Anda di halaman 1dari 7

NAMA : FANDALEN SITUMORANG

NIM : 7203220010
KELAS : AKUNTANSI B’2020

UAS AKUNTANSI MANAJERIAL


1. Tuliskan dan jelaskan manfaat Activity Based Costing ? Jelaskan aplikasinya pada
perusahaan
JAWABAN :
Activity Based Costing (ABC) adalah salah satu cara menghitung setiap biaya yang
dikeluarkan pada masing-masing aktivitas dengan alokasi yang berbeda-beda pada setiap
aktivitasnya. ABC lebih berfokus pada biaya pada produk yang bersumber dari proses selama
produksi berlangsung.

Manfaat Activity Based Costing

1. Dapat mengurangi ketidakstabilan ekonomi pasar yang disebabkan pengalokasian


biaya tradisional yang terdapat pada perusahaan
2. Menjabarkan biaya pengeluaran perusahaan secara informatif, jelas, dan terperinci
3. Dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan dan mengatur strategi
perusahaan di masa yang akan datang
4. Bisa mendapatkan harga pokok penjualan yang tepat dan akurat dengan menggunakan
metode activity based costing dalam menghitung biaya perusahaan
5. Perusahaan berkesempatan bersaing secara global dengan perusahaan lain dengan
harga yang kompetitif di pasaran
6. Bisa melakukan pemetaan biaya yang lebih terstruktur dan sistematis terkait aktivitas
dan sumber daya perusahaan
7. Perusahaan dapat menggunakan dana secara  efisien dengan pemetaan keuangan yang
jelas

Bagaimana Mengaplikasikannya?

Jika kamu ingin mengimpelementasikan sistem activity based costing di perusahaanmu,


Hongren (2005) menuturkan ada tujuh langkah yang secara umum dapat dilaksanakan oleh
perusahaan tempat kamu bekerja, yaitu:

Mengidentifikasikan Produk Apa Saja Yang Digunakan Sebagai Cost Object

Pada tahap ini perusahaan memilih objek yang akan diukur atau dihitung biayanya. 
Tujuannya adalah untuk menghitung total biaya dan biaya per unit dari perancangan,
manufaktur, dan pendistribusian produk tersebut
Mengidentifikasi Biaya Yang Dikeluarkan Secara Langsung Dari Produk Perusahaan

Pada tahap ini, perusahaan mengidentifikasikan biaya langsung apa saja yang terkait
dengan pembuatan produk tersebut, yang biasanya meliputi biaya material, biaya tenaga kerja
langsung, dan semua biaya langsung lainnya yang dapat ditelusuri langsung ke cost object

Memilih Dasar Pengalokasian Biaya Atau Cost Allocation Base, Yang Digunakan Untuk
Mengalokasikan Biaya Tidak Langsung Dari Produk Perusahaan Tersebut

Setelah mengidentifikasikan aktivitas yang bernilai tambah atau value added


activities, mengklasifikasikannya ke dalam kategori hierarki biaya. Selanjutnya ditentukan
cost allocation base dan kuantitas cost allocation base dari setiap aktivitas yang telah
diidentifikasi tersebut.

Mengidentifikasikan Biaya Tidak Langsung Yang Terkait Dengan Setiap Cost


Allocation Base

Pada tahap ini, biaya overhead atau biaya tidak terduga yang terjadi dibebankan pada
setiap aktivitas, dengan dasar cause and effect relationship atau benefits received antara cost
allocation base dengan biaya aktivitas tersebut. Misalnya antara machine hours dengan
aktivitas machine operations

Menghitung Rate Per Unit Dari Setiap Cost Allocation Base Yang Digunakan Untuk
Mengalokasikan Biaya Tidak Langsung Ke Produk Perusahaan Tersebut

Pada tahap ini, total biaya tidak langsung yang sudah diketahui pada tahap empat
dibagi dengan kuantitas dari cost allocation base untuk mendapatkan rate biaya alokasi
overhead dari aktivitas perusahaan tersebut

Menghitung Biaya Tidak Langsung Yang Dialokasikan Ke Produk

Pada tahap ini, cost allocation rate yang didapat dari tahap sebelumnya dikali dengan
total kuantitas cost allocation base yang digunakan untuk setiap aktivitas dari masing- masing
produk perusahaan

Menghitung Total Pengeluaran

Tahap terakhir yang dilakukan adalah menjumlahkan seluruh biaya langsung yang


meliputi direct material, direct manufacturing labor, dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan biaya tidak langsung yang telah dialokasikan ke masing- masing produk perusahaan
dengan menggunakan sistem activity based costing.

2. Berdasarkan diskusi kelompok tetang biaya difrensial dalam pengambilan keputusan,


tulisakan contohnya pada perusahaan
JAWABAN :
Contoh-contoh pengambilan keputusan yang memperoleh manfaat dari analisis biaya
diferensial adalah sebagai berikut:
1. Menerima atau menolak pesanan pelanggan
2. Mengurangi harga dari satu pesanan khusus
3. Mengurangi harga di pasar yang kompetitif
4. Mengevaluasi alternatif buat atau beli
5. Memperluas, menutup, atau menghilangkan suatu fasilitas
6. Meningkatkan, memotong, atau menghentikan produksi dari produk tertentu
7. Menentukan apakah akan menjual atau memproses lebih lanjut
8. Memilih di antara alternatif rute dalam produksi produk
9. Menentukan harga maksimum yang akan dibayarkan untuk bahan baku

3. Tulisakan manfaat analisis Biaya Volume dan Laba, dan berikan contoh Brak Even
Point (BEP)
JAWABAN :
Ada beberapa manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan analisa biaya
volume laba (cost volume profit)(CVP) antara lain :
1. Menentukan volume penjualan atau pendapatan yang diperlukan supaya impas atau
mencapai target laba.
2. Melihat bagaimana perubahan pada pola biaya tetap dan variabel mempengaruhi tingkat
laba perusahaan
3. Melihat bagaimana perubahan tertentu pada harga atau biaya akan mempengaruhi titik
impas.
4. Analisis CVP dapat menjadi alat yang berharga untuk mengidentifikasi luas dan
besarnya masalah ekonomi yang dihadapi perusahaan.
5. Analisis CVP sebagai alat perencanaan jangka pendek yang berguna yang secara efektif
menggunakan data perhitungan biaya langsung untuk menganalisis hubungan antara
biaya, laba, bauran produk dan volume penjualan.
6. Analisis CVP dapat mengevaluasi dampak dari perubahan dalam biaya tetap maupun
variabel atas profitabilitas.
Contoh BEP

Perusahaan XYZ memiliki laporan laba rugi margin kontribusi sebagai berikut:

Rumus break-even point (BEP) adalah:


BEP = Total Biaya Tetap / CM per Unit

BEP, dalam unit, akan sama dengan 240.000 / 15 = 16.000 unit. Oleh karena itu, jika
perusahaan menjual 16.000 unit, maka keuntungan menjadi nol dan perusahaan akan “impas”
dan hanya menutupi biaya produksinya.

4. Tuliskan manfaat perhitungan rasio keuangan dalam keputusan manjerial, dan


jelaskan beberapa contohnya
JAWABAN :
Manfaat perhitungan rasio keuangan dalam keputusan manjerial :
1. Mengetahui Optimalisasi Keuangan
2. Melihat Efektifitas Manajemen Operasional
3. Melihat Optimalisasi Penggunaan Aktiva
4. Melihat Tingkat Kesehatan Keuangan Dalam Perusahaan
5. Acuan Untuk Menganalisa Kemampuan Perusahaan Untuk Berkembang

Contoh perhitungan rasio keuangan

1. Rasio laba (Profitability ratio)

Tujuan rasio laba adalah mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan berdasarkan nilai penjualan, aktiva, dan modal. Sebagai catatan, bahwa semakin
tinggi nilai hasil perhitungan rasio profitabilitas berarti semakin baik nilai keuntungan
perusahaan. Beberapa metode dalam perhitungan rasio laba yaitu:

 Gross profit margin = penjualan neto – HPP / penjualan neto x 100%

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor.

 Operating income ratio = penjualan neto – HPP – (EBIT) / penjualan netto x


100%

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum


bunga dan pajak dari penjualan.

 Net profit margin = EAT / penjualan neto x 100%

Untuk menghitung tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih.

 Earning power of total investment = laba sebelum pajak dan bunga / jumlah aktiva
x 100%

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki dan
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva.

 Return of Investment = EAT / jumlah aktiva x 100%


Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang
digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. 

 Return on Equity = EAT / jumlah equity x 100%

Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih berdasarkan


ekuitas.

 Return on Net Worth = EAT / jumlah modal sendiri x 100%

Untuk mengukur kemampuan modal sendiri yang diinvestasikan untuk menghasilkan


pendapatan bagi pemegang saham.

2. Rasio hutang jangka pendek (Liquidity ratio)

Rasio likuiditas dibedakan menjadi tiga jenis, rasio lancar dan rasio cepat, dan rasio kas.
Sebagai catatan, nilai ideal dari ketiga perhitungan di atas adalah sebesar-besarnya 150%
yang berarti semakin besar hasil perhitungan rasio likuiditas maka semakin sehat kondisi
perusahaan. Masing-masing rumus tersebut adalah:

 Rasio lancar (current ratio) = aktiva lancar / hutang lancar x 100%

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek


atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.

 Rasio cepat (quick ratio/acid test ratio) = kas + efek + piutang / hutang lancar x
100%

Untuk mengukur kemampuan usaha dalam membayar utang jangka pendek menggunakan
aktiva yang lebih mudah cair (liquid assets).

 Rasio kas (cash ratio) = kas + efek / hutang lancar

Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya


dengan kas yang tersedia dan juga surat berharga.

3. Rumus rasio hutang (Solvency ratio)

Rumus ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan melunasi semua hutangnya
dengan dua metode pendekatan, yaitu:

 Rasio hutang terhadap ekuitas = total kewajiban / ekuitas pemegang saham

Untuk mengukur berapa banyak hutang yang dibawa bisnis dibandingkan dengan jumlah
yang diinvestasikan oleh pemiliknya.

 Rasio utang terhadap aset = total kewajiban / total aset


Untuk menunjukkan persentase aset perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Rasio yang
tinggi menunjukkan ketergantungan yang besar pada utang dan bisa menjadi tanda
kelemahan finansial.

4. Rumus rasio aktivitas (Activity ratio)

Rasio aktivitas berfungsi untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan segala
sumber daya yang dimiliki. Di sini, aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu
mengakibatkan semakin besarnya dana lebih yang tertanam pada aktiva. Dana lebih ini yang
dimana dampak dari aktivitas rendah menjadi lebih baik jika ditanamkan pada aktivitas yang
lebih produktif.

 Perputaran piutang (receivable turnover) = penjualan / piutang rata-rata x


100%

Untuk mengukur kualitas dan efisiensi tingkat perputaran piutang perusahaan dalam satu
periode dengan membandingkan penjualan dengan rata-rata piutang.

 Perputaran persediaan (inventory turnover) = penjualan / persediaan x 100%

Untuk mengukur tingkat kualitas dan efisiensi perputaran persediaan perusahaan terhadap
penjualan dalam satu periode tertentu.

 Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) = penjualan / aktiva tetap x 100%

Untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva


tetap secara efisien dalam rangka meningkatkan penjualan.

 Perputaran aktiva total (total asset turnover) = penjualan / total aktiva x 100%

Rasio ini juga melibatkan aktiva lancar dan aktiva tetap, di mana semakin besar rasionya,
maka semakin efektif perusahaan bisa memanfaatkan seluruh aktivanya terhadap konversi
penjualan.

 Perputaran rerata tagihan (average collection turnover) = piutang x 365 /


penjualan x 100%

Untuk mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima
tagihan dari konsumen dalam satu tahun.

 Perputaran modal kerja (working capital turnover)  = penjualan / (aktiva lancar


– hutang lancar) x 100%

Untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih yaitu perbandingan antara aktiva
lancar dengan hutang lancar terhadap penjualan dalam satu periode.
5. PT. LARISPA memiliki total aktiva lancar sebesar Rp55.000.000, termasuk di
dalamnya persediaan sejumlah Rp13.000.000, dan utang lancar menunjukkan angka
Rp15.000.000 maka
a. Hitunglah besarnya rasio aktiva lancar (current ratio) perusahaan sebesar
b. Dan berapa aset cepat (Quick ratio) perusahaan?
JAWABAN :
a. Current ratio = Total aktiva lancar / utang lancar
= Rp.55.000.000 / Rp.15.000.000
= 3,667
b. Quick Ratio = Aset lancar - persediaan / utang lancar
= Rp.55.000.000 - Rp.13.000.000 / Rp.15.000.000
= 2,8
6. Perusahaan akan membiayai sebuah investasi senilai Rp100.000.000 dan akan
menghasilkan laba bersih operasi Rp15.000.000 dengan menggunakan tiga sumber
pembiayaan, yaitu utang obligasi jk.panjang (tk. bunga 9%) sebesar Rp40.000.000,
utang bank (tingkat bunga 10%) sebesar Rp30.000.000, dan penjualan saham umum
(tk. return yang diharapkan 12%) sebesar Rp30.000.000. Tarif pajak yang ditetapkan
pemerintah 30%.
Diminta:
(a) berapakah biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) investasi
(b) berapakah EVA investasi?
JAWABAN :

KET Jumlah Persentase x Biaya stlh pajak WACC


Utang obligasi Rp40.000.000 0,40 0,09(1-0,3)=0,063 0,0252
Utang bank Rp30.000.000 0,30 0,10 (1-0,3)=0,070 0,0210
Saham umum Rp30.000.000 0,30 0,12 0,0360
Total Rp100.000.000 0,0822
a. WACC adalah 0,0822
b. EVA adalah
Laba setelah pajak (Rp15.000.000 x [1-0,3]) Rp10.500.000
Biaya modal (8,22% x Rp100.000.000) (Rp 8.220.000)
EVA Rp 2.280.000
Perhitungan EVA menunjukkan nilai positif sebesar Rp2.280.000, artinya
investasimenghasilkan laba melebihi biaya modal yang digunakan, atau bisa dikatakan
investasitersebut menambah nilai kekayaan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai