Anda di halaman 1dari 15

RESUME AKM 1 CHAPTER 8 & CHAPTER 9

NAMA : REVALDA ESA MMP

NIM : 041911535013

CHAPTER 8
PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA

 Klasifikasi dan Pengendalian Persediaan

Persediaan: item yang dimiliki untuk dijual atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi
dalam proses produksi barang yang akan dijual.

Pengendalian Persediaan Karena berbagai alasan, manajemen sangat berkepentingan dengan


perencanaan dan pengendalian persediaan. Sistem akuntansi yang akurat dan catatan yang up-to-
date merupakan hal yang sangat penting. Perusahaan menggunakan salah satu dari dua jenis
sistem agar pencatatan persediaan tetap akurat. Sistem pencatatannya, yaitu:

1. Sistem Perpetual

Sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system) secara terus-menerus melacak


perubahan akun Persediaan, yaitu mengenai semua pembelian ataupun penjualan barang
kemudian dicatat oleh perusahaan secara langsung dengan menggunakan akun Persediaan pada
saat terjadinya transaksi. Berikut adalah beberapa ciri akuntansi dari sistem persediaan perpetual,
yaitu:

a) Apabila perusahaan membeli barang dagang untuk dijual kembali atau perusahaan
membeli bahan baku untuk memproduksi suatu barang, maka akan didebet ke akun
Persediaan, bukan ke akun Pembelian.

b) Adanya biaya beberpa komponen seperti biaya transportasi masuk, adanya retur
pembelian, maupun pengurangan atas bunga, serta diskon atas pembelian akan didebet
ke akun Persediaan, bukan ke suatu akun yang terpisah.

c) Adanya Harga Pokok Penjualan (HPP) diakui pada setiap penjualan dengan cara
mendebet Harga Pokok Penjualan, dan kemudian mengkredit akun Persediaan Barang
Dagang.
d) Dalam buku besar pembantu akan menunjukkan kuantitas serta biaya dari semua
jenis persediaan yang masih ada di tangan atau masih disimpan perusahaan dan
belum digunakan ataupun dijual.

e) Sistem persediaan perpetual ini dapat menunjukkan suatu catatan yang


berkelanjutan mengenai saldo perusahaan, baik pada akun Persediaan ataupun
dalam akun Harga Pokok Penjualan.
2. Sistem Periodik

 Penentuan Kepemilikan
1. FOB Shipping Point → Pembeli
2. FOB Destination → Penjual
3. Konsiyasi (titipan) → Penjual yang punya barang
4. Sales with buyback → Penjual (pegadaian)
5. Sales with high return → Pembeli (estimasi)
6. Sales on instalment (penjualan cicilan) → Pembeli
 Penentuan penilaian
- Barang fisik (barang ditangan, barang dalam perjalanan, barang diserahkan,
perjanjian penjualan khusus)
- Biaya untuk menyertakan (produk vs periode biaya)
- Asumsi biaya aliran (identifikasi, biaya rata rata, FIFO, ritel)

 Masalah Dasar Penilaian Persediaan

Karena barang yang dijual (atau digunakan) selama suatu periode akuntansi jarang tepat
sama dengan barang yang dibeli atau diproduksi selama periode berjalan, maka
Persediaan fisik akan meningkat atau menurun. Penilaian persediaan bisa menjadi
proses Yang kompleks yang memerlukan penentuan atas:
1. Barang fisik yang harus dimasukkan dalam persediaan
2. Biaya-biaya yang harus dimasukkan dalam persediaan
3. Asumsi arus biaya yang harus diadopsi

 Pengakuan Persediaan

Persediaan diakui pada saat:


1. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dan andal.
2. Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.

 Komponen Biaya Persediaan


1. Biaya produk : biaya-biaya yang ”melekat" pada persediaan dan dicatat dalam akun
persediaan. Biaya-biaya ini berhubungan langsung dengan transfer barang ke lokasi
bisnis pembeli dan pengubahan barang tersebut ke kondisi yang siap dijual.
2. Biaya periode: biaya-biaya yang terkait secara tidak Iangsung dengan akuisisi atau
produksi barang. Biaya-biaya periode seperti beban penjualan, dan dalam kondisi
yang biasa, beban umum serta administrasi tidak dianggap sebagai bagian dari biaya
persediaan.
3. Perlakuan atas Diskon Pembelian
a. Metode kotor : diskon pembelian dilaporkan sebagai pengurang dari akun
pembelian dilaporan laba/rugi.
b. Metode bersih: diskon pembelian yang hilang harus dipandang sebagai beban
keuangan dan dilaporkan dalam bagian ”beban serta kerugian lain-lain” pada
Iaporan laba-rugi. Perlakuan ini dianggap Iebih baik, karena:
- Menyediakan pelaporan yang tepat menyangkut biaya aktiva dan
kewajiban yang terkait.
- Menyajikan kesempatan untuk mengukur inefisiensi manajemen jika
diskon tidak diambil.

 Asumsi Aliran Biaya


1. Identifikasi spesifik (Specific Identification)

Metode aliran biaya ini digunakan apabila terdapat ciri-ciri khusus dari setiap jenis
persediaan. Metode aliran biaya ini merupakan metode yang terbaik namun sulit
untuk dilakukan, terutama pada barang yang jenisnya banyak. Biasanya, metode ini
digunakan pada entitas yang memiliki jenis persedian sedikit, mahal, dan mudah
dibedakan berdasarkan karakteristik barang (misalnya: emas, perhiasan, mobil,
furniture, berlian, dll)

2. FIFO

Metode aliran biaya persediaan dengan FIFO mengasumsikan aliran biaya atas
persediaan yang keluar diambil dari biaya persediaan yang paling awal masuk.
Metode FIFO bisa diterapkan dalam system pencatatan periodic maupun perpetual.
a. FIFO pada sistem pencatatan periodik: pada sistem pencatatan periodik, kuantitas
dan biaya persediaan akhir diketahui apabila dilakukan perhitungan fisik terhadap
persediaan.
b. FIFO pada sistem pencatatan perpetual: manajemen persediaan dilakukan dengan
membuat kartu persediaan yang memuat setiap pergerakan barang dan biayanya.
3. Metode LIFO

Pada metode aliran biaya ini, biaya dari barang yang dijual (COGS) diambil dari biaya
persediaan yang terakhir dibeli sehingga biaya persediaan akhir berasal dari biaya
barang yang pertama kali dibeli.
a. LIFO pada sistem pencatatan periodik: biaya persediaan akhir diketahui jika
dilakukan perhitungan fisik terhadap persediaan.
b. LIFO pada sistem pencatatan perpetual: biaya dari barang yang dijual ditentukan
berdasarkan biaya pembelian barang terakhir.

4. Metode Average (Rata-rata)


a. Metode average dalam system periodic (rata-rata tertimbang): metode ini tidak
mendasarkan biaya persediaan berdasarkan aliran barang masuk atau keluar,
namun merata-ratakan biaya dari barang yang tersedia untuk menghitung biaya
persediaan akhir.
b. Metode average dalam system perpetual (rata-rata bergerak): persediaan yang
dicatat dikartu persediaan dirata-ratakan biayanya setiap terjadi pembelian barang.

 Masalah Khusus Persediaan: LIFO


1. Cadangan LIFO

Beberapa perusahaan menggunakan :


- LIFO untuk pajak dan pelaporan keuangan eksternal
- FIFO, average cost, atau standard cost untuk pelaporan internal

Alasan :
1. Keputusan harga
2. Menjaga pencatatan lebih mudah
3. Pengaturan pembagian keuntungan dan bonus
4. Untuk sementara waktu LIFO Iebih merepotkan
2. Likuidasi LIFO

Sampai saat ini, kita telah membahas pendekatan barang-khusus untuk mengkalkulasi
biaya persediaan LIFO (yang juga disebut LIFO tradisional dan LIFO unit).
Pendekatan ini seringkali tidak realistis karena dua alasan:
a. Jika perusahaan memiliki banyak item persediaan yang berbeda, maka
penelusuran atas setiap item persediaan itu akan membutuhkan biaya akuntansi
tinggi.
b. Erosi persediaan LIFO dapat terjadi dengan mudah (yang disebut dengan likuidasi
LIFO). Hal ini seringkali akan mendistorsi laba bersih dan pembayaran pajak
yang substansial.

3. LIFO Nilai-Dollar

Untuk mengatasi masalah pengubahan pool dan masalah erosi lapisan persediaan,
dikembangkan metode LIFO nilai-dollar. Karakteristik penting dari LIFO nilai-dollar
adalah bahwa kenaikan atau penurunan dalam sebuah pool ditentukan dan diukur dari
segi total nilai-dollar, bukan kuantitas fisik barang dalam pool persediaan.
Keunggulan Utama Pendekatan LIFO
1. Penandingan; dalam LIFO, biaya paling akhir ditandingkan dengan pendapatan
berjalanan untuk menghitung ukuran laba berjalan yang lebih baik.
2. Manfaat pajak/memperbaiki arus kas
3. Pembendung atas laba di masa depan

Kelemahan Utama Pendekatan LIFO


1. Berkurangnya laba
2. Persediaan kurang saji
3. Arus fisik
4. Likuidasi terpaksa/kebiasaan pembelian yang buruk

 Dasar untuk Memilih Metode Persediaan


Meskipun tidak ada aturan yang absolut untuk itu, namun kecenderungan untuk memilih
UFO biasanya dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi berikut:
1. Harga jual dan pendapatan telah meningkat Iebih cepat dibanding biaya sehingga
mendistorsi laba
2. Dalam situasi dimana LIFO sudah menjadi tradisi, seperti toko swalayan dan industri
yang dicirikan oleh stok dasar konstan.

Sebaliknya, LIFO mungkin tidak akan tepat dalam kondisi dimana:


1. Harga cenderung menurun terhadap biaya
2. Pemakaian metode identifikasi khusus sudah merupakan tradisi
3. Biaya per unit cenderung menurun seiring dengan meningkatnya produksi sehingga
meniadakan manfaat pajak yang mungkin disediakan oleh LIFO.
CHAPTER 9
PERSEDIAAN: MASALAH PENILAIAN TAMBAHAN

LCNRV (Low Cost Net Reliazible Value)


Asumsi: Prinsip biaya historis tidak dapat diterapkan apabila manfaat (kemampuan
menghasilkan pendapatan) masa depan dari aset itu turun dibawah harga aslinya.
Biaya/Harga Pokok : harga perolehan persediaan
Harga Pasar : pembelian tempat barang dibeli bukan dijual
Reproduksi = biaya reproduksi
LCNRV → menentukan nilai inventory dari nilai yang paling rendah antara cost dan NRV
(Estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya untuk
menyelesaikan dan estimasi biaya untuk membuat penjualan)
Problem : - Produk bisa berbentuk individu, group, dan total
- Pada kebanyakan situasi, harga persediaan perusahaan atas dasar item
- Peraturan pajak di beberapa negara mengharuskan perusahaan menggunakan
secara individual-item
- Pendekatan Individu-item memberikan penilaian terendah untuk Problem:
laporan posisi keuangan tujuan
- Metode harus diterapkan secara konsisten dari satu periode ke yang lain
Metode pencatatan: COGS Method
Loss Method
Contoh :
 Recording Net Realizable Value Instead of Cost/Pencatatan Nilai Realisasi
Bersih Termasuk Biaya
Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk mencatat efek pendapatan dari penilaian
pada nilai realisasi bersih. Metode pertama yaitu metode harga pokok penjualan (COGS
Method), dimana HPP didebitkan untuk penghapusan persediaan. Metode kedua, yaitu
metode kerugian (Loss Method), dimana kerugian didebitkan untuk menghapus
persediaan.
Contoh :
HPP (sebelum penyesuaian ke NRV) $ 108,000
Ending inventory (cost ) 82,000
Ending inventory (at NRV) 70,000
COGS Method
HPP 12.000
Persediaan 12.000

Loss Method
Kerugian akibat penurunan NRV 12.000
Persediaan 12.000
 Use of an Allowance/Menggunakan Cadangan
Pada umumnya perusahaan menggunakan akun Allowance (cadangan) untuk menyesuaikan
nilai realisasi bersih persediaan.
Contoh jurnal :

Kerugian akibat penurunan persediaan ke NRV 12.000


Allowance pengurangan persediaan ke NRV 12.000
 Recovery of Inventory Loss
Ilustrasi, Jerry Co mengsumsikan NRV meningkat $5.000 dari $80.0000. Jerry Co.
membuat jurnal menggunakan Loss Method :
Allowance pengurangan persediaan ke NRV 5.000
Recovery dari kerugian persediaa 5.000

 Evaluation of LCNRV Rule/Evaluasi dari Aturan LCNRV


- Perusahaan mengakui penurunan nilai aktiva dan dibebankan sebagai beban pada
periode ketika kerugian manfaat terjadi, bukan pada periode terjadinya penjualan.
Pada sisi lain, kenaikan nilai aktiva hanya diakui pada saat penjualan terjadi. Apabila
pencatatan tidak dilakukan secara konsisten maka akan menyebabkan data terdistorsi.
- Pengaplikasian aturan LCNRV menghasilan inkonsistensi karena perusahaan
mungkin menilai persediaan menurut biaya dalam satu tahun dan menurut nilai
realisasi bersih pada tahun berikutnya.
2.Valuation Bases/Dasar Penilaian
Special Valuation Situations/Penilaian Situasi Spesial(khusus)
Berdasarkan aturan LCNRV dapat dibenarkan dalam situasi ketika biaya sulit untuk
ditentukan, item dapat segera dipasarkan dengan harga pasar yang berlaku, dan unit
produk yang dipertukarkan. Terdapat dua situasi umum di mana Nilai realisasi bersih
adalah aturan umum:
• Aset pertanian
• Komoditas yang dilakukan oleh broker-pedagang.
a. Agricultural Inventory(Persediaan Pertanian)
Agricultural Inventory dibagi menjadi dua tipe yaitu, pertama, Aset biologis yang
dikategorikan Aset tidak Lancar. Aset biologis adalah hewan yang hidup atau tanaman,
seperti domba, sapi, pohon buah-buahan, atau tanaman kapas.
Aset biologis diukur pada pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan
dilakukan dengan mengurangi nilai wajar terhadap biaya untuk menjual (NRV). Pada
umumnya, perusahaan mencatat keuntungan atau kerugian akibat perubahan NRV aset
biologis dalam pendapatan pada saat hal tersebut terjadi. Tipe kedua, yaitu Agricultural
produce. Agricultural produce adalah produk yang di panen dari aset biologis, seperti wol
dari domba, susu dari sapi perah, mengambil buah dari pohon buah, atau kapas dari
tanaman kapas.
Hasil pertanian yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (NRV) pada
titik panen. Setelah dipanen, NRV menjadi biaya.

b. Commodity Broker-Traders/Komoditas yang dilakukan oleh broker-pedagang.


Commodity Broker-Traders umumnya mengukur persediaan mereka pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual (NRV), dengan perubahan NRV diakui sebagai pendapatan
pada periode perubahan. Broker-Traders membeli atau menjual komoditi (seperti jagung
yang dipanen, gandum, logam mulia, minyak pemanas). Tujuan utama adalah untuk
menjual komoditas dalam jangka dekat dan menghasilkan keuntungan dari fluktuasi
harga.
· Valuation Using Relative Sales Value/ Penilaian Menggunakan Nilai Relatif
Penjualan Biasanya perusahaan membeli sekelompok unit yang berbeda dangan satu
harga yang seharusnya harganya juga berbeda-beda. Ketika menghadapi situasi semacam
itu, praktek yang paling umum dan paling logis adalah mengalokasikan total biaya di
antara berbagai unit atas dasar nilai relative penjualan.

· Purchase Commitments/Komitmen Pembelian


Dalam banyak bisnis, kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada tersedianya
persediaan barang dagangan. Akibatnya, sangat wajar bagi perusahaan untuk membuat
komitmen pembeliaan. Umumnya jika harga kontrak lebih besar dari harga pasar, dan
kerugian diperkirakan akan muncul pada saat pembeliaan dilaksanakan,maka kerugian
harus diakui dalam periode terjadinya penurunan harga.

2. Gross Profit Method of Estimating Inventory/ Metode Laba Kotor Untuk


Mengestimasi Persediaan
Metode laba kotor adalah metode yang digunakan untuk mengestimasi persediaan karena
kadang-kadang perhitungan fisik tidak praktis dilakukan. Metode Laba Kotor didasarkan
pada tiga asumsi :
1) Persediaan Awal + Pembeliaan = Total barang yang diperhitungkan
2) Barang yang belum terjual harus berada ditangan
3) Jika penjualan – biaya – jumlah persediaan yang + pembeliaan, = persediaan akhir
· Gross profit percentage/Perhitungan Persentase Laba Kotor
Persentase laba kotor adalah persentase dari harga jual. Laba kotor atas harga jual adalah
metode yang umum untuk menghitung laba karena sebagian besar barang dijual atas dasar
eceran, laba yang dihitung atas harga jual lebih rendah daripadalaba yang didasarkan pada
biaya, dan persentase yang lebih rendah disukai pelanggan, laba kotor yang didasarkan
harga jual tidak pernah melebihi 100%.
· Evaluation of Gross Profit Method/Evaluasi Metode Laba kotor
Metode laba kotor memiliki beberapa kekurangan, yaitu :
1) Memberikan estimasi persediaan akhir.
2) Menggunakan persentase masa lalu dalam perhitungan.
3) Tingkat laba kotor mungkin tidak representatif.
4) Biasanya tidak dapat diterima untuk tujuan pelaporan keuangan. IFRS memerlukan
persediaan fisik sebagai verifikasi tambahan.
3. Retail Inventory Method/Metode Persediaan Eceran
Retail Inventory Method adalah sebuah metode yang digunakan oleh pengecer, untuk
persediaan nilai tanpa perhitungan fisik, dengan mengkonversi harga eceran biaya.
Pencatatan metode

persediaan eceran dilakukan atas : total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli,
jumlah biaya dan nilai eceran dari barang yang tersedia untuk dijual, dan penjualan untuk
periode.

4. Presentation and Analysis/Penyajian dan Analisis


· Presentation Inventoy/Penyajian Persediaan
Standart akuntansi mengharuskan persediaan, pembiayaannya dan metode kalkulasi
biayanya diungkapkan di laporan keuangan. Dasar penilaian seperti FIFO, LIFO, Rata-
rata, dll yang dipakai perhitungan juga harus dilaporkan.
· Analysis Inventory/Analisis Persediaan
Rasio-rasio digunakan oleh manajemen untuk menganalis persediaan. Rasio-rasio yang
umum digunakan adalah Rasio Perputaran Persediaan dan Jumlah hari rata- rata
untuk menjual persediaan(average days to sell the inventory).
HPP
Perputaran Persediaan = Persedian rata-rata

Rata-rata untuk menjual persediaan =


365 hari Perputaran persediaan
ANALISIS ANNUAL REPORT

NAMA : REVALDA ESA M MP

NIM : 041911535013

Perusahaan Dagang : PT. MATAHARI DEPARTEMEN STORE


Kas
Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan pada bank yang sewaktu-waktu dapat dicairkan dan
investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya, disajikan dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian sebagai ”kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya” pada aset tidak lancar.
Piutang
Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, kecuali
efek diskontonya tidak material, setelah dikurangi provisi untuk penurunan nilai piutang. Provisi
untuk penurunan nilai piutang dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang
tidak dapat ditagih. Piutang ragu-ragu dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak tertagih.
Persediaan
Persediaan dinyatakan pada nilai yang lebih rendah antara harga perolehan atau nilai
realisasibersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode eceran. Nilai realisasi
bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi beban
penjualan. Persediaan Perusahaan tidak termasuk persediaan konsinyasi. Risiko kehilangan
persediaan ditentukan berdasarkan estimasi dari pengalaman sebelumnya dan disesuaikan
kembali pada tanggal perhitungan fisik persediaan. Beban kehilangan persediaan dicatat sebagai
beban pokok pendapatan pada periode berjalan.
Perusahaan Jasa : PT.INDOMOBIL JASA Tbk.
Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu tiga
bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijadikan jaminan utang atau pinjaman
lainnya. Kas di bank atau setara kas lainnya yang dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman atau
dibatasi penggunaannya disajikan sebagai “Aset keuangan tidak lancar lainnya” dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian.
Piutang
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada tanggal 31
Desember 2018 dan 2017, manajemen Grup berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian
penurunan nilai piutang usaha tersebut di atas cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas
tidak tertagihnya piutang usaha.
Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, piutang usaha sebesar Rp258.190.221 dan
Rp14.135.766.942 dijadikan jaminan atas fasilitas Kredit Sindikasi Berjangka I dan II (Catatan
19).
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi
neto. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang, kecuali untuk persediaan
kendaraan bekas yang ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus dan meliputi
nilai buku kendaraan sewa direklasifikasi ke persediaan kendaraan bekas dan biaya lain yang
timbul untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisinya yang sekarang.
Nilai realisasi neto persediaan adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi
estimasi biaya yang diperlukan untuk menjual. Penyisihan untuk persediaan usang, jika
diperlukan, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik dan nilai pasar
persediaan pada akhir tahun.
Perusahaan Manufaktur : Nusantara Infrastucture
Kas
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan
sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas penuh dengan jatuh tempo dalam
waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta
tidak dibatasi penggunaannya.Kas dan setara kas yang ditempatkan pada rekening penampungan
(escrow account) selama periode tertentu, sesuai dengan persyaratan restrukturisasi utang bank,
disajikan sebagai “Bank yang Dibatasi Penggunaannya”.
Piutang
Kolektibilitas piutang usaha dan piutang non-usaha ditinjau secara berkala. Piutang yang
diketahui tidak tertagih, dihapuskan dengan secara langsung mengurangi nilai tercatatnya. Akun
penyisihan digunakan ketika terdapat bukti objektif bahwa Perusahaan tidak dapat menagih
seluruh nilai piutang sesuai dengan persyaratan awal piutang. Jumlah penurunan nilai adalah
sebesar selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan pada
tingkat suku bunga efektif awal. Arus kas terkait piutang jangka pendek tidak didiskontokan
apabila efek diskonto tidak material.
Persediaan
Nilai awal persediaan diakui sebesar biayaperolehan, dan selanjutnya ditentukan sebesar nilai
terendah antara biaya perolehan atau nilairealisasi bersih. Biaya perolehan terdiri dari biaya
pembelian, dan biaya-biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi
saat ini.

Anda mungkin juga menyukai