Anda di halaman 1dari 4

PAPER

ANALISIS INFORMASI KEUANGAN


LABA DITAHAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK IV
Aiynun Jariya (C0120314) Rahmatullah Ramadhan (C0120410)
Elva Gita Nuari (C0120372) Osama (C0120311)
Ica Astika (C0120318) Sudirman (C0120398)
Rosmiati (C0120407) Wahyuni (C0120316)
St.Rahmah (C0120312)

MANAJEMEN C
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
Apa itu Laba ditahan?

Laba ditahan dapat ditemukan di neraca perusahaan dan terletak di bagian bawah ekuitas
pemegang saham pada akhir setiap periode akuntansi. Hal tersebut dikarenakan laba ditahan
masih merupakan laba yang dimiliki oleh pihak perusahaan, meski tidak secara langsung.

Dikutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan, pengertian laba ditahan adalah saldo laba bersih
setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham (RUPS) atau rapat anggota
diputuskan untuk tidak dibagikan (retained earning).

Jumlah laba yang tidak dibagi itu dapat digunakan oleh perusahaan untuk tambahan modal
atau untuk memperbesar modal perusahaan. Laba ditahan (retained rarnings) dalam penyajian
laporan neraca ada pada posisi pasiva. Laba ditahan menurut para ahli seperti Donald E Kieso
menuliskannya dalam buku “Akuntansi Intermediate”. Kieso menyebutkan laba ditahan
merupakan laba yang ditahan untuk digunakan dalam aktivitas bisnis. Sumber dasar laba ditahan
adalah laba dari operasi. Pemegang saham menanggung risiko terbesar dalam operasi perusahaan
dan memikul setiap kerugian dan keuntungan dari aktivitas perusahaan. Setiap laba yang tidak
dibagikan kepada para pemegang saham akan menjadi tambahan ekuitas.

Adapun Bambang Riyanto dalam buku “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”


menyatakan arti laba ditahan adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat
sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan.

Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu, dibentuklah


cadangan. Namun apabila belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan laba
perusahaan, laba tersebut akan menjadi laba yang ditahan.

Karakteristik Laba Ditahan

Karakteristik laba ditahan, sesuai dengan definisnya, belum diperhitungkan untuk dibagi ke
berbagai sektor yang berhak menerima dana seperti pemegang saham atau investor. Beberapa
faktor yang melatarbelakangi penahanan laba antara lain:

1. Adanya kesalahan laporan keuangan pada periode sebelumnya Laba dapat ditahan ketika
akuntan belum bisa memberi data valid. Untuk menghindari kecurangan dan kerugian
dalam pembagian laba, pembagian akan dihentikan sampai laporan keuangan benar atau
sesuai.
2. Perubahan metode perhitungan Perubahahan metode perhitungan kerap menjadi alasan
laba ditahan. Misalnya, metode perhitungan sebelumnya selalu memberlakukan sistem
bulanan lalu diubah per hari.
3. Perubahan prinsip akuntansi dari periode sebelumnya Perubahan prinsip akuntansi dari
periode sebelumnya dapat mempengaruhi laba ditahan. Contohnya, perubahan dalam
metode perhitungan, model laporan keuangan yang disusun serta skema akuntansi.
4. Adanya perubahan pemegang kendali manajemen perusahaan Penahanan laba pada kasus
ini sendiri dilakukan dengan tujuan untuk menjaga stabilitas kerja, menekan tindak
kecurigaan, serta kecurangan. Hal ini dilakukan agar manajemen baru mampu
menyesuaikan diri dan menunjukan kredibilitas manajemennya dalam mengelola
keuangan.
5. Adanya penyesuaian nilai rupiah dari periode sebelumnya Nilai tukar rupiah bisa naik
dan turun sewaktu-waktu. Jika perubahan nilai tukar itu mempengaruhi hasil perhitungan
laba perusahaan secara signifikan, akuntan biasanya memutuskan menahan laba yang
ada.
Kaitan Laba Ditahan dengan Dividen
Laba ditahan memiliki keterkaitan yang kuat dengan dividen. Dividen adalah hak
pemegang saham atas raihan laba yang dihasilkan perusahaan. Laba ditahan sesungguhnya
merupakan hak milik pemegang saham yang masih dipegang perusahaan untuk ekspansi bisnis.
Ketika laba ditahan tersebut diputuskan untuk didistribusikan ke pemegang saham, barulah
disebut sebagai pembagian dividen. Pembagian dividen berdasarkan jumlah lembar saham yang
dimiliki tiap-tiap pemegang saham.
Kebijakan pembagian dividen ini berbeda dari waktu ke waktu tergantung situasi dan
kondisi perusahaan. Jika perusahaan melihat adanya prospek yang bagus di masa depan,
sebagian dari keuntungan yang diperoleh tersebut akan ditahan oleh perusahaan dalam bentuk
laba ditahan untuk menambah kebutuhan modalnya atau membiayai sebagian besar
kebutuhannya sendiri.
Rumus Laba Ditahan
Cara menghitung laba ditahan adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Laba Ditahan = Laba Ditahan Saat ini + Laba Bersih atau Rugi - Dividen yang Dibayarkan.
Contoh
Laba Ditahan Perusahaan A telah memulai bisnis sejak April tahun ini. Akun laba ditahan
pada April bernilai Rp 0 karena perusahaan A belum memiliki penghasilan laba ditahan.
Selama satu bulan pertamanya, perusahaan A mendapat laba bersih sebesar Rp 1.000.000
dan tidak membagikan dividen sama sekali. Jadi, laba ditahan perusahaan A pada bulan Mei
adalah:
Laba Ditahan = Laba Ditahan Saat ini + Laba Bersih atau Rugi – Dividen yang
Dibayarkan.
Laba Ditahan = Rp 0 + Rp 1.000.000 – Rp 0
Laba Ditahan Mei = Rp 1.000.000
Bulan berikutnya keuntungan perusahaan, A sebesar Rp 10.000.000. Perusahaan A
memutuskan untuk membayar dividen tunai dan menerbitkan dividen saham sebesar 5 persen.
Perusahaan A memiliki total 10.000 lembar saham biasa yang beredar dan harga pasar
setiap lembar saham adalah Rp 10.000. Artinya, jika perusahaan A akan menerbitkan 500
dividen saham, maka masing-masing akan mengurangi laba ditahan sebesar Rp 10.000.
Laba Ditahan = Laba Ditahan Saat ini + Laba Bersih atau Rugi – Dividen yang
Dibayarkan.
Laba Ditahan = Rp 1.000.000 + Rp 10.000.000 – [500 x Rp 10.000] Laba Ditahan = Rp
11.000.000 – Rp 5.000.000
Laba Ditahan Juni = Rp 6.000.000
Bulan berikutnya lagi, perusahaan A mendapat keuntungan sebesar Rp 10.000.000.
Perusahaan A memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 2.000.000 kepada
pemegang saham. Maka, nilai laba ditahan yang terbaru adalah sebagai berikut.
Laba Ditahan = Laba Ditahan Saat ini + Laba Bersih atau Rugi – Dividen yang
Dibayarkan.
Laba Ditahan = Rp 6.000.000 + Rp10.000.000 – Rp 2.000.000
Laba Ditahan Juli = Rp 14.000.000

Anda mungkin juga menyukai