Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Keuangan dan Pasar Modal
Disusun Oleh:
Ihsan Kamil 11190820000056
Fajar Wiransyah 11190820000059
Fikri Azhar Iswanto 11190820000066
Miftah Rahman Amir 11190820000067
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................i
A. PERSISTENSI LABA..........................................................................................................................1
1. Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba.................................................................................1
2. Penyusunan Ulang Laba dan Komponen Laba...........................................................................1
3. Penyesuaian Laba dan Komponen Laba.....................................................................................2
4. Faktor Penentu Persistensi Laba................................................................................................2
5. Mengukur Persistensi Laba........................................................................................................3
B. PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LABA..............................................................................................6
1. Hubungan Antara Harga Saham dengan Data Akuntansi...........................................................6
2. Perkalian Penilaian Dasar...........................................................................................................7
C. KEKUATAN LABA DAN PERAMALAN UNTUK TUJUAN PENILAIAN................................................10
1. Kekuatan Laba.........................................................................................................................10
2. Peramalan Laba.......................................................................................................................12
3. Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba.................................................14
Kesimpulan..........................................................................................................................................17
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................18
i
ii
A. PERSISTENSI LABA
Salah satu aktivitas analisis ekuitas adalah untuk menyusun laba dan
komponen laba sehinggga dapat memisahakan elemen yang stabil, normal, dan
terus-menerus dengan elemen acak, tidak tentu, tidak biasa dan tidak berulang.
Penyusunan ulang juga berguna untuk mengetahui elemen laba kini yang
seharusnya dicakup dalam hasil operasi pada satu atau beberapa periode
sebelumnya. Informasi mengenai Persistensi Laba
1
3. Penyesuaian Laba dan Komponen Laba
Proses penyesuaian menggunakan data dari laporan laba rugi yang disusun
ulang dan informasi yang tersedia untuk meletakkan komponen laba pada periode
yang lebih layak. Untuk perubahan prinsip atau estimasi akuntasi, seluruh jumlah
tahun yang dianalisis harus disesuaikan dalam basis yang dapat dibandingkan.
Perubahan estimasi dalam praktek diterapkan secara prospektif dengan sedikit
pengecualian.
Tren laba dapat dinilai melalui metode statistik atau dengan pernyataan
tren. Tren laba sering kali mengungkapkan petunjuk mengenai kinerja
perusahaan saat ini dan masa depan serta menilai kualitas manejemen.
Mungkin salah satu motivasi utama manajemen laba adalah untuk
mempengaruhi tren laba karena dalam praktik manajemen laba
mengasumsikan tren laba penting bagi penilaian.
2
pelaporan akuntansi yang diterima dengan tujuan untuk melaporkan hasil
tertentu.
3
agar berguna dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring
penghargaan kinerja, dan pembuatan kontrak. Agar dapat memberikan
informasi yang handal maka laba harus persisten. Persistensi laba menjadi
pusat perhatian bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya bagi
mereka yang mengharapkan psersistensi laba yang tinggi, karena
persistensi laba mencerminkan keberlajutan laba di masa depan, karena
laba persisten adalah laba operasi. Penyusunan ulang dan penyesuaian laba
untuk penaksiran ekuitas bergantung pada pemisahaan komponen laba
yang stabil dan bertahan (persistent) dengan komponen acak dan
sementara (transitory). Penilaian persistensi sangat penting dalam
penentuan kemampuan laba (earning power). Perkiraan laba (earning
forecasting) juga mengandalkan persistensi. Bagian penting dalam analisis
adalah menilai persistensi komponen keuntungan dan kerugian dalam laba
(earning).
Pos ini tidak berulang dan tidak dapat diprediksi dan terjadi
diluar operasi normal. Ciri-ciri kejadian dari pos ini biasanya “tidak
ada hubungan dengan kegiatan operasi” (extraneous), “tidak
diinginkan” (unintended), dan “tidak direncanakan” (unplanned),
namun tidak selalu seluruhnya tidak diharapkan. Aktivitas usaha
terkait dengan resiko kejadian yang merugikan atau kejutan yang
tiba-tiba terjadi, apakah sifatnya alami atau buatan manusia.
5
pengembalian investasi modal mengukur hubungan laba bersih
terhadap sumber daya, keuntungan atau kerugian sementara
mempengaruhi pengukuran ini. Semakin besar pos sementara, semakin
besar dampaknya terhadap pengembalian. Dalam prediksi profitabilitas
dan pengembalian investasi, analis harus mempertimbangkan dampak
pencatatan pos sementara dan kemungkinan kejadian masa depan yang
menyebabkan pos sementara.
Dalam melihat hubungan antara harga saham dengan data akuntasi dapat
menggunakan model evaluasi akuntansi berdasarkan ekuitas:
BV merupakan book value nilai buku pada akhir periode t, RI adalah residual
income pendapatan sisa pada periode t + n, dan k adalah biaya modal. RI pada
6
periode t didefenisikan sebagai pendapatan net komprehensif dikurangi biaya pada
nilai buku awal, sehingga RIt = NIt – (k x BVt-1). Model ini menggambarkan sangat
pentingnya profitabilitas masa depan dalam menilai perusahaan, dengan
menggunakan estimasi laba bersih dan nilai buku masa depan. Estimasi yang
akurat atas ukuran ini hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kualitas
dan persistensi laba serta kekuatan laba (earning power) perusahaan. Metode
penilaian berbasis akuntansi memungkinkan adanya manipulasi dan distorsi laba
oleh manajemen untuk kepentingan pribadi. Sehingga, analisis yang dibutuhkan
bukan hanya sekedar analisis terhadap angka-angka. Karena, potensi manipulasi
data akuntansi tersebut “bisa atau tidak” mempengaruhi peramalan nilai
perusahaan.
Dua pengukuran penilaian yang sering digunakan adalah rasio ‘harga terhadap
nilai buku’ (price to book- PB) dan rasio ‘harga terhadap laba’ (price to earning-
PE). Pengguna sering kali membuat keputusan investasi berdasarkan nilai rasio
ini. Berikut dijelaskan bagaimana seorang analis mendapatkan rasio “dasar” PB
dan PE tanpa mengacu pada harga pasar saham suatu perusahaan. Melaui
perbandingan rasio dasar ini dengan angka implisit pada harga pasar saham
terkini, kita dapat mengevaluasi nilai investasi suatu perusahaan milik publik.
Untuk perusahaan yang sahamnnya tidak diperdagangkan secara aktif, rasio dasar
ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengestimasi nilai ekuitas.
7
Dengan mengganti perhitungan nilai ekuitas berbasis akuntansi pada
pembilangnya,rasio PB dapat dinyatakan dalam akuntansi sebagai berikut:
8
Dimana k merupakan biaya modal ekuitas, STG (LTG) adalah perkiraan
perubahan persentase laba per saham jangka pendek (jangka panjang) relatif
terhadap taksiran pertumbuhan “normal”. Jika STG>LTG dan LTG < k2. STG
dapat dianggap sebagai konsensus analis terhadap tingkat pertumbuhan selama
lima tahun dan LTG merupakan tingkat inflasi jangka panjang yang melewati
horizon perkiraan.
Tabel berikut memberikan ringkasan implikasi berbagai rasio PB dan rasio PE:
9
dan profitabilitas ditaksir lebih rendah dari saat ini. Perusahaan dengan rasio PB
tinggi dan PE rendah (kolom II) diharapkan melaporkan laba sisa positif, meskipun
laba menurun. Perusahaan ini masih menghasilkan investasi produk (nilai sekarang
yang positif) namun dalam tahap penurunan. Dan perusahaan dengan rasio PB rendah
dan PE tinggi (kolom III) tidak mampu menghasilkan nilai investasi sekarang yang
positif, namun profitabilitas diharapkan akan meningkat dibandingkan saat ini.
Perusahaan ini sedang memperbaiki operasi mereka,tetapi belum menyelesaikan
kesulitan operasinya.
1. Kekuatan Laba
Kekuatan Laba (earning power) mengacu pada tingkat laba perusahaan yang
diharapkan akan terjadi pada masa depan. Dengan sedikit pengecualian, kekuatan
laba di akui sebagai faktor utama dalam penilaian perusahaan. Model penilaian
berbasis akuntansi mencakup kapitalisasi kekuatan laba, dimana kapitalisasi ini
melibatkan penggunaan suatu faktor atau penggandaan yang mencerminkan biaya
modal dan taksiran risiko dan pengembalian masa depan. Banyak analisis laba dan
laporan keuangan yang ditujukan untuk menentukan kekuatan laba.
10
peselisihan penilaian). Karenanya, estimasi penilaian harus kredibel dan harsu
dipertahankan, dan kita harus meneliti jika terdapat penyimpangan dari norma.
Jika hal ini dilakukan dengan basis per saham, setiap pos harus
disesuaikan terhadap dampak pajak dengan menggunakan tarif pajak
perusahaan kecuali jika terdapat tarif pajak tertentu. Seluruh pos juga harus
11
dibagi dengan jumlah saham yang digunakan untuk menghitung laba per
saham
12
Dikurang dampak positif ( + ) dari tahun 1 (00,
26)
Laba per saham disesuaikan $1,39 $1,45
2. Peramalan Laba
Bagian utama analisis laporan keuangan dan penilaian adalah peramalan laba.
Dari perpektif analisis, evaluasi tingkat laba sangat terkait dengan peramlan laba.
Hal ini disebabkan ramalan laba yang relevan melibatkan analisis komponen laba
dan penilaian mereka di masa depan. Peramalan laba mengikuti analisis
komponen laba dan melibatkan pembuatan pembuatan estimasi laba masa depan.
15
6) Analisis naratif manajemen mengenai hasil operasi.
16
Kesimpulan
Dalam penggunaan analisa dan penilaian ekuitas didapatkan beberapa manfaat
diantaranya adalah dengan adanya ini membantu menghasilkan ramalan kekuatan laba untuk
penilaian yang andal. Analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba yang
stabil dan dapat diprediksi atau komponen yang mampu “bertahan” (persistent). Kemudian
untuk penilaian ekuitas berbasis laba dapat digunakan dua metode penghitungan yaitu yang
pertama adalah hubungan antara harga saham dengan data akuntansi kemudia yang kedua
yaitu perkalian penilaian dasar yang terdiri dari dua analisis rasio yang digunakannya yaitu
yang pertama menggunakan rasio harga terhadap nilai buku (price-to-book PB ratio) yang
dihitung dengan membagi antara nilai pasar ekuitas dengan nilai buku ekuitas, kemudian
yang kedua yaitu menggunakan rasio harga terhadap laba (price to earning-PE ratio) yang
dihitung dengan membagi antara nilai pasar ekuitas dengan laba bersih.
17
Daftar Pustaka
Wild, John J.; Subramanyam K.R.; dan Hasley, Robert F. Analisa Keuangan, Buku 2. Edisi 10. Jakarta:
Salemba Empat, 2005
18