Anda di halaman 1dari 7

RMK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis dan Valuasi Ekuitas

Diajukan sebagai ringkasan mata kuliah


Analisis Laporan Keuangan

Disusun oleh:

INTAN SAKINAH G 1202154335

MEILINDA NURHAKIKI A 1502116254

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2018
Statement of Authorship

Saya/ kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/ makalah/ tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya/ kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas
pada mata ajaran lain kecuali saya/ kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/ kami
menggunakannya.

Saya/ kami memahami tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan


Judul RMK/ Makalah/ Tugas : Analisis dan Valuasi Ekuitas
Tanggal : 15 Maret 2018
Dosen : Julita, SE., M.Si., Ak., CA
Nama : Meilinda Nurhakiki A – Intan Sakinah G
NIM : 1502116254 – 1202154335

Tanda Tangan:

Kelompok 11
BAB 11

ANALISIS DAN VALUASI EKUITAS

PERSISTENSI LABA

Suatu analisis keuangan yang baik mengidentifikasi komponen-komponen laba yang


menunjukkan stabilitas dan prediktabilitas yaitu, komponen-komponen persistensi. Kita
memisahkan komponen persistensi ini dari komponen acak atau tidak berulang. Analisis
ini membantu kita dalam menghasilkan prakiraan yang dapat diandalkan atas valuasi
kemampuan menghasilkan laba dari suatu perusahaan. Dalam menganalisis kita juga
harus berhati-hati terhadap manajemen laba dan penghalusan laba.

Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba

Informasi dalam Persistensi Laba

Analisis hasil operasi untuk penyusunan ulang dan penyesuaian laba membutuhkan
informasi yang dapat diandalkan dan relevan.

 Laporan laba rugi, yang mencakup komponen:

Pendapatan dari operasi yang dilanjutkan.

Pendapatan dari operasi yang tidak dilanjutkan.

Keuntungan dan kerugian luar biasa.

Dampak kumulatif dari perubahan pada prinsip-prinsip akuntansi.

 Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan keuangan.


 Diskusi dan analisis manajemen.

Penyusunan Ulang Laba dan Komponen Laba

Penyusunan ulang (recasting) bertujuan untuk penyusunan kembali komponen-


komponen laba guna menyediakan klasifikasi yang lebih bermanfaat dan format yang
relevan untuk analisis. Komponen-komponen dapat disusun ulang, dibagi kembali
atau dihilangkan pengaruh pajaknya tetapi totalnya haruslah di rekonsiliasi terhadap
pendapatan bersih pada setiap periode.

Penyesuaian Laba dan Komponen Laba

Proses penyesuaian menggunakan data dari laporan laba rugi yang disusun ulang dan
informasi lainnya yang tersedia, untuk menetapkan komponen laba pada periode
dimana komponen laba seharusnya dilaporkan. Kita perlu berhati-hati dalam
menetapkan komponen luar biasa atau tidak biasa (setelah dikurangi pajak) ke dalam
suatu periode.
Determinan Persistensi Laba

Tren dan Persistensi Laba

Laba yang mencerminkan tren pertumbuhan yang stabil lebih diinginkan. Kita dapat
menilai tren laba menggunakan metode statistik atau laporan tren (trend statement).
Analisis tren menggunakan angka-angka yang terdapat pada laba diperoleh dari
prosedur penyusunan ulang dan penyesuaian.

Manajemen Laba dan Persistensi

Terdapat beberapa persyaratan untuk memenuhi definisi manajemen laba. Persyaratan


ini karena akan membedakan manajemen laba dengan salah saji dan distorsi.
Manajemen laba menggunakan prinsip pelaporan akuntansi berterima umum untuk
melaporkan hasil tertentu. Beberapa bentuk manajemen laba yang harus kita
waspadai:

 Perubahan pada metode atau asumsi akuntansi.


 Saling menghapuskan keuntungan dan kerugian luar biasa (dan tidak biasa).
 Big baths.
 Write-downs.
 Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban.

Insentif Manajemen dan Persistensi

Analisis harus mempertimbangkan insentif bagi manajer terkait dengan laba.


Manajemen laba pada awalnya, seringkali diperoleh dengan menurunkan nilai laba
yang dilaporkan. Hal ini menciptakan “cadangan” ketika di masa mendatang laba
mengalami penurunan. Berdasarkan insentif kinerja bagi manajer dan penggunaan
angka akuntansi untuk mengendalikan dan mengawasi kinerja mereka, analisis harus
mempertimbangkan potensi manajemen laba atau bahkan pelaporan yang salah saji.

Persistensi dan Pos Sementara dalam Laba

Penyusunan ulang dan penyesuaian laba untuk valuasi ekuitas bergantung pada
pemisahan komponen laba yang stabil dan persisten dari komponen yang bersifat acak
dan sementara. Menilai persistensi merupakan hal yang penting dalam menentukan
kekuatan menghasilkan laba.

Menganalisis dan Menginterpretasikan Pos Sementara

1. Menentukan apakah suatu komponen bersifat sementara (kurang persisten).


Proses ini melibatkan apakah suatu pos bersifat tidak biasa, non operasional, atau
tidak berulang.
2. Menentukan penyesuaian yang dibutuhkan terkait penilaian persistensi.
Penyesuaian khusus terkadang dibutuhkan untuk pengevaluasian maupun
perkiraan laba.

VALUASI EKUITAS BERBASIS LABA


Valuasi perusahaan merupakan tujuan penting bagi kebanyakan pengguna laporan
keuangan. Estimasi nilai yang dapat diandalkan memungkinkan kita untuk
membuat keputusan beli/jual/menahan terkait sekuritas. Mengestimasi nilai
perusahaan untuk keputusan kredit, mengestimasi nilai untuk kombinasi bisnis
menentukan harga penawaran saham perusahaan publik, dan berbagai aplikasi
yang berguna lainnya.

Hubungan antar Harga Saham dan Data Akuntansi


Ingat kembali model valuasi ekuitas berbasis informasi akuntansi yang
diperkenalkan pada bab 1, dimana BVt adalah nilai buku pada akhir periode t, RIt +
n adalah laba residu pada periode t + n dan k adalah biaya modal. Laba residu

(residual income) pada periode t didefinisikan sebagai laba bersih komprehensif


dikurangi biaya nilai buku awal, yakni RI t = NIt – (k x BVt – 1). Model tersebut
secara langsung menujukkan pentingnya profitabilitas dimasa mendatang dalam
mengestimasi nilai suatu perusahaan yakni dengan menggunakan estimasi laba
bersih dan nilai buku dimasa mendatang.

Berbagai Valuasi Dasar


Dua ukuran valuasi yang paling banyak digunakan adalah rasio harga terhadap
nilai buku (price to book – PB) dan rasio harga terhadap laba (price to earning –
PE).

Rasio Harga terhadap Nilai Buku


Persamaan ini menghasilkan beberapa masukan penting. Jika ROCE dan/atau
pertumbuhan nilai buku di masa mendatang meningkat, rasio PB juga meningkat.
Selain itu, saat biaya (risiko) modal ekuitas, k, meningkat, rasio PB akan turun.

Rasio Harga terhadap Laba (PE)


Persamaan ini menghasilkan dua masukan penting: (1) rasio PE memiliki
hubungan terbalik terhadap biaya modal, yakni semakin rendah (tinggi) rasio PE
maka biaya modal ekuitas semakin tinggi (rendah), dan (2) rasio PE memiliki
hubungan positif dengan ekspektasi pertumbuhan laba per saham secara relatif
terhadap pertumbuhan normal.

KEKUATAN LABA DAN PERKIRAAN UNTUK TUJUAN VALUASI

Kekuatan Laba
Kekuatan laba (earning power) merujuk pada tingkat laba suatu perusahaan yang
diperkirakan akan berlanjut di masa mendatang.

Mengukur Kekuatan Laba


Kekuatan laba merupakan suatu konsep yang diturunkan dari analisis keuangan,
bukan akuntansi. Konsep tersebut berfokus pada stabilitas dan persistensi laba
maupun komponen laba. Laporan keuangan digunakan untuk menghitung
kekuatan laba.
Renang Waktu dan Kekuatan Laba
Periode selama satu tahun terlalu singkat untuk mengukur laba yang dapat
diandalkan. Hal ini dikarenakan aktivitas investasi dan pendanaan biasanya
bersifat jangka panjang, dampak siklus bisnis, dan adanya faktor-faktor yang tidak
berulang. Kita biasanya dapat mengukur kekuatan laba suatu perusahaan secara
baik dengan menggunakan rerata (atau kumulatif) laba selama beberapa tahun.
Rentang waktu yang dipilih untuk mengukur kekuatan laba bervariasi, tergantung
industri dan faktor-faktor lainnya.

Menyesuaikan Laba Per Saham


Kekuatan laba diukur menggunakan seluruh komponen laba. Setiap pos
pendapatan dan beban merupakan bagian dari pengalaman operasi suatu
perusahaan. Masalahnya adalah pada tahun ke berapa kita akan memasukkan pos
tersebut ketika menghitung kekuatan laba.

Perkiraan Laba
Bagian utama analisis laporan keuangan dan valuasi adalah perkiraan laba. Dari
sudut pandang analitis, pengevaluasian tingkat laba berkaitan erat dengan
perkiraan laba. Hal ini dikarenakan suatu perkiraan yang relevan atas laba
mencakup analisis komponen laba dan penilaiannya di masa mendatang.

Mekanisme Perkiraan Laba


Penelitian analisis mengungkapkan berbagai perangkat statistika pada laba.
Pertumbuhan laba tahunan sering kali bergerak secara acak. Beberapa pengguna
menginterpretasikan hal ini sebagai pertumbuhan yang tidak dapat diprediksikan.
Perkiraan laba juga mencakup perkiraan komponen dan spekulasi atas kondisi
bisnis di masa mendatang.

Elemen-Elemen pada Perkiraan Laba


Meskipun perkiraan laba bergantung pada prospek dimasa mendatag, proses
perkiraan harus bergantung pada bukti saat ini dan masa lampau. Kita
memperkirakan kondisi di masa mendatang berdasarkan bukti ini. Analisis harus
menilai keberlanjutan dan momentum kinerja perusahaan termasuk industrinya,
tetapi hal itu seharusnya dimasukkan kedalam sudut pandang perkiraan.

Melaporkan Perkiraan Laba


Beberapa tahun belakangan terdapat peningkatan kebutuhan atas pengungkapan
perkiraan laba oleh perusahaan. Kita seharusnya menyadari bahwa perkiraan
manajemen (pihak internal) berbeda dengan perkiraan yang dibuat oleh analisis
keuangan (pihak eksternal). Keandalan perkiraan tergantung akses informasi dan
asumsi yang dibuat. Penggunaan perkiraan yang dibuat manajemen atau analis,
dalam analisis kita tergantung pada penilaian atas asumsi yang melandasinya.

Laporan Interim untuk Pengawasan dan Perevisian Estimasi Laba


Penilaian kekuatan laba dan perkiraan laba dari suatu perusahan yang tergantung
pada estimasi kondisi di masa mendatang perlu diverifikasi. Analisis kita harus
secara berkelanjutan mengawasi kinerja perusahaan dan membandingkannya
dengan perkiraan dan asumsi terkini. Laporan keuangan interim berguna dalam
merivisi estimasi kekuatan laba dan perkiraan laba.

Penyesuaian Akuntansi Pada Akhir Periode


Menentukan hasil operasi untuk periode satu tahun membutuhkan beberapa
penyesuaian akrual dan estimasi. Penyesuaian akhir tahun ini sering kali
kompleks, menghabiskan waktu dan membutuhkan biaya.

Dampak Musiman pada Aktivitas Bisnis


Banyak perusahaan mengalami dampak musiman pada aktivitas bisnis mereka.
Penjualan, produksi, dan aktivitas operasi lainnya sering kali tidak merata
didistribusikan diantasa periode interim. Hal ini dapat mendistorsi perbandingan
laba interim.

Metode Pelaporan Terintegrasi


Laporan interim biasanya merupakan laporan yang konsisten dengan ketentuan
dalam laporan tahunan. Dengan mengadopsi pandangan bahwa laporan kuartalan
merupakan bagian keseluruhan dari satu tahun dan bukannya periode diskret,
maka praktiknya mensyaratkan pengakuan pendapatan dan beban selama periode
interim.

Persyaratan Pelaporan Interim SEC


SEC sangat tertarik pada pelaporan interim. SEC mensyaratkan laporan kuartalan
(form 10-Q), laporan perkembangan terkini (form 8-K), pengungkapan hasil
kuartal keempat secara terpisah dan penyesuaian akhir tahun secara terperinci.

Analisis Dampak Laporan Interim


Dalam melakukan analisis kita harus mewaspadai kesalahan estimasi dan diskresi
yang terdapat pada laporan interim. Terbatasnya keterlibatan auditor dalam
laporan interim mengurangi keterandalan laporan interim dibandingkan dengan
laporan keuangan tahunan yang diaudit. Peraturan pasar modal memberikan
sejumlah keyakinan meskipun terbatas. Tidak seluruh persyaratan pelaporan untuk
laporan interim berguna bagi analsis kita.

Anda mungkin juga menyukai