Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

ANALISIS LAPORAN KINERJA


Dosen Pengampu : Ni Made Dwi Puspitawati,SE.,MM

Oleh:
KELOMPOK 4

KELOMPOK 4 :

I WAYAN INDRA MAHENDRA 1702612010822 (13)


IDA AYU NYOMAN YULI LESTARI 1702612010823 (14)
KADEK DWI WIDYA PRATAMA 1702612010825 (15)
KIKI SURYANI OKTAVIA 1702612010826 (16)
MADE MEGA OKTALANDARI 1702612010828 (17)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sumber


segala ilmu pengetahuan yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Berkat rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Analisis Laporan Kinerja” guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen.
Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, karena berkatnyalah penulis
dapat menyusun makalah ini. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas kaitannya dengan analisis laporan kinerja dalam sistem pengendalian
manajemen yang penulis sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya teman – teman.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, penulis menerima berbagai saran maupun kritikan yang
bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga
tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 08 April 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perhitungan Selisih (Variance)........................................................... 4
2.2 Selisih Pendapatan dan Selisih Biaya.................................................. 5
2.3 Analisis Selisih dan Keterbatasan Analisis Selisih............................. 8
2.4 Aspek Perilaku Dalam Penilaian Prestasi........................................... 13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 16
3.2 Saran.................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketika suatu laporan keuangan menjalankan fungsinya sebagaimana
mestinya yaitu memberikan informasi yang wajar dan relevan kepada
pengguna, maka evaluasi menjadi suatu hal yang sangat fundamental dalam
pelaporan. Kinerja suatu laporan keuangan meliputi beberapa aspek yang
harus dinilai. Makalah ini mencoba membahas secara lugas dan terfokus
pada analisis atas ukuran – ukuran kinerja keuangan. Bagian pertama
menjelaskan bagaimana varians antara data aktual dan data anggaran
dihitung untuk unit bisnis. Karena anggaran beban dan pendapatan
merupakan anggaran untuk unit bisnis, pembahasan ini dapat diperluas
untuk mencakup pusat beban dan pusat pendapatan. Bagian selanjutnya
menjelaskan bagaimana laporan dari varians – varians ini digunakan oleh
manajemen senior untuk mengevaluasi kinerja unit bisnis. Kinerja keuangan
adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu di raih oleh perusahaan
perbankan pada periode tertentu melalui aktivitas – aktivitas perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat
diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data
keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa saja perhitungan selisih (variance) ?
1.2.2. Apa pengertian selisih pendapatan dan selisih biaya?
1.2.3. Apa saja analisis selisih dan keterbatasan analisis selisih ?
1.2.4. Apa aspek perilaku dalam penilaian prestasi ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Untuk mengetahui perhitungan selisih (variance).
1.3.2. Untuk mengetahui pengertian selisih pendapatan dan selisih biaya.
1.3.3. Untuk mengetahui analisis selisih dan keterbatasan analisis selisih.
1.3.4. Untuk mengetahui aspek perilaku dalam penilaian prestasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perhitungan Selisih (Variance)


Kegiatan terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah menilai
kinerja manajer pusat pertanggung jawaban prestasi kerja pada intinya bisa
dilihat dari efisien dan efektif tidaknya suatu pusat pertanggung jawaban
menjalankan pusat yang menjadi tanggung jawabnya. Evaluasi dapat
dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi anggaran dengan
anggaran yang ditetapkan sebelumnya. Kegiatan perbandingan tersebut
dilakukan oleh unit usaha ataupun juga perusahaaan secara keseluruhan
dengan menggunakan basis bulanan. Beberapa perusahaan hanya
melaporkan secara sederhana jumlah selisih yang terjadi selama periode
tertentu tanpa melaporkan penyabab terjadinya selisih tersebut.
Kinerja yang optimal adalah yang sesuai dengan anggaran. Hampir
semua perusahaan membuat analisis bulanan atas perbedaan antara
pendapatan dan beban actual dengan yang dianggarkan untuk setiap unit
bisnis dan untuk organisasi keseluruhan (beberapa perusahaan
melakukannya per kuartal). Sistem yang efektif mengidentifikasikan varians
yang terjadi ketingkat manajemen terendah. Variance bersifat hierarkis.
Variance dimulai dengan kinerja unit bisnis keseluruhan, yang dibagi
menjadi varians pendapatan dan varians beban. Varians pendapatan dibagi
lebih lanjut menjadi varians volume dan varians harga untuk unit bisnis
keseluruhan dan untuk setiap pusat tanggung jawab pemasaran dalam unit
tersebut.
Varians tersebut dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan area dan distrik
penjualan. Varians beban dapat dibagi menjadi beban produksi dan beban
lainnya. Beban produksi dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan pabrik dan
departemen dalam suatu pabrik. Oleh karena itu, perusahaan bisa
mengidentifikasi setiap varians dengan manajer individual yang
bertanggung jawab untuk itu. Analisis ini adalah alat yang sangat ampuh.
Tanpanya, kemanjuran anggaran laba akan sangat terbatas.

4
Kerangka analisis yang digunakan dalam analisis varians meliputi ide
berikut :
1) Mengidentifikasi faktor – faktor penyebab kunci yang mempengaruhi
laba.
2) Merinci varians laba keseluruhan berdasarkan faktor  penyebab kunci
tersebut.
3) Fokus pada dampak laba dari variasi dalam setiap faktor penyebab.
4) Mencoba untuk menghitung dampak yang spesifik dan dapat
dipisahkan dari setiap faktor penyebab dengan cara memvariasikan
satu faktor saja sementara faktor – faktor lainnya dianggap konstan.
5) Menambahkan kompleksitas secara bertahap, lapis per lapis, mulai dari
tingkat “akal sehat” yang paling mendasar (mengupas bawang).
6) Menghentikan proses tersebut ketika kompleksitas  yang ditambahkan
di tingkat yang baru dibuat tidak di justifikasi dengan tambahan
wawasan mengenai faktor – faktor penyebab yang mendasari varians
laba keseluruhan.

2.2 Selisih Pendapatan dan Selisih Biaya


1) Selisih Pendapatan (Revenue Variance)
Dalam bagian ini, dijelaskan mengenai bagaimana menghitung
varians harga, volume dan bauran penjualan. Penghitungan tersebut
dibuat untuk setiap lini produk, dan hasil dari lini produk kemudian
diagresikan untuk menghitung total varians. Varians yang positif adalah
menguntungkan, karena hal tersebut mengindikasikan bahwa laba aktual
melebihi laba yang dianggarkan, dan varians yang negatif adalah tidak
menguntungkan.

a) Varians Harga Penjualan (Selling Price Variance)


Varians harga penjualan dihitung dengan mengalikan selisih antara
harga aktual dan harga standar dengan volume aktual.

5
b) Varians Campuran dan Volume (Mix Volume Variance)
Seringkali varians bauran dan varians volume tidak dapat dipisahkan.
Persamaan untuk gabungan dari varians bauran dan volume adalah :
Varians bauran dan volume = (volume actual – volume anggaran) x
kontribusi per unit yang dianggarkan.
Varians volume diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada
yang dianggarkan. Sedangkan varians bauran diakibatkan dari
menjual proporsi produk yang berbeda dari yang diasumsikan dalam
anggaran. karena setiap produk memperoleh kontribusi perunit yang
berbeda, maka penjualan proporsi produk yang berbeda dari yang
dianggarkan akan menghasilkan suatu varians.

c) Varians Bauran (Mix Variance)


Varians bauran dari masing – masing produk diperoleh dari
persamaan :
Varians bauran = [(total volume penjualan aktual x anggaran
proporsi) - (volume penjualan aktual)] x
kontribusi perunit yang dianggaran.

d) Varians volume (Volume Variance)


Varians volume dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians
bauran dari gabungan antara varians bauran dan varians volume.
Varians volume = [(total volume penjualan aktual) x (persentase
anggaran) - [(anggaran penjualan) x kontribusi
anggaran per unit)]

e) Analisis Pendapatan Lainnya


Varians pendapatan dapat dibagi – bagi lebih lanjut.

f) Penetrasi Pasar dan Volume Industri


Salah satu perluasan dari analisis laba adalah untuk memisahkan
varians bauran dan volume menjadi jumlah yang disebabkan oleh

6
perbedaan dalam volume industri. Prinsipnya adalah bahwa manajer
unit bisnis bertanggung jawab atas pangsa pasar, tetapi mereka tidak
bertanggung jawab atas volume industry, karena hal tersebut sangat
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Persamaan berikut ini digunakan
untuk memisahkan dampak penetrasi pasar dan volume industri
untuk varians bauran dan volume :
Varians pangsa pasar = [(penjualan aktual) - (volume industri)] x
penetrasi pasar yang dianggarkan x
kontribusi anggaran per unit

Varians pangsa pasar dihitung untuk setiap produk secara terpisah,


dan  varians  total adalah jumlah perhitungan secara aljabar. Varians
volume industri bisa dihitung dengan cara sebagai berikut :
Varians volume industri = (volume industri aktual) – (volume
industri dianggarkan) x penetrasi pasar
dianggarkan x kontribusi per unit
dianggarkan

2) Selisih Biaya (Expense Variance)


a) Biaya Tetap
Varians antara biaya tetap aktual dengan yang dianggarkan didapat
dari pengurangan, karena biaya – biaya ini tidak dipengaruhi baik
oleh volume penjualan maupun volume produksi.

b) Biaya Variabel
Adalah biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional
dengan volume. Biaya produksi yang dianggarkan harus disesuaikan
dengan volume produksi aktual. Volume yang digunakan untuk
menyesuaikan beban produksi variable yang dianggarkan adalah
volume produksi, bukan volume penjualan, yang digunakan dalam
menentukan varians pendapatan.

7
 Rangkuman Varians
Ada beberapa cara dengan mana varians dapat dirangkum dalam
suatu laporan bagi manajemen. Ini digunakan karena jumlahnya
dapat ditelusuri dengan mudah. Bentuk penyajian lainnya adalah
dengan menunjukkan jumlah aktual beserta dengan variansnya. Hal
ini memberikan indikasi mengenai relatif pentingnya setiap varians
sebagai bagian dari total pos pendapatan atau beban yang terkait.

2.3 Analisis Selisih dan Keterbatasan Analisis Selisih


1) Variasi Dalam Praktik
a. Periode Waktu dari Perbandingan
Perbandingan untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal
tertentu tidak terlalu dipengaruhi oleh penyimpangan temporer yang
mungkin terlihat aneh untuk bulan sekarang, dan oleh karena itu ,
tidak perlu terlalu diperhatikan oleh manajemen. Di pihak lain, hal
tersebut mungkin menyembunyikan timbulnya faktor penting yang
tidak bersifat temporer. Perbandingan antara anggaran tahunan
dengan perkiraan saat ini akan kinerja aktual untuk satu tahun penuh
menunjukkan seberapa dekat manajer unit bisnis memperkirakan
akan memenuhi target laba tahunan. Bila kinerja untuk tahun
tersebut sampai dengan tanggal tertentu lebih buruk dibandingkan
dengan anggaran untuk tahun tersebut sampai tanggal itu, adalah
mungkin bahwa deficit yang terjadi akan dapat diatasi di bulan-bulan
yang tersisa.

b. Fokus pada Margin Kotor


Di banyak perusahaan, perubahan dalam biaya atau faktor –
faktor lainnya diperkirakan akan mengarah kepada perubahan dalam
harga jual, dan tugas dari manajer pemasaran adalah untuk
memperoleh margin kotor yang dianggarkan yaitu penyebaran yang
konstan antara biaya dan harga jual. Kebijakan semacam itu terutama

8
penting dalam periode inflasi. Suatu analisis varians dalam sistem
semacam itu tidak akan memiliki varians harga jual. Melainkan akan
ada varians margi kotor.
Margin kotor per unit adalah selisih antara harga jual dengan
biaya produksi. Analisis varians dilakukan dengan mensubstitusi
“margin kotor” untuk “harga jual” dalam persamaan pendapatan.
Margin kotor adalah selisih antara harga jual aktual dengan biaya
produksi standar.

c. Standar Evaluasi
Dalam sistem pengendalian manajemen, standar formal digunakan
dalam evaluasi laporan atas aktuvitas aktual dan terdiri atas tiga
jenis: (1) standar atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya,
(2) standar historis, dan (3) standar eksternal.
(1) Standar atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya
Bila dipersiapkan dan dikoordinasikan secara hati – hati, maka
merupakan standar yang unggul. Standar ini merupakan dasar
terhadap mana kinerja aktual diperbandingkan di banyak
perusahaan. Seandainya angka – angka anggaran didapatkan
secara acak, maka tentu saja angka-angka tersebut tidak akan
menghasilkan dasar yang andal untuk perbandingan.
(2) Standar historis
Ini merupakan catatan kinerja aktual yang telah lewat. Hasil dari
bulan berjalan dapat dibandingkan dengan hasil bulan
sebelumnya. Standar jenis ini memiliki dua kelemahan yang
serius : (1) kondisi mungkin saja berubah antara kedua periode
tersebut sedemikian rupa sehingga perbandingan menjadi tidak
valid lagi, dan (2) kinerja periode sebelumnya mungkin saja tidak
dapat diterima.
(3) Standar eksternal
Merupakan standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung
jawab lain atau perusahaan-perusahaan lain dengan industri yang

9
sama. Kinerja dari satu kantor cabang penjualan dapat
dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang penjualan
lainnya. Bila kondisi-kondisi dari kedua pusat tanggung jawab
tersebut adalah serupa, maka perbandingan semacam itu dapat
menghasilkan dasar yang bisa diterima untuk mengevaluasi
kerja. Keterbatasan standar Standar adalah ukuran yang andal
mengenai bagaimana kinerja yang seharusnya. Langkah pertama
yang penting dalam analisi varians adalah pengujian terhadap
validitas dari standar tersebut

d. Keterbatasan Standar
Varians antara kinerja aktual dan standar adalah bermakna hanya jika
diturunkan dari standar yang valid. Walaupun sangat mudah untuk
mengacu pada varians yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan, kata – kata ini mengimplikasikan bahwa standar
adakah ukuran yang andal mengenai bagaimana kinerja yang
seharusnya. Bahkan biaya standar mungkin bukan merupakan
estimasi yang akurat mengenai berapa biaya yang seharusnya dalam
situasi tersebut. Situasi ini dapat terjadi karena salah satu atau kedua
alasan, yaitu :
o Standar tersebut tidak ditetapkan dengan selayaknya
o Walaupun standar tersebut ditetapkan secara layak dalam
kondisi yang ada pada waktu itu.

e. Sistem Biaya Penuh


Jika perusahaan memiliki sistem biaya penuh (full-cost system), baik
biaya overhead variabel maupun tetap dimasukkan dalam persediaan
pada biaya standar per unit. Jika Persediaan akhir lebih tinggi
dibandingkan dengan persediaan awal, sebagian dari biaya overhead
tetap yang terjadi di periode tersebut tetap akan tinggal di persediaan
dan bukannya mengalir keharga pokok penjualan. Sebaliknya, jika
saldo persediaan turun selama periode tersebut, lebih banyak biaya

10
overhead tetap yang dilepaskan keharga pokok penjualan
dibandingkan dengan jumlah aktual yang terjadi dalam periode
tersebut. Hal yang penting adalah bahwa varians produksi
seharusnya dikaitkan dengan volume produksi, bukan dengan
volume penjualan.

f. Jumlah Rincian
Varians pendapatan dianalisis pada beberapa tingkatan, pertama
secara total, kemudian berdasarkan volume, bauran dan harga, lalu
menganalisis varians volume dan bauran. Berdasarkan volume
industri dan pangsa pasar. Pada setiap tingkatan ini, varians tersebut
dianalisis berdasarkan produk individual. Proses dari satu tingkat ke
tingkat yang lainnya ini sering disebut dengan “mengupas bawang”
yaitu lapisan demi lapisan dikupas, dan proses tersebut akan terus
berlanjut selama rincian tambahan masih dianggap berharga.

g. Biaya Teknik dan Biaya Diskresioner


Varians yang “menguntungkan” dalam biaya teknik biasanya
merupakan indikasi dari kinerja yang baik yaitu, semakin rendah
biayanya maka semakin baik kinerjanya. Hal ini tergantung pada
kualifikasi bahwa kualitas pengantaran tepat waktu dinilai
memuaskan. Sebaliknya kinerja dari pusat beban kebijakan biasanya
dinilai memuaskan apabila beban aktual hampir setara dengan
jumlah yang dianggarkan, tidak lebih tinggi maupun lebih rendah.
Hal ini disebabkan karena varians yang menguntungkan dapat
mengindikasikan bahwa pusat tanggung jawab tersebut tidak
melaksanakan dengan mencukupi fungsi – fungsi yang disetujui akan
dilaksanakan olehnya. Karena beberapa elemen dalam pusat beban
kebijakan secara fakta merupakan beban teknik (misalnya, fungsi
pembukuan dalam organisasi kontroler), varians yang
menguntungkan adalah benar – benar menguntungkan elemen –
elemen ini.

11
2) Keterbatasan Analisis Varians
Walaupun analisis varians adalah alat yang ampuh, alat tersebut
memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang paling penting
adalah bahwa walaupun analisis ini mengidentifikasikan dimana varians
terjadi, tetapi tidak mengatakan mengapa varians ini terjadi atau apa
yang dilakukan mengenainya.
Misalnya, laporan tersebut mungkin saja menunjukkan adanya
varians signifikan yang tidak menguntungkan dalam beban pemasaran
dan mungkin saja mengidentifikasikan varians ini dengan beban promosi
penjualan yang tinggi. Tetapi, laporan tersebut tidak menjelaskan
mengapa beban promosi penjualan tinggi dan jika ada tindakan apa yang
sedang dilakukan.
Penjelasan naratif, yang melengkapi laporan kinerja, seharusnya
memberikan penjelasan semacam itu. Masalah kedua dalam analisis
varians adalah untuk menentukan apakah suatu varians adalah
signifikan. Teknik statistik dapat digunakan untuk menentukan apakah
ada perbedaan yang signifikan anatara kinerja aktual dan standar untuk
beberapa proses tertentu. Teknik – teknik ini umumnya disebut sebagai
pengendalian mutu secara statistik.
Keterbatasan ketiga dari analisis varians adalah bahwa ketika
laporan kinerja menjadi lebih teragregasi, varians yang saling
meniadakan dapat menyesatkan pembacanya. Demikian pula, ketika
varians menjadi semakin teragregasi, para manajer menjadi semakin
bergantung pada penjelasan – penjelasan dan prediks yang
menyertainya. Akhirnya, laporan itu hanya menunjukkan apa yang telah
terjadi. Laporan tersebut tidak menunjukkan dampak masa depan dari
tindakan – tindakan yang telah diambil oleh manajer.

12
 Tindakan Manajemen
Ada satu prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan
formal, yaitu : Laporan laba bulanan sebaiknya tidak berisi hal – hal
yang tak terduga. Informasi yang signiifikan harus dikomunikasikan
secepatnya melalui telepon, faks, e-mail, atau pertemuan pribadi
segera setelah itu diketahui. Laporan formal menginformasikan
kesan umum bahwa manajer senior telah mengetahui dari sumber –
sumber tersebut. Berdasarkan informasi ini ia dapat bertindak
sebelum menerima laporan formal. Laporan formal tersebut adalah
tetap penting. Salah satu manfaat utama dari laporan formal adalah
bahwa laporan tersebut memberikan tekanan yang diinginkan pada
manajer di tingkat yang lebih rendah untuk mengambil tindakan
perbaikan atas inisiatif mereka sendiri. Laporan laba adalah tidak
berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada tindakan. Tindakan
tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja yang telah dilakukan
dengan baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda,
“memproses” atau tindakan ketenagakerjaan yang lebih drastic lagi.
Tetapi, tindakan –tindakan ini tidak dilakukan untuk setiap unit
bisnis setiap bulan. Selama bisnis berjalan baik, pujian adalah paling
diperlukan, dan kebanyakan orang tidak mengharapkan untuk
memperoleh pujian secara rutin.

2.4 Aspek Perilaku Pada Penilaian Prestasi


Kebanyakan perusahaan menggunakan teknik yang sama dalam
penyusunandan me-review anggaran laba dan anggaran yang berurutan
terhadap anggaran yang disetujui. Inilah yang disebut aspek teknis dalam
system penyusunan anggaran formulir yang digunakan untuk menyusun
anggaran, format selisih biaya dan realisasinya, frekuensi pelaporan dan lain
sama pada banyak perusahaan namun perbedaannya adalah cara
menggunakan informasi yang dihasilkan oleh informasi oleh system
penganggaran tersebut.

13
a) Pengawasan ketat (Tight control)
Pengawasan ketat didasarkan atas filosofi bahwa manajer bawahan
bekerja secara efektif jika mereka hanya ditargetkan untuk jangka
pendek saja dan manajer puncak bisa membantu bawahan dalam
mengatasi masalah harian sehingga manajer bawahan bisa menghasilkan
keputusan yang lebih baik jika dibantu oleh atasannya. Dengan
pengawasan ketat tujuan laba suatu manajer unit usaha dipertimbangkan
sesuai komitmen perusahaan dimana ia akan diukur dan kemudian
dievaluasi setiapbulan.    
      
b) Pengawasan longgar  (Loose control)
Pengawasan longgar didasari pada filosofi manajemen yang
diilustrasikan dengan pernyataan “saya menyewa seseorang dan saya
membiarkanya untuk melakukan pekerjaannya sendiri “ dengan
pengawasan longgar, anggaran tersebut pada dasarnya merupakan alat
perencanaan dan komunikasi. Setiap tahun,anggaran disusun diuji oleh
manajer puncak, disesuaikan dimana perlu disetujui. Setiap bulan atau
kwartalan hasil sebenarnya dibandingkan dengan anggaran dan
perbedaan dan yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.

 Pengaruh Perilaku Pengawasan Ketat dan Pengawasan Longgar


Sistem pengawasan ketat mempunyai  beberapa keuntungan yaitu :
a) Pengawasan ketat cendrung mencegah manajer untuk bersikap
tidak efisien atau membuang-buang waktu.
b) Tekanan yang kurang konsisten memotivasi manajer untuk
mencari jalan yang lebih baik untuk menjalankan operasional
perusahaan seperti saat ini.
Disamping keuntungan kelemahan pengawasan ketat adalah :
a) Manajer lebih mempokuskan pada tindakan jangka pendek dari
pada kepentingan jangka panjang perusahaan
b) Untuk memenuhi laba jangka pendek manajer unit usaha tidak
melakukan tindakan yang bermanfaat pada jangka panjang,

14
misalnya manajer tidak melakukan investasi walaupun pada jangka
panjang akan mendatangkan keuntungan.
c) Kegunaan laba yang dianggarkan sebagai tujuan yang akan dicapai,
bisa mengubah komunikasi antara manajer unit usaha dan manajer
puncak. Jika manajer unit usaha dievaluasi atas dasar anggaran
laba.
d) Pengawasan ketat akan mendorong manajer untu memanipilasi
data.

Study empiris yang pernah dilakukan Hopwood, mengemukan bahwa


pengawasan ketat akan menjadikan :
a) Hubungan kerja yang kurang harmonis
b) Jeleknya hubungan dengan atasan
c) Jeleknya hubungan antara kawan sejawat
d) Kecendrungan manipulasi laporan akuntansi

 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Pengawasan Ketat


dan Pengawasan Longgar
Kemampuan unit usaha untuk menciptakan  pencapaian laba yang
seimbang yang memungkinkan tercapainya tujuan tersebut akan
tergantung pada :
a) Besarnya keleluasaan bagi manajer unit usaha untuk melakukan uji
coba
b) Tingkat dimana variabel kinerja secara kritis bisa dipengaruhi oleh
manajer unit usaha.
c) Tinggkat ketidak pastianyang melekat pada operasional
perusahaan.
d) Rentang waktu pengaruh keputusan manajer yang dibuatnya.

15
BAB III
PENUTUP

3.3 Kesimpulan
Para manajer unit bisnis melaporkan kinerja keuangan mereka kepada
manajemen senior secara teratur biasanya per bulan. Laporan formal terdiri
dari perbandingan antara pendapatan dan biaya actual dengan jumlah yang
dianggarkan. Selisihnya atau variance antara kedua jumlah ini dapat
dianalisis pada beberapa tindakan yang rinci. Analisis ini mengidentifikasi
penyebab variance antara laba yang dianggarkan dan jumlah yang berkaitan
dengan masing – masing penyebab. Kinerja keuangan adalah gambaran
setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada
periode tertentu melalui aktivitas – aktivitas perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya
dengan mengadakan analisis terhadap data – data keuangan yang tercermin
dalam laporan keuangan.
Diuraikan bagaimana menghitung selisih harga jual, selisih volume dan
selisih campuran. Perhitungan dibuat untuk masing – masing lini produk.
Dan hasil dari lini produk tersebut kemudian dikumpulkan untuk
menghitung selisih totalnya. Selisih menunjukkan laba sesungguhnya
melebihi laba yang dianggarkan dan selisih negative menunjukkan rugi.
Perbandingan anggaran sesungguhnya dengan harapan kinerja
sesungguhnya untuk tahun tersebut menunjukkan bagaimana dekatnya
manajer unit usaha mengharapkan untuk mencapai target laba tahunan.

3.2 Saran
Setelah penulis memaparkan tentang Analisis Laporan Kinerja tersebut,
disarankan kepada pembaca untuk mengambil ilmu dari pembuatan makalah
ini, agar dapat membantu memberikan nuansa keilmuan dan memperluas
wawasan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anthony. Robert N, Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen.


Jakarta: Salemba Empat MC Graw Hill.

http://keepcopying.blogspot.co.id/2014/01/analisis-laporan-kinerja-keuangan.html

http://tugasmandirispm.blogspot.com/2016/12/analisis-laporan-kinerja.html?m=1

https://www.academia.edu/8418670/Makalah_Analisis_Laporan_Kinerja_Keuang
an_-_BAB_10

17

Anda mungkin juga menyukai