Anda di halaman 1dari 22

Sistem Pengendalian Manajemen

Perilaku dalam organisasi

Kelompok: 5

1. Armanda Surya Dwinatha (205080009)


2. Aliysa Citra Desi (205080010)
3. Alvario Ridho Umami (205080046)
4. Putu Yeni Sari Asih (205080016)
5. Sisilia Anggraini (205080006)

Dosen Pengampu :

Eka Travilta Oktaria, SE., MM

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang maha kuasa karena dengan
rahmat serta karunianya, penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Perilaku dalam
organisasi dengan baik meskipun dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai Perilaku dalam organisasi dan penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu
penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun demi perbaikan dalam
pembuatan makalah-makalah selanjutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa adanya saran serta kritik yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah ini juga dapat berguna
bagi saya sendiri dan pembaca sekalian. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR........................................... i
DAFTAR ISI........................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan penulisan makalah ........................................................................ 2
1.4 Manfaat penulisan makalah ...................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
2.1 Pengertian Perilaku dalam organisasi ....................................................... 4
2.2 Keselarasan Tujuan .................................................................................. 5
2.2.1 Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan .. 6
2.3 Teori Motivasi Kerja ................................................................................ 8
2.3.1 Teori Hierarki kebutuhan Maslow .................................................... 8
2.3.2 Teori Dua Faktor Herzberg ............................................................... 9
2.3.3 Teori Pengharapan Vroom ................................................................ 9
2.4 Sistem Pengendalian Formal .................................................................... 9
2.4.1 Peraturan (Rules) ............................................................................. 10
2.4.2 Proses Pengendalian Formal ........................................................... 11
2.5 Tipe-tipe Organisasi ............................................................................... 11
2.5.1 Organisasi Fungsional ..................................................................... 12
2.5.2 Organisasi Unit Usaha (Divisional) ................................................ 13
2.6 Fungsi Controller .................................................................................... 14
2.6.1 Hubungan dengan Organisasi Lini .................................................. 15
2.6.2 Controller Unit Usaha ..................................................................... 16
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17
3.2 Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


(Rahma, n.d.) Pada awalnya, organisasi merupakan suatu jembatan dalam
membentuk suatu komponen yang dapat dijadikan anggota untuk memecahkan
suatu masalah. Inti organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk
memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis
proses yang akan menyempurnakan itu.
Organisasi dimana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan
kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana
pola-pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok
diberi kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus belajar
mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama, Akan tetapi secara umum
organisasi sempat menjadi wacana dalam aktifitas yang dapat dijadikan sebagai
bagian dari kelompok. pada dasarnya adalah karena manusia adalah makhluk
sosial yang dalam konteks ini adalah homo socius . Fakta tersebut adalah sebuah
sifat kodrat.
Manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri, lepas dari masyarakat,
kelompok maupun kehidupan bersama komunitasnya. Manusia adalah makhluk
yang berfikir dan dapat berkembang. Setiap manusia memiliki naluri untuk hidup
bermasyarakat. Untuk mmemenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut maka
manusia harus melakukan kerjasama karena dia tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri. Di situlah tingkat keterbatasan manusia yang
merupakan cerminan bahwa manusia memerlukan kerjasama dan wadah itu
terdapat dalam organisasi.
(Budiman al fath, 2014) Proses pengendalian manajamen berperan pada
suatu orgnisasi. Namun dalam prosesnya dipengaruhi oleh faktor manusia.
Beberapa karakteristik organisasi yang mempengaruhi proses tersebut, terutama
berkaitan dengan perilaku anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi

1
mempunyai tujuan,dan fungsi sistem pengendalian maajemen yitu mendorong
anggota organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.
Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan organisasi baik yang berorientasi
laba maupun nirlaba juga menerangkan masalah keselarasan tujuan masing-
masing anggotta organisasi terhadap tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Keselarasan tujuan dalam hal ini dipengaruhi oleh siistem informal dan juga
sistem formal. Beberapa faktor informal adalah dari eksternal dan sebagian dari
internal. Faktor internal termasuk didalamnya membahas tentang teori motivasi
kerja. Pegendalian dicapai oleh bentuk formal. Bentuk pertama adalah peraturan
(rules) dan bentuk yang kedua adalah cara sitematis perencanaan dan pengawasan.
Lalu akan diuraikan berbagai bentuk struktur organisasi karena akan berpengaruh
pada pengendallian manajemen yangg digunakan. Pada bagian terakhir akan
diuraikan fungsi controller dalam proses pengendalian manajemen.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa pengertian perilaku dalam organisasi?
3. Apa saja Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan
dalam perilaku organisasi?
4. Apa dan bagaimana teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi?
5. Bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian formal ?
6. Apa itu controller dan bagaimana hubungannya dengan oganisasi lini?

1.3 Tujuan penulisan makalah


1 Untuk mengetahui apa itu perilaku dalam organisasi
2 Untuk mengetahui Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi
Keselarasan Tujuan dalam perilaku organisasi
3 Untuk mengetahui bagaimana teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi
4 Untuk mengetahui Bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian
formal
5 Untuk mengetahui Apa itu controller dan bagaimana hubungannya dengan

2
oganisasi lini

1.4 Manfaat penulisan makalah


1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Materi Sistem
pengendalian Manajemen terutama pembahasan mengenai perilaku dalam
organisasi
2. Sebagai referensi dan acuan bagi penulisan Tugas Mandiri dengan materi
yang sama selanjutnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku dalam organisasi


(Audria, n.d.) Perilaku organisasi membahas seluruh kegiatan organisasi
yang di dalamnya terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang
mendukung adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi
dapat saling mempengaruhi. Perilaku organisasi adalah bidang studi yang
mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur
terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas
suatu organisasi Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku
manusia. Sistem pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku
sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan
individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berbagai struktur yang berbeda kita
gunakan untuk menjalankan seluruh strategi dalam berbagai tipe organisasi;sebuah
sistem pengendalian manajemen yang efektif harus dirancang agar bisa sesuai
dengan struktur tertentu.
(Irnawati, n.d.) Ada beberapa Pengertian perilaku organisasi menurut
beberapa ahli, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Joe Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan
berkembang.
2. Adam Indrawijaya, perilaku organisasiadalah suatu bidang studi yang
mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik
aspek pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi
terhadap anggota.
3. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus

4
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan
pengaruh lingkungan.
4. Stephen P. Robbins, perilaku Organisasi adalah bidang studi yang
menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku
dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu
untuk memperbaiki keefektifan organisasi.

(Rahma, n.d.) Mempelajari perilaku organisasi sifatnya agak abstrak.


Mempelajari prilaku organisasi sering kali menghasilkan atau menemui
prinsipprinsip yang kompleks dimana penjelasan atau analisanya bersifat
situasional. Pengertian prilakun organisasi untuk multi disiplin dapat digambarkan
dengan beberapa hal, yaitu:
1. Perilaku organisasi adalah cara berfikir, prilaku adalah aktifitas yang ada
pada diri individu, kelompok, dan tingkat organisasi.
2. Perilaku organisasi adalah multi disiplin yang mencakup teori, metode dan
prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu.
3. Dalam perilaku organisasi terdapat suatu orientasi kemanusiaan, dimana
terdapat perilaku, persepsi, perasaan, dan kapasitas pembelajar.
4. Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja, tujuan organisasi adalah
meningkatkan produktifitas bagaimana perilaku organisasi ini dapat
mencapai tujuan tersebut.
5. Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap perilaku
organisasi.
6. Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu menggunakan metode
ilmiah, karena dalam bidang organisasi ini sangat tergantung dari disiplin
ilmu yang meliputinya.

2.2 Keselarasan Tujuan


Pimpinan perusahaan selalu menginginkan setiap anggota organisasi
mencapai tujuan organisasi sangat baik. Masalahnya adalah anggota organisasi

5
perusahaan tersebut mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang kadang-kadang
cenderung tidak sama dengan kepentingan perusahaan.
Tujuan pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa
mungkin adanya keselarasan tujuan dari masing-masing anggota kearah
tercapainya tujuan perusahaan. Keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti
tindakan-tindakan yang mengarahkan setiap anggota untuk menyelaraskan tujuan
pribadinya masing-masing sesuai dengan kepentingan perusahaan.
Tentu saja keselarasan tujuan secara sempurna antara individu dan
perusahaan itu tidak pernah ada. Satu alasan penting setiap orang ekerja biasanya
menginginkan kompetensi (alam pentuk uang tentunya) sebesar mungkin.
Sementara dari sudut pandang perusahaan, ada batas tertentu kompetensi yang
bisa diberikan, sehingga minimal sistem pengendalian bertindak tidak sesuai
dengan kepentingan perusahaan. Pertanyaan penting dari hal ini adalah, tindakan
apa yang bisa diambil untuk memotivasi orang lain? Apakag tindakan tersebut
sesuai dengan kepentingan perusahaan?

2.2.1 Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan


(Isna Dayuwati, 2015) Faktor-faktor informal yang mempengaruhi
keselarasan tujuan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal.
A. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang
diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari
masyarakat. Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang
diwujudkan melalui loyalitas pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang
dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas. Norma dalam suatu organisasi juga
dipengaruhi secara spesifik oleh jenis industri yang dimiliki oleh organisasi
tersebut.
B. Faktor Internal
1. Budaya
Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara

6
eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Budaya dalam
perusahaan dipengaruhi oleh kualitas personalitas dan kebijakan CEO serta
personalitas dan kebijakan para manajer. Budaya sebuah perusahaan
biasanya tidak pernah berubah selama bertahun-tahun.
2. Gaya Manajemen
Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling
kuat terhadap pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan
sebagai perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari
sikapsikap bawahan yang mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan
sikap para atasan tersebut juga mencerminkan sikap CEO.

Menurut Maciariello ada 3 jenis gaya yaitu :


a. Internal control style : masing-masing individu mempunyai gaya
kepemimpinana yang berbeda, dan partisipatif.
b. Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau pemimpin
dan otoriter.
c. Mix control style : partisipatif dan terarah.
3. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukkan hubungan formal, yaitu
pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Pada
kenyataannya, proses pengendalian manajemen tidak dapat berjalan dengan
baik, apabila anggota organisasi atau perusahaan tidak paham dan
mengenali arti penting dari hubungan-hubungan dalam organisasi yang
bersifat informal.
4. Persepsi dan Komunikasi
Para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan yang harus diambil
untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka menyerap informasi dari berbagai
jalur baik formal (melalui anggaran dan dokumen resmi lainnya) maupun
jalur informal (melalui percakapan dan obrolan yang tidak resmi). Namun
informasi yang didapat tersebut bisa jadi bertentangan satu sama lain dan
memiliki interpretasi yang sangat beragam.

7
2.3 Teori Motivasi Kerja
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan organisasi. Motivasi yang ada pada seseorangg padda gilirannya akan
mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran
kepuasan. Beberapa teori motivasi yang dikenal dapat diterapkan dalam
organsisasi. Beberapa teori yang dikenal adalah sebagai berikut:

2.3.1 Teori Hierarki kebutuhan Maslow


Teori ini dikemukakan sejak tahun 1943. Isi pokok dari teori ini
menjelaskan suatu hierarki kebutuhan yang menunjukan adanya lima tingkatan
keinginan dan kebutuhan manusia, yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis. Merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh
manusia, seperti: rasa lapar, haus, tidur, dan sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan. Merupakan kebutuhan akan keselamatan dan
perlindungan dari bahaya, ancaman, dan perampokan ataupun pemecatan
dari pekerjaan.
3. Kebutuhan Sosial. Merupakan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan
dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan
memiliki serta diterima dalam satu kelompok, rasa kekeluargaan,
persahabatan dan kasih sayang.
4. Kebutuhan Penghargaan. Merupakan kebutuhan akan status dan kedudukan,
kehormatan diri, reputasi dan prestasi.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Merupakan kebutuhan pemenuhan diri, untuk
memperguanakan potensi diri, aktivitas diri, pengembangan diri semaksimal
mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang cocok, serta
menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

Dari sudut pandang motivasi, teori ini mengatakan meskipun tidak pernah ada
kebutuhan yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang pernah

8
terpenuhi secara substansial tidak lagi menjadi motivasi. Jadi jika ingin
memotivasi seseorang, menurut Maslow, perusahaan perlu mengetahui anak
tangga yang mana seseorang itu berada, sehingga dapat ditetukan jenis kebutuhan
yang harus diberikan.

2.3.2 Teori Dua Faktor Herzberg


Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang
mempengaruhi perilaku adalah:
1. Hygiene factor. Faktor ini berkaoitan dengan konteks kerja dan arti
lingkunagn kerja bagi individu. Faktor-faktor higienis yang dimaksud
adalah kondisi kerja, dasar pembayaran (gaji), kebijakan organisasi,
hubungan antar personel, dan kualitas pengawasan.
2. Satisfier factor. Faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi kerja
dan definisi bagaimana seseorang menikamati atau merasakn pekerjaannya.
Faktor yang dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan
kesempatan untuk berkembang.

2.3.3 Teori Pengharapan Vroom


(Isna Dayuwati, 2015) Teori ini terdiri dari unsur-unsur Expectency,
Instrumentality, dan Valence. Expectency adalah hubungan dimana seseorang
mempercayai antar usaha dan kemampuan dengan hasilnya diukur dalam sistem
pengukuran prestasi organisasi (Hubungan upaya-Kinerja). Instrumentality adalah
hubungan antara kinerja yang diukur dengan hasil yang diharapkan untuk individu
(Hubungan Kinerja-Ganjaran). Sedangkan Valence adalah nilai dimana seseorang
menugaskan pada hasil yang disediakan untuk individu dari organsisasi sebagai
hasil pengukuran prestasi normal (Hubungan Ganjaran-Tujuan).

2.4 Sistem Pengendalian Formal


(Irnawati, n.d.) Sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
sistem pegendalian manajamen dan peraturan (rules).

9
2.4.1 Peraturan (Rules)
A. Aturan-aturan
Aturan dapat diartikan sebagai seprangkat tulisan yang memuat jenis
instruksi dan pengendalian. Contohnya instruksi jabatan, pembagian kerja,
prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Hampir
semua aturan bersifat jangka panjang dan akan selalu ada sampai aturan-aturan
tersebut dimodifikasi, namun hal itu sangat jarang terjadi. Contoh lain dari aturan
ialah larangan terhadap tindakan yang tidak etis, ilegal atau tindakan lain yang
tidak diinginkan. Beberapa jenis aturan dapat dilihat di bawah ini :
1. Pengendalian Fisik
Pengendalian fisik merupakan ketentuan agar fisik organisasi terjaga dan
dapat dilakukan dengan adanya penjaga keamanan, gudang yang terkunci,
ruangan besim password komputer, cctv, dan lain-lain.

2. Manual
Manual merupakan aturan yang jauh lebih rinci dan biasanya merupakan
petunjuk untuk melaksanakan sesuatu, contohnya ialah panduan
menjalankan mesin, panduan untuk meminta fasilitas bagi organisasi, dan
lain-lain.
3. Pengamanan Sistem
Berbagai bentuk pengamanan secara sistematis dirancang untuk menjamin
arus informasi yang mengalir melalui sistem bersifat akurat dan untuk
mencegah (meminimalkan) kesalahan atau kecurangan. Hal ini meliputi
pemeriksaan silang secara terinci, menghitung uang dan aktiva sesering
mungkin, serta dengan melakukan pengecekan sistem oleh auditor internal
dan eksternal.
4. Sistem Pengendalian Tugas
Sistem pengendalian tugas merupakan proses untuk menjamin bahwa
tugastugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan tugas-
tugas biasanya dikendalikan melalui peraturan-peraturan.

10
2.4.2 Proses Pengendalian Formal
(Audria, n.d.) Proses pengendalian formal meliputi tahap-tahap tertentu yang
secara terus menerus bekerja dari tahun ke tahun. Tahap ini dimulai dengan
penentuan tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Rencana strategik (strategic plan) disiapkan untuk mengimplementasikan strategi
tersebut dan semua informasi yang tersedia digunakan untuk membuat renccaa ini.
Strategic plan kemudian diubah menjadi anggaran tahunan yang difokuskan pada
perencanaan pendapatan dan biaya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban secara
individual. Pusat-pusat pertanggungjawaban juga diatur dengan sejumlah perturan
dan informasi lainnya. Pusat-pusat pertanggungjawaban ini kemudian beroperasi
melakukan kegiatan, dan hasil kegiatan tersebut diukur dan dilaporkan. Hasil
sesungguhnya kemudian dibandingkan dengan rencana untuk menentukan
keberhasilan pusat pertanggungjawaban ini dalam melakukan tugasnya.jika pusat
pertanggungajawaban tersebut berhasil, maka umpan balik berupa hadiah atau
penghargaan akan diberikan kepada pusta pertanggungjawaban teteapi jika tidak
berhasil maka umpan balik digunakan untuk mrlakukan perbaikan pada pusat
pertanggungjawaban tersebut, dan peraikan yang memunginkan terhadap rencana.

2.5 Tipe-tipe Organisasi


(Budiman al fath, 2014) Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang
besar terhadap strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi
rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan
ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya organisasi bisa dikelompokkan
ke dalam tiga kategori umum :
1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas
fungifungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian independen dari perusahaan.

11
3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab
ganda.

2.5.1 Organisasi Fungsional


Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer
yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan
dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang
memilki pengetahuan khusus. Seorang manajer pemasaran dan seorang manajer
produksi yang terampil kemungkinan besar akan mampu mengambil keputusan
yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer yang bertanggung jawab
atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang spesialis yang terampil
harus mampu melakukan supervisi atas para buruh yang bekerja dalam bidang
yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan seorang manajer generalis.
Oleh karena itu, kelebihan dari struktur organisasi fungsional adalah memiliki
potensi untuk bekerja secara efisien.selain itu, kegiatan yang sama dalam
organisasi fungsional lebih efektif. Ada sejumlah kelemahan pada struktur
organisasi fungsional, diantaranya :
1. Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional
secara terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena
tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir.
Dengan demikian perusahaan akan sulit untuk menentukan tanggung jawab
terhadap laba kepada manajer setiap individual.
2. Jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi
yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari
fungsi tersebut, maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi
berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu
berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.
3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah
perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.

12
2.5.2 Organisasi Unit Usaha (Divisional)
(Rahma, n.d.) Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu
unit bisnis, yang juga disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh
fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis
tersebut bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan koordinasi kerja
dari berbagai fungsi yang terpisah.
Kelemahan dari struktur organisasi unit usaha adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin
setiap unit bisnis.
2. Konflik antar bisnis
3. Kurangnya kerjasama
4. Keuntungan dari struktur organisasi unit usaha adalah
5. Tempat yang cocok untuk latihan manajemen

Divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi lebih cepat
apabila ada ancaman ataupun kesempatan. Sehingga tanggung jawab untuk
menghasilkan laba yang diletakkan pada satu orang manajer atau direktur yang
diberi tanggung jawab.
1. Organisasi Matrik
Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis.
Setipa unit bisnis mempertanggung jawabkan kegiatannya, dan kegiatan setiap
unit bisnis dibantu oleh beberapa fungsional. Sedangkan setiap fungsi
mempertanggung jawabkan kegiatan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh
beberapa unit bisnis yang dibantu.
Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab
terhadap keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit
fungsional. Masalah pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih
sulit dibandingkan dengan bentuk organsasi lainnya. Perencanaan harus
disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan disesuaikan dengan sumber daya yang
tersedia pada unit-unit fungsional. Koordinasi harus dilakukan dengan

13
mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa unit sehingga proyek-proyek
dapat diselesaikan tepat waktu dan tidak ada orang yang tidak bekerja.
Pengendalian akan sulit manakala tingkat keberhasilan suatu proyek merupakan
tanggung jawab dari beberapa manajer.
2. Implikasi atas Desain Sistem
Implikasi untuk membentuk sistem pengendalian manajemen tidak terbatas
hanya soal kriteria saja. Jika hal tersebut merupakan satu-satunya pertimbangan
maka bentuk divisi atau unit usaha bisa saja dipilih. Masalahnya sistem
pengendalian manajemen tidak tergantung pada satu kriteria saja. Organisasi
fungsional bisa saja lebih baik karena dapat memberikan manfaat ekonomis yang
lebih besar. Untuk unit bisnis bisaanya sulit mencari seorang yang tepat. Demikian
juga dengan bentuk organisasi matrik. Dapat disimpulkan sistem yang bagus
tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan didiskusikan terlebih
dahulu dengan pimpinan puncak.
Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka
semua perusahaan akan diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis. Hal ini
disebabkan karena dalam organisasi unit bisnis, setiap manajer unit harus
bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan setiap produk yang
dihasilkan oleh unitnya guna menghasilkan laba, melakukan perencanaan,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-elemen yang berpengaruh pada
kemampuan.

2.6 Fungsi Controller


(Isna Dayuwati, 2015) Kontroler merupakan orang yang bertanggung jawab
dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian manajemen. Fungsi
dan peran kontroler meliputi:
1. Merangcang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan pada pemegang
saham dan pihak eksternal
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasian laporan
tersebut untuk para manajer, menganalisis program dan proposal anggaran

14
dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam
anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan
yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit
operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi
dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi
pengendalian.

2.6.1 Hubungan dengan Organisasi Lini


(Isna Dayuwati, 2015) Fungsi pengawasan adalah fungsi staf. Meskipun
seorang kontroler bisaanya bertanggung jawab untuk merancang maupun
mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan melaporkan informasi,
pemanfaatan informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen.
Controller tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk
mengambil keputusan. Tanggung jawab untuk menjalankan pengawasan
sesungguhnya berasal dari CEO lalu turun ke bawah melalui jalur organisasi lini,
yang menggunakan informasi yang disediakan oleh controller sehingga controller
merupakan staf CEO.
Seorang controller membuat beberapa keputusan. Pada umumnya, ada
beberapa kebijakan yang diputuskan oleh manajemen lini. Misalnya, seorang
aanggota bagian controller memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan
dinas; seorang manajer lini lebih suka tidak melibatkan pembicaraan soal biaya
yang dihabiskan untuk biaya perjalanan dinas.
Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana strategi
dan anggaran. Juga bagian controller pada dasarnya bertugas menganalisis laporan
kinerja, menjamin laporan tersebut akurat, dan meminta perhatian manajer lini
atas beberapa tindakan yang memerlukan perhatian. Untuk kegiatan seperti ini
controller bertindak hampir seperti manajer lini.

15
2.6.2 Controller Unit Usaha
Para controller unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka.
Pada satu sisi, mereka berutang kesetiaan paa controller, corporate, yang
memegang tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan.
Disisi lain, mereka juga berutang kesetian pada para manajer di unit mereka, yaitu
pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada awal berdirinya suatu organisasi memiliki berbagai macam tujuan.
Tujuan paling penting pada perusahaan yag berorientasi laba adalah tingkat
keuntungan. Namun demikian laba bukan merupakan tujuaan satu-satunya, karena
ada tujun lain yaitu produktifitas, posisi pasar sikap karyawan, dan lain-lain.
Sedangkan pada organisasi nirlaba, bertujuan menyediakan jasa.
Tujuan-tujuan inilah yang akan dicapai perusahaan. Namun dalam
pencapaiannya, kepentingan masing-masing anggota tetap perlu diperhatikan
sehingga akan tercapai keselarasan tujuan. dengan demikian dalam sistem
pengendalian manajemen harus mengupayakan keselarasan tujuan anggota
organisasi dan tujuan oraganisasi itu sendiri. Sebagai tambahan sistem
pengendalian manajeme, ada aturan, pedoman dan prosedur yang membantu
dalam proses pengendalian.
Perusahaan juga bisa memilih beberapa bentuk struktur organisasi
berdasarkan fungsi, unit usaha, atau matrix. Pilihan yang tepat akan
mempengaruhi desain sistem pengendalian manajamenorganisasi bersangkutan.
Controller bertanggung jawab atas desain dan operasi sistem pengendalian, tetapi
sebagai staf CO, ia tidak mempunyai keputusan manajamen. Pelaporan tanggung
jawab controller tergantung pada organisasi apakah langsung bertaggung jawab

16
pada controller kator pusat atau (jika ia mengawasi sesuatu unit usaha)
bertanggung jawab kepada manajer unit usaha.

3.2 Saran
Diperlukan adanya penjelasan dan pembahasan lebih lanjut dalam
pembelajaran materi sistem pengendalian manajemen terutama mengenai perilaku
dalam organisasi yang dibahas dalam bab ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Audria. (n.d.). Perilaku dalam organisasi. Retrieved January 15, 2018, from
https://www.slideshare.net/audriadn/bab-3-perilaku-dalam-organisasi-
sistempengendalian-manajemen
Budiman al fath. (2014). Perilaku dalam Organisasi. Retrieved January 15, 2018,
from http://worldonstory.blogspot.co.id/2014/05/makalah-perilaku-
dalamorganisasi.html
Irnawati, A. (n.d.). PERILAKU DALAM ORGANISASI. Retrieved January 15,
2015, from https://anggih91.wordpress.com/2015/03/08/perilaku-
dalamorganisasi/
Isna Dayuwati. (2015). sistem pengendalian manajemen. Retrieved January 15,
2018, from
https://www.academia.edu/17850829/sistem_pengendalian_manajemen
Rahma, F. (n.d.). Makalah Perilaku Dalam Organisasi. Retrieved January 15,
2018, from http://bownerniaga.blogspot.co.id/2017/03/perilaku-
dalamorganisasi.html

iii

Anda mungkin juga menyukai