Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

“ PERILAKU ORGANISASI DALAM AKUNTANSI


MANAJEMEN”

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Keperilakuan


Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Roziq, S.E., M.M., Ak

Disusun oleh :
Retno Cahyaningati 180820301008

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
TAHUN 2019

i
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah yang terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbayak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksii adanya plagiarisme.
Nama NIM Tanda Tangan

Retno Cahyaningati 180820301008

Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan


Judul Makalah : “Perilaku Organisasi dalam Akuntansi Manajemen”
Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Roziq, S.E., M.M., Ak

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
syukur alhamdulillah kami panjatkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perilaku Organisasi dalam Akuntansi Manajemen” ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Dimana hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan kami baik
dalam hal pengetahuan dan pengalaman. Sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang dapat kami jadikan sebagai bahan perbaikan dan menyempurnaan makalah ini
dimasa yang akan datang. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kami selaku penyusun dan bagi pembaca pada umumnya.

Jember, 19 Oktober 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Judul .............................................. i
Statement Of Authorship ...................................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................................... iii
Daftar Isi .............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Organisasi ........................................... 3
2.2 Komponen – Komponen Organisasi .................................... 4
2.3 Sentralisasi dan Desentralisasi dalam Organisasi ................ 6
2.4 Tujuan memahami perilaku Organisasi ............................... 8
2.5 Memahami Tantangan dalam mempelajari perilaku Organisasi 9
2.6 Hubungan antara Perilaku Organisasi dan Pengendalian
Manajemen .......................................................................... 10
2.7 Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen ............................... 11
2.8 Konsep Akuntansi Manajemen ............................................ 12
2.9 Management Accounting System MAS .............................. 13
2.10 Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen ................... 13
2.11 Fungsi Informasi Akuntansi Manajemen ............................. 15
2.12 Resume Jurnal ...................................................................... 16

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisasi merupakan suatu kegiatan usaha, baik itu organisasi yang menyediakan jasa
maupun organisasi yang melakukan produksi, yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
terlibat dalam organisasi tersebut. Dalam proses menjalankan organisasi, tidak bisa dinafikkan
kalau orang - orang yang terlibat di dalamnya memiliki warna yang berbeda dan kepentingan
yang berbeda pula.
Namun dari semua perbedaan tersebut hal yang terpenting adalah bagaimana agar
semua itu sesuai dengan visi dan misi organisasi oleh karena itu dibutuhkan sistem
pengendalaian yang baik dan dilakukan secara konsisten dan sistematis dengan tujuan untuk
memperkecil bentuk-bentuk kepentingan tersebut demi tercapainya tujuan dan kepentingan
organisasi yang apabila dibawa dalam ekonomi ada yang dikatakan akuntansi keperilakuan
yang lebih terfokus pada laporan kinerja atau laporan prilaku karyawan, sebagai pengawas
perusahaan atau organisasi.
Berdirinya suatu organisasi, tentu telah terlebih dahulu dirumuskan tujuan yang akan
dicapai untuk kepentingan bersama. Pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh
perilaku manusia dalam organisasi, (Supriyono, 1999; 135).
Ketika organisasi menjadi bertambah besar, garis pertanggungjawaban menjadi lebih
besar dan lebih banyak. Struktur tradisional menjadi tidak praktis. Praktek kontemporer saat ini
sedang bergerak menuju suatu hierarki yang datar (Hansen & Mowen, 1999; 62). Struktur ini,
yang mengandalkan tim-tim kerja, konsisten dengan desentralisasi. Oleh karena itu penerapan
metode-metode dan teknik-teknik akuntansi manajemen harus mempertimbangkan perilaku
manusia.
Dalam akuntansi keprilakuan yang berbicara tentang perilaku selalu berbarengan
dengan akuntansi pertanggung jawawban dimana merupakan penjelas akuntansi perencanaan,
pengukur, pengevaluasi kinerja organisasi, pemegang kendali bagi orang-orang yang
bertanggung jawab menjalankan operasi dan jawaban bagi setiap masalah umum pada
akuntansi managemen, serta merupakan komponen penting dari sistem pengendalian sebab pada
laporan pertanggung jawababn mencakup semua aspek perilaku yang akan dikendalikan oleh
perusahaan.
Akuntasi managemen sendiri adalah Penyatuan bagian manajemen yang mencakup,
penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas

1
perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya,
pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan
asset. sumber: Chartered Institute of Management Accountant (1994:30).
Akuntansi manajemen dibangun di atas dasar perilaku manusia dalam organisasi.
Pengetahuan tentang perilaku, membangun manajemen untuk mempengaruhi perilaku para
individu maupun kelompok dalam organisai kearah tujuan yang diinginkan oleh manajemen.
Untuk tujuan tersebut, akuntansi manajemen hendaknya mengadaptasikan perilaku manusia
tersebut kedalam sistem pelaporan internal sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan
kemauan individu-individu dan kelompok dalam organisasi yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi peningkatan prestasi mereka.

1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini hanya membahas dalam konteks ruang lingkup “ ASPEK PERILAKU
ORGANISASI DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN”

1.3 Tujuan

Tujuan dari pada makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa
terhadap “ ASPEK PERILAKU ORGANISASI DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN”

1.4 Manfaat

Manfaat dari pada penyusunan makalah ini adalah mahasiswa mamahami “ ASPEK
PERILAKU ORGANISASI DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN” dan mampu
mengaplikasikan dan mengimplementasikan dalam kehidupan dunia kerja nantinya secara baik
dan benar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI

Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagi makhluk individu, setiap
orang mempunyai karakter yang spesifik, dengan kata lain mempunyai kepribadian dan watak
tertentu. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bantuan dan kehadiran
orang lain dalam kehidupannya (dalam berinteraksi dengan orang lain sangat dibutuhkan
bersosialisasi guna memenuhi kebutuhan sosialnya). Manusia pada dasarnya tidak dapat sendiri
dalam memenuhi segala kebutuhannya, sehingga akan membentuk suatu kelompok, yang
kemudian disebut organisasi. Manusia merupakan unsur atau pendukung utama keberhasilan
maupun kegagalan suatu organisasi, dan organisasi dibuatkan oleh manusia untuk mencapai
suatu tujuan.

Dalam teori organisasi, dijelaskan bahwa organisasi adalah suatu unit sosial yang
dikoordinasikan secara sengaja, yang terdiri dari dua orang atau lebih guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam organisasi ada tiga dimensi pokok pendukung organisasi, yaitu:
dimensi manusia, dimensi konsep, dan dimensi teknis. Dimensi manusia dalam suatu organisasi
adalah unsur yang kompleks, oleh karena itu dibutuhkan pemahaman tentang perilaku manusia
dalam organisasi yang disebut dengan perilaku organisasi (yang mencakup kajian hubungan
antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok dalam suatu organisasi). Jadi, perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu kelompok tertentu, baik aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi begitu pula sebaliknya.

Perilaku organisasi merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi
antarmanusia dalam organisasi, yang meliputi studi secara sistematis tentang perilaku, struktur,
dan proses di dalam organisasi. Perilaku organisasi juga merupakan bidang studi yang
mencakup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu guna mempelajari
persepsi individu dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok dan di dalam organisasi
secara keseluruhan. Ruang lingkup kajian mencakup menganalisis akibat lingkungan internal
dan eksternal terhadap organisasi dan sumber dayanya, misi, sasaran, dan strategi.

3
2.2 KOMPONEN- KOMPONEN ORGANISASI

Perilaku organisasi merupakan ilmu dan seni manajerial untuk memahami, menjelaskan,
memprediksi, dan memodifikasi perilaku individu. Bebagai penelitian telah dilakukan dan
banyak literatur tersedia dalam bidang perilaku organisasi yang perlu dipelajari oleh para
praktisi, khususnya di bidang manajemen sumber daya manusia. Berbagai disiplin ilmu, seperti
psikologi, psikologi sosial, antropologi, sosiologi, politik, dan ekonomi telah memberi
kontribusi pada bidang perilaku organisasi. Berbagai konsep-model dalam bidang tersebut telah
memperkaya studi perilaku organisasi karena menyelidiki berbagai dampak pada individu,
kelompok, dan struktur organisasi terhadap perilaku individu yang dapat mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi organisasi.

Organisasi terdiri atas berbagai macam komponen, yaitu manusia, struktur, teknologi,
tugas-pekerjaan, proses manajemen, dan lingkungan eksternal. Komponen-komponen tersebut
membutuhkan perhatian yang serius dan harus dijalankan secara baik oleh pemimpin/manajer.
Keberhasilan atau bahkan kelangsungan hidup suatu organisasi tergantung pada komitmen
mereka dalam menangani komponen yang ada.

1. Manusia
Manusia adalah komponen utama yang harus dikelola oleh organisasi. Setiap individu
memiliki tujuan pribadi yang akan dicapai. Organisasi harus mengidentifikasi berbagai
kebutuhan individu dan mengambil langkah yang tepat untuk memungkinkan mereka
melakukan tugas secara efektif sehingga mereka menyelesaikan tugasnya dalam waktu yng
ditentukan. Hubungan antarpekerja harus dibentuk berdasarkan atas rasa saling pengertian
dan saling percaya sehingga mudah untuk berkomunikasi dan memahami pandangan satu
sama lain. Prestasi kerja individu dan kelompok berkontribusi terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Selain megelola tenaga internal, juga penting untuk mengelola stakeholder yang
lain, termasuk pelanggan yang menggunakan produk atau jasa organisasi.
2. Struktur
Organisasi (formal) memiliki struktur tertentu. Fungsi organisasi berdasarkan sasaran
yang ditetapkan untuk itu. Struktur organisasi dalam organisasi tersebut hirarkis, dengan
orang-orang di setiap tingkat memiliki tujuan mereka sendiri, yang berkontribusi terhadap
pemenuhan atas tujuan organisasi. Sistem hirarki memiliki prinsip kesatuan komando.
Struktur organisasi mungkin tergantung pada jumlah, ukuran produk atau jasa yang
dihasilkan, keterampilan dan pengalaman karyawan, staf manajerial dan lokasi geografis

4
organisasi. Efesiensi organisasi akan tergantung pada aliran informasi, sistem komunikasi
yang efisien yang berlaku dalam organisasi, wewenang dan tanggung jawab yang jelas
dengan didukung oleh kebijakan dan peraturan. Organisasi harus memiliki sistem yang
dipahami oleh pekerja, supervisor, dan manajer. Pemimpin harus tetap berpikiran terbuka
ketika berhadapan dengan bawahan dan melakukan kontrol penuh atas berbagai tingkat
sistem dan memastikan produktivitas direncanakan dan mencapai tingkat sistem kepuasan
kerja yang tinggi.
3. Teknologi
Mengelola teknologi merupakan tugas penting manajemen. Teknologi adalah elemen
penting dari setiap unit. Pemilihan teknologi, pengadaan, pengoperasian, dan pemeliharaan
instalasi adalah penting dan tidak ada kompromi yang harus dilakukan dalam pengayaan
teknologi mutakhir. Berbagai sistem dan sub-sistem harus mendukung teknologi yang ada
dalam sebuah organisasi.
4. Pekerjaan
Pekerjaan mencakup berbagai tugas di dalamnya sehingga seorang manajer perlu
merancang spesifikasi pekerjaan, pemilihan media, iklan lowongan, penjadwalan proses
seleksi dan perekrutan. Hal ini dapat membentuk bagian dari fungsi manajerial.
Pendelegasian tugas, pengawasan, penerapan berbagai teknik kontrol yang tepat akan
membuat pekerjaan menjadi lebih mudah bagi manajer.
5. Proses Manajemen
Proses manajemen sangat penting untuk produktivitas dan kepuasan kerja yang lebih
tinggi. Hal yang penting bagi seorang manajer adalah untuk memastikan semangat yang
tinggi dari tenaga kerja. Untuk itu, ia harus mengidentifikasi berbagai keputusan manajerial
dan melibatkan dirinya dan memimpin bawahan dengan contoh pribadi. Tiada yang
memotivasi pekerja secara lebih baik jika kita tidak memberi hak-hak mereka secara penuh
dan melatih mereka untuk mengambil pekerjaan yang lebih ‘tinggi’. Dengan demikian,
manajer harus membangun dan mengembangkan budaya organisasi yang akan mengikat
komitmen pegawai dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
6. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal memainkan peran penting yang harus dikelola secara baik. Ketika
kita bebricara tentang mengelola orang dalam organisasi, hal yang harus dipelajari dan
dikelola adalah pengaruh budaya dan dampaknya pada individu. Seorang manajer harus
menguji bagaimana ia akan mengatasi perubahan. Studi lingkungan eksternal yang luas dan
mencakup aspek hukum/peraturan pemerintah, ekonomi, budaya, sosial, iklim politik,
5
demografi beserta dampaknya. Jika faktor-faktok tersebut dievaluasi secara tepat, maka
manajer akan mampu memeriksa dan memprediksi perilaku manusia dalam organisasi.

Adapun isu-isu mutakhir dalam perilaku organisasi, antara lain berkaitan dengan
manajemen organisasi, tantangan dan keragaman di tingkat kelompok atau organisasi, dan
pemberdayaan pegawai secara efektif. Perilaku organisasi dapat membantu pengelolaan
organisasi agar lebih baik, kemampuan untuk beradaptasi dan memotivasi, serta bagaimana
membuat anggota organisasi berpartisipasi secara efektif sehingga mereka memiliki komitmen
untuk organisasi. Tentu saja berbagai isu yang lain juga dapat berkembang seiring dengan
dinamika studi perilaku organisasi.

2.3 SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI DALAM ORGANISASI


1. Pengertian Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau
yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada
pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah. Secara teoritis,
 sentralisasi memiliki keunggulan. Keunggulannya adalah:
a. Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien. Seluruh aktivitas organisasi terpusat
sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
b. Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi. Tidak perlu jenjang
koordinasi yang terlalu jauh antara unit pengambilan keputusan dan yang akan
melaksanakan atau terpengaruh oleh pengambilan keputusan tersebut.
c. Peningkatan resource sharing dan sinergi. Sumberdaya dapat dikelola secara lebih
efisien karena dilakukan secara terpusat.
d. Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain. Satu aset dapat dipergunakan
secara bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan
yang berbeda-beda.
e. Perbaikan koordinasi. Koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya unity of
command.
f. Pemusatan expertise. Keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan secara
maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang

 Kelemahan sentralisasi adalah:


a. Kemungkinan penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas keputusan.
Pengambilan keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak

6
mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan tersebut.
b. Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota organisasi
sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi
pimpinan yang terlalu tinggi.
c. Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat
bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.
d. Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit
karena banyaknya masalah pada level uniit organisasi yang di bawah.
e. Perspektif luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan mengambil
keputusan berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau
jarang mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.

2. Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan
kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta
menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan
produktifitas suatu organisasi.
 Konsep desentralisasi memiliki keunggulan. Keunggulan Desentralisasi adalah:
a. Jenjang manajemen lebih sedikit (flat)
b. Birokrasi berkurang. Pengambilan keputusan akan berada pada unit yang sekaligus
melaksanakan.
c. Lebih responsif terhadap perubahan. Unit organisasi akan lebih mudah menghadapi
situasi terkini karena pengambilan keputusan ada pada unit desentralisasian.
d. Lebih mendorong kreativitas dan pengembangan ide baru. Unit-unit organisasi yang
ada akan berupaya mengembangkan potensi dirinya.
e. Motivasi karyawan lebih tinggi. Anggota organisasi akan mempunyai rasa memiliki
organisasi yang tinggi dan termotivasi untuk mengembangkan dan meningkatkan
kinerja unit organisasinya.
f. Keterlibatan karyawan lebih besar. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa
partisipasi yang lebih tinggi akan meningkatkan kinerja organisasi.

7
g. Kapabilitas organisasional meningkat. Kecakapan organisasi akan lebih meningkat
karena tersedianya sumber daya manusia yang terlatih dan teruji dalam memimpin
organisasi.
 Kelemahan desentralisasi:
a. Manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat membuat keputusan yang tidak
sejalan dengan strategi umum perusahaan
b. Dapat terjadi kurangnya koordinasi antar manajer
c. Manajer pada level yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari
tujuan perusahaan secara keseluruhan
d. Dalam organisasi terdesentralisasi, agak sulit untuk menyebarkan gagasan inovatif
secara efektif

2.4 TUJUAN MEMAHAMI PERILAKU ORGANISASI

Studi organisasi adalah tentang pribadi, dinamika kelompok dan konteks organisasi,
serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor
yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model
dari faktor-faktor ini. Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha
untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi
mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku
organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang
dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu,
perilaku organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan
keberhasilan kerja. Menurut Robbins, tujuan memahami perilaku organisasi adalah sebagai
berikut.

1. Menjelaskan
Menjelaskan berarti kajian perilaku organisasi berupaya mengetahui faktor-
faktor penyebab perilaku seseorang atau kelompok. Penjelasan fenomena dalam
manajemen merupakan hal yang penting karena membantu para manajer atau pemimpin
tim dalam melakukan sasaran kelompok tim.
2. Meramalkan
Meramalkan berarti perilaku organisasi membantu memprediksi kejadian
organisasi pada masa yang akan datang. Pengetahuan terhadap factor-faktor penyebab

8
munculnya perilaku individu atau kelompok membantu manajer meramalkan akibat-
akibat dari suatu program atau kebijakan organisasi.
3. Mengendalikan
Mengendalikan berarti bahwa perilaku organisasi menawarkan berbagai strategi
dalam mengarahkan perilaku individu atau kelompok. Berbagai strategi kepemimpinan,
motivasi dan pengembangan tim kerja yang efektif merupakan contoh dalam
mengarahkan perilaku individu atau kelompok.

2.5 MEMAHAMI TANTANGAN DALAM MEMPELAJARI PERILAKU


ORGANISASI

Era globalisasi telah mengubah dunia menjadi seakan tanpa batas, perkembangan ilmu
pengetahuan kian pesat dan pada waktu yang sama di tempat yang berbeda, informasi dapat
diperoleh dengan mudah. Sebagai konsekuensi logis terjadilah perkembangan informasi yang
tentunya memerlukan suatu teknologi, yaitu teknologi informasi, untuk dapat mengakses dan
menyebarluaskan informasi tersebut dengan cepat. Pesatnya kemajuan teknologi informasi
dewasa ini berdampak cukup luas terhadap kehidupan, termasuk kehidupan organisasi sosial
maupun bisnis. Dengan kehidupan masyarakat global yang penuh tantangan menuntut
organisasi dengan segenap potensi dan misi mampu menempatkan diri dalam konteks
lingkungan strategis yang selalu berubah. Terjadinya perubahan dalam suatu segi bisa menjadi
penyebab terjadinya perubahan pada segi yang lain. Karenanya suatu perubahan dengan
perubahan yang lain saling berkaitan, berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi.

Organisasi sebagai suatu kelompok dipengaruhi oleh perilaku-perilaku, baik yang


datangnya dari internal organisasi maupun dari eksternal organisasi. Dewasa ini banyak
tantangan dan peluang yang dihadapi oleh para manajer maupun pimpinan untuk menggunakan
konsep perilaku organisasi. Hal ini dikarenakan begitu cepatnya perubahan-perubahan yang
terjadi dalam organisasi baik perubahan dari dalam organisasi (internal) maupun dari luar
organisasi (eksternal). Tantangan dan peluang tersebut antara lain:

1. Globalisasi
Di dalam menanggapi globalisasi, supaya dapat bekerja secara efektif dengan
berbagai individu, kelompok. Hal ini membutuhkan pengertian tentang kultur,
bagaimana beradaptasi dengan gaya manajemen yang berbeda-beda sehingga dengan
perbedaan tersebut dapat memodifikasi secara praktis.

9
2. Keanekaragaman Angkatan Kerja
Keragaman angkatan kerja berarti organisasi semakin heterogen dalam hal
gender, ras, usia, dan etnik. Keragaman yang terdapat di dalam organisasi adalah
membuat mereka lebih akomodatif terhadap kelompok individu yang berbeda-beda
dengan mengenali gaya hidup, kebutuhan keluarga dan gaya kerja mereka, kergaman ini
juga dapat membantu masing-masing individu menghargai perbedaanakan berusaha
membaur dan menyesuaikan diri.
3. Mempebaiki Kualitas dan Produktifitas
Dalam usaha perbaikan kualitas dan produktivitas. Tom Rossi menerapkan
program total kualiti manajemen (TQM). TQM adalah suatu filosofi manajemen yang
menggerakkan/mencapai hasil secara konstan yang dicapai dari pengembangan/
perbaikan kepuasan konsumen untuk proses organisasi secara keseluruhan. Pendekatan
yang dipakai dalam TQM yaitu reenginering, dimaksud dengan reenginering adalah
mempertimbangkan kembali bagaimana pekerjaan menjadi lebih dapat
dilaksanakan/dikerjakan dan jika struktur organisasi dikreasi/dibangun dari kondisi awal
mulanya.
4. Memperbaiki Keterampilan Menangani Orang
Di dalam usaha perbaikan ketrampilan manusia/orang tidak lepas dari teori dan
konsep yang relevan sehingga dapat membantu memprediksi perilaku manusia dan
menerapkan/menempatkan manusia pada posisi pekerjaan yang sesuai. Untuk itu perlu
ada usaha peningkatan/perbaikan antarpersonal.
5. Memperbaiki Perilaku Etis
Perilaku etis saat ini banyak di hadapi oleh karyawan diberbagai perusahaan dan
pendidik maupun tenaga kependidikan diberbagai organisasi jujur, objektif, adil dan
memanusiakan manusia.

2.6 HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ORGANISASI DENGAN SISTEM


PENGENDALIAN MANAJEMEN

Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian


manajemen yang baik mempengaruhi perilaku yang sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan
yang selaras, artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan
pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

10
Sistem formal dapat dibagi ke dalam dua kategori yaitu “aturan-aturan” dalam arti luas,
dan metode-metode sistematis untuk perencanaan dan memepertahankan pengendalian. Tujuan
utama dari system pengendalian manajemen adalah memastikan (sejauh mungkin) tingkat
“keselarasan tujuan” yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia diarahkan
untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang
sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.

Dalam mengevaluasi praktik pengendalian manajemen, ada tiga pertanyaan penting


yang diajukan :

a. Tindakan apa yang memotivasi orang untuk bertindak demi kepentingan diri mereka
sendiri?
b. Apakah tindakan ini sesuai dengan kepentingan organisasi tersebut?
c. Faktor-faktor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan.

Hal yang perlu diperhatikan oleh para perancang sistem pengendalian formal adalah aspek-
aspek yang berkaitan dengan proses informal, seperti etos kerja, gaya manajemen, dan budaya
yang melingkupi karena untuk menjalankan strategi organisasi secara efektif mekanisme formal
harus berjalan seiring dengan mekanisme informal. Oleh karena itu sebelum sistem informal
didiskusikan akan diuraikan factor-faktor informal baik yang bersifat internal maupun eksternal
yang memainkan peranan kunci dalam rangka meraih keselarasan dengan tujuan perusahaan.

2.7 RUANG LINGKUP AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi Manajemen Adalah : Bagian dari akuntansi yang mengolah dan memberikan
informasi kepada manajer dalam suatu organisasi, membantu dalam perencanaan, pengambilan
keputusan, dan pengawasan.

Menurut Halim dan Supomo (2000:3) menyatakan bahwa akuntansi manajemen adalah
Suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001:2) menyatakan bahwa pengertian akuntansi


manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe
akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi.

Akuntansi manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan


dimaksudkan sebagai suatu proses pengolahan informasi untuk memenuhi kebutuhan

11
manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, koordinasi dan pengendalian organisasi.
Sedangkan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi dimaksudkan sebagai
penggambaran informasi yang dihasilkan oleh pengolahan informasi keuangan. Informasi
marupakan suatu fakta, data pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah
pengetahuan. Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang,
yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan suatu alternative tindakan
diantara sekian banyak alternative yang tersedia.

2.8 KONSEP AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi manajemen diperlukan oleh manajemen untuk melaksanakan dua fungsi


pokok manajemen: perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan. Informasi akuntansi
manajemen dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut akuntansi
manajemen.

Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen perusahaan dalam


berbagai laporan keuangan seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan
biaya menurut aktivitas, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban dan laporan biaya
mutu (quality cost report), laporan biaya daur hidup produk (product life cycle cost), biaya
penambah dan bukan penambah (value and non value added cost), laporan biaya pemasaran.

Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan oleh manajemen berbagai jenjang


organisasi, untuk menyusun aktivitas perusahaan dimasa yang akan datang. Kegiatan
perencanaan meliputi pengambilan keputusan pemilihan alternatif tindakan dari berbagai
alternatif yang mungkin dilaksanakan di masa yang akan datang. Pengambilan keputusan itu
sendiri pada dasarnya meliputi kegiatan perumusan masalah, penentuan berbagai alternative
tindakan untuk memecahkan masalah tersebut, analisis konsekuensi setiap alternatif tindakan
yang mungkin akan dilakukan dan pembandingan berbagai alternative tindakan tersebut
sehingga dapat dilakukan pemilihan alternative yang terbaik yang akan dilaksanakan dimasa
yang akan datang.

Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen terutama pada tahap
analisis konsekuensi setiap alternatif yang mungkin dalam proses pengambilan keputusan
tersebut. Hal ini memungkinkan manajemen melakukan pengambilan keputusan untuk memilih

12
alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif tindakan yang dipertimbangkan. Jadi prinsip
akuntansi manajemen :
1. Membantu manajer menjalankan peran mereka dalam melakukan kegiatan
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
2. Informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah,
dan untuk mengevaluasi kinerja.

2.9 MANAGEMENT ACCOUNTING SYSTEM (MAS)


Sistem akuntansi manajemen adalah system informasi yang mengumpulkan data
operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepaa pengguna.
Produk yang dihasilkan oleh system akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi
manajemen (Atkinson, 1995)
Menurut mulyadi (2001), system akuntansi manajemen adalah sebuah system informasi
keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen yang
dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi. System informasi akuntansi manajemen
dapat dipandang dari dua sudut yaitu akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi an
akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi baik informasi keuangan dan lainnya.
Berdasarkan uraian diatas, yang dimaksud dengan system akuntansi manajemen adalah
sebuah system yang dibuat untuk menyediakan informasi akuntansi manajemen bagi
manajemen dimana informasi tersebut digunakan oleh manajemen untuk kepentingan
pengambilan keputusan.

2.10 KARAKTERISTIK INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN


Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Chenhall dan Morris (1986) ditemukan bukti
empiris mengenai karakteristik system informasi akuntansi manajemen yang dapat bermanfaat
bagi suatu organisasi. Karakteristik tersebut terdiri dari : Broad Scope, aggregation,
integration, dan timeliness. Gordon dan Narayanan (1984) memberikan definisi dari keempat
karakteristik diatas sebagai berikut :
1. Karakteristik Broad Scope
Broad scope (lingkup luas) merupakan informasi yang mencakup mengenai permasalahan
perusahaan yang akan mampu membantu para manajer menghasilkan kebijakan yang lebih
efektif sehingga hasilnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial yang lebih
baik. Di dalam sistem informasi, broad scope mempunyai tiga sub dimensi yaitu: fokus,
kuantifikasi, dan waktu. Fokus berkaitan dengan informasi yang berasal dari dalam atau
13
luar organisasi, kuantifikasi berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan, dan
waktu berkaitan dengan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang
(Hansiadi, 2002).
2. Karakteristik Aggregation
Aggregation yaitu informasi yang memberikan kejelasan mengenai area yang menjadi
tanggung jawab setiap manajer perusahaan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Informasi agregasi merupakan informasi yang memperhatikan penerapan bentuk kebijakan
formal (seperti : discounted cash flow) atau model analitikal informasi hasil akhir yang
didasarkan pada waktu (seperti bulanan dan kuartal). Karakteristik Aggregation atau
pengumpulan merupakan ringkasan informasi menurut fungsi, periode waktu, dan model
keputusan. Informasi menurut fungsi akan menyediakan informasi berkaitan dengan hasil
dari unit-unit yang lain. Hal ini harus konsisten dengan model keputusan formal yang
digunakan oleh organisasi, informasi ini dapat mengurangi atau menghemat waktu dalam
pengambilan keputusan karena informasi telah dikumpulkan dan disusun menurut fungsi
dan jangka waktu yang berbeda-beda (Kirmizi, 2001).
3. Karakteristik Integration
Integration adalah informasi yang mencakup aspek seperti ketentuan target perusahaan
yang dihitung dari proporsi interaksi antar sub unit dalam perusahaan. Informasi integrasi
mencerminkan bahwa terdapat koordinasi antar segmen sub unit yang satu dengan sub unit
lainnya. Karakteristik terintegrasi atau terpadu memberikan sarana koordinasi antar segmen
dalam sub unit atau antar sub unit dalam organisasi. Semakin banyak jumlah segmen atau
unit bisnis dalam organisasi akan semakin besar kebutuhan informasi karakteristik integrasi
dari Sistem Akuntansi Manajemen(SAM). Dengan kata lain informasi terintegrasi
memberikan peran pengkoordinasian dalam beragam keputusan pada organisasi yang
sangat terdesentralisasi (Chenhall dan Morris, 1986). Informasi terintegrasi juga dipandang
sebagai pembangkit moral bagi manajer unit bisnis dan mengindikasikan bahwa informasi
ini memberikan andil dalam peningkatan kinerja.
4. Karakteristik Timeliness
Timeliness adalah kecepatan atau rentang waktu antara permintaan informasi dengan
penyajian informasi yang diinginakan oleh perusahaan guna mendukung manajer dalam
menghadapi ketidakpastian yang terjadi. Karakteristik Timeliness atau ketepatan waktu
mempunyai dua sub dimensi yaitu frekuensi pelaporan dan kecepatan pelaporan.
Frekuensi berkaitan dengan seberapa sering informasi disediakan untuk para manajer
Sedangkan kecepatan berkaitan dengan tenggang waktu antara kebutuhan akan informasi
14
dengan tersedianya informasi (Gordon dan Narayanan, 1984). Informasi tepat waktu akan
mempengaruhi kemampuan manajer dalam merespon setiap kejadian atau permasalahan.
Apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu, maka informasi tersebut akan
kehilangan nilai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi tepat waktu juga akan
mendukung manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan kerja
mereka.”

Para manajer harus dapat mengenali karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen
tersebut, sehingga dapat membantu dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, serta
mengevaluasi kinerja. Selain itu, kebutuhan atas informasi ini tidak terbatas hanya pada
perusahaan manufaktur, tetapi juga pada perusahaan perdagangan, jasa dan nirlaba.

2.11 FUNGSI INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN


Menurut Atkinson et al. (2001:57) terdapat empat fungsi informasi akuntansi
manajemen dalam membantu manajer dalam menjalankan fungsi – fungsi opeerasionalnya,
yaitu :
1. Kontrol operasional (Operational control), memberikan umpan balik informasi tentang
efisiensi dan kualitas tugas yang dilakukan.
2. Biaya produk dan pelanggan (product anf customer costing) mengukur biaya sumber
daya yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa dan memasarkan dan
mengantarkan produk atau layanan kepada pelanggan
3. Kontrol Manajemen (manajemen control), memberikan informasi tentang kinerja
manajer dan unit operasi
4. Unit strategis (Strategic unit), memberikan informasi tentang kinerja kompetitif dan
kinerja jangka panjang perusahaan, kondisi pasar, preferensi pelanggan dan inovasi
teknologi.

Selain itu, menurut Hansen & Mowen (2009) mengatakan bahwa system informasi
akuntansi manajemen memiliki tujuan untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam
perhitungan biaya jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen untuk menyediakan
informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan untuk
menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

15
2.12 RESUME JURNAL

Jurnal Pertama

Judul The Impact of Structure, Environment, and the interdependence


on the perceived Usefulness of management Accounting Systems
Penulis Robert H. Chenhall; Deigan Morris
Tahun jurnal The Accounting Review, Vol. 61. No. 1 (Jan, 1986), 16-35
Pembahasan Dengan adanya informasi juga akan rneningkatkan kemampuan
manajer untuk memahami keadaan lingkungan sebenarnya dan
berfungsi pula di dalam mengidentifikasi aktivitas yang relevan
karakteristik informasi yang bermanfaat berdasarkan persepsi para
manajerial sebagai pengambil keputusan di - kategorikan ke
dalam empat sifat yaitu broad scope, time lines,agregration, dan
informasi yang terintegrasi. Karakteristik informasi yang ter-
sedia dalam organisasi akan menjadi efektif apabila mendukung
kebutuhan pengguna informasi atau pengambil keputusan, sejalan
dengan pendekatan kontijensi. Tingkat ketersediaan dari masing-
masing karakteristik informasi sistem akuntansi itu tidak selalu
sama untuk setiap organisasi melainkan ada faktor tertentu yang
akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap informasi
akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen sebagai
sub-sub sistem kontrol dalam organisasi akan selalu dihadapkan
dengan sub-sub sistem kontrol lainnya, seperti ketidakpastian
lingkungan, desentralisasi, dan interdependensi organisasi. Studi
ini yang menguji pengaruh desentralisasi, ketidakpastian
lingkungan, dan interdependensi organisasi pada rancangan sistem
informasi akuntansi manajemen. Yang dimaksud dengan
rancangan sistem informasi akuntansi manajemen adalah berbagai
karakteristik informasi yang berhubungan dengan sistem
akuntansi manajemen, yaitu broad scope, time lines, agregrasi,
clan informasi yang terintegrasi. Dalam risetnya dengan menguji
pengaruh langsung maupun tidak langsung clengan menggunakan
sampe"l 60 manajer dari bermacam - macam perusahaan

16
manufaktur di Sydney menunjukkan adanya hubungan antara tiga
variabel kontekstual dengan karakteristik MAS. study ini
membahas pengaruh desentralisasi struktural, persepsi
ketidakpastian lingkungan, dan saling ketergantungan organisasi
pada desain Sistem Akuntansi Manajemen [MAS]. Desain MAS
didefinisikan dalam hal manfaat yang dirasakan dari beberapa
karakteristik informasi yang dapat dikaitkan dengan MAS.
Karakteristik ini adalah ruang lingkup, ketepatan waktu, tingkat
agregasi, dan informasi yang membantu integrasi. Selain
memeriksa efek langsung dari variabel kontekstual, penelitian ini
berusaha menentukan bagaimana variabel independen
berinteraksi. Hipotesis dihasilkan untuk efek langsung dan tidak
langsung dari variabel kontekstual dan diuji menggunakan data
yang dikumpulkan dari 68 manajer perusahaan manufaktur yang
ada di Sidney. Temuan menunjukkan bahwa: 1) Desentralisasi
dikaitkan dengan preferensi untuk informasi agregat dan terpadu;
ketidakpastian lingkungan yang dirasakan dengan ruang lingkup
luas dan informasi tepat waktu; saling ketergantungan organisasi
dengan ruang lingkup luas, agregat, dan informasi terintegrasi. 2)
Efek dari ketidakpastian lingkungan yang dirasakan dan saling
ketergantungan organisasi, sebagian, tidak langsung melalui
hubungan mereka dengan desentralisasi.

17
Jurnal Kedua

Judul Management control system and departemental


interdependencies: an empirical study.
Penulis Macintosh, N.B., and R.L.
Tahun jurnal ccounting, Organizations and Society 12:49-61. 1987
Pembahasan Penelitian akuntansi perilaku menunjukkan bahwa (1) desain dan
penggunaan sistem akuntansi manajemen terkait dengan
karakteristik keseluruhan organisasi, dan (2) sistem akuntansi
manajemen adalah salah satu elemen dalam paket sistem kontrol.
penelitian yang dilaporkan di sini menyelidiki hubungan antara
karakteristik organisasi interdependensi departemen dan desain
dan penggunaan tiga elemen dalam paket manajemen
mengendalikan anggaran operasi, laporan statistik berkala, dan
kebijakan dan prosedur operasi standar. Temuan mendukung
hipotesis bahwa saling ketergantungan departemen terkait dengan
penekanan yang ditempatkan pada setiap sistem kontrol
manajemen. prosedur operasi standar adalah perangkat kontrol
penting ketika interdependensi rendah. anggaran dan laporan
statistik digunakan secara lebih luas ketika saling ketergantungan
moderat. ketika saling ketergantungan antar departemen tinggi,
peran ketiga sistem kontrol berkurang.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku organisasi merupakan ilmu yang terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu:
psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik. Pemahahan tentang berbagai
macam disiplin ilmu tersebut memberikan pengertian bahwa perilaku organisasi adalah suatu
bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antarmanusia dalam organisasi, yang meliputi
studi secara sistematis tentang perilaku, struktur, dan proses di dalam organisasi. Dengan
mempelajari ilmu tentang perilaku organisasi kita mengetahui betapa pentingnya hubungan
antarpersonal dalam membentuk diri menjadi manajer yang efektif dan sukses.

Dalam mempelajari hubungan antarpersolan di dalam organisasi, seorang manajer harus


pandai melihat peluang dan tantangan dalam meghadapi bawahan/karyawannya. Prinsipnya,
setiap individu dalam organisasi mempunyai tujuan masing-masing. Tugas manajer adalah
mengelola tujuan itu sehingga menjadi sebuah peluang untuk memajukan organisasi.

Ilmu tentang perilaku organisasi merupakan ilmu terapan. Berbeda dengan ilmu lainnya
dalam manajemen bisnis – seperti akuntansi, keuangan, dan pemasaran – yang hanya
menekankan pada aspek-aspek teknis. Setiap ilmu dalam manajemen bisnis mempunyai
penekanan masing-masing, dimana perilaku organisasi lebih menekankan hubungan
antarpersonal yang dapat mengantarkan seseorang menjadi seorang manajer yang sukses.

19
DAFTAR PUSTAKA

Chenhall, R.H.,and D. Morris (1986). The impact of structure, environment, and


interdependence on the perceived usefulness of management accounting systems. The
Accounting Review LXI (1):16-35.

Macintosh, N.B., and R.L. Daft (1987). Management control system and departemental
interdependencies: an empirical study. Accounting, Organizations and Society 12:49-61.

Ikhsan Arfan Lubis, 2017 “Akuntansi Keperilakuan Akuntansi Multiparadigma”. Jakarta :


Salemba Empat.

20

Anda mungkin juga menyukai