Disusun Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah manajemen biaya yang berjudul “Aspek Teori Kontinjensi
Dalam Akuntansi Keperilakuan”. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah manajemen biaya. Penulisan makalah ini dapat diselesaikan tidak lepas dari
dukungan, bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak yang sangat berarti. Pada kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para dosen pengampu mata kuliah Akuntansi
Keperilakuan Indralaya yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat
melatih diri kami untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Kami menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini agar lebih baik dimasa yang akan datang.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak untuk memberikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
pendekatan sistem. Teori Contingency melihat teori organisasi sudah seharusnya berlandaskan
pada konsep system yang terbuka (open system concept). Ini merupakan pandangan yang
berbeda dari pandangan para ahli teori klasik yang melihat organisasi merupakan suatu system
yang tertutup.
Inti dari Teori Contingency ini pada dasarnya terletak pada pandangannya dalam melihat
hubungan antar organisasi dan hubungan antara organisasi dengan lingkungannya. Menurut teori
ini, hubungan antara satu organisasi dengan lainnya maupun dengan lingkungannya secara
keseluruhan, sangat tergantung pada situasi (depens on the situations). Teori Contingency ini
menolak prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh para ahli teori klasik dan menggantinya
berusaha menunjukkan perilaku kepemimpinan yang efektif. Selama tahun 1950-an, para peneliti
di Ohio State University memberikan kuesioner untuk mengukur berbagai kemungkinan perilaku
pemimpin dalam berbagai konteks organisasi. Hasilnya adalah dua jenis perilaku pemimpin yang
1
2. Perilaku pemimpin struktural (initiating structure leader behaviors) dimana seorang
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan pokok masalah yang sesuai
1.3. Tujuan
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan pada
3. Untuk mengetahui Apa saja Variable Dasar Kontingensi dan bagaimana Hubunganya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Teori kontinjensi merupakan alat pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan
berbagai variasi dalam struktur organisasi. Manfaat dari teori ini yang dapat dirasakan adalah
dalam mendesain suatu organisasi berdasarkan ketidak pastian lingkungan dan ukuran
organisasi.
hingga memungkinkan mereka mencapai sumber daya dalam batas-batas kendala-kendala yang
Tokoh utama yang memberikan dorongan besar bagi perkembangan teori organisasi pada
pendekatan atau teori kontinjensi adalah Joan Woodward, terutama melalui studinya mengenal
efek atau dampak dari teknologi terhadap organisasi. Hasil studi yang dilakukan Woodward
menunjukkan bahwa berbagai organisasi perusahaan atau firma yang dibangun atas dasar
prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli teori organisasi kalsik, tidak selalu mengalami
keberhasilan dari sudut pandang komersial. Woodward menyatakan bahwa variasi dalam hal
struktur organisasi berkaitan erat dengan perbedaanperbedaan teknis dalam proses produksi.
Menurut Woodward, penggunaan teknologi menuntut adanya kesesuaian baik pada tingkat
individu maupun organisasi, dimana kesesuaian ini hanya dapat dilakukan melalui penyusunan
3
struktur organisasi. Menurut Woodward, suatu organisasi perusahaan atau firma secara komersial
berhasil jika antara fungsi dan bentuk dari organisasi itu bersifat saling melengkapi.
Dalam studi yang dilakukannya, Woodward melihat bahwa dalam prakteknya, prinsip-
prinsip yang dikemukakan oleh para ahli teori organisasi klasik tidak selalu bisa dilaksanakan.
Struktur organisasi merupakan hasil dari berbagai variabel, tidak sesederhana seperti yang
dipikirkan para ahli teori organisasi klasik. Menurut Woodward, pengetahuan sudah seharusnya
menggantikan kepercayaan dan hal itu hanya bisa dilakukan melalui penelitian dan penelaahan
secara ilmiah. Gagasan Woodward merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi
perkembangan teori organisasi sejak masa itu sampai sekarang, terutama pengetahuan mengenai
bagaimana suatu organisasi bekerja. Penjelasan mengenai hubungan secara langsung antara
teknologi dengan struktur sosial dari organisasi merupakan temuan utama dari studi yang
dilakukan oleh Woodward. Organisasi yang menerapkan teknologi yang makin canggih,
cenderung untuk secara langsung mengembangkan sesuai dengan kecanggihan teknologi itu
suatu struktur organisasi yang sesuai pula, misalnya dalam bentuk panjangnya rantai perintah,
lingkup pengawasan dari pemimpin tertinggi suatu organisasi. rasio perbandingan antara para
Selain Woodward, Jay Galbraith juga dapat dipandang sebagai ahli yang memberikan
sumbangan besar dan penting bagi perkembangan teori organisasi yang ada dewasa ini. Jay
Galbraith memberikan perhatiannya pada masalah kepastian dari kegiatan atau aktifitas
organisasi dalam hubungannya dengan aspek perencanaan dan kebutuhan akan informasi dalam
organisasi. Dalam pandangan Jay Galbraith, organisasi dilihat sebagai tempat dimana proses
pemilihan atau seleksi informasi berlangsung. kordinasi diantara berbagai komponen organisasi
yang dilakukan jika lingkungan aktifitas organisasi memerlukan. Perubahan pada tingkat
4
lingkungan mengharuskan penambahan lebih banyak aktifitas koordinasi yang dilakukan untuk
memproses informasi dalam organisasi sebagai suatu usaha untuk melakukan penyesuaian
terhadap perubahan lingkungan. Struktur organisasi dipandang sebagai alat untuk memproses
informasi yang disusun untuk mencapai koordinasi dan integrasi diantara bagian- bagian atau
komponen-komponen suatu organisasi. Gagasan dari Jay Galbraith yang demikian ini merupakan
sesuatu yang dewasa ini telah sangat dapat diterima dikalangan pemikiran dan teori organisasi
kontemporer.
Terdapat ahli-ahli teori organisasi yang lain yang juga memberikan sumbangan bagi
perkembangan teori kontinjensi. Salah satu diantaranya adalah James D. Thomson, yang
memberikan perhatian utamanya pada dampak atau efek dari teknologi terhadap organisasi, yang
tidak hanya terbatas pada organisasi bisnis saja, tetapi juga berbagai organisasi lainnya. Thomson
lingkungan yang kurang lebih sama, akan memiliki perilaku yang kurang lebih sama pula.
Menurut Thomson, dalam situasi yang demikian akan ditemukan pola-pola pengorganisasian
yang sama diantara organisasioeganisasi yang ada. Ini merupakan sumbangan yang cukup
penting bagi studi organisasi, karena ketika organisasi berhadapan dengan dorongan kekuatan
teknologi dan lingkungannya, organisasi tersebut akan melakukan adaptasi, terutama dalam
Sumbangan penting lain dari James D. Thomson adalah rintisannya untuk memberikan
penekanan akan perlunya melakukan analisis terhadap organisasi sebagai suatu system yang
terbuka (open system). Meskipun gagasan Thomson untuk melihat organisasi sebagai suatu
system yang terbuka itu saat ini sudah menjadi hal yang biasa. tetapi dalam perkembangan teori
organisasi pada masa itu merupakan sumbangan yang sangat berarti. Jadi sumbangan terpenting
5
dari Thomson terhadap perkembangan teori organisasi terutama dalam memahami bagaimana
kekuatan teknologi dan lingkungan sebagai sistem yang melingkupi organisasi, berpengaruh
terhadap organisasi.
Ahli lain yang juga memberikan sumbangan bagi perkembangan teori Contingency adalah
Jay W. Lorsch dan Paul L. Lawrence. Pusat perhatian dari Lorsch dan Lawrence adalah pada
hubungan kontigensi antara suatu organisasi dengan lingkungannya. Hasil studi Lorsch dan
Lawrence secara jelas menunjukkan bahwa organisasi-organisasi yang sukses selalu disusun
strukturnya dalam pola yang konsistem dengan tuntutan lingkungannya. Pola hubungan yang
demikian dibuktikan oleh Lorsch dan Lawrence melalui pengujian terhadap empat komponen
Orientasi waktu.
Dengan empat komponen dasar atau variabel utama itu, studi dari Lorsch dan menunjukkan
bahwa organisasi-organisasi yang secara teknologis dapat berjalan den pada umumnya memiliki:
Lebih berorientasi pada tujuan yang bersifat ilmiah dari pada berorientasi pada pasar
6
Kondisi-kondisi yang demikian menurut Lorsch dan Lawrence merupakan kondisi yang
terbaik bagi suatu organisasi untuk bergerak dalam lingkungan kerja teknologis yang amat
Tujuannya lebih berorientasi pada pasar dari pada orientasi tujuan-tujuan yang ilmiah,
pelaksanaan tugas pekerjaan, merupakan kondisi yang tidak mendukung bagi suatu
Organisasi yang dapat berjalan dengan baik dan sukses menurut Lorsch dan Lawrence
Dengan kata lain, dalam pandangan Lorsch dan Lawrence, terdapat hubungan ketergantungan
antarasuatu organisasi dengan bagaimana struktur organisasi tersebut disusun untuk beraktivitas
dalam suatu kondisi lingkungan yang dihadapinya. Sebagai hasil dari hubungan ketergantungan
tersebut adalah terjadinya diferensiasi dari berbagai bagian dari organisasi. Jadi, kondisi
Pada waktu berbagai komponen dari suatu organisasi mengalami diferensiasi, maka pada
saat itu pula diperlukan adanya suatu ikatan dari berbagai komponen yang mengalami
diferensiasi itu, kedalam suatu kesatuan dan keseluruhan yang efektif. Ini berkaitan dengan
komponen yang terdiferensiasi itu. Tingkat diferensiasi yang tinggi dari struktur suatu organisasi,
7
mengharuskan organisasi itu untuk mengembangkan secara serius suatu bentuk kerangka kerja
koordinatif diantara bagian-bagian atau sub unit-sub unit dalam struktur tersebut. Disini nampak
jelas adanya upaya perubahan pada tingkat manajemen, yang ditujukan untuk mencapai suatu
kondisi yang seimbang dan suatu pola integrasi diantara bagian-bagian yang mengalami
diferensiasi.
adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil riset
empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis hipotesis yang
telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan. Hal ini juga menyatakan
bahwa pekerjaan jenis ini tidak dengan sendirinya mencakup perumusan kontinjensi yang
semakin cepat, dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori organisasi guna
Apabila diperoleh hasil yang tidak memuaskan maka masalah tersebut harus
dipecahkan dalam kerangka universal yang telah menjadi sumber stimulus bagi
Efek Teknologi
akuntansi manajemen adalah teknologi produksi. Jenis teknik dan proses produksi yang
berbeda telah memengaruhi desain sistem akuntansi internal walaupun harus dicatat hal
8
tersebut muncul sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap
sebagai konfirmasi empiris dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari proses produksilah
yang menentukan jumlah alokasi biaya dan biaya tidak didistribusikan langsung secara
merata. Teknologi produksi memiliki pengaruh yang penting terhadap jenis informasi
akuntansi yang disajikan. Hal ini memunculkan aspek selain teknologi yang berpengaruh
atas informasi yang harus disediakan untuk mencapai efektivitas. Sebagai contoh,
kompleksitas dari tugas yang dihadapi oleh suatu organisasi berkaitan dengan struktur
Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara dengan mana
batasan anggaran yang unik tentunya yang disesuaikan dengan minat dan selera masyarakat
saat ini. (budgeti-condtrained), yaitu situasi dimana penggunaan informasi akuntansi dalam
anggaran menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan terhadap
para bawahan, dan kesadaran laba (profit-conscius), yaitu gaya yang juga
mempertimbangkan efektivitas dan jangka waktu yang lebih panjang. Studi Hopwood
Studi Hopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja
terintegritas, sehingga mempunyai saling ketergantungan yang luas antara bagian yang satu
dengan yang lainnya. Studi Otley melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada industri
penambangan batu bara, yang karena alasan yang praktis, tidak saling tergantung satu sama
lain. Studi awal menunjukan bahwa penggunaan yang kaku dari ukuran pencapaian
tidaklah sesuai jika terdapat saling ketergantungan yang luas. Penggunaan gaya anggaran
9
yang sesuai bergantung pada derajat tingkat saling ketergantungan yang ada diantara pusat
Efek Lingkungan
informasi akuntansi, Pengaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan yang memakai
pengendalian dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih lanjut lagi, jenis
(lingkungan dimana adalah sulit bagi seseorang manajer unit untuk menunjukanlaba
akuntansi) dan operasi liberal (lingkungan yang relatof lebih mudah untuk memelihara
operasi yang menguuntungkan) dapat ditunjukan bahwa para manajer senior menggunakan
informasi anggaran untuk pencapaian manajerial yang sangat berbeda dalam kedua situasi
tersebut. anggaran dianggap sebagai suatu corak yang diinginkan dari sistem akuntansi,
penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk mencapai anggaran akurat terhadap
lingkungan. dya
mengakibatkan perbedaan dalam penggunaan dan desain dari sistem akuntansi. Ketiga
variabel kontinjensi adalah teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah
universalistis terhadap pendekatan akuntansi manajemen yang menjadi mode pada tahun
10
1970an. Kelebihan dari pendekatan ini tidak dapat dijelaskan hanya oleh tekanan
penemuan empiris yang berusaha untuk menemukan teori yang bersifat menjelaskan.
Faktor utama lain yang memengaruhi teori kontinjensi akuntansi manajemen yang terjadi
lebih dahulu.
Variabel Sosial
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komparatif tentang
akuntansi internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada umumnya, studi ini lebih
banyak menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan perbedaan dalam praktik pelaporan
keuangan tertentu diantara berbagai negara atau atas sistem akuntansi nasional. Dalam
kedua kasus tersebut, hasil yang umumnya diperoleh dalam suatu kesimpulan yang
menghubungkan perbedaan atau persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun
ekonomi. Teori dalam praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel
sosial tertentu. Variabel-variabel sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama terdapat
di semua perusahaan dalam suatu negara yang merupakan hal pokok yang bervariasi pada
setiap negara.
Lingkungan
ketidakpastian. Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang terdiri atas:
a) dimensi stabil- dinamis, dan b) dimensi homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan
struktur organisasi dan aplikasinya adalam akuntansi manajemen. Dimensi stabil dan
eksternal yang pada dasarnya sama dari waktu ke waktu dalam proses yang
11
berkesinambungan. Adapun dimensi homogen-heterogen daoat digambarkan dalam
hubungannya dengan tingkat keputusan di mana faktor lingkungan sebagai alternatif dari
yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan
perusahaan dapat dibedakan dalam suatu rangkaian ketidakpastian dari yang dapat
diramalkan sampai yang tidak dapat diramalkan. Hal yang diperlukan dalam suatu riset
Atribut Organisasi
terutama mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini
dapat menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan
atau menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk memberikan
suatu penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep yang
ukuran organisasi, teknologi dan lain sebagainya. Besaran suatu organisasi merupakan
konsep dari ukuran yang ada didalamnya, seperti jumlah karyawan, tingkat perputaran
penjualan, nilai aset bersih atau modal yang digunakan, dan lain, sebagainya yang pada
umumnya saling berhubungan. Teknologi telah menjadi konsep penting. Terdapat tiga
skala penggunaan teknologi dalam meningkatkan kompleks teknis yaitu unit dan kelompok
Karakteristik Pengguna
Para pengguna dapart digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang
terdapat dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam
12
pengambilan keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh para
pengguna adalah alternatif yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses yang
ditimbulkan oleh perbedaan dalam model keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan
keputusan yang berbeda. Konsep gaya pengambilan keputusan mempunyai enam dimensi
berikut:
keputusan
Studi Empiris
Terdapat studi empiris dalam area akuntansi yang dengan tegas mengadopsi
pendekatan kontinjensi sebelum mengumpulkan data. Lebih lanjut lagi, dua di antara dari
dalam penafsiran dan perbandingan. Penafsiram sulit dilakukan karena faktor dari variabel
asli yang mendasari konsep teoretis dalam lompatan intuitif yang dibuat oleh peneliti
13
tersebut. Tentu saja, perbedaan yang sangat kecil dalam kesalahan acak pada pengukuran
antar studi yang berbeda hampir mustahil. Walaupun analisis faktor adalah metode yang
bermanfaat sebagai dasar dimensi bahwa penggunaan kritik akan terbatas pada akumulasi
anggaran merupakan kontinjensi atas berbagai aspek struktur organisasi, seperti pemusatan,
otonomi, dan derajat tingkay aktivitas yang tersusun. tulisan ini menyimpulkan bahwa
Perumusan Teoretis
menyangkut sifat alami dari teori kontinjensi sistem informasi akuntansi, Gordon dan
luas dalam teori organisasi. Kebijakan manajemen dan akuntansi untuk mengidentifikasi
kondisi yang sesuai dengan variabel SIA. Walaupun pertanyaan SIA didesain untuk
perlu dicatat bahwa terdapat tiga pola dasar perusahaan dan pengelompokan variabel
kontinjensi yang khas. Bagaimanapun dua contoh tersebut mempunyai usulan mengenai
karakteristik yang tidak diinginkan yang dapat diperbaiki dengan pemanfaatan sesuai SIA.
14
Tidak terdapat pertimbangan eksplisit dari efektivitas dan sasaran tujuan organisasi dan
keunggulan yang nampak sepertinya didasarkan pada akal sehat dan bukannya kerangka
teoretis eksplisit.
Suatu pendekatan lebih lanjut sedikit berbeda secara alami karena ditulis oleh
mahasiswa yang belum lulus sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Tidak ada
formula yang diberikan, melainkan hanya pendekatan kearah desai sistem yang
b. Format tingkat dan perbedaan desentralisasi tertentu yang dipilih (yaitu struktur
organisasi).
c. Proses tunggal dan gabungan yang dikendalikan oleh sub unit-sub unit apakah tidak
tersusun atau tersusun (yaitu jenis teknologi) d) Jenis gaya manajerial yang digunakan
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) hanya meliputi salah satu bagian dari struktur
desain organisasim, sistem informasi manajemen, dan sistem perencanaan dan pengendalian.
Tentu saja, hal ini mungkin terlihat sama dengan subtitusi parsial yang ditandai oleh pernyataan
perasaan para manajer industri tertentu bahwa SIA yang digunakan dimaksudkan untuk
mengatasi kelemahan dalam desain organisasi. Dengan adanya kekurangan tersebut, dibentuklah
teori kontinjensi SIA diluar konteks dari keseluruhan paket pengendalian organisasi yang nyata.
Pertana, apa yang mendasari SIA, sehingga berpengaruh baik terhadap apa yang dilakukan oleh
15
organisasi untuk mencapai tujuannya dan proses pengendalian lain yang kkomplementer
terhadap SIA. Kedua, terdapat jangkauan menyeluruh dari faktor yang akan memengaruhi
pencapaian organisasi, dan bahwa hal itu akan mengendalikan strategi dan struktur, serta
menyatakan mengenai produk pasar dan pengaturan antarorganisasi. Pengaruh SIA terhadap riset
kelihatannya relatif kecil. Akhirnya, pertu ditentukan faktor apa yang mendasari pencapaian
organisasi yang efektif dengan menggunakan perbandingan antara sasaran hasil organisasi
dengan standar. Terdapat berbagai kesulitan substansial dalam pengukuran efektivitas organisasi
yang penting begi ukuran tersebut untuk mengembangkan teori kontinjensi secara benar.
memengaruhi perilaku anggota mereka dan hubungan mereka dengan lingkungan eksternal.
Sulit untuk memisahkan efek dari SIA dari pengendalian lainnya. Semuanya bertindak
sebagai suatu paket dan harus ditaksir bersama-sama. Fakta ini memperluas lingkup
penyusunan pengendalian. Sistem imbalan adalah suatu penghilang terkemuka. Selain itu
jenis pengendalian berbeda dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang berbeda.
Mekanisme pengendalian untuk berbagai tujuan akan menjadi sulit, jika tidak mungkin,
untuk mengisolasi efekdari alat pengendalian spesifik. Mungkin, riset awal dari strategi
tertentu.
16
Jadi, variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi dalam akuntansi
kerangkasistem kontrol. Walaupun model mekanik kendali sederhana tidak dapat secara
langsung deberlakukan bagi organisasi, terdapat empat karakteristik proses yang penting
Efektivitas Organisatoris
perhatian pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil adalah suatu bagian penting dari
kerangka kontinjensi disamping satu variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi sifat
alami sistem akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek dalam bentuk
akuntansi dan kontinjensi tertentu harus dibuat pedoman mengenai dampak sistem
Metodologi Riset
memengaruhi desain SIA untuk menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini
tidaklah realistis untuk metode analisis statistik yang tidak menguraikan pola teladan
17
interaksi secara kompleks. Peneliti harus mempunyai keterlibatan semakin dekat dalam
pengembangan hipotesis seperti hubungan organisasi. Selain itu hubungan sebab akibat
menjadi jauh lebih penting dibandingkan dengan asosiasi,dimana interaksi variabel diamati
dari waktu ke waktu, sehingga menjadi lebih dihargai dibandingkan studi lintas bagian.
Studi longitudinal juga mampu menjelaskan proses dengan mana sistem akuntansi
dalam pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas organisasi adalah
suatu tugas yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam memusatkan perhatian pada
riset terhadap sumber daya yang langka guna mengembangkan ukuran berorientasi hasil
yang berfungsi dalam organisasi, seperti rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya
(Lubis, 2017).
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perkembangan akutansi keperilakuan sekarang ini telah meluas hingga meliputi berbagai
dimensi ilmu. Arah perkembangan akuntansi keperilakuan sejalan paralel dengan perkembangan
teori perilaku organisasi sebagai induk evolusi akuntansi keperilakuan itu sendiri. Pada akhir
perkembangannya, akuntansi keperilakuan mengakses berbagai disiplin ilmu dan teori, namun
tampaknya teori kontinjensi memberi pengaruh yang dominan dalam disiplin ilmu dan riset-riset
yang berbasis kontinjensi telah memberikan hasil-hasil yang berbeda dalam menjelaskan
fenomena hubungan antar variabel dalam riset. Investigas atas riset-riset terdahulu menunjukkan
bahwa perbedaan hasil-hasil riset tersebut disebabkan oleh setting riset dalam hal pemahaman
logis atas konstruksi hubungan antar variabel dapat dipahami melalui sejumlah fenomena sosial,
19
DAFTAR PUSTAKA
20