DOSEN:
Yane Devi Anna SE.M.Si
NAMA:
PAHMI NURUL IMAN (C10170096)
VICKY GALUH PANGESTU (C10170099)
M. RIZAL FIRMANUDIN (C10170112)
INDRA CAHYA NUGRAHA (C10170272)
WIDYA NUR FITRIA (C10170164)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKUITAS
BANDUNG
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen yang berjudul “ Analisis
Laporan Kinerja Keuangan”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bimbingan Dosen Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (BLKL) di STIE Ekuitas sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................................1
1.4 Manfaat Masalah...............................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 ANALISA VARIANCE....................................................................................................................2
2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN.....................................................2
2.3 RERANGKA ANALISA (TUJUAN ANALISA VARIANS)...........................................................3
2.4 ANALISA PENDAPATAN..............................................................................................................3
2.5 ANALISA BIAYA............................................................................................................................4
2.6 VARIASI DALAM PRAKTIK.........................................................................................................5
2.7 KETERBATASAN ANALISA VARIANCE....................................................................................8
2.8 TINDAKAN MANAJEMEN............................................................................................................8
2.9 Sistem Ukuran Kinerja.......................................................................................................................9
2.10 Keterbatasan Sistem Pengendalian Keuangan.................................................................................9
2.11 Pertimbangan Umum....................................................................................................................10
2.12 Balanced Scorecard.......................................................................................................................11
2.13 Sistem Penilaian Kinerja: Pertimbangan Tambahan......................................................................11
2.13 Faktor Kunci Keberhasilan.............................................................................................................13
2.14 Implemetasi Sistem Pengukuran Kinerja.......................................................................................14
2.15 Kesulitan dalam Mengimplementasikan Sistem Pengukuran Kinerja............................................16
2.16 Praktik-Pratik Pengukuran............................................................................................................17
2.17 Pengendalian Interaktif.................................................................................................................18
BAB III......................................................................................................................................................20
iii
PENUTUP.................................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mampu memaparkan dan menjelaskan secara terperinci mengenai analisis penyebab
varians tersebut
Pemenuhan tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANALISA VARIANCE
Hampir semua perusahaan membuat analisis bulanan atas perbedaan antara pendapatan
dan beban aktual dengan yang dianggarkan untuk setiap unit bisnis dan untuk organisasi
keseluruhan. Analisis yang seksama mengidentfikasikan penyebab dari varians tersebut dan
unit organisasi yang bertanggung jawab untuk itu. Sistem yang efektif mengidentifikasikan
varians yang terjadi ke tingkat manajemen terendah.
Varians bersifat hierarkis. Varians dimulai dengan kinerja unit bisnis keseluruhan yang
dibagi menjadi varians pendapatan dan varians beban. Varians pendapatan dibagi lebih lanjut
menjadi varians volume dan varians harga untuk unit bisnis keseluruhan dan untuk setiap
pusat tanggung jawab pemasaran dalam unit tersebut. Varians tersebut dapat dibagi lebih
lanjut berdasarkan area dan distrik penjualan. Sedangkan Varians beban dibagi menjadi beban
produksi dan beban lainnya, dimana beban produksi dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan
pabrik dan departemen dalam suatu pabrik.
1. Selisih Anggaran dan Realisasi dilakukan setiap bulan untuk setiap unit bisnis dan
seluruh perusahaan
2. Manajer Operasional harus menerapkan mentalitas Kaizen (perbaikan berkelanjutan)
3. Analisis harus menunjukkan sebab-sebab selisih dan unit organisasi yang bertanggung
jawab sampai tingkatan manajer terbawah
1. Pendapatan (Penjualan)
Unsur pendapatan ialah harga jual serta volume (unit) barang yang terjual. Harga jual barang
dapat dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran. Sedangkan volume penjualan
dapat dipengaruhi oleh pangsa pasar dan voume industri
2
2. Biaya
Biaya dibagi menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi terdiri atas
biaya variabel dan biaya tetap. Sedangkan biaya non produksi terdiri atas biaya administrasi,
biaya pemasaran serta biaya penelitian dan pengembangan
Dalam bagian ini, djelaskan mengenai bagaimana menghitung selisih harga, volume dan
bauran penjualan. Penghitungan tersebut dibuat untuk setiap lini produk, dan hasil dari lini
produk kemudian diagresikan untuk menghitung total selisih. Selisih yang positif adalah
menguntungkan, karena hal tersebut mengindikasikan bahwa laba aktual melebihi laba yang
dianggarkan, dan selisih yang negatif adalah tidak menguntungkan.
3
Selisih komposisi dan volume) = (volume sesungguhnya – volume dianggarkan) x laba
kontribusi per unit dianggarkan
Selisih volume (mix volume) diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada yang
dianggarkan. Sedangkan selisih komposisi diakibatkan dari menjual proporsi produk
yang berbeda dari yang diasumsikan dalam anggaran. Larena setiap produk memperoleh
kontribusi perunit yang berbeda, maka penjualan proporsi produk yang berbeda dari yang
dianggarkan akan menghasilkan suatu varians.
Selisih Volume = {(Total volume penjualan sesungguhnya x proporsi dianggarkan) –
volume penjualan sesungguhnya} x laba kontribusi per unit dianggarkan.
c. Penetrasi Pasar dan Volume Industri
Salah satu perluasan dari analisis laba adalah untuk memisahkan selisih komposisi dan
volume menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam volume industri.
Prinsipnya adalah bahwa manajer unit bisnis bertanggung jawab atas pangsa pasar, tetapi
mereka tidak bertanggung jawab atas volume industri Karena hal tersebut sangat
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Persamaan berikut ini digunakan untuk memisahkan
dampak penetrasi pasar dan volume industri untuk selisih komposisi dan volume :
Selisih pangsa pasar dihitung untuk setiap produk secara terpisah, dan selisih total adalah
jumlah perhitungan secara aljabar. Selisih volume industri bisa dihitung dengan cara
sebagai berikut :
Selisih volume industri = (volume industri sesungguhnya – volume industri dianggarkan)
x penetrasi pasar dianggarkan x laba kontribusi per unit dianggarkan
a. Biaya Tetap
Selisih antara biaya tetap aktual dengan yang dianggarkan didapat dari pengurangan,
karena biaya-biaya ini tidak dipengaruhi baik oleh volume penjualan maupun volume
produksi. Persamaan:
4
Biaya Tetap = Biaya tetap dianggarkan – Biaya tetap sesungguhnya
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional dengan
volume. Biaya produksi yang dianggarkan harus disesuaikan dengan volume produksi
aktual. Volume yang digunakan untuk menyesuaikan beban produksi variable yang
dianggarkan adalah volume produksi, bukan volume penjualan, yang digunakan dalam
menentukan selisih pendapatan.
Biaya Variabel = Total biaya produksi variabel dianggarkan – Biaya produksi variabel
sesungguhnya
Perbandingan antara anggaran tahunan dengan perkiraan saat ini akan kinerja
sesungguhnya untuk satu tahun penuh menunjukkan seberapa dekat manajer unit bisnis
memperkirakan akan memenuhi target laba tahunan. Periode waktu pembanding terdiri
dari pembanding bulan ini, sampai dengan bulan ini (year to date), dan anggaran setahun
dengan perkiraan untuk setahun. Periode waktu pembanding yang digunakan diharapkan
jangan terlalu pendek supaya tidak bias dengan kegiatan yang bersifat musiman.
Laba kotor adalah selisih antara harag jual sesungguhnya dengan biaya produksi standar.
Di banyak perusahaan, perubahan dalam biaya atau faktor-faktor lainnya diperkirakan akan
mengarah kepada perubahan dalam harga jual, dan tugas dari manajer pemasaran adalah
untuk memperoleh laba kotor yang dianggarkan yaitu penyebaran yang konstan antara
biaya dan harga jual. Kebijakan semacam itu terutama penting dalam periode inflasi. Fokus
pada laba kotor dimaksudkan dengan mengutamakan kegiatan operasional.
5
3. Evaluasi Standar
Standar ini merupakan dasar terhadap mana kinerja aktual diperbandingkan di banyak
perusahaan. Standar tetap adalah standar yang sekali ditetapkan tidak berubah. Standar ini
mungkin ideal pada saat ditetapkan tetapi dengan berjalannya waktu terjadi perubahan
yang mendasari disusunnya standar sehingga menyebabkan standar tersebut tidak sesuai
lagi. Standar ini jarang digunakan akibat penyusutan manfaatnya.
b. Standar Historis
Ini merupakan catatan dari kinerja aktual yang telah lewat. Hasil dari bulan berjalan dapat
dibandingkan dengan hasil bulan sebelumnya, atau dengan hasil dari bulan yang sama di
tahun sebelumnya.
c. Standar Eksternal
Ini adalah standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung jawab lain atau
perusahaan-perusahaan lain dalam industry yang sama. Kinerja dari satu kantor cabang
penjualan dapat dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang penjualan lainnya.
d. Keterbatasan Standar
Varians antara kinerja aktual dan standar adalah bermakna hanya jika diturunkan dari
standar yang valid. Walaupun sangat mudah untuk mengacu pada varians yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan, kata-kata ini mengimplikasikan bahwa
standar adakah ukuran yang andal mengenai bagaimana kinerja yang seharusnya. Bahkan
6
biaya standar mungkin bukan merupakan estimasi yang akurat mengenai berapa biaya
yang seharusnya dalam situasi tersebut. Situasi ini dapat karena salah satu atau kedua
alasan:
• Standar tersebut tidak ditetapkan dengan selayaknya
• Walaupun standar tersebut ditetapkan secara layak dalam kondisi yang ada pada waktu
itu.
4. Sistem Biaya Penuh
Jika perusahaan memiliki sistem biaya penuh (full-cost system), baik biaya overhead
variabel maupun tetap dimasukkan dalam persediaan pada biaya standar per unit. Jika
Persediaan akhir lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan awal, sebagian dari biaya
Overhead tetap yang terjadi di periode tersebut tetap akan tinggal di persediaan dan
Bukannya mengalir ke harga pokok penjualan. Sebaliknya, jika saldo persediaan turun
Selama periode tersebut, lebih banyak biaya overhead tetap yang dilepaskan ke harga
Pokok penjualan dibandingkan dengan jumlah aktual yang terjadi dalam periode tersebut.
Hal yang penting adalah bahwa varians produksi seharusnya dikaitkan dengan volume
produksi, bukan dengan volume penjualan.
Selisih pendapatan dianalisis pada beberapa tingkatan pertama, secara total; kemudian
berdasarkan volume, bauran (komposisi), dan harga, lalu menganalisis selisih volume dan
komposisi berdasarkan volume industri dan pangsa pasar. Pada setiap tingkatan ini, selisih
tersebut dianalisis berdasarkan produk individual. Proses dari satu tingkat ke tingkat yang
lainnya ini yaitu lapisan demi lapisan dikupas, dan proses tersebut akan terus berlanjut
selama rincian tambahan masih dianggap berharga.
Varians yang “menguntungkan” dalam biaya teknik biasanya merupakan indikasi dari
kinerja yang baik: yaitu semakin rendah biayanya maka semakin baik kinerjanya, yaitu
mengukur efisiensi. Hal ini tergantung pada kualifikasi bahwa kualitas pengantaran tepat
waktu dinilai memuaskan. Sebaliknya kinerja dari pusat beban kebijakan biasanya dinilai
7
memuaskan apabila beban aktual hampir setara dengan jumlah yang dianggarkan, tidak
lebih tinggi maupun lebih rendah serta untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan dilakukan
sesuai rencana.
a. Laba periodik seharusnya relatif stabil, apabila terjadi perubahan yg cukup signifikan
harus segera diinformasikan melalui media-media pembantu, sehingga manajer senior
dapat bertindak sebelum menerima laporan formal.
b. Memberi dorongan pada manager untuk segera melakukan tindakan koreksi dari
inisiatifnya sendiri
c. Prinsip utama analisis laporan keuangan formal: Laporan laba bulanan tidak boleh berisi
kejutan
d. Laporan formal merupakan penegasan dari laporan informal (via fax, telepon, e-mail atau
tatap muka)
e. Manfaat laporan formal adalah menekan bawahan untuk melakukan tindakan koreksi atas
inisiatifnya sendiri
8
2.9 Sistem Ukuran Kinerja
Tujuan dari sistem ukuran kinerja adalah untuk membantu menerapkan strategi.
Untuk mengimplementasikan atau menerapkan sistem semacam itu, manajemen senior
memilih ukuran-ukuran yang paling mewakili strategi perusahaan. Ukuran-ukuran ini dapat
dilihat sebagai faktor keberhasilan penting ( critical success factors) masa kini dan masa
depan, jika ukuran-ukuran ini membaik, berarti perusahaan telah mengimplementasikan
strategi. Keberhasilan tergantung kepada kekuatan setiap perusahaan.
Cita-cita penting dari suatu perusahaan bisnis adalah untuk mengoptimalkan tingkat
pengembalian pemegang saham. Tetapi, mengoptimalkan profabilitas jangka pendek tidak
selalu menajmin tingkat pengembalian yang optimum bagi pemegang saham karena nilai
pemegang saham mencerminkan nilai sekarang bersih (net present value-NPV) dari
perkiraan laba masa depan. Hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan saja
tidaklah cukup dan, faktanya, dapat menjadi disfungsional karena beberapa alasan.
Pertama, hal itu dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan
kepentingan jangka panjang perusahaan. Semakin besar tekanan yang diberikan untuk
9
mencapai tingkat laba saat ini, semakin besar kemungkinan bahwa manajer unit bisnis akan
mengambil tindakan jangka pendek yang mungkin mengirimkan produk berkualitas rendah
dari pelanggan untuk memenuhi target penjualan, dan hal ini akan memengaruhi pelanggan
dan penjualan masa depan secara negative. Ini merupakan kesalahan dari pelaksanaan tugas.
Kedua, manager unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka
panjang, guna memperoleh laba jangka pendek. Yang umumnya adalah manager yang
melakukan investasi yang tidak mencukupi dalam penelitian dan pengembangan.
Ketiga, menggunakan laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistori
komunikasi antara manager unit bisnis dengan manajemen senior. Jika manager unit bisnis
dievaluasi berdasarkan anggaran laba mereka, mereka mungkin mencoba untuk menetapkan
target laba yang mungkin dicapai, sehingga mengarah pada data perencanaan yang salah
satu untuk seluruh perusahaan karena laba yang dianggarkan mungkin saja lebih rendah dari
yang seharusnya dapat dicapai.
Intinya, mengandalkan pada ukuran keuangan saja adalah tidak mencukupi untuk
memastikan bahwa strategi akan dilaksanakan dengan sukses. Solusinya adalah untuk
mengukur dan mengevaluasi manager unit bisnis menggunakan berbagai ukuran, baik
nonkeuangan maupun keuangan. Ukuran-ukuran nonkeuangan yang mendukung
implementasi strategi disebut faktor kunci keberhasilan atau indikator kunci kinerja.
10
2.12 Balanced Scorecard
Balanced scorecard adalah suatu contoh dari sistem ukuran kinerja. Menurut pada
pendukung pendekatan ini, unit bisnis harus diberikan cita-cita dan diukur dari empat
perspektif berikut ini :
1. Keuangan (contohnya : margin laba, tingkat pengembalian atas aktiva, arus kas)
2. Pelanggan (contohnya: pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan)
3. Bisnis internal (contohnya: retensi karyawan, pengurangan waktu siklus)
4. Inovasi dan pembelajaran (contohnya: presentasi penjualan dari produk baru)
Tiap ukuran pada balanced scorecard membahas suatu aspek dari strategi perusahaan. Dalam
menetapkan balanced scorecard, eksekutif harus memilih bauran dari ukuran yang pertama
secara akurat mencerminkan faktor kunci yang akan menentukan keberhasilan strategi
perusahaan, kedua menunjukkan hubungan antara ukuran-ukuran individual dalam
hubungan sebab-akibat, mengindikasikan bagaimana ukuran-ukuran nonkeuangan
memengaruhi hasil keuangan jangka panjang, dan ketiga memberikan pandangan luas
mengenai kondisi perusahaan saat ini.
11
mengenai apa yang telah terjadi. Sebaliknya, ukuran pemicu merupakan “indikator yang
mendahului”; yang menunjukkan kemajuan dari bidang-bidang kunci dalam
mengimplementasikan suatu strategi. Waktu siklus merupakan contoh dari ukuran pemicu.
Sementara ukuran hasil hanya menunjukkan hasil akhir, ukuran pemicu dapat digunakan di
tingkat yang lebih rendah dan mengindikasikan perubahan-perubahan inkremental yang
pada akhirnya akan sangat mempengaruhi hasil.
Meskipun mereka mengakui pentingnya ukuran nonkeuangan, banyak organisasi yang gagal
untuk memasukkannya dalam tinjauan kinerja tingkat eksekutif karena ukuran –ukuran ini
cenderung kurang canggih dibandingkan dengan ukuran keuangan dan manajer senior
kurang terampil dalam menggunakannya.
12
Karena ukuran-ukuran ini secara eksplisit terkait dengan strategi suatu organisasi, maka
ukuran-ukuran dalam scorecard harus spesifik untuk strategi tertentu dan oleh karena itu
spesifik organisasi tertentu. Ukuran-ukuran scorecard dikatkan dari atas ke bawah dan
dikaitkan dengan target tertentu di seluruh organisasi. Scorecard menekankan gagasan
mengenai hubungan sebab akibat antara ukuran-ukuran tersebut. Dengan menampilkan
secara eksplisit hubungan sebab akibat tersebut, suatu organisasi akan memahami
bagaimana ukuran-ukuran nonkeuangan (misalnya: kualitas produk) memicu ukuran-ukuran
keuangan (misalnya: pendapatan).
13
Pengiriman tepat waktu
Perputaran persediaan
Kualitas
Waktu siklus. Persamaan ini untuk waktu siklus adalah alat yang digunakan untuk
mengenalisis kebutuhan persediaan.
Waktu siklus = waktu pemrosesan + waktu penyimpanan + waktu pemindahan + waktu
inspeksi
Suatu sistem just-in-time memusatkan perhatikan manajemen pada waktu selain fokus
tradisional pada biaya. Mengurangi waktu siklus dapat mengarah pada pengurangan biaya.
Salah satu cara yang efektif untuk memantau kemajuan atas just-in-time adalah dengan
menghitung rasio berikut
Sistem just-in-time bukanlah instalansi yang siap jadi, namun merupakan sistem evolusioner
yang berusaha untuk secara kontinu memperbaiki proses produksi. Hasil terbaik dapat
dicapai dengan menekankan pada perbaikan secara kontinu dalam rasio ini ke arah angka
ideal sebesar 1.
1. Mendefinisikan strategi.
2. Mendefinisikan ukuran-ukuran dari strategi.
3. Mengintegrasikan ukuran-ukuran ke dalam sistem manajemen.
4. Meninjau ukuran dan hasilnya secara berkala.
Masing-masing langkah ini bersifat iterative, memerlukan partisipasi dari manajemen
senior dan para karyawan di seluruh organisasi..
Mendefinisikan strategi
Scorecard membangun suatu kaitan antara strategi dengan tindakan operasional. Oleh karena
itu, proses mendefinisikan scorecard dimulai dengan mendefinisikan strategi organisasi.
Untuk perusahaan dalam satu industry (misalnya: Analog Devices, Maytag, Wrigley),
scorecard tersebut sebaiknya dikembangkan di tingkat korporasi dan kemudian diturunkan
ke tingkat fungsional dan tingkatan di bawahnya. Tetapi , untuk perusahaan
multibisnis(misalnya : General Electric, Du Pont, Corning Glass Works), scorecard
sebaiknya dikembangkan di tingkat unit bisnis. Adalah penting bahwa departemen
fungsional dalam suatu bisnis memiliki scorecard sendiri, dan bahwa scorecard unit bisnis
14
dan scorecard di bawah tingkat itu diselaraskan . sebagai langkah akhir, untuk organisasi
multibisnis, scorecard tingkat korporat sebaiknya dikembangkan untuk membahas, di
samping hal-hal lain, sinergi antarunit bisnis.
15
2.15 Kesulitan dalam Mengimplementasikan Sistem Pengukuran Kinerja
Korelasi yang Buruk antara Ukuran Non keuangan dengan Hasilnya
Sederhananya, tidak ada jaminan bahwa profitabilitas masa depan akan mengikuti
pencapaian target di bidang non keuangan manapun. Ini merupakan masalah yang serius
karena ada asumsi yang melekat bahwa profitabilitas masa depan mengikuti pencapaian
ukuran individual. Mengidentifikasikan hubungan sebab akibat ukuran-ukuran yang berbeda
lebih mudah diucapkan dari pada dikerjakan.
16
4. Kesulitan dalam Menetapkan Trade-Off
Beberapa perusahaan menggabungkan ukuran keuangan dan nonkeuangan dalam satu
laporan dan memberikan bobot pada masing-masing ukuran tersebut. Tetapi,
kebayakan scorecard tidak memberikan bobot yang eksplisit kepada masing-masing ukuran
ini. Tanpa pembobotan semacam itu, adalah uantuk menentukan pertukaran antara ukuran
keuangan dan nonkeuangan.
Jenis Ukuran
Studi Lingle dan Schiemann menemukan bahwa 76 persen dari perusahaan responden
memasukkan ukuran-ukuran keuangan, operasi, serta kepuasan pelanggan dalam tinjauan
manajemen regular, tetapi hanya 33 persen yang memasukkan ukuran-ukuran inovasi serta
perubahan ukuran dalam tinjauan manajemen reguler.
17
2.17 Pengendalian Interaktif
Peran utama dari pengendalian manajemen adalah untuk membantu pelaksanaan stategi.
Strategi yang terpilih mendefinisikan factor kunci keberhasilan yang menjadi titik pusat
dari desain dan operasi sistem pengendalian. Hasil akhirnya adalah implementasi strategi
yang berhasil.
Dalam lingkungan yang cepat berubah dan dinamis, menciptakan suatu organisasi
pembelajaran adalah penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Organisasi
pembelajaran mengacu kepada kemampuan dari karyawan suatu organisasi untuk belajar
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan secara berkelanjutan. Tujuan utama dari
pengendalian interaktif adalah untuk memfasilitasi terciptanya organisasi pembelajaran.
Sementara factor kunci keberhasilan adalah penting dalam desain sistem pengendalian
untuk mengimplementasikan strategi yang dipilih, ketidakpastian strategis memandu
penggunaan sekelompok informasi pengendalian manajemen secara interaktif dalam
mengembangkan strategi baru. Ketidakpastian strategis adalah pergeseran lingkungan
secara mendasar yang mungkin mengganggu aturan-aturan yang dijalankan oleh suatu
organisasi hari ini.
18
Perluasan komunikasi broadband
Munculnya interface tunjuk dan klik
Meningkatnya kekuatan teknologi computer dan komunikasi
Pertumbuhan dalam komunikasi seluler baik untuk telepon maupun akses internet.
Pengembangan dan penggunaan teknologi pengenalan ucapan dan teknologi
penerjemahan bahasa berbasis mesin yang memungkinkan orang untuk berbicara atau
menulis dalam bahasa yang berbeda guna berkomunikasi satu sama lain pada waktu
yang sama.
2. Teknologi pemusatan akan memiliki dampak-dampak berikut ini:
Pemusatan suara, data, dan gambar memiliki implikasi bagi perusahaan-perusahaan yang
beroperasi dalam industry produk elektronik konsumen, telekomunikasi, dan computer.
Integrasi teknologi kimia dan digital memiliki pengaruh terhadap perusahaan-perusahaan.
Bauran hardware dan software memiliki pengaruh terhadap perusahaan-perusahaan.
Munculnya rekayasa dan bioteknologi tanaman membuka peluang bagi perusahaan-
perusahaan dalam ilmu pengetahuan kehidupan.
3. Miniaturisasi dapat membuka peluang bagi produsen alat-alat elektronik serta alat rumah
tangga.
4. Pergeseran dari barang fisik ke jasa dengan cepat mengubah industri otomotif serta usaha
barang tahan lama.
c. Diskontuinitas berikut ini yang disebabkan oleh globalisasi memiliki potensi untuk
menciptakan peluang baru:
1. Data dalam subsistem harus tidak ambigu serta mudah dipahami dan diinterpretasikan.
2. Subsistem tersebut harus memuat data mengenai ketidakpastian strategis.
3. Data dalam subsistem seharusnya membantu perusahaan untuk mengembangkan strategi
baru.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu system pengukuran kinerja menyediakan suatu mekanisme untuk mengaitkan
strategi dengan tindakan. Sistem tersebut beroperasi berdasarkan asumsi bahwa ukuran-
ukuran keuangan saja tidak cukup untuk mnegoperasikan suatu organisasi dan bahwa perlu
diberikan perhatian khusus pada pengembangan ukuran-ukuran non keuangan yang canggih.
Scorecard menggunakan beragam jenis ukuran, yang berbeda, termasuk hasil dan pemicu,
keuangan dan non keuangan, serta internal dan eksternal. Keyakinan kunci dibalik scorecard
ini adalah bahwa pengukuran akan memicu perubahan ketika organisasi tersebut bertindak
sesuai dengan apa yang diukur, Banyak kesulitan yang mungkin dihadapi oleh suatu
perusahaan ketika mencoba untuk menerapkan suatu scorecard: korelasi yang buruk antara
ukuran hasil dan pemicu, terpaku pada hasil keuangan, tidak adanya mekanisme untuk
melakukan perbaikan, kegagalan untuk memperbarui ukuran, terlalu banyak ukuran, serta
kesuliatan dalam membuat pertukaran.
20
DAFTAR PUSTAKA
21