Anda di halaman 1dari 75

MODUL

ANALISIS INFORMASI KEUANGAN


PERTEMUAN 9-15
DOSEN PENGAMPU : Sri Utami Permata, S.E., M.M

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

RAHMATULLAH RAMADHAN (C0120410) AIYNUN JARIYA (C0120314)


OSAMA (C0120311) ELFA GITA NUARI (C0120372)
SUDIRMAN (C0120398) ICA ASTIKA (C0120318)
ST. RAHMAH (C0120312) ROSMIATI (C0120407)
WAHYUNI (C0120316)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN 2022
MATERI 1

TEKNIK ANALISIS RASIO KEUANGAN

A. Pengertian Analisis Rasio


Rasio merupakan keterkaitan antara angka yang satu dengan angka lainnya (Arens et al.,
2008). Angka-angka tersebut memiliki pola yang dapat dibandingkan dengan pola lainnya
sehingga dapat dinyatakan dalam persentase (Golin, 2001). Rasio lebih sesuai digunakan
selaku dimensi ataupun permulaan analisa karena melalui rasio perusahaan mampu
menganalisa lebih dalam ataupun meminimalisir terbentuknya hal yang tidak diharapkan
(Prihadi, 2008).
Analisis rasio merupakan melangsungkan analisa atas laporan keuangan dengan memakai
rasio yang dimaksudkan buat mendapatkan keterkaitan ataupun perimbangan antara sesuatu
jumlah khusus dengan jumlah tertentu. Pemakaian perlengkapan analisa rasio hendaknya
mampu dipaparkan ataupun penggambaran atas kondisi keuangan perusahaan, utamanya jika
rasio tersebut dibandingkan dengan rasio standar yang selalu digunakan (Herispon, 2007).
Rasio standar yang disebutkan di atas memiliki ketentuan standarisasi sesuai yang
disampaikan (Jumingan, 2016), berupa:
1. Berdasarkan catatan kondisi keuangan perusahaan pada tahun sebelumnya
2. Berdasarkan kondisi kinerja perusahaan pesaing, sebagai perusahaan yang sukses
3. Berdasarkan data goal ratio
4. Berdasarkan rasio perusahaan, sebagai anggota yang termasuk di dalamnya.

Melalui penggambaran atas rasio standar tersebut tentunya dapat diidentifikasi bahwa
suatu perusahaan di atas rata-rata, sama atau di bawah rata-rata. Standar sebuah rasio
dikatakan bagus ketika mampu menerikan nilai rata-rata. Rata-rata yang paling baik ketika
dilihat dari gabungan rata-rata perusahaan sejenis. Tentunya standar rasio bukanlah ukuran
kesuksesan suatu perusahaan, akan tetapi dapat digunakan oleh penganalisis sebagai
pedoman atau pegangan untuk melihat tingkat pesaing dengan melihat kelemahan
kelemahan dan sebagai perbaikan atas tindakan tindakan.
B. Tujuan Analisis Rasio
Melakukan analisis secara tepat pada suatu perusahaan, perlu dikatahui terlebih dahulu
mengenai tujuan dari analisis rasio. Menurut (Prihadi, 2008), tujuan umum analisis rasio
digunakan oleh investor dan kreditor sebelum melakukan kegiatan investasi pada sebuah
perusahaan dengan melakukan perbandingan pada perusahaan pesaing.
Menurut Wong dikutif Cahyono (2016), menggaris bawahi tujuan analisis rasio sebagai
berikut:
1. Apakah asset suatu perusahaan telah sesuai dengan kondisi perusahaan itu
2. Apakah asset perusahaan sejalan dengan profit marginnya
3. Apakah dalam aktivitas investasi asset tetap terjadi pemborosan
4. Apakah bisnis memiliki kecukupan pendanaan
5. Apakah efisen dalam pengumpulan piutang

Menurut Keown (2008), tujuan analisis rasio adalah untuk menjawab 4 pertanyaan
berupa 1) Sebera besar likuid suatu perusahaan?, 2) Apakah laba usaha atas aktiva yang
diperoleh perusahaan sesuai dengan manajemen keuangan perusahaan?, 3) Dari mana
sumber pendanaan perusahaan?, dan 4) Apakah investasi yang dilakukan investor
pengembaliannya sesuai dengan tingkat Lebih lanjut.

Dangnga & Haeruddin (2018) memaparkan bahwa penyajian analisis rasio perusahaan
dalam kurun waktu tertentu sangat diperlukan dalam memprediksi keuntungan di masa yang
akan datang. Dalam kacamata investor, analisis rasio berguna sebagai alat prospek masa
depan perusahaan, sehingga diperlukan rancangan laporan keuangan untuk mengidentifikasi
berbagai kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan, sekaligus sebagai perbandingan
dengan perusahaan pesaing lainnya untuk pengambilan kebijakan keuangan perusahaan.

Secara umum dipahami bahwa tujuan dari analisis rasio adalah untuk mengetahui dan
menganalisis posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan dibandingkan dengan
perusahaan pesaing dalam satu kelompok industri di mana sangat diperlukan oleh para
kreditor, pemegang saham dan investor sebagai acuan atas investasi dan return yang
diperoleh nantinya.

C. Keunggulan dan Keterbatasan Analsis Rasio


Secara umum kita ketahui bahwa analisis rasio pada perusahaan dilakukan secara
berkelanjutan dari tahun ke tahun. Tentunya dengan kondisi seperti ini, terdapat keunggulan
dan kelemahan dalam analisis rasio itu sendiri. Seperti yang dipaparkan oleh Harahap (2015)
bahwa terdapat keunggulan dalam analisis rasio seperti:
1. Rasio adalah deretan angka-angka atau statistik yang mudah untuk dibaca atau
ditafsirkan
2. Sebagai pengganti atas kerumitan informasi dalam laporan keuangan
3. Memperoleh informasi terkait kondisi keuangan perusahaan dalam industri
4. Memudahkan dalam pengambilan keputusan dan model prediksi
5. Memudahkan perbandingan dengan perusahaan pesaing dalam satu periode waktu
karena bersifat time series
6. Memudahkan prediksi masa depan perusahaan

Keterbatasan analisis rasio menurut Harahap (2015) seperti:

1. Kesulitan dalam pemilihan rasio yang tepat untuk kepentingan pemakainya


2. Terbatasnya laporan keuangan, yang dikembangkan dengan a) perhitungan rasio
umumnya berupa nilai taksiran yang sifatnya subjektif, b) angka-angka yang terdapat
pada laporan keuangan cenderung mempengaruhi nilai rasio, c) pengklasifikasian pada
laporan keuangan memiliki dampak dengan nilai rasio, d) cara pencatatan standar
akuntansi perusahaan berbeda-beda.
3. Terkadang data-data perhitungan rasio tidak terdapat pada laporan keuangan
4. Data terkadang tidak sesuai
D. Jenis-Jenis Analisis Rasio
Umumnya para investor terbiasa dengan berbagai rasio kunci yang mudah dihitung.
Meskipun terdapat berbagai macam jenis rasio, Darmawan (2020) mengelompokkan 6 jenis
analisis rasio dalam kelompok utama yaitu:
1. Rasio likuiditas, mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka
pendeknya sebagai akibat jatuh tempo. Terkadang data-data perhitungan rasio tidak
terdapat pada laporan keuangan Data terkadang tidak sesuai
2. Rasio solvabilitas, perbandingan tingkat utang suatu perusahaan dengan assetnya
3. Rasio profitabilitas, seberapa baiknya perusahaan memperoleh laba dalam
operasionalnya
4. Rasio efisiensi, mengevaluasi penggunaan asset perusahaan dalam penjualan dan
keuntungan
5. Cakupan rasio, kemampuan pembayaran bunga perusahaan dari utang yang ada
6. Rasio prosfek pasar, rasio yang digunakan dalam analisis fundamental.

Lain halnya dengan Riyanto (2015) memaparkan bahwa analisis rasio perusahaan
terdiri atas:

1. Rasio-rasio neraca, berupa rasio yang tersusun dari neraca


2. Rasio-rasio laporan laba rugi, berupa rasio yang disusun berdasarkan income statement
3. Rasio-rasio antar laporan, berupa rasio yang berasal dari neraca dan income statement.

Tidak semua rasio digunakan dalam menganalisis rasio perusahaan, pilihan setiap rasio
tergantung pada tujuan analisis itu sendiri. Sebagai contoh, investor lebih tertarik pada rasio
current liquidity karena menyangkut utang jangka pendek, sedangkan pemegang saham
lebih condong pada rasio profitabilitas karena terkait tingkat pengembalian investasi.
Adapun perbankan lebih tertarik pada rasio profitabilitas dan solvabilitas dikarenakan
menyangkut kredit.
MATERI 1I

ANALISIS LAPORAN ALIRAN KAS

1. Tujuan Laporan Aliran Kas


Laporan arus kas merupakan laporan memberikan informasi keluar dan masuknya kas
dalam suatu perusahaan, yang disebabkan oleh adanya aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan. Laporan arus kas digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang
lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus
kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.Informasi tentang arus
kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Ada beberapa tahapan dalam
menyusun laporan arus kas di mana memerlukan laporan posisi keuangan dan laporan laba
rugi. Sedangkan metode yang dapat digunakan ada dua yaitu metode langsung dan tidak
langsung.
Dari pengertian laporan keuangan arus kas (cash flow statement), laporan keuangan
arus kas memiliki pengertian sebagai laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang
penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Laporan ini secara
umum berguna (bagi manajer) untuk menilai operasi masa lalu guna merencanakan aktivitas
investasi serta pembiayaan di masa depan. Perusahaan besar dengan laba bersih yang sangat
besar tidak menjamin perusahaan tersebut memiliki kas yang cukup untuk membayar gaji
pegawai dan membeli perlengkapan perusahaan selanjutnya. Oleh sebab itu, laporan
keuangan arus kas disusun dengan tujuan secara khusus untuk:
 Berdasarkan laporan keuangan arus kas sekarang, memperkirakan arus kas pada masa
depan.
 Tanpa melihat laporan keuangan arus kas sekarang, menentukan kemampuan atau
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban perusahaan.
 Landasan dalam pengambil keputusan guna memperbaiki kinerja perusahaan.
 Laporan tentang hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.

Dari tujuan laporan keuangan arus kas, kemampuan dan perkembangan perusahaan
dalam suatu periode dapat dilihat dan tindak lanjut dalam investasi bagi perkembangan
perusahaan dapat ditentukan. Laporan keuangan arus kas (cash flow statement) dibuat
setelah pembuatan neraca. Seperti yang telah disebutkan laporan keuangan arus kas ini
berguna untuk menggambarkan jumlah kas yang diterima. Dalam bentuk yang sederhana,
laporan keuangan arus kas (cash flow statement) dapat disajikan sebagai berikut.Dari
penjelasan diatas (cara menyusun), dapat diketahui bahwa ada dua cara penyajian atau
bentuk dalam menyajikan laporan keuangan arus kas, yaitu direct dan indirect.

2. Pengertian Kas Dan Setara Kas


Pengertian kas atau cash dalam akuntansi adalah aktiva perusahaan yang berbentuk
uang tunai (uang kertas, uang logam, wesel, cek dan lainnya) yang dipegang oleh
perusahaan ataupun disimpan di bank dan dapat digunakan untuk kegiatan umum
perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kas adalah sebuah investasi yang
dapat bersifat sangat liquid, memiliki jangka pendek dan dapat dengan cepat dijadikan cash
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko atas perubahan nilai yang signifikan.Di
neraca, muncul sebagai item pertama di atas karena ini adalah aset paling likuid perusahaan.
Perusahaan sering kali memasukkan “setara kas” atau cash equivalent dalam kategori ini,
yaitu reksadana pasar uang dan investasi jangka pendek lainnya yang dengan mudah dapat
diubah menjadi uang tunai.
Pengertian dari kas adalah uang tunai yang paling likuid termasuk seluruh alat
pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo
rekening giro di bank. Sedangkan setara kas adalah investasi berjangka pendek, dan dengan
cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko atau perubahan
nilai yang signifikan.
Agar lebih memahaminya, berikut ini adalah pengertian ataupun definisi kas menurut
para ahli:
Disini Thomas Sumarsan berpendapat dan juga menjelaskan bahwa pengertian kas
adalah suatu aset lancar yang sifatnya sangatlah likuid dan juga bisa dimanfaatkan secara
langsung untuk keberlangsungan kegiatan bisnis perusahaan.
Sementara itu, setara kas adalah investasi jangka pendek dengan risiko tingkat bunga
minimum. Instrumen ini sangat likuid, dan perusahaan dapat mengubahnya dengan
cepat menjadi kas. Mereka juga cukup dekat dengan jatuh tempo, biasanya kurang dari
90 hari. Karena karakteristik ini, nilainya tidak mungkin berubah ketika perusahaan
mengkonversi ke uang. Kertas komersial (commercial paper), akseptasi bankir (banker
acceptances), dan dana pasar uang (money market funds) adalah contohnya.
3. Sumber Dan Penggunaan Kas
Sumber kas masuk yang utama adalah:
 Hasil penjualan produk secara tunai.
 Hasil menagih piutang dagang.
 Pendapatan lain seperti bunga dari Bank, jasa giro, dividen.
 Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti menjual aktiva yang tidak terpakai.
 Adanya penerimaan yang bukan penghasilan, seperti kredit dari Bank, penjualan
obligasi dan lain-lain hutang jangka pendek
 Penambahan modal sendiri oleh pemilik.
Penggunaan kas keluar yang utama adalah:
Berbagai pembayaran untuk keperluan operasional perusahaan sehari-hari seperti
membeli material/bahan baku, membayar gaji, dan upah tenaga kerja, berbagai biaya
yang termasuk sebagai biaya overhead pabrik (kecuali depresiasi/amortisasi yang tidak
membutuhkan kas) biaya-biaya penjualan dan biaya administratif.
 Pembayaran pada para kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya.
 Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap.
 Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran dividen atau pengembalian
modal.
 Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, meterai, restitusi,
Ipeda dan lain-lain.
4. Manfaat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Laporan sumber dan penggunaan kas ini sangat penting, karena dapat dipergunakan
sebagai dasar dalam merencanakan kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan
sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan
kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang.
Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan cash flow ini akan dapat
menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga.Selain itu kas sangat berperan
dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Karena kas merupakan salah satu unsur
modal yang paling tinggi likuiditasnya, sehingga semakin besar jumlah kas yang dimiliki
oleh perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Oleh karena itu, kas harus
direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaannya maupun penggunaannya.
5. Pengelompokan Laporan Arus Kas
Dalam laporan arus kas , biasanya akan ada tiga klasifikasi utama dalam catatannya,
yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Dalam menjalankan sebuah bisnis, pengelolaan arus kas dan laporan keuangan terkait
arus kas yang baik merupakan kunci dari keberlangsungan suatu bisnis dan menjadi salah
satu hal penting yang menentukan keberhasilan suatu bisnis.
Banyak bisnis yang mengalami kegagalan di tahun-tahun pertamanya hanya karena
masalah arus kas, mulai dari pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, manajemen laba
dengan laporan keuangan yang bias hingga pengeluaran sama dengan pendapatan.
Komponen Laporan Arus Kas
Terdapat 3 komponen atau jenis aktivitas yang terdapat pada laporan arus kas (cash
flow statement), yaitu:
a. Aktivitas Operasi (Operating Activities). Terdiri dari kegiatan operasional perusahaan
yang dapat diperoleh dengan memasukkan nilai dari pengaruh kas/bank pada transaksi
yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih. Sebagai contoh seperti, penjualan barang
dan jasa dari pelanggan, pembelian persediaan, atau perlengkapan yang umurnya
diperkirakan kurang dari setahun, utang kepada supplier dan beban operasional lainnya.
b. Aktivitas Investasi (Investing Activities). Berkaitan dengan aktivitas arus kas yang
dihasilkan dari penjualan ataupun pembelian aktiva tetap atau kegiatan memasukkan
nilai dari transaksi yang mempengaruhi kas atau bank untuk kegiatan investasi pada aset
yang umurnya diperkirakan lebih dari satu tahun. Contohnya, pembelian/penjualan
aktiva tetap atau investasi jangka panjang lainnya.
c. .Aktivitas Pendanaan (Financing Activities). Merupakan aktivitas kas yang berasal dari
penambahan modal perusahaan. Untuk menghitung aktivitas ini, Anda dapat
memasukkan nilai penambahan atau pengurangan kas yang berasal dari kewajiban
jangka panjang dan ekuitas pemilik, seperti penyetoran modal awal, utang bank atau
obligasi dan penerbitan saham.
6. Pelaporan Arus Kas Aktivitas Operasi
Di bawah ini adalah beberapa contoh arus kas operasional:
 Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
 Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain
 Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
 Pembayaran kas kepada karyawan
Arus kas operasional adalah arus kas yang terkait dengan operasi perusahaan pada
masa periode tertentu. Biasanya yang termasuk pada arus kas operasional adalah penerimaan
kas dari konsumen atau pendapatan piutang, pembayaran utang, pembayaran biaya pegawai
(gaji dan perlindungan), penerimaan bunga, pembayaran pajak, dan pengeluaran lainnya
yang terkait dengan aktivitas operasional. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya organisasi dapat
menghasilkan arus kas yang cukup.Hal itu meliputi melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi organisasi, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Karena arus kas operasi diperoleh dari
aktivitas penghasil utama pendapatan organisasi, arus kas tersebut pada umumnya berasal
dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
7. Menyusun Laporan Cashflow Dengan Metode Langsung
Selain menggunakan metode tidak langsung, menyusun laporan cashflow juga dapat
dilakukan dengan metode langsung. Bedanya dengan metode tidak langsung adalah sumber
datanya. Metode langsung ini menggunakan sumber data dari buku kas bank dan buku kas
kecil. Berikut bagaimana langkah-langkah menyusun laporan cashflow menggunakan
metode langsung :
a. Melakukan Pemeriksaan Silang
Ada beberapa dokumen yang diperlukan untuk melakukan proses pemeriksaan silang.
Mulai dari buku kas bank, rekening koran, bonggol check, serta buku kas kecil atau
patty cash. Pemeriksaan silang ini juga lebih dikenal dengan istilah rekonsiliasi. Jika
proses rekonsiliasi bank serta patty cash ini selesai, artinya tahap pertama sudah
berhasil dilalui.
b. Melakukan Eliminasi Silang
Apa saja yang perlu dilakukan eliminasi silang? Semua transaksi silang yang
berhubungan dengan buku kas.
c. Melakukan Klasifikasi Semua Jenis Pengeluaran dan Pemasukan dalam Laporan Arus
Kas
Tahap ini akan memakan banyak waktu. Namun jika saja tahap ini dilakukan setiap
hari (mencatat setiap ada pemasukan dan pengeluaran) maka tentu bisa lebih cepat.
Yang termasuk arus kas operasi transaksi adalah semua hal yang berkaitan dengan
kegiatan utama perusahaan (tercantum dalam laporan laba/rugi). Sementara arus kas
investasi yaitu semua transaksi yang berhubungan dengan penjualan dan pembelian
aktiva tetap. Selain itu penerimaan kas dari piutang, dan lain-lain. Terakhir untuk arus
kas pendanaan yaitu transaksi yang berhubungan dengan kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan.
d. Membuat Laporan Arus Kas
Jika sudah melalui tahap sebelumnya, maka laporan arus kas bisa langsung disusun.
Hal ini karena semua data telah berhasil didapatkan. Berikut contoh dari laporan arus
kas dengan menggunakan metode langsung
8. Manfaat Laporan Arus Kas Bagi Perusahaan
Pembuatan laporan arus kas dapat memberikan beberapa manfaat untuk perusahaan. Hal
tersebut tentu akan berkaitan erat dengan penyusunan strategi bisnis di masa yang akan
datang. Selain itu, laporan cash flow dapat memberikan beberapa manfaat seperti di bawah
ini.
a. Melihat Kemampuan Perusahaan Dalam Berbagai AspekAdanya laporan cash flow
dapat membantu perusahaan mengetahui kemampuannya dalam berbagai aspek, salah
satunya adalah aspek operasional.
Melalui informasi laporan, perusahaan bisa mengetahui kemampuannya untuk
membayar gaji karyawan, membayar dividen, dan lain sebagainya.
b. Mengetahui Laba Bersih
Laba bersih bisa diketahui dengan melihat arus kas yang masuk dan keluar. Semua
informasi tersebut bisa ditemukan dengan mudah pada laporan cash flow.Seluruh
kegiatan terkait operasional perusahaan akan dimasukkan ke dalam laporan cash flow
sehingga pemilih perusahaan bisa mengetahui berapa jumlah pemasukan dan
pengeluaran. Dengan adanya laporan tersebut, perusahaan bisa mengetahui berapa
jumlah laba bersih pada periode tertentu
c. Mengetahui Kemampuan Perusahaan Mengelola Arus Kas
Laporan cash flow dapat membantu perusahaan untuk mengetahui secara lebih
terperinci tentang kemampuan dalam menghasilkan arus kas. Hal ini tentu akan
memiliki peranan penting karena akan menjadi sumber operasional perusahaan. Selain
itu, kas masuk dan keluar mampu memberikan informasi tentang Kesehatan keuangan
perusahaan. Data tersebut bisa digunakan untuk menyimpulkan apakah perusahaan telah
mengalami kemajuan atau belum.Jika masih belum bisa meraih hasil, laporan cash flow
bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki sistem kerja perusahaan.
Adanya berbagai manfaat membuat laporan cash flow memiliki peranan yang sangat
penting bagi perusahaan. Dengan adanya laporan tersebut, kondisi perusahaan bisa
diketahui secara lebih terperinci. Hal tersebut akan menjadi dasar penyusunan langkah
di masa mendatang.
9. Rasio Keuangan Laporan Arus Kas
Rasio arus kas atau cash flow ratio adalah persamaan matematis yang digunakan untuk
menentukan keadaan keuangan bisnis. Rasio arus kas sangat berguna ketika mencoba
memahami keuntungan dan kerugian perusahaan. Arus kas adalah uang yang terus menerus
masuk dan keluar dari suatu bisnis.
Rasio arus kas atau cash flow ratio adalah persamaan matematis yang digunakan untuk
menentukan keadaan keuangan bisnis. Rasio arus kas sangat berguna ketika mencoba
memahami keuntungan dan kerugian perusahaan. Arus kas adalah uang yang terus menerus
masuk dan keluar dari suatu bisnis. Semakin banyak arus kas yang dimiliki perusahaan,
semakin kecil kerentanannya terhadap kerusakan finansial yang disebabkan oleh penurunan
bisnis secara keseluruhan.
10. Jenis Rasio Arus Kas
Bisnis menggunakan beberapa cash flow ratio untuk menentukan bagian penting dari
informasi keuangan. Beberapa rasio lebih sering digunakan daripada yang lain, tergantung
pada bisnis dan apa kebutuhan mereka dalam hal analisis uang.
Pertimbangkan rasio arus kas umum berikut yang digunakan dalam analisis keuangan:
 Rasio cakupan kewajiban saat ini
Rasio cakupan kewajiban saat ini atau Current liability coverage ratio menghitung
berapa banyak uang yang dimiliki bisnis untuk melunasi hutang. Persamaan ini
menghitung jumlah uang yang harus dibayarkan dalam satu tahun fiskal atau dalam satu
siklus operasi.
Sebuah bisnis harus memiliki cukup uang untuk melunasi kewajibannya secara penuh.
Jika setelah menghitung rasio, hasilnya adalah angka yang lebih besar dari satu, itu
berarti bisnis memiliki cukup uang untuk melunasi kewajiban lancar.
Berikut adalah rumus untuk menghitung rasio arus kas operasi:
Arus kas dari operasi / kewajiban lancar rata-rata = rasio arus kas oRasio cakupan arus
kas
Rasio cakupan arus kas atau cash flow coverage ratio mempertimbangkan hutang bisnis
dan apakah arus kas saat ini yang mereka miliki cukup untuk membayarnya. Angka
yang dihasilkan menunjukkan berapa kali bisnis dapat membayar jumlah pokok dan
bunga dengan arus kas saat ini. Ini memberikan wawasan tentang kemampuan bisnis
untuk membayar jumlah yang jatuh tempo saat ini.
Berikut adalah rumus untuk menghitung rasio cakupan arus kas:
Arus kas dari operasi / jumlah total utang = cash flow coverage ratio
 Rasio harga terhadap arus kas
Rasio harga terhadap arus kas atau price to cash flow ratio mempertimbangkan harga
saham bisnis yang ditentukan oleh harga saham saat ini. Jumlah rasio harga terhadap
arus kas penting karena mengungkapkan betapa berharganya bisnis pada waktu tertentu
Harga yang lebih rendah untuk arus kas sangat ideal, menunjukkan bahwa nilai saham
kemungkinan besar akan meningkat. Ini juga berarti bahwa meskipun harga saham tidak
tinggi, bisnis dapat mendukung dirinya sendiri dengan arus kas saat ini.
 Rasio cakupan bunga
Rasio cakupan bunga atau interest coverage ratio melihat pembayaran bunga bisnis dan
seberapa mudah bisnis dapat membayar total hutang dan bunganya. Sebuah bisnis harus
berusaha untuk memiliki nomor di atas satu.
Berikut adalah rumus untuk menghitung rasio cakupan bunga:
Laba sebelum bunga dan pajak / bunga = rasio cakupan bunga
 Rasio arus kas operasi
Rasio ini menghitung berapa banyak uang tunai yang dihasilkan bisnis sebagai hasil
penjualan. Angka arus kas operasi yang disukai lebih besar dari satu karena itu berarti
bisnis berjalan dengan baik dan perusahaan memiliki cukup uang untuk beroperasi.
Seiring waktu, jumlah rasio arus kas bisnis harus meningkat karena menunjukkan
pertumbuhan keuangan.
MATERI 1II

MODEL ANALISIS UNTUK MANAJEMEN

A. Analisa Rasio
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), analisis rasio adalah sebuah analisis yang
digunakan untuk mengukur kinerja bank, di mana proses ini dilakukan dengan menggunakan
beragam rasio sekaligus, seperti rasio permodalan, rasio keuangan, rasio likuiditas dan lain
sebagainya. Pengertian lainnya adalah analisis rasio merupakan alat untuk mengukur kinerja
perusahaan berdasarkan data perbandingan yang ditulis dalam laporan keuangan, seperti
laporan neraca, laba rugi dan arus kas dalam satu periode tertentu.
Terdapat 2 pihak yang berhak untuk menggunakan hasil analisis rasio keuangan, yaitu
pihak manajemen perusahaan dan investor. Dalam prakteknya, pihak perusahaan
menggunakan analisis rasio sebagai alat untuk menganalisa kinerja keuangan perusahaan
dengan cara melakukan perbandingan pada setiap pos yang tertera dalam laporan keuangan.
Sedangkan investor akan memakai analisis ini untuk mengecek kelayakan kondisi
perusahaan untuk melakukan investasi.
Sebenarnya analisis rasio keuangan memiliki beberapa fungsi lain yang bisa digunakan
oleh perusahaan, diantaranya melihat tren kinerja perusahaan dalam periode tertentu dan
menjadi bahan evaluasi sumber daya perusahaan. Hasil tren yang didapatkan dari analisis
dapat membuka wawasan kesehatan bisnis perusahaan yang mana bisa menjadi
pertimbangan untuk progress ke depan. Begitu pula evaluasi sumber daya yang ada di
perusahaan, baik itu karyawan hingga supplier, mana yang lebih menguntungkan bagi
perusahaan dan tindakan apa yang sebaiknya diambil di masa mendatang.
Terdapat bebagai jenis analisis rasio dalam keuangan yang bisa digunakan,
menyesuaikan dengan tujuan analisis yang ingin diketahui, yaitu:

a. Rasio Likuiditas: Jenis rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban finansial dalam jangka pendek, dalam arti lain yaitu
likuiditas keuangan perusahaan. Cara menganalisisnya dapat dilihat dari Current Ratio
(rasio lancar antara hutang jangka pendek dengan aktiva lancar) dan Cash Ratio (rasio
kas antara kas dan aktiva lancar dengan hutang lancar),

b. Rasio Profitabilitas: Jenis rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk


menghasilkan laba atau keuntungan. Cara melihatnya dapat menggunakan Gross Profit
Margin, Net Profit Margin, Return on Investment (ROI), Return on Equity dan masih
banyak lagi.

c. Rasio Solvabilitas: Jenis rasio ini mampu mengukur tingkat pengelolaan sumber dana
dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Dalam
arti lain, analisa ini mampu melihat sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva,
semakin kecil nilai rasio maka semakin aman.

d. Rasio Aktivitas: Jenis rasio ini dapat mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki. Dengan analisis ini, maka perusahaan
dapat melihat aktiva mana yang produktif dan yang tidak. Perusahaan dapat mulai
mengalokasikan dana kelebihan pada kativa yang lebih produktif. Cara menganalisisnya
dapat melalui perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap dan
perputaran total aktiva.

e. Rasio Investasi: Jenis rasio ini mampu mengukur kemampuan perusahaan dalam
memberikan imbalan atau kembalian kepada para pemberi dana atau investor yang ada
di pasar modal dalam jangka waktu tertentu. Tujuan analisis rasio ini adalah
diperuntukkan kepada para investor yang mendapatkan nilai manfaat sesuai dengan
fungsi portofolio investasi dalam menilai kinerja sekuritas saham di pasar modal.

Analisis rasio keuangan berperan sangat penting dalam melihat kondisi kesehatan
perusahaan secara terperinci, khususnya pada kondisi keuangannya. Tidak hanya
kondisi tersebut saja, tetapi juga mampu untuk ‘meramal’ kondisi perusahaan di masa
mendatang. Itulah keunggulan bila memahami manajemen keuangan di dunia kerja. Dan
Ma’soem University tidak ketinggalan untuk menyertakan mata kuliah manajemen
keuangan sebagai mata kuliah utama di jurusan Komputerisasi Akuntansi D3.

B. Penilaian Kinerja Pusat Pertanggung Jawaban


Sistem akuntansi pertanggungjawaban pada dasarnya merupakan sistem pelaporan
informasi keuangan menurut manajer yang bertanggung jawab atas terjadinya informasi
tersebut (Mulyadi, 2007). Sistem akuntansi pertanggungjawaban menghasilkan informasi
akuntansi pertanggungjawaban berupa informasi yang akan datang dan bermanfaat untuk
penyusunan anggaran, sedangkan informasi masa lalu bermanfaat sebagai penilaian prestasi
manajemen pusat pertanggungjawaban dan memotivasi manajer.

Dalam akuntansi pertanggungjawaban perusahaan dibagi menjadi berbagai unit kegiatan


yang disebut pusat pertanggungjawaban (responsibility center). Akuntansi
pertanggungjawaban secara otomatis akan berfungsi sebagai alat pemotivasi. Setiap manajer
pusat pertanggungjawaban akan memiliki motivasi untuk berusaha jika ia berkeyakinan akan
memiliki nilai penghargaan yang tinggi atau berkeyakinan bahwa dengan kinerja yang bagus
akan lebih memperoleh aktualisasi dari dalam perusahaan.

Dalam usaha untuk melakukan penilaian kinerja terhadap suatu perusahaan terlebih
dahulu yang harus dilakukan adalah menetapkan dengan jelas daerah pertanggungjawaban
yang menjadi wewenangnya. Dalam penentuan daerah pertanggungjawaban harus melihat
tipe pusat pertanggungjawaban yang dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu pusat
biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi (S. Munawir, 2006).

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya hanya


bertanggungjawab terhadap biaya, dan keberhasilannya manajernya diukur atas dasar
masukan atau biaya yang terjadi. Pusat Biaya diukur prestasinya dengan mencari selisih
biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan. Pusat pendapatan adalah pusat
pertanggungjawaban yang manajernya hanya bertanggungjawab terhadap penjualan atau
pendapatan, dan prestasinya diukur atas dasar pendapatan yang diperoleh tanpa harus
memperhatikan biaya atau masukan yang terjadi. Pusat Pendapatan diukur prestasinya
dengan mencari selisih pendapatan sesungguhnya dengan pendapatan yang dianggarkan
(Slamet Sugiri dan Sulastiningsih, 2004).

Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya harus bertanggungjawab


terhadap pendapatan dengan biaya yang terjadi pada pusat laba tersebut, dan manajernya
diukur prestasinya atas dasar laba yang diperoleh. Dalam mengukur kinerja pusat laba perlu
juga dibandingkan antara laba yang dihasilkan oleh perusahaan dengan volume penjualan
yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan mempergunakan rasio-rasio profi tabilitas yaitu
Gross Profi t Margin, Operating Profi t Margin, dan Net Profi t Margin (Abdul Halim dan
Bambang Supomo, 2005).

Gross Profit Margin dipergunakan untuk mengukur berapa besar laba kotor yang
dihasilkan dibandingkan dengan total nilai penjualan bersih perusahaan. Semakin besar rasio
ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menekankan kenaikan harga pokok penjualan
pada persentase kenaikan penjualan. Operating Profi t Margin biasanya disebut pure profi t
dalam arti bahwa profi t yang dihasilkan benar-benar murni dari hasil operasi perusahaan
sebelum diperhitungkan dengan kewajiban lainnya seperti bunga pajak dan kewajiban
lainnya. Rasio ini untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba operasi dari sejumlah
penjualan yang dicapai. Semakin tinggi rasio operating profi t margin maka semakin baik
operasi suatu perusahaan. Sedangkan Net Profi t Margin adalah rasio laba bersih untuk
mengukur besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Rasio inilah
yang umumnya digunakan, dibandingkan dengan dua rasio terdahulu karena laba yang
dihasilkan merupakan laba bersih perusahaan (Faisal Abdullah, 2005).

Pusat investasi adalah pusat pertarggungjawaban yang manajernya bertanggungjawab


terhadap pendapatan, biaya, dan investasi yang terjadi pada pusat pertanggungjawaban
tersebut. Prestasi manajer pusat investasi diukur atas dasar laba yang dihasilkan
dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, yang dalam
hal ini dapat dipergunakan 2 (dua) alternatif, Return On Investment (ROI), Residual Income
(RI) dan Return On Equity (Abdul Halim dan Bambang Supomo, 2005).

Return On Investment adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan


didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam
perusahaan. Semakin tinggi rasio, semakin baik keadaan perusahaan, baik tidaknya tingkat
Return On Investment hanya dapat diketahui sesudah diperbandingkan dengan rasio rata-rata
industri. Residual Income dihitung dengan mengurangi laba yang diperoleh pusat laba
dengan biaya modal (cost of capital). Semakin besar Residual Income maka kinerja
perusahaan semakin meningkat. Return On Equity merupakan rasio pengukuran terhadap
penghasilan yang dicapai bagi pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan pada
perusahaan. Semakin besar Return On Equity maka akan membawa keberhasilan bagi
perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham (Faisal Abdullah, 2005).

C. Economic Value Added (EVA)

Pengertian economic value added, atau EVA adalah pengukuran kinerja keuangan
perusahaan berdasarkan kekayaan sisa. EVA juga disebut keuntungan ekonomi, pengukuran
ini bergantung pada teknik pendapatan residual untuk menunjukkan profitabilitas proyek
tertentu.Ini didasarkan pada gagasan bahwa profitabilitas sejati terjadi ketika sebuah
perusahaan menciptakan kekayaan tambahan bagi para pemangku kepentingannya dan
bahwa proyek-proyek perusahaan harus menciptakan pengembalian di atas biaya modal.

EVA bertujuan untuk mewakili keuntungan ekonomi perusahaan yang sebenarnya. Ini
mengukur nilai yang dihasilkan perusahaan berdasarkan dana yang diinvestasikan orang lain
di dalamnya, membuatnya sangat bergantung pada modal yang diinvestasikan. Ini
merupakan kelebihan laba di atas biaya modal, setelah penyesuaian pajak, disajikan secara
tunai.

Cara menghitung EVA

Rumus untuk menghitung EVA adalah sebagai berikut:

EVA = laba operasi bersih setelah pajak – (biaya rata-rata tertimbang dari modal x
modal yang diinvestasikan)

Berikut adalah langkah-langkah yang harus diikuti untuk cara menghitung EVA:

1. Identifikasi NOPAT

Mulailah dengan mengidentifikasi NOPAT. NOPAT adalah singkatan dari net


operating profits after the task atau laba operasi bersih setelah pajak.

Untuk sebagian besar organisasi, Anda tidak perlu menghitung angka ini secara
manual. Sebaliknya, kemungkinan besar tercantum dalam dokumen informasi laporan
keuangan.
Namun jika bisnis Anda belum pernah membuat laporan keuangan yang sesuai
standar, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang mampu membantu
Anda dalam membuat laporan keuangan dalam hitungan detik seperti Kledo.

2. Tentukan WACC

Hitung biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan, atau weighted average cost of
capital (WACC).

Ini adalah pengembalian rata-rata yang diantisipasi perusahaan untuk dibayarkan


kepada investornya. Berikut rumus untuk menghitung WACC:

Biaya modal rata-rata tertimbang = (persentase modal yang merupakan ekuitas x


biaya ekuitas) + [(persentase modal yang merupakan hutang x biaya hutang) x (1 –
tarif pajak)]

3. Hitung modal yang diinvestasikan

Tentukan modal yang diinvestasikan. Ini mengacu pada jumlah uang yang digunakan
untuk mendanai proyek tertentu. Berikut rumus untuk menghitung modal yang
diinvestasikan:

Investasi modal = ekuitas + hutang jangka panjang di awal periode

Untuk mengumpulkan informasi yang Anda butuhkan, tinjau neraca. Neraca


perusahaan harus menyediakan informasi yang Anda butuhkan.

Namun, jika tidak, Anda dapat menggunakan persamaan alternatif ini berdasarkan
informasi aset yang tersedia:

Investasi modal = total aset – kewajiban lancar

4. Tentukan beban keuangan


Setelah Anda menentukan WACC dan modal yang diinvestasikan, Anda dapat
menghitung biaya keuangan.

Ini adalah yang kedua dari dua jumlah yang Anda butuhkan untuk menghitung EVA.
Berikut rumus yang digunakan untuk menentukan beban keuangan:

Beban keuangan = WACC x modal yang diinvestasikan

5. Hitung EVA

Setelah Anda mendapatkan biaya keuangan, kurangi dari NOPAT. Hasilnya adalah
EVA Anda.

Jika EVA positif, ini menunjukkan proyek menghasilkan kekayaan dan merupakan
investasi yang baik.

Jika EVA negatif, ini menunjukkan proyek tersebut tidak menghasilkan kekayaan dan
merupakan investasi yang buruk.

Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Penghitungan EVA dalam Bisnis

EVA adalah cara yang efektif untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan manajemen
berdasarkan prinsip bahwa bisnis hanya menguntungkan jika menciptakan
pengembalian dan kekayaan bagi pemegang sahamnya. Ini mengharuskan perusahaan
untuk berkinerja dan di atas biaya modalnya.

Demikian pula, EVA bermanfaat sebagai indikator kinerja saat menggunakan item dari
neraca untuk menyoroti bagaimana dan di mana perusahaan menciptakan kekayaan.
Hal ini memaksa manajer untuk memiliki kesadaran tentang aset dan biaya perusahaan
ketika membuat keputusan. Namun, EVA sangat andal dalam modal yang
diinvestasikan. Ini terutama berguna untuk mempelajari tentang perusahaan yang
matang atau stabil atau perusahaan kaya aset.
Sebaliknya, mungkin kurang efektif untuk perusahaan yang sebagian besar memiliki
aset tidak berwujud, seperti perusahaan teknologi, tetapi perusahaan ini mungkin
menilai pendorong pertumbuhan lainnya untuk mengevaluasi insentif. Demikian pula,
sering lebih umum di antara perusahaan besar daripada dengan usaha kecil-menengah.
Namun, semua ukuran bisnis dapat mengambil manfaat dari penggunaan perhitungan
ini untuk membantu mereka membuat keputusan bisnis yang baik.

Contoh Cara Menghitung EVA

Contoh dengan ekuitas dan hutang

Kirch Investments ingin menghitung EVA suatu investasi dari tahun sebelumnya.
Akun tersebut mengidentifikasi NOPAT sebesar $8.000, ekuitas sebesar $50.000 dan
utang jangka panjang sebesar $5.000. Mereka menghitung WACC sebesar
9%.Berdasarkan informasi, mereka menambahkan ekuitas dan utang untuk modal
yang diinvestasikan sebesar $55.000. Mereka mengalikan 455.000 dengan 0,09 untuk
biaya keuangan sebesar $4,950. Mereka mengurangi $4.950 dari $8.000 untuk hasil
$3.050. EVA investasi adalah $3,050, menunjukkan itu adalah investasi yang baik.

Contoh dengan total aset dan kewajiban lancar

Brock Financial ingin menghitung EVA suatu investasi dari tahun sebelumnya.
Akuntan mengidentifikasi NOPAT sebesar $10.000, aset berjumlah $40.000 dan
kewajiban berjumlah $15.000. Mereka menghitung WACC sebesar 7,5%. Berdasarkan
informasi, mereka mengurangi kewajiban dari aset untuk modal yang diinvestasikan
sebesar $25.000. Mereka mengalikan $25.000 dengan 0,075 untuk biaya keuangan
$1.875. Mereka mengurangi $1.875 dari $10.000 untuk hasil $8.125. EVA investasi
adalah $8,125, menunjukkan itu adalah investasi yang baik.

D. Analisa Laba Kotor

Laba kotor adalah laba yang didapat perusahaan sebelum dikurangi biaya yang menjadi
beban perusahaan. Dengan kata lain, laba kotor merupakan perhitungan keuntungan sebelum
dikurangi biaya operasional dan pajak. Besar kecilnya laba kotor bisa mempengaruhi tindak
lanjut perusahaan, tentang apa yang harus dilakukan di periode yang akan datang.

Mengutip dari buku Menggunakan Template Excel untuk Mengetahui Laba Rugi Usaha
Kecil (2010) oleh Lilis Setiawati dan Anastasia Diana, laba kotor menjadi indikasi pertama
apakah kegiatan usaha tersebut menguntungkan atau tidak. Laba kotor dalam Bahasa Inggris
dikenal dengan istilah gross profit. Melansir dari Investopedia, laba kotor terkadang juga
disebut pendapatan kotor. Karena dengan perhitungan laba kotor bisa membantu perusahaan
untuk melihat laba yang diperoleh dari produksi serta penjualannya.

Faktor yang mempengaruhi laba kotor

Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi laba kotor, yaitu:

a. Perubahan harga jual Harga jual berpengaruh pada besaran laba yang diperoleh
perusahaan. Apabila harga jualnya semakin tinggi, maka laba perusahaan akan
meningkat. Perbedaan harga jual di periode yang berbeda akan berdampak pada
perubahan laba yang didapat.
b. Perubahan kuantitas produk yang dijual Jumlah kuantitas produk yang dijual juga
berpengaruh pada besaran laba. Misalnya semakin banyak barang yang terjual,
otomatis laba perusahaan akan meningkat. Sama seperti perubahan harga jual,
perubahan kuantitas produk juga bisa mengubah perolehan laba.
c. Harga pokok penjualan produk Perubahan harga pokok pejualan sangat dipengaruhi
oleh harga bahan baku, upah serta kenaikan harga. Apabila harga pokok
penjualannya berubah, namun harga jualnya tetap, maka laba perusahaan juga akan
berubah

Rumus menghitung laba kotor:

Perbesar Rumus perhitungan laba kotor


Agar semakin mudah memahaminya, mari kita simak contoh soal di bawah ini: Berikut
adalah laporan laba rugi yang dimiliki PT. Abadi Jaya:

Penjualan bersih: Rp 150.000.000

Harga pokok penjualan: Rp 35.000.000

Upah karyawan: Rp 20.000.000

Biaya pasang iklan: Rp 10.000.000

Pajak: Rp 7.500.000

Berapakah laba kotor yang dimiliki PT. Abadi Jaya?


MATERI 1V

MODEL ANALISIS UNTUK KREDITOR

A. Prosedur Analitis
1. Pengertian prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah "evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari
hubungan yang logis antar data keuangan maupun nonkeuangan yang meliputi
pembandingan jumlah-jumlah yang tercatat atas harapan yang dikembangkan oleh
auditor"
2. Tujuan Prosedur analitis
dapat digunakan untuk tujuan sebagai berikut:
a) ·Sebagai alat perencanaan,untuk menentukan nature, timing dan perluasan prosedur
audit lainnya, memahami bisnis klien, dan mengidentifikasi area yang mungkin
memiliki risiko.
b) ·Sebagai uji substantif, untuk mendapatkan bukti audit yang nyata tentang asersi
terkait saldo akun atau transaksi.
c) ·Sebagai reviu keseluruhan dari laporan keuangan dalam tahap penyelesaian audit,
mengidentifikasi kenaikan atau penurunan tidak biasa yang tidak terdeteksi dalam
tahap perencanaan dan pengujian audit, dan untuk memastikan bahwa laporan
keuangan telah disajikans ecara wajar.
Prosedur analitis yang digunakan dalam perencanaan audit harus focus pada:
1.Meningkatkan pemahaman uditor pada bisnis klien.
2.Mengidentifikasi area yang mungkin terdapat risiko
Pemahaman auditor tentang bisnis klien memungkinkan auditor untuk
mengembangkan harapan terhadap laporan keuangan klien dan performa selama
periode berjalan, jika nilai pada laporan keuangan tidak memenuhi harapan auditor
maka dapat timbul pertanyaan apakah laporan keuangan perusahaan telah akurat.
Prosedur analitis juga dapat digunakan untuk menarik perhatian auditor pada akun
laporan keuangan yang sering terjadi kesalahan. Ketika auditor telah mengidentifikasi
area yang berisiko, auditor dapat langsung melakukan audit pada akun tersebut
dengan perencanaan, timing, dan pengembangan prosedur audit.
Prosedur analitis yang diterapkan sebagai uji substantif memungkinkan auditor
untuk mendapatkan bukti nyata tentang asersi. Prosedur ini melibatkan perbandingan
laporan keuangan dengan harapan auditor untuk menilai kewajaran saldo suatu akun
atau transaksi. Ketika dalam penerapan prosedur analitis didapatkan kenaikan atau
penurunan tidak biasa, auditor harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Prosedur
analitis juga berguna untuk menduga kondisi keuangan klien dan mengurangi luasnya
pengujian-pengujian. Jika hasil pembandingan tidak menunjukkan adanya fluktuasi
yang abnormal dapat diartikan bahwa kemungkinan kesalahan dan ketidakberesan
sangat kecil sehingga pengujian tidak perlu diperluas.
B. Analisis permohonan kredit
1. pengertian Analisis permohonan kredit
Menurut OJK, Analisis kredit adalah suatu proses yang paling sedikit mencakup
penilaian atas watak (character), kemampuan (capacity), modal (capital), agunan
(collateral), dan prospek usaha debitur (condition of economy). Selain itu, analisis kredit
tidak boleh dijadikan suatu formalitas yang dilakukan semata-mata untuk memenuhi
prosedur perkreditan atau pembiayaan.Hal ini dilakukan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya praktik penggelembungan (mark-up) yang dapat merugikan
Bank.
2. Prinsip Analisis permohonan kredit
Dalam prosesnya, akan digunakan prinsip 5C. yaitu:
1. Character
Watak dan sifat nasabah menjadi salah satu poin penting dalam pertimbangan untuk
bisa mendapatkan kredit. Diharapkan debitur mampu menunjukkan tanggung jawab
terhadap jumlah dana yang dipinjam. Status lain seperti usia, pernikahan, riwayat
tempat tinggal juga merupakan aspek penting lainnya pada prinsip penilaian ini.
2. Capital
Capital merupakan jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh calon debitur. Semakin
besar modal dalam perusahaan, maka analisis yang didapatkan berupa kesungguhan
yang lebih tinggi dalam menjalankan usahanya untuk bisa melunaskan kewajiban.
Kreditur akan merasa lebih yakin ketika mengonfirmasi pengajuan kredit tersebut.
3. Capacity
Kemampuan debitur dalam menjalankan usaha untuk menghasilkan laba guna
membayar kewajiban pada kreditur adalah prinsip lainnya yang penting dalam analisis
kredit. Selain itu mereka juga harus mampu memenuhi kebutuhan harian dari laba yang
dihasilkan. Debt service ratio (DSR), debt burden ratio (DIR), nilai penghasilan
berdasarkan slip gaji atau rekening tabungan menjadi salah satu cara untuk mengenali
hal ini.
4. Condition
Bagaimana kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya yang memengaruhi keadaan
perekonomian juga bagian penting dalam kegiatan analisis kredit. Hal ini tentu akan
memengaruhi kemampuan seseorang untuk bisa membayar kewajiban mereka terhadap
kreditur.
5. Collateral
Collateral adalah barang atau objek yang dijadikan agunan agar bisa menerima kredit
dari kreditur. Barang atau objek tersebut akan dinilai untuk menentukan risiko
kewajiban finansial nasabah kepada kreditur. Namun pada KTA alias kredit tanpa
agunan hal ini tidak diperlukan.
C. Analisis kredit dengan rasio keuangan
Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi kas atau untuk mendapatkan
kasuntuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jangka pendek dipandang sebagai jangka
waktu sampaidengan satu tahun, atau diidentifikasi dengan siklus operasi normal perusahaan
(periode waktu yangmencakup siklus pembelian, produksi, penjualan, dan penagihan).Modal
kerja didefinisikan sebagai kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Hal ini
pentingsebagai ukuran aset likuid yang menyediakan bantal pengaman kepada kreditor. Hal
ini juga pentingdalam mengukur cadangan cair tersedia untuk memenuhi kontinjensi dan
ketidakpastian seputarkeseimbangan perusahaan dari arus kas masuk dan arus keluar.
 Aset Lancar dan Liabilitas Jangka Pendek
Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan untuk menjadi (1)
diwujudkan dalam bentuk kas atau (2) dijual atau dikonsumsi dalam satu tahun (atau
siklus operasi normal perusahaan jika lebih besar dari satu tahun). Akun-akun laporan
posisi keuangan yang biasanya dimasukkan sebagaiaset lancar yaitu kas, efek yang
dapat diperdagangkan yang jatuh tempo pada tahun fiskal berikutnya, piutang usaha,
persediaan, dan biaya dibayar di muka.Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban
diharapkan puas dalam waktu yang relatif singkat, biasanya satu tahun. Kewajiban
lancar biasanya meliputi hutang, wesel bayar, hutang bank jangka pendek, hutang
pajak, biaya masih harus dibayar, dan bagian lancar utang jangka panjang.
 Ukuran Likuiditas Modal Kerja
Perjanjian kredit dan obligasi sering mengandung ketentuan untuk pemeliharaan
tingkat modalkerja minimum. Analis keuangan menilai besarnya modal kerja untuk
keputusan dan rekomendasiinvestasi. Instansi pemerintah menghitung jumlah modal
kerja perusahaan keseluruhan untuk tindakan peraturan dan kebijakan. Ukuran
Likuiditas Dengan Rasio Lancar
D. Kemampuan membayar kewajiban jangka pendek
1.Pengertian Hutang Jangka Pendek
Sesuai dengan namanya, hutang jenis ini merupakan sebuah kewajiban yang harus dilunasi
dalam tempo yang singkat. Berapa lama durasi singkat yang dimaksud? Kewajiban hutang
dengan jangka pendek ini harus dilunasi dalam jangka waktu 1 tahun saja.
Berdasarkan pengertian hutang jangka pendek ini maka bisa dipahami dengan baik bahwa
hutang ini tidak akan menjadi beban yang berlarut-larut. Bagaimanapun juga pihak yang
berhutang harus melunasi kewajibannya dalam waktu singkat. Itulah mengapa hutan ini juga
disebut sebagai liabilitas lancar dan diharapkan bisa lunas dalam siklus operasi normal yang
singkat.
Jenis hutang ini juga memiliki nominal yang jelas. Ada yang menggunakan sistem bunga
dan ada juga yang tidak, tergantung bagaimana ketentuan dari pihak kreditur. Sistemnya
yang berjalan singkat membuat jenis hutang ini biasanya tidak membutuhkan bentuk agunan
atau jaminan apapun.
E. Persediaan
Persediaan adalah kumpulan barang jadi atau bahan baku produksi yang dimiliki oleh
perusahaan. Bagi sebuah bisnis, terutama yang berhubungan dengan penyediaan barang atau
produk, persediaan adalah hal utama.
Persediaan dapat juga dikatakan sebagai jumlah atau stok produk yang dimiliki perusahaan.
Kumpulan barang ini pada akhirnya akan dijual kepada konsumen untuk meraih keuntungan.
Berdasarkan pengertian persediaan di atas, maka dapat dipastikan bahwa tidak ada
persediaan pada perusahaan jasa. Alasannya, perusahaan layanan jasa tidak memproduksi
ataupun menyimpan barang.
Jenis-Jenis Persediaan
Telah dijelaskan di awal, persediaan adalah jumlah produk yang dimiliki atau disimpan
oleh perusahaan untuk dijual dalam periode tertentu. Tapi, barang-barang yang disimpan
tidak melulu sudah berbentuk barang jadi.
Dilansir dari buku “Manajemen Operasi” yang ditulis tahun 2005 oleh Jay Heizer &
Barry Render, disebutkan bahwa persediaan dibagi menjadi empat jenis berdasarkan
proses manufakturnya, antara lain:
1). Persediaan Bahan Baku (Raw Material Inventory)
Dalam hal ini, perusahaan membeli dan menumpuk barang baku, tapi tidak diproses
menjadi sebuah produk. Persediaan ini memang digunakan untuk memisahkan
(decouple) para pemasok dari proses produksi.
2). Persediaan Barang Setengah Jadi (Working in Process Inventory)
Perusahaan menyimpan bahan baku setengah jadi, atau sudah mengalami beberapa
perubahan, tapi belum selesai diproduksi. Persediaan barang setengah jadi akan
dimanfaatkan sebagai bahan masukan produksi barang lain. Ketika sudah
memasuki proses produksi, barang setengah jadi akan memiliki kualitas dan
bernilai ekonomi tinggi karena telah mengalami perubahan sampai tidak dikenali
lagi.
3). Persediaan Pemeliharaan, Perbaikan, dan Operasi (Maintenance, Repair, Operations
- MRO)
Perusahaan melakukan persediaan MRO untuk melakukan pemeliharaan dan
perbaikan operasional agar semua mesin yang digunakan untuk proses produksi
tetap produktif. Mesin-mesin produksi akan mengalami penyusutan seiring
berjalannya waktu, sehingga pemeliharaan dan perbaikan perlu dilakukan.
4). Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory)
Barang jadi biasa disebut dengan barang konsumen (consumer goods). Persediaan
barang ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan konsumen atau masyarakat
di masa depan.
F. Pembayaran dimuka
Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang dibayar sebelum menggunakan jasa atau
barang yang Anda akan gunakan. Anda dikenakan biaya ini ketika Anda membayar sesuatu
yang akan Anda terima dalam waktu dekat. Setiap kali Anda membayar sesuatu sebelum
menggunakannya, Anda harus mencatatnya melalui entri biaya dibayar dimuka.
Prepaid expense tidak segera memberikan nilai. Sebaliknya, mereka memberikan nilai
dari waktu ke waktu — umumnya selama beberapa periode akuntansi.Karena pengeluaran
berakhir saat Anda menggunakannya, Anda tidak dapat langsung menghabiskan seluruh
nilai item. Anda hanya dapat menghabiskan bagian dari pengeluaran yang telah Anda
gunakan. Catatlah prepaid expense dalam catatan keuangan bisnis Anda dan sesuaikan entri
saat Anda menggunakan item tersebut.
Proses pencatatan prepaid expense hanya terjadi dalam akuntansi akrual. Jika Anda
menggunakan akuntansi berbasis kas, Anda hanya mencatat transaksi ketika uang secara
fisik berpindah tangan.
Daftar berikut menunjukkan contoh-contoh pengeluaran dibayar dimuka secara umum:
Sewa (membayar ruang komersial sebelum menggunakannya)
Polis asuransi bisnis kecil
Peralatan yang Anda bayar sebelum digunakan
Gaji (kecuali jika Anda menunggak gaji)
Taksiran pajak
Beberapa tagihan utilitas
Beban bunga
Sekali lagi, apa pun yang Anda bayar sebelum menggunakan dianggap sebagai prepaid
expense.
Biaya ini penting untuk diketahui dan mencatatnya secara khusus, karena tidak menutup
kemungkinan biaya ini berhubungan dengan aset yang dimiliki oleh usaha Anda.
G. Hutan lancar
1. Pengertian Utang Lancar
Current liabilities atau utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam kurun
waktu kurang dari satu tahun. Selain itu, pembayaran utang lancar biasanya dilakukan
menggunakan aktiva lancar perusahaan, yakni kas dan piutang.
Sesuai dengan karakteristiknya, current liabilities dapat juga disebut utang jangka
pendek. Selain istilah utang jangka pendek, ada juga istilah utang jangka panjang yang
akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
Perbedaan Utang Jangka Pendek dan Utang Jangka Panjang
Selain utang lancar dalam laporan keuangan, dikenal pula istilah utang jangka panjang.
Apa saja perbedaan keduanya?
Utang jangka panjang adalah utang yang kewajiban pelunasannya lebih dari satu tahun.
Sementara itu, utang jangka panjang biasanya timbul karena kebutuhan perusahaan akan
mesin dan peralatan baru.
Sedangkan yang termasuk ke dalam utang jangka panjang adalah:
Utang obligasi (pembayaran obligasi dan bunganya ke pemilik obligasi)
Utang bank (pinjaman modal guna ekspansi bisnis)
Utang hipotek (pinjaman bank yang mewajibkan jaminan aktiva tetap)
2. Jenis-jenis Utang Lancar
Adapun jenis-jenis utang jangka pendek adalah sebagai berikut.
1. Utang lancar yang bisa ditaksir jumlahnya
Utang jangka pendek yang dapat ditaksir jumlahnya adalah utang hadiah, utang
garansi dan utang pajak penghasilan.
1). Utang hadiah
Utang hadiah sebagai salah satu jenis utang jangka pendek adalah sejumlah uang
yang harus dibayarkan perusahaan saat perusahaan tersebut menyebarkan kupon
hadiah.
2). Utang garansi
Utang garansi berhubungan dengan produk yang dijual oleh perusahaan tersebut.
Utang garansi merupakan jaminan dari perusahaan atas kualitas suatu barang.
3). Utang pajak penghasilan
Sebuah perusahaan harus membayarkan pajaknya tepat waktu. Nah, pembayaran
pajak penghasilan perusahaan ini termasuk utang jangka pendek karena harus
segera dibayarkan. Pajak penghasilan termasuk ke dalam jenis-jenis utang
jangka pendek karena menimbulkan kewajiban bayar dari pihak perusahaan atas
perolehan labanya.
2. Utang lancar yang bisa ditentukan jumlahnya
Berikut adalah utang jangka pendek yang bisa ditentukan jumlahnya.
1). Utang dividen
Kepemilikan saham tentu menimbulkan kewajiban pembayaran dari perusahaan
terkait. Nah, salah satunya adalah dividen atau laba yang dibagi. Dalam
pembagian dividen, perusahaan memberikan porsi laba kepada pemegang saham
sebagai pemilik modal.
2). Utang dagang
Utang dagang adalah salah satu dari jenis-jenis utang jangka pendek di mana
perusahaan melakukan pembelian dalam bentuk kredit. Pelunasan transaksi
tersebut sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
3). Wesel bayar
Wesel bayar kurang lebih memiliki arti yang sama dengan utang dagang, yaitu
kewajiban pembayaran atas transaksi kredit suatu barang. Namun perbedaan
antara wesel bayar dan utang dagang adalah perjanjian dalam wesel bayar harus
dilakukan dengan surat perjanjian resmi, bukan hanya dengan nota penjualan
sebagaimana utang dagang.
4). Utang gaji
Gaji adalah pembayaran yang memiliki tenggat waktu tertentu. Namun pada
beberapa kondisi, gaji belum dapat dibayarkan kepada karyawan hingga timbul
utang gaji.
5). Utang bonus karyawan
Bonus karyawan yang belum dibayarkan juga termasuk ke dalam jenis-jenis
utang lancar hingga pembayaran diselesaikan.
6). Biaya yang masih harus dibayar
Biaya yang masih harus dibayar dalam utang jangka pendek adalah kewajiban
pembayaran atas transaksi tertentu yang belum dibayar perusahaan karena
beberapa alasan seperti belum adanya penagihan atau masalah teknis
pembayaran.
7). Pendapatan diterima di muka
Jika pelanggan memesan suatu barang dan membayar sebagian atau penuh dari
total tagihan, maka pendapatan diterima di muka ini akan tergolong ke dalam
utang. Sedangkan utang tersebut akan berakhir ketika perusahaan telah
menyelesaikan pesanan pelanggan.
H. Kemampuan membayar kewajiban jangka panjang
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam membayar kewajiban-
kewajibannya khususnya kewajiban jangka panjang.
Tujuan Perhitungan Solvabilitas
Setelah membahas apa itu solvabilitas, sekarang kita akan membahas beberapa tujuan
kenapa perhitungan solvabilitas diperlukan, yaitu di antaranya:
Meringkas Kondisi Finansial Perusahaan Pada Kreditur
Perhitungan rasio solvabilitas adalah aktivitas yang sangat krusial bagi reputasi perusahaan
di mata kreditur. Kreditur perusahaan yang membutuhkan data solvabilitas adalah lembaga
peminjam uang, perusahaan anjak piutang, asuransi, hingga investor. Apabila tingkat
solvabilitas suatu bisnis rendah, maka kreditur-kreditur ini akan meragukan perusahaan
tersebut dan memasukkannya ke dalam blacklist.
Menilai Kemampuan Bisnis Membayar Bunga
Salah satu konsekuensi bertransaksi secara kredit adalah bunga, dan ini berlaku juga antara
perusahaan dan para krediturnya. Selain untuk menilai kapasitas perusahaan membayar
utang, rasio solvabilitas adalah alat ampuh guna memproyeksikan kemampuan bisnis
membayar bunga hingga beberapa tahun mendatang.
Memberi Informasi Kesehatan Neraca
Neraca keuangan yang sehat dengan modal dan aktiva seimbang merupakan angin segar
bagi para kreditur perusahaan. Data tentang kesehatan neraca ini salah satunya bisa
didapatkan melalui perhitungan solvabilitas.
Estimasi Total Pinjaman Saat Jatuh Tempo Pembayaran
Tujuan terakhir perhitungan rasio solvabilitas adalah supaya kreditur bisa mengetahui total
uang bisa didapatkannya dari pembayaran kredit perusahaan. Estimasi total pembayaran ini
terutama penting jika kreditur dijanjikan pengembalian pinjaman dengan bunga atau
perkembangan dividen.
I. Kemampuan memperoleh keuntungan
Rasio profitabilitas atau profitability ratio adalah rasio atau perbandingan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait
penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu.
Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau
keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi catatan atas
laporan keuangan yang harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Penggunaan rasio ini juga menunjukkan efisiensi perusahaan.
Dari perspektif investor, pertumbuhan keuntungan perusahaan merupakan salah satu
indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Hal ini penting
diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberi pengembalian keuntungan yang sesuai dengan tingkat yang
diharapkan investor.
 Fungsi Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas atau profitability ratio diperlukan untuk pencatatan transaksi
keuangan yang biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank).
Tujuannya adalah untuk menilai jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh
investor.
Selain itu, rasio ini juga dapat mengukur besaran laba perusahaan untuk menilai
kemampuan perusahaan membayar utang kepada kreditur berdasarkan tingkat
pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi perusahaan.
Semakin tinggi nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik berdasarkan rasio
profitabilitas.
Nilai yang tinggi melambangkan tingkat laba dan efisiensi perusahaan tinggi yang bisa
dilihat dari tingkat pendapatan dan arus kas.
Singkatnya fungsi dari rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam satu periode
tertentu.
2) Membandingkan dan menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari dana yang tertanam
dalam total aset dan total ekuitas.
5) Mengetahui tingkat laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
6) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik modal
pinjaman maupun modal sendiri.
7) Mengukur margin laba kotor atas penjualan bersih, mengukur margin laba operasional
atas penjualan bersih, dan mengukur margin laba bersih atas penjualan bersih.
J. Analisis proforman
1. Definisi Laporan Proforma
Analisis Proforma adalah sebuah proyeksi keuangan secara formal untuk mencerminkan
transaksi yang direncanakan dalam satu periode tertentu. Laporan proforma merupakan
salah satu komponen penting dari rencana bisnis karena dapat memperkirakan
profitabilitas dan kondisi keuangan suatu perusahaan di masa yang akan datang.
Analisis proforma menjadi bagian yang integral untuk meyakinkan calon kreditur dan
investor untuk memberikan bantuan dana yang dibutuhkan suatu perusahaan. Laporan
proforma juga membantu pemilik perusahaan untuk merencanakan cara meningkatkan
kekuatan keuangan dan pertumbuhan perusahaan yang sehat karena laporan ini dapat
memperkirakan kondisi keuangan perusahaan sampai periode tertentu.
MATERI V

MODEL ANALISIS UNTUK INVESTOR

1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan (financial ratio analysis) adalah alat untuk mengukur kinerja
perusahaan berdasarkan data perbandingan yang ditulis dalam laporan keuangan seperti
laporan neraca, laba rugi, dan arus kas dalam satu periode tertentu.

Hal ini biasanya dilakukan oleh akuntan pada akhir periode perusahaan dalam satu tahun.

Hasil analisis kemudian dilaporkan kepada pihak manajemen sebagai pedoman informasi
untuk menentukan keputusan atau kebijakan perusahaan di periode selanjutnya.

Analisis keuangan juga berada dalam balanced scorecard, alat untuk mengukur kinerja
perusahaan, seberapa efektif strategi yang telah digunakan untuk mencapai keunggulan
kompetitif.

Kegiatan ini bukan hanya ditujukan kepada pihak manajemen, namun juga pihak lain seperti
investor ataupun kreditor.

Bagi mereka, analisis rasio keuangan menjadi bahan penilaian seberapa sehat perusahaan
tersebut pantas mendapatkan suntikkan investasi atau pinjaman dana untuk dikelola.

2. Fungsi Analisis Rasio Keuangan (Financial Analysis Ratio)

Selain menjadi alat ukur sehat-tidaknya sebuah perusahaan, analisis rasio keuangan
memiliki manfaat lainnya yaitu;

I. Melihat tren kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu.


3. Bahan evaluasi sumber daya perusahaan seperti supplier, peralatan, proses produksi
bahkan karyawan itu sendiri.
d) Sebagai acuan investor untuk memilih perusahaan.
3. Sebagai bahan pertimbangan kreditur.
 Menilai efektifitas strategi perusahaan dalam membangun keunggulan kompetitif.
 Analisis kekuatan internal dan kemampuan daya saing perusahaan dengan kompetitor.
 Sebagai bahan referensi audit internal transaksi yang terjadi pada perusahaan baik dari
sektor keuangan, operasional, atau sektor lain.
 Menentukan nilai kewajaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.

3. Jenis Jenis Rasio Keuangan

Berikut adalah jenis-jenis analisa rasio keuangan (financial analysis ratio) lengkap dengan
rumus dan contoh perhitungannya:

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Jenis rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban


finansial (likuiditas perusahaan) dalam jangka pendek.

Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu adalah sebagai berikut.

5). Rasio Lancar (Current Ratio)


3. Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)
4). Rasio Kas (Cash Ratio)

b. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (laba).

Dengan menggunakan rasio ini Anda dapat mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going
concern).

Terdapat lima ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas, yaitu:

8). Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


9). Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
10). Operating Income Ratio
11). Earning Power of Total Investment
12). Return on Investment (ROI)
c. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber

dana dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Ada dua jenis rasio solvabilitas yaitu:

 Rasio Utang terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)


 Rasio Utang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

d. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan segala sumber daya
yang dimiliki.

Dalam financial ratio analysis ini, aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu
mengakibatkan semakin besarnya dana lebih yang tertanam pada aktiva.

Dana lebih ini yang dimana dampak dari aktivitas rendah menjadi lebih baik jika ditanamkan
pada aktivitas yang lebih produktif.

e. Rasio Investasi (Investment Ratio)

Pengertian rasio investasi adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memberikan kembalian atau imbalan kepada para pemberi dana, khususnya investor yang
ada di pasar modal dalam jangka waktu tertentu.

Tujuan dari financial analysis ratio ini adalah memiliki nilai manfaat bagi para investor
sesuai fungsi laporan keuangan bagi investor untuk menilai kinerja sekuritas saham di pasar
modal.

4. Metode Analisis Rasio keuangan (Financial Ratio Analysis)

Paling umum metode yang digunakan dalam analisis rasio keuangan perusahaan adalah
analisis common size dan time series.

2. Analisis Common Size


Analisis common size adalah membandingkan perubahan dalam pos-pos dengan total
aktiva, pasiva, dan penjualan.

Perbandingan ini disajikan dalam persentase per komponen dalam laporan keuangan baik dalam
laporan neraca maupun laba rugi.

Dalam analisis ini, perusahaan akan mendapatkan informasi berupa komposisi investasi (aktiva)
dan struktur modal (pasiva).

II. Analisis Time Series dan Forecasting

Analisis ini digunakan untuk membandingkan data keuangan pada periode tertentu terutama
sebagai bahan peramalan atau proyeksi kondisi keuangan di masa depan. Dalam analisis ini, ada
beberapa poin yang harus diperhatikan dimana poin-poin tersebut mempengaruhi perubahan
struktur keuangan yaitu; peraturan pemerintah, perubahan kompetisi, perubahan teknologi dan
juga akuisisi.

*Penilaian Sekuritas*

1. Pengertian Sekuritas

a. Definisi Sekuritas

kita ambil contoh sekuritas yang disebut sebagai saham (common stock).

Bila kita membaca koran, surat kabar, atau website yang memuat informasi daftar harga saham
yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia [IDX]. Kita akan melihat harga yang sangat
beraneka ragam, pertanyaan yang dapat diajukan adalah:

“Mengapa harga saham bisa berbeda?”

Perbedaan harga saham karena NILAI (value) perusahaan tidak sama. Dan karena memiliki
saham berarti ikut memiliki perusahaan, maka bagian dari prospek perusahaan akan ikut dimiliki
oleh pemegang saham.

b. Jenis Sekuritas

Secara garis besar, jenis sekuritas dibagi menjadi dua, yaitu:


 Sekuritas yang memberikan penghasilan tetap
K. Sekuritas yang memberikan penghasilan tidak tetap

Namun demikian konsep penilaian dua jenis sekuritas tersebut adalah sama.

2. Konsep Penilaian Sekuritas

a. Pengertian Valuation Sekuritas

Penilaian (valuation) sekuritas adalah proses penentuan harga sekuritas atau aktiva modal
(capital asset).

Bagaimana cara mengukur valuation saham?

Untuk menilai sekuritas adalah menggunakan konsep adanya hubungan yang positif antara
risiko dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau diisyaratkan oleh investor.

b. Hubungan Risiko dan Keuntungan Sekuritas

Karena investor bersikap tidak menyukai risiko (risk averse), maka mereka baru bersedia
mengambil suatu keputusan investasi yang lebih berisiko bila mereka mengharapkan akan
memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi.

Bila menggunakan istilah tingkat keuntungan, maka yang dimaksudkan adalah keuntungan
dalam persentase (atau desimal) dan bukan dalam rupiah.

3. Penilaian Sekuritas berpenghasilan tetap

a. Jenis Sekuritas Berpenghasilan Tetap

Contoh sekuritas berpenghasilan tetap adalah obligasi. Features dari obligasi adalah sebagai
berikut:

Mempunyai nilai nominal atau disebut juga face value (misalnya Rp 1.000.000)

Kapan akan dilunasi (misalnya 5 tahun)

Mempunyai coupon rate (misalnya 18% per tahun)


Jika kita mengabaikan kemungkinan obligasi tersebut tidak bisa dilunasi (default), maka pembeli
obligasi akan memperoleh Rp 180.000 pada tahun 1 s/d 5, ditambah pelunasan pokok pinjaman/
utang sebesar Rp 1.000.000 pada tahun ke-5.

4. Penilaian Sekuritas Tidak Berpenghasilan Tetap

a. Konsep Penilaian Sekuritas Tidak Berpenghasilan Tetap

Saham adalah sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak tetap bagi pemiliknya.

Pemilik sekuritas saham akan menerima penghasilan dala bentuk dividen saham dan perubahan
harga saham.

Jika harga saham meningkat dari harga beli, maka pemodal dikatakan memperoleh capital gains.
Bila sebaliknya disebut sebagai capital loss.

b. Penyederhanaan Konsep Penilaian Sekuritas Tidak Berpenghasilan Tetap

Penilaian sekuritas tidak berpenghasilan tetap dengan menggunakan rumus penentuan harga
sekuritas saham tersebut benar, tapi untuk operasionalisasinya akan sangat sulit.

Bagaimana kita bisa memperkirakan Dt dari tahun ke-1 sampai dengan tahun tidak terhingga?

Semakin jauh dimensi waktu estimasi kita, semakin tidak pasti estimasi tersebut, karena itulah
kemudian digunakan berbagai penyederhanaan.

5. Cara Menentukan Tingkat Keuntungan Sekuritas

Bagaimana cara menentukan harga sekuritas?

untuk menentukan harga sekuritas, baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap kita masih
menunda penentuan r yang dipandang relevan.

Bagaimana menentukan r (tingkat keuntungan yang disyaratkan)?

Perhatikan contoh menentukan tingkat keuntungan sekuritas yang disyaratkan berikut ini:

Kalau misalkan kita menggunakan model dengan dua pertumbuhan Dt, kita taksir sebesar Rp
1.000, g1 = 20%, g2 = 10%.
Jika kita gunakan r = 20%, maka harga sekuritas saham saat ini akan ditaksir sebesar:

= 1.000 / (1+0,2) + 1.200 / (1+ 0,2)2 + 1.400 / (1 + 0,2)3 + [1.440 / (1 + 0,1) / (0,2-0,1) x 1 /
(1+0.2)3]

= Rp 11.667

Bila tingkat keuntungan yang dianggap layak (diisyaratkan) meningkat (karena dirasa lebih
tinggi risikonya), maka harga saham saat P0 akan menjadi lebih kecil.

6. Penggunaan CAPM untuk Menaksir Harga Sekuritas Saham

CAPM berguna untuk menaksir tingkat keuntungan yang layak bagi suatu sekuritas saham.

Perhatikan contoh perhitungan investasi sekuritas saham dengan CAPM berikut ini:

Bila sekuritas saham (saham i) diperkirakan mempunyai , beta = 1,2 dan RM diharapkan sebesar
20%. Maka kita tahu bahwa Ri tentu lebih besar dari 20%, karena beta-nya lebih besar dari 1.

Untuk menaksir Ri kita perlu mengetahui Rt, misalkan = 12%.

Dengan demikian maka Ri :

= 12% + (20% – 12%) 1,2

= 12% + 9,8%

= 21,6%

Bila diperkirakan bahwa Dt = Rp 1.000 dan kita menggunakan constant growth mulai dengan g
= 16,6% maka P0 :

= 1.000/(0,216 – 0,166)

= Rp 20.000

Perhatikan, bila para investor berpendapat bahwa risiko perusahaan meningkat, maka R juga
akan meningkat, dan sebagai akibatnya P0 akan turun.

Hal yang sama berlaku bila diperkirakan suku bunga (Rt) akan meningkat.
Karena itulah kita dapat memahami sekarang mengapa kalau suku bunga diperkirakan akan naik,
harga saham akan TURUN.

*Return Dan Pasar Efisien*

1. Pengertian Efisiensi Pasar

 Konsep efisiensi pasar membahas bagaimana pasar (pasar modal) merespon informasi-
informasi yang masuk dan bagaiaman informasi tersebut mempengaruhi pergerakan
harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru
8) Semua informasi, termasuk informasi tentang keadaan perusahaan, akan mempengaruhi
harga saham. Contoh: profit (keuntungan perusahaan). Semakin tinggi profit perusahaan,
akan semakin tinggi harga saham. (selain profit perusahaan ada banyak informasi lain yg
dapat mempengaruhi harga, seperti keadaan keuangan perusahaan yang sulit/baik, aliran
kas perusahaan, deviden yg dibagi, dll)
 Pasar yang efisien adalah apabila harga sekuritas yang diperdagangkan telah
mencerminkan semua informasi yang tersedia. (Harga sudah sesuai dengan informasi-
informasi yg ada)

2. Alasan Pasar menjadi Efisien

 Investor adalah penerima harga (berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri
tidak dapat mempengaruhi harga dari satu securitas. Harga dari suatu securitas ditentukan
oleh banyak investor yang menentukan demand dan suply.)
 Informasi tersedia secara luas dan merata kepada semua pelaku pasar disaat yang
bersamaan (jadi tidak ada investor yang terlambat memperoleh info atau bahkan tidak tau
infonya sama sekali sehingga bisa dimanfaatkan oleh investor lain untuk mendapatkan
keuntungan yang abnormal dari selisih harga sekuritas).
 Biaya untuk memperoleh informasi murah

3. Alasan Pasar menjadi tidak Efisien

 Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yg dapat mempengaruhi harga sekuritas


 Harga informasi mahal
 Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dg mudah oleh sebagian pelaku pasar

4. Bentuk-bentuk efisiensi pasar

 Efisiensi pasar bentuk lemah


Pasar modal efisien dengan jenis lemah ini terjadi apabila harga-harga dari sekuritas
mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi pada masa lalu, yaitu informasi
yang telah terjadi. Data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai pada masa sekarang.
Artinya, setiap informasi yang berasal dari penelaahan harga saham masa lalu tidak dapat
digunakan untuk memperoleh keuntungan dengan meramalkan harga saham masa depan.
Oleh karena itu, pasar bentuk lemah ini masih bisa dimanfaatkan investor tertentu untuk
mendapatkan return abnormal karena ketidak lengkapan informasi di masa sekarang
 EFISIENSI PASAR BENTUK KUAT
*Pasar efisien dengan jenis kuat berarti harga pasar sekuritas yang terbentuk sekarang
telah mencerminkan semua informasi yang tersedia, termasuk semua infromasi yang
privat.
*Pada pasar efisien jenis kuat tidak akan ada seorang investor pun yang bisa
memperoleh return tak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
*Hal ini dikarenakan informasi yang diketahui oleh perusahaan dan informasi yang
diketahui oleh investor atau masyarakat luas sama dan sesuai atau karena semua para
pelaku memiliki informasi privat yang sama atas perusahaan terseb
*Strategi Investasi*
1. Apa itu Strategi Investasi?
strategi investasi adalah rangkaian cara-cara yang dilakukan investor untuk meraih
keuntungan maksimal, serta mengurangi risiko. Investasi memang tidak bisa dilakukan
secara asal-asalan.
Apalagi sekarang banyak sekali orang yang apes bergabung dengan investasi bodong. Hal
ini karena pengetahuan mereka yang masih minim terhadap investasi itu sendiri.
Padahal sudah sangat bagus saat ini masyarakat Indonesia mulai tertarik dengan yang
namanya investasi. Sayangnya karena masyarakat tidak tahu bagaimana usaha yang layak
untuk diberikan modal, mereka pun terjebak dalam kerugian itu. Untuk itulah kamu yang
tertarik dengan investasi harus tahu praktik dari apa itu strategi investasi.
Yang perlu diingat dalam berinvestasi adalah keuntungan memang bisa kamu dapatkan,
tapi kamu jangan tergiur dengan keuntungan yang serba besar di waktu yang serba singkat.
Warren Buffett menjadi salah satu orang kaya di dunia itu terjadi bukan dalam waktu
sehari, tapi ia sudah berjuang dalam kurun waktu bertahun-tahun.
Jadi, intinya kamu perlu berinvestasi menggunakan logika dan strategi yang pas. Kalau ada
orang lain yang mengiming-imingi keuntungan menggiurkan yang tidak masuk akal dalam
kurun waktu singkat, kamu patut mencurigainya sebagai pemilik investasi bodong.

2. Strategi Investasi yang Perlu Dilakukan

 Memiliki tujuan investasi yang jelas


Kamu yang berinvestasi pastinya ingin mendapatkan keuntungan. Namun,
seharusnya tidak berhenti di situ saja. Ada hal lain yang bisa memotivasimu untuk
melakukannya. Sehingga ketika kamu mengingat tujuanmu itu, kamu akan terus berusaha
untuk menggapainya walaupun mengalami kegagalan berkali-kali.
Hal ini bisa saja termasuk jalan menuju cita-cita. Misalnya saja dengan uang hasil
investasimu, kamu ingin mendirikan perusahaan sendiri, atau membeli rumah baru yang
ukurannya lebih besar dari yang sekarang. Tidak ada batasan dalam menentukan tujuan
investasi, kamu bisa menentukannya sendiri.
 Modal investasi 20% dari penghasilan
Apa itu strategi investasi selanjutnya adalah kamu tidak perlu menginvestasikan
seluruh penghasilanmu. Memang benar semakin besar kamu berinvestasi, maka potensi
keuntungan besar yang kamu dapatkan pun akan mengikuti. Namun, di sini kamu harus
berpikir rasional juga.
Sebaiknya kamu hanya menginvestasikan modal paling banyak 20% dari penghasilan.
Logikanya adalah jika seluruh dengan apa? Kamu juga perlu membayar berbagai macam
hal yang menjadi kewajibanmu.
 Belajar untuk lebih mengenal banyak instrumen investasi
Belajar tentang investasi bisa kamu lakukan dari mana saja. Kamu bisa membaca
buku, mengikuti seminar, menonton video tentang investasi di Youtube, atau
berkonsultasi langsung dengan mereka yang ahli. Belajar ini adalah sebuah kewajiban
karena dengan begitu kamu akan lebih mengenal instrumen tersebut.
Dengan mengenal instrumen investasi lebih baik, kamu pun akan tahu keputusan-
keputusan yang akan diambil terkait investasi tersebut. Misalnya, kamu jadi tahu kapan
waktu yang baik untuk menjual logam mulia ketika harganya sedang melambung.
 Memantau pasar umum dan sektor
Keadaan ekonomi sebuah negara akan berpengaruh terhadap iklim investasi. Oleh
karena itu kamu perlu memantau sentimen apa saja yang terjadi di pasar.
Begitu juga dengan sentimen yang terjadi di masing-masing sektor misalnya di properti,
perbankan, pertambangan, dan sebagainya. Berita-berita tentangnya jangan sampai kamu
lewatkan.
 Diversifikasi investasi
Strategi investasi ini tidak kalah penting dari yang sudah disebutkan di atas. Kamu
perlu melakukan diversifikasi investasi, artinya tidak harus fokus di satu investasi.
Misalnya saja kamu bisa melakukan investasi saham dan investasi logam mulai sekaligus.
Kenapa demikian? Dari pengalaman yang sudah-sudah, ketika harga saham turun drastis,
harga logam mulia akan naik. Walaupun kamu mengalami kerugian di investasi saham,
kamu bisa mengeruk keuntungan di investasi logam mulia yang sedang melambung.
Diversifikasi investasi dilakukan untuk mengurangi dampak dari risiko. Risiko tidak bisa
kamu hindari, tapi dampaknya bisa kamu kurangi.

3. Fungsi dari Apa Itu Strategi Investasi

Bisa disimpulkan bahwa tujuan dari strategi investasi adalah agar kamu mendapatkan
keuntungan maksimal, dengan risiko yang bisa dikontrol dengan baik, dan kamu pun bisa meraih
tujuanmu dari keuntungan tersebut. Jadi, strategi investasi ini perlu kamu praktikkan dengan
serius.

*Analisis Fundamental*

1. Apa itu analisis fundamental?

Analisis fundamental adalah salah satu metode pengukuran yang digunakan para investor
untuk mengetahui keamanan suatu nilai saham. Metode ini dilakukan dengan memeriksa faktor
keuangan dan kondisi ekonomi perusahaan terkait. Indikator yang digunakan dalam analisis
fundamental adalah Return to Equity (ROE), Price to Earning Ratio (P/E), dan lainnya.
Selain faktor ekonomi dan keuangan, poin penting lainnya dalam analisis fundamental adalah
memeriksa manajemen efektivitas perusahaan dan persaingan industri. Hal ini dinilai sebagai
indikator signifikan yang juga mempengaruhi nilai keamanan sebuah saham perusahaan.

Tujuan utama sebuah analisis fundamental adalah memperoleh pertimbangan harga untuk
dibandingkan dengan harga sekuritas saat ini. Dengan demikian, investor dapat menilai apakah
sekuritas tersebut termasuk overvalued atau undervalued.

2. Perbedaan analisis fundamental dan teknikal

Di sisi lain, investor juga dapat menggunakan teknik analisis lainnya untuk mengecek
apakah saham suatu perusahaan sehat atau tidak. Metode ini disebut dengan analisis teknikal.
Analisis fundamental dan teknikal adalah dua teknik yang paling umum digunakan oleh para
investor dan penting untuk dipahami termasuk pemula. Lalu, apa perbedaan analisis fundamental
dan teknikal?

Analisis fundamental adalah metode yang pada intinya mengacu pada data laporan keuangan
sebuah perusahaan. Melalui hal ini, investor akan mempertimbangkan banyak pengukuran
bahkan sampai faktor makro dan mikro ekonomi. Sedangkan, analisis teknikal adalah metode
analisis yang menggunakan data harga historis.

Investor dapat mengecek grafik pergerakan saham suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk
membeli atau menjualnya. Biasanya, teknik analisa ini lebih sering digunakan oleh trader yang
memiliki tujuan investasi jangka pendek.

Jadi, pada intinya perbedaan analisis fundamental dan teknikal terletak pada indikator dan acuan
data yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam analisis fundamental adalah nilai ekonomi
dan keuangan suatu perusahaan. Sedangkan, analisis teknikal menggunakan data historis, seperti
harga dan volume sebagai pertimbangan.

3. Cara analisis fundamental saham

Cara analisis fundamental saham yang paling sering digunakan, yaitu menggunakan
pendekatan Top Down Approach. Analisis fundamental saham adalah cara yang
mempertimbangkan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Oleh karena itu, pendekatan yang
digunakan juga melibatkan kondisi fundamental dan sektor industri dari perusahaan tersebut.
Berikut penjelasannya:

 Kondisi makro suatu perusahaan


Kondisi ini berkaitan erat dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Salah
satunya, yaitu kebijakan terkait suku bunga. Jika, kondisi suku bunga naik maka
kebanyakan investor lebih memilih menyimpan uangnya di bank daripada saham. Hal ini
tentu akan mempengaruhi laju roda bisnis perusahaan. Sebaliknya, jika suku bunga
rendah, investor cenderung memilih saham sebagai cara untuk meraih keuntungan
bisnisnya.
Selain itu, perkembangan ekonomi juga mempengaruhi performa harga saham sebuah
perusahaan. Aktivitas ekonomi yang melemah tentu berakibat pada menurunnya
produktivitas perusahaan. Hal ini juga akan mempengaruhi harga saham.
 Kondisi sektor dan industri
Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi industri adalah hal krusial yang mempengaruhi
tinggi rendahnya harga saham. Jika, ada hal-hal yang terjadi di sektor industri terkait,
seperti kenaikan harga, maka nilai saham industri tersebut juga akan naik.
Salah satu contohnya terjadi pada kasus harga saham pertambangan yang mengalami
kenaikan pesat saat harga minyak dunia meroket pada tahun 2007. Hal tersebut
menyebabkan harga saham minyak dan batu bara juga meningkat tajam. Sebaliknya, jika
harga minyak turun, maka nilai saham pertambangan juga akan lesu.
 Fundamental perusahaan
Kondisi ini terkait pada kondisi internal atau manajemen sebuah perusahaan. Manajemen
kerja dan keuangan yang stabil akan memberikan dampak positif pada pergerakan saham
perusahaan. Oleh karena itu, memastikan bahwa setiap pekerjaan dikelola oleh orang
yang kompeten pada bidangnya menjadi krusial.

4. Tips memilih saham melalui analisis fundamental

Tips memilih saham menggunakan analisis fundamental adalah berpacu pada data publik
sebuah perusahaan, seperti nilai obligasi dan suku bunga. Terdapat beberapa tips yang bisa
dilakukan saat menggunakan teknik analisis ini, yaitu:
 Memastikan bahwa kinerja perusahaan terus mengalami peningkatan dengan memeriksa
perolehan laba dan peningkatan harga sahamnya Saham perusahaan tersebut memiliki
kapitalisasi pasar dengan nilai lebih dari Rp 500 miliar
 Memastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki model bisnis yang jelas dan terstruktur
 Memeriksa rata-rata Price Earning Ratio (PER) tidak jauh berbeda
 Memeriksa bahwa perusahaan tidak memiliki hutang yang melebihi standar maksimal
rasio DER (Debt Equity Ratio)

Pada intinya, analisis fundamental adalah hal krusial yang perlu dipahami oleh setiap investor.
Analisa ini dapat membantu mengurangi resiko kerugian dengan memeriksa beberapa indikator
terkait.

*Analisis teknikal*

1. Pengertian Analisa Teknikal Saham

Analisis teknikal adalah teknis analisis yang digunakan untuk mengamati pola-pola seperti
data pasar, harga saham, dan volume transaksi saham.

Analisis Teknikal digunakan untuk menganalisis harga berdasar data harga masa lalu. Dengan
data tersebut analis mencoba untuk melihat adanya suatu trend atau pola harga yang terjadi.
Biasanya trader mengikuti pola yang terjadi. Misalnya saat harga cenderung naik, trader
membuka posisi beli.

Dengan analisa teknikal kita dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk transaksi (entry
point) dan kapan waktunya untuk keluar dari pasar (exit point) dengan jelas. Sehingga kita tidak
membuang waktu untuk transaksi yang tidak efektif.

Analisa teknikal tidak hanya dapat digunakan dalam dunia saham saja, tetapi juga instrumen lain.
Seperti komoditas dan valuta asing atau forex, jadi tidak hanya bisa digunakan di instrumen
saham saja. Pengguna analisa teknikal umumnya disebut dengan trader yang melakukan investasi
secara jangka pendek seperti investasi secara harian

Analisis teknikal biasanya digunakan oleh trader yang memang aktif bertransaksi saham dengan
jangka pendek, seperti secara harian. Tujuan analisis teknikal ini adalah mengamati pola-pola
seperti data pasar, harga saham serta volume transaksi saham. Analisis saham digunakan jika
ingin melakukan pembelian.

2. Jenis-Jenis Indikator pada Analisa Teknikal Saham

Secara umum, ada dua tipe dasar indikator analisis teknikal yang perlu kalian ketahui. Yaitu:

 Overlays, yakni garis penentu tren apakah saham tersebut naik atau turun. Overlays bisa
dilihat di atas atau di bawah candle atau bar. Moving average (MA) dan Bollinger Bands
(BB) adalah contohnya.
 Oscillators, yang muncul terpisah dari grafik pergerakan harga sekaligus bar penentu
awal atau akhir dari sebuah tren. Contohnya ada stochastic oscillator, MACD atau RSI.

Selain 2 indikator dasar di atas, ada 7 indikator lainnya pada analisa teknikal saham yang harus
diketahui yaitu:

1. On-Balance Volume (OBV)

OBV digunakan untuk mengkonfirmasi pergerakan harga saham. Ketika OBV naik, artinya
volume pembelian melebihi volume penjualan yang menyebabkan mendorong harga lebih tinggi.
Sebaliknya, jika OBV turun, maka penjualan melebihi volume pembelian dan berdampak pada
penurunan harga.

2. Accumulation/Distribution Line

Dikenal dengan garis A/D. Garis ini merupakan indikator yang paling umum digunakan dan
mampu menentukan aliran uang masuk dan keluar dari sekuritas. Hampir mirip dengan OBV,
namun garis A/D hanya mempertimbangkan saham untuk periode tertentu.

3. Average Directional Index (ADX)

ADX merupakan indikator tren yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan momentum tren.
Analisis ADX menggunakan garis atau angka 20 dan 40. Artinya, apabila garis di bawah 20,
maka kekuatan tren lagi menurun. Dan sebaliknya, garis di atas 40 menunjukkan kekuatan tren
meningkat. ADX ditentukan dengan garis berwarna hitam dan berada di tengah-tengah antara
angka 20 dan 40
4. Aroon Indicator

Merupakan indikator analisis teknikal saham untuk menujukan kekuatan tren dan keakuratan
titik masuk atau mengidentifikasi tren baru akan dimulai. Indikator Aroon terdiri dari dua garis,
yakni Aroon-up (warna hijau) dan Aroon-down (warna merah).

Ketika garis Aroon-up memotong di atas garis Aroon-down, dan sebaliknya, artinya ada
kemungkinan perubahan tren. Jika Aroon-down di angka nol dan bersimpangan dengan Aroon-
up, artinya itu menunjukkan titik masuk dan kecenderungan tren akan naik dan sebaliknya.

5. Analisis teknikal saham – MACD

MACD digunakan untuk menunjukkan kekuatan tren. Indikator ini terdiri dari dua garis, yakni
garis MACD dan garis sinyal, yang bergerak lebih lambat.

Garis sinyal di atas titik nol mengindikasikan up-trend sedang berlangsung. Selanjutnya, jika
garis berada di bawah titik nol, maka down-trend sedang terjadi.

6. Relative Strength Index (RSI)

RSI merupakan garis acuan analisis teknikal saham berupa angka tengah atau nol. Standarnya,
RSI berada di angka 30 dan 70.

RSI menunjukkan kondisi jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold). Overbought
diindikasikan jika harga menyentuh atau melebihi angka 70. Sedangkan oversold akan terjadi
jika harga menyentuh atau di bawah angka 30. RSI juga bisa menjadi indikator level support dan
resistance.

7. Stochastic Oscillator

Indikator ini digunakan untuk mengukur harga relatif saat ini terhadap kisaran harga dalam
periode tertentu. Mirip dengan RSI, stochastic oscillator terdiri dari dua garis yang berada nol
dan 100. Garis biasanya berwarna hijau dan merah.

Apabila garis hijau di atas garis merah, artinya tren sedang naik. Namun, jika garis hijau
bersimpangan dengan garis merah, maka artinya tren cenderung turun.
3. Pahami Lalu Terapkan

Memahami analisa teknikal saham bisa membuat kamu para investor dan trader lebih
mudah lagi dalam memaksimalkan profit dari investasi saham. Gunakan indicator analisa
teknikal yang paling cocok dengan kebutuhan agar menentukan strategi untuk investasi dan
trading saham menjadi lebih cepat dan tepat.

*Teori Portofolio*

1. Pengertian portofolio

Portofolio adalah kumpulan dari beberapa aset (sekuritas) yang dimiliki oleh investor.

2. Fungsi Portofolio Pembentukan

portofolio berfungsi untuk investor tidak hanya melakukan investasi pada sekuritas saja, tetapi
juga berinvestasi pada beberapa sekuritas untuk mengurangi risiko yang akan ditanggung
investor dan memperoleh kembali sesuai dengan harapan investor tersebut.

Dengan disusunnya sebuah portofolio, investor berharap bahwa tingkat pendapatan yang
diperolehnya akan optimal dengan tingkat risiko yang diterima dengan memecah risiko tersebut
ke dalam beberapa aset.

3. Sejarah Teori Portofolio

Pada tahun 1952 Harry M. Markowitz menemukan sebuah teori yang digunakan untuk
pembentukan portofolio yang disebut dengan teori portofolio Markowitz. Teori Markowitz
menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu portofolio,
termasuk pengembalian yang diharapkan, standar deviasi dan korelasi antar pengembalian.

Teori ini menunjukkan tidak yakin pengembalian dan risiko, dalam suatu investasi dimana tidak
ada keraguan dapat diminimalisir melalui pandangan dan mengkombinasikan berbagai instrumen
investasi dalam portofolio.

4. Teori Portofolio Markowitz


Teori Portofolio Markowitz disebut juga sebagai Mean-Varian Model, yang merupakan
upaya memaksimalkan ekspektasi pengembalian (mean) dan meminimalkan ketidakpastian
(varian) untuk memilih dan menyusun portofolio yang optimal.

Dalam teori portofolio dikenal konsep portofolio efisien dan portofolio optimal. Portofolio
efisien adalah portofolio yang meyediakan pengembalian tertentu bagi investor dengan risiko
minimal atau menawarkan pada kondisi yang sama tingkat pengembalian maksimal, sedangkan
portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari hanya banyak pilihan yang ada
pada portofolio efisien.

5. Cara mengukur model portofolio Markowitz

 Menghitung tingkat pengembalian saham individu


Pengembalian adalah tingkat saham yang didapat melalui sejumlah investasi pada
individu. Rumusnya adalah:
Return saham = (Harga saham individu akhir periode t - Harga saham individu awal
periode t)/ Harga saham individu awal periode t
 Menghitung Pengembalian yang Diharapkan dari saham individu
Pengembalian yang diharapkan adalah keuntungan yang diharapkan dari sebuah aset
(saham) masing – masing.
 Menghitung risiko dari tiap-tiap saham secara individual
 Menghitung Risiko Investasi tiap perusahaan. Ukuran penyebaran ini untuk mengetahui
seberapa jauh nilai yang akan kita peroleh dari nilai yang diharapkan.
 Menghitung Kembali Pasar
Pengembalian pasar adalah tingkat saham yang didapat melalui investasi di seluruh dunia
yang ada di Bursa Efek Indonesia.
 Menghitung Ekspektasi Pasar Kembali
 Ekspektasi return pasar adalah return yang diharapkan oleh investor yang dapat
dihasilkan oleh pasar.
 Menghitung Risiko Pasar
Risiko pasar adalah selisih ekspektasi antara pasar pengembalian dengan pasar
pengembalian.
 Menghitung Kovarians antara return saham dan return pasar
Dalam menghitung kovarians antara return saham individu dan return pasar yang
mencerminkan hubungan antara return saham individu dengan return pasar.
 Menghitung alpha dan beta dari masing-masing saham
Beta merupakan koefisien yang mengukur pengaruh pengembalian pasar terhadap
perubahan yang terjadi pada pengembalian saham. Beta digunakan untuk menghitung
Excess Return to Beta dan beta juga diperlukan untuk menghitung Cutt-off Point.
 Menghitung total risiko dari varians kesalahan residual
 Menghitung Kelebihan Kembali ke Beta

Nilai Excess Return to Beta diperlukan sebagai dasar memilih yang menjadi kandidat portofolio.
Nilai Excess Return to Beta yang diperoleh diurutkan dari nilai yang terbesar ke nilai terkecil.
Saham-saham dengan nilai Excess Return to Beta di titik C* merupakan kandidat portofolio
optimal.

Excess Return to Beta digunakan untuk mengukur return saham relatif terhadap satu unit risiko
yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Excess Return to Beta
menunjukkan hubungan antara return dan risiko yang merupakan faktor penentu dalam investasi.
MATERI VI

PREDIKSI KEBANGKRUTAN USAHA

A. Pengertian kebangkrutan
Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana
untuk menjalankan usahanya.
Menurut Lesmana (2003:174), kebangkrutan adalah ketidakpastian mengenai kemampuan
atas suatu perusahaan untuk melanjutkan kegiatan operasinya jika kondisi keuangan yang
dimiliki mengalami penurunan.
Kebangkrutan (bankcruptcy) merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk
melunasi kewajibannya. Kondisi ini biasanya tidak muncul begitu saja di perusahaan, ada
indikasi awal dari perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih dini kalau laporan
keuangan dianalisis secara lebih cermat dengan suatu cara tertentu. Rasio keuangan dapat
digunakan sebagai indikasi adanya kebangkrutan di perusahaan (Toto, 2011:332).
Menurut Undang-undang N0.4 tahun 1998 tentang kepailitan, menyatakan bahwa
kebangkrutan sebagai suatu situasi yang dinyatakan pailit oleh keputusan pengadilan.
Kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah perusahaan dapat diartikan
sebagai berikut (Brigham, 2001:2–3):

Faktor Penyebab Kebangkrutan

Terdapat tiga faktor penyebab kebangkrutan atau kegagalan perusahaan yaitu (Sartono,
1994):

 Perusahaan yang menghadapi technically insolvent, jika perusahaan tidak dapat


memenuhi kewajibannya yang segera jatuh tempo tetapi asset perusahaan nilainya lebih
tinggi daripada hutangnya.
 Perusahaan yang menghadapi legally insolvent, jika nilai asset perusahaan lebih rendah
daripada nilai utang perusahaan.
 Perusahaan yang menghadapi kebangkrutan yaitu jika tidak dapat membayar utangnya
dan oleh pengadilan dinyatakan pailit.
Secara umum faktor-faktor penyebab kebangkrutan dijelaskan sebagai berikut (Reny,
2011:28):

 Faktor Ekonomi. Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi adalah


gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku bunga
dan devaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing serta neraca pembayaran,
surplus dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.
 Faktor Sosial. Faktor sosial yang sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan cenderung
pada perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan terhadap
produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan.
 Faktor Teknologi. Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya yang
ditanggung perusahaan membengkak terutama untuk pemeliharaan dan implementasi
yang tidak terencana, sistemnya tidak terpadu dan para manajer pengguna kurang
profesional.
 Faktor Pemerintah. Kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahaan
dan industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang yang berubah, kebijakan undang-
undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain.
 Faktor Pelanggan. Perusahaan harus mengidentifikasi sifat konsumen, untuk
menghindari kehilangan konsumen, juga untuk menciptakan peluang, menemukan
konsumen baru dan menghindari menurunnya hasil penjualan dan mencegah konsumen
berpaling ke pesaing.
 Faktor Pemasok. Perusahaan dan pemasok harus tetap bekerjasama dengan baik karena
kekuatan pemasok untuk menaikkan harga dan mengurangi keuntungan pembelinya
tergantung pada seberapa besar pemasok ini berhubungan dengan perdagangan bebas.
 Faktor Pesaing. Perusahaan juga jangan melupakan persaingan karena kalau produk
pesaing lebih diterima di masyarakat, maka perusahaan akan kehilangan konsumen dan
hal tersebut akan berakibat menurunnya pendapatan perusahaan.

Penyebab kebangkrutan biasanya merupakan akibat keputusan yang tidak tepat di masa
lalu atau mungkin karena pihak manajemen perusahaan gagal mengambil tindakan yang
tepat pada saat yang dibutuhkan, antara lain dijelaskan sebagai berikut (Yanuar, 2009:12):
 Kredit yang diberikan pada pelanggan terlalu besar karena persyaratan kredit yang
sangat longgar atau jangka waktu kredit sangat panjang.
 Ketidakmampuan manajemen, sering kali suatu bisnis gagal karena kualifikasi
personalia pihak manajemen yang kurang bagus dan kurangnya kemampuan,
pengalaman, keterampilan, serta kurang inisiatif dapat menyebabkan tidak tercapainya
tujuan perusahaan.
 Kekurangan modal. Jika perusahaan mengalami kerugian operasi juga mengalami
kekurangan modal maka kemungkinan besar perusahaan tidak akan mampu lagi untuk
membiayai operasi dan membayar kewajibannya tepat pada tanggal jatuh tempo.

Tanda atau Indikator Kebangkrutan

Kebangkrutan yang akan terjadi pada perusahaan dapat diprediksi dengan melihat beberapa
indikator-indikator, yaitu (Hanafi, 2003:264):

 Analisis aliran kas untuk saat ini atau masa mendatang.


 Analisis strategi perusahaan, yaitu analisis yang memfokuskan pada persaingan yang
dihadapi oleh perusahaan.
 Struktur biaya relatif terhadap pesaingnya.
 Kualitas manajemen.
 Kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya.

Kebangkrutan perusahaan juga biasanya ditemukan beberapa tanda atau indikator manajerial
dan operasional, yaitu (Fakhrurozie, 2007:18):

 Indikator dari lingkungan bisnis. Pertumbuhan ekonomi yang rendah menjadikan


indikator yang cukup penting pada lemahnya peluang bisnis, apalagi jika di saat yang
sama banyak perusahaan baru yang memasuki pasar. Besarnya perusahaan tertentu
menjadi sebab mengecilnya perusahaan yang lain.
 Indikator internal. Manajemen tidak mampu melakukan perkiraan bisnis dengan alat
analisa apapun yang digunakan, sehingga manajemen kesulitan mengembangkan sikap
proaktif. Lebih cenderung bersikap reaktif, dan oleh karena itu biasanya terlambat
mengantisipasi perubahan.
 Indikator kombinasi. Seringkali perusahaan yang sakit disebabkan oleh interaksi
ancaman yang datang dari lingkungan bisnis dan kelemahan yang berasal dari
lingkungan perusahaan itu sendiri. Jika disebabkan oleh keduanya, biasanya membawa
akibat yang lebih kompleks dibanding yang disebabkan oleh salah satu saja.
B. Problematika kesulitan keuangan
Penyebab Kesulitan Keuangan
Kesulitan keuangan disebabkan oleh banyak faktor. Namun, secara garis besar bisa
disebabkan oleh pengeluaran yang tinggi, terlalu banyak aset yang tidak likuid, perencanaan
keuangan yang salah, atau pendapatan yang terancam.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan financial distress bagi perusahaan.
 Penjualan tidak mencapai target.
 Manajemen arus kas yang buruk.
 Produk yang tidak terjual.
 Perputaran karyawan yang tinggi.
 Biaya yang melebihi anggaran.
 Penyalahgunaan aset.
 Harga bahan baku melambung tinggi.
 Dampak perubahan kebijakan pemerintah.
Sementara itu, berikut ini adalah penyebab financial distress bagi individu :
 Kurangnya perencanaan keuangan.
 Terlalu banyak pengeluaran.
 Terlalu banyak hutang.
 Kehilangan sumber pendapatan.
 Apapun penyebabnya, Anda bisa memprediksi financial distress dengan mengamati
kondisi keuangan Anda dan melihat gejalanya.
Gejala kesulitan keuangan
Berikut beberapa gejala financial distress bagi perusahaan:
 Kesulitan mencapai titik impas.
 Margin keuntungan kecil.
 Penjualan yang tidak mencapai target.
 Tidak dapat membayar atau melunasi hutang.
 Pembeli tidak kembali untuk membeli produk Anda.
Untuk keuangan pribadi Anda, berikut beberapa gejala financial distress yang mungkin
Anda alami:
 Anda tidak melacak keuangan Anda.
 Tidak memiliki dana darurat, tabungan atau asuransi.
 Hidup dengan uang pas-pasan setiap bulan.
 Sering terpaksa berhutang pada keluarga atau teman.
 Hutang Anda lebih dari 30% dari pendapatan bulanan Anda.
 Anda kesulitan membayar utang kredit tepat waktu.
 Dengan jeli melihat gejala financial distress, Anda akan lebih mampu mengatasi dan
mencegah financial distress. Jika tidak, maka Anda atau perusahaan Anda bisa berisiko
bangkrut.
Cara Mengatasi Kesulitan Keuangan
Untuk mengatasi kesulitan keuangan, perusahaan atau individu dapat mencoba
restrukturisasi kredit dan atau mengurangi biaya. Tentu saja, ada cara lain untuk mengatasi
kesulitan keuangan. Berikut beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan:
 Restrukturisasi kredit
Restrukturisasi kredit diberikan kepada perusahaan ketika menghadapi kesulitan
keuangan. Artinya perusahaan diberikan keleluasaan untuk membayar utang kredit,
seperti menurunkan suku bunga, memperpanjang jangka waktu kredit, dan lain-lain.
 Ketika Anda dapat merestrukturisasi kredit, hal pertama yang dapat Anda lakukan
adalah meninjau proposal rencana bisnis perusahaan. Anda dapat meninjau bagian
kinerja operasional dan pasar, dan menetapkan target dan tenggat waktu target untuk
mencapai tujuan. Tujuannya untuk mendapatkan banyak aset likuid yang bisa
digunakan untuk melunasi utang.
 Penekanan pada pengeluaran
Poin kedua ini dapat diterapkan pada perusahaan maupun individu. Dalam skenario
ini, perusahaan akan memotong anggaran, seperti anggaran untuk pemasaran,
memotong gaji atau bonus, dan bahkan memutuskan hubungan kerja.Untuk individu,
Anda bisa mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, seperti makan di luar, jalan-jalan,
atau pengeluaran lain yang tidak termasuk dalam kebutuhan Anda. Fokus Anda adalah
memiliki aset likuid yang cukup untuk melunasi utang.
 Meningkatkan sumber pendapatan
Ini adalah salah satu pendekatan yang lebih tepat untuk individu. Anda bisa mencoba
mencari penghasilan tambahan dengan menjalankan bisnis sampingan, menambah
penghasilan pasif, atau mengambil pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan
bulanan Anda
C. Beberapa informasi kesulitan keuangan
Faktor Penyebab Kesulitan Keuangan
Penyebabnya bisa berasal dari lingkungan internal perusahaan maupun dari lingkungan
eksternal perusahaan. Mochamad Naufal Syaifudin 2001 mengatakan bahwa kesulitan
keuangan disebabkan oleh kinerja keuangan perusahaan yang buruk atau tingkat kesehatan
keuangan perusahaan yang rendah karena beberapa faktor, misalnya paparan krisis keuangan
global.
Menurut Jauch dan Glueck dalam II-14 Peter and Joseph, 2011 faktor-faktor penyebab
kebangkrutan adalah sebagai berikut:
Faktor umum
 Sektor Ekonomi Faktor-faktor yang menyebabkan kebangkrutan dari sektor ekonomi
adalah gejala inflasi dan deflasi harga barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku
bunga, dan devaluasi atau revaluasi uang dalam kaitannya dengan mata uang asing dan
neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam kaitannya dengan perdagangan luar
negeri.
 Sektor Sosial Faktor sosial yang sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan cenderung
gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan produk dan jasa atau cara
perusahaan berhubungan dengan karyawan. Faktor sosial lainnya adalah kerusuhan
atau kekacauan yang terjadi di masyarakat.
 Teknologi Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya perusahaan
membengkak, terutama untuk pemeliharaan dan implementasi. Pembengkakan terjadi,
jika penggunaan teknologi informasi tidak direncanakan oleh manajemen, sistem tidak
terintegrasi dan pengelola pengguna kurang profesional.
 Sektor Pemerintah Pengaruh sektor pemerintah berasal dari kebijakan pemerintah
tentang penghapusan subsidi kepada perusahaan dan industri, pengenaan tarif ekspor
dan impor barang, perubahan kebijakan undang-undang baru untuk perbankan atau
tenaga kerja dan lain-lain.

Faktor Eksternal Perusahaan


Pelanggan Perusahaan harus dapat mengidentifikasi sifat konsumen, karena
berguna untuk menghindari kehilangan pelanggan, serta menciptakan peluang untuk
mencari pelanggan baru dan menghindari hasil penjualan yang menurun serta mencegah
konsumen beralih ke pesaing.
Faktor Kreditur
Faktor Kreditur Kekuatan terletak pada pemberian pinjaman dan mendapatkan jangka
waktu pengembalian tergantung kepercayaan kreditur terhadap likuiditas suatu perusahaan.
Faktor Pesaing Faktor ini merupakan hal yang harus diperhatikan karena menyangkut
perbedaan pemberian pelayanan kepada konsumen, perusahaan juga tidak melupakan
pesaingnya karena jika produk pesaingnya lebih diterima oleh masyarakat perusahaan akan
kehilangan konsumen dan mengurangi pendapatan.
Faktor Internal Perusahaan
Faktor internal perusahaan yang menyebabkan kebangkrutan internal menurut Harnanto
dalam Peter dan Yusuf, 2011 adalah sebagai berikut:
• Terlalu banyak kredit yang diberikan kepada pelanggan sehingga akan menyebabkan
tunggakan pembayaran hingga akhirnya tidak mampu membayar
• Manajemen yang tidak efisien disebabkan oleh kurangnya kemampuan, pengalaman,
keterampilan, dan sikap inisiatif dari manajemen.
• Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan yang sering dilakukan oleh karyawan,
bahkan top manager II-16 sangat merugikan terutama yang berkaitan dengan keuangan
perusahaan.
• Dapat disimpulkan bahwa financial distress hanyalah salah satu dari sekian banyak
faktor yang menyebabkan kebangkrutan pada perusahaan.
D. Model Univariate
Analisis univariat merupakan analisis yang digunakan pada satu variabel dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik dari variabel tersebut.
Selain itu, kita juga bisa mengguankan analisis univariat untuk tujuan mengambil kesimpulan
dengan menggunakan beragam analisis inferensial yang mungkin digunakan.
Analisis ini merupakan teknik analisis paling dasar yang sering digunakan dalam berbagai
jenis penelitian.
Karena yang dianalisis hanya satu variabel, maka hasil dari analisis univariat tidak bisa dan
tidak boleh disimpulkan dengan variabel lain.

 Tujuan Analisis Univariat


Secara umum, tujuan dari analisis univariat:
1. Mengetahui karakteristik data
Berbicara karakteristik, kita bisa melihat apakah data yang kita gunakan sekilas
berdistribusi normal, menceng kiri, menceng kanan, terdapat outlier, dll.
2. Mengetahui ukuran pemusatan, ukuran penyebaran, dan statistik deskriptif lain dari
sebuah data data.
Ukuran pemusatan, penyaberan, dll merupakan identifikasi awal untuk melakukan
analisis lebih lanjut seperti analisis varianas, regresi, dll.
3. Menghasilkan distribusi frekuensi dari suatu data
Dengan mengelompokkan data berdasarkan distribusinya, anda akan mendapatkan
berbagai informasi menarik seperti berapa jumlah anak yang memiliki tinggi badan
lebih dari 160 cm, kurang dari 170cm, dll.
4. Melakukan pengambilan kesimpulan
Meskipun hanya menggunakan satu variabel, anda tetap bisa melakukan analisis
inferensial.
Yang perlu dipahami dalam analisis univariat
1. Pahami jenis data terlebih dahulu
Ada banyak sekali jenis data dan skala pengukurannya. Hal ini akan memengaruhi
arah dari penggunaan analisis univariate itu sendiri. Ada baiknya, jenis data ini
diidentifikasi terlebih dahulu untuk memudahkan proses analisis nantinya.
2. Pada umumnya, analisis univariat cukup terbatas
Dalam praktiknya, penggunanaan analisis statistik inferensial untuk kasus satu
variabel tergolong terbatas.
Analisis Univariat Untuk Tujuan Inferensial
Beberapa contoh jenis analisis inferensial yang bisa anda lakukan dengan menggunakan
analisis univariat antara lain:
1. Analisis runtun waktu
Dengan satu variabel, anda bisa melakukan analisis runtun waktu dan melakukan
pemodelan serta prediksi untuk masa depan.
Analisis ini sering digunakan dalam banyak hal seperti ekonomi dan sosial.
Uji ini dilakukan ketika jenis data yang digunakan adalah data nominal.
Sebagai contoh, anda seorang trader saham. Dengan pola pergerakan dan volatilitas
yang terjadi, dengan jumlah data yang sangat besar, anda bisa memperkirakan harga
saham beberapa waktu ke depan menggunakan metode ARCH atau GARCH sehingga
bisa melakukan pengambilan keputusan dengan tepat.
2. Uji Binomial
Uji Binomial menguji hipotesis tentang suatu proporsi populasi.
Ciri-ciri uji binomial adalah data berupa dua kondisi(bi) seperti ‘gagal’ atau ‘sukses’
yang diulang sebanyak n kali.
Dalam hal ini pemakai bebas untuk mendefinisikan apa yang dimaksud ‘sukses’ dan
apa yang dikategorikan ‘gagal’.
Skala data yang digunakan dalam uji ini adalah nominal.
Contoh penggunaan uji binomial adalah saat pengujian pelemparan koin. Dalam hal
ini, sukses dikelompokkan sebagai “bagian muka yang muncul” sedangkan gagal
dikelompokkan sebagai “bagian ekor yang muncul”.
3. Uji Chi-Square Satu Sampel
Uji Chi-Square satu sampel merupakan pengujian hipotesis untuk mengetahui
perbandingan antara frekuensi sampel yang benar-benar terjadi (frekuensi sampel
disimbolkan dengan observasi atau O) dengan frekuensi harapan berdasarkan hipotesis
tertentu pada setiap pengujian (frekuensi harapan disimbolkan dengan E).
Contoh: Pemerintah akan melakukan distribusi bantuan gerobak untuk pengusaha di 5
desa (Desa A, Desa B, Desa C, dan Desa D).
Jumlah gerobak bantuan yang akan dibagikan berbeda-beda untuk setiap desa. Untuk
membuktikan apakah pembagian tersebut merata kepada setiap desa, diagunakan 80
sampel yang tersebar di 4 desa tersebut sebagai sampel
4. Uji Run (Run Test)
Uji run merupakan pengujian non-parametrik yang digunakan untuk mengetahui
apakah suatu sampel diambil secara acak (random) atau tidak.
Skala data yang digunakan dalam uji ran adalah ordinal.
Contoh, dalam sebuah survei kepuasan publik, diambil 30 pengunjung kantor.
Jawaban pengunjung tersebut dikelompokkan menjadi dua, puas atau tidak puas.
Berdasarkan soal ini, kita bisa menentukan apakah sampel yang digunakan diambil
secara acak atau tidak.
5. Uji-t satu sampel
Uji t-satu sampel merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah rata-
rata dari sebuah data secara statistik berbeda dari nilai rata-rata yang sudah diketahui
atau berdasarkan hipotesa rata-rata populasi berdasarkan informasi yang sudah ada
sebelumnya.
Skala data yang digunakan dalam uji-t satu sampel adalah interval.
Contoh, kita ingin mengetahui apakah rata-rata berat badan siswa SD kelas 1 di suatu
kelurahan sudah mengikuti standar anak sehat atau belum. Berdasarkan hipotesa yang
ada, berat badan siswa kelas 1 SD yang tergolong sehat adalah 30kg.
6. Uji Kolmogorov-Smirnov Satu Sampel
Uji Kolmogorov-Smirnov satu sampel merupakan salah satu pengujian yang bertujuan
untuk mengetahui apakah suatu kelompok variabel berasal dari kelompok sampel yang
sama atau tidak.
E. Pengujian prediksi univariate
Dalam berinvestasi, tak lepas dengan menebak naik turunya harga agar tidak rugi dalam
berinvestasi. Hal ini diperlukan dukungan teknologi untuk dapat mengetahui informasi dalam
menghadapi harga yang selalu berubah-ubah setiap hari dan bahkan setiap jamnya. Investor
dalam hal ini untuk komoditi emas harus dapat memprediksi harga yang selalu serubah-ubah
tersebut sebelum melakukan trasnsaksi jual maupun beli, agar investor tepat dalam melakukan
aktivitas jual maupun beli saham. Dengan demikian, penulis akan membuat penelitian
mengenai prediksi harga emas dunia, yang bermanfaat bagi investor maupun masyarakat yang
akan melakukan jual beli emas dalam bentuk saham ataupun barang agar tepat dalam
mengambil keputusan. Tujuan dari prediksi adalah memperkecil kesalahan, sehingga selisih
antara perkiraan dengan kejadian yang sebenarnya diminimalkan. Suatu prediksi tidak dapat
dipastikan tepat sepenuhnya, tetapi memungkinkan untuk memberikan hasil yang mendekati
dengan kejadian sebenarnya. Algoritma yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Convolutional Neural Network (CNN). CNN termasuk dalam bidang Deep Learning (DL),
yang termasuk dalam sub bidang dari Machine Learning (ML), yang mana menerapkan
konsep dasar algoritma ANN dengan lapisan yang lebih banyak. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan pendekatan univariate CNN. Dilakukan beberapa pengujian pada parameter
model CNN. Hasil terbaik ditunjukan pada model 1 yaitu pengujian dense kondisi 5, yaitu
dengan parameter model filters = 64, kernel = 2, pooling = 2, epochs = 2.000, dan dense = 50
dengan hasil RMSE yaitu 690,40.
MATERI VII

MERGER, AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI

A. Merger
Sederhananya merger adalah sebuah kesepakatan penggabungan antara dua perusahaan
atau lebih menjadi sebuah perusahaan baru. Secara umum, kedua perusahaan yang
bergabung ini memiliki status atau kekuatan bisnis yang tidak jauh berbeda. Ketika terjadi
merger, maka biasanya kedua perusahaan tersebut juga akan menggabungkan aset bisnis
mereka. Sehingga tak jarang keputusan dan strategi bisnis mereka akan berubah.
Dikutip dari investopedia, merger paling sering dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan pangsa pasar, mengurangi biaya operasi, memperluas ke wilayah baru,
menyatukan produk bersama, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan laba. Namun,
dari semua hal tersebut, kesepakatan ini juga harus menguntungkan pemegang saham
perusahaan. Karena setelah merger, saham perusahaan baru akan didistribusikan kepada
pemegang saham lama dari kedua bisnis asli.
Penyebab terjadinya merger?
Umumnya kesepakatan merger tidak dapat terjadi begitu saja. Ada beberapa hal yang
menjadi penyebab atau motif kedua perusahan melakukan hal ini. Oleh karena itu, berikut
adalah beberapa alasan terjadinya merger.
1. Meningkatkan nilai perusahaan
Motif pertama yang biasanya mendasari terjadinya sebuah merger adalah untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Ketika dua perusahaan bergabung umumnya akan
menciptakan sinergi yang berdampak positif bagi perusahaan. Dikutip dari CFI, pada
dasarnya, sinergi yang tercipta dari merger membuat nilai perusahaan yang digabungkan
melebihi jumlah nilai dua perusahaan individu. Selain itu, terdapat 2 jenis sinergi yang
merupakan dampak dari hal ini yaitu:

 Sinergi pendapatan

Sinergi ini sangat berkaitan dengan upaya perusahaan dalam meningkatkan


pendapatan. Misalnya, perluasan pasar, diversifikasi produksi, dan kegiatan riset
pengembangan.
 Sinergi biaya

Umumnya, merger yang berhasil dapat menghasilkan skala ekonomi yang positif,
seperti akses ke teknologi baru dan penghapusan biaya tertentu. Semua peristiwa
tersebut dapat meningkatkan struktur biaya perusahaan.

2. Meningkatkan kekuatan ekonomi


Ketika dua perusahaan bergabung menjadi satu, maka ada kekuatan ekonomi baru yang
terbentuk dan hal ini biasanya akan menjadi lebih besar. Penggabungan ini akan
mengakibatkan peningkatan di beberapa bagian seperti, produksi produk, distribusi yang
optimal, mendapatkan pasar yang lebih luas, dan masih banyak lagi. Pada dasarnya hal ini
juga berdampak positif pada aktivitas operasional yang secara langsung menguntungkan
perusahaan tersebut.
3. Diversifikasi
Selain meningkatkan skala ekonomi, terjadinya merger juga dapat dilatarbelakangi oleh
diversifikasi. Diversifikasi adalah aktivitas dari perusahaan untuk membagi operasi
bisnisnya seperti membuat produk baru dengan maksud memasuki pasar baru dan
bertujuan untuk meningkatkan keuntungan. Adapun salah satu cara untuk dapat
melakukan diversifikasi adalah dengan merger.
4. Pertimbangan pajak
Adapun alasan lainnya dari terjadi merger adalah karena motif pajak. Di beberapa kasus,
perusahaan yang memiliki permasalah pada pajak, dapat terbantu dengan adanya merger.
Misalnya jika salah satu perusahaan memiliki pajak yang cukup besar, dengan melakukan
penggabungan dengan perusahaan lainnya, maka kewajiban pajak perusahaan konsolidasi
ini akan jauh lebih rendah daripada kewajiban pajak dengan bentuk perusahaan
sebelumnya.
5. Mengeliminasi kompetitor
Yap, mengeliminasi kompetitor. Adanya merger dari dua perusahaan dapat
menghilangkan persaingan dalam suatu industri. Penggabungan yang terjadi juga bisa
menciptakan kekuatan bisnis yang baru dan juga lebih kuat. Sehingga kompetitor lainnya
akan memiliki pesaing yang akan sulit dikalahkan. Selain itu, merger juga berdampak
pada strategi bisnis dari kedua perusahaan tersebut. Salah satunya berkurangnya beberapa
biaya seperti biaya marketing dan produksi.

Dampak merger bagi perusahaan


Di samping beberapa alasan yang menjadi penyebab dari merger, tentunya ada dampak
yang berakibat pada aktivitas perusahaan. Dampak ini bisa berupa keuntungan dan juga
kerugian.
a. Keuntungan merger

1. Meningkatkan pangsa pasar

Ketika perusahaan bergabung, perusahaan baru memperoleh pasar yang lebih


besar dan dapat bersaing dengan kompetitor. Adapun hal tersebut dapat
disebabkan karena salah satu perusahaan telah memiliki pasar yang cukup baik.

2. Mengurangi biaya operasional

Seperti yang telah kamu ketahui, adapun alasan terjadinya merger adalah dengan
tujuan meningkatkan skala ekonomi. Dengan hal tersebut, perusahaan dapat
mengurangi biaya operasional, seperti mengurangi biaya tenaga kerja secara
keseluruhan sambil mempertahankan tenaga kerja yang lebih kuat dan lebih
efektif.

3. Menciptakan lebih banyak peluang investasi (sumber keuangan)

Terjadinya merger dapat meningkatkan kapasitas keuangan perusahaan baru


secara keseluruhan. Peluang investasi baru mungkin hadir atau perusahaan
mungkin dapat menjangkau audiens yang lebih luas dengan anggaran pemasaran
yang lebih besar atau kemampuan produksi yang lebih signifikan.

b. Kerugian merger

1. Peningkatan biaya hukum


Kenyataannya untuk melakukan merger tidaklah semudah yang dibayangkan.
Banyak proses yang harus dilalui seperti urusan hukum dan keuangan. Terjadinya
kesepakatan penggabungan dua perusahaan merupakan transaksi bisnis legal yang
seringkali membutuhkan keterlibatan beberapa pihak profesional. Seperti
pengacara yang berspesialisasi dalam urusan merger serta profesional keuangan
yang menangani aset dan perincian keuangan lainnya. Dan hal ini tentunya
membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

2. Menciptakan perbedaan budaya dan pemecatan

Salah satu kemungkinan buruk yang terjadi akibat merger adalah perbedaan
budaya antara masing-masing perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan beberapa
gangguan yang mengakibatkan karyawan harus menyesuaikan diri kembali dan
hal ini tentunya membutuhkan waktu. Namun di samping itu, dampak paling
buruk adalah adanya beberapa tim/divisi yang dihilangkan karena duplikasi kerja
atau kinerja yang kurang optimal. Sehingga akan ada karyawan yang dipecat.

3. Hilangnya peluang bisnis potensial

Ketika terjadinya merger, maka akan banyak waktu, energi, serta uang yang harus
digunakan dalam proses penggabungan oleh masing-masing perusahaan. Hal ini
tentunya dapat mengubah agenda bisnis dan menimbulkan beberapa dampak.
Salah satu kemungkinannya yaitu hilangnya peluang bisnis potensial yang telah
direncanakan sebelumnya.

Janis-jenis merger dan contohnya


1. Merger horizontal
Merger horizontal adalah penggabungan antara dua perusahaan yang berada di industri
yang sama. Biasanya kedua perusahaan ini juga menawarkan produk atau layanan yang
serupa. Adapun tujuan dari merger ini biasanya tidak terlepas dari faktor ekonomi, seperti
menciptakan bisnis yang lebih besar dengan pasar yang lebih luas dan juga untuk dapat
memiliki kekuatan lebih kuat dari kompetitor yang lain. Jika kita ibaratkan sebagai
contoh yaitu, ketika Toyota bergabung dengan Nissan dapat dibilang sebagai merger
horizontal.
2. Merger vertikal
Sama halnya dengan merger horizontal, penggabungan pada merger vertikal masih dalam
ruang lingkup industri yang sama. Namun, yang membedakannya yaitu posisi salah satu
perusahaan yang lebih tinggi pada rantai pasokan industri tersebut. Penggabungan ini
dilakukan untuk meningkatkan sinergi yang dicapai melalui pengurangan biaya, yang
dihasilkan dari penggabungan dengan satu atau lebih perusahaan pemasok. Contoh yang
paling sederhana yaitu ketika perusahaan mobil bergabung dengan perusahaan pemasok
suku cadang.
3. Merger perluasan pasar
Dikutip dari Investopedia, merger perluasan pasar adalah penggabungan yang terjadi
antara perusahaan yang menjual produk yang sama, tetapi bersaing di pasar yang berbeda.
Perusahaan yang terlibat dalam merger ini berusaha untuk mendapatkan akses ke pasar
baru yang lebih besar dan memiliki basis klien yang lebih kuat. Misalnya ketika Pepsi
merger dengan Pizza Hut untuk menjangkau pasar yang lebih luas yaitu pelanggan dari
Pizza Hut.
4. Merger perluasan produk
Merger perluasan produk atau disebut juga dengan kongenerik merupakan penggabungan
dari dua atau lebih perusahaan yang beroperasi di pasar atau sektor yang sama dengan
produk yang saling terkait. Penggabungan ini bertujuan untuk menghasilkan penambahan
produk baru ke lini produk yang telah ada dari satu perusahaan. Contohnya ketika sebuah
perusahaan bank bergabung dengan perusahaan yang mempunyai produk berupa jasa
asuransi keuangan.
5. Merger konglomerat
Jenis merger selanjutnya yaitu merger konglomerat. Merger ini merupakan penggabungan
antara dua atau lebih perusahaan yang kegiatan bisnisnya tidak terkait sama sekali.
Terdapat beberapa alasan dari merger jenis ini seperti meningkatkan nilai perusahaan dan
menciptakan sinergi. Contoh dari merger jenis ini yaitu penggabungan yang terjadi antara
Walt Disney Company dengan American Broadcasting Company.
B. AKUISISI

 PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999

Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), akuisisi (acqusition) adalah


suatu penggabungan usaha di mana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi (acquirer)
memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree),
dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan
saham.

 Michael A. Hitt

Yang dimaksud dengan akuisisi yaitu memperoleh atau membeli perusahaan lain
dengan cara membeli sebagian besar saham dari perusahaan sasaran.

 P.S Sudarsanan

Sebuah perjanjian, di mana sebuah perusahaan membeli aset atau saham perusahaan
lain, dan para pemegang saham dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi akan
berhenti menjadi pemilik perusahaan.

Manfaat Akuisisi

Menurut Shapiro (1991 : 933) dalam Christina (2003 : 12), keuntungan atau manfaat
akuisisi adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis sekarang daripada
melakukan pertumbuhan secara internal.
2. Mengurangi tingkat persaingan dengan membeli beberapa badan usaha guna
menggabungkan kekuatan pasar dan pembatasan persaingan.
3. Memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran sekarang yang tidak dapat ditembus.
4. Menyediakan managerial skill, yaitu adanya bantuan manajerial mengelola aset-aset
badan usaha.
Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi

Beberapa kelebihan pada sistem akuisisi:

1. Adanya pengendalian yang besar atas saham dan aset perusahaan yang diakusisisi.
2. Tidak perlu mengurus banyak persyaratan terutama yang berkaitan dengan badan
hukum.
3. Tetap mempertahankan perusahaan yang telah ada sebelumnya dengan mengambil
alih perusahaan kompetitor.

Beberapa kekurangan pada sistem akuisisi:

1. Mengeluarkan biaya yang tinggi dalam proses legalitas.


2. Akuisisi bisa gagal jika pemegang saham minoritas banyak yang tidak setuju.
3. Perlunya pengawasan dan sistem yang baik agar perusahaan yang telah diakusisisi
selaras dengan visi dan misi perusahaan yang mengakuisisi.

Klasifikasi Pengambilalihan Kepemilikan

Berdasarkan Bentuk Dasar atau Objek

Terdapat tiga prosedur dasar yang tepat dilakukan perusahaan untuk mengambil alih
perusahaan lain, yaitu:

1. Merger atau Konsolidasi

Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau
lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung.Sedangkan
konsolidasi menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari
perusahaan gabungan.

2. Akuisisi Saham
Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham perusahaan
tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau
obligasi).

3. Akuisisi Aset

Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli aktiva
tetap perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan
memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa pemerolehan
saham.Pengambilalihan kepemilikan asets dilakukan dengan cara pemindahan hak
kepemilikan aktiva-aktiva yang dibeli.

Berdasarkan Keterkaitan dengan Jenis Usaha

1. Akuisisi Horizontal

Pengambilalihan kepemilikan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atas perusahaan target
yang memiliki bidang usaha yang sama, sehingga merupakan pesaing usaha, baik pesaing
yang memproduksi produk yang sama maupun daerah pemasaran yang
sama.Tujuannya yaitu untuk memperbesar pangsa pasar atau membunuh pesaing.

2. Akuisisi vertikal

Pemerolehan dilakukan antara suatu perusahaan dengan perusahaan yang masih dalam satu
mata rantai produksi, yakni suatu perusahaan yang bergerak dalam produksi dari hulu ke
hilir.Tujuan ini yaitu untuk memperoleh kepastian adanya pasokan dan penjualan barang.

3. Akuisisi konglomerat

Pengambilalihan kepemilikan perusahan yang tidak terkait dengan perusahaan-perusahaan


lain baik secara horizontal maupun secara vertikal.Tujuan ini yaitu agar perusahaan yang
diakuisisi dapat menunjang perusahaan yang mengakuisisi secara keseluruhan serta untuk
memantapkan kondisi portepel (portfolio) grup perusahaan.
C. RESTRUKTURISASI
Pengertian Restrukturisasi Menurut Tarigan (2017) menyatakan bahwa restruktursasi
merupakan kegiatan dan tindakan yang dapat digunakan perusahaan untuk mengubah
struktur perusahaan melalui perbaikan untuk mendapatkan dampak yang signifikan terhadap
kinerja yang ada didalam perusahaan. Restruktursasi perusahaan dapat dilakukan pada saat
perusahaan membutuhkan perbaikan didalam operasional perusahaan agar dapat
berkembang dan mampu bersaing untuk mempertahankan eksistensinya. Strategi
restrukturisasi membutuhkan tim manajemen yang berwawasan maupun pengetahuan yang
luas untuk menganalisis kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.
Bentuk Restrukturisasi Perusahaan
a. Merger
Merger adalah suatu keberlangsungan adanya penggabungan usaha antara dua atau
lebih perusahaan menjadi satu perusahaan yang terus berlanjut sesuai aktivitasnya, dan
yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau lebih memilih untuk bubar. Biasanya
perusahaan yang memiliki kinerja lebih baik dan memiliki ukuran lebih besar
dibandingkan perusahan lain, perusahaan itulah yang akan dipertahankan nama dan
status hukumnya (Moin, 2010).
b. Akuisisi
Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha atau bisa juga disebut pengambilalihan
kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakuisisi, dan itu akan berdampak kepada
beralihnya suatu pengendalian atas perusahaan yang telah diambil alih. Baik
perusahaan pengambilalih maupun perushaan yang diambil alih akan tetap sama-sama
dipertahankan hidup dan eksis, namun sebagai badan hukum yang terpisah (Moin,
2010). Akuisisi berbeda dengan merger, karena dengan adanya pengendalian pihak
pengakuisisi akan mendapatkan dampak positif dari perusahaan yang telah diakuisisi,
dan didalam akuisisi tidak akan menimbulkan pihak atau perusahaan lain bubar
sebagai entitas hukum.
c. Divestiture
Divestasi (divestiture) merupakan suatu kegiatan dalam menjual maupun melakukan
pemisahan beberapa jenis aset dan unit bisnis yang dilakukan oleh perusahaan (Moin,
2010). Aktivitas divestasi merupakan hal yang sangat menarik, bukan karena kinerja
didalam unit bisnis suatu perusahaan tersebut buruk, namun divestasi dianggap
menjadi strategi yang dapat digunakan perusahaan, maka penjualan unit bisnis untuk
memenuhi kepentingan maupun keuangan perusahaan. Sehingga divestasi dapat
digunakan untuk melakukan transaksi antara satu perusahaan dengan perusahaan lain,
yang manfaatnya untuk mendapatkan keuntungan bagi kedua perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai