim organisasi, sebaiknya untuk Direktur sebisa
mungkin mewujudkan iklim oragnisasi yang positif atau menyenangkan karyawannya.
2. Bagi Perusahaan
Tim manajemen sebagai tim pelaksana perusahaan sebaiknya menciptakan praktek-
praktek kerja dan situasi kerja yang kondusif dan menyenangkan karyawannya.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan iklim organisasi tersebut yaitu
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk lebih maju, naik jabatan, dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Pelaksanaan usaha-usaha
tersebut akan membuat karyawan merasa bahwa perusahaan memperlakukan mereka
dengan baik dan memenuhi kebutuhan mereka sehingga tercipta iklim organisasi yang
positif. Untuk peningkatan kualitas pelayanan, tim manajemen dapat

9
menyelenggarakan kompetisi pelayanan yaitu karyawan yang memberikan pelayanan
terbaik dan konsisten menjalankan Six Steps Service akan diberikan reward.
Kompetisi tersebut dapat membuat karyawan termotivasi untuk terus-menerus
memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi kepada pelanggan dan pada akhirnya
akan terbiasa untuk konsisten menjalankan standar kualitas pelayanan yang telah
ditetapkan perusahaan.

10

Anda mungkin juga menyukai