Kelas 5 B Salah satu ciri keberhasilan seorang manajer adalah kemampuannya dalam merencanakan berapa besar laba yang akan dihasilkan berdasarkan data transkasi masa lalu mengenai analisis volume laba, target penjualan yang akan dicapai & jumlah biaya yang harus dikeluarkan. untuk membantu menghitung antara biaya, volume, dan laba diawali dengan menentukan titik impas yaitu untuk mengetahui besarnya pendapatan sama dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Tujuan menentukan titik impas (Break Event Point) adalah: 1. Mencari unit yang harus terjual sehingga pendapatan yang diterima sama dengan biaya yang dikeluarkan 2. Menentukan volume penjulan minimal yang harus terjual agar perusahaan tidak rugi 3. Menyusun perencanaan laba 4. Menyusun anggaran pendapatan penjulan periode yang akan datang 5. Memonitoring kinerja atau perkembangan pendapatan format laporan laba/rugi dengan model Kontriibusi Marjin, Sbb : Penjualan ( P.X ) Rp. xxxx Dikurangi: Biaya-biaya variabel (V.X ) (xxxx) (-) Jumlah Marjin Kontribusi Rp. xxxx Dikurangi: Biaya-biaya tetap (F) (xxxx) (-) Jumlah Laba Sebelum Pajak (L) Rp. Xxxx Bila disusun dalam bentuk persamaan, menjadi: Laba = penjualan – biaya variabel – biaya tetap Jumlah Penjualan = Volume penjualan x Harga Jual perunit Jumlah Biaya Variabel = Volume penjualan x Biaya Variabel perunit L = PX – VX – F L = (P – V)X – F (P – V)X = F + L X = F + L maka Rumus BEP (unit) = Biaya Tetap + Laba P–V HJ/unit – By. Var /unit Keterangan : P = Harga jual per unit X = Jumlah unit yang terjual V = Biaya variabel per unit F = Biaya tetap L = Laba sebelum pajak Ilustrasi kasus. PT. Madiun memiliki proyeksi laporan laba/rugi tahun 2017 sbb : Penjualan (100 unit @ Rp. 5.000.000,-) Rp. 500.000.000,- Dikurangi: Biaya-biaya variabel Rp. 400.000.000,- Margin kontribusi Rp. 100.000.000,- Dikurangi: Biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,- Laba sebelum pajak Rp. 50. 000 000,- Pertanyaan : Hitung titik impas ( Break Event Point ) dan buktikan bahwa kondisi perusahaan tidak laba dan tidak rugi, atau total pendapatan = total biaya atau laba = 0 Jawab : By.Variabel perunit = Jumlah Biaya variabel : Vol. penjualan By.Variabel perunit = Rp. 400.000.000. : 100 unit = Rp. 4.000.000. BEP (unit) = Biaya Tetap + Laba = HJ/unit – By. Var /unit BEP Unit = 50.000.000. + 0 = 50 unit 5.000.000. – 4.000.000. Artinya bila perusahaan hanya menjual 50 unit, maka perusahaan dalam kondisi tidak laba dan tidak rugi, agar laba harus menjual diatas 50 unit A. Analisis Impas Titik impas adalah sebuah kondisi dimana jumlah pendapatanpenjualan sama dengan total jumlah biaya atau perusahaan tidak menderita rugi (laba = 0).
Bukti Penjualan 50 unit akan diperoleh laba = Rp. 0
Laporan laba/rugi sebagai berikut: Penjualan (50 unit @ Rp. 5.000.000,-) Rp. 250.000.000,- Dikurangi: By Var = 50 unit x Rp,4.000.000 = Rp. 200.000.000,- Marjin kontribusi Rp. 50.000.000,- Dikurangi: biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,- Laba sebelum pajak Rp. 0 B. Analisis Terget Laba Analisis target laba digunakan untuk perencanaan memperoleh laba oleh manajemen dengan jumlah target unit yang akan terjual. Rumusnya X = (F+L)/ (P-V) Ilustrasi kasus 1. Sesuai soal kasus diatas, Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 100.000.000,-? Jawab : L = 100.000.000 X = (F+L)/(P-V) = (50.000.000 + 100.000.000)/(5.000.000 –4.000.000) = 150.000.000/1.000.000 = 150 unit • Sehingga perusahaan harus mampu menjual 150 unit agar memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 100.000.000,- Bukti Penjualan 150 unit akan laba = Rp. 100.000.000 Laporan laba/rugi sebagai berikut: Penjualan (150 unit @ Rp. 5.000.000,-) Rp. 750.000.000,- Dikurangi: By Var = 150 unit x Rp,4.000.000 = Rp. 600.000.000,- Marjin kontribusi Rp. 150.000.000,- Dikurangi: biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,- Laba sebelum pajak Rp. 100.000.000. 2. Jika perusahaan menghendaki laba sebesar 15% dari pendapatan penjualan. Maka: L = 15% x PX X = (F+L)/(P-V) = (50.000.000 + (15% x 5.000.000X)/ (5.000.000 –4.000.000) = 50.000.000 + 750.000X /1.000.000 1.000.000X = 50.000.000 + 750.000X ( 1.000.000X – 750.000X ) = 50.000.000 250.000X = 50.000.000. X = 50.000.000. / 250.000. = 200 unit Sehingga perusahaan harus mampu menjual 200 unit untuk mendapatkan laba sebesar 15% dari pendapatan penjualan atau sebesar Rp. 150.000.000,- (15% x Rp. 5.000.000,- x 200unit) Bukti Penjualan 200 unit akan laba = Rp. 150.000.000 Laporan laba/rugi sebagai berikut: Penjualan (200 unit @ Rp. 5.000.000,-) Rp. 1.000.000.000,- Dikurangi: By Var = 200 unit x Rp,4.000.000 = Rp. 800.000.000,- Marjin kontribusi Rp. 200.000.000,- Dikurangi: biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,- Laba sebelum pajak Rp. 150.000.000. 3. Perusahaan menghendaki target laba setelah pajak sebesar Rp.75.000.000,- dengan asumsi tarif pajak sebesar 25% Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – pajak 75.000.000 = L – 0,25L 75.000.000 = 0.75L L = 75.000.000. / 0,75 = Rp. 100.000.000 Produk yang harus dijual dapat di hitung sebagai berikut X = (F + L)/ (P – V) = (50.000.000 + 100.000.000) / (5.000.000 –4.000.000) = 150.000.000/1.000.000 = 150 unit Sehingga perusahaan harus mampu menjual 150 unit untuk mendapatkan laba setelah pajak sebesar Rp. 75.000.000,- Bukti : .... Bukti : Laporan Laba/Rugi Penjualan (150 unit @ Rp 5.000.000,-) Rp 750.000.000,- Dikurangi: Biayavariabel = 150 unit @ Rp. 4.000.000 Rp 600.000.000,- Marjin kontribusi Rp 150.000.000,- Dikurangi: Biaya-biaya tetap Rp 50.000.000,- Laba Sebelum Pajak Rp 100.000.000,- dikurangi: Pajak ( 100.000.000. x 25% ) Rp 25.000.000,- Laba Setelah Pajak Rp 75.000.000,- Sehingga, produk yang harus dijual perusahaan adalah 150 unit untuk memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp.75.000.000,- Contoh Break Event Point Rumus BEP dalam Rupiah = Biaya Tetap _ Kontribusi Ratio = 18,000,000 = 37,500,000 48% BEP Unit = _ BEP Rupiah _ = Rp. 37.500.000. = 150.000. Unit Harga Per unit Rp. 250. Misal PT. Mayora rencana roduksi makanan ringan sebanyak 100.000. bungkus dengan data keuangan sbb : 1. Rencac Harga jual perbungkus Rp. 800. 2. Komponen Klaisfikasi Biaya Variabel sebagai berikut : a. Bahan baku Rp. 12.000.000. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 8.500.000. c. Biaya Overhead Pabrik langsungRp. 3.500.000. 3. Komponen Klaisfikasi Biaya Variabel sebagai berikut : a. Biaya Sewa kantor Rp. 5.000.000. b. Biaya penyusutan alat produksi Rp. 8.000.000. c. Biaya Gaji Rp. 25.000.000. d. Biaya Iklan dan promosi Rp. 20.000.000. e. Biaya tetap lain-lain Rp. 10.000.000. Pertanyaan : a) Saudara buat laporan budget Laporan laba rugi tersebut diatas b) Berapa penjualan BEP agar perusahaan tidak menderita kerugian dan tidak mendapat keuntungan ( Impas ) c) Saudara buktikan bahwa penjualan Break Event Point perusahaan tidak mendapat laba dan tidak menderita kerugian • BEP Rupiah = Biaya Tetap 1 - Biaya Variabel Penjualan = 68.000.000. 1 - 24.000.000. 80.000.000 BEP Rupiah = _ 68.000.000. = 97,142,857 1 - 0.30 BEP Rupiah = _ 68.000.000. = 97,142,857 0.70 Terima kasih