Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS BIAYA VOLUME & LABA

Selasa, Tgl. 27-10-20


Kelas 5 B
Salah satu ciri keberhasilan seorang manajer adalah
kemampuannya dalam merencanakan berapa
besar laba yang akan dihasilkan berdasarkan data
transkasi masa lalu mengenai analisis volume
laba, target penjualan yang akan dicapai & jumlah
biaya yang harus dikeluarkan.
untuk membantu menghitung antara biaya, volume,
dan laba diawali dengan menentukan titik impas
yaitu untuk mengetahui besarnya pendapatan
sama dengan besarnya biaya yang dikeluarkan.
Tujuan menentukan titik impas (Break Event Point)
adalah:
1. Mencari unit yang harus terjual sehingga
pendapatan yang diterima sama dengan biaya yang
dikeluarkan
2. Menentukan volume penjulan minimal yang harus
terjual agar perusahaan tidak rugi
3. Menyusun perencanaan laba
4. Menyusun anggaran pendapatan penjulan periode
yang akan datang
5. Memonitoring kinerja atau perkembangan
pendapatan
format laporan laba/rugi dengan model Kontriibusi Marjin, Sbb :
Penjualan ( P.X ) Rp. xxxx
Dikurangi: Biaya-biaya variabel (V.X ) (xxxx) (-)
Jumlah Marjin Kontribusi Rp. xxxx
Dikurangi: Biaya-biaya tetap (F) (xxxx) (-)
Jumlah Laba Sebelum Pajak (L) Rp. Xxxx
Bila disusun dalam bentuk persamaan, menjadi:
Laba = penjualan – biaya variabel – biaya tetap
 Jumlah Penjualan = Volume penjualan x Harga Jual perunit
 Jumlah Biaya Variabel = Volume penjualan x Biaya Variabel perunit
L = PX – VX – F
L = (P – V)X – F
(P – V)X = F + L
X = F + L maka Rumus BEP (unit) = Biaya Tetap + Laba
P–V HJ/unit – By. Var /unit
Keterangan :
P = Harga jual per unit
X = Jumlah unit yang terjual
V = Biaya variabel per unit
F = Biaya tetap
L = Laba sebelum pajak
Ilustrasi kasus.
PT. Madiun memiliki proyeksi laporan laba/rugi tahun 2017 sbb :
Penjualan (100 unit @ Rp. 5.000.000,-) Rp. 500.000.000,-
Dikurangi: Biaya-biaya variabel Rp. 400.000.000,-
Margin kontribusi Rp. 100.000.000,-
Dikurangi: Biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 50. 000 000,-
Pertanyaan :
Hitung titik impas ( Break Event Point ) dan buktikan bahwa kondisi
perusahaan tidak laba dan tidak rugi, atau
total pendapatan = total biaya atau laba = 0
Jawab :
By.Variabel perunit = Jumlah Biaya variabel : Vol. penjualan
By.Variabel perunit = Rp. 400.000.000. : 100 unit = Rp. 4.000.000.
BEP (unit) = Biaya Tetap + Laba =
HJ/unit – By. Var /unit
BEP Unit = 50.000.000. + 0 = 50 unit
5.000.000. – 4.000.000.
Artinya bila perusahaan hanya menjual 50 unit, maka perusahaan dalam
kondisi tidak laba dan tidak rugi, agar laba harus menjual diatas 50 unit
A. Analisis Impas
Titik impas adalah sebuah kondisi dimana jumlah
pendapatanpenjualan sama dengan total jumlah biaya atau
perusahaan tidak menderita rugi (laba = 0).

Bukti Penjualan 50 unit akan diperoleh laba = Rp. 0


Laporan laba/rugi sebagai berikut:
Penjualan (50 unit @ Rp. 5.000.000,-) Rp. 250.000.000,-
Dikurangi:
By Var = 50 unit x Rp,4.000.000 = Rp. 200.000.000,-
Marjin kontribusi Rp. 50.000.000,-
Dikurangi: biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 0
B. Analisis Terget Laba
Analisis target laba digunakan untuk perencanaan memperoleh
laba oleh manajemen dengan jumlah target unit yang akan terjual.
Rumusnya X = (F+L)/ (P-V)
Ilustrasi kasus
1. Sesuai soal kasus diatas, Berapa jumlah unit yang harus terjual
agar perusahaan memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp.
100.000.000,-?
Jawab :
L = 100.000.000
X = (F+L)/(P-V)
= (50.000.000 + 100.000.000)/(5.000.000 –4.000.000)
= 150.000.000/1.000.000
= 150 unit
• Sehingga perusahaan harus mampu menjual 150 unit agar
memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 100.000.000,-
Bukti Penjualan 150 unit akan laba = Rp. 100.000.000
Laporan laba/rugi sebagai berikut:
Penjualan (150 unit @ Rp. 5.000.000,-) Rp. 750.000.000,-
Dikurangi:
By Var = 150 unit x Rp,4.000.000 = Rp. 600.000.000,-
Marjin kontribusi Rp. 150.000.000,-
Dikurangi: biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 100.000.000.
2. Jika perusahaan menghendaki laba sebesar 15% dari pendapatan
penjualan.
Maka: L = 15% x PX
X = (F+L)/(P-V)
= (50.000.000 + (15% x 5.000.000X)/ (5.000.000 –4.000.000)
= 50.000.000 + 750.000X /1.000.000
1.000.000X = 50.000.000 + 750.000X
( 1.000.000X – 750.000X ) = 50.000.000
250.000X = 50.000.000.
X = 50.000.000. / 250.000. = 200 unit
Sehingga perusahaan harus mampu menjual 200 unit untuk
mendapatkan laba sebesar 15% dari pendapatan penjualan atau
sebesar Rp. 150.000.000,- (15% x Rp. 5.000.000,- x 200unit)
Bukti Penjualan 200 unit akan laba = Rp. 150.000.000
Laporan laba/rugi sebagai berikut:
Penjualan (200 unit @ Rp. 5.000.000,-) Rp.
1.000.000.000,-
Dikurangi:
By Var = 200 unit x Rp,4.000.000 = Rp. 800.000.000,-
Marjin kontribusi Rp. 200.000.000,-
Dikurangi: biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 150.000.000.
3. Perusahaan menghendaki target laba setelah pajak sebesar
Rp.75.000.000,- dengan asumsi tarif pajak sebesar 25%
Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – pajak
75.000.000 = L – 0,25L
75.000.000 = 0.75L
L = 75.000.000. / 0,75 = Rp. 100.000.000
Produk yang harus dijual dapat di hitung sebagai berikut
X = (F + L)/ (P – V)
= (50.000.000 + 100.000.000) / (5.000.000 –4.000.000)
= 150.000.000/1.000.000
= 150 unit
Sehingga perusahaan harus mampu menjual 150 unit untuk
mendapatkan laba setelah pajak sebesar Rp. 75.000.000,-
Bukti : ....
Bukti : Laporan Laba/Rugi
Penjualan (150 unit @ Rp 5.000.000,-) Rp 750.000.000,-
Dikurangi:
Biayavariabel = 150 unit @ Rp. 4.000.000 Rp 600.000.000,-
Marjin kontribusi Rp 150.000.000,-
Dikurangi: Biaya-biaya tetap Rp 50.000.000,-
Laba Sebelum Pajak Rp 100.000.000,-
dikurangi: Pajak ( 100.000.000. x 25% ) Rp 25.000.000,-
Laba Setelah Pajak Rp 75.000.000,-
Sehingga, produk yang harus dijual perusahaan adalah 150 unit
untuk memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp.75.000.000,-
Contoh Break Event Point
Rumus BEP dalam Rupiah = Biaya Tetap _
Kontribusi Ratio
= 18,000,000 = 37,500,000
48%
BEP Unit = _ BEP Rupiah _ = Rp. 37.500.000. = 150.000. Unit
Harga Per unit Rp. 250.
Misal PT. Mayora rencana roduksi makanan ringan sebanyak 100.000. bungkus
dengan data keuangan sbb :
1. Rencac Harga jual perbungkus Rp. 800.
2. Komponen Klaisfikasi Biaya Variabel sebagai berikut :
a. Bahan baku Rp. 12.000.000.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 8.500.000.
c. Biaya Overhead Pabrik langsungRp. 3.500.000.
3. Komponen Klaisfikasi Biaya Variabel sebagai berikut :
a. Biaya Sewa kantor Rp. 5.000.000.
b. Biaya penyusutan alat produksi Rp. 8.000.000.
c. Biaya Gaji Rp. 25.000.000.
d. Biaya Iklan dan promosi Rp. 20.000.000.
e. Biaya tetap lain-lain Rp. 10.000.000.
Pertanyaan :
a) Saudara buat laporan budget Laporan laba rugi tersebut diatas
b) Berapa penjualan BEP agar perusahaan tidak menderita kerugian dan tidak
mendapat keuntungan ( Impas )
c) Saudara buktikan bahwa penjualan Break Event Point perusahaan tidak
mendapat laba dan tidak menderita kerugian
• BEP Rupiah = Biaya Tetap
1 - Biaya Variabel
Penjualan
= 68.000.000.
1 - 24.000.000.
80.000.000
BEP Rupiah = _ 68.000.000. = 97,142,857
1 - 0.30
BEP Rupiah = _ 68.000.000. = 97,142,857
0.70
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai