DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kita
kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani.Oleh karena itulah, kita wajib mensyukuri
Makalah ini berisikan tentang “ Perilaku Didalam Organisasi“. Sehingga pembaca dapat
memperoleh ilmu maupun informasi seputar Perilaku Didalam Organisasi. Setelah itu kami
berharap agar makalah ini berguna bagi pembaca meskipun terdapat banyak kesalahan di
dalamnya. Akhir kata, kami sebagai penyusun meminta maaf sebesar-besarnya kepada pihak
pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan, penyusunan maupun
kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca maupun pengoreksi,karna kami hingga
saat ini masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan sarannya demi
kemajauan bersama.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................................ 1
Kata Pengantar…………………………………………………......…....................………… 2
Daftar Isi………………………………………………………….......….....................…….... 3
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ……………………………………………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………............................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta dampaknya
terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku
organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang
telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi,dengan memanfaatkan metode-
metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber
daya manusia dan psikologi industri.Organisasi dalam pandangan beberapa pakar
seolah-olah menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun tetap memiliki
kesamaan konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan mengenai organisasi sangat
tergantung kepada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan
tersebut.
Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama
dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu
aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat modern bekerja merupakan
suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan berupa uang
atau jasa, ataupun dalam rangka mengembangkan dirinya.
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim
dan menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. hal Ini mengandung
elemen-elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu
bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi
4
masa. Dalam komunikasi ini kita juga akan menyinggung sedikit tentang Perhatian,
Pemahaman dan Mengingat Informasi
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perilaku didalam organisasi ?
2. Apa tujuan dari sebuah perusahaan ?
3. Apa factor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi ?
4. Apa saja yang menjadi factor informal yang mempengaruhi tujuan organisasi ?
5. Apa itu system pengendalian formal ?
6. Apa saja jenis-jenis organisasi ?
7. Apa fungsi pengendalian ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang perilaku dalam organisasi.
2. Mengatahui tentang tujuan perusahaan.
3. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi.
4. Mengetahui tentang factor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan.
5. Mengetahui system pengendalian formal.
6. Mengetahui jenis-jenis oraganisasi.
7. Mengetahui fungsi pengendalian( Kontroler ).
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
4. Stephen P. Robbins, perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki
dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan
maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan
organisasi.
1. Perilaku organisasi adalah cara berfikir, prilaku adalah aktifitas yang ada pada diri
individu, kelompok, dan tingkat organisasi.
2. Perilaku organisasi adalah multi disiplin yang mencakup teori, metode dan prinsip-
prinsip dari berbagai disiplin ilmu.
3. Dalam perilaku organisasi terdapat suatu orientasi kemanusiaan, dimana terdapat
perilaku, persepsi, perasaan, dan kapasitas pembelajar.
4. Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja, tujuan organisasi adalah
meningkatkan produktifitas bagaimana perilaku organisasi ini dapat mencapai
tujuan tersebut.
5. Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap perilaku organisasi.
6. Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu menggunakan metode ilmiah,
karena dalam bidang organisasi ini sangat tergantung dari disiplin ilmu yang
meliputinya.
Perilaku organisasi konsern dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini
eratkaitannya dengan: pekerjaan, absensi, pergantian karyawan, produktivitas, prestasi
seseorang dan manajemen. Perilaku keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku
dan kekuatan/tenaga kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur kelompok dan
proses, konflik, desain pekerjaan, dan stres.
7
kegembiraan/keserasian karyawan menjadikan karyawan tersebut menjadi
produktif.Semua individu karyawan produktif, bila pimpinan bersahabat, menaruh
kepercayaan dan mengadakan pendekatan.
B. Tujuan Organisasi
Tujuan perusahaan ditentukan oleh pejabat utama eksekutif (CEO) perusahaan
yang bersangkutan. Pada banyak perusahaan,tujuan-tujuan perusahaan biasanya
dirancang oleh para pendirinya serta berlaku untuk generasi-generasi selanjutnya.
1. Tujuan Organisasi Nirlaba Profitabilitas
Dalam bisnis,kapasitas untuk menghasilkan laba biasanya merupakan tujuan
yang paling penting. “Profitabilitas” ini lebih mengacu pada laba dalam jangka
panjang,bukannya laba pada kuartal atau tahun. Sejumlah CEO hanya menekankan
aspek equasi pada kemampuan untuk menghasilkan laba itu. Akan tetapi, CEO lain
menekankan penghasilan dari alasan yang berbeda: karena bagi mereka ukuran
8
perusahaan adalah tujuan tersendiri. Sementara sejumlah CEO yang lain lebih
memfokuskan laba baik sebagai satuan jumlah uang maupun sebagai persentase
pendapatan.
3. Resiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya
dalam meraih laba sangat dipengaruhi oleh kemauan pihak manajemen untuk
mengambil resiko. Tingkat pengambilan resiko sangat bervariasi, disesuaikan
dengan masing-masing orang di jajaran manajemen. Akan tetapi, selalu ada batas
maksimum; sejumlah organisasi perusahaan secara terang-terangan menyatakan
bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga aset-aset perusahaan, di
mana kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba hanya menjadi tujuan
sekunder.
9
C. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi
1. Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses
pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan
biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas
berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan.
2. Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat
kemangkiran yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi
organisasi.
3. Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4. Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima
karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan
dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan
matematis.
10
2. Faktor Internal
1) Budaya
Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit
dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Budaya dalam perusahaan
dipengaruhi oleh kualitas personalitas dan kebijakan CEO serta personalitas
dan kebijakan para manajer. Budaya sebuah perusahaan biasanya tidak pernah
berubah selama bertahun-tahun.
2) Gaya Manajemen
Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling
kuat terhadap pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan
sebagai perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikapsikap
bawahan yang mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan sikap para
atasan tersebut juga mencerminkan sikap CEO.
Menurut Maciariello ada 3 jenis gaya yaitu :
a. Internal control style : masing-masing individu mempunyai gaya
kepemimpinana yang berbeda, dan partisipatif.
b. Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau pemimpin
dan otoriter.
c. Mix control style : partisipatif dan terarah.
3. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukkan hubungan formal, yaitu
pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Pada
kenyataannya, proses pengendalian manajemen tidak dapat berjalan dengan baik,
apabila anggota organisasi atau perusahaan tidak paham dan mengenali arti penting
dari hubungan-hubungan dalam organisasi yang bersifat informal.
11
Para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan yang harus diambil untuk
mencapai tujuan tersebut. Mereka menyerap informasi dari berbagai jalur baik
formal (melalui anggaran dan dokumen resmi lainnya) maupun jalur informal
(melalui percakapan dan obrolan yang tidak resmi). Namun informasi yang didapat
tersebut bisa jadi bertentangan satu sama lain dan memiliki interpretasi yang sangat
beragam.
12
restoran cepat saji) mempunyai lebih banyak aturan dibandingkan dengan
organisasi yang terpusat secara geografis.
c) Pengamanan Sistem Berbagai pengamanan sistem di rancang ke dalam sistem
pemrosesan informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui
sistem itu akan bersifat akurat dan untuk mencegah kecurangan. Hal ini
meliputi: pemeriksaan silang secara terinci; pembubuhan tanda tangan dan
bukti-bukti lain bahwa sebuah transaksi telah dijalankan; melakukan pemilihan;
menghitung uang yang ada dan aktiva-aktiva yang mudah di bawa sesering
mungkin; serta sejumlah prosedur lain. Hal tersebut juga mencakup pengecekan
sistem yang dilakukan oleh auditor internal dan eksternal.
d) Sistem Pengendalian Tugas Pengendalian tugas didefinisikan sebagai proses
untuk menjamin bahwa tugas-tugas tertentu dijalankan secara efektif dan
efisisen. Kebanyakan dari tugas-tugas itu dikendalikan melalui peraturan-
peraturan. Jika sebuah tugas dijalankan menggunakan mesin otomatis, maka
sistem otomatis itu sendiri akan menyediakan pengendalian.
13
Proses Pengendalian Secara Formal
F. Jenis-Jenis Organisasi
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya.
Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian
manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam,
setidaknya organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungi-
fungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian independen dari perusahaan.
3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.
a) Organisasi-organisasi fungsional
Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai
seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan
yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum
yang kurang memilki pengetahuan khusus. Seorang manajer pemasaran dan
14
seorang manajer produksi yang terampil kemungkinan besar akan mampu
mengambil keputusan yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer yang
bertanggung jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang
spesialis yang terampil harus mampu melakukan supervisi atas para buruh yang
bekerja dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan seorang
manajer generalis. Oleh karena itu, keuntungan terpenting dari struktur fungsional
adalah efisiensi.
15
1. Pertama, dalam sebuah organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam
menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah (seperti manajer
produksi dan manajer pemasaran) karena tiap fungsi tersebut sama-sama
memberikan kontribusi pada hasil akhir. Oleh karena itu, tidak ada cara untuk
menentukan bagian dari laba yang dihasilkan masing-masing fungsi.
2. Kedua, jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu
fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari
fungsi tersebut, maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi
berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu
berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.
3. Ketiga, struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah
perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.
16
Keuntungan dari bentuk perusahaan unit bisnis ini adalah bahwa struktur ini
bisa berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum. Seorang
manajer unit bisnis dituntut untuk bisa menunjukkan kewirausahaan yang sama
seperti yang dipunyai oleh CEO dari perusahaan independen. Keuntungan lain dari
tipe struktur ini adalah bahwa karena unit bisnis lebih dekat dengan pasar dari
produk-produknya dibandingkan dengan kantor pusat, maka para manajer unit
bisnis dapat membuat keputusan-keputusan produksi dan pemasaran yang lebih
baik dibandingkan dengan cara yang diputuskan oleh kantor pusat. Kerugian dari
unit bisnis ini adalah adanya kemungkinan bahwa masing-masing staf unit bisnis
ini menduplikasi sejumlah pekerjaan yang dalam organisasi fungsional dikerjakan
di kantor pusat.
Contoh. Dalam kelompok perusahaan pesawat terbang Boeing, rancangan dan
pembuatan pesawat dibagi ke dalam lingkup produk pesawat berbadan kecil (737
dan 752) dan pesawat, berbadan lebar (747,767 dan 777). Akan tetapi, pembuatan
komponen structural utama membutuhkan peranti-peranti mesin yang dikendalikan
oleh komputer dalam jumlah yang sangat besar dan kecil. Hal tersebut dinilai
terlalu mahal untuk diduplikasi pada setiap produknya. Malahan, sebuah unit
pabrikasi sentral dibuat dan seluruh aktivitas pembuatan pesawat yang
membutuhkan skala yang luas dan keterampilan yang tinggi ditempatkan di dalam
17
unit pabrikasi sentral tersebut serta ditanggung oleh lintas satuan produk. Struktur
ini merupakan campuran anara produk dan fungsi.
18
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk
pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal
lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-
laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal
anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke
dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian
untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai
terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam
pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh yang dimiliki
oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang
bertujuan untuk meningkatkan efektifitas suatu organisasi Sistem pengendalian
manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Tujuan perusahaan ditentukan oleh
pejabat utama eksekutif (CEO) perusahaan yang bersangkutan. Pada banyak
perusahaan,tujuan-tujuan perusahaan biasanya dirancang oleh para pendirinya serta
berlaku untuk generasi-generasi selanjutnya.
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang
diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari
masyarakat. Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang
diwujudkan melalui loyalitas pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang
dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas. Faktor eksternal dalam hal ini adalah
norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di dalam masyarakat, dimana
organisasi merupakan bagian dari masyarakat. Norma tersebut mencakup etos kerja
(sikap anggota organisasi) yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai, keuletan,
semangat, dan kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas.
20
DAFTAR PUSTAKA
Audria. (n.d.). Perilaku dalam organisasi. Retrieved January 15, 2018, from
https://www.slideshare.net/audriadn/bab-3-perilaku-dalam-organisasi sistempengendalian-
manajemen
Budiman al fath. (2014). Perilaku dalam Organisasi. Retrieved January 15, 2018, from
http://worldonstory.blogspot.co.id/2014/05/makalah-perilaku-dalamorganisasi.html
Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan ,Management Control System, 12th Edition,
McGraw-Hill, Boston, 2007.
21