Anda di halaman 1dari 11

MODUL VI

PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN ASET

Fokus Pengukuran

Pada unit usaha, pusat perhatiannya adalah pada Pusat Laba (laba yang diukur dari selisih
antara pendapatan dan pengeluaran). Pada Pusat Investasi (laba dibandingkan dengan aset yang
digunakan untuk meraih laba, pusat perhatian pada jenis-jenis Aset yang mungkin digunakan
dalam suatu Pusat Investasi (dinamakan sebagai basis investasi).

Tujuan Pengukuran

Tujuan pengukuran penggunaan Aset merupakan hal yang sama dengan tujuan Pusat Laba,
yaitu:
1. Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting
mengenai aset yang digunakan dan untuk memacu para manajer untuk membuat
keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.
2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha.

Sasaran Kinerja Manajer Unit Usaha ;


1. Menghasilkan laba yang cukup dari sumber daya yang digunakan.
2. Penggunaan sumber daya tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan
return yang memadai.
3. Menghentikan penggunaan jika laba tahunan yang diharapkan lebih rendah daripada kas
yang dapat direalisasikan dari penjualannya.

Hubungan Laba dengan Investasi

Tujuan dari menghubungkan laba dengan investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit
usaha untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu, di mana akan terdapat hambatan-hambatan yang
signifikan dalam membuat suatu sistem yang fokus pada aset yang digunakan sebagai tambahan
fokus pada laba.

Masalah Pusat Investasi

• Pusat-Pusat Investasi memiliki banyak permasalahan dalam menentukan pengeluaran dan


pendapatan. Pusat-Pusat Investasi menghadapi permasalahan baru mengenai bagaimana
mengukur Asset yang digunakan, khususnya aset mana yang dilibatkan, bagaimana
menilai aset tetap dan aset lancar, metode depresiasi apa yang akan digunakan untuk aset
tetap, aset perusahaan mana yang harus dialokasikan, dan kewajiban mana yang harus
dikurangi.
Di beberapa unit usaha, fokus adalah pada laba yang diukur dari selisih antara pendapatan dan
beban. Di unit usaha lain, laba dibandingkan dengan aset yang digunakan untuk menghasilkan
laba tersebut. Pusat Pertanggungjawaban yang terakhir ini disebut sebagai Pusat Investasi.
Pusat Investasi menggunakan jenis-jenis aset. Kumpulan aset tersebut dinamakan dasar
investasi.

1. Analisis Struktur Aset

Tujuan penggunaan aset merupakan analogi dari tujuan Pusat Laba yaitu :

 Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang


bagus mengenai aset yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar
membuat keputusan yang merupakan kepentingan perusahaan.
 Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.

Dalam analisis mengenai perlakuan alternatif atas aset dan perbandingan ROI dengan EVA,
dua cara dalam mengkaitkan laba dengan aset yang digunakan yang paling menarik adalah
seberapa baik alternatif-alternatif tersebut melayani kedua tujuan di atas untuk menyediakan
informasi guna pengambilan keputusan yang baik dan pengukuran kinerja ekonomi suatu unit
usaha.
Umumnya, para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja. Pertama, mereka harus
merealisasikan laba yang mencukupi dari sumber daya yang digunakan, Kedua, mereka harus
dapat menggunakan sumber daya tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan
tingkat pengembalian yang memadai. Tujuan dari menghubungkan laba dengan investasi adalah
untuk memotivasi para manajer unit usaha guna mencapai sasaran-sasaran tersebut di atas.

Tampilan berikut merupakan contoh laporan keuangan yang disederhanakan dari suatu unit usaha.

Neraca (dalam ribuan $)


Aset Lancar: Kewajiban Lancar

Kas$ 50 Utang usaha.. $ 90

Piutang.. 150 Kewajiban lancar lainnya 110

Persediaan. 200 Total kewajiban lancer 200

Total aktiva lancar. 400 Ekuitas perusahaan. 500

Aktiva tetap: Total Kewajiban Ekuitas. $700

Harga Perolehan $ 600

Akumulasi Penyusutan… -300

Nilai buku 300

Total Aset $700


Laporan Laba Rugi
Pendapatan$ 1.000

Pengeluaran, di luar penyusutan..$ 850

Penyusutan…50

Pendapatan sebelum pajak 900

Beban Modal ($500 x 10 %).. 100

Economic value added (EVA).. 50

Return on investment (ROI)= ($100/$500) = 20 %……………………………….. 50

Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) adalah suatu rasio perbandingan pembilangnya
(numerator) adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan. Penyebutnya
(denominator) adalah aktiva yang digunakan. Dalam tampilan di atas, yang menjadi penyebut
adalah modal perusahaan di unit usaha. Jumlah tersebut dihasilkan dari jumlah kewajiban tidak
lancar ditambah dengan ekuitas pemegang saham di neraca dari perusahaan yang terpisah.

Nilai tambah ekonomi (EVA) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh dengan
mengurangkan biaya modal dari laba operasi bersih. Biaya Modal diperoleh dari perkalian
antara jumlah aktiva yang digunakan dengan suatu tingkat tarif.

2. Mengukur Aset

Dalam memutuskan dasar investasi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat
investasi, kantor pusat menanyakan dua hal: Pertama, praktik-praktik apa saja yang akan
membuat para manajer unit usaha menggunakan aset mereka dengan efisien dan untuk
mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aset baru? Mungkin, ketika laba mereka
berkaitan dengan aset yang digunakan, para manajer unit usaha akan mencoba untuk
meningkatkan kinerja mereka yang diukur dengan cara ini.

a. Kas

Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat
memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha
memegang saldo kas yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas
masuk dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan selisih
antara penerimaan dan pengeluaran harian. Akibatnya, saldo kas aktual pada tingkat unit
usaha cenderung jauh lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan, jika unit
usaha merupakan suatu perusahaan independen.

b. Piutang

Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui
kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung, melalui penetapan
persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta melalui
wewenang mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo. Demi kemudahan, unsur
piutang sering dimasukkan pada saldo aktual di akhir periode, meskipun rata-rata antar
periode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya
dikaitkan dengan laba.

c. Persediaan

Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang, yaitu dicatat pada jumlah akhir
periode meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan
menggunakan Last In First Out (LIFO) untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode
penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan
LIFO cenderung sangat rendah pada periode terjadinya inflasi. Dalam kondisi-kondisi
tersebut, persediaan sebaiknya dinilai pada biaya standar atau rata-rata, dan biaya yang sama
sebaiknya digunakan untuk, mengukur harga pokok, penjualan pada laporan laba rugi unit
usaha. Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran di muka atau
pembayaran cicilan dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut
membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah
persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.

d. Modal Kerja secara umum

Seperti yang dapat dilihat, perlakuan atas modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu sisi,
perusahaan memasukan seluruh aset lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak
mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang
motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar
lainnya. Tetapi, metode tersebut menyatakan terlalu tinggi jumlah modal korporat yang
diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber modal,
seringkali dengan biaya bunga sama dengan nol.

e. Properti, Pabrik, dan Peralatan

Dalam akuntansi keuangan, aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan, dan biaya ini
dihapuskan sepanjang umur ekonomis aset melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan
menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aset dari unit
usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut untuk
tujuan yang dimaksudkan. Permasalahan tersebut akan dianalisis pada bagian-bagian
berikut:

Akuisisi Peralatan Baru

Asumsikan bahwa suatu unit usaha dapat membeli mesin baru seharga $ 100.000. Mesin ini
diperkirakan akan menghasilkan penghematan sebesar $27.000 per tahun selama lima tahun. Jika
perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang diperlukan (required return) sebesar 10% , maka
investasi tersebut adalah menarik, seperti yang telah dihitung pada bagian ilustrasi di bawah ini:

A. Perhitungan ekonomi

Investasi pada mesin $ 100.000

Masa manfaat 5 tahun,

Arus kas masuk, $ 27.000 per tahun

Nilai sekarang dari arus kas masuk ($ 27.000 x 3,791) = $ 102.400

Nilai sekarang bersih.. 2,400

B. Sebagaimana dicerminkan dalam laporan laba rugi unit usaha


Seperti pada tampilan tahun pertama

Dengan mesin

Pendapatan $ 1.000.000

Pengeluaran, di luar penyusutan $ 850.000

Penyusutan … 50.000

Laba sebelum pajak 100.000

Dikurangi beban modal pada tingkat 10 %…………………………10.000

EVA

Catatan : Pajak penghasilan tidak ditunjukan demi kesederhanaan. Diasumsikan


bahwa pajak tersebut telah dimasukkan dalam perhitungan arus kas.

*3,791 merupakan nilai sekarang dari $1 per tahun selama lima tahun pada tingkat
10 %.

Beban modal atas mesin yang baru dihitung pada nilai buku awalnya, di mana untuk
tahun pertama adalah sebesar $100×10%=10. Nilai buku awal tahun demi
kemudahan. Banyak perusahaan yang menggunakan nilai buku rata-rata
(100+80) ; 2 = 90. Hasilnya akan serupa.

Investasi yang diusulkan memiliki nilai sekarang bersih (Net Present Value) sebesar
$2.400, dan oleh karena itu, harus diambil. Tetapi, jika mesin tersebut dibeli dan unit
usaha mengukur dasar asetnya, maka unit tersebut akan melaporkan penurunan EVA
pada tahun pertama, dan bukan kenaikan. Bagian B pada tampilan di atas
menunjukkan laporan laba rugi tanpa mesin tersebut dan laporan laba rugi jika mesin
tersebut dibeli (dan telah digunakan selama satu tahun). Perhatikan bahwa pembelian
mesin tersebut akan menaikkan laba sebelum pajak, tetapi kenaikan ini lebih
dibandingkan dengan kenaikan beban modal. Dengan demikian, penghitungan EVA
menandakan bahwa profitabilitas telah menurun, walaupun fakta ekonomi
menunjukkan bahwa laba mengalami kenaikan. Dalam kondisi yang demikian,
manajer unit usaha mungkin akan merasa enggan untuk membeli aktiva tersebut.
Dalam tampilan diatas, penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus.

Nilai Buku Kotor

Fluktualisasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan
memasukkan unsur aset yang dapat disusutkan dalam dasar investasi pada nilai buku
kotornya, dan bukan nilai buku bersih. Beberapa perusahaan melakukan hal ini, jika
hal tersebut dilakukan pada kasus ini, maka investasi setiap tahunnya adalah sebesar
$100.000 (biaya awalnya), dan pendapatan tambahan adalah $7.000 (arus kas masuk
sebesar $27.000, penyusutan sebesar $20.000). Meskipun demikian, EVA-nya akan
menurun sebesar $3.000 ($7.000 - beban bunga sebesar $10.000). ROI-nya sebesar 7
persen ($7.000 : $100.000).

Disposisi Aset

Jika satu mesin dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih
memiliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut
tidak relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian. Tetapi, menghilangkan
nilai buku dari aktiva lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha
secara substansial. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai
buku besih setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari
mesin yang lama.

Penyusutan Anuitas

Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus,
maka perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukkan EVA dan ROI yang
tepat. Hal ini disebabkan karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya
mengaitkan pengembalian investasi yang implicit dalam perhitungan nilai sekarang.
Penyusutan anulitas merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, di mana
jumlah penyusutan tahunan adalah rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai
investasinya masih tinggi dan meningkat setiap tahunnya seiring dengan menurunnya
nilai investasi; tetapi tingkat pengembalian hasil tetap konstan.

Metode Penilaian Lain

Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas


bawah., biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini
mengurangi distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aset yang tua.
Kesulitan dalam metode ini adalah bahwa suatu unit usaha dengan aset tetap yang
memiliki nilai buku bersih di atas 50 persen nilai buku kotornya dapat mengurangi
dasar investasi dengan sepenuhnya membuang aset-aset yang masih bagus.
Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan
menggunakan estimasi nilai sekarang (current value) dari aset. Perusahaan-
perusahaan memperoleh jumlah tersebut dengan cara menilai aset secara berkala
(katakanlah, setiap lima tahun atau ketika manajer unit usaha yang baru mengambil
alih), dengan menyesuaikan biaya awal menggunakan suatu indeks perubahan pada
harga peralatan, atau dengan menggunakan nilai asuransi.

Aset-aset yang disewagunausahakan

Asumsikan suatu unit usaha yang laporan keuangannya menjual aktiva tetapnya
seharga nilai bukunya sebesar $ 300.000, mengembalikan hasil penjualannya kepada
kantor pusat korporat, dan kemudian menyewagunausahakan aset tersebut dengan
tarif sewa sebesar $60.000 per tahun. Laba sebelum pajak dari unit usaha tersebut
akan menurun akibat beban sewa baru yang lebih tinggi daripada beban penyusutan
yang dihilangkan. Meskipun demikian, EVA-nya akan naik karena biaya yang lebih
tinggi tersebut akan diimbangi oleh penurunan biaya modal yang dihilangkan. Oleh
karena itu, para manajer unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada
memiliki aset ketika beban bunga yang terkandung dalam biaya sewa lebih kecil
daripada biaya modal yang dikenakan pada dasar investasi dari unit usaha.

3. EVA dan ROI

Hampir semua perusahaan yang memiliki Pusat Investasi mengevaluasi unit-unit usahanya
berdasarkan ROI, dibandingkan yang menggunakan EVA. Ada tiga keuntungan dari ROI.
Pertama, ROI merupakan pengukuran yang komprehensif di mana semua mempengaruhi
laporan keuangan tercermin dari rasio ini. Kedua, ROI mudah dihitung, mudah dipahami,
dan sangat berarti dalam pengertian absolut. Sebagai contoh, ROI dibawah 5 persen
dikatakan rendah dalam skala absolut, dan ROI di atas 25 persen dikatakan tinggi. Ketiga,
ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap organisasi yang bertanggung
jawab terhadap profitabilitas, tanpa memperdulikan ukuran dan jenis usahanya. Kinerja dari
unit yang berbeda dapat saling dibandingkan. Selain itu, data ROI pesaing bersedia sehingga
dapat dijadikan sebagai dasar perbandingan.

EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi, pendekatan EVA juga
memiliki beberapa keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul dari ROI.

Pertama dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk
perbandingan investasi. Di lain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda
untuk investasi di antara unit-unit usaha. Kedua, keputusan-keputusan yang meningkatkan
ROI suatu Pusat Investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. Sebagai contoh, di suatu
Pusat Laba yang kini memiliki ROI sebesar 30%, manajer dapat meningkatkan ROI-nya
dengan menjual asetnya yang ROI-nya 25 persen. Keunggulan ketiga dari EVA adalah
tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aset yang berbeda pula.
Sebagai contoh, tingkat bunga yang rendah dapat digunakan untuk persediaan, sedangkan
tingkat bunga yang relatif tinggi dapat digunakan untuk investasi dalam aset tetap.
Keunggulan keempat adalah bahwa EVA, berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif
yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para pemegang
saham merupakan pemilik kepentingan yang penting dalam perusahaan. Ada beberapa
alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting dalam perusahaan
: (a) mengurangi resiko pengambilalihan, (b) menciptakan nilai tukar untuk agresivitas
dalam merger dan akuisisi, dan (c) mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan
investasi yang lebih cepat untuk pertumbuhan masa depan. Ketika digunakan sebagai ukuran
kinerja, EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara mengambil
tindakan-tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dapat
dipahami dengan melihat pada cara bagaimana EVA diperhitungkan. EVA diukur dengan
cara sebagai berikut:
EVA = Laba bersih - Beban Modal

Dengan

Beban modal = Biaya Modal x Modal yang digunakan

Cara lain untuk menyatakan persamaan adalah :

EVA = Modal yang digunakan (ROI - Biaya modal)

4. Pertimbangan dalam evaluasi manajer

Dengan melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan secara
luas. Diketahui dari pengalaman pribadi bahwa kesalahan konseptual ROI untuk evaluasi
kinerja adalah nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para manajer
unit usaha. Tetapi, cakupan dari kesalahan tersebut tidak tidak dapat ditentukan karena hanya
sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut terjadi.

5. Evaluasi kinerja ekonomi dalam perusahaan

Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja


ekonomi biasanya dibuat dengan selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam
selang beberapa tahun. Berdasarkan alasan yang telah dinyatakan sebelumnya, laporan-
laporan manajemen cenderung menggunakan informasi historis atas biaya aktual yang
terjadi, sedangkan laporan-laporan ekonomi menggunakan informasi yang cukup berbeda.
Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut
memberikan indikasi apakah strategi unit usaha sekarang sudah memuaskan dan jika tidak,
keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha tersebut: memperbesarnya, memperkecil,
mengubah arah, atau menjualnya. Analisis ekonomi atas suatu unit usaha dapat
memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang atas produk-produk, pabrik dan peralatan
baru, atau strategi baru yang lain, bila dilihat secara keseluruhan, tidak akan menghasilkan
laba yang memuaskan di masa depan, meskipun laba tersebut kelihatannya dapat dihasilkan
bila masing-masing keputusan dilakukan secara terpisah.

Laporan Keuangan Unit Usaha yang sederhana yang digunakan dalam analisis ini.
• Laporan Keuangan tersebut menunjukan dua cara dalam menghubungkan Laba dengan
Aset yang digunakan, yaitu ROI dan EVA.
• ROI atau Return on Investment adalah suatu Rasio Perbandingan. Pembilangnya
(numerator) adalah Pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan, dan penyebutnya
(denominator) adalah Aset yang digunakan.
• Dalam contoh, yang merupakan penyebut adalah modal perusahaan pada unit usaha.
Jumlah tersebut dihasilkan dari jumlah noncurrent liabilities ditambah dengan ekuitas
pemegang saham dalam neraca dari perusahaan terpisah. Secara Matematis, adalah sama
dengan Total Assets dikurangi dengan Current Liabilities, dan sama dengan Non-Current
Assets ditambah dengan Working Capital.
• EVA (Economic Value Added) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh
dengan mengurangkan Capital Charge dari Net Operating Profit). Beban modal diperoleh
dari perkalian antara jumlah Asset yang digunakan dengan suatu rate yang dalam contoh
besarnya 10%. Derivasi dari Rate ini akan kita bahas pada bagian berikutnya.
Untuk alasan-alasan yang akan dijelaskan nanti, EVA lebih unggul dari ROI pada sisi konsep,
dan karena itu, kita akan menggunalan EVA dalam contoh-contoh yang ada. Meskipun demikian,
sangat jelas dari survei-survei yang ada bahwa ROI digunakan lebih luas dalam bisnis
dibandingkan dengan EVA

Anda mungkin juga menyukai