Anda di halaman 1dari 9

Pusat Investasi

(Tugas Sistem Pengendalian Manajemen)

Kelompok 12:

1. 2. 3. 4.

Samadhi yudha pratama Yosheko Casimira Morgan Fransiska Fani Heliyanto Meylani rizki bangun

(11 09 22796) (11 09 22800) (11 09 22801) (11 09 22869)

PUSAT INVESTASI
Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi untuk menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada laba yang diperoleh dan dihubungkan dengan dana investasi. Setiap pusat investasi mempunyai seorang manajer utama dan bertanggungjawab atas setiap unit kegiatan atau program yang terjadi didalam semua divisi yang dipimpinnya. Kemudian secara periodik manajer tersebut akan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan.

Para manajer pusat dapat menilai prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing manajer. Berdasarkan informasi dan model analisis yang digunakan manajer tersebut berupaya mencari jawaban jika hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pada umumnya dilakukan dengan suatu model pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran kinerja pusat laba. Pengukuran kinerja ini diperlukan karena suatu divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang baik jika laba tersebut dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Disini prestasi manajer dinilai atas laba dan investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba.

Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah : 1.Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai investasi yang digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan keputusan yang tepat. 2.Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri. 3.Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.

Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam : 1.Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan. 2.Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan kembalian (return) yang memadai. 3.Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan kembalian (return) yang memadai.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengukur Aktiva yang digunakan :


Kas : Pengendalian Kas secara terpusat cenderung menginginkan saldo kas yang lebih kecil dari pada yang ingin dipegang oleh Manajer Unit Usaha. Sehingga Kas yang ada di Unit usaha lebih kecil dari pada sebenarnya, jika unit usaha tersebut berdiri secara independen. Piutang : Manajer Unit Usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui kemampuan melakukan penjualan dan memberikan batas kredit dan penagihannya dilakukan oleh Unit Penagihan. Masalah piutang yang dimasukkan pada unit investasi apakah sebesar Harga Pokok Penjualan atau ditambah laba, karena uang yang diperoleh dapat diinvestasikan lagi, sedangkan pencatatannya hanya dengan nilai buku. Persediaan : Perlakuannya sama dengan Piutang yaitu dicatat pada akhir periode dengan metode yang dipilih untuk tujuan akuntansi keuangan. Oleh sebab itu perlu digunakan sistem biaya standard atau rata-rata dan biaya yang sama yang juga digunakan untuk mengukur Harga Pokok Penjualan pada perhitungan Laba/Rugi. Modal Kerja secara Umum : Perlakuannya sangat bervariasi, tetapi yang diperlukan bahwa modal kerja (aktiva lancar) adalah untuk memenuhi kewajiban lancar, sehingga Manajer Unit Usaha bertanggung jawab untuk mengawasi hutang tersebut. Properti, Pabrik dan Peralatan (Aktiva Tetap) : Aktiva tetap dicatat dengan harga perolehan dan didepresiasi sepanjang umur ekonomisnya. Pendekatan ini digunakan untuk mengukur profitabilitas unit usaha yang menggunakan aktiva ini. Aktiva-aktiva Disewa (Leased Assets) : Para manajer unit usaha akan lebih terdorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva tetap, jika biaya sewa lebih kecil daripada biaya depresiasi. Aktiva Tidak Terpakai (Idle Assets) : Jika suatu unit usaha memiliki aktiva tak terpakai (idle asset) yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit usaha tersebut diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasi. Tujuan dari izin ini adalah untuk mendorong para manajer unit usaha untuk memperbolehkan penggunaan aktiva tak terpakai kepada unit lain yang mungkin memerlukannya. Aktiva Tidak berwujud : Biasanya perusahaan yang melakukan LITBANG dan pemasaran dengan biaya yang cukup besar kemudian mengkapitalisasikan biaya LITBANG ini sebagai investasi jangka panjang yang dinamakan

Aktiva Tidak Berwujud kemudian di amortisasi setiap tahunnya. Hal ini mengubah cara pandang Manajer Unit Usaha karena akan berpengaruh terhadap biaya bertambah dan aktiva berkurang. Jumlah beban modal yang berkurang x tarip biaya modal akan menyebabkan EVA berdampak positif. Kewajiban tidak lancar : Dana-dana yang diperoleh Kantor Pusat diperoleh dari internal dan eksternal. Hal ini perlu dipertimbangkan untuk dihitung secara terpisah, karena kadang-kadang pinjaman lebih besar modal. Oleh sebab itu perhitungan EVA harus dihitung berdasarkan pinjaman yang berasal dari Kantor Pusat dan bukan dari total aktiva. Biaya Modal : Tarip biaya modal ditentukan oleh Kantor Pusat yang lebih besar dari tarip pendanaan dengan hutang. Sedangkan total dana yang digunakan adalah campuran (hutang ditambah modal berbiaya tinggi). Dengan demikian, tarif tersebut lebih kecil dari pada estimasi biaya modal perusahaan, sehingga EVA diatas rata-rata unit usaha lebih besar 0. Jika tarip modal kerja lebih kecil dari pada untuk aktiva tetap, risiko modal kerja lebih kecil dari pada aktiva tetap, karena dananya digunakan untuk keperluan jangka pendek. Survey Praktik : Kebanyakan perusahaan memasukkan unsur aktiva tetap ke dalam dasar investasi sebesar nilai buku.

Ukuran Kinerja Investasi


Pengembangan model ukuran-ukuran kinerja dan spesifikasi struktur penghargaan merupakan isu utama dalam organisasi yang didesentralisasi. Karena tolak ukur kinerja dapat mempengaruhi perilaku para manajer, pemilihan tolak ukur dapat mendukung tingginya tingkat keserasian tujuan. Dua tolak ukur evaluasi kinerja untuk pusat investasi adalah Economic Value Added (EVA) dan Return On Investment (ROI).

Economic Value Added


Istilah EVA pertama kali dipopulerkan oleh G. Benet Stewart dan Joel M. Stern. EVA merupakan suatu metode untuk menentukan apakah perusahaan telah menciptakan nilai ekonomis yang diatas atau dibawah dari biaya modal yang dimiliki perusahaan dalam pengoperasian kekayaan yang dimilikinya.

Dalam hal investasi, EVA mampu mendorong manajer berpikir dan bertindak yaitu memilih investasi yang memaksimumkan pengembalian dengan biaya modal yang minimum sehingga nilai perusahaan bisa ditingkatkan (misalnya para pemegang saham). Selain itu, factor biaya modal yang terdapat dalam

EVA mendorong manajer untuk berhati-hati dalam menentukan kebijakan struktur modal perusahaannya. EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal tahunan. Jika EVA positif, berarti perusahaan sedang menghasilkan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan sedang menghancurkan modal. EVA adalah metode untuk mengukur kinerja atau prestasi manajer pusat investasi, yang merupakan selisih antara Laba Operasi Setelah Pajak dengan Rata-Rata Tertimbang biaya Modal dari Modal Total yang digunakan.

Rumus perhitungan EVA adalah:


EVA diukur dengan cara sebagai berikut: EVA = Laba bersih - Beban modal di mana Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan (1)

Cara lain untuk menyatakan persamaan (1) adalah: EVA = Modal yang digunakan (ROI - Biaya modal) (2)

Return On Investment
Return On Investment dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh pusat investasi dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Namun dalam penentuan return on investment pusat investasi timbul masalah dalam pemilihan konsep laba dan masalah penentuan aktiva yang dimasukkan dalam unsure investasi serta pemilihan metode penilaian aktiva yang digunakan oleh pusat investasi. Konsep laba yang tepat digunakan sebagai pengukur prestasi suatu pusat investasi adalah laba yang terkendali oleh divisi.

Rumus perhitungan ROI :


ROI = Laba Operasi : Rata-Rata Aktiva Operasi = (laba operasi : penjualan) x (penjualan : rata-rata aktiva operasi) Atau

ROI = Margin x Perputaran

Bentuk Pusat Investasi Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis Strategis maupun Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.

Masalah yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi: 1.Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan dari investasi yang ditanamkan. 2.Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba tersebut. 3.Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.

Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama, pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen atau ROI. Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.

Keunggulan dan kelemahan masing-masing metode pegukuran kinerja: EVA ( Economic Value Added )
Ada 4 keunggulan Eva:
Pertama, dengan EVA, seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi. Di lain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda untuk investasi di antara unit-unit usaha. Sebagai contoh, suatu unit usaha yang kini memiliki ROI 30 persen akan cenderung untuk tidak melakukan ekspansi kecuali ia dapat mencapai ROI 30 persen atau lebih untuk tambahan asetnya; return yang kurang dari itu akan mengurangi ROI keseluruhan yang telah dicapainya sekarang. Jadi, unit usaha tersebut melewatkan peluang investasi yang ROI-nya di atas biaya modal tetapi di bawah 30 persen. Kedua, keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan keseluruhan labanya. Sebagai contoh, dalam sebuah

pusat laba yang kini memiliki ROI sebesar 30 persen, manajer dapat meningkatkan ROI-nya dengan menjual suatu aset yang ROI-nya 25 persen. Meskipun demikian, jika biaya modal dikaitkan dengan pusat investasi yang kurang dari 25 persen, laba absolut setelah mengurangkan biaya modal akan merupakan suatu penurunan bagi pusat investasi tersebut. Keunggulan ketiga dari EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aset yang berbeda pula. Sebagai contoh, tingkat bunga yang rendah dapat digunakan untuk persediaan, sedangkan tingkat bunga yang relatif tinggi dapat digunakan untuk investasi-investasi aset tetap. Lebih jauh lagi, tingkat bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aset tetap yang berbeda pula untuk memperhitungkan tingkat risiko yang berbeda. Singkatnya, sistem pengendalian manajemen dapat dibuat konsisten dengan kerangka kerja yang digunakan untuk keputusan-keputusan ten tang investasi modal dan alokasi sumber daya. Selain itu, jenis aset yang sama dapat dibeli untuk menghasilkan return yang sama dalam perusahaan, di luar profitabilitas unit usaha tertentu. Jadi, para manajer unit usaha harus bertindak secara konsisten ketika memutuskan satu investasi atas aset yang baru.

Keunggulan keempat adalah bahwa EVA,berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan nilai pasar perusahaan. Para pemegang saham merupakan pemilik kepentingan (stakeholder) yang penting dalam perusahaan. Ada beberapa atasan mengapa pembuatan nilai pemegang saham menjadi sangat penting bagi perusahaan: (a) mengurangi risiko pengambilalihan (takeover), (b) menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi, dan (c) mengurangi biaya modal, yang memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk pertumbuhan yang akan datang.

Kelemahan EVA antara lain:


Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda beda dan bahkan biaya modal mungkin merupakan biaya peluang. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor

faktor lain terkadang justru lebih dominan. Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya. EVA jarang dipakai dalam praktik EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan bisnis.

ROI (Return on Investment)


Keuntungan ROI : 1.Mendorong Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi fokus bagi manajer investasi. 2.Mendorong efisiensi biaya. 3.Bisa mengurangi investasi yang berlebihan Kelemahan ROI : 1.Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. 2.Terkadang Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka penjang.

Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer


Dalam pandangan mengenai kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan secara luas. Kami ketahui dari pengalaman pribadi bahwa kesalahan konsep ROI untuk evaluasi kinerja adalah benar dan menyebabkan disfungsi bagi para manajer unit usaha. Meskipun demikian, kami tidak dapat menentukan adanya kesalahan tersebut karena hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut dan banyak yang tidak sadar bahwa kesalahan tersebut terjadi. Kami sangat menyarankan penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja. Meskipun demikian, EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan penghitungan aset tetap, seperti yang telah dibicarakan di atas,

kecuali metode depresiasi anuitas (annuity depreciation) dipergunakan, dan hal ini sangat dilakukan dalam praktik bisnis sehari-hari. Jika metode nilai buku kotor (gross book value) dipergunakan, suatu unit usaha dapat meningkatkan EVA-nya dengan mengambil tindakan yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Sedangkan jika metode nilai buku bersih (net book value) dipergunakan, EVA akan langsung meningkat karena berlalunya waktu penggunaan. Lebih jauh lagi, EVA akan tertekan untuk sementara oleh investasi-investasi yang baru karena tingginya nilai buku bersih Pada tahun-tahun awal. EVA memecahkan masalah yang ditimbulkan dari perbedaan potensi laba. Seluruh unit usaha, tanpa dilihat profitabilitasnya, akan termotivasi untuk meningkatkan investasi jika rate of return dari investasi tersebut melebihi rate yang ditentukan oleh sistem pengukuran.

Evaluasi kinerja ekonomi perusahaan


Ada perbedaan antara laporan ekonomi dibandingkan dengan laporan manajemen,yaitu : Laporan ekonomi dibuat setiap tahun,sedangkan laporan manajemen dibuat bulanan/kuartal. Laporan ekonomi merupakan instrumen diagnostik,yang menunjukkan strategi unit bisnis yang berjalan memuaskan atau tidak. Laporan ekonomi menghasilkan breakup value,yang menunjukkan taksiran jumlah yang diterima para pemegang saham jika unit bisnis tersebut secara terpisah dijual. Perbedaan paling penting adalah laporan ekonomi memfokuskan pada laba di masa datang. >

Anda mungkin juga menyukai