Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No.

2 Mei 2018

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP


HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS VIII MTs NEGERI 1 KENDARI

Aisyah Wiyono1), Mustamin Anggo2), Kadir3)


1)
Alumni Jurusan Pendidikan Matematika, 2,3) Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Halu Oleo: email: aisyahw97@gmail.com; mustaminanggo@gmail.com;
kadirraea@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian expos fakto ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil
belajar matematika siswa Kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari. Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari yang berjumlah 345 siswa yang tersebar dalam sepuluh
kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 67 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu angket dan tes.
Angket digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, sedangkan
tes digunakan untuk mengambil data hasil belajar matematika siswa. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan statistik inferansial. Dari hasil analisis data dan
pembahasan diperoleh kesimpulan: kecerdasan emosional mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari, besarnya pengaruh
kecerdasan emosional yaitu sebesar 13,6%, sedangkan sisanya sebesar 86,4% dipengaruhi oleh
faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kuci: kecerdasan emosional, hasil belajar matematika

THE INFLUENCE OF EMOTIONAL INTELLIGENCE


ON STUDENTS MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES
CLASS VIII MTS NEGERI 1 KENDARI

Abstract
This study expos facto aims to determine the influence of emotional intelligence on students
mathematics learning outcomes class VIII MTs Negeri 1 Kendari. The population of this study is all
students of class VIII MTs Negeri 1 Kendari which amounted to 345 students spread in ten classes.
Sampling was done by purposive sampling technique. The number of samples in this study is 67
students. The data were collected in two ways: questionnaire and test. Questionnaires are used to
obtain data related to emotional intelligence, whereas tests are used to retrieve student learning
mathematics data. Data analysis techniques used are descriptive statistical analysis and inferential
statistics. From the results of data analysis and discussion obtained conclusion: emotional
intelligence has a significant influence on the results of learning mathematics students VIII MTs
Negeri 1 Kendari, the magnitude of the influence of emotional intelligence that is equal to 13.6%,
while the remaining of 86.4% influenced by other factors not examined in this study.

Keywords: emotional intelligence, mathematics learning outcomes

Aisyah Wiyono, Mustamin Anggo, Kadir 113


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

Pendahuluan problem dari hal-hal yang bersifat kuantitatif


dan fenomenal, seperti matematika, fisika, data-
Salah satu upaya untuk meningkatkan
data sejarah, dan sebagainya. Sedangkan ukuran
sumber daya manusia adalah melalui
kecerdasan yang disebut dengan IQ merupakan
pendidikan. Pendidikan memegang peranan
perbandingan kemampuan antara umur mental
yang amat penting untuk menjamin hidup suatu
dan umur kronologis. Kecerdasan seperti ini
negara dan bangsa karena pendidikan
penting dalam dunia akademis dan menjadi
merupakan wahana untuk meningkatkan dan
modal utama dunia perekayasaan dan teknologi.
mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Namun, menurut Suharsono (Prawira, 2013:
Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab 1,
151), membekali anak dengan IQ tinggi saja
pasal 1, ayat 1 tertulis bahwa “Pendidikan
tidak dapat menjamin anak bisa hidup sukses.
adalah usaha sadar dan terencana untuk
Sebab, IQ tinggi baru merupakan bekal yang
mewujudkan suasana belajar dan proses
baik untuk dapat mengenal dan merespons alam
pembelajaran, agar peserta didik secara aktif
semesta. Tetapi, IQ tinggi belum dapat
mengembangkan potensinya sendiri untuk
mengakomodasi untuk mengenal dan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
memahami diri sendiri dan sesamanya.
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
Jenis kecerdasan untuk mengenal dan
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
memahami diri sendiri dan sesamanya disebut
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
dengan istilah kecerdasan emosional disingkat
Pendidikan adalah sebuah proses untuk
EI (Emotional Intelligence). Salovey dan Meyer
mengubah jati diri seorang siswa untuk lebih
(2004: 13) menyatakan bahwa kecerdasan
maju. Untuk itu dalam pendidikan terdapat
emosional sebagai himpunan bagian dari
kegiatan belajar mengajar sebagai pokoknya.
kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan
Ada dua komponen utama yang berperan dalam
memantau perasaan emosi baik pada diri sendiri
kegiatan belajar mengajar, yaitu guru dan siswa.
maupun pada orang lain, memilah-milah
Sekolah sebagai lembaga formal merupakan
semuanya, dan menggunakan informasi ini
sarana dalam rangka mencapai tujuan
untuk membimbing pikiran dan tindakan. Hal ini
pendidikan.
berarti bahwa kecerdasan emosional merupakan
Belajar merupakan suatu proses yang
kemampuan siswa untuk dapat mengenali emosi
menimbulkan terjadinya perubahan atau
diri, mengendalikan emosi diri, memotivasi diri,
pembaharuan dalam tingkah laku dan
memahami emosi orang lain dan kemampuan
kecakapan. Hasil dari proses belajar tersebut
untuk dapat membina hubungan baik dengan
tercermin dalam hasil belajarnya. Menurut
orang lain.
Purwanto (Thobroni, 2013: 31), berhasil atau
Matematika merupakan salah satu mata
tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh
pelajaran yang memiliki peranan penting, baik
berbagai faktor yang digolongkan menjadi dua
dalam kehidupan akademis ataupun kehidupan
golongan, yaitu faktor yang ada pada diri
organisme tersebut atau yang disebut faktor sehari-hari. Setiap siswa mempunyai
individual, dan faktor yang ada diluar individu pandangan yang berbeda tentang pelajaran
yang disebut faktor sosial. matematika. Ada yang memandang
Faktor individu meliputi faktor matematika sebagai mata pelajaran yang
kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, menyenangkan dan ada juga yang
latihan dan ulangan, motivasi, dan faktor memandang matematika sebagai pelajaran
pribadi. Sedangkan termasuk ke dalam faktor yang sulit. Berbagai pandangan tersebut
sosial antara lain faktor keluarga, guru dan cara dapat berdampak pada hasil belajar yang
mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam mereka peroleh. Bagi siswa yang
pembelajaran, lingkungan dan kesempatan yang menganggap matematika menyenangkan,
tersedia, serta faktor motivasi sosial.
maka akan tumbuh motivasi dalam diri
Kecerdasan atau inteligensi merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil siswa tersebut untuk mempelajari
belajar siswa. Setiap siswa memiliki tingkat matematika dan optimis dalam
kecerdasan yang berbeda-beda. Menurut Prawira menyelesaikan masalah-masalah yang
(2013: 151), kecerdasan adalah kemampuan bersifat menantang dalam pelajaran
mental seseorang merespons dan menyelesaikan matematika. Sebaliknya, bagi yang
114
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

menganggap matematika sebagai pelajaran penghayatan emosi pada setiap mata pelajaran.
sulit, maka siswa tersebut akan bersikap Menurut Goleman (2016: 42) IQ hanya
pesimis dalam menyelesaikan masalah mempunyai peran sekitar 20% dalam
matematika dan kurang termotivasi untuk menentukan prestasi individu, 80% sisanya
mempelajarinya. ditentukan oleh faktor-faktor lain termasuk
kecerdasan emosional (EI). Selain itu, Goleman
Masalah-masalah dalam mata pelajaran
(2016: 45) menyatakan bahwa kecerdasan
matematika membutuhkan tahap penyelesaian
emosional menentukan seberapa baik siswa
yang sistematis serta menuntut siswa untuk
mampu menggunakan keterampilan-
menggunakan logika dalam menyelesaikannya,
keterampilan lain manapun yang dimilikinya,
sehingga dalam memahami dan menyelesaikan
termasuk intelektual yang belum terasah.
masalah matematika membutuhkan konsentrasi,
Kecerdasan emosional bertumpu pada
kesabaran, dan ketelitian. Untuk mengelola
hubungan antara perasaan, watak, dan naluri
konsentrasi, kesabaran dan ketelitian dibutuhkan
moral yang mencakup pengendalian diri,
motivasi dan pengelolaan emosi yang kuat,
semangat dan ketekunan, kemampuan
sehingga siswa tidak mudah putus asa dan
menyesuaikan diri, kemampuan memecahkan
menyerah ketika belum dapat menemukan
masalah pribadi, pengendalian amarah serta
jawaban penyelesaian yang tepat. Sikap
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
memotivasi, ketekunan, kegigihan dan
terutama dalam proses pembelajaran. Dalam
pengelolaan diri untuk dapat menghayati setiap
proses pembelajaran terjadi suatu perubahan
materi pelajaran cenderung mengarah kepada
kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam
kecerdaan emosional.
berbagai bidang, dan kemampuan itu diperoleh
Kecerdasan emosional berkaitan dengan
karena adanya usaha belajar.
bagaimana siswa mengenali dan mengontrol
Berdasarkan pengamatan dan
emosi diri, sehingga berdampak positif pada saat
wawancara pada guru matematika di kelas VIII
mengikuti pembelajaran. Yusuf (2004: 181)
MTs Negeri 1 Kendari, diindikasikan bahwa
mengemukakan bahwa emosi yang positif akan
siswa kurang dapat mengontrol dan mengelola
mempengaruhi siswa untuk berkonsetrasi
emosinya. Hal ini ditunjukkan dengan sikap
terhadap aktivitas belajar, seperti
siswa selama mengikuti pembelajaran. Selama
memperhatikan penjelasan guru, membaca
proses pembalajaran siswa terlihat kurang
buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
tugas, dan disiplin dalam belajar.
matematika, kurang memperhatikan penjelasan
Apabila siswa dapat mengenali,
materi dari guru, dan siswa masih kurang
mengelola emosi serta memotivasi diri sendiri
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal
dalam proses belajar matematika serta mampu
yang diberikan. Selain itu, hasil belajar
berempati dan membina hubungan yang baik
matematika siswa kelas VIII MTs Negeri 1
dengan teman dan guru maka akan mendorong
Kendari masih rendah. Hal ini disampaikan oleh
siswa untuk memiliki hasil belajara matematika
guru bidang studi matematika bahwa hasil
yang baik. Keterampilan dasar emosional tidak
ulangan pelajaran matematika siswa secara
dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi
mayoritas masih dibawah Kriteria Ketuntasan
membutuhkan proses dalam mempelajarinya
Minimum (KKM) sebesar 75.
dan lingkungan yang membentuk kecerdasan
Rendahnya hasil belajar matematika
emosional tersebut besar pengaruhnya. Hal
siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari diduga
positif akan diperoleh bila anak diajarakan
karena siswa tidak memperhatikan penjelasan
keterampilan dasar kecerdasan emosional,
dari guru dan malas dalam mengerjakan soal
secara emosional akan lebih cerdas, penuh
matematika sehinggga kurang termotivasi untuk
pengertian, mudah menerima perasaan-perasaan
memahami pelajaran. Untuk mencapai prestasi
dan lebih banyak pengalaman dalam
yang tinggi pada mata pelajaran matematika
memecahkan permasalahannya sendiri.
tidak hanya diperlukan IQ yang tinggi saja,
Selama proses pembelajaran,
namun siswa juga harus memiliki kecerdasan
kecerdasan emosional diperlukan oleh siswa
emosional yang baik. Menurut Goleman (2016:
untuk memahami pelajaran yang disampaikan
xiii), jika IQ lebih mengarah kepada kecerdasan
oleh guru, karena intelektualitas saja tidak dapat
kognitif, maka kecerdasan emosional lebih
berfungsi dengan sebaik-baiknya tanpa adanya
mengarah kepada sikap, motivasi, ketekunan,
Aisyah Wiyono, Mustamin Anggo, Kadir 115
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

kegigihan dan pengelolaan emosi diri untuk Metode


dapat menghayati setiap materi pelajaran.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Menurut Mustaqim (2012: 152),
penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
kecerdasan emosional dapat berpengaruh dalam
expost facto. Penelitian expost facto merupakan
proses dan keberhasilan belajar siswa, tanpa
penelitian dengan melakukan penyelidikan
adanya kecerdasan emosional siswa akan mudah
secara empiris yang sistematik, dimana peneliti
menyerah, tidak memiliki motivasi belajar dan
tidak mempunyai kontrol langsung terhadap
tidak pandai memusatkan perhatian pada materi
variabel-variabel bebas, karena fenomena sukar
pembelajaran. Siswa yang memiliki kecerdasan
dimanipulasi (Siregar, 2013: 4). Penelitian ini
emosional yang tinggi akan lebih terampil dalam
dilaksanakan di MTs Negeri 1 Kendari. Waktu
menenangkan diri dan memusatkan perhatian
penelitian ini adalah pada semester genap tahun
dalam memahami materi pelajaran, memiliki
pelajaran 2016/2017.
hubungan yang lebih baik dengan orang lain,
lebih cakap memahami orang, memiliki
Sampel adalah sebagian atau wakil
persahabatan yang baik dengan orang lain, dan populasi yang diteliti. Populasi dalam
memiliki hasil belajar yang lebih baik. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
Kecerdasan emosional bekerja secara sinergi MTs Negeri 1 Kendari tahun ajaran 2016/2017
dengan kecerdasan intelektual. Seseorang akan sebanyak 10 kelas, dengan jumlah keseluruhan
berprestasi tinggi bila memiliki keduanya. siswa sebanyak 345 orang dengan rincian dapat
Namun, apabila seseorang yang tingkat dilihat pada Tabel 1.
kecerdasan emosionalnya kurang akan
mempengaruhi kecerdasan intelektualnya.
Tabel 1
Data Siswa Kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari
Kelas Jumlah Siswa Kelas Jumlah Siswa
VIII1 35 VIII6 36
VIII2 34 VIII7 34
VIII3 35 VIII8 35
VIII4 36 VIII9 33
VIII5 34 VIII10 33

Teknik pengambilan sampel yang siswa) dan kelas VIII-9 (33 siswa) yang
digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu berjumlah 67 siswa.
responden yang terpilih menjadi anggota sampel Variabel yang digunakan dalam
atas dasar pertimbangan peneliti sendiri penelitian ini ialah variabel bebas dan variabel
(Dermawan, 2013: 152). Populasi dalam terikat. Variabel bebas disimbolkan dangan X
penelitian ini terbagi dalam 10 kelas, dimana menyatakan kecerdasan emosional, dan variabel
terdapat 1 kelas unggulan (VIII-5) dan 9 kelas terikat disimbolkan dengan Y menyatakan hasil
reguler (VIII-1, VIII-2, VIII-3, VIII-4, VIII-6, belajar matematika siswa. Desain hubungan
VIII-7, VIII-8, VIII-9, VIII-10). Agar sampel antara variabel dapat dilihat seperti gambar
dapat mewakili seluruh populasi maka diambil berikut :
sampel sebanyak 2 kelas yaitu kelas VIII-5 (34

X Y
Gambar 1. Desain Penelitian
Teknik pengumpulan data yang memberi seperangkat pertanyaan atau
digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu pernyataan tertulis kepada responden untuk
kuesioner dan tes. Kuesioner merupakan teknik dijawabnya (Sugiyono 2009: 142). Peneliti
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara dalam teknik ini akan memberikan angket

116
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

kepada setiap siswa yang dijadikan sampel sering (SS), sering (S), jarang (JR), dan tidak
penelitian. Dengan metode ini dimaksudkan pernah (TP). Intrumen yang digunakan dalam
untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini adalah angket kecerdasan
kecerdasan emosional siswa kelas VIII MTs emosional yang telah ada sebelumnya dengan
Negeri 1 Kendari. nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,837 (Imron,
Tes merupakan himpunan pertanyaan 2016: 91).
yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas Tes digunakan untuk mengetahui data
yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites hasil belajar matematika siswa. Bentuk tes yang
(Jihad, 2013: 67). Tes digunakan untuk digunakan berupa uraian pada materi lingkaran
mengukur sejauh mana seorang siswa telah yang disusun berdasarkan kompetensi dasar dan
menguasai pelajaran yang disampaikan terutama indikator yang telah diajarkan oleh guru bidang
meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. studi matematika kelas VIII MTs Negeri 1
Tes dalam penelitian ini menggunakan tes Kendari. Tes hasil belajar terdiri dari delapan
bentuk uraian untuk memperoleh data yang soal, setiap butir soal memiliki skor yang
berkaitan dengan hasil belajar matematika berbeda berdasarkan tingkat kesulitan soal dan
siswa. langkah-langkah dalam menjawab soal tersebut.
Instrumen yang digunakan dalam Skor perolehan siswa kemudian dikonversi ke
penelitian ini berupa angket kecerdasan skala 100 dengan aturan:
emosional dan tes hasil belajar matematika. skor perolehan siswa
Angket yang digunakan adalah jenis angket nilai perolehan siswa   100
skor maksimal
tetutup. Dalam angket ini tugas responden . Nilai perolehan siswa tersebut merupakan data
adalah memilih satu jawaban dari kemungkinan- dalam penelitian ini.
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Uji validitas penelitian dilakukan
Kriteria yang digunakan pada instrumen angket
menggunakan metode Pearson Product Moment
kecerdasan emosional ini adalah skala likert, dengan mengkorelasikan antara skor yang
yaitu pernyataan-pernyataan yang menempatkan didapat siswa pada suatu butir soal dengan skor
individu pada situasi yang menggambarkan
total yang didapat. Rumus yang digunakan
dirinya dengan memilih salah satu dari empat sebagai berikut :
alternatif jawaban yang disediakan, yaitu sangat
N  XY   X  Y 
rXY 
N  X 2
  X N  Y
2 2
  Y  2
(Sugiyono, 2009: 183)
Keterangan : yang sahih dilakukan dengan teknik Alpha
rXY = Cronbach, dengan rumus sebagai berikut :
 n   i 
Koefisien korelasi antara variabel X dan 2
Variabel Y r11    1
X = Skor  n  1   t 2 
item
Y = Skor (Siregar,
total
N = 2013: 58)
dengan :
Jumlah responden
r11 =
Adapun kriteria pengambilan keputusan
Reliabilitas instrumen
untuk menentukan valid atau tidaknya instrumen
n =
penelitian adalah jika r hitung sama dengan atau
banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
lebih besar dari harga r tabel pada taraf
yang valid
signifikan 5%, maka butir instrumen yang
dimaksud dikatakan valid. Jika r hitung  i
2
= jumlah varians skor tiap-tiap butir
diperoleh lebih kecil dari r tabel pada taraf
signifikan 5%, maka butir instrumen yang
t2 =
dimaksud dikatakan tidak valid. varians total
Perhitungan reliabilitas harus dilakukan Instrumen dikatakan reliabel dengan
hanya pada item-item yang sudah memiliki menggunakan teknik ini jika koefisien
validitas. Analisis reliabilitas terhadap item-item reliabilitasnya (r11) > 0,6 (Siregar, 2013: 57)
Aisyah Wiyono, Mustamin Anggo, Kadir 117
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

Teknik analisis data yang digunakan tidak. Sedangkan uji linearitas dilakukan
dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk mengetahui apakah kecerdasan
dan statistif inferensial. Statistik deskriptif emosional dan hasil belajar matematika
digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik mempunyai hubungan garis linear.
skor responden untuk masing-masing variabel.
Untuk keperluan tersebut digunakan tabel
distribusi frekuensi dengan analisis persentase, Hasil
standar deviasi, mean, nilai maksimum, nilai Analisis validitas dan reliabilitas instrumen
minimum, range (rentang skor), koefisien
varians. Statistika inferensial digunakan untuk Hasil analisis instrumen tes hasil belajar
menguji hipotesis penelitian, yaitu dengan matematika siswa terdiri dari analisis validitas
menggunakan analisis regresi. Sebelum dan reliabilitas yang didasarkan pada hasil
melakukan analisis data maka terlebih dahulu penelaian uji coba kepada 30 siswa kelas IX-1
MTs
dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji Negeri 1 Kendari. Berdasarkan
normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas perhitungan validitas tes hasil belajar
dilakukan untuk melihat apakah data yang matematika dengan bantuan Microsoft Office
Excel 2007 diperoleh semua item tes hasil
diperoleh dalam penelitian ini berasal dari
belajar dinyatakan valid. Hasil perhitungan
populasi yang berdistribusi normal atau selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Analisis Hasil Validitas Intrumen Tes Hasil Belajar Matematika
Butir Soal r hitung r tabel Keterangan
1 0,4106 0,374 Valid
2 0,399 0,374 Valid
3 0,397 0,374 Valid
4 0,409 0,374 Valid
5 0,4796 0,374 Valid
6 0,577 0,374 Valid
7 0,761 0,374 Valid
8 0,8144 0,374 Valid

Butir soal yang dinyatakan valid Analisis deskriptif


selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Dalam
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk
melakukan uji reliabilitas, data uji coba
memberikan gambaran tentang karakteristik
instrumen hasil belajar matematika diolah
responden dari masing-asing variabel penelitian
menggunakan bantuan software statistik SPSS.
yaitu kecerdasan emosional (X) dan hasil belajar
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diketahui
matematika (Y). Pendeskripsian karakteristik
Alpha Cronbach sebesar 0,639. Hal ini
tersebut dapat dilihat melalui rata-rata hitung
menunjukkan bahwa intrumen tes hasil belajar
(mean), median, standar deviasi, nilai
matematika ini reliabel. maksimum, dan nilai minimum yang dapat
dilihat pada Tabel 3.

118
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

Tabel 3.
Analisis Deskriptif Kecerdasan Emosional Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII-5
Kecerdasan
HBM
Emosional
Valid 34 34
N
Missing 0 0
Mean 136,44 71,876
Median 135,00 78,785
Std. Deviation 11,090 17,351
Minimum 116 21,21
Maximum 155 92,42

Hasil analisis deskripsi pada tabel 3, diperoleh sebesar 155, skor terendah sebesar 116
variabel kecerdasan emosional dapat dijelaskan dengan standar deviasi 11,090. Pada variabel
dari sampel yang diambil sebanyak 34 siswa hasil belajar matematika dari 34 siswa diperoleh
bahwa nilai rata-rata (mean) yang diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 71,876 dengan
sebesar 136,44 dengan median 135,00. Artinya median sebesar 78,785. Skor tertinggi diperoleh
skor kecerdasan emosional pada angket secara sebasar 92,42, skor terendah sebesar 21,21
keseluruhan diatas rata-rata. Skor tertinggi dengan standar deviasi 17,351.

Tabel 4.
Analisis Deskriptif Kecerdasan Emosional Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII-9
Kecerdasan
HBM
Emosional
Valid 33 33
N
Missing 0 0
Mean 134,18 52,799
Median 135,00 53,030
Std. Deviation 10,110 8,901
Minimum 118 39,39
Maximum 153 74,24

Hasil analisis deskripsi pada tabel 4, diperoleh sebesar 153, skor terendah sebesar 118
variabel kecerdasan emosional dapat dijelaskan dengan standar deviasi 10,110. Pada variabel
dari sampel yang diambil sebanyak 33 siswa hasil belajar matematika dari 33 siswa diperoleh
bahwa nilai rata-rata (mean) yang diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 52,799 dengan
sebesar 134,18 dengan median 135,00. Artinya median sebesar 53,030. Skor tertinggi diperoleh
skor kecerdasan emosional pada angket secara sebasar 74,24, skor terendah sebesar 39,39
keseluruhan diatas rata-rata. Skor tertinggi dengan standar deviasi 8,901.

Aisyah Wiyono, Mustamin Anggo, Kadir 119


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

Tabel 5
Analisis Deskriptif Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari
Kecerdasan
HBM
Emosional
Valid 67 67
N
Missing 0 0
Mean 135,33 62,480
Median 135,00 60,610
Std. Deviation 10,599 16,772
Minimum 116 21,21
Maximum 155 92,42

Hasil analisis deskripsi pada Tabel 5, median sebesar 60,610. Skor tertinggi diperoleh
variabel kecerdasan emosional dapat dijelaskan sebasar 92,42, skor terendah sebesar 21,21
dari sampel yang diambil sebanyak 67 siswa dengan standar deviasi 16,772.
bahwa nilai rata-rata (mean) yang diperoleh Data kecerdasan emosional diperoleh
sebesar 135,33 dengan median 135,00. Artinya dengan menggunakan angket kecerdasan
skor kecerdasan emosional pada angket secara emosional yang terdiri dari 45 butir pernyataan.
keseluruhan diatas rata-rata. Skor tertinggi Rentang skor yang digunakan untuk masing-
diperoleh sebesar 155, skor terendah sebesar 116 masing item adalah 1 sampai 4. Distribusi nilai
dengan standar deviasi 10,599. Pada variabel angket kecerdasan emosional dapat dilihat pada
hasil belajar matematika dari 67 siswa diperoleh Tabel 6.
nilai rata-rata (mean) sebesar 62,480 dengan

Tabel 6
Kategori Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa Kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari
Kelas VIII-5 Kelas VIII-9
Kategori Interval Persentase Persentase
Frekuensi Frekuensi
(%) (%)
Sangat Tinggi 153˂X≤180 2 5,88 0 0
Tinggi 126<X≤153 26 76,47 25 75,76
Sedang 99<X≤126 6 17,65 8 24,24
Rendah 72<X≤99 0 0 0 0
Sangat Rendah 45<X≤ 72 0 0 0 0
Jumlah 34 100 33 100
kecerdasan emosional siswa kelas VIII MTs
Berdasarkan Tabel 6, di atas dapat
Negeri 1 Kendari terdiri atas 2 siswa (2,98%)
dilihat bahwa kecerdasan emosional siswa kelas
memiliki kecerdasan emosional kategori sangat
VIII-5 terdiri atas 2 siswa (5,88%) memiliki
tinggi, 51 siswa (76,12%) memiliki kecerdasan
kecerdasan emosional kategori sangat tinggi, 26
emosional kategori tinggi, dan 14 siswa
siswa (76,47%) memiliki kecerdasan emosional
(20,90%) memiliki kecerdasan emosional
kategori tinggi dan 6 siswa (17,65%) memiliki
kategori sedang.
kecerdasan emosional kategori sedang. Untuk
Data hasil belajar matematika diperoleh
siswa kelas VIII-9 terdiri atas 25 siswa (75,76%)
memiliki kecerdasan emosional kategori tinggi, melalui tes secara langsung oleh peneliti.
dan 8 siswa (24,24%) memiliki kecerdasan Distribusi frekuensi hasil belajar matematika
emosional kategori sedang. Secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 7.

120
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari
Kelas VIII-5 Kelas VIII-9
Kriteria Interval Persentase Persentase
Frekuensi Frekuensi
(%) (%)
Sangat Baik 85˂Y≤100 1 2,94 0 0
Baik 70<Y≤85 21 61,77 2 6,06
Cukup 55<Y≤70 9 26,47 12 36,36
Kurang Y≤55 3 8,82 19 57,58
Jumlah 34 100 33 100

Berdasarkan Tabel 7, distribusi siswa (1,49%), siswa yang hasil belajarnya baik
frekuensi hasil belajar matematika siswa kelas sebanyak 23 siswa (34,33%), siswa yang hasil
VIII-5 MTs Negeri 1 Kendari menunjukan belajarnya cukup sebanyak 21 siswa (31,34%),
bahwa siswa yang hasil belajarnya sangat baik sedangkan siswa yang hasil belajarnya kurang
sebanyak 1 siswa (2,94%), siswa yang hasil sebanyak 22 siswa (32,84%).
belajarnya baik sebanyak 21 siswa (61,77%),
Uji prasyarat data
siswa yang hasil belajarnya cukup sebanyak 7
siswa (26,47%), sedangkan siswa yang hasil Data
belajarnya kurang sebanyak 3 siswa (8,82%). yang telah dikumpulkan selanjutnya di uji
Kelas VIII-9 menunjukan bahwa siswa yang prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas
hasil belajarnya baik diperoleh sebanyak 2 siswa dan uji linearitas. Uji normalitas data merupakan
(6,06%), siswa yang hasil belajarnya cukup salah satu prasyarat untuk melakukan uji
sebanyak 12 siswa (36,36%), sedangkan siswa hipotesis yang dimaksudkan untuk mengetahui
yang hasil belajarnya kurang sebanyak 19 siswa apakah data tersebut berdistribusi normal atau
(57,58%). Dengan demikian secara keseluruhan tidak. Uji statistik yang digunakan adalah uji
hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan
Negeri 1 Kendari menunjukan bahwa siswa aplikasi SPSS yang berdasarkan data nilai
yang hasil belajarnya sangat baik sebanyak 1 angket kecerdasan emosional dan hasil belajar
matematika siswa hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8
Hasil Analisis Statistik Uji Normalitas Data Kecerdasan Emosional
dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari
Kecerdasan Emosional HBM
N 67 67
Normal parameter Mean 135,33 62,480
Std. Deviation 10,599 16,772
Kolmogorov-Smirnov Z 0,537 1,088
Asymp. Sign. (2-tailed) 0,935 0,187

Hasil analisis statistik uji normalitas Sedangkan variabel hasil belajar matematika
data pada Tabel 8, terlihat bahwa nilai Asymp. siswa diperoleh nilai Asymp. Sign. (2-tailed)
Sign. (2-tailed) untuk variabel kecerdasan sebesar 0,187. Nilai signifikan ini lebih besar
emosional diperoleh sebesar 0,935. Nilai dari taraf nyata α = 0,05 (0,187 ˃ 0,05) maka
signifikan ini lebih besar dari taraf nyata α = dapat disimpulkan bahwa sampel variabel hasil
0,05 (0,935 ˃ 0,05) maka dapat disimpulkan belajar matematika berasal dari populasi yang
bahwa sampel variabel kecerdasan emosional berdistribusi normal.
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Aisyah Wiyono, Mustamin Anggo, Kadir 121


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

Uji prasyarat selanjutnya adalah uji signifikan. Untuk uji linearitas pada penelitian
linearitas. Uji linearitas bertujuan untuk ini menggunakan bantuan SPSS. Hasil
mengetahui apakah dua variabel mempunyai analisisnya dapat di lihat pada Tabel 9.
hubungan yang linear atau tidak secara
Tabel 9
Hasil Uji Linearitas Variabel Kecerdasan Emosional
dan Hasil Belajar Matematika Siswa
Hubungan Sig. α = 0,05 Keterangan
X terhadap Y 0,606 0,05 Linear

Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat hubungan antara variabel kecerdasan emosional


bahwa hubungan antara X dan Y berhubungan dan hasil belajar matematika siswa linear.
secara linear. Karena nilai sig. uji linearitas = Berikut scatter plot antara kecerdasan
0,606 lebih besar dari pada α = 0,05, maka emosional dan hasil belajar matematika siswa
kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari.

Gambar 2. Scatter Plot

Berdasarkan Gambar 2, titik-titik yang Analisis selanjutnya ialah menguji


tersebar pada garis lurus (linear) menunjukan hipotesis dengan menggunakan analisis regresi
banyak data responden (siswa). Data-data linear sederhana yang hipotesisnya dijelaskan
tersebut berada disekitar garis linear. Terlihat sebagai berikut. Hipotesis berbunyi “Kecerdasan
bahwa garis linear tersebut bergerak dari kiri emosional mempunyai pengaruh yang positif
bawah ke kanan atas. Hal ini berarti kecerdasan dan signifikan terhadap hasil belajar matematika
emosional dan hasil belajar matematika siswa siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari”. Secara
cenderung memiliki hubungan positif. Artinya statistik, hipotesis tersebut dapat ditulis sebagai
semakin tinggi kecerdasan emosional siswa berikut.
maka hasil belajar yang diperoleh cenderung  H0: β ≤ 0 (Kecerdasan emosional tidak
semakin tinggi, tapi mungkin ada faktor lain mempunyai pengaruh yang positif dan
yang berpengaruh. Garis datar (sumbu x) signifikan terhadap hasil belajar
menunjukan kecerdasan emosional sedangkan matematika siswa Kelas VIII MTs Negeri 1
garis tegak (sumbu y) adalah hasil belajar Kendari)
matematika siswa.  H1: β > 0 (Kecerdasan emosional
Pengujian hipotesis penelitian mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap hasil belajar

122
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

matematika siswa Kelas VIII MTs Negeri 1 bantuan software statistik SPSS. Berikut tabel
Kendari) koefisien regresi yang tertera pada Tabel 7.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan regresi linear sederhana dengan
Tabel 10
Koefisien Regresi
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients coefficients
B Std. Error Beta
(constant) -16,615 24,757 -0,671 0,505
Kecerdasan
0,584 0,182 0,369 3,205 0,002
Emosional
Analisis data di atas menunjukkan Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa
persamaan regresi sederhana, variabel kecerdasan emosional memiliki sig. =
^ 0,002 lebih kecil dari α = 0,05 atau thitung =
Y  16,615  0,584 X , artinya peningkatan 3,205 ˃ ttabel = 1,669. Hal ini menunjukkan
kecerdasan emosional dalam satu satuan akan ditolaknya hipotesis H0, artinya kecerdasan
diikuti dengan peningkatan hasil belajar emosional mempunyai pengaruh yang positif
matematika sebesar 0,584 satuan. dan signifikan terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari.
Tabel 11
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
1 ,369a ,136 ,123 15,705
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan_emosional

Tabel analisis di atas menunjukkan diperoleh skor rata-rata (mean) yang diperoleh
bahwa r2 atau R Square sebesar 0,136 yang sebesar 135,33, ini berarti nilai dari kecerdasan
menandakan bahwa faktor kecerdasan emosional siswa berada pada kategori tinggi.
emosional hanya memberikan pengaruh atau Dengan standar deviasi 10,599, nilai median 135
konstribusi terhadap hasil belajar matematika artinya setengah dari kelas VIII nilai kecerdasan
sebesar 13,6%, sedangkan 86,4% selebihnya emosional di atas 135 dan setengah lagi di
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak bawah 135. Nilai tertinggi (nilai maksimum)
diteliti dalam penelitian ini. diperoleh sebesar 155 dan nilai terendah (nilai
minimum) sebesar 116.
Pembahasan Pada variabel hasil belajar matematika
dari 67 siswa diperoleh nilai rata-rata (mean)
Berdasarkan hasil analisis data yang sebesar 62,480 ini berarti nilai dari hasil belajar
telah dilakukan, diketahui terdapat pengaruh matematika siswa berada pada kriteria cukup.
yang positif antara kecerdasan emosional Dengan standar deviasi 16,772, nilai median
terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini 60,610 artinya setengah dari kelas VIII nilai
berarti kecerdasan emosional dapat dijadikan hasil belajarnya di atas 60,610 dan setengah lagi
sebagai prediktor untuk memprediksi atau di bawah 60,610. Nilai tertinggi (nilai
mengukur hasil belajar matematika siswa. maksimum) diperoleh sebesar 92,42 dan nilai
Penelitian ini diambil sampel sebanyak terendah (nilai minimum) sebesar 21,21.
67 siswa kelas VIII yang terbagi atas 34 siswa Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat
kelas VIII-5 dan 33 siswa kelas VIII-9. Secara bahwa kecerdasan emosional siswa kelas VIII-5
keseluruhan hasil analisis deskriptif variabel terdiri atas 2 siswa (5,88%) memiliki kecerdasan
kecerdasan emosional siswa kelas VIII MTs emosional kategori sangat tinggi, 26 siswa
Negeri 1 Kendari yang terdiri dari 67 siswa (76,47%) memiliki kecerdasan emosional
Aisyah Wiyono, Mustamin Anggo, Kadir 123
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

kategori tinggi dan 6 siswa (17,65%) memiliki hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs
kecerdasan emosional kategori sedang. Untuk Negeri 1 Kendari pada materi lingkaran
siswa kelas VIII-9 terdiri atas 25 siswa (75,76%) menunjukan bahwa siswa yang hasil belajarnya
memiliki kecerdasan emosional kategori tinggi, sangat baik sebanyak 1 siswa (1,49%), siswa
dan 8 siswa (24,24%) memiliki kecerdasan yang hasil belajarnya baik sebanyak 23 siswa
emosional kategori sedang. Secara keseluruhan (34,33%), siswa yang hasil belajarnya cukup
kecerdasan emosional siswa kelas VIII MTs sebanyak 21 siswa (31,34%), sedangkan siswa
Negeri 1 Kendari terdiri atas 2 siswa (2,98%) yang hasil belajarnya kurang sebanyak 22 siswa
memiliki kecerdasan emosional kategori sangat (32,84%).
tinggi, 51 siswa (76,12%) memiliki kecerdasan Mata pelajaran matematika merupakan
emosional kategori tinggi, dan 14 siswa mata pelajaran yang dianggap sulit oleh
(20,90%) memiliki kecerdasan emosional kebanyakan siswa. Hal ini dikarenakan masalah-
kategori sedang. masalah dalam matematika membutuhkan tahap
Hasil di atas menunjukan bahwa siswa penyelesaian yang sistematis. Prihandoko (2006:
kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari berada pada 9) mengemukakan bahwa matematika
kategori kecerdasan emosional tinggi dan merupakan mata pelajaran yang berkenaan
kecerdasan emosional sedang. Hampir sebagian dengan struktur-struktur, hubungan-hubungan,
besar siswa kelas VIII berada pada kategori dan konsep-konsep abstrak yang dikembangkan
kecerdasan emosional tinggi. Jika kita menurut aturan yang logis. Sehingga, untuk
bandingkan antara kelas VIII-5 dan VIII-9 memahami dan menyelesaikan masalah
ternyata kelas VIII-9 lebih pada ketegori matematika dibutuhkan konsetrasi, kesabaran
kecerdasan emosional sedang dibandingkan dan ketelitian yang baik.
kelas VIII-5. Namun, kelas VIII-5 lebih banyak Hal ini menunjukkan bahwa dalam
kategori kecerdasan emosional tinggi bila menyelesaikan masalah dalam mata pelajaran
dibandingkan dengan kelas VIII-9. Siswa yang matematika diperlukan konsentrasi, kesabaran,
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan dan ketelitian yang baik. Dalam mengelola
mampu memusatkan perhatian dalam konsentrasi, kesabaran dan ketelitian dibutuhkan
memahami materi pelajaran, memotivasi diri motivasi dan pengelolaan emosi yang kuat,
sendiri untuk terus maju, memiliki hubungan sehingga siswa tidak mudah putus asa dan
yang baik dengan orang lain, dan memiliki hasil menyerah ketika belum dapat menemukan
belajar yang baik. Hal ini sesuai dengan apa jawaban penyelesaian yang tepat. Berdasarkan
yang dinyatakan oleh Mustaqim (2012: 152), penjelasan tersebut, kecerdasan emosional dapat
kecerdasan emosional dapat berpengaruh dalam memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam
proses dan keberhasilan belajar siswa, tanpa mengelola emosi diri untuk dapat memusatkan
adanya kecerdasan emosional siswa akan mudah perhatian untuk memahami materi pelajaran
menyerah, tidak memiliki motivasi belajar dan matematika, serta tetap optimis dan memotivasi
tidak pandai memusatkan perhatian pada materi diri dalam memperoleh hasil belajar matematika
pembelajaran. yang baik.
Distribusi frekuensi hasil belajar Pengaruh kecerdasan emosional
matematika siswa kelas VIII-5 MTs Negeri 1 terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
Kendari pada materi lingkaran menunjukan VIII MTs Negeri 1 Kendari diperoleh dengan
bahwa siswa yang hasil belajarnya sangat baik melakukan uji hipotesis menggunakan teknik
sebanyak 1 siswa (2,94%), siswa yang hasil analisis regresi linear sederhana dengan bantuan
belajarnya baik sebanyak 21 siswa (61,77%), program SPSS. Namun, sebelum dilakukan uji
siswa yang hasil belajarnya cukup sebanyak 7 hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
siswa (26,47%), sedangkan siswa yang hasil analisis yang meliputi uji normalitas data
belajarnya kurang sebanyak 3 siswa (8,82%). kecerdasan emosional dan hasil belajar
Kelas VIII-9 menunjukan bahwa siswa yang matematika, selanjutnya uji linearitas untuk
hasil belajarnya baik diperoleh sebanyak 2 siswa mengetahui apakah kecerdasan emosional dan
(6,06%), siswa yang hasil belajarnya cukup hasil belajar matematika mempunyai hubungan
sebanyak 12 siswa (36,36%), sedangkan siswa garis linear.
yang hasil belajarnya kurang sebanyak 19 siswa Hasil uji normalitas data menggunakan
(57,58%). Dengan demikian secara keseluruhan uji kolmogorov-smirnov, memberikan hasil

124
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

bahwa sampel variabel kecerdasan emosional matematika pada kategori cukup dan kurang.
dan variabel hasil belajar matematika berasal Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasaan
dari populasi yang berdisribusi normal. emosional bukan satu-satunya faktor yang dapat
Berdasarkan Tabel 9, hasil uji linearitas yang meningkatkan hasil belajar metematika, masih
diperoleh ialah variabel kecerdasan emosional terdapat faktor-faktor lain yang dapat
(X) dan variabel hasil belajar matematika (Y) mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.
berhubungan secara linear. Hal ini sesuai dengan apa yang
Berdasarkan gambar 2 (scatter plot), dinyatakan oleh Goleman (2016: 42) yang
titik-titik yang tersebar pada garis lurus (linear) menyatakan bahwa IQ hanya mempunyai peran
menunjukan banyak data responden (siswa). sekitar 20% dalam menentukan prestasi
Data-data tersebut berada disekitar garis linear. individu, 80% sisanya ditentukan oleh faktor-
Garis linear tersebut bergerak dari kiri bawah ke faktor lain termasuk kecerdasan emosional.
kanan atas. Hal ini berarti kecerdasan emosional Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
dan hasil belajar matematika siswa cenderung disimpulkan bahwa tedapat pengaruh yang
memiliki hubungan positif. Artinya semakin positif dan signifikan antara kecerdasan
tinggi kecerdasan emosional siswa maka hasil emosional terhadap hasil belajar matematika
belajar yang diperoleh cenderung semakin siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari.
tinggi, tapi mungkin ada faktor lain yang
berpengaruh. Garis datar (sumbu x) menunjukan
Simpulan dan Saran
kecerdasan emosional sedangkan garis tegak
(sumbu y) adalah hasil belajar matematika Simpulan
siswa. Berdasa
Hasil dari pengujian hipotesis diperoleh rkan hasil analisis dan pembahasan yang
persamaan regresi linear diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
^
Y  16,615  0,584 X , artinya peningkatan 1. Kecerdasan emosional siswa kelas VIII
MTs Negeri 1 Kendari terdiri atas 2 siswa
kecerdasan emosional akan diikuti dengan
(2,98%) memiliki kecerdasan emosional
peningkatan hasil belajar matematika atau
kategori sangat tinggi, 51 siswa (76,12%)
penurunan kecerdasan emosional juga akan
memiliki kecerdasan emosional kategori
diikuti dengan penurunan hasil belajar
tinggi, dan 14 siswa (20,90%) memiliki
matematika. Peningkatan kecerdasan emosional
kecerdasan emosional kategori sedang.
dalam satu satuan akan diikuti dengan
2. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII
peningkatan hasil belajar matematika sebesar
MTs Negeri 1 Kendari menunjukan bahwa
0,369.
siswa yang hasil belajarnya sangat baik
Hasil akhir penelitian menyatakan
sebanyak 1 siswa (1,49%), siswa yang
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
hasil belajarnya baik sebanyak 23 siswa
antara kecerdasan emosional terhadap hasil
(34,33%), siswa yang hasil belajarnya
belajar matematika siswa dilihat dari nilai sig.
cukup sebanyak 21 siswa (31,34%),
0,002 > α = 0,05 atau thitung = 3,205 ˃ ttabel =
sedangkan siswa yang hasil belajarnya
1,669. Besarnya pengaruh kecedasan emosional
kurang sebanyak 22 siswa (32,84%).
terhadap hasil belajar matematika dapat dilihat
3. Kecerdasan emosional siswa mempunyai
dari nilai R Square yang diperoleh yakni 0,136.
pengaruh yang positif dan signifikan
R Square sebesar 0,136 menandakan bahwa
terhadap hasil belajar matematika siswa
faktor kecerdasan emosional hanya memberikan
kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari, besarnya
pengaruh atau konstribusi terhadap hasil belajar
pengaruh kecerdasan emosional yaitu
matematika sebesar 13,6%, sedangkan 86,4%
13,6%, sedangkan sisanya sebesar 86,4%
selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
diteliti dalam penelitian ini.
Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki Saran
kecerdasaan emosional tinggi tidak selalu Berdasa
memiliki hasil belajar matematika yang tinggi rkan pembahasan dan kesimpulan hasil
pula. Terdapat siswa yang kecerdasaan
emosionalnya tinggi tetapi memiliki hasil belajar
Aisyah Wiyono, Mustamin Anggo, Kadir 125
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 2 Mei 2018

penelitian, maka penulis memberikan saran- Salovey, dan Mayer J. (2004). Emotional
saran sebagai beriku: Intellidence. Jakarta: PT Gramedia
1. Kecerdasan emosional mempunyai Pustaka Utama.
pengaruh dalam upaya menunjang Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian
peningkatan hasil belajar dan Kuantitatif: Dilengkapi Pebandingan
perkembangan perilaku yang positif, untuk Perhitungan Manual & SPSS.
itu guru dan orang tua memiliki peran yang Jakarta: Kencana.
penting dalam memotivasi siswa agar dapat Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
bersikap optimis dalam pelajaran Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
matematika sehingga dapat memiliki hasil Bandung: Alfabeta.
belajar matematika yang lebih baik. Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa.
2. Bagi siswa, hendaknya lebih bersemangat (2013). Belajar dan Pembelajaran:
untuk belajar, lebih tekun, dan pantang Pengembangan Wacana dan Praktik
menyerah ketika menghadapi soal-soal Pembelajaran dalam Pembangunan
matematika mengingat matematika Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
merupakan salah satu mata pelajaran yang
selalu ada pada setiap jenjang pendidikan. Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Daftar Pustaka
Dermawan, Deni. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Goleman, Daniel. (2016). Emotional
Intelligence: Mengapa EI Lebih
Penting daripada IQ. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Imron, Muhammad. (2016). Pengaruh
Kecerdasan Emosonal, Kecerdasan
Spiritual, Kecerdasan Intelektual dan
Perilaku Belajar terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa Madrasah
Aliyah. UHO: tidak ditebitkan.
Jihad, Asep & Haris, Abdul. (2013). Evaluasi
pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Presindo.
Mustaqim. (2012). Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prawira, Purwa Atmaja. (2013). Psikologi
Pendidikan dalam Perspektif Baru.
Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Prihandoko, Antonius Cahya. (2006).
Memahami Konsep Matematika
secara Bendar dan Menyajikannya
dengan Menarik. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

126

Anda mungkin juga menyukai