Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANALISIS DAN PENILAIAN EKUITAS

(Disusun untuk Memenuhi Tugas Analisis Laporan Keuangan)

Dosen Pengampu : Farid Fajrin, M.Acc.

ANDI FAUZIYYAH AGUSTIN NUR

90400119067

AKUNTANSI B

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Analisis dan Penilaian Ekuitas” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah pengetahuan tentang analisis dan penilaian ekuitas.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca termaksud saya
sendiri dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Makassar, 14 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang.................................................................................. 1

    1.2.  Rumusan Masalah............................................................................. 2

    1.3.  Tujuan Penulisan............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3

2.1. Definisi Analisis dan Penilaian Ekuitas............................................ 3

2.2. Daya Tahan Laba.............................................................................. 3

2.3. Penilaian Ekuitas Berbasis Laba...................................................... 6

2.4. Kekuatan Laba dan Peramalan untuk Tujuan Penilaian................... 8

BAB III PENUTUP...................................................................................... 13

3.1. Kesimpulan....................................................................................... 13

3.2. Saran................................................................................................. 13

iii
DAFTAR PUSTAKA 14BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan alat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah
diperoleh oleh perusahaan. Laporan keuangan ini sangat diperlukan untuk
melakukan penilaian terhadap perusahaan. Penilaian perusahaan
merupakan tujuan penting bagi banyak pengguna laporan keuangan.
Estimasi nilai yang dapat diandalkan dapat digunakan untuk membuat
keputusan beli/jual/tahan yang terkait dengan efek, menghitung nilai
perusahaan untuk keputusan kredit, estimasi nilai untuk penggabungan
usaha, menentukan harga penawaran saham perusahaan kepada publik,
dan berbagai aplikasi bermanfaat lainnya. Penilaian perusahaan yang
dilakukan disini terkait dengan laba yang dihasilkan perusahaan. Masalah
angka laba yang semu saat ini bukanlah akuntansi akrual. Investor, analis,
dan manajer uang semakin sulit menebak pertimbangan yang diambil oleh
perusahaan sehingga akrual atau estimasi tersebut dibuat. Skandal Enron,
WorldCom, Adelphia Communications dan beberapa perusahaan lainnya
merupakan peringatan keras bahwa investor dapat kehilangan miliaran
dolar jika tidak memperhatikan bagaimana cara perusahaan mendapatkan
labanya. “ ( Business week, 2004 ).
Keinginan perusahaan untuk mendefinisi ulang laba dan
menerapkan interprestasi standar akuntansi yang agresif berawal dari
mekanisme penilaian harga saham. Proses ini melibatkan proyeksi laba
atau arus kas dimasa depan, kemudian mendiskontokannya saat ini untuk
mendapatkan harga. Agar angka tersebut brmakna, proyeksi harus fokus
hanya pada bagian laba yang kemungkinan akan bertahan dimasa depan.
Semakin tinggi laba, semakin tinggi harga sahamnya. Itulah penyebab

1
perusahaan menawarkan beragam definisi laba proforma dan mengelola
GAAP untuk menggambarkan usahanya seuntung mungkin. Saat ini,
tanggung jawab untuk mengetahui tingkat persisten laba yang
“sebenarnya” ada ditangan investor.
Persisten laba secara luas mencakup stabilitas, prediksi,
keragaman, dan tren laba. Analisis penilaian ekuitas menekankan laba dan
pengukuran akuntansi lain untuk menghitung nilai perusahaan. Peramalan
laba memperhitungkan kekuatan laba, teknik estimasi, dan mekanisme
pengawasan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari analisis dan penilaian ekuitas?
2. Apa saja jenis-jenis daya tahan laba?
3. Apa yang dimaksud dengan penilaian ekuitas berbasis laba?
4. Apa yang dimaksud dengan kekuatan laba dan peramalan untuk tujuan
penilaian?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami definisi analisis dan penilaian ekuitas.
2. Untuk memahami jenis-jenis daya tahan laba.
3. Untuk memahami definisi dari penilaian ekuitas berbasis laba.
4. Untuk memahami maksud dari kekuatan laba dan peramalam untuk
tujuan penilaian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Analisis dan Penilaian Ekuitas


Analisis penilaian ekuitas menekankan laba dan pengukuran
akuntansi lain untuk menghitung nilai perusahaan. Peramalan laba
memperhitungkan kekuatan laba, teknik estimasi, dan mekanisme
pengawasan.

2.2. Daya Tahan Laba


Analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba yang stabil
dan dapat diprediksi atau komponen yang mampu “bertahan”.
1. Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba                    
Salah satu aktivitas analisis ekuitas adalah untuk menyusun laba
dan komponen laba sehinggga dapat memisahakan elemen yang stabil,
normal, dan terus-menerus dengan elemen acak, tidak tentu, tidak
biasa dan tidak berulang. Penyusunan ulang juga berguna untuk
mengetahui elemen laba kini yang seharusnya dicakup dalam hasil
operasi pada satu atau beberapa periode sebelumnya.

2. Informasi mengenai Daya Tahan Laba


Analisis hasil operasi untuk menyusun dan menyesuaikan laba
membutuhkan informasi yang relevan dan andal. Sumber informasi ini
yaitu:
1) Laporan laba rugi
2) Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan keuangan
3) Management Discussion and Analysis
Informasi relevan mencakup informasi yang mempengaruhi
kemampuan laba untuk dapat dibandingkan dan diinterpretasikan.

3
3. Penyusunan Ulang Laba dan Komponen Laba
Penyusunan ulang (recasting) bertujuan untuk menyusun
komponen laba guna menyajikan klasifikasi yang lebih berarti dan
format yang relevan untuk analisis. Komponen dapat dibagi, diatur
atau dihilangkan pengaruh pajaknya, tetapi totalnya harus
direkonsiliasi terhadap laba bersih untuk tiap periode. Perlakuan yang
sama diterapkan pada komponen seperti ekuitas dalam laba (rugi) anak
perusahaan /afiliasi yang belum direkonsiliasi. Komponen yang
dilaporkan setelah pajak harus dikeluarkan bersamaan dengan dampak
pajak mereka jika diklasifikasi ulang terpisah dari laba operasi yang
berlanjut.

4. Penyesuaian Laba dan Komponen Laba


Untuk perubahan prinsip atau estimasi akuntasi, seluruh jumlah
tahun yang dianalisis harus disesuaikan dalam basis yang dapat
dibandingkan. Sebelum menilai daya tahan laba,kita perlu memperoleh
angka laporan keuangan dengan beberapa penyesuaian. Seluruh
komponen laba harus dipertimbangkan, jika kita telah menetapkan
bahwa suatu komponen akan dikeluarkan dari periode pelaporannya,
komponen tersebut dapat dipindahkan pada hasil operasi periode-
periode sebelumnya dan disebar sepanjang periode-periode yang
sedang dianalisis, meskipun penyebarannya dapat membantu dalam
penentuan kekuatan laba, hal ini tidak membantu dalam penentuan tren
laba.

5. Faktor Penentu Daya Tahan Laba


Manajemen laba, keragaman, tren, dan insentif merupakan
penentuan daya tahan laba yang potensial. Dalam menilai daya tahan
laba baik sepanjang siklus usaha maupun untuk jangka panjang.

6. Tren dan Daya Tahan Laba

4
Tren laba dapat dinilai melalui metode statistik atau dengan
pernyataan tren. Tren laba sering kali mengungkapkan petunjuk
mengenai kinerja perusahaan saat ini dan masa depan serta menilai
kualitas manejemen.

7. Majemen dan Daya Tahan Laba


Manajemen laba menggunakan prinsip pelaporan akuntansi yang
diterima dengan tujuan untuk melaporkan hasil tertentu.
Beberapa bentuk manajemen laba yang harus diwaspadai mencakup:
1) Perubahan metode atau asumsi akuntansi
2) Menghapus keuntungan dan kerugian luar biasa (dan tidak biasa).
Praktik ini memidahkan dampak terhadap laba yang tidak biasa
dan tidak diperkirakan yang dapat berpengaruh buruk pada tren
laba.
3) Big baths. Teknik ini mengakui beban periode masa depan pada
masa kini, jika kinerja periode masa kini sangat buruk. Praktik ini
melepaskan beban masa depan dari laba masa depan.
4) Penurunan nilai. Penurunan nilai aktiva operasi seprti pabrik dan
peralatan dan aktiva tak berwujud seperti goodwill saat hasil
operasi sedang buruk merupakan alata manajemen laba lainnya.
5) Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban. Teknik ini
mengatur waktu pengakuan pendapatan dan beban untuk
melakukan menajemen laba, termasuk manajemen tren.

8. Insentif dan Daya Tahan Manajemen


Analisis harus mengakui insentif bagi manajer terkait dengan laba.
Manajemen laba sering kali awalnya dicapai dengan pelaporan laba
yang terlalu rendah. Hal ini menciptakan cadangan untuk dapat
digunakan pada periode dengan laba rendah dimasa depan. Dengan
adanya insentif kinerja bagi manajer, dan penggunaan angka akuntansi

5
untuk mengendalikan dan mengawasi kinerja mereka, analisis harus
menyadari adanya potensi manajemen laba dan bahkan salah saji.

9. Pos Laba yang Bertahan dan Sementara


Penyusunan ulang dan penyesuaian laba untuk penelitian ekuitas
bergantung pada pemisahaan komponen laba yang stabil dan bertahan
dengan komponen acak sementara. Bagian penting dalam analisis
adalah menilai daya tahan komponen keuntungan dan kerugian dalam
laba.

10. Analisis dan Interpretasi Pos Sementara


Tujuan analisis dan interpretasi pos luar biasa adalah:
1) Menentukan apakah suatu pos bersifat sementara (tidak bertahan).
Proses ini melibatkan penilaian apakah pos tersebut tidak biasa,
bukan pos operasi, atau tidak berulang.
2) Menentukan penyesuaian yang diperlukan setelah mengetahui
penilaian daya tahan. Sering kali diperlukan penyesuaian khusus
untuk evaluasi maupun peramalan laba.

2.3. Penilaian Ekuitas Berbasis Laba


Penilaian perusahaan merupakan tujuan penting bagi banyak
pengguna laporan keuangan. Karena estimasi nilai yang dapat diandalkan
dapat digunakan untuk membuat keputusan. Deskripsi penilaian ekuitas
perusahaan tradisional dilakukan berdasarkan metode diskonto arus kas
(discounted cash flow – DCF). Berdasarkan metode ini, nilai ekuitas
perusahaan dihitung berdasarkan ramalan arus kas yang tersedia bagi
investor ekuitas. Ramalan ini lalu didiskonto menggunakan biaya modal
perusahaan.

1. Hubungan Antara Harga Saham dengan Data Akuntansi

6
Sangat penting profitabilitas masa depan dalam menilai
perusahaan, yaitu dengan menggunakan estimasi laba bersih dan nilai
buku masa depan. Estimasi yang akurat atas ukuran ini hanya dapat
dilakukan setelah mempertimbangkan kualitas dan daya tahan laba
serta kekuatan laba perusahaan.

2. Perkalian Penilaian Dasar


Dua pengukuran penilaian yang sering digunakan adalah rasio
‘harga terhadap nilai buku’(price to book- PB) dan rasio ‘harga
terhadap laba’(price to earnig- PE). Melalui perbandingan rasio dasar
ini dengan angka implisit pada harga pasar saham terkini, kita dapat
mengevaluasi nilai investasi suatu perusahaan milik publik. Untuk
perusahaan yang sahamnnya tidak diperdagangkan secara aktif,rasio
dasar ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengestimasi nilai
ekuitas.

3. Rasio Harga terhadap Nilai Buku


Rasio harga terhadap nilai buku (price to book-PB ratio) dihitung
sebagai berikut:
Nilai pasar ekuitas / Nilai buku ekuitas
Penghitungan ini menghasilkan beberapa pemahaman penting. Jika
pertumbuhan nilai buku meningkat, maka rasio PB meningkat. Selain
itu ketika biaya (resiko) modal ekuitas, k, meningkat, rasio PB turun.
Perhatikan bahwa rasio PB tidak sama dengan satu jika pasar
mengharapkan laba abnormal (baik positif maupun negatif) di masa
depan. Jika nilai sekarang laba masa depan yang abnormal positif
(negatif), maka rasio PB akan lebih besar (lebih kecil) dari 1.

4. Rasio Harga terhadap Laba


Rasio harga terhadap laba (price to earning-PE ratio) dihitung
sebagai berikut:

7
Nilai pasar ekuitas / Laba bersih
Persamaan ini memberikan dua pemahaman penting :
1) Rasio PE berhubungan terbalik dengan biaya modal,yaitu rasio ini
lebih rendah (lebih tinggi) untuk biaya modal ekuitas yang lebih
tinggi (lebih rendah).
2) Rasio PE berhubungan positif dengan taksiran pertumbuhan laba
per saham relatif terhadap pertumbuhan normal. Rasio PE tidak
terkait dengan tingkat laba absolute (apakah laba per saham tinggi
atau rendah), hanya memperlihatkan tingkat dimana laba per saham
diharapkan meningkat relatif terhadap taksiran pertumbuhan.

2.4. Kekuatan Laba dan Peramalan Untuk Tujuan Penilaian


1. Kekuatan Laba
Kekuatan Laba (earning power) mengacu pada tingkat laba
perusahaan yang diharapkan akan terjadi pada masa depan. Dengan
sedikit pengecualian, kekuatan laba di akui sebagai faktor utama dalam
penilaian perusahaan. Model penilain berbasis akuntansi mencakup
kapitalisasi kekuatan laba, dimana kapitalisasi ini melibatkan
penggunaan suatu faktor atau penggandaan yang mencerminkan biaya
modal dan taksiran risiko dan pengembalian masa depan.

2. Mengukur Kekuatan Laba


Konsep ini melihat stabilitas dan daya tahan laba serta komponen
laba. Laporan keuangan digunakan untuk menghitung kekuatan laba.
Meskipun penilaian berorientasi masa depan, kita harus mengakui
relevansi kinerja perusahaan saat ini dan sebelumnya untuk
mengestimasi kinerja masa depan. Laba periode akhir yang melampaui
siklus usaha mencerminkan kinerja operasional aktual dan
memberikan kita suatu perspektif atas aktivitas operasi dimana kita
dapat mengestimasi kinerja masa depan.

8
3. Rentang Waktu kekuatan Laba
Pengukuran terbaik kekuatan laba suatu perusahaan adalah dengan
menggunakan laba rata-rata (kumulatif) selama beberapa tahun.
Rentang waktu untuk menghitung laba rata-rata umumnya adalah 5
tahun (biasanya hingga 10 tahun). Perpanjangan periode ini
mengurangi distorsi, ketidakteraturan, dan dampak sementara lainnya
yang mengurangi relevansi laba satu tahun. Perhitungan laba lima
tahun sering kali menekankan pengalaman terakhir sekaligus
menghindar kinerja yang tidak relevan.

4. Menyesuaikan Laba per Saham


Kekuatan laba dihitung dengan menggunakan seluruh komponen
laba. Setiap pos pendapatan dan beban merupakan bagian dari
pengalaman operasi perusahaan. Masalahnya adalah pada tahun yang
mana kita menempatkan pose tersebut saat menghitung kekuatan laba.
Pada kasus tertentu analisis laba kita mungkin terbatas pada jangka
pendek, pos-pos pada serangkaian laba jangka pendek disesuaikan jika
lebih terkait pada periode sebelumnya. Jika hal ini dilakukan dengan
basis per saham, setiap pos harus disesuaikan terhadap dampak pajak
dengan menggunakan tarif pajak perusahaan kecuali jika terdapat tarif
pajak tertentu. Seluruh pos juga harus dibagi dengan jumlah saham
yang digunakan untuk menghitung laba per saham.

5. Peramalan Laba
Peramalan laba mengikuti analisis komponen laba dan melibatkan
pembuatan pembuatan estimasi laba masa depan.

6. Mekanisme Peramalan Laba


Peramalan mengharuskan kita untuk menggunakan seluruh
informasi yang tersedia secara efektif, termasuk laba periode
sebelumnya. Peramalan juga mendapatkan manfaat dari pemisahan

9
(disaggregation). Pemisahan melibatkan penggunaan laba berdasarkan
lini produk atau segmen dan terutama berguna jika segmen tersebut
memiliki perbedaan risiko, profitabilitas, atau pertumbuhan.
Penelitian analisis mengungkapkan berbagai karakteristik statistik
dalam laba. Pertumbuhan laba tahunan sering kali bergerak secara
acak. Bagi beberapa pengguna hal ini berarti pertumbuhan laba tidak
dapat diramalkan, tetapi penelitian ini mencerminkan prilaku
keseluruhan dan bukan perilaku perusahaan individu. Peramalan laba
yang andal tidak dapat dihasilkan dari ekstrapolasi sederhana dari
pertumbuhan atau tren laba masa lalu. Namun dilakukan dengan
menganalisis komponen laba dan mempertimbangkan seluruh
informasi yang tersedia, baik kuantitatif maupun kualitatif.

7. Elemen Peramalan Laba


Elemen pada peramalan laba adalah memeriksa kewajaran
ramalan. Untuk tujuan ini sering kali digunakan angka pengembalian
investasi modal. Jika ramalan laba menghasilkan pengembalian yang
sangat berbeda dengan pengembalian masa lalu atau pengembalian
industri, kita harus menilai kembali ramalan dan prosesnya.
Pengembalian investasi modal tergantung dari laba,  sementara laba
merupakan produk kualitas produk manajemen dan manajemen aktiva.
 Kualitas manajemen. Dibutuhkan manajemen yang memilki akses
ke berbagai sumber daya untuk menghidupkan aktiva melalui
penggunaan yang efesien dan menguntungkan.
 Manajemen aktiva. Perusahaan membutuhkan aktiva untuk
mengembangkan operasi. Kelangsungan keberhasilan dan ramalan
pertumbuhan bergantung pada sumber pendanaan dan dampaknya
terhadap laba.

8. Melaporkan Peramalan Laba

10
Peramalan manajemen berbeda dengan peramalan yang dilakukan
analis keuangan. Kendalan peramalan tergantung pada akses informasi
dan asumsinya. SEC merekomendasi agar peramalan disajikan dalam
format laporan keuangan dan disertai dengan informasi yang cukup
bagi investor untukm menilai keandalan. SEC memiliki aturan safe
harbor yang melindungi perusahaan dari tuntutan hukum jika prediksi
mereka tidak menjadi kenyataan.

9. Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba


Laporan keuangan interim merupakan sumber informasi yang
berharga untuk mengawasi kinerja. Laporan ini berguna untuk
merevisi estimasi kekuatan laba dan peramalan laba. Laporan
keuangan interim memiliki keterbatasan yang terkait dengan kesulitan
untuk meletakan komponen laba pada periode kurang dari satu tahun.

10. Penyesuaian Akuntansi Akhir Tahun


Menentukan hasil operasi untuk periode satu tahun membutuhkan
beberapa penyesuaian akrual dan estimasi. Penyesuain ini mencakup
pengakuan pendapatan, menentukan biaya persediaan, alokasi
overhead, mencari nilai pasar sekuritas, dan memperkirakan piutang
tak tertagih.

11. Aktivitas Usaha Musiman


Beberapa perusahaan memiliki aktivitas usaha musiman.
Penjualan, produksi, dan aktivitas operasi lain sering kali tidak dapat
dibagi sama antar periode interim. Hal ini dapat mendistorsi
perbandingan laba interim. Selain itu juga dapat menimbulkan masalah
pada alokasi biaya-biaya yang sifatnya diskresioner, seperti iklan,
penelitian, pengembangan, perbaikan dan pemeliharaan.

12. Metode Pelaporan Menyeluruh

11
Laporan kuartalan merupakan bagian dari keseluruhan satu tahun
dan bukannya periode diskrit, mensyaratkan pengakuan pendapatan
dan beban. Hal ini mencakup penyusutan persediaan, diskon atas
kuantitas, dan piutang tak tertagih.
 
13. Persyaratan Pelaporan Interim SEC
1) Laporan interim komparatif dan laporan keuangan hingga tanggal
ini dapat diberi judul tidak diaudit tetapi harus dimasukan dalam
laporan tahunan.
2) Neraca komparatif.
3) Laporaan arus kas hingga hari ini.
4) Informasi pro forma mengenai penggabungan usaha yang dicatat
sebagai pembelian.
5) Kesesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku umumdan
pengungkapan perubahan akuntansi, termasuk surat dari auditor.
6) Analisis naratif manajemen mengenai hasil operasi.
7) Pengungkapan mengenai apakah Form 8-K diisi selama periode –
melaporkan apakah terdapat penyesuaian laba yang tidak biasa atau
pergantian auditor.

14. Analisis Implikasi Laporan Interim


Analisis harus waspada terhadap kesalahan estimasi dan diskresi yang
melekat pada laporan interim. Terbatasnya keterlibatan auditor pada
laporan interim mengurangi keandalan laporan interim relative
terhadap laporan tahunan yang diaudit. Peraturan pasar modal
memberikan sejumlah keyakinan, meskipun terbatas.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Analisis dan Penilaian Ekuitas adalah Daya tahan laba secara luas
mencakup stabilitas, prediksi, keragaman, dan tren laba. Analisis penilaian
ekuitas menekankan laba dan pengukuran akuntansi lain untuk
menghitung nilai perusahaan. Selain itu, Penilaian perusahaan juga
merupakan tujuan penting bagi banyak pengguna laporan keuangan.
Karena estimasi nilai yang dapat diandalkan dapat digunakan untuk
membuat keputusan. Deskripsi penilaian ekuitas perusahaan tradisional
dilakukan berdasarkan metode diskonto arus kas (discounted cash flow –
DCF). Berdasarkan metode ini, nilai ekuitas perusahaan dihitung
berdasarkan ramalan arus kas yang tersedia bagi investor ekuitas. Ramalan
ini lalu didiskonto menggunakan biaya modal perusahaan.

3.2. Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya sajikan dan sampaikan,
semoga bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada penulisan atau kata-kata
yang kurang berkenan saya mohon maaf. Kritik dan saran yang
membangun senantiasa saya harapkan untuk kesempurnaan makalah saya
selanjutnya. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://ekonomiagungaditya.blogspot.com/2016/12/analisis-dan-
penilaian-ekuitas.html

14

Anda mungkin juga menyukai