Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Analisis dan
Penggunaan
Laporan
Keuangan
Alat-Alat Analisis Laporan Keuangan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis Akuntansi S1 01510007 Muhammad Ali.,S.E.,M.T

02
Abstract Kompetensi
Berbagai rancangan alat analisis Mahasiswa memiliki kemampuan
membantu pengguna menganalisis analisis dan interpretasi laporan
laporan keuangan. Kita menerapkan keuangan sebagai tinjauan awal
analisis perbandingan laporan sebelum analisis yg lebih rinci.
keuangan, analisis laporan keuangan
common-size, dan analisis rasio.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN YANG DIBANDINGKAN

Analisis yang membandingkan suatu pos dalam suatu laporan keuangan dengan pos
yang sama pada periode yang berbeda. Analisis ini disebut juga analisis horizontal, di mana
dalam jangka panjang akan membentuk analisis tren. Analisis ini harus memperhatikan
kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun analisis tersebut dilakukan. Alat analisis ini
digunakan untuk mengevaluasi pola perkembangan (trend) akun laporan keuangan dalam
beberapa periode akuntansi.
Analisis dilakukan dengan melihat perubahannya dari satu periode dengan periode
sebelumnya baik untuk Neraca maupun Laba Rugi. Perubahan tersebut dapat dinyatakan
dalam nilai atau dinyatakan dalam %. Dengan melihat % perubahan maka dapat dilihat
bagaimana trend perubahan dari tahun ke tahun.
Dengan melakukan perbandingan laporan keuangan maka kita akan mendapatkan
data perkembangan perusahaan, yang mungkin disebabkan oleh :
 Laba atau rugi operasional atau insidentil
 Diperolehnya aktiva baru atau perubahan bentuk aktiva
 Timbulnya atau lunasnya hutang
 Adanya penambahan atau pengurangan modal.
Beberapa analisis perbandingan yang umumnya dilakukan adalah memakai tahun
pembanding sebagai dasar acuan dalam menilai, adapun tahun yang dapat dijadikan
sebagai dasar acuan dapat berupa :
a) Tahun awal sebagai dasar acuan, dalam hal ini manajemen memakai satu tahun
(umumnya awal tahun) sebagai dasar dalam melakukan analisis.
b) Tahun sebelumnya sebagai dasar acuan
c) Tahun rata-rata kumulatif, dalam hal ini dasar acuan yang dipakai adalah rata-rata
dari penjumlahan kumulatif tahun-tahun sebelumnya.
Analisa Trend dalam presentase, teknik ini menggunakan pendekatan-pendekatan sebagai
berikut :
 Jika data Laporan Keuangan hanya tiga tahun, maka analisa kenaikan atau
penurunan tersebut praktis untuk digunakan.
 Jika data Laporan Keuangan lebih dari 3 tahun akan semakin kurang praktis, maka
lebih baik dengan menggunakan angka indeks, semua data Laporan Keuangan yang
dianalisis dihubungkan dengan angka indeks dan dinyatakan dalam prosentase.
 Akan diperoleh angka kecenderungan (trend) baik kenaikan maupun penurunan.
 Perlu menentukan tahun dasar sebagai angka indeks, biasanya tahun awal sebagai
tahun dasar, namun tidak menutup kemungkinan tahun yang lain.
Gambar 2.1 Contoh Analisis Laporan Rugi Laba yang dibandingkan

Analisis Tren dilakukan dengan memplot rasio pada suatu waktu. Pentingnya analisis ini
karena menunjukkan apakah rasio perusahaan meningkat pada suatu waktu periode tertentu.

Gambar 2.2. Contoh Grafik Analisis Tren

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN COMMON SIZE


Analisis Laporan Keuangan Common-Size merupakan teknik analisis yang
dilakukan dengan cara membuat perbandingan antara suatu elemen (laporan keuangan)
tertentu sebagai komponen dari elemen yang lain pada laporan keuangan yang sama.
Laporan keuangan common-size menunjukkan pos-pos dalam laporan keuangan
sebagai persentase dari pos-pos dalam laporan keuangan sebagai persentase dari pos kunci
(pos dengan nilai 100%). Sebagai contoh, total beban terhadap total pendapatan.
Tujuan analisis common-size adalah untuk memperoleh gambaran tentang:
 Komposisi dan proporsi investasi pada setiap aset.
 Struktur modal dan pendanaan
 Distribusi hasil penjualan pada beban dan laba.
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan
(operasional, investasi, dan pendanaan) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta
kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa
datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
 Elemen-elemen aset = elemen yang bersangkutan dibagi dengan jumlah aset
 Elemen-elemen pasiva = elemen yang bersangkutan dibagi dengan total pasiva
 Elemen-elemen laba/rugi = elemen yang bersangkutan dibagi dengan
penjualan/pendapatan
Proporsi setiap elemen dikalikan dengan 100%.

Gambar 2.3. Contoh Analisis Laporan Rugi Laba Common Size


Gambar 2.4. Contoh Analisis Laporan Posisi Keuangan Common Size

ANALISIS RASIO

Tujuan dan Penggunaan Analisis Rasio


Analisis Rasio (Ratio Analysis) digunakan untuk membandingkan risk and return
perusahaan yang berbeda sehingga dapat membantu investor dan kreditor selaku
stakeholders utama membuat keputusan investasi dan pemberian kredit secara tepat.
Keputusan tersebut memerlukan evaluasi perubahan kinerja selama jangka waktu
investasi dan perbandingan antara perusahaan sejenis menurut periode waktu yang
diperbandingkan.
Kreditur jangka pendek (Short-term bank dan trade creditor) sangat berkepentingan
dengan likuiditas jangka pendek perusahaan. Kreditur jangka panjang (Long-term creditor,
seperti bond holders) berkepentingan dengan solvabilitas dalam jangka panjang. Para
kreditur ini mengharapkan risiko minimum dan keyakinan sumber daya tersedia untuk
pelunasan pokok dan bunga.
Investor ekuitas sangat berkepentingan dengan earning power perusahaan dalam
jangka panjang. Investor ekuitas akan menerima risiko residual yaitu return dari kegiatan
operasional setelah seluruh klaim supplier dan kreditur diselesaikan sehingga analisis bagi
investor ekuitas memerlukan analisis yang bersifat komprehensif.
Tujuan utama analisis rasio yaitu membandingkan hubungan risk and return untuk
perusahaan yang berbeda. Rasio menunjukkan profil perusahaan, karakteristik ekonomi,
strategi kompetitif, keunikan operasional, karakteristik investasi dan keuangannya.
Rasio umumnya diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu :
1. Analisis Likuiditas : mengukur kemampuan sumber daya kas perusahaan dalam
memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo.
2. Analisis Solvabilitas : mengevaluasi struktur modal perusahaan termasuk sumber
daya pembiayaan dan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban utang jangka
panjang dan kewajiban yang terkait dengan investasi.
3. Analisis Aktivitas : mengevaluasi revenue dan output yang dihasilkan oleh aset
perusahaan.
4. Analisis Profitabilitas : mengukur income perusahaan dengan modal yang
diinvestasikan dan pendapatan.
Pengklasifikasian keempat rasio tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain dan
bukan berdiri sendiri. Sebagai contoh, profitabilitas mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas,
dan efisiensi atas aset yang digunakan dalam analisis aktivitas mempengaruhi profitabilitas
sehingga analisis rasio penggunaannya bersifat menyeluruh bukan untuk masing-masing
rasio yang dipilih.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio


Di luar aktivitas operasi internal yang mempengaruhi rasio perusahaan, kita harus
menyadari dampak peristiwa ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen, dan metode
akuntansi. Sebelum menghitung rasio perusahaan, atau ukuran yang sejenis seperti index
number trend analysis dan common-size financial statement analysis, kita gunakan analisis
akuntansi untuk meyakinkan angka yang menjadi dasar perhitungan rasio sudah tepat.
Sebagai contoh, jika persediaan dinilai dengan LIFO dan harga naik, maka rasio
lancar (current ratio) menjadi lebih rendah dari seharusnya (understated) karena persediaan
LIFO (sebagai pembilang) dinyatakan terlalu rendah. Sama halnya dengan kewajiban
pensiun tertentu yang sering tidak disajikan melainkan hanya diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan. Kita biasanya ingin mengakui kewajiban pensiun saat menghitung
rasio seperti rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity).
Kita juga harus mengakui bahwa penyesuaian untuk satu rasio harus diterapkan
secara konsisten untuk rasio lainnya. Sebagai contoh, penghilangan kewajiban terkait iuran
BPJS oleh pemberi kerja berarti beban terkait iuran wajib BPJS oleh pemberi kerja menjadi
nol. Dengan demikian, dalam perhitungan rasio, angka laba bersih sering memerlukan
penyesuaian saat aset dan kewajiban disesuaikan. Kita juga harus memahami bahwa
kegunaan rasio tergantung pada keandalan angkanya. Jika pengendalian akuntansi internal
perusahaan, tata kelola perusahaan dan mekanisme pengawasan kurang andal untuk
menghasilkan angka yang dapat dipertanggungjawabkan, maka hasil rasio juga kurang
andal.

Interpretasi Rasio
Rasio harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena faktor-faktor yang
mempengaruhi pembilang dapat berkorelasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebut. Sebagai contoh, perusahaan dapat memperbaiki rasio beban operasional
terhadap penjualan dengan mengurangi biaya yang menstimulasi penjualan yaitu beban
penelitian dan pengembangan. Pengurangan jenis biaya seperti ini kemungkinan berakibat
pada penurunan penjualan atau pangsa pasar dalam jangka panjang. Dengan demikian
profitabilitas yang tampaknya membaik dalam jangka pendek dapat merusak prospek
perusahaan di masa depan.
Kita harus menginterpretasikan perubahan tersebut dengan tepat. Banyak rasio
memiliki variabel penting yang sama dengan rasio lainnya. Dengan demikian, tidaklah perlu
untuk menghitung semua rasio yang mungkin untuk menganalisis sebuah situasi.
Analisis rasio harus dicermati dengan sangat hati-hati interpretrasinya karena
memiliki kelemahan sebagai berikut:
 Asumsi ekonomi : analisis rasio dirancang untuk memfasilitasi perbandingan dengan
mengeliminasi perbedaan besar kecilnya perusahaan dan periode waktu.
Secara implisit proses ini merupakan asumsi yang proporsional bahwa hubungan
ekonomi tidak tergantung dari besar kecilnya perusahaan sehingga mengesampingkan
keberadaan fixed costs. Jika perusahaan mengeluarkan fixed costs, perubahan dalam
total costs dan laba tidak proporsional terhadap perubahan dalam penjualan.
 Benchmarks : analisis rasio sering memiliki kekurangan dalam benchmarks untuk
menunjukkan tingkat yang optimal. Evaluasi suatu rasio sering tergantung cara pandang
seorang analis. Sebagai contoh, bagi kreditur jangka pendek, rasio likuiditas yang tinggi
menunjukkan indikator positif. Tetapi, dalam perspektif investor ekuitas, hal ini
menunjukkan kurang baiknya manajemen modal kerja.
Salah satu benchmarks yang relevan adalah norma industri sebagai bukti empiris yang
menunjukkan bahwa klasifikasi industri merupakan faktor utama dalam menjelaskan
rasio dan rasio suatu perusahaan merupakan bagian kumpulan untuk menghitung rata-
rata industrinya.
 Waktu dan window dressing : data yang digunakan untuk menghitung rasio hanya
tersedia pada saat laporan keuangan disusun sehingga dalam kasus perusahaan yang
sangat tergantung dari musim, rasio tidak mencerminkan hubungan operasional yang
normal. Masalah waktu pelaporan menciptakan masalah lain yaitu transaksi pada akhir
tahun dapat memanipulasi rasio agar perusahaan terlihat lebih baik, atau sering disebut
window dressing. Sebagai contoh, perusahaan yang memiliki current ratio 1,5
($300/$200) dapat ditingkatkan rasionya menjadi 2 ($200/$100) dengan menggunakan
Kas sebesar $ 100 untuk mengurangi jumlah Account Payable sebesar $ 100. Secara
umum, setiap rasio suatu transaksi mencerminkan pembilang dan penyebut yang dapat
dimanipulasi sebagai berikut: Jika rasio lebih besar dari 1, rasio ini dapat ditingkatkan
dengan suatu transaksi yang mengurangkan jumlah yang sama baik untuk pembilang
maupun penyebut, dan jika rasio kurang dari 1, rasio ini dapat ditingkatkan dengan suatu
transaksi yang menambah jumlah yang sama baik untuk pembilang maupun penyebut
 Angka negatif : analisis rasio tanpa referensi atas data yang dihitung dapat
menghasilkan kesimpulan yang keliru karena analisis rasio menghitungnya dengan
menggunakan program komputer. Untuk kasus seperti ini, program komputer yang
memiliki data dengan angka negatif harus dievaluasi tersendiri atau program komputer
harus dapat dibuat untuk memecahkan kasus seperti itu.

Sebagai contoh,
Net Income Equity ROE
Perusahaan A $ 10,000 $ 100,000 10%
Perusahaan B (10,000) (100,000) 10%

 Metode akuntansi pilihan metode akuntansi dan estimasi sangat mempengaruhi angka
yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Untuk menginterpretasikan rasio seperti itu,
kita memerlukan konversi suatu metode akuntansi menjadi metode akuntansi yang lain
agar metode akuntansinya sama.
Pemahaman standar akuntansi dan pertimbangan yang tepat atas informasi yang tersedia
dalam Notes to Financial Statements diperlukan untuk jenis analisis seperti ini.

Ilustrasi Analisis Rasio


Laporan keuangan Eastman Kodak Company sebagai berikut:
EASTMAN KODAK COMPANY and SUBSIDIARY COMPANIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF EARNINGS
For the year ended December 31,2008 – 2010
(in millions USD, except per share data) 2010 2009 2008
Net sales 13,234 13,994 14,089
Cost of goods sold 8,670 8,375 8,086
Gross profit 4,564 5,619 6,003
Selling, general and administrative expenses 2,627 2,514 2,701
Research and development costs 779 784 817
Goodwill amortization 154 151 145
Restructuring costs (credit) and other 659 (44) 350
Earnings from operations 345 2,214 1,990
Interest expense 219 178 142
Other income (charges) (18) 96 261
Earnings before income taxes 108 2,132 2,109
Provisions for income taxes 32 725 717
Net earnings 76 1,407 1,392

Basic earnings per share (EPS) .26 4.62 4.38


Diluted earnings per share .26 4.59 4.33
Earnings used in basic and diluted earnings per share 76 1,407 1,392
Number of common shares used in basec EPS 290.6 304.9 318.0
Incremental shares from assumed conversion of options 0.4 1.7 3.5
Number of common share used in diluted EPS 291.0 306.6 321.5
Cash dividends per share 2.21 1.76 1.76

EASTMAN KODAK and SUBSIDIARY COMPANIES


CONSOLIDATED BALANCE SHEET
December 31, 2009 – 2010

AT December 31
(in millions USD, except share and per share data)
2010 2009
Assets
Current assets
Cash and cash equivalents 448 246
Receivables, net 2,337 2,653
Inventories, net 1,137 1,718
Deferred income taxes 521 575
Other current assets 240 299
Total current assets 4,683 5,491
Property, plant and equipment,net 5,659 5,919
Goodwill, net 948 947
Other long-term assets 2,072 1,855
Total assets 13,362 14,212
Liabilities and shareholders’ Equity
Current Liabilities
Accounts payable and other current liabilities 3,276 3,403
Short-term borrowings 1,378 2,058
Current portion of long-term debt 156 148
Accrued income taxes 544 606
Total current liabilities 5,354 6,215
Long-term Liabilities
Long-term debt, net of current portion 1,666 1,166
Post-employment liabilities 2,728 2,722
Other long-term liabilities 720 681
Total liabilities 10,468 10,784
Commitment and Contingencies ( Note 10)
Shareholders’Equity
Commons stock, $ 2.5 par value 950,000,000 share
Authorized, issued 391,292,760 shares in 2001 and 2000 978 978
290,929,701 and 290,484,266 shares outstanding in 2001 and 2000
Additional paid in capital 849 871
Retained earnings 7,431 7,869
Accumulated other comprehensive lose (597) (482)
8,661 9,236

Treasury stock, at cost 100,363,059 shares in 2001 and 100,808,494 shares in 5,767 5,808
2000
Total shareholders’ equity 2,894 3,428
Total liabilities and Shareholders’ Equity 13,362 14,212

Rasio laporan keuangan Eastman Kodak dan interpretasinya sebagai berikut:


Analisis Likuiditas :
Current ratio : 0.87
Acid-test ratio : 0.52
Collection period : 68 days
Days to sell inventory : 59 days

Analisis Solvabilitas dan Utang Jangka Panjang :


Total debt to equity : 3.62
Long-term debt to equity : 1.77
Time interest earned : 1.49

Analisis Profitabilitas :
Return on assets (ROA) : 1.58%
Return on common equity : 2.4%
Gross profit margin : 34.49%
Operating profit margin : 2.61 %
Pretas profit margin : 0.82%
Net profit margin : 0.57%

Analisis Aktivitas :
Cash turnover : 38.14
Account receivable turnover : 5.3
Sales to inventory : 9.27
Working capital turnover : n/a
Fixed asset turnover : 2.29
Total assets turnover : 0.96

Analisis EPS dan Rasio lainnya (Market Ratio) :


Price to earnings ratio : 113.19
Earnings yield : 0.88%
Dividend yield : 7.51 %
Dividend payout rate : 850%
Price to book : 2.96

Interpretasi analisis likuiditas :


Rasio likuiditas yang penting adalah current ratio - ketersediaan aset lancar untuk
memenuhi kewajiban lancar. Current ratio mengimplikasikan bahwa terdapat $ 0.87 aset
lancar yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap $ 1 kewajiban yang jatuh tempo saat ini.
Pengujian yang lebih ketat atas likuiditas jangka pendek yaitu acid-test ratio, hanya
menggunakan aset lancar yang paling likuid, yaitu kas, investasi jangka pendek, dan piutang.
Kodak memiliki aset likuid sebesar $ 0.52 untuk menutupi masing-masing $ 1 kewajiban
lancarnya. Kedua rasio tersebut menunjukkan situasi likuiditas Kodak yang ketat. Kita masih
memerlukan lebih banyak informasi untuk menarik kesimpulan yang lebih pasti tentang
likuiditas Kodak. Satu informasi tambahan yang berguna dalam penilaian likuiditas adalah
panjangnya waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang dan persediaan menjadi kas.
Periode Pengumpulan piutang usaha Kodak mendekati 68 hari. Demikian pula,
terdapat 59 hari antara produksi dan penjualan persediaan. Angka-angka ini
mengimplikasikan siklus operasi kas menjadi kas selama 127 hari (68 + 59). Hasil analisis
likuiditas awal ini menunjukkan bahwa Kodak memiliki sedikit perlindungan aset lancar untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Interpretasi analisis solvabilitas dan utang jangka panjang:


Total debt to equity ratio sebesar 3.62 mengindikasikan bahwa untuk setiap $ 1
pendanaan ekuitas, terdapat $ 3.62 pendanaan dari kreditur. Long-term debt to equity
Kodak adalah 1.77 , ini mengungkapkan bahwa terdapat $ 1.77 pendanaan jangka panjang
dari kreditur untuk tiap $ 1 pendanaan ekuitas. Dua rasio ini menyatakan bahwa terdapat
risiko solvabilitas karena relatif besarnya pendanaan kreditur dalam struktur modal Kodak.
Time interest earned ratio Kodak hanya sebesar 1.49 kali komitmen tetapnya berupa
bunga. Rasio ini sangat dipengaruhi oleh resesi pada tahun tersebut, ditambah dengan biaya
restrukturisasi sebesar $ 659 juta. Interest coverage yang rendah dan beban utang yang
meningkat, disertai tingkat likuiditas yang rendah merupakan sumber perhatian.
Interpretasi analisis profitabilitas
ROA Kodak sebesar 1.58 % mengimplikasikan bahwa $ 1 investasi aset
menghasilkan $ 0.0158 laba tahunan sebelum pengurangan bunga setelah pajak. Karena
pemegang saham khususnya tertarik pada kinerja manajemen yang didasarkan pada
pendanaan ekuitas, kita lihat pula ROE. ROE Kodak sebesar 2.40 % menunjukkan bahwa
Kodak menghasilkan $ 0.024 per tahun untuk tiap $ 1 yang dikontribusikan oleh pemegang
saham. Kedua rasio ini sangat dipengaruhi resesi tahun 2001. Jika dilihat dari kinerja
operasional, rasio-rasio profitabilitas Kodak mencerminkan lingkungan operasionai yang
sangat sulit bagi Kodak di tahun 2001.

Interpretasi analisis aktivitas :


Analisis aktivitas befhubungan dengan analisis profitabilitas. Rasio aktivitas yang
menghubungkan penjualan dengan berbagai kategori aset, merupakan penentu penting ROI.
Rasio ini untuk Kodak mengindikasikan kinerja yang biasa. Sebagai contoh, total asset
turnover sebesar 0.96 kurang dari rata-rata sebesar 1.21 untuk seluruh perusahaan go
public. Perhatian khusus harus diprioritaskan kepada modal kerja Kodak yang negatif
membuat rasio. penjualan terhadap modal kerja (sales to working capital ratio), menjadi tidak
dapat diinterpretasikan.

Interpretasi Analisis EPS dan Rasio Lainnya (Market Ratio) :


Penilaian mencakup lima ukuran pasar atau market ratio. Rasio price earnings (P/E
ratio) Kodak sebesar 113.19 telah terdistorsi oleh efek resesi dan biaya restrukturisasi . Di
masa lalu, rasio P/E Kodak berada di kisaran 15. Meskipun hasil ukuran pasar lainnya lebih
rendah dari biasanya, di masa lalu Kodak berada di urutan tengah untuk perusahaan yang
sebanding.
Analisis rasio memberikan berbagai wawasan yang bernilai sebagaimana tampak
jelas dari analisis awal Kodak. Tetapi kita harus ingat bahwa perhitungan ini didasarkan pada
angka-angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan Kodak. Kemampuan kita menarik
kesimpulan atau interpretasi yang berguna dan untuk membuat perbandingan yang valid
antar perusahaan ditingkatkan dengan penyesuaian kita terhadap angka yang dilaporkan
sebelum digunakan dalam analisis. Kita juga harus ingat bahwa analisis rasio hanyalah satu
bagian dari analisis keuangan. Anailis harus menggali lebih dalam untuk memahami faktor
yang melandasi pembentukan rasio dan untuk mengintegrasikan berbagai rasio secara
efektif guna mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Sistem Du Pont
Sistem Du Pont dirancang untuk menunjukkan bagaimana marjin laba atas
penjualan, rasio perputaran aset, serta penggunaan utang berinteraksi dalam menentukan
tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE), manajemen perusahaan bisa memakai sistem Du
Pont untuk menganalisis cara-cara untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Gambar 2.5. Sistem DuPont
(keterangan : angka-angka merupakan ilustrasi)
LATIHAN SOAL
Soal no. 1
Presentase Common-Size dan presentase tren untuk penjualan, harga pokok penjualan,
dan beban JBC Company adalah sebagai berikut:

PRESENTASE COMMON- SIZE PRESENTASE TREN


Keterangan
2003 2002 2001 2003 2002 2001

Penjualan 100,0% 100,0% 100,0% 104,4% 103,2% 100,0%

Harga Pokok Penjualan 62,4 60,9 58,1 112,1 108,2 100,0

Beban 14,3 13,8 14,1 105,9 101,0 100,0

Tentukan apakah laba bersih naik, turun, atau tetap selama tiga tahun tersebut.

Soal no. 2
Laporan keuangan merupakan sumber utama informasi mengenai suatu perusahaan.
Ramalan, laporan, dan rekomendasi dari analisis merupakan sumber informasi alternatif
yang terkenal

Diminta:
a. Diskusikan kelebihan informasi laporan keuangan untuk para pengambil keputusan
usaha.
b. Diskusikan kelebihan informasi ramalan analis untuk para pengambil keputusan usaha.
c. Diskusikan bagaimana informasi pada (a) dan (b) saling terkait.

Soal no. 3
a. Jelaskan paling tidak dua alasan mengapa laporan laba rugi berdasarkan akuntansi
akrual lebih berguna untuk menganalisis kenerja usaha dibandingkan dengan laporan
laba rugi berdasarkan kas.
b. Jelaskan apakah yang akan dilaporkan pada sisi aktiva suatu neraca berbasis arus kas
dibandingkan dengan sisi aktiva pada neraca berbasis akrual
c. Kelebihan akuntansi karual adalah relevansinya untuk pegambilan keputusan.
Kelebihan informasi arus kas adalah keandalannya. Jelaskan mengapa akuntansi
akrual lebih relevan sementara arus kas lebih andal

Soal no.4
Perhatikan pandangan seorang pengamat usaha berikut:
Pekerjaan seorang akuntan adalah untuk menutupi bukan menyajikan. Seorang
akuntan tidak diminta untuk memberikan gambaran akuran mengenai apa yang terjadi
dalam perusahaan utnuk pihak luar. Dia diminta untuk mengubah gambaran operasi
perusahaan sedemikian rupa sehingga gambaran asli tidak mungkin terlihat.
Laporan laba rugi untuk perusahaan mainan tidak menyatakan beberapa banyak jenis
mainan yang dijual perusahaan, atau siapakah pelanggan terbaik perusahaan. Neraca tidak
menceritakan beberapa banyak stiap jenis mainan yang ada di persediaan, atau berapa
banyak utang pelanggan yang terlambat membayar tagihannya.
Secara umum apa pun yang digunakan manajer untuk melakukan pekerjaannya
menjadi perhatian beberapa pemegang saham, pelanggan, kreditor, atau badan pemerintah.
Akuntansi manajemen berbeda dengan akuntansi keuangan hanya karena akuntan harus
menyembunyikan beberapa fakta dan gambaran yang berguna bagi manajer. Akuntan
secarasederhana hanya perlu membuang sebagian besar fakta dan gambaran yang
digunakan manajer saat ia menyusun laporan keuangan bagi pihak luar.
Aturan akuntansi mencerminkan pandangan ini. Meskipun akuntan berpikir bahwa ia
bekerja untuk kebaikan masyarakat, namun ia menyembunyikan banyak fakta dalam
laporan yang disusunnya. Karena akuntan bekerja untuk perusahaan, atau untuk
manajemen perusahaan, ia menyembunyikan banyak fakta yang oleh pihak luar ingin
diketahui
Diminta:
a. Diskusikan kesalahan pandangan pengamat ini mengenai peran akuntan dalam
pelaporan akuntansi keuangan
b. Diskusikan informasi yang dihilangkan menurut pendapat pengamat tersebut.

Daftar Pustaka

Subramanyam, K.R & Wild, J.J (2009). Financial Statement Analysis. 10th Edition.
McGraw-Hill Irwin.

Usman Sastradioradiraja. Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan. Prodi Akuntansi


Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.

‘20 Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan


16 Muhammad Ali.,S.E.,M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai