Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

PERILAKU DIDALAM ORGANISASI

DISUSUN OLEH :

PUTRI APRILIA AFRYANTI C 301 19 210


RISKA AMELIA C 301 19 223
GUSTI AYU SINTIA C 301 19 235

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI AKUNTANSI


UNIVERSITAS TADULAKO
2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kita

kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani.Oleh karena itulah, kita wajib mensyukuri

segala nikmat-Nya tersebut

Makalah ini berisikan tentang “ Perilaku Didalam Organisasi“. Sehingga pembaca dapat

memperoleh ilmu maupun informasi seputar Perilaku Didalam Organisasi. Setelah itu kami

berharap agar makalah ini berguna bagi pembaca meskipun terdapat banyak kesalahan di

dalamnya. Akhir kata, kami sebagai penyusun meminta maaf sebesar-besarnya kepada pihak

pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan, penyusunan maupun

kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca maupun pengoreksi,karna kami hingga

saat ini masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan sarannya demi

kemajauan bersama.

Palu, 10 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................................ 1

Kata Pengantar…………………………………………………......…....................………… 2

Daftar Isi………………………………………………………….......….....................…….... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………....................……………….………….…… 4

B. Rumusan Masalah ……………………………........…....................………………… 5

C. Tujuan ……………………………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Dalam Organisasi …..................................................................... 6

B. Tujuan Organisasi ……………………….................................................................... 8

C. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi …………………………………. 10

D. Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan ………........................... 10

E. Sistem Pengendalian Formal …………..................................................................... 12

F. Jenis Organisasi ………….......................................................................................... 14

G. Sistem Pengendalian …………................................................................................... 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………............................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA …………………......................................................................... 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta dampaknya
terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku
organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang
telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi,dengan memanfaatkan metode-
metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber
daya manusia dan psikologi industri.Organisasi dalam pandangan beberapa pakar
seolah-olah menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun tetap memiliki
kesamaan konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan mengenai organisasi sangat
tergantung kepada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan
tersebut.
Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama
dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu
aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat modern bekerja merupakan
suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan berupa uang
atau jasa, ataupun dalam rangka mengembangkan dirinya.
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim
dan menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. hal Ini mengandung
elemen-elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu
bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi

4
masa. Dalam komunikasi ini kita juga akan menyinggung sedikit tentang Perhatian,
Pemahaman dan Mengingat Informasi
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perilaku didalam organisasi ?
2. Apa tujuan dari sebuah perusahaan ?
3. Apa factor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi ?
4. Apa saja yang menjadi factor informal yang mempengaruhi tujuan organisasi ?
5. Apa itu system pengendalian formal ?
6. Apa saja jenis-jenis organisasi ?
7. Apa fungsi pengendalian ?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang perilaku dalam organisasi.
2. Mengatahui tentang tujuan perusahaan.
3. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi.
4. Mengetahui tentang factor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan.
5. Mengetahui system pengendalian formal.
6. Mengetahui jenis-jenis oraganisasi.
7. Mengetahui fungsi pengendalian( Kontroler ).

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Dalam Organisasi


(Audria, n.d.) Perilaku organisasi membahas seluruh kegiatan organisasi yang di
dalamnya terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung
adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling
mempengaruhi. Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh
yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi
yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas suatu organisasi Sistem pengendalian
manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian manajemen yang
baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras;
artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi
juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berbagai struktur yang
berbeda kita gunakan untuk menjalankan seluruh strategi dalam berbagai tipe
organisasi;sebuah sistem pengendalian manajemen yang efektif harus dirancang agar
bisa sesuai dengan struktur tertentu.
(Irnawati, n.d.) Ada beberapa Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa
ahli, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Joe Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifat-
sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan
berkembang.
2. Adam Indrawijaya, perilaku organisasiadalah suatu bidang studi yang mempelajari
semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek pengaruh
anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota.
3. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus (karakteristik) anggota
dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan pengaruh lingkungan.

6
4. Stephen P. Robbins, perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki
dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan
maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan
organisasi.

(Rahma, n.d.) Mempelajari perilaku organisasi sifatnya agak abstrak. Mempelajari


prilaku organisasi sering kali menghasilkan atau menemui prinsipprinsip yang
kompleks dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Pengertian prilakun
organisasi untuk multi disiplin dapat digambarkan dengan beberapa hal, yaitu:

1. Perilaku organisasi adalah cara berfikir, prilaku adalah aktifitas yang ada pada diri
individu, kelompok, dan tingkat organisasi.
2. Perilaku organisasi adalah multi disiplin yang mencakup teori, metode dan prinsip-
prinsip dari berbagai disiplin ilmu.
3. Dalam perilaku organisasi terdapat suatu orientasi kemanusiaan, dimana terdapat
perilaku, persepsi, perasaan, dan kapasitas pembelajar.
4. Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja, tujuan organisasi adalah
meningkatkan produktifitas bagaimana perilaku organisasi ini dapat mencapai
tujuan tersebut.
5. Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap perilaku organisasi.
6. Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu menggunakan metode ilmiah,
karena dalam bidang organisasi ini sangat tergantung dari disiplin ilmu yang
meliputinya.

Perilaku organisasi konsern dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini
eratkaitannya dengan: pekerjaan, absensi, pergantian karyawan, produktivitas, prestasi
seseorang dan manajemen. Perilaku keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku
dan kekuatan/tenaga kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur kelompok dan
proses, konflik, desain pekerjaan, dan stres.

Dari keterangan tersebut diatas dapat diilustrasikan statemen yang berkaitan


dengan manfaat perilaku keorganisasian sebagai berikut :Tingkat

7
kegembiraan/keserasian karyawan menjadikan karyawan tersebut menjadi
produktif.Semua individu karyawan produktif, bila pimpinan bersahabat, menaruh
kepercayaan dan mengadakan pendekatan.

1. Efektifitas interview dalam seleksi.


2. Setiap orang berkeinginan/bertantang dalam pekerjaan.
3. Pelaksanaan pekerjaan dengan baik.
4. Setiap termotivasi oleh uang.
5. Sebagian besar orang sangat lebih konsern terhadap ukuran besarnya gaji kemudian
yang lainnya.
6. Sebagaian besar efektivitas kelompok dengan ketiadaan konflik.

Kebenaran dan keadaan statemen/pernyataan tersebut sepenuhnya adalah adalah


teruji oleh kepentingan waktu sehingga sistematik pendekatan dalam studi perilaku
keorganisasian dapat memberikan improvisasi yang bersifat menjelaskan dan prediksi
kecakapan/ketrampilan, bakat/kemampuan. Kemampuan berhubungan dengan sifat
yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyesaikan
pekerjaan, sedangkan kecakapan/ketrampilan berhubungan dengan menyelesaikan
pekerjaan tugas yang dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat

B. Tujuan Organisasi
Tujuan perusahaan ditentukan oleh pejabat utama eksekutif (CEO) perusahaan
yang bersangkutan. Pada banyak perusahaan,tujuan-tujuan perusahaan biasanya
dirancang oleh para pendirinya serta berlaku untuk generasi-generasi selanjutnya.
1. Tujuan Organisasi Nirlaba Profitabilitas
Dalam bisnis,kapasitas untuk menghasilkan laba biasanya merupakan tujuan
yang paling penting. “Profitabilitas” ini lebih mengacu pada laba dalam jangka
panjang,bukannya laba pada kuartal atau tahun. Sejumlah CEO hanya menekankan
aspek equasi pada kemampuan untuk menghasilkan laba itu. Akan tetapi, CEO lain
menekankan penghasilan dari alasan yang berbeda: karena bagi mereka ukuran

8
perusahaan adalah tujuan tersendiri. Sementara sejumlah CEO yang lain lebih
memfokuskan laba baik sebagai satuan jumlah uang maupun sebagai persentase
pendapatan.

2. Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham


Pertama,istilah “memaksimalkan” artinya adalah selalu ada cara untuk
mendapatkan jumlah maksimum yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
Kedua, meskipun upaya mengoptimalkan nilai pemegang saham mungkin menjadi
tujuan utama,namun ini bukan berarti merupakan satu-satunya tujuan bagi banyak
organisasi.

3. Resiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya
dalam meraih laba sangat dipengaruhi oleh kemauan pihak manajemen untuk
mengambil resiko. Tingkat pengambilan resiko sangat bervariasi, disesuaikan
dengan masing-masing orang di jajaran manajemen. Akan tetapi, selalu ada batas
maksimum; sejumlah organisasi perusahaan secara terang-terangan menyatakan
bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga aset-aset perusahaan, di
mana kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba hanya menjadi tujuan
sekunder.

4. Pendekatan Multiple Stakeholder


Sebuah perusahaan bertanggung jawab kepada multiple stakeholders ini,yaitu
: para pemegang saham, konsumen, para pegawai, para pemasok, dan berbagai
komunitas.Secara ideal,sistem pengendalian manajemennya harus mengidentifikasi
tujuan-tujuan dari setiap kelompok ini dan mengembangkan sistem penilaian untuk
menilai performa mereka.

9
C. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi
1. Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses
pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan
biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas
berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan.
2. Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat
kemangkiran yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi
organisasi.
3. Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4. Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima
karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan
dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan
matematis.

D. Factor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan


(Isna Dayuwati, 2015) Faktor-faktor informal yang mempengaruhi keselarasan
tujuan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal.
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang
diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari
masyarakat. Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang
diwujudkan melalui loyalitas pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang
dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas. Norma dalam suatu organisasi juga
dipengaruhi secara spesifik oleh jenis industri yang dimiliki oleh organisasi
tersebut.

10
2. Faktor Internal
1) Budaya
Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit
dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Budaya dalam perusahaan
dipengaruhi oleh kualitas personalitas dan kebijakan CEO serta personalitas
dan kebijakan para manajer. Budaya sebuah perusahaan biasanya tidak pernah
berubah selama bertahun-tahun.
2) Gaya Manajemen
Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling
kuat terhadap pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan
sebagai perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikapsikap
bawahan yang mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan sikap para
atasan tersebut juga mencerminkan sikap CEO.
Menurut Maciariello ada 3 jenis gaya yaitu :
a. Internal control style : masing-masing individu mempunyai gaya
kepemimpinana yang berbeda, dan partisipatif.
b. Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau pemimpin
dan otoriter.
c. Mix control style : partisipatif dan terarah.

3. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukkan hubungan formal, yaitu
pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Pada
kenyataannya, proses pengendalian manajemen tidak dapat berjalan dengan baik,
apabila anggota organisasi atau perusahaan tidak paham dan mengenali arti penting
dari hubungan-hubungan dalam organisasi yang bersifat informal.

4. Persepsi dan Komunikasi

11
Para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan yang harus diambil untuk
mencapai tujuan tersebut. Mereka menyerap informasi dari berbagai jalur baik
formal (melalui anggaran dan dokumen resmi lainnya) maupun jalur informal
(melalui percakapan dan obrolan yang tidak resmi). Namun informasi yang didapat
tersebut bisa jadi bertentangan satu sama lain dan memiliki interpretasi yang sangat
beragam.

E. Sistem Pengendalian Formal


Pengaruh besar lainnya adalah sistem yang bersifat formal. Sistem ini bisa kita
klasifikasikan ke dalam dua jenis: (1) sistem pengendalian manajemen itu sendiri dan
(2) aturan-aturan.
1. Aturan-aturan.
Kita menggunakan istilah :aturan-aturan sebagai seperangkat tulisan yang
memuat semua jenis instuksi dan pengendalian, termasuk di dalamnya adalah
instruksi-instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-
panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah
ini :
a) Pengendalian Fisik Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan
besi, passwords komputer, televisi pengawas, dan pengendalian fisik lainnya
merupakan bagian dari struktur pengendalian.
b) Manual Ada banyak pertimbangan untuk memutuskan aturan-aturan mana yang
harus dituliskan ke dalam panduan, mana yang mesti diklasifikasikan sebagai
pedoman, seberapa banyak toleransi yang diperbolehkan dan beberapa
pertimbangan lainnya. Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci
dibandingkan dengan aturan organisasi lain. Organisasi besar memilki panduan
dan aturan yang lebih banyak dibandingkan dengan organisasiorganisasi lain
yang lebih kecil. Organisasi yang tersentralisasi memiliki banyak aturan
dibandingkan dengan organisasi yang terdesentralisasi. Dan yang terakhir,
organisasi memiliki unitunit yang tersebar secara geografis (seperti jaringan

12
restoran cepat saji) mempunyai lebih banyak aturan dibandingkan dengan
organisasi yang terpusat secara geografis.
c) Pengamanan Sistem Berbagai pengamanan sistem di rancang ke dalam sistem
pemrosesan informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui
sistem itu akan bersifat akurat dan untuk mencegah kecurangan. Hal ini
meliputi: pemeriksaan silang secara terinci; pembubuhan tanda tangan dan
bukti-bukti lain bahwa sebuah transaksi telah dijalankan; melakukan pemilihan;
menghitung uang yang ada dan aktiva-aktiva yang mudah di bawa sesering
mungkin; serta sejumlah prosedur lain. Hal tersebut juga mencakup pengecekan
sistem yang dilakukan oleh auditor internal dan eksternal.
d) Sistem Pengendalian Tugas Pengendalian tugas didefinisikan sebagai proses
untuk menjamin bahwa tugas-tugas tertentu dijalankan secara efektif dan
efisisen. Kebanyakan dari tugas-tugas itu dikendalikan melalui peraturan-
peraturan. Jika sebuah tugas dijalankan menggunakan mesin otomatis, maka
sistem otomatis itu sendiri akan menyediakan pengendalian.

2. Proses Kendali Secara Formal


Suatu perencaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi.
Seluruh informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat perencanaan ini.
Perencanaan strategis tersebut kemudian di konversi menjadi anggaran tahunan
yang fokus pada pendapatan dan belanja yang direncanakan untuk masing-masing
pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab ini juga dituntun oleh aturan-aturan
dan infornasi formal lain. Pusat tanggung jawab menjalankan operasioperasi yang
ditugaskan, dan hasilnya kemudian di nilai dan dilaporkan. Hasil-hasil aktual
kemudian dibandingkan dengan anggaran untuk menentukan apakah kinerjanya
memuaskan atau tidak.

13
Proses Pengendalian Secara Formal

F. Jenis-Jenis Organisasi
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya.
Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian
manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam,
setidaknya organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungi-
fungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian independen dari perusahaan.
3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

a) Organisasi-organisasi fungsional
Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai
seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan
yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum
yang kurang memilki pengetahuan khusus. Seorang manajer pemasaran dan

14
seorang manajer produksi yang terampil kemungkinan besar akan mampu
mengambil keputusan yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer yang
bertanggung jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang
spesialis yang terampil harus mampu melakukan supervisi atas para buruh yang
bekerja dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan seorang
manajer generalis. Oleh karena itu, keuntungan terpenting dari struktur fungsional
adalah efisiensi.

Sebagai contoh, departemen pemasaran mungkin ingin memenuhi kebutuhan


konsumen untuk sejumlah tertentu dari suatu produk bahkan jika hal tersebut
berarti kerja lembur untuk departemen produksi-dimana departemen produksi
mungkin tidak rela menanggung biayanya. Ketiga, struktur fungsional tidak
memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan produk dan pasar yang
beragam. Contoh. Pada tahun 2002, Deera & Co. diorganisasikan ke dalam empat
unit bisnis: perlengkapan pertanian; perlengkapan konstruksi; perlengkapan
konsumen; dan kredit. Karena beragamnya produk dan segmen konsumen yang
dilayaninya, maka Deera & Co. tidak bisa menerapkan struktur fungsional.
Ada sejumlah kelemahan pada struktur fungsional :

15
1. Pertama, dalam sebuah organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam
menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah (seperti manajer
produksi dan manajer pemasaran) karena tiap fungsi tersebut sama-sama
memberikan kontribusi pada hasil akhir. Oleh karena itu, tidak ada cara untuk
menentukan bagian dari laba yang dihasilkan masing-masing fungsi.
2. Kedua, jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu
fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari
fungsi tersebut, maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi
berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu
berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.
3. Ketiga, struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah
perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.

b) Organisasi Unit Bisnis


Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang
juga disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam
produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab
untuk melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang
terpisah.
Contoh. Unit-unit bisnis Nabisco menggunakan sistem distribusi yang
berbeda untuk produk yang berbeda-beda pula. Sebagai contoh, unit biskuitnya
menggunakan truk-truk dan bagian penjualannya sendiri, untuk secara langsung
mengirimkan barang kepada pihak pengecer-sebuah pendekatan yang memakan
banyak biaya, namun hal ini diyakini oleh pihak manajemen sebagai pendekatan
yang dibenarkan dalam kaitannya dengan meningkatnya hubungan dengan
konsumen dan pengendalian yang lebih melekat terhadap persediaan dan penjualan
toko-toko tersebut.

16
Keuntungan dari bentuk perusahaan unit bisnis ini adalah bahwa struktur ini
bisa berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum. Seorang
manajer unit bisnis dituntut untuk bisa menunjukkan kewirausahaan yang sama
seperti yang dipunyai oleh CEO dari perusahaan independen. Keuntungan lain dari
tipe struktur ini adalah bahwa karena unit bisnis lebih dekat dengan pasar dari
produk-produknya dibandingkan dengan kantor pusat, maka para manajer unit
bisnis dapat membuat keputusan-keputusan produksi dan pemasaran yang lebih
baik dibandingkan dengan cara yang diputuskan oleh kantor pusat. Kerugian dari
unit bisnis ini adalah adanya kemungkinan bahwa masing-masing staf unit bisnis
ini menduplikasi sejumlah pekerjaan yang dalam organisasi fungsional dikerjakan
di kantor pusat.
Contoh. Dalam kelompok perusahaan pesawat terbang Boeing, rancangan dan
pembuatan pesawat dibagi ke dalam lingkup produk pesawat berbadan kecil (737
dan 752) dan pesawat, berbadan lebar (747,767 dan 777). Akan tetapi, pembuatan
komponen structural utama membutuhkan peranti-peranti mesin yang dikendalikan
oleh komputer dalam jumlah yang sangat besar dan kecil. Hal tersebut dinilai
terlalu mahal untuk diduplikasi pada setiap produknya. Malahan, sebuah unit
pabrikasi sentral dibuat dan seluruh aktivitas pembuatan pesawat yang
membutuhkan skala yang luas dan keterampilan yang tinggi ditempatkan di dalam

17
unit pabrikasi sentral tersebut serta ditanggung oleh lintas satuan produk. Struktur
ini merupakan campuran anara produk dan fungsi.

c) Organisasi Matrix atau Implikasi terhadap Rancangan Sistem


Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka
semua perusahaan akan diorganisasikan ke dalam unitunit bisnis. Hal ini
disebabkan karena dalam organisasi unit bisnis, setiap manajer unit harus
bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan setiap produk yang dihasilkan
oleh unitnya guna menghasilkan laba, melakukan perencanaan,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-elemen yang berpengaruh pada
kemampuan itu.

G. Fungsi Pengendalian (Kontroler)


Controller adalah orang yang be rtugas merancang, mengoperasikan dan
mengawasi kegiatan untuk menjamin keberhasilan sistem pengendalian manajemen ke
arah pencapaian tujuan. Sebenarnya, di banyak organisasi, jabatan orang ini adalah
Chief Financial Officer (CFO).
Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.

18
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk
pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal
lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-
laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal
anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke
dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian
untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai
terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam
pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh yang dimiliki
oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang
bertujuan untuk meningkatkan efektifitas suatu organisasi Sistem pengendalian
manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Tujuan perusahaan ditentukan oleh
pejabat utama eksekutif (CEO) perusahaan yang bersangkutan. Pada banyak
perusahaan,tujuan-tujuan perusahaan biasanya dirancang oleh para pendirinya serta
berlaku untuk generasi-generasi selanjutnya.
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang
diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari
masyarakat. Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang
diwujudkan melalui loyalitas pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang
dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas. Faktor eksternal dalam hal ini adalah
norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di dalam masyarakat, dimana
organisasi merupakan bagian dari masyarakat. Norma tersebut mencakup etos kerja
(sikap anggota organisasi) yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai, keuletan,
semangat, dan kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Audria. (n.d.). Perilaku dalam organisasi. Retrieved January 15, 2018, from
https://www.slideshare.net/audriadn/bab-3-perilaku-dalam-organisasi sistempengendalian-
manajemen

Budiman al fath. (2014). Perilaku dalam Organisasi. Retrieved January 15, 2018, from
http://worldonstory.blogspot.co.id/2014/05/makalah-perilaku-dalamorganisasi.html

Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan ,Management Control System, 12th Edition,
McGraw-Hill, Boston, 2007.

Agus Maulana, Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit ERLANGGA, Jakarta, 1997.


Sofyan Syafri H., Sistem Pengawasan Manajemen, Penerbit Quantum, Jakarta, 2001.

21

Anda mungkin juga menyukai