Disusun Oleh :
NRP : 3203017277
Kelas :C
Dosen : Drs. Toto Warsoko Pikir.M.Si.,Ak.
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2019
Tugas Rangkuman Sistem Pengendalian Manajemen – Kelas C
BAB 1
“SIFAT SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN”
KONSEP-KONSEP DASAR
Pengendalian
Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk
melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas. Pengendalian manajemen merupakan
proses dengan para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk
mengimplementasikan strategi organisasi. Unsur-unsur sistem pengendalian manajemen
meliputi perencanaan strategis, pembuatan anggaran, alokasi sumber daya, pengukuran,
evaluasi dan penghargaan atas kinerja, alokasi pusat tanggung jawab dan penetapan
harga transfer.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan yaitu harus ada perangkat-perangkat
untuk memastikan bahwa tujuan strategis organisasi dapat tercapai. Setiap sistem
pengendaliansedikitnya memiliki empat elemen yaitu: (1) Pelacak (detector), (2) Penilai
(assessor), (3) Effector, dan (4) Jaringan komunikasi - untuk meneruskan informasi
antara detector dan assessor dan antara assessor dan effector.
Manajemen
Suatu organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Organisasi dipimpin oleh satu hierarki manajemen.
Proses pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer di seluruh
tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan
strategi yang dimaksudkan.
Hierarki Manajemen
Pengendalian Tugas
Adalah proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan secara
efektif dan efisien. Pengendalian tugas berorientasi pada transaksi—hal tersebut
melibatkan kinerja dari tugas individu sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam
proses pengendalian manajemen. Banyak kegiatan pengendalian tugas yang bersifat
ilmiah yaitu keputusan optimal atau tindakan yang tepat perlu diambil untuk membawa
kondisi di luar kendali kembali kondisi yang diinginkan dapat diprediksikan dalam
batasan yang dapat diterima. Sebagian besar informasi dalam sebuah organisasi
merupakan informasi pengendalian tugas, contohnya: jumlah pesanan barang oleh
pelanggan, berat bahan baku, dan jumlah unit komponen yang digunakan untuk
menghasilkan produk, dsb. Aktivitas tertentu yang telah dilakukan oleh manajer sekarang
diotomatisasikan dan telah menjadi aktivitas pengendalian tugas. Pergeseran ini dari
pengendalian manajemen menjadi pengendalian tugas ini membebaskan waktu manajer
untuk kegiatan manajemen lainnya tanpa menghapuskan posisi manajer tersebut.
Perbedaan antara pengendalian tugas dan pengendalian manajemen:
Pengendalian Tugas Pengendalian Manajemen
Tidak dapat disederhanakan menjadi
Bersifat ilmiah
suatu ilmu
Manusia tidak terlibat sama sekali
(sebagaimana dalam beberapa proses
Para manajer berinteraksi dengan
produksi yang terotomartisasi) atau
manager lainnya
interaksinya adalah antara seorang manajer
dan non manajer.
Aktivitas para manajer didefinisikan pada Aktivitas para manajer didefinisikan
tugas-tugas tertentu, yang sebagian besar secara luas dalam memutuskan apa
membutuhkan sedikit atau tidak sama sekali yang harus dilakukan dalam kendala
pertimbangan untuk melaksanakannya. strategis secara umum.
BAB 2
“MEMAHAMI STRATEGI”
TUJUAN STRATEGI
Tujuan yang ada pada perusahaan adalah hasil keputusan CEO perusahaan tersebut
dengan saran dari anggota manajemen senior lainnya, atau ditentukan oleh founder
perusahaan. Tujuan “perusahaan” bisa berupa:
Profitabilitas
Profitabilitas (ROI) terdiri atas presentase profit margin dan investment turnover.
Profitabilitas lebih mengacu pada profit jangka panjang daripada suatu periode dalam
satu tahun (current quarter), sebab beberapa pengeluaran saat ini bisa jadi menurunkan
profit saat ini, tapi dapat menngkatkan profit dalam jangka panjang. Contohnya adalah
jumlah yang dikeluarkan untuk iklan atau R&D.
Memaksimalkan nilai pemegang saham
Tujuan bagi sebuah perusahaan yang mencari laba adalah memaksimalkan nilai
pemegang saham. Hal tersebut mengacu pada harga pasar saham perusahaan. Akan
tetapi, diyakini bahwa mencapai tingkat laba yang memuaskan adalah cara yang lebih
baik dalam menetapkan tujuan perusahaan. Ada 2 alasan untuk itu, yaitu:
1. Untuk memaksialkan dapat memilih antara 2 macam tindakan, pihak manajemen
biasanya memilih sesuatu yang diyakini dapat meningkatkan profitabilitas setinggi
mungkin. Akan tetapi, sangat jarang, manajemen yang mengidentifikasi seluruh
alternatif yang ada maupun efek-efeknya terhadap profitabilitas.
2. Jika sebuah perusahaan tidak bisa menghasilkan laba setidaknya setara dengan biaya
modalnya, dan kecuali perusahaan mampu melakukan hal tersebut ia tidak bisa
dituntut untuk melakukan tanggung jawab yang lain.
Risiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas sangat
dipengaruhi oleh kemauan pihak manajemen untuk mengambil risiko. Tingkat
pengambilan risiko sangat bervariasi, tergantung pada kepribadian atas masing-masing
individu di jajaran manajemen. Akan tetapi, selalu ada batas atas ; sejumlah organisasi
perusahaan secara terang-terangan menyatakan bahwa tanggung jawab utama
manajemen adalah menjaga asset-aset perusahaan, sedangkan profitabilitas menjai tujuan
kedua.
Pendekatan multiple stakeholder
Organisasi-organisasi terlibat dalam 3 jenis pasar:
1. Pasar modal (capital market), untuk perusahaan mencari dana melalui pasar modal,
dimana para pemegang saham publik merupakan konstituennya yang sangat penting.
2. Pasar produk (product market), untuk perusahaan menjual barang dan jasa di pasar
produk, dimana para konsumenlah yang menjadi konstituennya
Pasar faktor (factor market). Sebuah (capital market), untuk memperoleh sumber
daya seperti sumber daya manusia dan bahan-bahan mentah, dimana yang menjadi
konstituen utamanya adalah pegawai dan para pemasok serta berbagai komunitas
yang menyediakan sumber daya dan menjadi tempat beroperasinya perusahaan.
Idealnya, sistem pengendalian manajemennya harus mengidentifikasi tujuan-tujuan
dari setiap kelompok dan mengembangkan sistem penilaian (scorecard) untuk
mengawasi atau menilai kinerjanya.
KONSEP STRATEGI
Walaupun definisi berbeda satu sama lain, ada kesepakatan umum bahwa strategi
mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Setiap organisasi yang dikelola dengan baik memiliki 1 strategi atau lebih, walaupun
mungkin tidak dinyatakan secara eksplisit.
Perusahaan mengembangkan strateginya dengan mencocokkan kompetensi intinya
dengan peluang industri. Tampilan di bawah ini menggambarkan secara sistematis
pengembangan strategi. Suatu perusahaan Kenneth R. Andrews mengajukan konsep dasar ini.
Menurut Andrews, perumusan strategi merupakan proses yang digunakan oleh para eksekutif
senior untuk mengevaluasi keunggulan & kelemahan sehubungan dengan peluang &
ancaman yang ada dalam lingkungan & kemudian memutuskan strategi yang menyesuaikan
antara kompetensi inti perusahaan dengan peluang lingkungan.
8
10
menggunakan strategi industri tunggal meliputi Maytag (peralatan rumah tangga besar),
Wrigley (permen karet), Perdue Farms (unggas), & NuCor (baja).
2. Perusahaan dengan Diversifikasi yang Tidak Berhubungan / Konglomerasi
Pada ekstrem yang lain, ada perusahaan, seperti Textron, yang beroperasi dalam
sejumlah industri yang berbeda. Sumbu lain dalam tampilan tadi – tingkat keterkaitan –
mengacu pada hakikat hubungan sinergi operasi lintas unit bisnis. Di sini hal tersebut
mengacu pada sinergi operasi lintas bisnis yang didasarkan pada kompetensi inti & pada
pembagian sumber daya yang umum.
3. Perusahaan dengan Diversifikasi yang Berhubungan
Kelompok lain terdiri dari perusahaan yang beroperasi dalam sejumlah industri &
bisnisnya saling berhubungan 1 sama lain melalui sinergi operasi. Perusahaan-
perusahaan ini disebut sebagai perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan.
Sinergi operasi terdiri dari 2 jenis hubungan lintas unit bisnis: yaitu kemampuan
untuk membagi sumber daya umum dan kemampuan untuk membagi kompetensi inti
umum. Kantor korporat dalam perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan
mempunyai peran ganda : yakni (1) Serupa dengan suatu konglomerat, kepala eksekutif
dari suatu perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan harus membuat keputusan
mengenai alokasi sumber daya lintas unit bisnis, (2) Namun, tidak seperti konglomerat,
kepala eksekutif dari perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan juga harus
mengidentifikasi, memelihara, memperdalam, & meningkatkan kompetensi inti tingkat
korporat yang menguntungkan unit-unit bisnis yang beragam.
Kompetensi Inti dan Diversifikasi Korporat
Penelitian telah menunjukkan bahwa, secara rata-rata, perusahaan dengan
diversifikasi yang berhubungan mencapai kinerja tertinggi, perusahaan dengan industri
tunggal mencapai kinerja terbaik kedua & perusahaan dengan diversifikasi yang tidak
berhubungan tidak mencapai kinerja baik dalam jangka waktu panjang.
Kompetensi inti adalah kemampuan yang digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai kinerja yang lebih tinggi & menambah nilai signifikan bagi pelanggan. Oleh
karena itu, pertumbuhan berbasis kompetensi & diversifikasi memiliki potensi untuk
berhasil. Unit-unit bisnis dari perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan
mungkin akan lebih buruk jika dipecah menjadi perusahaan-perusahaan yang terpisah,
karena perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan dapat mengeksploitasi sistem
operasinya secara lintas unit bisnis. Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak
11
berhubungan, di lain pihak, tidak memiliki sinergi operasi. Sebagian besar kegiatan
usaha diversifikasi korporat yang gagal di masa lalu termasuk dalam jenis ini.
Implikasi dari Desain Sistem Pengendalian
Banyak perusahaan tidak sesuai bila digolongkan ke salah satu dari 3 kelas ini.
Walaupun demikian, hampir semua perusahaan dapat diklasifikasikan di sepanjang
rangkaian tersebut. Lokasi perusahaan pada rangkaian ini tergantung pada tingkat & jenis
diversifikasinya.Syarat perencanaan & pengendalian perusahaan yang menggunakan
strategi diversifikasi tingkat korporat (yakni, tingkat & jenis diversifikasi) begitu
berbeda.
12
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran anjing yang di mana bisnis seperti ini
harus dijual (didivestasi) kecuali bila ada kemungkinan baik untuk membuatnya
menjadi menguntungkan
13
14
Analisis rantai nilai berusaha untuk menentukan di bagian mana dari operasi
perusahaan – dari desain sampai distribusi – nilai pelanggan dapat ditambah /
dikurangi. Dengan menganalisis biaya, pendapatan, & aktiva secara sistematis, unit
bisnis dapat mencapai keunggulan diferensiasi dengan pengurangan biaya (cost-cum-
differentiation). Kerangka rantai nilai adalah metode untuk membagi rantai tersebut –
dari bahan baku dasar sampai pelanggan pemakai akhir – ke dalam kegiatan spesifik
untuk dapat memahami perilaku biaya & sumber diferensiasi. Rantai nilai membantu
perusahaan untuk memahami sistem penyaluran nilai, tidak hanya bagian dari rantai
nilai di tempat perusahaan beroperasi.
15
BAB 3
“PERILAKU DALAM ORGANISASI”
KESELARASAN TUJUAN
Organisasi mempunyai tujuan, tentunya pimpinan puncak akan berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut bersama anggota organisasi lainnya. Akan tetapi anggota organisasi
mempunyai tujuan yang bervariasi yang belum tentu sama denga tujuan organisasi. Tujuan
utama dari sistem pengendalian manajemen untuk mengupayakan terjadinya “Goal
Congruence”. Dalam proses Goal Congruence, tindakan yang dilakukan anggota organisasi
ditujukan untuk mencapai tujuan individu yang juga memberi manfaat pada organisasi.
Proses goal congruence dapat dijelaskan melalui hubungan antara pimpinan dan
bawahan melalui konsep mean-end analysis. Goal pimpinan dikomunikasikan pada
bawahannya, yang diharapkan akan membantu tujuan tersebut. Hal ini merpakan tujuan dari
bawahan yang diteruskan pada level yang lebih bawah lagi. Level bawah harus menetapkan
goalnya sesuai dengan goal yang diatasnya yaitu yang dibentuk dari hasil komunikasi antar
atasan dan bawahan.
G1 G2 G3 G4
Keterangan:
G: Goal
16
Faktor Internal
1. Kultur
Yaitu keyakinan, nilai, norma dan asumsi yang diterima dalam suatu
organisasi yang tercermin pada setiap tindakan yang dilakukan anggota organisasi.
Pada umumnya kultur organisasi tidak berubah dalam jangka panjang. Beberapa
tindakan sudah merupakan kebiasaan dan dilakukan secara otomatis karena sudah
menunjukkan cara yang dilakukan dilingkungan tersebut.
2. Gaya kepemimpinan
Tindakan yang dilakukan anggota organisasi merefleksikan sikap yang
dimiliki pimpinannya. Terdapat tiga bentuk kepimpinan yaitu:
a. Internal Control Style, yaitu kepemimpinan yang memberikan kesempatan
semua anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam menentukan kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan.
b. Eksternal Control Style, yaitu kepemimpinan yang bersifat otoriter, jadi semua
keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan ditentukan oleh pimpinan.
c. Mixed Control Style, yaitu kombinasi antara internal dan eksternal Control style,
setiap anggota organisasi mempunyai kesempatan berpartisipasi tetapi masih
diarahkan dari pimpinan.
3. Organisasi Informal
Yaitu organisasi yang terbentuk bukan karena adanya ketentuan formal, tetapi
karena adanya kontak individu. Komunikasi dapat terjadi tanpa mengikuti ketentuan
formal. Misalnya staf bagian pemasaran seharusnya hanya berkomunikasi dengan
pimpinan bagian pemasaran, tetapi dia bias berkomunikasi dengan anggota
organisasi lain yang tidak dari pemasaran.
4. Persepsi dan Konflik
Dalam melakukan kegiatan untuk mencapai goal organisasi, manajer
operasional harus tahu mengenai goal organisasi dan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai goal tersebut. Manajer menerima informasi dari berbagai sumber
baik formal (anggaran dan berbagai dokumen resmi) maupun informal ( dari
berbagai pembicaraan). Seringkali informasi yang diterima tidak selalu mudah
dipahami, sehingga akan memberikan masalah dalam organisasi.Selain itu berbagai
informasi yang diterima dapat menimbulkan konflik, misalnya pimpinan diharapkan
17
dapat mencapai laba setinngi mungkin pada tahun ini, sehingga ada beberapa
kegiatan yang tidak dilakukan, misalnya pelatihan karyawan, karena tindakan ini
akan meningkatkan laba tahun ini, tetapi mungkin akan mengurangi laba tahun
depan.
BENTUK ORGANISASI
Pada umumnya strategi organisasi mempengaruhi struktur organisasi. Dan jenis
struktur organisasi akan mempengaryhi Sistem Pengendalian Manajemen. Struktur
organisasoi dapat dikelompokkan menjadi tiga katagori, yaitu:
1. Organisasi fungsional, setiap manajer bertanggungjawab pada fungsi organisasi.
Bentuk struktur organisasi ini memanfaatkan spesialisasi pada setiap fungsi
organisasi. Manajer produksi dan manajer pemasaran akan memberikan kontribusi yang
terbaik pada fungsi yang sesuai dibandingkan seorang manajer yang harus melakukan
kedua fungsi bersamaan. Dan selanjutnya setiap manajer fungsional dapat memberikan
pengawasan yang lebih baik pada karyawan ditingkatkan lebih rendah. Sehingga
18
Pimpinan
Puncak
Staff
Manajer Manajer
Produksi Pemasaran
Staff Staff
Pimpinan
Puncak
Staff
19
Pimpinan Puncak
Staff
Manajer Manajer
Fungsi A Projek X
Manajer Manajer
Fungsi B Projek Y
Manajer Manajer
Fungsi B projek Z
FUNGSI CONTROLLER
Controller adalah individu yang bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan
sistem pengendalian manajemen. Kegiatan controller meliputi:
1. Merancang dan menjalankan system informasi dan pengendalian
20
Manajer Unit
Bisnis Manajer
Unit Bisnis
21
Controller Unit Controller Unit
Bisnis Nicholas Alexander Tunggal - 3203017277Bisnis
Tugas Rangkuman Sistem Pengendalian Manajemen – Kelas C
BAB 4
“PUSAT PENDAPATAN DAN BIAYA”
biaya promosi yang dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan, akan tetapi peningkatan
penjualan dipengaruhi beberapa faktor selain promosi, hubungan antara peningkatan biaya
promosi dengan peningkatan pendapatan sulit dijelaskan.
Pengukuran input dan output
Dalam Sistem Pengendalian Manajemen ukuran tersebut dinyatakan dalam satuan
moneter. Pengukuran output tidak semudah seperti pada pengukuran input, sebagai contoh
penjualan yang dicapai suatu periode adalah output bagi organisasi berorientasi laba, tetapi
angka tersebut tidak menunjukkan hasil yang dilakukan selama periode tersebut, seperti
kegiatan penelitian, pelatihan dan promosi tahun ini tidak merefleksikan output tahun ini.
Efisiensi dan efektifitas
Konsep input dan output dapat digunakan untuk menjelaskan arti efisiensi dan
efektifitas. Istilah ini umumnya dinyatakan sebagai perbandingan. Efisien adalah ratio
antara input dengan output, atau jumlah output yang dihasilkan dari setiap unit input yang
digunakan, dapat dikatakan lebih efisien apabila:
1. Menggunakan input lebih rendah dibandingkan pusat pertanggungjawaban B untuk
menghasilkan output yang sama
2. Menggunakan input yang sama dengan yang digunakan pusat pertanggung jawaban B
untuk menghasilkan output yang lebih banyak
Pada beberapa pusat pertanggungjawaban, efisiensi diukur dengan
membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar. Efektifitas ditentukan
dari hubungan antara hasil yang dicapai pusat pertanggungjawaban dengan tujuan nya.
Peran laba
Laba merupakan tujuan utama bagi organisasi yang berorientasi laba. Sehingga
laba merupakan pengukur efektifitas yang penting. Apabila input dan output dapat diukur,
maka efisiensi dan efektifitas dapat ditentukan. Akan tetapi apabila yang dapat diukur
hanya salah satunya (input atau output saja) maka pengukur kinerjanya dihubungkan
dengan efisiensinya atau efektifitasnya saja.
Bentuk Pusat Pertanggungjawaban
Untuk tujuan pengendalian terdapat empat pusat pertanggungjawaban, yang
diklasifikasikan sesuai dengan pengukuran input dan outputnya yaitu: (1) Pusat
Pendapatan, (2) Pusat Biaya, (3) Pusat Laba, dan (4) Pusat Investasi, yang karakteristiknya
dapat dilihat dari gambar berikut, yang menunjukkan hubungan antara input dan output
pada setiap pusat pertanggungjawaban berikut ini:
23
24
PUSAT PENDAPATAN
Pusat Pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang outputnya (pendapatan)
diukur dalam satuan moneter, dan tidak dihubungkan dengan inputnya (biaya). Contoh dari
pusat pendapatan adalah; pemasaran yang tidak dibebani dengan harga pokok produk yang
dijual. Penjualan yang dicapai diukur dengan membandingkan dengan anggaran atau target
penjualan yang harus dicapai, manajer mempertanggungjawabakan biaya yang berkaitan
untuk penjualan.
PUSAT BEBAN
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur dalam satuan
moneter, tetapi outputnya tidak. Terdapat dua macam pusat biaya, yaitu Pusat biaya tehnik
dan Pusat Biaya Kebijakan. Hal ini sesuai dengan biaya yang terjadi yaitu biaya tehnik yang
merupakan biaya yang jumlahnya dapat ditaksir secara pasti sesuai dengan output yang
dihasilkan, misalnya biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, suku cadang dll.
Sedangkan biaya kebijakan adalah biaya yang tidak dapat ditentukan secara pasti karena
dikaitkan dengan kebijakan manajemen.
Pusat Biaya Teknik
Karakteristik Pusat Biaya Tehnik:
1. Inputnya dapat diukur dalam satuan moneter
2. Outputnya diukur dalam satuan phisik
3. Jumlah input yang digunakan untuk menghasilkan satu unit output dapat ditentukan
secara optimum.
Pusat biaya tehnik umumnya terdapat pada kegiatan produksi. Penyimpanan,
distribusi, transportasi. Jenis kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang berulang dan
biaya standarnya dapat ditetapkan. Pada pusat biaya tehnik, pengukuran biaya dilakukan
dengan menetapkan hasil perkalian antara output yang dihasilkan dengan biaya standar
perunit. Selisih antara Biaya standar dengan biaya sesungguhnya menunjukkan tingkat
efisiensi pusat biaya tehnik. Meskipun demikian, pusat biaya tehnik pengukuran
kinerjanya tidak hanya dilihat dari biaya nya saja tetapi juga bertanggung jawab terhadap
kualitas dan volume produk yang dihasilkan. Sehingga biaya produksi tidak ditujukan
untuk diminimumkan dengan mengabaikan kualitas.
Pusat Biaya Kebijakan
Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang outputnya sulit diukur dengan
satuan moneter. Contoh dari pusat biaya kebijakan adalah; bagian administrasi dan
25
26
PUSAT PEMASARAN
Pusat pemasaran mempunyai dua kegiatan utama yang dilakukan, yaitu:
1. Kegiatan untuk memperoleh pelanggan (order filling)
2. Kegiatan untuk memenuhi pesanan (logistic)
Kegiatan Logistik
Kegiatan logistik adalah kegiatan untuk menyampaikan produk dari perusahaan ke
pelanggan dan menagih pembayaran dari pelanggan. Kegiatan ini meliputi; transportasi,
penyimpanan, pengiriman dan pembuatan faktur dan penagihan. Pusat pertanggung
jawaban yang melakukan kegiatan ini pada umumnya adalah biaya tehnik, sehingga
pengendalian dilakukan dengan biaya standar.
Kegiatan pemasaran
Kegiatan pemasaran adalah kegiatan untuk memperoleh pelanggan.Kegiatan ini
meliputi; pengujian pasar, pelatihan dan supervise tenaga pemasaran, promosi penjualan.
Pengukuran outputnya mungkin dapat dilakukan, tetapi untuk mengevaluasi
efektifitas kegiatannya sulit dilakukan, karena hasilnya dipengaruhi oleh beberapa factor
28
29
BAB 5
“PUSAT LABA”
PERTIMBANGAN UMUM
Pertimbangan ini menyangkut unit-unit bisnis dalam perusahaan dan pelimpahan
wewenang di dalam perusahaan, yaitu
1. Organisasi fungsional, yaitu organisasi dimana fungsi produksi atau pemasaran utama
dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah
2. Organisasi divisional, yaitu ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi dimana
setiap unit utama bertanggung jawab baik atas produksi maupun pemasaran.
Kondisi-kondisi dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba
Pertimbangan biaya/pendapatan (trade off): Pertimbangan manajemen dalam
melibatkan usulan untuk meningkatkan beban dengan harapan bahwa hal itu akan
menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan. Contohnya
yaitu penambahan beban iklan. Dua kondisi yang harus terpenuhi terkait kondisi diatas
yaitu:
1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam
membuat keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade off yang dibuat
oleh manajer.
Kelaziman Suatu Pusat Laba
Dijelaskan mengenai Nokia Corporate yang menghadapi penurunan penjualan pada
2001. Kemudian pada tanggal 1 Mei 2002, Nokia Corp memecah unit telepon genggam
yang bernilai $21 Milyar ke 9 pusat laba, masing-masing dengan tanggung jawab untuk
segmen pasar tertentu. Pusat laba ini disiapkan untuk memudahkan Nokia untuk fokus
secara efektif pada setiap pangsa pasar global.
Manfaat Pusat Laba
1. Kualitas keputusan yang dapat meningkat karena keputusannya dibuat oleh para
manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
2. Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional yang meningkat karena tidak
perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat
3. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat
berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
30
4. Manajer yang hanya tunduk pada sedikit batasan korporat lebih bebas untuk
menggunakan imajinasi dan inisiatifnya
5. Karena pusat laba serupa dengan perusahaan independen, maka pusat laba
memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum.
6. Kesadaran laba dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab atas
laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya
7. Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak mengenai
profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.
8. Karena output yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat responsif
terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
Kesulitan dengan Pusat Laba
1. Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak
untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan
pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian
2. Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik
dari pada manajemen pusat laba pada umumnya, maka kualitas keputusan yang
diambil pada tingkat unit akan berkurang.
3. Perselisihan dapat meningkat karena adanya argumen-argumen mengenai harga
transfer yang sesua, pengalokasian biaya umum (common-cost) yang tepat, dan
kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua
atau lebih unit bisnis.
4. Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan saling
berkompetisi satu sama lain. Peningkatan laba untuk satu manajer dapat berarti
mengurangi laba bagi manajer lain.
5. Divisiolisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan kerena adanya tambahan
manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan mungkin
mengakibatkan duplikasi tugas di setiap pusat laba.
6. Para general manajer yang berkompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi
fungsional karena tidak adanya kesempatan yang cukup untuk mengembangkan
kompetensi manajemen umum.
7. Mungkin ada banyak tekanan atas profitabilitas jangka pendek dengan
mengorbankan profitabilitas jangka panjang. Karena ingin melaporkan laba yang
31
tinggi, manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan penelitian dan pengembangan,
program-program pelatihan, ataupun perawatan
8. Tidak ada system yang sangat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi
laba dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara
keseluruhan.
32
PENGUKUR PROFITABILITAS
1. Kinerja Manajemen
Pengukuran ini memiliki fokus pada hasil kinerja manajemen.
2. Kinerja Ekonomis
Pengukuran ini memiliki fokus pada kinerja pusat laba sebagai suatu entitas ekonomis.
33
34
harus diukur berdasarkan pos-pos yang dapat mereka kendalikan, bahkan jika mereka
tidak memiliki pengendalian penuh terhadap pos tersebut.
35
BAB 6
“PENENTUAN HARGA TRANSFER”
36
produk dari, dan menjual ke, satu sama lain, maka dua keputusan yang harus diambil
untuk setiap produk adalah:
- Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut atau membelinya
dari pemasok luar? (keputusan sourcing)
- Jika diproduksi secara internal, pada tingkat harga berapakah produk tersebut akan
ditransfer antar pusat laba? (keputusan harga transfer)
Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita jika
kondisi kondisi berikut ada, yaitu:
1. Orang-orang Kompeten
Idealnya manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dan jangka pendek
dari pusat tanggung jawab mereka.
2. Atmosfer yang Baik
Manajer harus menjadikan profitabilitas sebagai cita-cita yang penting dan
pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja pusat tanggung jawab.
3. Harga Pasar
Idealnya, harga pasar mencerminkan kondisi yang sama ( kuantitas, waktu
pengiriman dan kualitas) dengan produk yang dikenakan harga transfer.
4. Kebebasan Memperoleh Sumber daya
Idealnya, alternatif pusat tanggung jawab dalam memperoleh sumber daya haruslah
ada, dan para manajer sebaiknya diizinkan untuk memilih alternative yang baik bagi
pusat tanggung jawab mereka.
5. Informasi Penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternative yang ada, serta biaya dan
pendapatan yang relevan dari masing-masing alternative tersebut.
6. Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan negosiasi
kontrak” antar unit usaha.
37
Akibat-akibat yang terjadi jika para manajer pusat laba tidak memiliki kebebasan
dalam mengambil keputusan sourcing :
1. Pasar yang Terbatas
Beberapa alasan pasar terbatas bagi pusat laba (pembeli dan penjual) :
a. Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan penjualan
eksternal.
b. Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang
terdifferensiasi, tidak ada sumber dari luar.
c. Jika perusahaan telah melakukan investasi yang besar, cenderung tidak akan
menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya
variable perusahaan.
Dalam kondisi pasar yang terbatas, harga transfer yang paling memenuhi
persyaratan system pusat laba adalah harga kompetitif. Dimana harga kompetitif
mengukur kontribusi dari setiap pusat laba terhadap laba perusahaan secara
keseluruhan. Perusahaan dapat mengetahui tingkat harga kompetitiif jika perusahaan
tersebut tidak membeli atau menjual produknya ke pasar bebas melalui cara-cara:
a. Jika ada harga pasar diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk
menentukan harga transfer.
b. Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran.
c. Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka pusat
laba tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar.
d. Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa dari pasar luar/bebas
mak pusat laba tersebut dapat meniru untuk harga kompetitif untuk produk-
produk eklusifnya.
2. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Misalnya, jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke
pasar bebas atau memiliki kapasitas produksi yang berlebih. Perusahaan mungkin
tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli produk dari
pemasok luar sementara kapasitas produksi di dalam masih memadai. Dan
sebaliknya, jika pusat laba pembelian idak dapat memperoleh produk yang
diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke pihak
luar. Situasi ini terjadi ketika terdapat kekurangan kapasitas produksi di dalam
38
industry. Sehingga pusat laba pembelian terhalang dan laba perusahaan tidak
optimal.
Meskipun ada hambatan dalam pemerolehan sumber daya, harga pasar tetap
merupakan harga transfer yang baik. Jika harga pasar tersedia atau dapat
diperkirakan maka gunakanlah. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk
memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga
transfer berdasarkan biaya (cost based transfer price). Biasanya, perusahaan akan
mengeliminasi unsur iklan, pendanaan, atau pengeluaran lain yang tidak
dikeluarkan oleh pihak penjual dalam transaksi internal saat penentuan harga
transfer.
Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Jika harga kompetitif tidak tersedia, maka harga transfer dapat ditentukan
berdasarkan biaya ditambah laba. Dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga
transfer berdasar biaya, yaitu:
1. Dasar Biaya
Dasar yang umum adalah biaya standard. Biaya actual tidak boleh digunakan karena
factor inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat lab pembelian.
2. Markup Laba
Dalam menghitung markup laba terdapat dua keputusan, yaitu apa dasar
markup laba tersebut dan tingkat laba yang diperbolehkan. Dasar yang paling mudah
dan umum dipergunakan adalah persentase dari biaya. Jika dasar tersebut digunakan
maka tidak ada pertimbangan atas modal yang diperlukan. Sementara konsep yang
lebih baik adalah persentase dari investasi, tetapi untuk menghitung investasi yang
akan digunakan ke setiap produkdapat menimbulkan permasalahan teknis.
Masalah kedua dalam markup laba adalah besarnya jumlah laba. Solusi
konseptual adalah membuat penyisihan laba berdasarkan investasi yang dibutuhkan
untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai investasi
dihitung pada tingkat standard, dengan aktiva tetap dan persediaan pada tingkat biaya
penggantian (replacement cost).
Biaya Tetap dan Laba Hulu
Permasalahan, pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak luar
mungkin tidak menyadari jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu yang yang
terkandung dalam harga pembelian internal. Bahkan jika pusat laba menyadari adanya
39
biaya tetap dan laba hulu, pusat laba tersebut mungkin enggan untuk mengurangi
labanya guna mengoptimalkan laba perusahaan. Metode mengatasi masalah ini adalah
dengan cara-cara digambarkan dibawah ini.
1. Persetujuan antar unit usaha
Wakil-wakil dari unit penjualan dan pembelian bertemu secara berkala
untuk memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan pembagian laba untuk
produk-produk dengan biaya tetap dan lab hulu yang signifikan.
2. Dua langkah penentuan harga
Cara ini dengan membuat harga transfer meliputi dua beban. Pertama,
untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang
sama dengan biaya variable standard produksi. Kedua, pembebanan biaya berkala
(biasanya setiap bulan) dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya tetap
yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan untuk unit pembelian. Salah satu
atau dua komponen tersebut harus memasukkan marjin laba.
3. Pembagian Laba
Sistem pembagian laba (profit sharing) dapat digunakan untuk memastikan
keselarasan antara kepentingan unit usaha dan perusahaan. System ini beroperasi
dengan cara:
Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variable standard
Setelah produk terjual, unit-unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan,
dengan cara harga penjualan dikurangi biaya variable produksi dan pemasaran.
Melaksanakan system pembagian laba semacam ini akan menimbulkan
beberapa masalah teknis. Pertama, memakan waktu dan biaya kemungkinan
adanya argument-argumen mengenai cara pembagian kontribusi antara pusat laba.
Kedua, membagi laba antara pusat laba secara arbitrer tidak memberikan
informasi yang tepat mengenai profitabilitas dari masing pusat laba. Ketiga,
kontribusi tergantung pada kemampuan unit pemasaran menjual produk pada
harga penjualan aktual.
4. Dua kelompok harga
Metode ini terkadang digunakan adannya konflik antara unit penjualan dan
pembelian. Caranya, pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada harga jual ke
luar dan unit pembelian dibebankan dengan total biaya standard. Selisihnya
40
dibebankan ke dalam akun kantor pusat dan dieliminasi ketika laporan keuangan
unit usaha dikonsolidasikan.
Tetapi ada kelemahan penggunaan metode dua kelompok harga, yaitu:
1. Jumlah laba unit usaha akan lebih besar dari laba perusahaan secara
keseluruhan.
2. Menciptakan suatu ilusi dimana unit usaha menghasilkan uang sementara
perusahaan secara keseluruhan mengalami kerugian karena debit ke kantor
pusat.
3. Memicu unit usaha hanya berkonsentrasi pada transfer internal karena terpaku
pada markup yang bagus dengan mengabaikan penjualan ke luar.
4. Ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun kantor pusat
setiap kali ada transfer dan eliminasi akun saat laporan keuangan
dikonsolidasikan.
5. Berkurangnya konflik pada unit usaha sehingga tidak menghadapkan
manajemen senior kepada permasalahan dalam struktur organisasi.
41
3. Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan harga pasar, atau biaya
penuh standard (standard full cost) ditambah margin labanya.
Pilihan Penggunaan Jasa
Pihak manajemen mungkin memutuskan bahwa unit usaha dapat memilih apakah
menggunakan jasa sentral atau tidak. Unit usaha dapat memperoleh jasa tersebut dari
pihak luar, mengembangkan kemampuan mereka atu memilih untuk tidak menggunakan
jasa ini sama sekali.
Kesederhanaan dari Mekanisme Harga
Harga yang dibebankan kepada jasa korporat tidak akan mencapai tujuan yang
dimaksudkan, kecuali jika metode untuk menghitungnya dapat dimengerti dan dipahami
dengan cukup mudah oleh para manajer unit usaha.
42
43
BAB 7
“MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA YANG DIKELOLA”
STRUKTUR ANALISIS
Tujuan pengukuran penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan pusat laba, yaitu:
1. Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang
bagusmengenai aktiva yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat
keputusan yang merupakan kepentingan perusahaan.
2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.
Dalam analisis mengenai perlakuan alternatif atas aktiva dan perbandingan ROI
dengan EVA – dua cara dalam mengaitkan laba dengan aktiva yang digunakan – yang
paling menarik adalah seberapa baiknya alternatif – alternatif tersebut melayani kedua
tujuan di atas untuk menyediakan informasi guna pengambilan keputusan yang baik dan
pengukuran kinerja ekonomi suatu unit usaha.
Umumnya para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja. Pertama, mereka
harus menghasilkan laba yang mencukupi dari sumber daya yang digunakan. Kedua,
mereka dapat menggunakan sumber daya tambahan hanya jika penggunaan tersebut
menghasilkan tingkat pengambilan yang memadai.
44
riil dari suatu unit dalam piutang adalah hanya sebesar harga pokokk penjualan dan
bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mugkin sudah
mencukupi. Dilain pihak, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa unit usaha dapat
mnginvestasikan kembali uang yang diperoleh dari piutang, dan karena itu, piutang harus
dimasukkan pada harga jualnya. Yang biasanya dilakukan adalah mengambil alternative
yang lebih sederhana yaitu memasukkan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga
jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih. Jika unit usaha tersebut tidak
mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang dapat dihitung berdasarkan
rumus. Rumus ini harus konsisten dengan periode pembayaran normal.
Persediaan
Persediaan biasanya dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata
antarperiode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan menggunakan (last in, first out-
LIFO) untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan
untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendah
pada periode terjadinya inflasi. Jika persediaan barang dalam proses (work-in-process)
didanai melalui pembayaran dimuka (advance payment) atau pembayaran cicilan
(progress payment) dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut
membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi dari
jumlah persediaan kotor (gross inventory amounts), atau dilaporkan sebagai kewajiban.
Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar bahwa
utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persediaan oleh pemasok, tanpa biaya
untuk unit usaha.
Modal Kerja secara Umum
Perlakuan atas modal kerja sangat bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan
memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi
kewajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang motivasional jika
unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi
metode tersebut menyatakan terlalu tinggi (overstate) jumlah modal korporat yang
diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber
modal, seringkali dengan biaya bunga sama dengan nol. Dilain pihak, seluruh kewajiban
lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar.
Properti, Tanah, dan Peralatan
45
46
Suatu unit usaha menerma modal permanennya dari kumpulan dana korporat.
Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor modal, dan laba
ditahan. Bagi unit usaha, jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak
dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal. Meskipun demikian, dalam
situasi yang tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin saja merupakan hal yang
aneh bagi unit usaha itu sendiri.
Beban Modal
Kantor pusat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk
menghitung beban modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi
daripada tarif korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat
merupakan campuran antara utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity).
Biasanya, tarif tersebut ditetapkan di bawah estimasi modal perusahaan sehingga EVA
atas rata-rata unit usaha berada di atas nol.
Survei-survei Praktek
Kebanyakan perusahaan memasukkan unsur aktiva tatap ke dalam dasar investasi
pada nilai buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut karena ini merupakan jumlah
dengan mana aktiva tersebut dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai
dengan laporan keuangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam
divisi tersebut.
47
1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama umtuk perbandingan
investasi. Dilain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda untuk
investasi diantara unit-unit usaha.
2. Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan
laba keseluruhan. Penggunaan EVA sebagai ukuran berkaitan dengan permasalahan
tersebut. Metode ini berhubungan dengan inestasi aset yang ROI nya berada diantara
biaya modal dan ROI yang sekarang dicapai oleh onvestasi tersebut. Jika kinerja pusat
investasi diukur dengan EVA, maka investasi yang menggunakan laba di atas biaya
modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu, akan lebih menarik bagi para
manajer.
3. EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yan
berbeda pula. Degan demikian, para manajer unit usaha harus bertindak secara konsisten
ketika memutuskan untuk berinvestasi pada aktiva yang baru.
4. EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubaha-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa
penciptaan nilai pemegang saham menjadi penting bagi perusahaan:
- Mengurangi resiko pengambil alihan (takeover)
- Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi.
- Mengurangi biaya modal, sehingga memugkinkan investasi yang lebih cepat intuk
pertumbuhan masa depan.
48
aktiva tetap dengan perangkat terpisah. Investasi dalam aktiva tetap dikendalikan oleh proses
anggaran modal sebelum terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan
apakah ada arus kas yang diantisipasi terwujud.
49