Anda di halaman 1dari 9

EKONOMI MANAJERIAL

“PERILAKU KONSUMEN”

Oleh :

I Putu Andika Bratha Purwadi 11


I Gede Made Radana Jaya 08
I Gusti Made Hendrawan 10
Fransiskus Saverius Hasi 06

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena denagn rahmat,
karunia, serta dan hidayah-Nya penulis dapat membuat sebuah makalah tentang “Teknik
Optimasi”. Dalam makalah ini, penulis mencoba menyajikan materi-materi yang
bersangkutan dengan Teori Ekonomi Manajerial.
Makalah ini disusun berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber rujukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
diharapkan kepada semua pihak untuk memberikan maukan dan kritik demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, diharapkan adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun in dapat berguna bagi kami sendiri maupun para pembaca. Penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun kata-kata yang kurang berkenan dan
penulis memohon kritik serta saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Denpasar, 20 Agustus 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan
berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan
utamanya adalah pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen, serta kebijakan
umum.
Elemen kunci dalam definisi ini adalah pertukaran antara pelanggan dan penyuplai.
Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan
memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Perhatikan bahwa pelanggan terletak pada inti dari proses tersebut. Semua yang
dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga, promosi dan distribusi diadaptasikan dengan
permintaan pasar. Oleh karena itu pelanggan menjalankan pengaruh dominan pada semua
yang dilakukan perusahaan. Tidak mengherankan bahwa studi perilaku konsumen memiliki
akar utamanya di dalam bidang ekonomi, dan yang lebih baru, dalam bidang pemasaran.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar perilaku konsumen yang akan penulis
paparkan dalam bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud Pengertian Perilaku Konsumen ?
2. Apa itu Pendekatan Utilitas (Utility Approach) ?
3. Bagaimana Pendekatan Kurva Indiferen ?
4. Apa saja Garis Anggaran (Budget Line) ?
5. Apa saja Keseimbangan Konsumen ?
6. Apa itu Pendekatan Atribut ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Perilaku Konsumen
2. Untuk mengetahui Pendekatan Utilitas (Utility Approach)
3. Untuk mengetahui Pendekatan Kurva Indiferen
4. Untuk mengetahui Garis Anggaran (Budget Line)
5. Untuk mengetahui Keseimbangan Konsumen
6. Untuk mengetahui Pendekatan Atribut
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN.


Pada dasarnya perilaku konsumen merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di
dalamnya aspek-aspek yang mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha
untuk mendapatkan produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya. Tidak ada
kesamaan definisi yang dikemukanan para ahli, perbedaan itu disebabkan adanya perbedaan
sudut pandang. Perilaku manusia sangat komplek sehingga sangat sulit digambarkan dengan
kata-kata.
Perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang
terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide. Difinisi tersebut
menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena keputusan bisa dibuat oleh
individu atau kelompok. Difinisi tersebut juga mengatakan bahwa konsumsi adalah proses
yang diawali dengan penerimaan, konsumsi, dan diakhiri dengan penentuan (disposition).
Tahap penerimaan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap
produk, tahap konsumsi menganalisa bagaimana konsumen senyatanya menggunakan produk
yang diperoleh. Tahap penentuan menunjukkan apa yang dilakukan konsumen setelah selesai
menggunakan produk tersebut. Studi perilaku konsumen ini meliputi; apa yang dibeli,
mengapa ia membelinya, dan berapa sering ia membelinya
1. Dinamis.
Dinamis artinya bahwa seorang individu konsumen, suatu komunitas konsumen, atau
masayarakat luas akan selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini berdampak
tidak hanya pada studi perilaku konsumen itu sendiri akan tetapi juga pada
pengembangan strategi pemasaran.

2. Melibatkan Interaksi antara Pengaruh (afeksi) dan Kognisi, Perilaku dan Kejadian Sekitar.


Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran kita harus
memahami apa yang dipikirkan (kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan apa yang
mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang
dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

2.2 PENDEKATAN UTILITAS (UTILITY APPROACH)


Pendekatan utilitas dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa harga dan kuantitas
yang diminta berhubungan secara terbalik.
Asumsi-asumsi pendekatan utilitas
1. Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas
berbagai barang yang dikonsumsinya:
Utilitas = U (barang X, barang Y, barang Z, ..............)
2. Konsumen akan memilih barang-barang yang dapat memaksimumkan utilitasnya dengan
tunduk kepada kendala (constraints) anggaran (budget) mereka.
3. Utilitas dapat diukur secara kardinal.
4. Marginal Utility (MU) dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun.
MU adalah perubahan Total Utility (TU) yang disebabkan oleh tambahan satu unit barang
yang dikonsumsi, ceteris paribus.
Contoh:
Skedul Total Utility dan Marginal Utility untuk rokok ditunjukkan di bawah ini. Skedul MU
mempunyai ciri yang menurun. Setiap tambahan batang rokok yang dihisap akan menambah
TU lebih kecil daripada sebelumnya.
Kuantitas rokok Total Utility Marginal Utility
yang dihisap
0 0 -
1 9 9
2 17 8
3 24 7
4 30 6
5 35 5

2.3 PENDEKATAN KURVA INDIFEREN


Pendekatan kurva indiferens menggunakan pengukuran ordinal dalam analisa pilihan
konsumen dan penurunan (deriving) fungsi permintaan. Tingkat utilitas yang ditentukan
untuk sekelompok barang menunjukkan juga rangking dari barang-barang tersebut.
Sekelompok barang terdiri dari kumpulan barang dengan kuantitas tertentu dari setiap barang
tersebut. Misalnya sebuah rumah, dua mobil, sebuah pemotong rumput, dan lain-lain.
Asumsi-asumsi pendekatan kurva indiferens (ordinal)
Dua asumsi pertama yang digunakan dalam pendekatan kurva indiferens sama dengan asumsi
pada pendekatan utilitas (kardinal). Dua yang terakhir berbeda karena kita menganggap utili-
tas adalah ordinal.
1. Konsumen mendapatkan kepuasan atau utilitas lewat barang-barang yang dikonsumsinya.
U = U (barang X, barang Y, barang Z....
2. Konsumen akan mencari kepuasan maksimum dengan tunduk kepada kendala anggaran
(budget) yang ada.
3. Konsumen mempunyai suatu skala preferensi.
4. Marginal Rate of Substitution (MRS) menurun untuk suatu tingkat utilitas tertentu.
MRS adalah jumlah barang Y yang bisa diganti oleh satu unit barang X, di mana tingkat
kepuasan tidak berubah.

2.4 GARIS ANGGARAN (BUDGET LINE)


Garis anggaran (budget line) adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat
dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu.
Konsumen akan mampu membeli sejumlah barang yang terletak sebelah kiri garis anggaran.
Titik-titik yang mendekati bagian sebelah kiri tersebut menunjukkan pengeluaran yang
semakin kecil.
Contoh: Misalkan sebuah garis anggaran (I) sebesar $ 100,00 dan harga barang X dan Y
masing-masing $ 5,00 dan $ 10,00, garis anggaran tersebut ditunjukkan oleh garis BB
(Gambar 5.3.). Anggaran tersebut memasukkan semua kombinasi (X, Y) yang dapat dibeli
dengan anggaran sejumlah $ 100,00 atau kurang.

20

15
I/Py

10 Garis anggaran

I/Px
Daerah anggaran

B
5 10 15 20
Gambar 5.3 Garis Anggaran

Ciri-ciri garis anggaran


Garis anggaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berslope negatif
2. Berbentuk linier sepanjang harga tidak berubah. .
3. Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan semakin besar.
4. Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga.

2.5 KESEIMBANGAN KONSUMEN


Oportunitas konsumen adalah alternatif pilihan barang dan jasa yang dapat dibeli oleh
konsumen

Preferensi konsumen ialah barang dan jasa yang benar-benar dikonsumsi oleh konsumen

Batasan pilihan antara 2 paket komoditas:

 lebih suka (prefer) A dari B: A > B

 prefer B dari A : B > A atau A<B

 indifferent (tidak lebih suka A dari B) : A~B

Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang:


1. Pendekatan Kardinal
2. Pendekatan Ordinal

Asumsi:
 Konsumen bersikap rasional
 Dengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan
totalnya dari barang yang dikonsumsinya.

2.6 PENDEKATAN ATRIBUT


 Tokoh Kelvin Lancaster tahun 1966
 Atribut suatu barang yakni semua jasa yang dihasilkan dari penggunaan dan atau
pemilikan barang tsb, ex : atribut sebuah mobil : jasa pengangkutan, prestise, privacy,
keamanan, kenyamanan dsb.
 Berdasarkan asumsi bahwa perhatian konsumen bukan terhadap produk secara fisik
tetapi pada atribut produk ybs. Berbeda pada teori-teori sebelumnya bahwa yang
diperhatikan konsumen adalah produk.
 Menggunakan analisis utilitas yang digabung dengan analisis kurva indiferens.
 Konsumen mendapatkan kepuasan dari pengkonsumsian atribut; & konsumen harus
membeli produk untuk mendapatkan atribut tsb. Jadi produk merupakan alat untuk
menyampaikan atribut dalam proses konsumsi. Setiap barang memberikan satu atribut
atau lebih dalam suatu perbandingan tertentu.

Dalam pendekatan atribut diasumsikan bahwa rumah tangga yang telah membagi-bagi
anggaran untuk tiap kelompok kebutuhan.  Misalnya untuk sandang, pangan, perumahan,
kesehatan dan sebagainya. Persoalan selanjutnya ialah bagaimana jumlah anggaran untuk
makan didistribusikan di antara berbagai pilihan makanan, bagaimana jumlah anggaran
untuk sandang dialokasikan, berapa banyak yang digunakan untuk membeli baju, sepatu,
dan sebagainya.
Konsumen mendapatkan kepuasan dari pengkonsumsian atribut. Namun demikian,
konsumen harus membeli produk untuk memperoleh atribut tersebut. Jadi produk itu
merupakan alat untuk menyampaikan atribut dalam proses konsumsi. Setiap barang
memberikan satu atribut atau lebih dalam suatu perbandingan tertentu.
Sebagai contoh, Tabel 4.3 melukiskan seorang konsumen yang biasa makan di luar rumah
di enam restoran (A, B, C, D, E, F). Atribut pada enam restoran tersebut digambarkan
pada Gambar 4.11 dengan garis yang berasal dari titik O.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

   Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-
individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan,
atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen, diantaranya faktor budaya, social, psikologis, dan faktor marketing strategy.
     Dalam memutuskan suatu pembelian, ada beberapa tahap yang dilakukan konsumen,
diantaranya pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative dan keputusan
pembelian.Beberapa tipe proses pembelian konsumen diantaranya proses complex decision
making, proses brand loyalty, limited decision making dan proses intertia.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk
memperoleh pengetahuan. Namun kami sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan bantuan pembaca untuk membantu kami
dalam pembuatan makalah selanjutnya dengan memberikan saran. Terimakasih atas
perhatiannya.

Anda mungkin juga menyukai