Oleh:
Iin Safariah 1617202005
Indra Ari Yudhanto 1617202009
Nabila Putri 1617204001
SEKOLAH PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI
i
2.8 Keterbatasan Analisis Varians. .................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perhitungan varians.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam analisis varian.
3. Untuk mengetahui pertimbangan perilaku dalam evaluasi kinerja.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anggaran laba sudah dicanangkan sesuai dengan yang diharapkan dari keseluruhan
produksi dan peluang pasar, harga jual dan biaya struktural. Hasil yang diharapkan dari
semua peluang lebih mudah dilaksanakan bila dalam pelaksanaan melakukan analisis
terhadap semua peluang yang ada. Kerangka analisis yang digunakan dalam analisis
termasuk:
2
menguntungkan, karena hal tersebut mengindikasikan bahwa laba aktual melebihi laba yang
dianggarkan, dan varians yang negatif adalah tidak menguntungkan.
1. Varians Bauran
Varians bauran untuk masing-masing produk diperoleh dari persamaan berikut ini :
Varian bauran = [(Total volume penjualan aktual*Proposal yang dianggarkan) -
(Volume penjualan aktual)] * Kontribusi per unit yang dianggarkan
3
2. Varians Volume
Varian volume dihitung dengan cara mengurangkan varians bauran dari gabungan
antara varians bauran dan varians volume.
Berarti $150.000 − $ 35.000 = $115.000 Hal ini juga dihitung untuk setiap produk
sebagai berikut :
Persamaan berikut ini digunakan untuk memisahkan dampak penetrasi pasar dari
volume industri untuk varians bauran dan volume.
ü Varian pangsa pasar = [(Penjualan aktual) – (Volume industri)] *penetrasi pasar yang
dianggarkan*kontribusi per unit yang dianggarkan
4
ü Varian volume industri = (Volume industri aktual – volume industri yang dianggarkan)
*penetrasi pasar yang dianggarkan
*Kontribusi per unit yang dianggarkan
Total Varian
pangsa
pemasaran barang
pasar
jumlah hasil
litbang TKL
produksi
biaya tak
terduga
5
2.1.5.2 Biaya Variabel.
Biaya variable adalah biaya yang bervariasi secaran langsung dan proposional dengan
volume. Biaya produksi variable yang dianggarkan harus disesuaikan dengan volume
produksi actual. Beban produksi yang dianggarkan disesuaikan ke jumlah yang seharusnya
dikeluarkan pada tingkat produksi aktual dengan cara mengalikan setiap elemen dari biaya
standar untuk setiap produk dengan volume produksi untuk produk tersebut.
Perhitungan ini diperlihatkan pada tampilan 10.11
6
Laporan ini terutama digunakan karena jumlahnya dapat ditelusuri dengan mudah ke
tampilan-tampilan sebelumnya. Bentuk lain penyajian untuk varians-varians tersebut adalah
dengan menunjukan jumlah aktual beserta dengan variansnya. Hal ini memberikan indikasi
mengenai relatif pentingnya setiap varians sebagian dari total pos pendapatan atau beban
yang terkait.
7
saat ini dalam jumlah, margin, dan biaya tidak akan berlanjut. Tetapi, estimasi untuk satu
tahun penuh adalah ringan, sementara kinerja aktual hanyalah merupakan masalah
pencatatan. Suatu alternatif untuk mengurangi masalah ini adalah dengan melaporkan kinerja
baik untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu maupun untuk satu tahun penuh.
8
2.4.3 Standar Eksternal
Standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung jawab lain atau perusahaan-
perusahaan lain dalam industri yang sama. Kinerja dari satu kantor cabangpenjualan dapat
dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang penjualan lainnya. Bila kondisi-kondisi dari
ke dua pusat tanggung jawab tersebut adalah serupa, maka perbandingan semacam itu dapat
menghasilkan dasar yang bisa diterima untuk mengevaluasi kinerja.’
Beberapa perusahaan mengidentifikasikan perusahaan yang diyakini merupakan
perusahaan yang dikelola paling baik dalam industri tersebut dan menggunakan angka-angka
dari perusahaan tersebut - baik melalui kerjasama dengan perusahaan tersebut atau dari
materi yang diterbitkan – sebagai dasar perbandingan. Proses ini disebut dengan
benchmarking.
9
bahwa tingkat pesediaan tidk berubah. Dengan demikian, masalah perlakuan atas varians
yang berkaitan dengan biaya overhead tetap tidak muncul.
Jika tingkat persediaan berubah, dan jika volume produksi aktual berbeda dengan
volume penjualan yanag dianggarkan, maka sebagian dari varians volume produksi
dimasukan dalam persediaaan. Akan tetapi, jumlah penuh dari varians volume produksi harus
dihitung dan dilaporkan. Varians ini adalah selisih antara biaya produksi tetap yang
dianggarkan pada volume aktual (seperti yang dinyatakan dalam anggaran fleksibel) dan
biaya produksi tetap standard pada volume tersebut.
Jika perusahaan memiliki sistem biaya variabel, biaya produksi tetap tidak dimasukan
persediaan, sehinnga tidak ada variansvolume produksi. Varians beban produksi tetap adalah
selisih antara jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual.
Hal yang penting adalah bahwa varians produksi seharusnya dikaitkan dengan volume
produksi, bukan dengan volume penjualan.
10
Lapisan-lapisan ini berkaitan dengan hierarki dari pusat tanggung jawab. Mengambil
tindakan berdasarkan laporan varians tidaklah memungkinkan kecuali jika varians dapat
dikaitkan dengan manjer yang bertanggung jawab untuknya.
Dengan teknologi informasi modern, hamper semua tingkat rincian dapat disediakan
dengan cepat dan biaya yang wajar. Masalahnya adalah memutuskan berapa banyak yang
diperlukan. Jawabannya sebagai bergantung pada informasi yang diminta oleh setiap manajer
beberapa berorientasi pada angka, sementara yang lain tidak. Dala situasi yang ideal, ada data
dasar untuk membuat semua jenis analisis, tetapi hanya bagian kecil dari data yang
dilaporkan secara rutin.
11
yang signifikan anatara kinerja aktual dan standar untuk beberapa proses tertentu; teknik-
tekni ini umunya disebut sebagai pengendalian mutu secara stasitik. Tapi, teknik-teknik
tersebut hanya dapat diterapkan jika proses itu di ulang dalam interval yang sering, seperti
oprasi dari suatu alat mesin dalam proses produksi. Literature hanya memiliki sedikit
relevansi yang menyarankan agar pengendalian mutu secara stasitik digunakan untuk
menentukan apakah varians anggaran adalah signifikan; tetapi ini hanya memiliki sedikit
relevansi praktik di tingkat unit bisnis karena jumlah tindakan repetitif yang diperlukan tidak
ada. Secara konsep, suatu varians sebaiknya diinvestigasi hanya apabila manfaat yang
diharapkan dari perbaikan masalah tersebut melebihi biaya investigasinya, tetapi suatu model
yang didasarkan pada asumsi ini memiliki begitu banyak tidak kepastian sehingga hanya
menjadi perhatian akademis. Oleh karna itu, manajer mengandalkan penilainan dalam
memutuskan varians apa yang signifikan. Lebih lanjut lagi, jika suatu varians adalah
signifikan tetapi tidak dapat dikendalikan (seperti inflasi yang tak terduga), maka tidak ada
gunanya di investigasi.
Keterbatasan ketiga dari analisis varians adalah bahwa ketika laporan kinerja menjadi
lebih teregrasi, varians yang saling meniadakan dapat menyesatkan pembacanya. Misalnya,
seorang manajer yang melihat kinerja biaya produksi unit bisnis mungkin memehatikan
bahwa biaya tersebut sesuai dengan anggaran. Tetapi, hal ini mungkun dihasilkan dari
kinerja yang baik di suatu pabrik yang ditiadakan oleh kinerja yang buruk di pabrik lain.
Secara serupa, ketika lini produk yang berbeda pada tahap pengembangan yang berda
digabungkan, kombinasi ini mungkin mengaburkan hasil aktual dari setiap lini produk.
12
yang lebih akurat, dan laporan tersebut dapat mengonfirmasikan atau meragukan informaasi
dari sumber-sumber tidak resmi. Selain itu, laporan formal juga menjadi suatu dasar untuk
analisis karena informasi dari sumber-sumber tidak resmi sering kali bersifat umum dan tidak
tepat.
Biasanya, ada diskusi antara manajer unit bisnis dengan atasanya, dimana manajer
unit bisnis menjelaskan alasan-alasan dari varians yang signifikan, tindakan yang diambil
untuk memperbaiki situasi yang tidak menguntungkan, dan perkiraan waktu dari setiap
tindakan perbaikan. Penjelasan ini bersifat subjektif, dan mungkin juga bias. Manjer operasi,
seperti orang lain pada umumnya, tidak suka untuk mengakui bahwa varians-varians yang
tidak menguntungkan terjadi karena kesalahan mereka. Seorang manjer senior biasanya
memiliki suatu opini, berdasarkan pengalaman mengenai kemungkinan bahwa seorang unit
bisnis manajer akan berterus terang, dan ia menilai laporan tersebut sesuai dengan opini
tersebut.
Laporan laba akan tidak berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada tindakan.
Tindakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja yang telah dilakukan dengan baik,
saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda, “memperoses” atau tindakan
ketenagakerjaan yang lebih drastic lagi. Tetapi, tindakan-tindakan ini tidak dilakukan untuk
setiap unit bisnis setiap bulan. Selama bisnis berjalan baik pujian adalah yang paling
diperlukan, dan kebanyakkan orang tidak mengharapkan untuk memperoleh pujian secara
rutin.
Dengan batas tanggungjawab dan sasaran yang jelas, seseorang akan mudah
dinilai kinerjanya. Ada tiga hal yang berkaitan dengan penentuan daerah
pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab antara lain:
13
a. Kriteria Penetapan Tanggung Jawab
Untuk memotivasi karyawan secara efektif, hal-hal berikut perlu
diperhatikan:
· Pertanggungjawaban harus konsisten dengan wewenang
manajer terhadap pendapatan dan atau biaya.
· Definisi pertanggungjawaban harus akurat dan adil
· Untuk meningkatkan pengendalian operasi, area
pertanggungjawaban yang ditugaskan harus mampu mengukur
efisiesi dan efektifitas operasional dari pemenuhan tugas yang
spesifik
· Kriteria penilaian kinerja yang dipilih harus sesuai dengan
bidang pertanggungjawaban yang diberikan
b. Tipe Pusat Pertanggungjawaban
Dalam organisasi perusahaan, penentuan daerah
pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab
dilaksanakan dengan menetapkan pusat-pusat pertangungjawaban
dan tolak ukur kinerjanya. Pusat pertanggung jawaban merupakan
suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
pertanggungjawab.Suatu pusat pertanggungjawaban dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan menjadi
keluaran.
c. Karakteristik Pusat Pertanggungjawaban
Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja
Manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa setiap
manajer bertindak sesuai dengan sasaran perusahaan.Untuk
mewujudkan hal ini, harus terdapat kesesuaian antara sasaran
organisasi dengan sasaran manajer secara individual. Kesesuaian
sasaran dipengaruhi oleh prosedur yang digunakan untuk menilai
kinerja manajer, karena penilaian kinerja memaksa setiap manajer
bertindak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dalam kriteria
kinerja.
14
2. Penetapan Kriteria Pengukuran Kinerja
Dalam menetapkan kriteria kinerja manajer berbagai faktor berikut ini perlu
dipertimbangkan:
15
tindakan atau prilaku yang dapat membahayakan kemungkinan
pencapaian tujuan laba dan pangsa pasar jangka pendek.
3. Pengukuran Kinerja Sesungguhnya Dengan Sasaran
Setelah seorang manajer ditetapkan bagian atau aktifitas yang menjadi daerah
wewenangnya dan ditetapkan pula kriteria dalam menjalankan bagian atau dalam
melaksanakan aktifitasnya, langkah berikutnya dalam penilaian kinerja adalah
melakukan pengukuran hasil sesungguhnya bagian atau aktifitas yang menjadidaerah
wewenang manajer tersebut. Meskipun pengukuran kinerja tampaknya objektif,
bersifat repetitif dan merupakan kegiatan yang rutin, namun pengukuran kinerja itu
sendiri seringkali memicu timbulnya prilaku yang tidak semestinya.
Ø Tahap Penilaian
1. Perbandingan Kinerja Sesungguhnya dengan Tujuan yang Telah Ditentukan
Laporan kinerja berisi unsur terkendali dan unsur tidak terkendali yang
disajikan secara terpisah, sehingga manajer yang bertanggungjawab atas kinerja
dapat dimintai pertanggungjawaban atas unsur-unsur yang dikendalikan
olehnya.Penyajian laporan kinerja sebaiknya memperhatikan kemampuan penerima
dalam memahami laporan tersebut.
Karena laporan kinerja disusun oleh akuntan, sebagian besar adalah tabulasi
statistik keuangan. Untuk membuat laporan dimengerti pengguna dengan tidak
memiliki latar belakang akuntansi, banyak perusahaan telah menemukan itu
bermanfaat untuk menggunakan diagram dan grafik dalam persentation mereka.
Akhirnya, perbedaan harus dilaporkan untuk periode masa lalu dan saat ini
dan secara kumulatif sampai saat ini. Catatan kaki harus digunakan untuk
menjelaskan penyebab dikenal penyimpangan tertentu dan mengarahkan perhatian
pada kondisi yang memerlukan perhatian.
16
Penyimpangan yang merugikan memberi tanda bahaya dan memerlukan
penyelidikan lebih lanjut untuk menemukan penyebab yang tepat. Penyimpangan
yang menguntungkan juga memerlukan perhatian yang sama dari manajemen karena
mengandung informasi yang banyak manfaatnya. Penyimpangan tersebut dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan memberikan penghargaan terhadap kinerja
yang luar biasa dan untuk menunjukkan realistis atau tidaknya sasaran yang
ditetapkan. Penyimpangan yang menguntungkan dapat pula menjelaskan
ketidakefisienan dibidang yang lain.
17
dapat menunjukkan bidang yang didalamnya perlu diadakan perubahan perilaku
untuk penyehatan dan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.
18
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Simpulan
Hasil Analisis Laporan Keuangan dapat digunakan untuk memperoleh masukan
tentang kinerja masa lalu dan prospek di masa mendatang dari sebuah perusahaan, sehingga
kita dapat memutuskan untuk berinvestasi di sebuah perusahaan. Bagaimanapun juga saat
kita memilih perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi, kita harus melakukan beberapa
penelitian untuk mengarahkan keputusan investasi tersebut. Dan artikel ini akan menjelaskan
dan memberi contoh mengenai data keuangan umum yang dapat di-analisis untuk membantu
kita dalam membuat keputusan investasi.
Para manajer unit bisnis melaporkan kinerja keuangan mereka kepada manjemen
senior secara tertur, biasanya perbulan. Laporan formal terdiri dari perbandingan antara
pendapatan dan biaya aktual dengan jumlah yang dianggarkan. Selisihnya, atau varians,
antara kedua jumlah ini dapat dianalisis pada beberapa tingkatan yang rinci. Analisis ini
mengidentifikasikan penyebab varians antara laba yang dianggarkan dan jumlah yang
berkaitan dengan masing-masing penyebab.
19
DAFTAR PUSTAKA
Chenhall, R. H., dan D. Morris. “The Impact of Structure, Environment, and Interdependence
on the Perceived Usefulness of Management Accounting Systems.” The Accounting
Review LXI, no.1 (Januari 1986), hal. 16-35
20