Management Compensation
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Pengendalian
Manajemen
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Sellvi Febianti (C10170093)
Dida Mustika (C10170236)
Sindy Firantia Dewi (C10170240)
Sri Rubitania Khoerunisa (C10170244)
Dwi Putri Aningrum (C10170282)
S1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKUITAS BANDUNG
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya,
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen yang berjudul, “Management Compensation”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah
Sistem Pengendalian Manajemen. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman diri penyusun tentang mata kuliah ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada
pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak atas sumber-sumber
materi sebagai bahan referensi yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penyusun
dan penulis makalah ini pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
sebagai referensi tambahan di mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................3
ii
2.7.1 Jenis Insentif..........................................................................................13
2.7.2 Ukuran Bonus Relatif terhadap Gaji......................................................13
2.7.3 Tingkat Batas.........................................................................................15
2.7.4 Dasar Bonus...........................................................................................15
2.8 Kriteria Kinerja.............................................................................................15
2.8.1 Kriteria Keuangan..................................................................................15
2.8.2 Penyesuaian untuk Faktor-faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan.......16
2.8.3 Manfaat dan Kekurangan Target Keuangan Jangka Pendek.................16
2.8.4 Mekanisme untuk Mengatasi Bias Jangka Pendek................................17
2.8.5 Tolak Ukur untuk Perbandingan............................................................17
2.9 Pendekatan Penentuan Bonus.......................................................................17
2.10 Teori Agensi...............................................................................................18
2.10.1 Konsep.................................................................................................18
2.10.2 Mekanisme Pengendalian....................................................................19
2.10.3 Kritik....................................................................................................20
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
3.1 Simpulan.....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Apa bila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan
memperoleh kepusan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Apabila kompensasi itu diberikan tidak memadai atau kurang tepat,
prestasi, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan akan menurun. Kompensasi
bukan hanya penting untuk para karyawan saja, melainkan juga penting bagi
organisasi itu sendiri , karena program-progam kompensasi merupakan
pencerminan supaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia.
1
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa memahami mengenai kompensasi manajemen
2. Menambah pengetahuan mengenai kompensasi manajemen
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan kompensasi manajemen
4. Untuk mengetahui manfaat dari kompensasi manajemen
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berbagai jenis lainnya), (3) kompensasi insentif. Manajer umumnya menerima
kompensasi yang lebih tinggi di perusahaan yang besar dibandingkan di
perusahaan yang kecil, dan perusahaan di industri yang sama cenderung untuk
bersaing satu sama lain dalam hal kompensasi. Kebanyakan peraturan perusahaan
maupun pasar modal menghasruskan agar rencana kompensasi insentif dan revisi
atas rencana yang ada distujui oleh pemegang saham. Hal tersebut mengikuti
bahwa rencana itu harus disetujui oleh dewan komisaris sebelum dilakukan
pengambilan suara pada rapat tahunan. Sebelum menyerahkan suatu rencana ke
dewan komisaris, manajemen senior bekerja untuk memastikan bahwa itu adalah
yang terbaik untuk organisasi tersebut, dan seringkali menyewa konsultan luar
untuk membantu dalam usaha tersebut. Komite kompensasi dari dewan direksi
biasanya berpartisipasi secara ekstensif dalam diskusi mengenai usulan rencana.
2.3.2 Carryover
Setiap tahun, komite dari dewan komisaris memutuskan seberapa besar
yang akan ditambahkan ke carryover , atau seberapa besar akumulasi carryover yang
4
akan digunakan jika bonus ternyata terlalu rendah. Metode ini menawarkan dua
keuntungan : (1) Lebih fleksibel karena pembayaran tidak ditentukan secara otomatis
oleh suatu rumus dan dewan komisaris dapat menggunakan penilaian mereka. (2)
Mengurangi besarnya fluktuasi yang terjadi ketika pembayaran bonus hanya didasarkan
pada jumlah yang dihasilkan dari rumus yang dihitung setiap tahunnya. Kerugian dari
metode ini adalah bahwa bonus kurang berhubungan secara langsung dengan kinerja saat
ini.
Kerugian dari rencana bonus ditunda adalah bahwa rencana tersebut tidak
membuat jumlah yang ditunda menjadi tersedia bagi eksekutif di tahun bonus
tersebut diperoleh. Karena pembayaran bonus dalam suatu tahun tidak berkaitan
dengan kinerja di tahun tersebut, maka para eksekutif mungkin akan bertindak
tanpa terlalu dipengaruhi oleh insentif. Ketika pembayaran bonus ditunda, jumlah
yang ditunda mungkin tetap atau tidak.
5
2.4 Rencana Insentif Jangka Panjang
Suatu asumsi mendasar dari banyak rencana insentif jangka panjang
adalah bahwa pertumbuhan dalam nilai dari saham perusahaan mencerminkan
kinerja jangka panjang perusahaan tersebut. Ada beberapa jenis rencana semacam
itu. Popularitas dari rencana-rencana tersebut dipengaruhi oleh perubahan dalam
ukuran pajak penghasilan, perubahan dalam perlakuan akuntansi, kondisi pasar
saham, dan berbagai faktor lainnya. Konsekuensinya, rencana yang berbeda pada
waktu yang berbeda.
6
terbatas. Manajer tidak diperbolehkan untuk menjual saham ini selama suatu
periode waktu tertentu setelah saham tersebut diperoleh.
7
2.4.2 Saham Fantom
Suatu rencana saham fantom memberikan kepada manajer sejumlah saham
untuk tujuan pembukuan saja. Di akhir periode yang telah ditentukan (katakanlah,
lima tahun) eksekutif tersebut berhak untuk menerima suatu penghargaan yang
setara dengan apresiasi di nilai pasar dari saham tersebut sejak tanggal
penghargaan. Tidak seperti opsi saham, suatu rencana saham fantom tidak
memiliki biaya transaksi. Beberapa rencana opsi saham mengharuskan manajer
untuk menyimpan saham tersebut selama periode waktu tertentu setelah dibeli. Ini
melibatkan suatu risiko penuruanan dalam harga pasar serta biaya bunga yang
terkait dengan penyimpanan saham. Risiko dan biaya-biaya ini tidak ada dalam
rencana saham fantom.
8
rencana ini tidak dipengaruhi oleh harga saham. Keunggulan dari rencana ini
dibandingkan dengan opsi saham adalah bahwa eksekutif mengendalikan, paling
tidak sebagian. Selain itu, penghargaan tersebut tidak bergantung pada
peningkatan dalam harga sama, meskipun peningkatan dalam laba keungkinan
besar akan menyebabkan terjadinya peningkatan dalam harga sham. Rencana ini
memiliki keterbatasan dari mendasarkan bonus pada ukuran-ukuran kinerja
akuntansi. Dalam beberapa kondisi, tindakan yang diambil oleh eksekutif korporat
untuk memperbaiki laba per saham mungkin tidak memberikan kontribusi pada
nilai ekonomi dari perusahaan.
9
berdasarkan tujuan (manajement by objectives-MBO) di mana tujuan tertentu
disetujui bersama di awal tahun dan pencapaiannya dinilai oleh CEO.
1. Cegah direktur untuk tidak menjual saham mereka selama selama masa
jabatannya guna mendorong mereka untuk menanyakan pertanyaan-
pertanyaan “sulit” kepada CEO tanpa rasa takut bahwa hal itu akan
mempengaruhi harga saham jangka pendek.
10
2. Tetapkan batasan-batasan tegas mengenai masa jabatan direktur guna
mencegah mereka menjadi terlalu terlibat dengan manajemen.
3. Adakan tinjauan kinerja tahunan dari para direktur.
4. Hindari menjadikan CEO korporat sebagai ketua dewan komisaris.
Area yang telah menerima momentum yang cukup besar adalah untuk
memaksa perusahaan mencatat opsi saham sebagai beban. Dalam aturan-aturan
yang sekarang, perusahaan tidak harus menghitung biaya opsi saham sebagai
beban. Diargumentasikan bahwa runtuhnya perusahaan-perusahaan seperti
WorlCom dan Enron ada kaitannya dengan beban opsi saham yang berlebihan.
Eksekutif akhirnya menggunakan praktik akuntansi yang dipertanyakan dan
terlibat dalam akuisisi yang tidak ekonomis hanya untuk meningkatkan laba dan
harga saham jangka pendek, agar dapat menjual opsi saham mereka.
11
untuk melakukanpermainan akuntansi guna memompa harga saham
jangka pendek guna mengonversi opsi mereka menjadi uang tunai.
4. Terakhir, ada standar ganda pada saat ini karena perusahaan diperbolehkan
untuk membebankan selisih antara harga penerbitan dengan harga
pelaksanaan dari opsi untuk tujuan pajak penghasilan, akan tetapi tidak ada
keharusan yang sama untuk pelaporan keuangan. Misalnya, laba kena
pajak Microsoft berkurang sebesar $2 miliar sebagai akibat dari
membebankan opsi pada tahun 2000, tetapi laba bersihnya yang
dilaporkan kepada pemegang saham tidak mengandung beban ini.
1. Pertama, tidak seperti gaji, opsi saham tidak melibatkan pengeluaran kas.
Dengan demikian, membebankan opsi saham akan sangat mengurangi
laba.
2. Kedua, menilai opsi saham jauh lebih mudah. Hal tersebut melibatkan
asumsi dan estimasi. Dengan demikian, angka yang dihasilkan dapat
dimanipulasi.
3. Ketiga, memperlakukan opsi sebagai beban akan menurunkan laba dan
mengurangi harga saham. Guna mencegah hal ini, perusahaan akan
menerbitkan lebih sedikit opsi. Hal ini berlawanan dengan konsep
kepemilikan karyawan dan mengakibatkan hilangnya fungsi manfaat
motivasional.
4. Keempat, usaha awal yang membutuhkan banyak uang, terutama di
Silicon Valley, menggunakan opsi untuk menarik bakat manusia. Apabila
pembebanan opsi menghalangi untuk perusahaan menerbitkan opsi saham,
hal tersebut dapat merusak secara serius semangat inovatif dalam sektor
teknologi.
5. Terakhir, opsi saham diungkapkan dalam catatan kaki di neraca. Dalam
kasus apapun, akuntansi opsi saham bukanlah yang menyebabkan
hancurnya Enron dan WorlCom.
12
2.7 Insentif Untuk Manajer Unit Bisnis
Beraneaga ragam opsi dalam mcngembangkan suatu paket kompensasi
insentif bagi manajer unit bisnis.
13
Tampilan 12.2
Pembayaran Tetap
14
2.7.3 Tingkat Batas
Batas alas adalah Iingkat kinerja dimana bonus maksimum dicapai. Batas
bawah adalah tingkat bawah dimana tidak ada penghargaan bonus yang akan
diberikan. Kedua batas tersebut dapat menimbulkan efek samping yang tidak
diinginkan. Ketika manajer menyadari bahwa bonus maksimum telah dicapai atau
tidak ada bonus sama sekali. maka sistem bonus dapat bekerja berlawanan dengan
cita cita korporat Untuk mengurangi terjadinya hal seperti ini adalah dengan
membawa kelebihan atau kekurangan tersebut ke tahun berikutnya, yaitu bonus
yang tersedia untuk distribusi pada suatu tahun adalah jumlah bonus yang
diperoleh selama tahun telsebut plus suatu kelebihan atau minus kekurangan
manapun dari tahun sebelumnya.
15
Iaba sebelum pajak Iaba bersih. Kriteria keuangan bila unit bisnis merupakan
pusat investasi perlu dibuat tiga area yaitu : definisi laba, definisi investasi, dan
pilihan antara tingkat pengembalian atas investasi dan EVA.defnisi Iaba, defn8isi
investasi, dan pilihan antara tingkat pengembalian atas investasi dan EVA.
Kriteria keuangan bila unit bisnis merupakan pusat pendapatan adalah volume
penjualan atau dolar penjualan.
Manfaatnya adalah mendorong manajer umuk mencari cara cara baru guna
melaksanakan opelasi saat inj dan menciptakan aktivitas baru guna
memenuhi target.
Kekurangannya adalah mendorong tindakan jangka pendek yang tidak
sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan, manajer tidak
mungkin mengambil investasi jangka panjang menjanjikan yang
memugikan hasil keuangan jangka pendek, manajer mungkin termotivasi
umuk memanipulasi data guna memenuhi target periode sekarang.
16
2.8.4 Mekanisme untuk Mengatasi Bias Jangka Pendek
Melengkapi kriteria keuangan dengan tambahan mekanisme insentif dapat
mengatasi orientasi jangka pendek dari cita cita keuangan tahunan. Metode lain
untuk mengoreksi ketidak cukupan dari kriteria keuangan adalah mengembangkan
scorecard yang memasukkan satu atau lebih kriteria non keuangan. Mekanisme
lain untuk mengoreksi bias jangka pendek adalah mendasarkan sebagian dari
bonus manajer unit bisnis pada rencana insemifjangka panjang. Rencana ini
memfokuskan manajer unit bisnis pada kinerja tingkat perusahaan dan kiner
jajangka panjang.
17
unit bisnis menjadi kurang valid. Jenis situasi ini kemungkinan besar terjadi dalam
kondisi-kondisi berikut:
2.10.1 Konsep
Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (principal) menyewa pihak
lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan dalam melakukan hal itu,
mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut.
Tantangannya adalah bagaimana caranya untuk memotivasi agen sedemikian
rupa, sehingga mereka akan menjadi sama produktifnya seperti jika mereka adalah
pemilik.
Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa principal dan agen
memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda. Kontrak insentif akan mengurangi
perbedaan preferensi ini.
18
keanggotaan klub, dan jam kerja yang fleksibel. Prinsipal di pihak lain
diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari
investasi mereka di perusahaan tersebut. Dalam hal preferensi resiko mereka juga
berbeda, yaitu: semakin menurunnya utilitas atas kekayaan dan besarnya jumlah
modal agen yang bergantung pada perusahaan, agen diasumsikan akan bersifat
enggan menghadapi risiko (risk averse), sedang di pihak lain saham perusahaan
dipegang oleh banyak pemilik yang mengurangi risiko mereka dengan
mendiversifikasi kekayaan mereka dan memiliki saham dibanyak perusahaan
(oleh karena itu pemilik tertarik dengan perkiraan nilai dari investasi mereka dan
bersifat netral terhadap resiko (risk neutral).
Pemantauan
19
mengapa hubungan agensi yang berbeda melibatkan tingkat pemantauan yang
berbeda.
Kontrak Insentif
Hubungan antara usaha manajer unit bisnis dan harga saham lebih jauh
dibandingkan dengan hubungan antara uasaha CEO dan harga saham. Sulit untuk
mengalokasikan kontribusi yang diberikan oleh unit bisnis individual terhadap
peningkatan dalam harga saham perusahaan.karena alasan ini, suatu perusahaan
mungkin mendasarkan bonus manajer unit bisnis berdasarkan laba bersih unit
bisnis tersebut. Tetapi kontrak intensif ini masih memiliki biaya agensi yang
serupa dengan yang dibahas dalam rencana kepemilikan saham CEO.
2.10.3 Kritik
Teori agensi ditemukan pada tahun 1960-an dan sejak saat ini telah ditulis
secara ekstensif dalam jurnal-jurnal akademik. Teori agensi mengimplikasikan
bahwa manajer di organisasi nirlaba dan pemerintahan, yang tidak dapat
menerima kompensasi insentif, kurang memiliki motivasi yang diperlukan untuk
keselarasan tujuan; banyak orang tidak menerima implikasi ini.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan materi yang telah di jelaskan diatas, maka penulis bisa
mengambil kesimpulan mengenai materi Kompensasi Manajemen antara lain :
21
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan.2009.Management Control
---------System.Jakarta:Salemba Empat
22