Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

“PERILAKU DALAM ORGANISASI DAN MENGARAHKAN KESELARASAN


TUJUAN (GOAL CONGRUENCE)”

Dosen Pengampu :
- Drs. Jihen Ginting, M.Si., Ak. CA
- Sondang Aida Silalahi, S.E,. M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Yulia Fransiska Ginting (7173142036)
2. Nurtati Sitorus (7173142027)
3. Sinta Bella Br Galingging (7173342048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tagihan
perkuliahan.
Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu
dosen pengampu dalam mengajar mata kuliah “Sistem Pengendalian Manajemen” dan semua
rekan yang telah memberikan saran, pengarahan, bantuan serta dukungan kepada kami
secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki apa yang
menjadi kekurangan dari tugas makalah ini. Atas segalanya kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 30 September 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan Makalah.............................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Perilaku Dalam Organisasi.............................................................................3
2.2 Keselarasan Tujuan..........................................................................................................3
2.2.1 Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan..........................4
2.3 Teori Motivasi Kerja........................................................................................................5
2.3.1 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow............................................................................5
2.3.2 Teori Dua Faktor Herzberg........................................................................................5
2.3.3 Teori Pengharapan Vroom.........................................................................................6
2.4 Sistem Pengendalian Formal............................................................................................6
2.4.1 Peraturan (Rules)..................................................................................................6
2.4.2 Proses Pengendalian Formal......................................................................................7
2.5 Tipe-tipe Organisasi.........................................................................................................7
2.5.1 Organisasi Fungsional................................................................................................7
2.5.2 Organisasi Unit Usaha (Divisional)...........................................................................8
2.6 Fungsi Controller..............................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya, organisasi merupakan suatu jembatan dalam membentuk suatu
komponen yang dapat dijadikan anggota untuk memecahkan suatu masalah. Inti
organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental
dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan
itu.
Manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri, lepas dari masyarakat,
kelompok maupun kehidupan bersama komunitasnya. Manusia adalah makhluk yang
berfikir dan dapat berkembang. Setiap manusia memiliki naluri untuk hidup
bermasyarakat. Untuk mmemenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut maka manusia
harus melakukan kerjasama karena dia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dirinya
sendiri. Di situlah tingkat keterbatasan manusia yang merupakan cerminan bahwa
manusia memerlukan kerjasama dan wadah itu terdapat dalam organisasi.
(Budiman al fath, 2014) Proses pengendalian manajamen berperan pada suatu orgnisasi.
Namun dalam prosesnya dipengaruhi oleh faktor manusia. Beberapa karakteristik
organisasi yang mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku
anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan dan fungsi sistem
pengendalian maajemen yaitu mendorong anggota organisasi untuk mencapai tujuan
tersebut.
Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan organisasi baik yang berorientasi laba
maupun nirlaba juga menerangkan masalah keselarasan tujuan masing-masing anggotta
organisasi terhadap tujuan perusahaan secara keseluruhan. Keselarasan tujuan dalam hal
ini dipengaruhi oleh siistem informal dan juga sistem formal. Beberapa faktor informal
adalah dari eksternal dan sebagian dari internal. Faktor internal termasuk didalamnya
membahas tentang teori motivasi kerja. Pegendalian dicapai oleh bentuk formal. Bentuk
pertama adalah peraturan (rules) dan bentuk yang kedua adalah cara sitematis
perencanaan dan pengawasan. Lalu akan diuraikan berbagai bentuk struktur organisasi
karena akan berpengaruh pada pengendallian manajemen yangg digunakan. Pada bagian
terakhir akan diuraikan fungsi controller dalam proses pengendalian manajemen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian perilaku dalam organisasi?
2. Apa saja Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan
dalam perilakuorganisasi?
3. Apa dan bagaimana teori motivasi kerja dalam perilakuorganisasi?
4. Bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian formal?
5. Apa itu controller dan bagaimana hubungannya dengan oganisasi lini?
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
1 Untuk mengetahui apa itu perilaku dalam organisasi
2 Untuk mengetahui faktor-faktor informal yang mempengaruhi
keselarasan tujuan dalam perilaku organisasi
3 Untuk mengetahui bagaimana teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi
4 Untuk mengetahui bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian
formal
5 Untuk mengetahui apa itu controller

1.3 Manfaat Penulisan Makalah


1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai materi sistem
pengendalian manajemen terutama pembahasan mengenai perilaku dalam
organisasi
2. sebagai referensi dan acuan bagi penulisan tugas mandiri dengan materi
yang sama selanjutnya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Dalam Organisasi


Perilaku organisasi membahas seluruh kegiatan organisasi yang di dalamnya
terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya
organisasi tersebut sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi.
Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh
individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan
untuk meningkatkan efektifitas suatu organisasi Sistem pengendalian manajemen
mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian manajemen yang baik
mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya
tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan
membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berbagai struktur yang berbeda kita
gunakan untuk menjalankan seluruh strategi dalam berbagai tipe organisasi sebuah
sistem pengendalian manajemen yang efektif harus dirancang agar bisa sesuai dengan
struktur tertentu.
Ada beberapa Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli, diantaranya
yaitu sebagai berikut :
1. Joe Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan
berkembang.
2. Adam Indrawijaya, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik
aspek pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi
terhadap anggota.
3. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan
pengaruh lingkungan.
4. Stephen P. Robbins, perilaku Organisasi adalah bidang studi yang
menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku
dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu
untuk memperbaiki keefektifan organisasi.
Jadi, dari beberapa pengertian dari para ahli diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwasanya pengertian dari perilaku dalam organisasi yaitu cara
berfikir serta perilaku yang menyangkut aktifitas yang ada pada diri individu,
kelompok, dan tingkatan organisasi.

2.2 Keselarasan Tujuan


Pimpinan perusahaan selalu menginginkan setiap anggota organisasi
mencapai tujuan organisasi sangat baik. Masalahnya adalah anggota organisasi
perusahaan tersebut mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang kadang-kadang
cenderung tidak sama dengan kepentingan perusahaan.

Tujuan pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa


mungkin adanya keselarasan tujuan dari masing-masing anggota kearah
tercapainya tujuan perusahaan. Keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti
tindakan-tindakan yang mengarahkan setiap anggota untuk menyelaraskan
tujuan pribadinya masing-masing sesuai dengan kepentingan perusahaan.
Tentu saja keselarasan tujuan secara sempurna antara individu dan perusahaan itu
tidak pernah ada. Satu alasan penting setiap orang bekerja biasanya menginginkan
kompetensi (alam bentuk uang tentunya) sebesar mungkin. Sementara dari sudut
pandang perusahaan, ada batas tertentu kompetensi yang bisa diberikan, sehingga
minimal sistem pengendalian bertindak tidak sesuai dengan kepentingan perusahaan.
Pertanyaan penting dari hal ini adalah, tindakan apa yang bisa diambil untuk memotivasi
orang lain? Apakah tindakan tersebut sesuai dengan kepentingan perusahaan?

2.2.1 Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan


Faktor-faktor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan terdiri dari faktor
eksternal dan faktor internal.
I. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang
diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari masyarakat.
Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang diwujudkan
melalui loyalitas pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang dimiliki pegawai
dalam menjalankan tugas. Norma dalam suatu organisasi juga dipengaruhi secara
spesifik oleh jenis industri yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

II. Faktor Internal


1. Budaya, meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara
eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Budaya dalam
perusahaan dipengaruhi oleh kualitas personalitas dan kebijakan CEO serta
personalitas dan kebijakan para manajer. Budaya sebuah perusahaan biasanya
tidak pernah berubah selama bertahun-tahun.

2. Gaya Manajemen, merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling


kuat terhadap pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan
sebagai perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikap-
sikap bawahan yang mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan sikap
para atasan tersebut juga mencerminkan sikap CEO.
2.3 Teori Motivasi Kerja
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan organisasi.
Beberapa teori motivasi yang dikenal dapat diterapkan dalam organsisasi. Beberapa
teori yang dikenal adalah sebagai berikut:
2.3.1 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori ini dikemukakan sejak tahun 1943. Isi pokok dari teori ini menjelaskan
suatu hierarki kebutuhan yang menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan
kebutuhan manusia,yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis. Merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh
manusia, seperti: rasa lapar, haus, tidur, dansebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan. Merupakan kebutuhan akan keselamatan dan
perlindungan dari bahaya, ancaman, dan perampokan ataupun pemecatan
daripekerjaan.
3. Kebutuhan Sosial. Merupakan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan
dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan
memiliki serta diterima dalam satu kelompok, rasa kekeluargaan,
persahabatan dan kasihsayang.
4. Kebutuhan Penghargaan. Merupakan kebutuhan akan status dan kedudukan,
kehormatan diri, reputasi danprestasi.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Merupakan kebutuhan pemenuhan diri, untuk
memperguanakan potensi diri, aktivitas diri, pengembangan diri semaksimal
mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang cocok, serta
menyelesaikan pekerjaannyasendiri.
Dari sudut pandang motivasi, teori ini mengatakan meskipun tidak pernah ada
kebutuhan yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang pernah
terpenuhi secara substansial tidak lagi menjadi motivasi. Jadi jika ingin memotivasi
seseorang, menurut Maslow, perusahaan perlu mengetahui anak tangga yang mana
seseorang itu berada, sehingga dapat ditetukan jenis kebutuhan yang harus diberikan.

2.3.2 Teori Dua Faktor Herzberg


Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang
mempengaruhi perilaku adalah:
1. Hygiene factor. Faktor ini berkaoitan dengan konteks kerja dan arti
lingkunagn kerja bagi individu. Faktor-faktor higienis yang dimaksud
adalah kondisi kerja, dasar pembayaran (gaji), kebijakan organisasi,
hubungan antar personel, dan kualitaspengawasan.
2. Satisfier factor. Faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi
kerja dan definisi bagaimana seseorang menikamati atau merasakn
pekerjaannya. Faktor yang dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung
jawab dan kesempatan untukberkembang.
2.3.3 Teori Pengharapan Vroom
Teori ini terdiri dari unsur-unsur Expectency, Instrumentality, dan Valence.
Expectency adalah hubungan dimana seseorang mempercayai antar usaha dan
kemampuan dengan hasilnya diukur dalam sistem pengukuran prestasi organisasi
(Hubungan upaya-Kinerja). Instrumentality adalah hubungan antara kinerja yang diukur
dengan hasil yang diharapkan untuk individu (Hubungan Kinerja-Ganjaran). Sedangkan
Valence adalah nilai dimana seseorang menugaskan pada hasil yang disediakan untuk
individu dari organsisasi sebagai hasil pengukuran prestasi normal (Hubungan
Ganjaran-Tujuan).

2.4 Sistem Pengendalian Formal


2.4.1 Peraturan (Rules)
Aturan dapat diartikan sebagai seprangkat tulisan yang memuat jenis instruksi dan
pengendalian. Contohnya instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi,
panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Hampir semua aturan bersifat jangka
panjang dan akan selalu ada sampai aturan-aturan tersebut dimodifikasi, namun hal itu
sangat jarang terjadi. Contoh lain dari aturan ialah larangan terhadap tindakan yang
tidak etis, ilegal atau tindakan lain yang tidak diinginkan. Beberapa jenis aturan dapat
dilihat di bawah ini :
1. Pengendalian Fisik
Pengendalian fisik merupakan ketentuan agar fisik organisasi terjaga dan
dapat dilakukan dengan adanya penjaga keamanan, gudang yang terkunci,
ruangan besim password komputer, cctv, dan lain-lain.
2. Manual
Manual merupakan aturan yang jauh lebih rinci dan biasanya merupakan
petunjuk untuk melaksanakan sesuatu, contohnya ialah panduan
menjalankan mesin, panduan untuk meminta fasilitas bagi organisasi, dan
lain-lain.
3. Pengamanan Sistem
Berbagai bentuk pengamanan secara sistematis dirancang untuk menjamin
arus informasi yang mengalir melalui sistem bersifat akurat dan untuk
mencegah (meminimalkan) kesalahan atau kecurangan. Hal ini meliputi
pemeriksaan silang secara terinci, menghitung uang dan aktiva sesering
mungkin, serta dengan melakukan pengecekan sistem oleh auditor internal
dan eksternal.
4. Sistem Pengendalian Tugas
Sistem pengendalian tugas merupakan proses untuk menjamin bahwa tugas-
tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan tugas-tugas
biasanya dikendalikan melalui peraturan-peraturan.
2.4.2 Proses Pengendalian Formal
Proses pengendalian formal meliputi tahap-tahap tertentu yang secara terus
menerus bekerja dari tahun ke tahun. Tahap ini dimulai dengan penentuan tujuan
perusahaan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana strategik (strategic
plan) disiapkan untuk mengimplementasikan strategi tersebut dan semua informasi yang
tersedia digunakan untuk membuat renccaa ini. Strategic plan kemudian diubah menjadi
anggaran tahunan yang difokuskan pada perencanaan pendapatan dan biaya untuk pusat-
pusat pertanggungjawaban secara individual. Pusat-pusat pertanggungjawaban juga
diatur dengan sejumlah perturan dan informasi lainnya. Pusat-pusat
pertanggungjawaban ini kemudian beroperasi melakukan kegiatan, dan hasil kegiatan
tersebut diukur dan dilaporkan. Hasil sesungguhnya kemudian dibandingkan dengan
rencana untuk menentukan keberhasilan pusat pertanggungjawaban ini dalam
melakukan tugasnya.jika pusat pertanggungajawaban tersebut berhasil, maka umpan
balik berupa hadiah atau penghargaan akan diberikan kepada pusta pertanggungjawaban
teteapi jika tidak berhasil maka umpan balik digunakan untuk mrlakukan perbaikan pada
pusat pertanggungjawaban tersebut, dan peraikan yang memunginkan terhadap rencana.

2.5 Tipe-tipe Organisasi


Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya.
Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian
manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam,
setidaknya organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungi-
fungsi yang terspesialisasi seperti produksi ataupemasaran.
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian independen dariperusahaan.
3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab
ganda.

2.5.1 Organisasi Fungsional


Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang
manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang
berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang
kurang memilki pengetahuan khusus. Seorang manajer pemasaran dan seorang
manajer produksi yang terampil kemungkinan besar akan mampu mengambil
keputusan yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer yang
bertanggung jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang
spesialis yang terampil harus mampu melakukan supervisi atas para buruh yang
bekerja dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan seorang
manajer generalis. Oleh karena itu, kelebihan dari struktur organisasi fungsional
adalah memiliki potensi untuk bekerja secara efisien.selain itu, kegiatan yang
sama dalam organisasi fungsional lebih efektif. Ada sejumlah kelemahan pada
struktur organisasi fungsional, diantaranya :
1. Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional
secara terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena
tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir.
Dengan demikian perusahaan akan sulit untuk menentukan tanggung jawab
terhadap laba kepada manajer setiapindividual.
2. Jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi
yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari
fungsi tersebut, maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi
berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu
berasal dari tingkatan organisasi yang lebihrendah.
3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah
perusahaan dengan produk dan pasar yangberagam.

2.5.2 Organisasi Unit Usaha (Divisional)


Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga
disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi
dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan
perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yangterpisah.
Kelemahan dari struktur organisasi unit usaha adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin
setiap unitbisnis.
2. Konflik antarbisnis
3. Kurangnyakerjasama
4. Keuntungan dari struktur organisasi unit usahaadalah
5. Tempat yang cocok untuk latihan manajemen

Divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi lebih cepat
apabila ada ancaman ataupun kesempatan. Sehingga tanggung jawab untuk
menghasilkan laba yang diletakkan pada satu orang manajer atau direktur yang diberi
tanggung jawab.
1. Organisasi Matrik
Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis. Setipa
unit bisnis mempertanggung jawabkan kegiatannya, dan kegiatan setiap unit bisnis
dibantu oleh beberapa fungsional. Sedangkan setiap fungsi mempertanggung jawabkan
kegiatan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa unit bisnis yang dibantu.
Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab
terhadap keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit fungsional.
Masalah pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih sulit dibandingkan
dengan bentuk organsasi lainnya. Perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan
proyek dan disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada unit-unit fungsional.
Koordinasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa
unit sehingga proyek-proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan tidak ada orang yang
tidak bekerja. Pengendalian akan sulit manakala tingkat keberhasilan suatu proyek
merupakan tanggung jawab dari beberapa manajer.

2. Implikasi atas Desain Sistem


Implikasi untuk membentuk sistem pengendalian manajemen tidak terbatas hanya
soal kriteria saja. Jika hal tersebut merupakan satu-satunya pertimbangan maka bentuk
divisi atau unit usaha bisa saja dipilih. Masalahnya sistem pengendalian manajemen
tidak tergantung pada satu kriteria saja. Organisasi fungsional bisa saja lebih baik karena
dapat memberikan manfaat ekonomis yang lebih besar. Untuk unit bisnis bisaanya sulit
mencari seorang yang tepat. Demikian juga dengan bentuk organisasi matrik. Dapat
disimpulkan sistem yang bagus tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan
dan didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinanpuncak.
Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka
semua perusahaan akan diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis. Hal ini disebabkan
karena dalam organisasi unit bisnis, setiap manajer unit harus bertanggung jawab untuk
meningkatkan kemampuan setiap produk yang dihasilkan oleh unitnya guna
menghasilkan laba, melakukan perencanaan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
elemen-elemen yang berpengaruh pada kemampuan.

2.6 Fungsi Controller


Kontroler merupakan orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan
mengoperasikan sistem pengendalian manajemen. Fungsi dan peran kontroler meliputi:
1. Merangcang dan mengoperasikan informasi serta sistempengendalian
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan pada pemegang
saham dan pihakeksternal
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasian laporan
tersebut untuk para manajer, menganalisis programdan proposal anggaran
dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam
anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan
yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit
operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi
dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi
pengendalian.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada awal berdirinya suatu organisasi memiliki berbagai macam tujuan. Tujuan paling
penting pada perusahaan yag berorientasi laba adalah tingkat keuntungan. Namun demikian
laba bukan merupakan tujuaan satu-satunya, karena ada tujun lain yaitu produktifitas, posisi
pasar sikap karyawan, dan lain-lain. Sedangkan pada organisasi nirlaba, bertujuan
menyediakan jasa.
Tujuan-tujuan inilah yang akan dicapai perusahaan. Namun dalam pencapaiannya,
kepentingan masing-masing anggota tetap perlu diperhatikan sehingga akan tercapai
keselarasan tujuan. dengan demikian dalam sistem pengendalian manajemen harus
mengupayakan keselarasan tujuan anggota organisasi dan tujuan oraganisasi itu sendiri.
Sebagai tambahan sistem pengendalian manajeme, ada aturan, pedoman dan prosedur yang
membantu dalam prosespengendalian.
Perusahaan juga bisa memilih beberapa bentuk struktur organisasi berdasarkan fungsi,
unit usaha, atau matrix. Pilihan yang tepat akan mempengaruhi desain sistem pengendalian
manajamenorganisasi bersangkutan. Controller bertanggung jawab atas desain dan operasi
sistem pengendalian, tetapi sebagai staf CO, ia tidak mempunyai keputusan manajamen.
Pelaporan tanggung jawab controller tergantung pada organisasi apakah langsung
bertaggung jawab pada controller kator pusat atau (jika ia mengawasi sesuatu unit usaha)
bertanggung jawab kepada manajer unitusaha.

3.2 Saran
Diperlukan adanya penjelasan dan pembahasan lebih lanjut dalam pembelajaran
materi sistem pengendalian manajemen terutama mengenai perilaku dalam organisasi yang
dibahas dalam bab ini.
DAFTAR PUSTAKA

Audria. (n.d.). Perilaku dalam organisasi. Retrieved January 15, 2018, from
https://www.slideshare.net/audriadn/bab-3-perilaku-dalam-organisasi-sistem-
pengendalian-manajemen
Budiman al fath. (2014). Perilaku dalam Organisasi. Retrieved January 15, 2018,
from http://worldonstory.blogspot.co.id/2014/05/makalah-perilaku-dalam-
organisasi.html
Irnawati, A. (n.d.). PERILAKU DALAM ORGANISASI. Retrieved January 15,
2015, from https://anggih91.wordpress.com/2015/03/08/perilaku-dalam-
organisasi/
Isna Dayuwati. (2015). sistem pengendalian manajemen. Retrieved January 15,
2018, from
https://www.academia.edu/17850829/sistem_pengendalian_manajemen
Rahma, F. (n.d.). Makalah Perilaku Dalam Organisasi. Retrieved January 15,
2018, from http://bownerniaga.blogspot.co.id/2017/03/perilaku-dalam-
organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai