Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERENCANAAN PAJAK

“PERENCANAAN PAJAK DALAM PEMILIHAN METODE PENCATATAN


dan
PENILAIAN AKUNTANSI”

DISUSUN OLEH :

Aulya Cahya Ramadani (2018310299)

Lois Margaretha Toib (2018310339)

Sarah Rachmawati (2018310384)

Chusnul Arischa Putri (2018310394)

Vivi Elda Amelia (2018310414)

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI

STIE Perbanas Surabaya

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PERENCANAAN PAJAK DALAM PEMILIHAN METODE PENCATATAN dan
PENILAIAN AKUNTANSI”.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dukungan, dan bimbingan dosen mata kuliah perencanaan pajak, serta teman-teman
yang selalu mensupport kami. Sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi
dengan baik.

Makalah ini kami susun agar pembaca dapat mengerti metode akuntansi, dasar kas dan
akrual dalam perencanaan pajak, perencanaan pajak atas berbagai metode akuntansi dan dasar
akuntansi. Para pembaca diharapkan untuk lebih mampu dalam menentukan metode
pencatatan pajak dalam metode akuntansi dan dasar akuntansi, serta pembaca mampu untuk
mengenal dasar-dasar akuntansi dalam perencanaan pajak.

Semoga melalui makalah ini, para pembaca dapat lebih menambah pengetahuan dan
wawasan tentang materi ini, dan semoga lewat makalah ini para pembaca juga dapat
terinspirasi. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami harapkan kepada dosen pengampu atas masukannya, serta kritik
dan saran dari para pembaca.

Lamongan, 2 Oktober 2020

Penyusun,

Page i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................1
Tujuan......................................................................................................................................1
Rumusan masalah....................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
Pengenalan Metode Akuntansi................................................................................................3
Dasar Kas Basis Dalam Perencanaan Pajak............................................................................4
Dasar Akrual Basis Dalam Perencanaan Pajak.......................................................................6
Perencanaan Pajak Atas Berbagai Metode Akuntansi............................................................8
Perencanaan Pajak Atas Berbagai Dasar Akuntansi.............................................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................12
Kesimpulan............................................................................................................................12
Daftar pustaka.......................................................................................................................13

Page ii
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Semenjak Indonesia memberlakukan self assessment system dalam perpajakan,


akuntansi pajak menjadi bagian penting dalam perpajakan Indonesia, baik itu bagi
aparat pajak (fiskus), Wajib Pajak, maupun bagi dunia akademis. Dalam hal ini,
akuntansi pajak menjadi sangat dibutuhkan untuk dapat melaksanakan kewajiban pajak
berdasarkan self assessment. Itu karena dalam sistem baru ini aparat pajak semakin
dibatasi dalam menetapkan jumlah pajak, dan mendorong Wajib Pajak menghitung
sendiri pajaknya dengan akuntansi pajak.

akuntansi pajak lebih menekankan asas keadilan, dimana aparat pajak tidak lagi
dominan dan Wajib Pajak dapat menentukan sendiri jumlah pajak terhitungnya sesuai
dengan ketentuan dan asas kepastian hukum (Undang-Undang perpajakan). Mungkin
banyak yang mengira jika akuntansi hanya sekedar pencatatan transaksi bisnis
perusahaan belaka. Padahal praktek akuntansi lebih luas dari sekedar pencatatan, yaitu
menganalisa dan menginterpretasi aktivitas ekonomi suatu perusahaan.

Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar warga negara kepada pemerintah, yang
digunakan untuk kepentingan publik. Warga atau perusahaan yang membayar pajak
tidak akan mendapat balas jasa secara langsung, sebab pajak digunakan untuk
kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi. Walaupun dalam dunia perpajakan
aslinya tidak ada namanya akuntansi, yang ada hanyalah pencatatan dan pembukuan.
Namun seperti yang sudah diulas di atas, bahwa dalam sistem perpajakan modern
dibutuhkan yang namanya akuntansi. Sedangkan dalam peraturan perpajakan dalam
pasal 4 ayat (4) Undang-Undang KUP menegaskan bahwa pengisian SPT Tahunan
Pajak Penghasilan oleh Wajib Pajak yang diwajibkan melakukan pembukuan (biasanya
perusahaan), harus dilengkapi dengan laporan keuangan.

II. Tujuan

Page 1
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain adalah untuk mengetahui,
memahami, serta membahas tentang :
1. Pengenalan metode akuntansi
2. Dasar kas basis dalam perencanaan pajak
3. Dasar acrual basis dalam perencanaan pajak
4. Perencanaan pajak atas berbagai metode akuntansi
5. Perencanaan pajak atas berbagai dasar akuntansi

III. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :


1. Apa saja metode yang ada dalam akuntansi perencanaan pajak
2. Apa yang menjadi dasar dalam kas basis dan acrual basis dalam perencanaan
pajak
3. Bagaimana dasar dan metode akuntansi dalam perencanaan pajak

Page 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengenalan Metode Akuntansi

Metode akuntansi terbaik yang akan dipergunakan oleh wajib pajak,


sangat bergantung kepada bentuk usaha dan ukuran besarnya perusahaan yang
bersangkutan serta sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dalam undang-undang pajak tidak terdapat pasal yang mengharuskan Wajib
Pajak untuk menggunakan metode akuntansi tertentu, tetapi hanya mengharuskan
bahwa : “Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia, wajib menyelenggarakan
pembukuan”.
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat(1) Undang-undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor
16 Tahun 2000. Sebelumnya Pasal 4 ayat (4) Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan menyebutkan bahwa : “ Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus
dilampiri dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta
keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena
Pajak”.
Sedangkan Pasal 6 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983
Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang
nomor 18 tahun 2000 menyebutkan bahwa : “Setiap Penghasilan Kena Pajak
diwajibkan mencatat semua jumlah harga perolehan dan penyerahan Barang Kena
Pajak dan atau Jasa Kena Pajak dalam pembukuan perusahaan. Dalam pembukuan
harus dicatat secara berpisah dan jelas, jumlah harga perolehan dan pernyataan
barang dan jasa yang terutang pajak yang mendapat fasilitas berupa pajak yang
terutang tidak dipungut, yang dikenakan tarif 0%, yang mendapat fasilitas berupa
pembebasan dan pengenaan pajak dan yang tidak dikenakan pajak.
Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa untuk kepentingan perpajakan,
Wajib pajak harus menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan tanpa

Page 3
mempersoalkan prinsip pembukuan apa yang dipergunakan. Apabila telah dipilih
salah satu prinsip pembukuan tersebut, maka sesuai bunyi Pasal 28 ayat (5) Undang-
undang nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan
berbunyi : “Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan
stelsel akrual atau stelsel kas”

B. Dasar Kas Basis Dalam Perencanaan Pajak

Akuntansi  Cash Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan


peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan
untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Cash Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang telah diterima
misalkan perusahaan menjual produknya akan tetapi uang pembayaran belum diterima
maka pencatatan pendapatan penjualan produk tersebut tidak dilakukan, jika kas telah
diterima maka transaksi tersebut baru akan dicatat seperti halnya dengan “dasar
akrual” hal ini berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan, kedua teknik tersebut
akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, jika menggunakan dasar akrual
maka penjualan produk perusahaan yang dilakukan secara kredit akan menambah
piutang dagang sehingga berpengaruh pada besarnya piutang dagang sebaliknya jika
yang di pakai cash basis maka piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang
sebenarnya terjadi.

Cash Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu :


1. Pengakuan Pendapatan.
Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis adalah pada
saat perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash basis
menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk menagih.
Makanya dalam cash basis kemudian muncul adanya metode penghapusan piutang
secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih.
2. Pengakuan biaya
pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara kas.
Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya
sudah diakui pada saat itu juga. Untuk usaha-usaha tertentu masih lebih
menggunakan cash basis ketimbang accrual basis, contoh : usaha relative kecil

Page 4
seperti toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter,
pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit
card dikategorikan juga sebagai cash basis).

Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis :


a) Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja
dan pembiayaan.
b) Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun
beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam
penghitungan pendapatan.
c) Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar
mencerminkan posisi yang sebenanya.
d) Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.
e) Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada
pada saat laporan tersebut.
f) Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang
belum tertagih.

Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis


a) Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.
b) Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya
pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas.
c) Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya
estimasi piutang tak tertagih.
d) Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko,
warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang
informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card
dikategorikan juga sebagai cash basis).
e) Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
f) Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena
pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.
g) Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena
selalu berpatokan kepada kas.

Page 5
C. Dasar Akrual Basis Dalam Perencanaan Pajak

Pengertian Accrual Basis


Seperti halnya akuntansi, dasar pembukuan yang diakui oleh direktorat jenderal
pajak adalah basis akrual dan basis kas yang dimodifikasi. Pada basis akrual
pendapatan dan biaya dicatat dan dilaporkan pada saat timbulnya hak dan kewajiban,
meski pun uangnya belum diterima atau dibayar. Dengan kata lain basis akrual
digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. Jadi Basis
akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar.
Konsep Accrual Basis
a) Pengakuan Pendapatan
Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat perusahaan
mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan.
Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan
kas benar-benar diterima. Makanya dalam accrual basis kemudian muncul
adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas
belum diterima.
b) Pengakuan Biaya
Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi.
Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka
titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun biaya
tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa ini, perusahaan selalu dituntut
untuk senantiasa menggunakan konsep accrual basis ini.
Faktor Pembeda Accrual Basis dengan Kas Basis
a) Waktu 
Dari penjelasan dan contoh yang sudah diberikan sebelumnya, sudah sangat jelas
bahwa akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis kas memiliki perbedaan
waktu pencatatan.  Pada accrual basis pencatatan segera dilakukan setelah
terjadinya transaksi, sedangkan pada cash basis pencatatan dilakukan setelah
terjadinya penerimaan uang. 
b) Ketepatan 

Page 6
Akuntansi berbasis kas kurang efektif digunakan dalam jangka panjang.
Kemungkinan hal ini bisa memberikan waktu yang sangat lama bagi Anda untuk
menerima dana dari penjualan yang telah dilakukan. Dalam pandangan bisnis, ini
sangat merugikan dan tidak ada kontrol pada transaksi non-tunai yang mungkin
lebih kompleks. Sedangkan akuntansi berbasi akrual memiliki representasi yang
lebih akurat dan memberikan gambaran nyata tentang posisi bisnis secara real-
time. 
c) Arus kas
Cash basis memberi gambaran secara lebih akurat terhadap arus kas yang masuk
dan keluar dari sistem. Sedangkan untuk akuntansi berbasis akrual lebih sulit
merepresentasikan laporan kas yang benar. Banyak akuntan perusahaan harus
membuat laporan arus kas terpisah ketika menggunakan laporan dengan
jenis accrual basis. 
d) Kemudahan Penggunaan 
Pencatatan dan pemeriksaan laporan keuangan dalam model cash basis bisa
dikatakan lebih mudah karena hanya membutuhkan lebih sedikit entri jurnal.
Berbeda dengan akuntansi berbasis akrual yang membutuhkan lebih banyak entri
jurnal pada setiap transaksi yang terjadi.
e) Penerapan Industri 
Metode cash basis bukanlah metode yang cocok untuk bisnis dengan arus modal
besar dan perputaran bisnis yang cepat. Misalnya konstruksi atau manufaktur.
Jenis laporan keuangan ini umumnya dipakai oleh usaha kecil atau usaha yang
sedang berkembang. Bisnis dengan tingkat perputaran produksi yang cepat dan
modal yang lebih besar banyak menggunakan metode akuntansi accrual basis. 
f) Analisis Tren
Dalam metode cash basis, ada celah waktu pencatatan dari kejadian aktual dan
pencatatan, karena penulisan laporan keuangan hanya dilakukan ketika dana
berpindah tangan. Karena itu analisis tren tidak mungkin dilakukan. Sedangkan
untuk metode accrual basis yang mencatat setiap transaksi, ada representasi yang
akurat pada setiap transaksi yang terjadi. Dengan demikian pola penjualan dan
pengeluaran lebih mudah untuk dianalisis. 
Kelemahan Accrual Basis
a) Bisa Mengurangi Pendapatan

Page 7
Meskipun dalam kelebihannya akuntansi berbasis akrual bisa mengurangi risiko
kerugian, tetapi di sisi lain juga bisa mengurangi pendapatan. Hal ini lantaran
biaya yang belum dibayarkan secara kas akan dicatat efektif sebagai biaya.  

b) Risiko Pendapatan Tak Tertagih


Oleh karena pencatatan dilakukan saat transaksi meskipun kas belum masuk,
maka akuntansi berbasis akrual ini berisiko mengurangi pendapatan karena
adanya pendapatan tak tertagih.
c) Pembentukan Cadangan Bisa Mempengaruhi Pendapatan
Akuntansi berbasis akrual juga memiliki kelemahan karena adanya
pembentukan cadangan. Pembentukan cadangan inilah yang bisa
mempengaruhi atau lebih tepatnya mengurangi pendapatan perusahaan.
d) Entitas Tidak Mempunyai Perkiraan Tepat
Penggunaan akuntansi berbasis akrual menjadikan entitas tidak mempunyai
perkiraan yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan pihak lain bisa diterima
oleh perusahaan.
e) Bisa Mengakibatkan Penurunan Ekuitas
Penerapan akuntansi berbasis akrual juga bisa berakibat pada penurunan
ekuitas. Hal ini adalah akibat dari penyusutan dan amortisasi.
f) Biaya Administrasi Lebih Mahal
Akuntansi berbasis akrual juga dianggap memperbesar biaya administrasi. Hal
ini lantaran prosedur administrasi dalam akuntansi akrual lebih rumit.

D. Perencanaan Pajak Atas Berbagai Metode Akuntansi

Sebelum mengetahui metode akuntansi yang mana yang digunakan untuk perhitungan
perpajakan, Wajib Pajak harus paham akan kategorinya sebagai Wajib Pajak Orang
Pribadi atau Wajib Pajak Badan. Jika Wajib Pajak Orang Pribadi bisa menggunakan 2
Metode perhitungannya yakni boleh menggunakan Pencatatan, dan atau
menggunakan Pembukuan ketika Wajib Pajak sudah tidak termasuk syarat dari
pencatatan. Jika Wajib Pajak termasuk Wajib Pajak Badan maka Harus menggunakan
metode akuntansi Pembukuan.

A. Perencanaan Pajak Atas metode pencatatan

Page 8
Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto
dana tau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dana tau yang dikenakan
pajak yang bersifat final.
a. Syarat – syarat dan ketentuan wajib pajak dalam penyelenggaraan
pencatatan :
1) Wajib Pajak Orang Pribadi harus melakukan usaha bisa dalam 3 jenis usaha yakni,
bidang industry manufaktur, distribusi perdagangan dan perdagangan.
Penghasilannya kurang dari 4,8 M dalam 1 tahun atau rata – rata sebulan kurang
dari 400 Juta.
2) Wajib Pajak Orang Pribadi yang terkategori sebagai Profesional/Orang yang
memiliki keahlian yang telah disertifikasi oleh negara atau yang belum. Contoh
profesi yang tersertifikasi adalah dokter, konsultan, pengacara, notaris, dan
sebagainya. Dengan catatan, penghasilannya kurang dari 4,8 M dalam 1 tahun
atau rata – rata sebulan kurang dari 400 Juta.
b. Cara melakukan pencatatan
Pencatatan bisa dilakukan dalam sebuah Buku Besar atau tercatat dalam
media elektronik dengan bantuan aplikasi yang bisa digunakan untuk pencatatan
seperti Ms. Excel, Ms Word dan aplikasi lain. Berikut adalah contoh pencatatan :
1) Pencatatan harus dibuat dengan informasi yang sebenar benarnya.
Pencatatan : Peredaran dana tau Penerimaan Bruto

Jenis Usaha : PRAKTIK DOKTER

Tempat Usaha : Rumah Sakit Perbanas

Tahun pembuatan pencatatan : 2018

2) Membuat kolom yang berisi tanggal, uraian, jumlah bruto (penghasilan yang
diterima) keterangan.

Jumlah Bruto
Tanggal Uraian Keterangan
(Rp)
1 jan Fee Praktik Dokter Rp 7.000.000 Kunjungan pasien
2 jan Fee Praktik Dokter Rp 3.500.000 Kunjungan pasien
dst
31 Dec Fee Praktik Dokter Rp 500.000 Kunjungan pasien

Page 9
Total Penerimaan Bruto Rp 1,2 M

Pembuatan table pencatatan ini diisi setiap dilakukan nya usaha atau
pekerjaan dari wajib pajak, sehingga jumlah baris dalam table tersebut
menyesuaikan jumlah hari dilakukannya usaha tersebut atau pekerjaan tersebut.

E. Perencanaan Pajak Atas Berbagai Dasar Akuntansi

Dalam konsep dasar akuntansi pajak terdapat salah satu bagian yang penting yaitu
pembukuan, yaitu berfungsi untuk menghitung pajak terhutang dan verifikasi, serta
pemeriksaan dan investigasi terhadap kebenaran penghitungan jumlah utang pajak
tersebut. Dan pembukuan juga dapat mempermudah Wajib Pajak (WP) mengisi SPT,
mempermudah perhitungan pengahasilan kena pajak dan penyajian informasi tentang
posisi financial dan hasil usaha untuk bahan analisis atau pengambilan keputusan
ekonomi perusahaan.
Pembukuan adalah salah satu bagian terpenting dalam perpajakan maka terdapat
sanksi tidak dilaksanakannya pembukuan yaitu WP yang sudah mampu melakukan
pembukuan untuk tujuan Pajak, Namun tidak melakukannya : penghasilan netonya
dikalkulasikan berdasar pada norma perhitungan, pajak yang kurang akan dibayar dari
hasil. Sebuah penerapan norma perhitungan yang akan diberikan sanksi yakni
kenaikan pajak 50% atau 100% dari pajak yang kurang dibayar (pasal 13 ayat 3) UU
KUP. Konsep dasar akuntansi tersebut meliputi aspek alokasi, aspek ditribusi dan
aspek stabilisasi.
Konsep dasar akuntansi berlaku umum Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial
meliputi : Accrual basis dan Going Concern. Dan dapat disimpulkan tujuan pelaporan
keuangan perpajakan yaitu menyajikan informasi sebagai bahan menghitung
Penghasilan Kena Pajak, terutama dalam sistem self assessment sebagai laporan
pertangungjawaban atas kepercayaan menghitung pajak terhutang bagi setiap WP.
Konsep dasar akuntansi berlaku secara umum Laporan Keuangan Fiskal dan
Komersial diantaranya  :
 Accrual Basis : pengakuan transaksi pada saat terjadi, dilaporkan untuk periode
tersebut.
 Going Concern : Memungkinkan aktivitas pada perusahaan akan tetap
berlangsung terus menerus.

Page 10
Tujuan dari Kebijakan Perpajakan
 Aspek Alokasi : Tax policy ditujukan pada sikap yang netral (tidak/cenderung
mempengaruhi alokasi dan diberikan kepada mekanisme didalam pasar).
 Aspek Distribusi :Ditujukan untuk mempengahuri distribusi pemilikan atau
penguasaan faktor-2 produksi dan penyebaran hasil dari
 Aspek Stabilisasi : Dilaksanakan dengan politik perpajakan, Karenanya
pemerintah melaksanakan stabilitas ekonomi dengan fase pendayagunaan
tertentu, Sumber daya manusia, stabilitas pada harga dan tingkat inflasi

Page 11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada dasarnya akuntansi pajak tercipta karena adanya suatu prinsip dasar dalam undang-
undang perpajakan dan pembentukannya terpengaruh oleh fungsi perpajakan dalam
mengimplementasikan sebagai kebijakan pemerintah. Sedangkan akuntansi walaupun
umumnya bertujuan untuk mengetahui laba rugi (komersial), namun prinsip dasarnya tetap
bersifat netral (tidak memihak) terhadap produk-produk yang dihasilkan akuntansi.

Oleh karena prinsip dasar akuntansi yang netral, maka prinsip tersebut bisa diterapkan dan
berlaku juga bagi akuntansi pajak, namun dengan karakteristik dan tujuan pelaporan keuangan
fiskal yang berbeda. Dengan adanya analisa akuntansi pajak, perusahaan dapat memprediksi
berapa besar pajak terhutang di masa mendatang dan mengetahui perbandingannya. Dengan
demikian perusahaan bisa mempersiapkan alokasi pajak dengan mengurangi unsur
ketidakpastian. Selain itu akuntansi pajak juga didasari pada asas transparansi, kepastian, dan
keadilan, sehingga Wajib Pajak tidak merasa dirugikan dalam membayar pajaknya.

Page 12
Daftar pustaka

https://www.zahironline.com/pentingnya-akuntansi-perpajakan/

https://guruakuntansi.co.id/konsep-akuntansi-pajak/

http://pemeriksapajak.blogspot.com/2014/02/metode-akuntansi-kas-basis-dan-akrual.html

https://klikpajak.id/blog/berita-regulasi/accrual-basis-peredaan-dengan-jenis-laporan-keuangan-cash-
basis/

https://text-id.123dok.com/document/eqom1p0z1-aspek-kebijakan-akuntansi-dalam-perencanaan-
pajak.html

https://www.youtube.com/watch?v=natVKBLWn0M

https://www.youtube.com/watch?v=7Uu5YftFSds

Page 13

Anda mungkin juga menyukai