AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Disusun oleh :
Retno Cahyaningati 180820301008
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
TAHUN 2019
i
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah yang terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbayak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksii adanya plagiarisme.
Nama NIM Tanda Tangan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
syukur alhamdulillah kami panjatkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perilaku Organisasi dalam Akuntansi Manajemen” ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Dimana hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan kami baik
dalam hal pengetahuan dan pengalaman. Sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang dapat kami jadikan sebagai bahan perbaikan dan menyempurnaan makalah ini
dimasa yang akan datang. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kami selaku penyusun dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Judul .............................................. i
Statement Of Authorship ...................................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................................... iii
Daftar Isi .............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Organisasi ........................................... 3
2.2 Komponen – Komponen Organisasi .................................... 4
2.3 Sentralisasi dan Desentralisasi dalam Organisasi ................ 6
2.4 Tujuan memahami perilaku Organisasi ............................... 8
2.5 Memahami Tantangan dalam mempelajari perilaku Organisasi 9
2.6 Hubungan antara Perilaku Organisasi dan Pengendalian
Manajemen .......................................................................... 10
2.7 Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen ............................... 11
2.8 Konsep Akuntansi Manajemen ............................................ 12
2.9 Management Accounting System MAS .............................. 13
2.10 Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen ................... 13
2.11 Fungsi Informasi Akuntansi Manajemen ............................. 15
2.12 Resume Jurnal ...................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya,
pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan
asset. sumber: Chartered Institute of Management Accountant (1994:30).
Akuntansi manajemen dibangun di atas dasar perilaku manusia dalam organisasi.
Pengetahuan tentang perilaku, membangun manajemen untuk mempengaruhi perilaku para
individu maupun kelompok dalam organisai kearah tujuan yang diinginkan oleh manajemen.
Untuk tujuan tersebut, akuntansi manajemen hendaknya mengadaptasikan perilaku manusia
tersebut kedalam sistem pelaporan internal sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan
kemauan individu-individu dan kelompok dalam organisasi yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi peningkatan prestasi mereka.
Makalah ini hanya membahas dalam konteks ruang lingkup “ ASPEK PERILAKU
ORGANISASI DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN”
1.3 Tujuan
Tujuan dari pada makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa
terhadap “ ASPEK PERILAKU ORGANISASI DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN”
1.4 Manfaat
Manfaat dari pada penyusunan makalah ini adalah mahasiswa mamahami “ ASPEK
PERILAKU ORGANISASI DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN” dan mampu
mengaplikasikan dan mengimplementasikan dalam kehidupan dunia kerja nantinya secara baik
dan benar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagi makhluk individu, setiap
orang mempunyai karakter yang spesifik, dengan kata lain mempunyai kepribadian dan watak
tertentu. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bantuan dan kehadiran
orang lain dalam kehidupannya (dalam berinteraksi dengan orang lain sangat dibutuhkan
bersosialisasi guna memenuhi kebutuhan sosialnya). Manusia pada dasarnya tidak dapat sendiri
dalam memenuhi segala kebutuhannya, sehingga akan membentuk suatu kelompok, yang
kemudian disebut organisasi. Manusia merupakan unsur atau pendukung utama keberhasilan
maupun kegagalan suatu organisasi, dan organisasi dibuatkan oleh manusia untuk mencapai
suatu tujuan.
Dalam teori organisasi, dijelaskan bahwa organisasi adalah suatu unit sosial yang
dikoordinasikan secara sengaja, yang terdiri dari dua orang atau lebih guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam organisasi ada tiga dimensi pokok pendukung organisasi, yaitu:
dimensi manusia, dimensi konsep, dan dimensi teknis. Dimensi manusia dalam suatu organisasi
adalah unsur yang kompleks, oleh karena itu dibutuhkan pemahaman tentang perilaku manusia
dalam organisasi yang disebut dengan perilaku organisasi (yang mencakup kajian hubungan
antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok dalam suatu organisasi). Jadi, perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu kelompok tertentu, baik aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi begitu pula sebaliknya.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi
antarmanusia dalam organisasi, yang meliputi studi secara sistematis tentang perilaku, struktur,
dan proses di dalam organisasi. Perilaku organisasi juga merupakan bidang studi yang
mencakup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu guna mempelajari
persepsi individu dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok dan di dalam organisasi
secara keseluruhan. Ruang lingkup kajian mencakup menganalisis akibat lingkungan internal
dan eksternal terhadap organisasi dan sumber dayanya, misi, sasaran, dan strategi.
3
2.2 KOMPONEN- KOMPONEN ORGANISASI
Perilaku organisasi merupakan ilmu dan seni manajerial untuk memahami, menjelaskan,
memprediksi, dan memodifikasi perilaku individu. Bebagai penelitian telah dilakukan dan
banyak literatur tersedia dalam bidang perilaku organisasi yang perlu dipelajari oleh para
praktisi, khususnya di bidang manajemen sumber daya manusia. Berbagai disiplin ilmu, seperti
psikologi, psikologi sosial, antropologi, sosiologi, politik, dan ekonomi telah memberi
kontribusi pada bidang perilaku organisasi. Berbagai konsep-model dalam bidang tersebut telah
memperkaya studi perilaku organisasi karena menyelidiki berbagai dampak pada individu,
kelompok, dan struktur organisasi terhadap perilaku individu yang dapat mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi organisasi.
Organisasi terdiri atas berbagai macam komponen, yaitu manusia, struktur, teknologi,
tugas-pekerjaan, proses manajemen, dan lingkungan eksternal. Komponen-komponen tersebut
membutuhkan perhatian yang serius dan harus dijalankan secara baik oleh pemimpin/manajer.
Keberhasilan atau bahkan kelangsungan hidup suatu organisasi tergantung pada komitmen
mereka dalam menangani komponen yang ada.
1. Manusia
Manusia adalah komponen utama yang harus dikelola oleh organisasi. Setiap individu
memiliki tujuan pribadi yang akan dicapai. Organisasi harus mengidentifikasi berbagai
kebutuhan individu dan mengambil langkah yang tepat untuk memungkinkan mereka
melakukan tugas secara efektif sehingga mereka menyelesaikan tugasnya dalam waktu yng
ditentukan. Hubungan antarpekerja harus dibentuk berdasarkan atas rasa saling pengertian
dan saling percaya sehingga mudah untuk berkomunikasi dan memahami pandangan satu
sama lain. Prestasi kerja individu dan kelompok berkontribusi terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Selain megelola tenaga internal, juga penting untuk mengelola stakeholder yang
lain, termasuk pelanggan yang menggunakan produk atau jasa organisasi.
2. Struktur
Organisasi (formal) memiliki struktur tertentu. Fungsi organisasi berdasarkan sasaran
yang ditetapkan untuk itu. Struktur organisasi dalam organisasi tersebut hirarkis, dengan
orang-orang di setiap tingkat memiliki tujuan mereka sendiri, yang berkontribusi terhadap
pemenuhan atas tujuan organisasi. Sistem hirarki memiliki prinsip kesatuan komando.
Struktur organisasi mungkin tergantung pada jumlah, ukuran produk atau jasa yang
dihasilkan, keterampilan dan pengalaman karyawan, staf manajerial dan lokasi geografis
4
organisasi. Efesiensi organisasi akan tergantung pada aliran informasi, sistem komunikasi
yang efisien yang berlaku dalam organisasi, wewenang dan tanggung jawab yang jelas
dengan didukung oleh kebijakan dan peraturan. Organisasi harus memiliki sistem yang
dipahami oleh pekerja, supervisor, dan manajer. Pemimpin harus tetap berpikiran terbuka
ketika berhadapan dengan bawahan dan melakukan kontrol penuh atas berbagai tingkat
sistem dan memastikan produktivitas direncanakan dan mencapai tingkat sistem kepuasan
kerja yang tinggi.
3. Teknologi
Mengelola teknologi merupakan tugas penting manajemen. Teknologi adalah elemen
penting dari setiap unit. Pemilihan teknologi, pengadaan, pengoperasian, dan pemeliharaan
instalasi adalah penting dan tidak ada kompromi yang harus dilakukan dalam pengayaan
teknologi mutakhir. Berbagai sistem dan sub-sistem harus mendukung teknologi yang ada
dalam sebuah organisasi.
4. Pekerjaan
Pekerjaan mencakup berbagai tugas di dalamnya sehingga seorang manajer perlu
merancang spesifikasi pekerjaan, pemilihan media, iklan lowongan, penjadwalan proses
seleksi dan perekrutan. Hal ini dapat membentuk bagian dari fungsi manajerial.
Pendelegasian tugas, pengawasan, penerapan berbagai teknik kontrol yang tepat akan
membuat pekerjaan menjadi lebih mudah bagi manajer.
5. Proses Manajemen
Proses manajemen sangat penting untuk produktivitas dan kepuasan kerja yang lebih
tinggi. Hal yang penting bagi seorang manajer adalah untuk memastikan semangat yang
tinggi dari tenaga kerja. Untuk itu, ia harus mengidentifikasi berbagai keputusan manajerial
dan melibatkan dirinya dan memimpin bawahan dengan contoh pribadi. Tiada yang
memotivasi pekerja secara lebih baik jika kita tidak memberi hak-hak mereka secara penuh
dan melatih mereka untuk mengambil pekerjaan yang lebih ‘tinggi’. Dengan demikian,
manajer harus membangun dan mengembangkan budaya organisasi yang akan mengikat
komitmen pegawai dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
6. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal memainkan peran penting yang harus dikelola secara baik. Ketika
kita bebricara tentang mengelola orang dalam organisasi, hal yang harus dipelajari dan
dikelola adalah pengaruh budaya dan dampaknya pada individu. Seorang manajer harus
menguji bagaimana ia akan mengatasi perubahan. Studi lingkungan eksternal yang luas dan
mencakup aspek hukum/peraturan pemerintah, ekonomi, budaya, sosial, iklim politik,
5
demografi beserta dampaknya. Jika faktor-faktok tersebut dievaluasi secara tepat, maka
manajer akan mampu memeriksa dan memprediksi perilaku manusia dalam organisasi.
Adapun isu-isu mutakhir dalam perilaku organisasi, antara lain berkaitan dengan
manajemen organisasi, tantangan dan keragaman di tingkat kelompok atau organisasi, dan
pemberdayaan pegawai secara efektif. Perilaku organisasi dapat membantu pengelolaan
organisasi agar lebih baik, kemampuan untuk beradaptasi dan memotivasi, serta bagaimana
membuat anggota organisasi berpartisipasi secara efektif sehingga mereka memiliki komitmen
untuk organisasi. Tentu saja berbagai isu yang lain juga dapat berkembang seiring dengan
dinamika studi perilaku organisasi.
6
mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan tersebut.
b. Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota organisasi
sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi
pimpinan yang terlalu tinggi.
c. Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat
bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.
d. Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit
karena banyaknya masalah pada level uniit organisasi yang di bawah.
e. Perspektif luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan mengambil
keputusan berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau
jarang mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.
2. Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan
kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta
menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan
produktifitas suatu organisasi.
Konsep desentralisasi memiliki keunggulan. Keunggulan Desentralisasi adalah:
a. Jenjang manajemen lebih sedikit (flat)
b. Birokrasi berkurang. Pengambilan keputusan akan berada pada unit yang sekaligus
melaksanakan.
c. Lebih responsif terhadap perubahan. Unit organisasi akan lebih mudah menghadapi
situasi terkini karena pengambilan keputusan ada pada unit desentralisasian.
d. Lebih mendorong kreativitas dan pengembangan ide baru. Unit-unit organisasi yang
ada akan berupaya mengembangkan potensi dirinya.
e. Motivasi karyawan lebih tinggi. Anggota organisasi akan mempunyai rasa memiliki
organisasi yang tinggi dan termotivasi untuk mengembangkan dan meningkatkan
kinerja unit organisasinya.
f. Keterlibatan karyawan lebih besar. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa
partisipasi yang lebih tinggi akan meningkatkan kinerja organisasi.
7
g. Kapabilitas organisasional meningkat. Kecakapan organisasi akan lebih meningkat
karena tersedianya sumber daya manusia yang terlatih dan teruji dalam memimpin
organisasi.
Kelemahan desentralisasi:
a. Manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat membuat keputusan yang tidak
sejalan dengan strategi umum perusahaan
b. Dapat terjadi kurangnya koordinasi antar manajer
c. Manajer pada level yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari
tujuan perusahaan secara keseluruhan
d. Dalam organisasi terdesentralisasi, agak sulit untuk menyebarkan gagasan inovatif
secara efektif
Studi organisasi adalah tentang pribadi, dinamika kelompok dan konteks organisasi,
serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor
yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model
dari faktor-faktor ini. Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha
untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi
mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku
organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang
dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu,
perilaku organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan
keberhasilan kerja. Menurut Robbins, tujuan memahami perilaku organisasi adalah sebagai
berikut.
1. Menjelaskan
Menjelaskan berarti kajian perilaku organisasi berupaya mengetahui faktor-
faktor penyebab perilaku seseorang atau kelompok. Penjelasan fenomena dalam
manajemen merupakan hal yang penting karena membantu para manajer atau pemimpin
tim dalam melakukan sasaran kelompok tim.
2. Meramalkan
Meramalkan berarti perilaku organisasi membantu memprediksi kejadian
organisasi pada masa yang akan datang. Pengetahuan terhadap factor-faktor penyebab
8
munculnya perilaku individu atau kelompok membantu manajer meramalkan akibat-
akibat dari suatu program atau kebijakan organisasi.
3. Mengendalikan
Mengendalikan berarti bahwa perilaku organisasi menawarkan berbagai strategi
dalam mengarahkan perilaku individu atau kelompok. Berbagai strategi kepemimpinan,
motivasi dan pengembangan tim kerja yang efektif merupakan contoh dalam
mengarahkan perilaku individu atau kelompok.
Era globalisasi telah mengubah dunia menjadi seakan tanpa batas, perkembangan ilmu
pengetahuan kian pesat dan pada waktu yang sama di tempat yang berbeda, informasi dapat
diperoleh dengan mudah. Sebagai konsekuensi logis terjadilah perkembangan informasi yang
tentunya memerlukan suatu teknologi, yaitu teknologi informasi, untuk dapat mengakses dan
menyebarluaskan informasi tersebut dengan cepat. Pesatnya kemajuan teknologi informasi
dewasa ini berdampak cukup luas terhadap kehidupan, termasuk kehidupan organisasi sosial
maupun bisnis. Dengan kehidupan masyarakat global yang penuh tantangan menuntut
organisasi dengan segenap potensi dan misi mampu menempatkan diri dalam konteks
lingkungan strategis yang selalu berubah. Terjadinya perubahan dalam suatu segi bisa menjadi
penyebab terjadinya perubahan pada segi yang lain. Karenanya suatu perubahan dengan
perubahan yang lain saling berkaitan, berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi.
1. Globalisasi
Di dalam menanggapi globalisasi, supaya dapat bekerja secara efektif dengan
berbagai individu, kelompok. Hal ini membutuhkan pengertian tentang kultur,
bagaimana beradaptasi dengan gaya manajemen yang berbeda-beda sehingga dengan
perbedaan tersebut dapat memodifikasi secara praktis.
9
2. Keanekaragaman Angkatan Kerja
Keragaman angkatan kerja berarti organisasi semakin heterogen dalam hal
gender, ras, usia, dan etnik. Keragaman yang terdapat di dalam organisasi adalah
membuat mereka lebih akomodatif terhadap kelompok individu yang berbeda-beda
dengan mengenali gaya hidup, kebutuhan keluarga dan gaya kerja mereka, kergaman ini
juga dapat membantu masing-masing individu menghargai perbedaanakan berusaha
membaur dan menyesuaikan diri.
3. Mempebaiki Kualitas dan Produktifitas
Dalam usaha perbaikan kualitas dan produktivitas. Tom Rossi menerapkan
program total kualiti manajemen (TQM). TQM adalah suatu filosofi manajemen yang
menggerakkan/mencapai hasil secara konstan yang dicapai dari pengembangan/
perbaikan kepuasan konsumen untuk proses organisasi secara keseluruhan. Pendekatan
yang dipakai dalam TQM yaitu reenginering, dimaksud dengan reenginering adalah
mempertimbangkan kembali bagaimana pekerjaan menjadi lebih dapat
dilaksanakan/dikerjakan dan jika struktur organisasi dikreasi/dibangun dari kondisi awal
mulanya.
4. Memperbaiki Keterampilan Menangani Orang
Di dalam usaha perbaikan ketrampilan manusia/orang tidak lepas dari teori dan
konsep yang relevan sehingga dapat membantu memprediksi perilaku manusia dan
menerapkan/menempatkan manusia pada posisi pekerjaan yang sesuai. Untuk itu perlu
ada usaha peningkatan/perbaikan antarpersonal.
5. Memperbaiki Perilaku Etis
Perilaku etis saat ini banyak di hadapi oleh karyawan diberbagai perusahaan dan
pendidik maupun tenaga kependidikan diberbagai organisasi jujur, objektif, adil dan
memanusiakan manusia.
10
Sistem formal dapat dibagi ke dalam dua kategori yaitu “aturan-aturan” dalam arti luas,
dan metode-metode sistematis untuk perencanaan dan memepertahankan pengendalian. Tujuan
utama dari system pengendalian manajemen adalah memastikan (sejauh mungkin) tingkat
“keselarasan tujuan” yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia diarahkan
untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang
sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.
a. Tindakan apa yang memotivasi orang untuk bertindak demi kepentingan diri mereka
sendiri?
b. Apakah tindakan ini sesuai dengan kepentingan organisasi tersebut?
c. Faktor-faktor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan.
Hal yang perlu diperhatikan oleh para perancang sistem pengendalian formal adalah aspek-
aspek yang berkaitan dengan proses informal, seperti etos kerja, gaya manajemen, dan budaya
yang melingkupi karena untuk menjalankan strategi organisasi secara efektif mekanisme formal
harus berjalan seiring dengan mekanisme informal. Oleh karena itu sebelum sistem informal
didiskusikan akan diuraikan factor-faktor informal baik yang bersifat internal maupun eksternal
yang memainkan peranan kunci dalam rangka meraih keselarasan dengan tujuan perusahaan.
Akuntansi Manajemen Adalah : Bagian dari akuntansi yang mengolah dan memberikan
informasi kepada manajer dalam suatu organisasi, membantu dalam perencanaan, pengambilan
keputusan, dan pengawasan.
Menurut Halim dan Supomo (2000:3) menyatakan bahwa akuntansi manajemen adalah
Suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen.
11
manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, koordinasi dan pengendalian organisasi.
Sedangkan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi dimaksudkan sebagai
penggambaran informasi yang dihasilkan oleh pengolahan informasi keuangan. Informasi
marupakan suatu fakta, data pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah
pengetahuan. Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang,
yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan suatu alternative tindakan
diantara sekian banyak alternative yang tersedia.
Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen terutama pada tahap
analisis konsekuensi setiap alternatif yang mungkin dalam proses pengambilan keputusan
tersebut. Hal ini memungkinkan manajemen melakukan pengambilan keputusan untuk memilih
12
alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif tindakan yang dipertimbangkan. Jadi prinsip
akuntansi manajemen :
1. Membantu manajer menjalankan peran mereka dalam melakukan kegiatan
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
2. Informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah,
dan untuk mengevaluasi kinerja.
Para manajer harus dapat mengenali karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen
tersebut, sehingga dapat membantu dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, serta
mengevaluasi kinerja. Selain itu, kebutuhan atas informasi ini tidak terbatas hanya pada
perusahaan manufaktur, tetapi juga pada perusahaan perdagangan, jasa dan nirlaba.
Selain itu, menurut Hansen & Mowen (2009) mengatakan bahwa system informasi
akuntansi manajemen memiliki tujuan untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam
perhitungan biaya jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen untuk menyediakan
informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan untuk
menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
15
2.12 RESUME JURNAL
Jurnal Pertama
16
manufaktur di Sydney menunjukkan adanya hubungan antara tiga
variabel kontekstual dengan karakteristik MAS. study ini
membahas pengaruh desentralisasi struktural, persepsi
ketidakpastian lingkungan, dan saling ketergantungan organisasi
pada desain Sistem Akuntansi Manajemen [MAS]. Desain MAS
didefinisikan dalam hal manfaat yang dirasakan dari beberapa
karakteristik informasi yang dapat dikaitkan dengan MAS.
Karakteristik ini adalah ruang lingkup, ketepatan waktu, tingkat
agregasi, dan informasi yang membantu integrasi. Selain
memeriksa efek langsung dari variabel kontekstual, penelitian ini
berusaha menentukan bagaimana variabel independen
berinteraksi. Hipotesis dihasilkan untuk efek langsung dan tidak
langsung dari variabel kontekstual dan diuji menggunakan data
yang dikumpulkan dari 68 manajer perusahaan manufaktur yang
ada di Sidney. Temuan menunjukkan bahwa: 1) Desentralisasi
dikaitkan dengan preferensi untuk informasi agregat dan terpadu;
ketidakpastian lingkungan yang dirasakan dengan ruang lingkup
luas dan informasi tepat waktu; saling ketergantungan organisasi
dengan ruang lingkup luas, agregat, dan informasi terintegrasi. 2)
Efek dari ketidakpastian lingkungan yang dirasakan dan saling
ketergantungan organisasi, sebagian, tidak langsung melalui
hubungan mereka dengan desentralisasi.
17
Jurnal Kedua
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku organisasi merupakan ilmu yang terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu:
psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik. Pemahahan tentang berbagai
macam disiplin ilmu tersebut memberikan pengertian bahwa perilaku organisasi adalah suatu
bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antarmanusia dalam organisasi, yang meliputi
studi secara sistematis tentang perilaku, struktur, dan proses di dalam organisasi. Dengan
mempelajari ilmu tentang perilaku organisasi kita mengetahui betapa pentingnya hubungan
antarpersonal dalam membentuk diri menjadi manajer yang efektif dan sukses.
Ilmu tentang perilaku organisasi merupakan ilmu terapan. Berbeda dengan ilmu lainnya
dalam manajemen bisnis – seperti akuntansi, keuangan, dan pemasaran – yang hanya
menekankan pada aspek-aspek teknis. Setiap ilmu dalam manajemen bisnis mempunyai
penekanan masing-masing, dimana perilaku organisasi lebih menekankan hubungan
antarpersonal yang dapat mengantarkan seseorang menjadi seorang manajer yang sukses.
19
DAFTAR PUSTAKA
Macintosh, N.B., and R.L. Daft (1987). Management control system and departemental
interdependencies: an empirical study. Accounting, Organizations and Society 12:49-61.
20