Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN


Dosen Pengampu : Muhammad Imran, S.E, M. Ak

DISUSUN OLEH :
ADITYA RAFLI RAMADHAN WASIRIH (19050102117)
APRILIA SANDI (19050102119

PROGRAM STUDI
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah Kami yang Berjudul “ Analisis Laporan Kinerja Keuangan” ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 16 Juni 2022

Penulis
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 6
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................. 6
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Masalah ..................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 7
2.1 MENGHITUNG VARIANS ................................................................................. 7
2.2 Varians Pendapatan .............................................................................................. 7
2.3 Varians Beban ........................................................................................................ 9
2.4 Varians Dalam Praktek ......................................................................................... 9
2.5 Keterbatasan Analisis ............................................................................................ 11
2.6 Tindakan Manajemen ........................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN

Orientasi terhadap laba juga yang mendorong perusahaan - perusahaan


selalu memikirkan strategi dan cara untuk memperoleh laba yang besar demi
kelangsungan dan kemajuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat
mengantisipasi segala resiko yang terjadi, perusahaan harus menguasai informasi
dengan menggunakan metode - metode yang tepat untuk menganalisa keadaan
perusahaan. Akan tetapi aspek kinerja perusahaan juga merupakan hal yang
penting selain dari laba. Sebab laba yang besar bukanlah ukuran bahwa
perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efektif. Dengan demikian maka yang
harus dilakukan oleh perusahaan adalah tidak hanya cara atau usaha untuk
meningkatkan laba, namun yang lebih penting lagi yaitu usaha untuk
mempertinggi kinerja perusahaan merupakan tugas utama seorang manajer untuk
selalu mempertahankan stabilitas, pertumbuhan dan prestasi laba yang dapat
diandalkan dengan investasi, serta membuat pihak perusahaan mampu
menerapkan suatu strategi agar perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan
mendorong kearah kemajuan perusahaan. Kinerja suatu perusahaan berhubungan
dengan bagaimana suatu perusahaan mengelola sumber daya yang dimiliki dalam
menghasilkan keuntungan yang akan meningkatkan kemakmuran perusahaan.
Kinerja tidak hanya sekedar masalah laba yang besar saja tetapi juga berhubungan
dengan efektifnya suatu perusahaan dalam mengelola bisnisnya.

Menurut Irhan Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu
perusahaan yang dianalisis dengan alat analisis keuangan, sehingga dapat
diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasikerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar
sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Alat ukur yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan beberapa rasio yaitu
Rasio Likuiditas, Rasio Leverage/ solvabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio
Profitabilitas/Rentabilitas dan Rasio Penilaian.

Pentingnya penilaian kinerja keuangan perusahaan menurut Munawir


(2006:31) adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu
kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus
segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada
saat ditagih. 2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3)
Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 4)
Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya
termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta
kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa
mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2.1 Rumusan Masalah
mengidentifikasi penyebab varians antara laba yang dianggarkan dan jumlah yang
berkaitan pada masing-masing penyebab.

3.1 Tujuan Masalah


Mampu memaparkan dan menjelaskan secara terperinci mengenai analisis penyebab
varians tersebut.

4.1 Manfaat Masalah


Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Analisis Laporan Kinerja
Keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MENGHITUNG VARIANS
Varians dibagi menjadi 2 yaitu
1. varians pendapatan : varians volume dan varians harga untuk unit bisnis keseluruhan
dan untuk setiap pusat tanggungjawab pemasaran dalam unit tersebut. varian tersebut
dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan area dan distrik penjualan.
2. varians beban : beban produksi dan beban lainnya. Beban produksi dapat dibagi lebih
lanjut berdasarkan pabrik dan departemen dalam suatu pabrik.
Oleh karena itu, perusahaan bisa mengidentifikasikan setiap varians dengan
manajer individual yang bertanggungjawab untuk itu. Analisis jenis ini adalah alat
yang sangat ampuh. Tanpanya, kemanjuran anggaran laba akan sangat terbatas.
Kerangka analisis yang digunakan dalam analisis varians meliputi ide-ide berikut ini:
1. mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba
2. merinci varians laba keseluruhan berdasarkan faktor-faktor penyebab kunci tersebut.
3. fokus pada dampak laba laba dari varians dalam setiap faktor penyebab.
4. Mencoba untuk menghitung dampak yang spesifik dan dapat dipisahkan dari setiap
faktor penyebab dengan cara memvariasikan satu faktor saja sementara faktor-faktor
lainnya dianggap konstan.
5. Menambahkan kompleksitas secara bertahap, lapis per lapis, mulai dari tingkat “akal
sehat” yang paling mendasar (“mungupas bawang”).
6. Menghentikan proses tersebut ketika kompleksitas yang ditambahkan di tingkat yang
baru dibuat tidak dijustifikasi dengan tambahan wawasan mengenai faktor-faktor
penyebab yang endasari varians laba keseluruhan.

2.2 Varians Pendapatan


Dalam bagian ini, dijelaskan mengenai bagaimana menghitung varians harga,
volume dan bauran penjualan. Perhitungan tersebut dibuat untuk setiap lini produksi,
dan hasil dari lini produksi kemudian diagregasikan untuk menghitung total varians.
Varians yang positif adalah menguntungkan, karena hal tersebut mengindikasikan
bahwa laba aktual melebihi laba yang dianggarkan, dan varians yang negatif adalah
tidak menguntungkan.
1. Varians Harga Penjualan : Dihitung dengan mengalikan selisih antara harga aktual
dan harga standar dengan volume aktual.
2. Varians Bauran dan Volume : Seringkali varians bauran dan volume tidak dipisahkan.
Persamaan untuk gabungan keduanya adalah :
* Kontribusi per unit yang dianggarkan
3. Varians volume diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada yang
dianggarkan.
4. Varians bauran diakibatkan dari menjual proporsi produk yang berbeda dari yang
diasumsikan dalam anggaran.
*Karena setiap produk memperoleh kontribusi per unit yang berbeda, maka penjualan
proporsi produk yang berbeda dari yang di anggarkan akan menghasilkan suatu
varians. Jika unit bisnis tersebut memiliki bauran yang “lebih kaya” (contoh: proposi
produk yang lebih tinggi dengan margin kontribusi yang tinggi), laba aktual akan
lebih tinggi dari yang dianggarkan dan jika unit bisnis tersebut memiliki bauran yang
“lebih ramping” maka laba akan menjadi rendah. Karena varians volume dan bauran
bersifat gabungan, maka teknik untuk memisahkan keduanya adalah sesuatu yang
bersifat arbitrer. Yang diperjelas dibawah ini.
a. Varians Bauran : untuk masing-masing produk diperoleh persamaan :

b. Varians Volume : dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians bauran dari
gabuangan antara varians bauran dan varians volume.
c. Analisis Pendapatan Lainnya : Varians pendapatan dapat dibagi-bagi lebih lanjut.
Dalam kasus ini menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
mengklasifikasikannya per produk.
d. Penetrasi Pasar dan Volume Industri : Salah satu perluasan dari analisis laba adalah
untuk memisahkan varians bauran dan volume menjadi jumlah yang disebabkan oleh
perbedaan dalam pangsa pasar dan jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam
volume produksi. Prinsipnya adalah bahwa manager unit bisnis bertanggungjawab
alas pangsa pasar, tetapi mereka tidak bertanggung jawab atas volume industry karena
hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Untuk membuat perhitungan
ini, data penjualan industry harus tersedia. Persamaan berikut ini digunakan untuk
memisahkan dampak penetrasi pasar dari volume industry untuk varians bauran dan
volume:
*penetrasi pasar yang dianggarkan
*kontribusi per unit yang dianggarkan

2.3 Varians Beban


1. Biaya Tetap : Varians antara biaya tetap actual dengan yang dianggarkan didapat dari
pengurangan, karena biaya-biaya ini tidak di pengaruhi baik oleh volume penjualan
maupun volume produksi.
2. Biaya Variabel : adalan biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional
dengan volume. Biaya produksi variable yang dianggarkan harus disesuakan dengan
volume produksi actual. Asumsikan bahwa produksi bulan jaJanuari adalah sebagai
berikut: produk A, 150.000 unit; produk B, 20.000 unit; produk C, 200.000 unit.
Asumsikan juga bahwa biaya produksi variable yang terjadi dalam bulan Januari
adalah sebagai berikut: Bahan Baku, $470.000; Tenaga Kerja $65.000; Overhead
produksi variable, $90.000. Beban produksi yang dianggarkan disesuaikan ke jumlah
yang seharusnya dikeluarkan pada tinkinerja actual gkat produksi actual dengan cara
mengalihkan setai elemen dari biaya standar untuk setiap produk dengan volume
produksi untuk produk tersebut.

2.4 Varians Dalam Praktek


1. Periode Waktu Dari Perbandingan
Perbandingan antara anggaran tahunan dengan perkiraan saat ini akan kinerja aktual
untuk saru tahun penuh menunjukan seberapa dekat manajer unit bisnis
memperkirakan akan memenuhi target laba tahunan. Disisi lain kekuatan-kekuatan
yang membuat kinerja aktual berada dibawah anggaran untuk tahun tersebut sampai
dengan tanggal tertentu dapat diperkirakan akan berlanjut di bulan-bulan berikutnya,
sehingga membuat angka akhir berbeda secara signifikan dari jumlah yang
dianggarkan. Mendapatkan estimasi yang realistis tidak mudah. Manajer Unit bisnis
cenderung optimis terhadapa kemampuan mereka untuk berkinerja dibulan-bulan
selanjutnya, karena bila mereka pesimis, maka hal tersebut akan membuat
kemampuan mereka untuk mengelolah diragukan.
2. Fokus Pada Margin Kotor : Analisis varians dilakukan dengan mensubtitusi margin
kotor untuk harga jual dalam persamaan pendapatan. Margin Kotor adalah selisih
antara harga jual aktual dengan biaya produksi standar.
3. Standar Evaluasi : Dalam system pengendalian manajemen, standar formal digunakan
dalan evaluasi laporan atas aktivitas aktul dan terdiri atas tiga jenis, yaitu :
a. Standar atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya : Standar ini merupakan
dasar terhadap mana kinerja aktual siperbandingkan dibanyak perusahaan.
b. Standar Historis : Standar jenis ini memiliki dua kelemahan yang serius:
1. Kondisi mungkin saja berubah, antara kedua periode tersebut sedemikian rupa
sehingga perbandingan menjadi tidak valid lagi.
2. Kinerja periode sebelumnya mungkin saja tidak dapat diterima.
c. Standar Eksternal : Standar ini adalah standar yang diturunkan dari kinerja pusat
tanggung jawab lain atau perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama.
4. Keterbatasan Standar
Varians antara kinerja aktual dan standar adalah bermakna hanya jika diturunkan dari
standar yang valid. Bahkan biaya standar mungkin bukan merupakan estimasi yang
akurat mengenai berapa biaya yang seharusnya dalam situasi tersebut. Situasi ini
dapat muncul karena salah satu kedua alasan:
a. Standar tersebut tidak ditetapkan dengan selayaknya,
b. Walaupun standar tersebut ditetapkan secara layak dalam kondisi yang ada pada
waktu itu, kondisi yang berubah membuat standar tersebut menjadi using.
5. Sistem Biaya Penuh
Jika perusahaan memiliki system biaya penuh( full-cost system), baik biaya overhead
variable maupun tetap dimasukkan dalam persediaan pada biaya standar per unit. Jika
persediaan akhir lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan awal , sebagian dari
biaya overhead tetap yang terjadi di periode tersebut tetap akan tinggal di persediian
dan bukannya mengalir ke harga pokok penjualan. Sebaliknya, jika saldo persediaan
turun selama periode tersebut, lebih baynyak biaya overhead tetap yang dilepaskan ke
harga pokok penjualan dibandingkan dengan jumlah aktual yang terjadi dalam
periode tersebut.
2.5 Keterbatasan Analisis Varians
Keterbatasan yang paling penting adalah bahwa walaupun analisis ini
mengidentifikasikan dimana varians terjadi, tetapi tidak mengatakan mengapa varians
ini terjadi atau apa yang dilakukan mengenainya. Misalnya, Laporan tersebut munkin
saja menunjukkan adanya varians signifikan yang tidak menguntukan dalam beban
pemasaran, dan mungkin saja mengidentifikasikan varians ini dengan beban promosi
penjualan yang tinggi. Tetapi, laporan tersebut tidk menjelaskan mengapa beban
promosi penjualan tinggi dan apa, jika ada, tindakan yang sedang dilakukan.
Penjelasan naratif, yang melengkapi laporan kinerja, seharusnya memberikan
penjelasan semacam itu.
Masalah Kedua dalam analisis varians adalah untuk menentukan apakah suatu
varians adalah signifikan. Keterbatasan ketiga dari analisis varians adalah bahwa
ketika laporan kinerja menjadi lebih teragregasi, varians yang saling meniadakan
dapat menyesatkan pembacanya.
Demikian pula, ketika varians menjadi semakin teragregasi, para manajer
menjadi semakin bergantung pada penjelasan-penjelasan dan prediksi yang
menyertainya. Para manajer pabrik mengetahui apa yang terjadi di pabrik mereka dan
debgan mudah menjelaskan penyebab dari varians.
Akhirnya, laporan itu hanya menunjukan apa yang telah terjadi. Lapotan
tersebut tidak menunjukan dampak masa depan dari tindakan-tindakan yang telah
diambil oleh manajer.

2.6 Tindakan Manajemen


Ada satu prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan
formal: Laporan laba bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak
terduga. Informasi yang signifikan harus dikomunikasikan secepatnya melalui
telepon, fax, e-mail, atau pertemuan pribadi segera setelah hal itu diketahui. Laporan
formal mengonfirmasikan kesan umum bahwa manajer senior telah mengetahui dari
sumber-sumber tersebut.
Salah satu manfaat utama dari laporan formal adalah bahwa laporan tersebut
memberikan tekanan yang diinginkan pada manajer ditingkat yang lebih rendah untuk
mengambil tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri.
Laporan Laba adalah tidak berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada
tindakan. Tindakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja telah dilakukan
dengan baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda, “memproses”, atau
tindakan ketenaga kerjaan yang lebih drastis lagi. Tetapi, tindakan-tindakan ini tidak
dilakukan untuk setiap unit bisnis setiap bulan. Selama bisnis berjalan baik, pujian
adalah yang paling diperlukan, dan kebanyakkan orang tidak mengharapkan untuk
memperoleh pujian secara rutin.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Para manager unit bisnis melaporkan kinerja keuangan mereka kepada
managemen senior secara teratur, biasanya perbulan. Laporan formal terdiri dari
perbandingan antara pendapatan dan biaya aktual dengan jumlah yang dianggarkan.
Selisihnya, atau varians, antara kedua jumlah ini dapat dianalisis pada beberapa tingkatan
yang rinci. Analisis ini mengidentifikasikan penyebab varians antara laba yang
dianggarkan dan jumlah yang berkaitan dengan masing-masing penyebab.
DAFTAR PUSTAKA

Brownell, Peter, dan Mark Hirst. “Reliance on Accounting Information, Budgetary


Participation, and Task Uncertanty: Test of a Three-Way Interaction.” Journal of
Accounting Research XXIV, no.2 (Musim gugur 1986), hal. 241-49.
Brownell, Peter, dan Morris Mclnnes. “Budgetary Participation, Motivation, and
Management Performance.” The Accounting Review, Oktober 1986, hal.587-600.
Chenhall, R. H., dan D. Morris. “The Impact of Structure, Environment, and
Interdependence on the Perceived Usefulness of Management Accounting Systems.”
The Accounting Review LXI, no.1 (Januari 1986), hal. 16-35

Anda mungkin juga menyukai