Anda di halaman 1dari 85

ASET TIDAK LANCAR

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI - 2022


(Terdiri atas PSAK 13, PSAK 16, PSAK 69, PSAK 19, PSAK 64,

PSAK 61,ISAK 27 Dan PSAK 48)

Noery Mutiarahim 21521220002


Nijar Kurnia Romdoni 21521220005
Zakiyy Muhammad 21521220018

PELAPORAN KORPORAT
Pengertian Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar merupakan aset yang akan memberikan manfaat untuk perusahaan
lebih dari satu tahun atau lebih dari satu siklus operasi normal.
Entitas mengklasifikasikan aset tidak lancar, jika:
a. Tidak mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual
dalam siklus operasi normal;
b. Memiliki aset bukan untuk diperjualdagangkan:
c. Tidak mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah
pelaporan;
d. Bukan kas atau setara kas, atau aset tidak dibatasi pertukarannya atau
penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan
setelah periode pelaporan.
Properti Investasi (PSAK 13)
PSAK 13 mendefinisikan properti investasi adalah properti (tanah, atau bangunan, atau
bagian dari suatu bangunan atau keduanya) yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk:
• Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa atau untuk tujuan
administratif, atau
• Dijual dalam kegiatan sehari-hari.

Agar dapat dikelompokkan sebagai properti investasi ada dua kriteria yang harus dipenuhi:
1. Tujuan kepemilikan untuk menghasilkan rental dan atau kenaikan nilai, dan
2. Status kepemilikan
a. Properti dimiliki oleh entitas. Jika entitas adalah lessor (pemilik properti), maka aset
sewa akan dicatat sebagai properti investasi oleh lessor jika disewakan kepada
penyewa (lessee) melalui sewa operasi;
b. Properti dikuasai oleh lessee melalui transaksi sewa pembiayaan. Jika aset sewa
dikuasai oleh lessee melalui sewa operasi, aset sewa dapat dicatat sebagai properti
investasi oleh lessee jika dan hanya jika: properti tersebut memenuhi definisi
properti investasi, dan menggunakan nilai wajar untuk pengukuran selanjutnya.
Properti Investasi (PSAK 13)
Contoh aset yang termasuk dalam definisi properti investasi:
1. Tanah yang dimiliki untuk kenaikan jangka panjang daripada untuk dijual dalam
kegiatan usaha sehari-hari,
2. Tanah yang dimiliki namun belum diputuskan tujuan penggunaannya di masa depan;
entah dipakai sendiri (aset tetap) atau dijual/persediaan,
3. Gedung yang dimiliki (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan) dan
disewakan ke pihak lain melalui sewa operasi,
4. Gedung yang saat ini kosong namun akan disewakan ke pihak lain melalui sewa operasi,
5. Properti dalam proses konstruksi atau pembangunan atau pengembangan yang dimasa
depan digunakan sebagai properti investasi.

Contoh aset yang tidak termasuk dalam definisi properti investasi:


6. Properti yang digunakan sendiri, termasuk diantaranya properti yang dikuasai untuk
digunakan dimasa depan sebagai properti sendiri dan properti yang digunakan oleh
karyawan pemilik properti tersebut, dan
7. Properti dalam proses konstruksi/pembangunan atau pengembangan atas nama pihak
ketiga.
Properti Investasi (PSAK 13)

Pengakuan
Pada saat pengakuan awal, pengeluaran untuk perolehan properti investasi
diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait properti
investasi akan mengalir ke dalam perusahaan, dan
2. Biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal.
Properti Investasi (PSAK 13)
Pengukuran Saat Pengakuan
1. Ketika properti investasi diperoleh melalui pembelian, maka properti investasi
diukur sebesar biaya perolehan awal.
2. Ketika properti diperoleh melalui pembayaran yang ditangguhkan atau melalui
pembayaran yang secara cicilan, maka biaya perolehan properti investasi tersebut
setara dengan nilai pembelian secara tunai.
3. Ketika perusahaan memperoleh properti investasi melalui transaksi sewa
pembiayaan, maka properti investasi diukur pada nilai yang lebih rendah antara
nilai wajar dan nilai kini pembayaran sewa minimum.
4. Properti investasi yang diperoleh melalui pertukaran dengan aset lain, bisa
berwujud aset moneter, aset non-moneter, atau gabungan keduanya akan diakui
pada nilai wajar, kecuali ketika transaksi pertukaran tidak memiliki substansi
komersial.
5. Biaya perintisan tidak dimasukkan ke dalam biaya perolehan properti (kecuali
biaya yang diperlukan untuk membawa properti ke kondisi yang diinginkan
sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud manajemen).
Properti Investasi (PSAK 13)
Pengukuran Setelah Pengakuan
1. Model Nilai Wajar. Ketika memilih model nilai wajar, maka properti investasi
harus diukur menggunakan nilai wajar yang mencerminkan penghasilan rental
dari sewa yang sedang berjalan dan asumsi lain yang akan digunakan pelaku pasar
ketika menentukan harga properti investasi dalam kondisi pasar saat ini. Laba atau
rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar properti investasi diakui dalam
laporan laba rugi pada periode terjadinya. Properti investasi tidak perlu disusutkan
sehingga tidak ada beban penyusutan setiap periodenya. Dalam PSAK 13,
disebutkan bahwa perusahaan dianjurkan untuk menentukan nilai wajar
berdasarkan penilaian dari penilai independen yang memiliki kualifikasi
profesional yang telah diakui dan relevan serta memiliki pengalaman terkini di
lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai.
2. Model Biaya. Setelah pengakuan awal, properti investasi akan diukur pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Pengukuran ini mengacu kepada model biaya yang diterapkan untuk aset tetap.
Properti Investasi (PSAK 13)

Terdapat dua kondisi yang menjadi pengecualian terhadap pengaturan pengukuran


properti investasi yang dijelaskan sebelumnya. Kedua kondisi tersebut adalah:
1. Ketika perusahaan menggunakan properti investasinya sebagai agunan liabilitas
yang pembayaran imbal hasilnya dikaitkan secara langsung dengan nilai wajar
dari, atau imbal hasil dari, aset tertentu yang mencakup properti investasi tersebut,
maka perusahaan dapat memilih untuk menggunakan nilai wajar atau model
biaya.
2. Ketika perusahaan memilih untuk menyajikan hak atas properti yang diperoleh
melalui sewa operasi sebagian properti investasi, maka properti tersebut harus
diukur menggunakan model nilai wajar.
Properti Investasi (PSAK 13)
Pengalihan
Pengalihan adalah reklasifikasi properti dari atau ke properti investasi yang
disebabkan oleh perubahan penggunaan properti. Perubahan penggunaan terjadi
ketika properti memenuhi atau berhenti memenuhi definisi dari properti investasi dan
terdapat bukti atas perubahan penggunaan tersebut. Contoh bukti adanya perubahan
penggunaan properti yang mengakibatkan pengalihan:
Pengalihan dari Properti Investasi Pengalihan ke Properti Investasi
Dimulainya penggunaan oleh pemilik Berakhirnya pemakaian oleh pemilik.
atau pengembangan untuk pemilik.
Dalam kondisi seperti ini maka terjadi Dalam kondisi seperti ini maka terjadi
pengalihan dari properti investasi pengalihan dari aset tetap menjadi
menjadi aset tetap. properti investasi.
Dimulainya pengembangan untuk dijual Insepsi sewa operasi kepada pihak lain.
Dalam kondisi seperti ini maka terjadi Dalam kondisi seperti ini maka terjadi
pengalihan dari properti investasi pengalihan dari persediaan menjadi
menjadi persediaan. properti investasi.
Properti Investasi (PSAK 13)

Penghentian Pengakuan
Properti investasi dihentikan pengakuannya ketika dilepaskan atau ketika properti
investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki masa manfaat
ekonmik di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Kondisi-
kondisi berikut menyebabkan properti investasi dihentikan pengakuannya:
1. Properti investasi dijual;
2. Properti investasi ditukarkan dengan aset lain;
3. Properti investasi disewakan kepada pihak lain melalui sewa pembiayaan;
4. Properti investasi hilang; dan
5. Properti rusak (sudah tidak dapat dipergunakan lagi).
Aset Tetap (PSAK 16)

Definisi Aset tetap menurut PSAK 16 adalah aset berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode. Berdasarkan definisi tersebut, maka
karakteristik aset tetap yaitu:
1. Memiliki wujud fisik,
2. Digunakan untuk membantu operasional perusahaan, dan
3. Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode.
Aset Tetap (PSAK 16)

Pengakuan
Pada saat pengakuan awal, pengeluaran untuk perolehan aset tetap diakui
sebagai aset jika dan hanya jika memenuhi dua kriteria kapitalisasi, yaitu:
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomik di masa depan yang terkait properti
investasi akan mengalir ke dalam perusahaan, dan
2. Biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal.
Aset Tetap (PSAK 16)
Pengukuran Saat Pengakuan
Pada pengakuan awal, aset tetap diukur sebesar biaya perolehan aset tersebut. PSAK 16
menjelaskan tiga elemen biaya perolehan aset tetap, yaitu:
1. Harga perolehan
Yang dimaksud dengan harga perolehan disini adalah harga beli aset dikurangi dengan
diskon atau potongan lain (jika ada) ditambah dengan bea impor atau pajak pembelian
yang tidak dapat dikreditkan.
2. Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset tetap
Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset tetap adalah
biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi
yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.
3. Estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap
(dismantling cost).
Perusahaan seringkali diberikan kewajiban untuk membongkar dan memindahkan aset
tetap dan merestorasi lokasi dari aset tetap tersebut. Kewajiban tersebut sering disebut
dengan dismantling cost. Kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau
sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain
memproduksi persediaan.
Aset Tetap (PSAK 16)
Pengukuran Setelah Pengakuan
Setelah pengakuan awal, perusahaan dapat memilih untuk mengukur aset tetap
dengan menggunakan model biaya atau model revaluasi. Perusahaan harus
menerapkan model pengukuran yang sama untuk kelompok aset tetap yang
sama. Misal, perusahaan menerapkan model revaluasi untuk tanah dan
menerapkan model biaya untuk aset tetap lainnya. Jadi, suatu perusahaan bisa
menerapkan kedua model di atas untuk pengukuran aset tetapnya.
1. Model biaya
Model biaya untuk aset tetap sama dengan model biaya yang diterapkan
untuk properti investasi.
2. Model revaluasi
Aset tetap akan diukur dengan jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai.
Aset Tetap (PSAK 16)
Penyusutan
Penyusutan merupakan pengalokasian nilai perolehan aset secara sistematis sepanjang masa manfaat aset.
1. Periode Penyusutan. Penyusutan dimulai pada saat aset siap untuk digunakan.
2. Pengakuan Beban Penyusutan. Beban penyusutan untuk setiap periode diakui di laba rugi.
3. Konsep Dekomponenisasi. Pengaturan di PSAK 16 menyatakan bahwa setiap bagian dari aset tetap
harus disusutkan secara terpisah.
4. Nilai Residu. Didefinisikan sebagai jumlah estimasian yang dapat diperoleh perusahaan saat ini dari
pelepasan aset, dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang
diharapkan pada akhir umur manfaatnya.
5. Umur Manfaat. Perusahaan menetapkan umur manfaat dari suatu aset tetap berdasarkan kegunaan
yang diharapkan perusahaan dari aset tersebut.
6. Metode Penyusutan. Pemilihan metode penyusutan oleh perusahaan harus mencerminkan pola
konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut.
7. Review Periodik atas Nilai Residu, Umur Manfaat, dan Metode Penyusutan. Review minimum
dilakukan setiap akhir tahun terhadap nilai residu, umur manfaat, dan metode penyusutan.
Aset Tetap (PSAK 16)

Penghentian Pengakuan
Prinsip penghentian pengakuan aset tetap tidak berbeda dengan prinsip
pengakuan properti investasi yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya. Aset
tetap dihentikan pengakuannya ketika dilepaskan atau ketika tidak terdapat lagi
manfaat ekonomik masa depan yang dapat diharapkan dari penggunaan atau
pelepasan.
Agrikultu
r

P S A K– 69
PSAK ini diterapkan untuk : 01
PSAK 69 Aset biologis, kecuali
Agrikultur tanaman produktif (bearer
plants)

02
Produk agrikultur pada
titik panen

03
Hibah Pemerintah (terkait
aset biologis)
Tanah yang terkait dengan aktivitas
PSAK 69 01 agrikultur (lihat PSAK 16: Aset Tetap,
PSAK 13: Properti Investasi, dan ISAK 25:
Agrikultur Hak Atas Tanah).
Tanaman produktif yang
terkait dengan aktivitas
02 agrikultur
PSAK ini TIDAK
(lihat amandemen PSAK 16 : Aset
diterapkan untuk
Tetap tentang Agrikultur : Tanaman
Produktif). Akan tetapi,
: Pernyataan ini diterapkan untuk
produk dari tanaman produktif
IAS 41 tersebut.
Hibah pemerintah yang terkait
03 dengan tanaman produktif
(lihat PSAK 61: Akuntansi Hibah
Pemerintah dan Pengungkapan
Bantuan Pemerintah).
Aset takberwujud yang terkait
04 dengan aktivitas agrikultur
(lihat PSAK 19: Aset Takberwujud).
Definisi
Aktivitas Agrikultur (Agricultural Activity)
01 adalah manajemen transformasi biologis dan panen aset biologis oleh entitas
untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi
aset biologis tambahan.

02 Aset Biologis (Biological Asset)


adalah hewan atau tanaman hidup

Biaya untuk Menjual (Cost to Sell)


03 adalah biaya inkremental yang diatribusikan secara langsung untuk
pelepasan aset, tidak termasuk beban pembiayaan dan pajak
penghasilan.

Kelompok Aset Biologis (Group of Biological Asset)


04 adalah penggabungan dari hewan atau tanaman hidup yang
serupa

Panen (Harvest)
05 adalah pelepasan produk dari aset biologis atau pemberhentian proses kehidupan aset
biologis.
Definisi (2)
Produk Agrikultur (Agricultural Produce)
06 adalah produk yang dipanen dari aset biologis milik entitas.

Tanaman Produktif (Bearer Plant)


Adalah tanaman hidup yang :
a. digunakan dalam produksi atau penyediaan produk agrikultur;

07 b. diharapkan untuk menghasilkan produk untuk jangka waktu lebih dari satu periode
c. memiliki kemungkinan yang sangat jarang untuk dijual sebagai produk agrikultur,
kecuali untuk penjualan sisa yang insidental (incidental scrap).

Transformasi Biologis (Biological Transformation)


08 terdiri dari proses pertumbuhan, degenerasi, produksi, dan prokreasi yang mengakibatkan
perubahan kualitatif atau kuantitatif aset biologis.

Bukan Merupakan Tanaman Produktif (Bearer Plants):


a. tanaman yang dibudidayakan untuk dipanen sebagai produk agrikultur (sebagai contoh, pohon
yang ditanam untuk digunakan sebagai potongan kayu);
09
b. tanaman yang dibudidayakan untuk menghasilkan produk agrikultur ketika terdapat
kemungkinan yang sangat jarang bahwa entitas juga akan memanen dan menjual tanaman tersebut sebagai produk
agrikultur, selain sebagai penjualan sisa insidental (sebagai contoh, pohon yang dibudidayakan baik untuk buahnya
maupun potongan kayu); dan

c. tanaman semusim (annual crops) (sebagai contoh, jagung dan gandum).


Produk
Aset Biologis Produk
yang
Agrikultur
Merupa
kan
Contoh Hasil
pemros
Aset esan

Biologis setelah
panen

dan Domba Wol Benang, karpet


Pohon dalam hutan
Produk Pohon
tebangan
Kayu gelondongan, potongan kayu

Sapi perah Susu Keju


Agrikultur Babi Daging potong Sosis, ham (daging asap)
Tanaman kapas Kapas panen Benang, pakaian
Tebu Tebu panen Gula
Tanaman tembakau Daun Tembakau
tembakau
Tanaman teh Daun teh Teh
Tanaman anggur Buah anggur Minuman anggur (wine)
Tanaman buah- Buah petikan Buah olahan
buahan
Pohon kelapa sawit Tandan buah Minyak kelapa sawit
segar
Pohon karet Getah karet Produk olahan karet
PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN DAN PENYAJIAN

PENGAKUAN
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan sutau pos yang memenuhi definisi unsur
serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam neraca atau laporan laba-rugi.

PENGUKURAN
pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur
laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar
pengukuran tertentu.

PENGUNGKAPAN
Pengungkapan adalah asumsi utama dan berbagai estimasi kemudian dideskripsikan dalam
catatan atas laporan keuangan.

PENYAJIAN
aset tetap disajikan di laporan posisi keuangan pada bagian aset tidak lancar.
PENGAKUAN
Entitas mengakui aset biologis atau produk agrikultur ketika, dan hanya ketika:
a. entitas mengendalikan aset biologis sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu;

b. besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan


yang terkait dengan aset biologis tersebut akan mengalir ke entitas; dan

c. nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat diukur secara andal.

Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan pada nilai
wajar (berdasarkan psak, diasumsikan bahwa nilai wajar aset biologis dapat diukur secara andal)

dikurangi biaya untuk menjual


(biaya incremental yang diatribusikan secara langsung untuk pelepasan aset)

kecuali untuk kasus dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.

asumsi tsb dapat dibantah hanya pada saat pengakuan awal aset biologis aset biologis yang harga
kuotasi pasarnya tidak tersedia dan alternative pengukuran nilai wajarnya secara jelas tidak dapat
diandalkan

PENGUKURAN
PENGUKURAN
Keuntungan & Kerugian

Pada saat pengakuan awal terdapat


dua kemungkinan awal, keuntungan dan kerugian

“Keuntungan atau kerugian yang timbul pada saat


pengakuan awal aset biologis pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual
dan
dari perubahan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual aset biologis

Perlakuan selisihnya :
dimasukkan dalam laba rugi pada periode dimana
keuntungan atau kerugian tersebut terjadi.”
PENGUKURAN
Ketidakmampuan Mengukur Nilai
Wajar Secara Andal

Terdapat asumsi bahwa nilai wajar aset biologis dapat diukur


secara andal.

Namun, asumsi tersebut dapat dibantah hanya pada saat


pengakuan awal aset biologis yang harga kuotasi pasarnya tidak
tersedia
dan yang alternatif pengukuran nilai wajarnya secara jelas
tidak dapat diandalkan. (disini alternatifnya juga tidak dapat
diandalkan)

Dalam kasus ini,


Sehingga aset biologis tersebut diukur pada biaya
perolehannya dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi
kerugian penurunan nilai.
Pengungkapan keuntungan atau kerugian
Entitas mengungkapkan keuntungan atau kerugian
gabungan yang timbul selama periode berjalan pada
saat pengakuan awal aset biologis dan produk agrikultur,
dan dari perubahan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual aset biologis.

Pengungkapan yang selanjutnya :


1. Entitas dianjurkan untuk memberikan deskripsi kuantitatif
dari setiap kelompok aset biologis,
2. Membedakan antara aset biologis yang dapat dikonsumsi
dan aset biologis produktif (bearer biological assets), atau
antara aset biologis menghasilkan (mature) dan yang
belum menghasilkan (immature).

Pembedaan ini memberikan informasi yang mungkin


berguna dalam menilai waktu arus kas masa depan.
Pengungkapan
Jika entitas mengukur aset biologis pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai pada akhir periode,

maka entitas mengungkapkan untuk aset biologis


tersebut:

a. deskripsi dari aset biologis tersebut;


b. penjelasan tentang mengapa alasan nilai wajar tidak
dapat diukur secara andal;
c. jika memungkinkan, rentang estimasi dimana nilai
wajar kemungkinan besar berada;
d. metode penyusutan yang digunakan;
e. umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
dan
f. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
(digabungkan dengan akumulasi kerugian penurunan
nilai)
pada awal dan akhir periode.

Pengungkapan
PSAK 19
ASET TAK BERWUJUD
Ruang Lingkup
● Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 :
○ Aset tidak berwujud yang diatur standar lain (goodwill-
PSAK 22)
○ Aset keuangan (PSAK 50)
○ Hak penambangan (PSAK 29) dan sumber daya lain yang
tidak dapat diperbarui
Pengertian Aset Tidak Berwujud
Keteridentifikasian

Aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa


wujud fisik :

• Dapat dipisahkan/dibedakan, atau


• Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya
Pengertian Aset Tidak Berwujud
Pengendalian atas Sumber Daya

Terdapat kontrol, jika:

• Mampu memperoleh manfaat ekonomis masa


depan, dan
• Dapat membatasi akses pihak lain dalam
memperoleh manfaat ekonomis tersebut
Pengertian Aset Tidak Berwujud
Adanya Keuntungan Ekonomis di masa depan

Manfaat ekonomis yang muncul mencakup:

• Pendapatan dari penjualan barang atau jasa


• Penghematan biaya, atau
• Manfaat lain dari penggunaan aset tersebut
Contoh ASET TIDAK BERWUJUD

○ Software komputer
○ Paten
○ Copyright
○ Daftar pelanggan
○ Lisensi
○ Kuota Impor
○ Franchise
○ Hak Pemasaran
Pengakuan dan Pengukuran
Prinsip Umum:
● Dalam mengakui suatu item sebagai aset tidak berwujud,
entitas perlu menunjukkan bahwa item tersebut:
○ Memenuhi definisi aset tidak berwujud
○ Memenuhi kriteria pengakuan
● Pengeluaran yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui
sebagai beban
● Aset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar
biaya perolehan
Pengakuan dan Pengukuran
Kriteria Pengakuan
● Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika:
○ Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat
ekonomis masa depan dari aset tersebut, dan
○ Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
● Dalam menilai kemungkinan:
○ Menggunakan asumsi masuk akal dan dapat
dipertanggungjawabkan
○ Estimasi terbaik manajemen
Pengakuan dan Pengukuran
Aset tidak berwujud dapat diperoleh dari

1. Perolehan terpisah 4. Pertukaran aset

2. Akuisisi sebagai bagian dari


5. Goodwill yang dihasilkan internal
kombinasi bisnis

3. Pengakuisisian dengan hibah 6. Aset tidak berwujud yang dihasilkan


pemerintah internal
Pengakuan dan Pengukuran
1. Perolehan terpisah Biaya perolehan = harga beli dan segala
biaya yang dapat dikaitkan secara langsung

2. Akuisisi sebagai bagian dari


kombinasi bisnis Nilai wajar pada tanggal akuisisi

3. Pengakuisisian dengan hibah Diakui pada nilai wajar atau pada nilai
pemerintah nominalnya
Nilai wajar, kecuali tidak ada substansi
4. Pertukaran aset komersial (nilai tercatat aset yang dilepas)

5. Goodwill yang dihasilkan internal


Tidak boleh diakui sebagai aset
6. Aset tidak berwujud yang (tidak dapat teridentifikasi)
dihasilkan internal
Pengukuran setelah Pengakuan

Pilihan  sama seperti PSAK16 Aset Tetap


● Model Biaya,
○ Biaya perolehan – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan
nilai
atau
● Model Revaluasi,
○ Nilai wajar – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan nilai
Masa Manfaat
 Pengukuran setelah pengakuan awal aset tak berwujud didasarkan pada usia
manfaatnya
 Entitas harus menilai apakah masa manfaat dari aset tak berwujud:

Terbatas atau Tak Terbatas

Jangka waktu atau – Berdasarkan analisis seluruh faktor relevan


jumlah produksi atau – Tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas
jumlah unit serupa yang periode yang mana aset diharapkan
dihasilkan, selama masa menghasilkan manfaat
manfaat – “Tak Terbatas” berbeda dengan “Tak
Terhingga”

Diamortisasi Tidak Diamortisasi


AMORTISASI

Masa Manfaat ● Dimulai ketika aset tersedia untuk


Terbatas digunakan
● Dihentikan pada waktu yang lebih dulu
antara ketika aset digolongkan sebagai
tersedia untuk dijual (PSAK 58) atau tanggal
ketika aset dihentikan pengakuannya
● Metode harus menggambarkan pola
konsumsi atas manfaat aset.
Dr. Beban Amortisasi xxx
Cr. Aset (atau akumulasi amortisasi) xxx
● Amortisasi
Masa Manfaat Tak Terbatas

● Tidak diamortisasi  impairment test setiap tahun


dan kapan pun bila ada indikasi penurunan nilai.
● Masa manfaat ditelaah setiap akhir periode
● Masa manfaat tak terbatas  suatu ketika bisa
berubah jadi terbatas
○ Perubahan estimasi
○ Indikasi penurunan nilai
Rugi Penurunan Nilai

● Rugi Penurunan Nilai = Nilai tercatat – Nilai


terpulihkan
● Nilai terpulihkan = Mana yang lebih besar antara
Nilai wajar setelah dikurangi ongkos menjual dengan
Nilai kini arus kas masa depan asset
Dr. Rugi penurunan nilai xxx
Cr. Aset (atau akumulasi penurunan nilai) xxx
Penghentian dan Pelepasan

● Dihentikan pengakuannya ketika:


○ Dalam (proses) pelepasan; atau
○ Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan
yang diharapkan
● Keuntungan / kerugian diakui di Laporan Laba Rugi
Pengungkapan
Pengungkapan umum:
● Aset yang dihasilkan internal dengan yang lainnya
● Masa manfaat terbatas atau tak terbatas
● Metode amortisasi
● Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dengan
akumulasi penurunan nilai pada awal dan akhir periode
● Unsur – unsur dalam laporan pendapatan komprehensif
● Penambahan, Penurunan, kerugian penurunan nilai,
amortisasi yang diakui, perubahan lainnya pada jumlah
tercatat selama periode.
Pengungkapan
● Untuk aset tak berwujud tak terbatas
○ Jumlah tercatat
○ Alasan yang mendukung masa manfaat tak terbatas
● Untuk yang menggunakan model revaluasi
○ Tanggal efektif revaluasi
○ Jumlah tercatat yang direvaluasi
○ Jumlah tercatat yang diakui apabila diukur dengan metode biaya
○ Jumlah surplus revaluasi awal dan akhir periode
○ Metode dan asumsi dalam mengestimasi nilai wajar aset
● Nilai keseluruhan biaya riset dan pengembangan yang diakui
sebagai biaya selama periode
PSAK 64
Eksplorasi dan Evaluasi
Sumber Daya Mineral
Ruang Lingkup

● Pernyataan ini diterapkan untuk pengeluaran yang terjadi atas


eksplorasi dan evaluasi.
● Tidak mengatur aspek akuntansi lain dari entitas yang
melakukan eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral:
○ sebelum eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral seperti
pengeluaran yang terjadi sebelum entitas memperoleh hak hukum
untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu.
○ setelah kelayakan teknis dan kelayakan komersial atas penambangan
sumber daya mineral dapat dibuktikan.
Ruang Lingkup
IFRS 6 PSAK 29 PSAK 33
Exploration for and
Akuntansi Minyak Akuntansi
Evaluation of Mineral
Resources dan Gas Bumi Pertambangan Umum

1. Exploration 1. Eksplorasi (& evaluasi) 1. Eksplorasi (& evaluasi)


2. Evaluation 2. Pengembangan 2. Pengembangan &
3. Produksi Konstruksi
4. Pengolahan 3. Produksi
5. Transportasi 4. Pengelolaan Lingkungan
6. Pemasaran Hidup
PSAK 66 7. Lain-Lain
Evaluasi Sumber Daya • Pelabuhan Khusus
Mineral • Telekomunikasi
• Kontrak Bantuan
Teknis
1. Eksplorasi • Unitisasi
2. Evaluasi • Kontrak Pengurasan
Tahap Kedua
• Joint Venture
Standar Akuntansi Berlaku
Technical feasibility &
commercial viability /
Cadangan Terbukti

PSAK 29 & PSAK 33


Lain–Lain
Pengurusan Eksplorasi & Produksi &
Pengembangan Setelah
Ijin Evaluasi Pengolahan
Produksi
IFRS 6
IAS 8 All other applicable IFRSs
All other IAS 38
applicable
IAS 16
IFRSs
IAS 37
IAS 36
Akuntansi Eksplorasi & Evaluasi

Dibebankan pada periode berjalan,  Ditangguhkan & diamortisasi


kecuali jika: pada saat produksi
 Kegiatan eksplorasi yang signifikan  Penurunan nilai - berlaku
masih berjalan, dan Cadangan  Estimasi biaya restorasi - berlaku
Terbukti belum dapat ditentukan.
 Sudah dapat dibuktikan bahwa
terdapat Cadangan Terbukti.
PSAK 29 & PSAK 33
Pengur
usan Eksplorasi & Evaluasi Pengembangan
Ijin

 Beban diakui sebagai aset Produksi &


 Pengukuran awal, aset dicatat pada harga Pengolahan
perolehan
 Pengukuran selanjutnya sesuai dengan IAS Lain–Lain Setelah
16, 38 dan 36. Produksi
Tujuan

● Menetapkan pelaporan keuangan atas eksplorasi dan evaluasi sumber daya


mineral.
○ pengembangan terbatas atas praktik akuntansi yang ada untuk pengeluaran eksplorasi
dan evaluasi;
○ entitas yang mengakui aset eksplorasi dan evaluasi untuk menilai apakah aset tersebut
mengalami penurunan nilai sesuai dengan Pernyataan ini dan mengukur setiap
penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48;
○ pengungkapan yang mengidentifikasikan dan menjelaskan atas jumlah yang timbul dari
eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral dalam laporan keuangan dan membantu
pengguna laporan keuangan untuk memahami jumlah, waktu, dan kepastian atas arus
kas masa depan dari setiap aset eksplorasi dan evaluasi yang diakui.
Klasifikasi Aset Explorasi & Evaluasi

● Entitas mengklasifikasi aset eksplorasi dan evaluasi


sebagai aset berwujud atau aset takberwujud sesuai dengan
sifat aset yang diperoleh dan menerapkan klasifikasi
tersebut secara konsisten.
● Beberapa aset eksplorasi dan evaluasi diperlakukan
sebagai aset takberwujud (hak pengeboran), atau aset
berwujud (sarana dan drilling rigs).
● Penggunaan aset berwujud merupakan bagian dari biaya
perolehan aset takberwujud. Penggunaan aset berwujud
untuk mengembangkan suatu aset takberwujud tidak
mengubah aset berwujud menjadi aset takberwujud.
Pengklasifikasian Kembali
Aset Eksplorasi dan Evaluasi

● Suatu aset tidak diklasifikasikan sebagai aset


eksplorasi dan evaluasi ketika kelayakan teknis dan
kelangsungan usaha komersial atas penambangan
sumber daya mineral dapat dibuktikan.
● Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan
nilainya, dan setiap rugi penurunan nilai diakui,
sebelum direklasifikasi.
Pengakuan dan Pengukuran

 Pengakuan aset eksplorasi dan evaluasi


Sesuai PSAK 25 (revisi 2009) >> penerapan kebijakan akuntansi manajemen
 Pengakuan biaya eksplorasi dan evaluasi
Diakui sebagai aset E&E
 Pengukuran aset E&E
 Diukur pada biaya perolehan.
 Dapat memilih model biaya atau model revaluasi sesuai PSAK 16 (2011)
atau PSAK 19 (revisi 2010)
Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi

Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.

Komponen biaya perolehan:


• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik
yang mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan
evaluasi dan menerapkannya secara konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat
dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.
Contoh Biaya Perolehan

a. perolehan untuk eksplorasi;


b. kajian topografi, geologi, geokimia, dan geofisika;
c. pengeboran eksplorasi;
d. parit;
e. pengambilan contoh; dan
f. aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan
kelangsungan usaha komersial atas penambangan sumber
daya mineral.
Pengungkapan

● Entitas mengungkapkan informasi yang


mengidentifikasikan dan menjelaskan jumlah yang telah
diakui dalam laporan keuangan yang timbul dari eksplorasi
dan evaluasi sumber daya mineral.
○ kebijakan akuntansi atas pengeluaran eksplorasi dan evaluasi
termasuk pengakuan atas aset eksplorasi dan evaluasi.
○ jumlah aset, liabilitas, penghasilan dan beban, dan arus kas operasi
dan arus kas investasi yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi
sumber daya mineral.
● Pengungkapan dilakukan sesuai dengan klasifikasinya PSAK
16 (revisi 2007): Aset Tetap atau PSAK 19 (revisi 2010): Aset
Takberwujud secara konsisten
Penyajian

● Klasifikasi aset E&E(sesuai sifat aset), yaitu:


○ Aset berwujud (mis: sarana dan drilling rigs)
○ Aset takberwujud (mis: hak pengeboran)

● Reklasifikasi aset E&E


○ Saat kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial
atas penambangan sumber daya mineral dapat dibuktikan;
dan
○ Diuji penurunan nilai (rugi penurunan nilai diakui) sebelum
direklasifikasi
Aset Hibah Pemerintah (PSAK 61)
Hibah pemerintah adalah bantuan oleh pemerintah dalam bentuk pengalihan
sumber daya kepada entitas sebagai imbalan atas kepatuhan entitas di masa lalu
atau masa depan sesuai dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan aktivitas
operasi entitas tersebut.

Hibah pemerintah tidak termasuk jenis bantuan pemerintah yang tidak memiliki
nilai yang memadai bagi entitas dan transaksi dengan pemerintah yang tidak
dapat dibedakan dari transaksi perdagangan normal entitas"
Aset Hibah Pemerintah (PSAK 61)
Hibah pemerintah, termasuk hibah nonmoneter pada nilai wajar, tidak boleh
diakui sampai terdapat keyakinan yang memadai bahwa:

(a) entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut; dan

(b) hibah akan diterima.

Hibah pemerintah diakui dalam laba rugi dengan dasar yang sistematis selama
periode entitas mengakui sebagai beban atas terkait yang dimaksudkan akan

biaya dikompensasikan dengan hibah.


Aset Hibah Pemerintah (PSAK 61)

Terdapat dua pendekatan umum untuk akuntansi atas hibah pemerintah:


pendekatan modal, dimana hibah diakui di luar laba rugi, dan pendekatan
penghasilan, dimana hibah diakui dalam laba rugi selama satu atau lebih
periode.
Aset Hibah Pemerintah (PSAK 61)
Alasan yang mendukung pendekatan modal adalah sebagai berikut:

(a) hibah pemerintah adalah alat pembiayaan dan seharusnya diperlakukan


demikian dalam laporan posisi keuangan dari pada diakui dalam laba rugi
untuk saling hapus dengan pos biaya yang didanai hibah pemerintah. Karena
diperkirakan tidak ada pembayaran kembali, hibah seharusnya diakui di luar
laba rugi.

(b) tidak tepat untuk mengakui hibah pemerintah dalam laba rugi, karena hibah
tidak dihasilkan, tetapi merupakan insentif yang diberikan pemerintah tapa
biaya terkait.
Aset Hibah Pemerintah (PSAK 61)
Argumentasi yang mendukung pendekatan penghasilan adalah sebagai berikut:

(a) disebabkan hibah pemerintah merupakan penerimaan dari suatu sumber selain dari pemegang
saham, hibah tidak boleh diakui secara langsung dalam ekuitas tetapi seharusnya diakui dalam
laba rugi pada periode yang sesuai;

(b) hibah pemerintah jarang sekali tanpa alasan. Entitas memperoleh hibah berdasarkan kepatuhan
entitas terhadap kondisi yang ditentukan dan memenuhi kewajiban yang akan dihadapi. Oleh
karena itu, hibah diakui dalam laba rugi selama periode dimana entitas mengakui sebagai beban
atas biaya terkait yang dimaksudkan akan dikompensasikan dengan hibah; dan

(c) disebabkan pajak penghasilan dan pajak lain merupakan beban, hal tersebut logis untuk
memperlakukan hibah pemerintah, yang merupakan perpanjangan dari kebijakan fiskal, dalam
laba rugi.
Aset Hibah Pemerintah (PSAK 61)
Hal yang sangat mendasar atas pendekatan penghasilan adalah hibah
pemerintah diakui dalam laba rugi dengan dasar yang sistematis selama periode
entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang dimaksudkan akan
dikompensasikan dengan hibah. Pengakuan hibah pemerintah dalam laba rugi
atas dasar penerimaan tidak sesuai dengan asumsi akrual .
Aset Hibah Pemerintah (PSAK 61)
Penyajian Hibah Terkait dengan Aset
1. Hibah pemerintah terkait dengan aset, termasuk hibah nonmoneter pada nilai wajar, disajikan dalam laporan posisi keuangan,
baik disajikan sebagai penghasilan ditangguhkan atau hibah tersebut dicatat sebagai pengurang jumlah tercatat aset.

2. Dua metode penyajian dalam laporan keuangan hibah (atau bagian yang sesuai sebagai hibah) yang terkait dengan aset dianggap
sebagai alternatif yang dapat diterima.

3. Satu metode mengakui hibah sebagai penghasilan tangguhan yang diakui dalam laba rugi dengan dasar sistematis selama umur
manfaat aset.

4. Metode lain mengakui hibah sebagai pengurang dalam menghitung jumlah tercatat aset. Hibah diakui dalam laba rugi selama
umur manfaat aset yang dapat disusutkan sebagai pengurang beban penyusutan.

5. Pembelian aset dan penerimaan hibah terkait dapat menyebabkan pergerakan besar dalam arus kas entitas. Untuk alasan ini dan
untuk menunjukkan investasi bruto atas aset, pergerakan tersebut sering diungkapkan sebagai pos terpisah dalam laporan arus kas
tanpa memperhatikan apakah hibah tersebut dikurangkan atau tidak dari aset terkait untuk tujuan penyajian laporan posisi
keuangan.
Aset Hibah Pemerintah (PSAK 61)
Penyajian Hibah Terkait dengan Penghasilan
1. Hibah terkait dengan penghasilan disajikan sebagai bagian dari laba rugi, baik secara terpisah atau dalam pos umum
seperti "penghasilan lain",; atau alternatif lain, sebagai pengurang dalam beban terkait.

2. Pendukung metode pertama menyatakan bahwa tidak tepat menggabungkan pos penghasilan dan beban secara neto. Selain
itu, pemisahan hibah dari beban akan membantu perbandingan dengan beban lain yang tidak dipengaruhi oleh hibah.
Pendukung metode kedua menyatakan bahwa beban mungkin tidak akan ditanggung oleh entitas jika hibah tidak tersedia
dan penyajian beban tanpa saling hapus dengan hibah akan menyesatkan.

3. Kedua metode tersebut dianggap dapat diterima untuk penyajian hibah yang terkait dengan penghasilan. Pengungkapan
hibah mungkin diperlukan untuk pemahaman yang lebih tepat atas laporan keuangan. Pengungkapan dampak hibah
terhadap setiap pos penghasilan atau beban yang disyaratkan untuk diungkapkan secara terpisah merupakan hal yang
sesuai.
Aset Hibah Pemerintah (PSAK 61)
PENGUNGKAPAN

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut:

(a) kebijakan akuntansi yang digunakan untuk hibah pemerintah, termasuk metode
penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan;

(b) sifat dan luas hibah pemerintah yang diakui dalam laporan keuangan dan indikasi
dari bentuk lain bantuan pemerintah yang mana entitas memperoleh manfaat
langsung dari bantuan tersebut; dan

(c) kondisi yang belum terpenuhi dan kontinjensi lain yang melekat atas bantuan
pemerintah yang telah diakui.
Aset Pelanggan (PSAK 27)
LATAR BELAKANG

01. Dalam industri utilitas, entitas mungkin menerima aset tetap dari pelanggannya, yang harus digunakan
untuk menghubungkan pelanggan tersebut ke suatu jaringan dan menyediakan akses berkelanjutan atas
pasokan komoditas seperti listrik, gas, atau air. Sebagai alternatif, entitas mungkin menerima kas dari
pelanggan untuk memperoleh atau mengonstruksi aset tetap tersebut. Biasanya, pelanggan disyaratkan
untuk membayar sejumlah biaya tambahan untuk pembelian barang atau jasa berdasarkan penggunaan.

02. Pengalihan aset dari pelanggan mungkin juga terjadi di industri lain selain utilitas. Sebagai contoh, entitas
yang mengalihdayakan fungsi teknologi informasinya mungkin mengalihkan aset tetapnya kepada
penyedia alih daya.

03. Dalam beberapa kasus, pihak yang mengalihkan aset mungkin saja bukan entitas yang pada akhirnya akan
mendapatkan akses berkelanjutan atas pasokan barang atau jasa dan bukan menjadi penerima barang atau
jasa tersebut. Akan tetapi, untuk memudahkan, entitas yang mengalihkan aset dalam Interpretasi ini
disebut sebagai pelanggan.
Aset Pelanggan (ISAK 27)
Interpretasi ini membahas permasalahan berikut:

(a) Apakah definisi aset terpenuhi ?

(b) Jika Definisi asset terpenuhi, bagaimana asset tetap alih diukur pada saat
pengakuan awal?

(c) Jika pada saat pengakuan awal asset tetap diukur pada nilai wajar,
bagaimana nilai saldo kredit yang dihasilkan dari transaksi pengalihan
tersebut dicatat ?

(d) Bagaimana entitas mencatat pengalihan kas dari pelanggannya?


Aset Pelanggan (ISAK 27)
Apakah Definisi Aset Terpenuhi?

Ketika entitas menerima pengalihan aset tetap dari pelanggan, entitas menilai apakah
aset tetap alihan memenuhi definisi aset sebagaimana diatur dalam Kerangka Konseptual
Pelaporan Keuangan (KKPK). KKPK paragraf 4.4(a) menyatakan bahwa "aset adalah
sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan."
Dalam kebanyakan keadaan, entitas memperoleh hak kepemilikan atas aset tetap alihan.
Akan tetapi, dalam menentukan keberadaan aset, hak kepemilikan bukan merupakan
faktor yang penting. Oleh karena itu, jika pelanggan tetap mengendalikan aset alihan,
maka definisi aset tidak akan terpenuhi meskipun pengalihan kepemilikan telah terjadi.
Aset Pelanggan (ISAK 27)

Bagaimana Aset Tetap Alihan Diukur pada Saat Pengakuan Awal?

Jika entitas menyimpulkan bahwa definisi aset telah terpenuhi, maka entitas
mengakui aset alihan sebagai aset tetap sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap
paragraf 07 dan mengukur biaya perolehan pada saat pengakuan awal sebesar
nilai wajarnya sesuai dengan PSAK 16 paragraf
Aset Pelanggan (ISAK 27)

Bagaimana Saldo Kredit yang Dihasilkan dari Transaksi Pengalihan


Dicatat?

PSAK 23: Pendapatan paragraf 12 menyatakan bahwa "Jika barang dijual atau
jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang atau jasa yang tidak
serupa, maka pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang
menghasilkan pendapatan. Sesuai dengan persyratan perjanjian dalam ruang
lingkup interprestasi ini, pengalihan asset tetap diperlakukan sebagai
pertukaran barang atau jasa yang tidak serupa. Sebagai konsekuensi, entitas
mengakui pendapatan sesuai dengan PSAK 23.
Aset Pelanggan (ISAK 27)
Identifikasi Jasa yang dapat Diidentifikasi Secara Terpisah

. Entitas mungkin menyetujui untuk menyerahkan satu atau lebih jasa sebagai imbalan untuk
pertukaran, aset alihan, seperti menghubungkan pelanggan kesuatu jaringan menyedialkan akses
berkelanjutan atas pasokan barang atau jasa kepada pelanggan, atau untuk keduanya. Sesuai dengan
PSAK 23: Pendapatan paragraf 13, entitas mengidentifikasi jasa yang dapat didentifikasi secara
terpisah yang termasuk dalam perjanian.

Fitur yang mengindikasikan bahwa menghubungkan pelanggan ke suatu jaringan adalah jasa yang
dapat didentifilkasi secara terpisah termasuk:

(a) koneksi jasa diserahkan kepada pelanggan dan merepresentasikan nilai yang berdiri sendiri (stand-
alone value) untuk pelanggan tersebut;

(b) nilai wajar koneksi jasa dapat diukur secara andal


Aset Pelanggan (ISAK 27)

Pengakuan Pendapatan

Jika hanya satu jasa yang didentifikasi, maka entitas mengakui pendapatan ketika jasa telah dilaksanakan
sesuai dengan PSAK 23: Pendapatan paragraf 20.

Jika terdapat lebih dari satu jasa yang dapat diidentifikasi secara terpisah, maka PSAK 23: Pendapatan
paragraf 13 mensyaratkan bahwa nilai wajar dari jumlah imbalan yang diterima atau terutang dari perjanjian,
dialokasikan pada setiap jasa, dan kriteria pengakuan PSAK 23 diterapkan atas setiap jasa tersebut.

jika suatu jasa berkelanjutan diidentifikasi sebagai bagian dari perjanjian, maka periode dimana pendapatan
diakui atas jasa tersebut pada umumnya ditentukan berdasarkan Persyaratan dalam perjanjian dengan
pelanggan. Jika perjanjian tidak menetapkan suatu Periode tertentu, maka pendapatan diakui selama periode
yang tidal melebihi umur manfaat aset alihan yang digunakan untuk menyediakan jasa berkelanjutan tersebut.
Aset Pelanggan (ISAK 27)

Bagaimana Entitas Mencatat Pengalihan Kas dari Pelanggannya?

Ketika entitas menerima pengalihan kas pelanggan, entitas menilai apakah penilaian
tersebut termasuk dalam ruang lingkup Interpretasi ini sesuai dengan paragraph 06.
Jika ya, entitas menilai; apakah aset tetap yang telah dikontruksi atau diperoleh
tersebut memenuhi definisi aset sesuai dengan paragraf 09 dan 10. Jika definisi aset
terpenuhi, entitas mengakui aset tetap pada biaya perolehan sesuai dengan PSAK 16:
Aset Tetap dan mengalis pendapatan sesuai dengan paragraf 13-20 yaitu sebesar kas
yang diterima dari pelanggan.
PENURUNAN NILAI ASET (PSAK 48)
Penurunan nilai dari aset terjadi jika nilai tercatat aset lebih besar jumlah terpulihkan, review dilakukan secara
periodik ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai (test of impairment). Jika terdapat indikasi, maka
perusahaan harus menaksir recoverable amount dari aset tersebut.

Pendekatan umum dari pengukuran penurunan nilai yaitu ketika carrying amount lebih besar dari recoverable
amount. Untuk mengetahui jumlah tercatat pada penurunan nilai yaitu nilai aset dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Mengidentifikasi aset penurunan nilai pada akhir periode,
menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai, jika ada indikasi maka entitas
mengestimasi jumlah terpulihkan aset. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus
melakukan pengujian penurunan nilai (impairment test) minimal setahun sekali yang meliputi aset tidak
berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum digunakan, dan goodwill
yang diperoleh dalam kombinasi bisnis.
PENURUNAN NILAI ASET (PSAK 48)
Mengidentifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai

Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai Aset:

Informasi dari sumber-sumber eksternal

• Perubahan signifikan nilai pasar

• Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum

• Perubahan suku bunga

• Jumlah tercatat aset neto enttitas melebihi kapitalisasi pasarnya

Informasi dari sumber-sumber internal

• Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset

• Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian dan masa manfaat aset

• Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan.
PENURUNAN NILAI ASET (PSAK 48)
hal-hal yang dipertimbangkan dalam penghitungan nilai pakai aset:
1. estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset;
2. ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan tersebut;
3. nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;
4. harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset
5. faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam menilai arus
kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut.
PENURUNAN NILAI ASET (PSAK 48)
Pengukuran Jumlah Terpulihkan

PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah yang lebih tinggi antara:

a. Fair Value Less Costs to Sell

adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara
pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset.

Nilai wajar dikurangi biaya pelepasan (Fair Value Less Costs to Sell)

b. Nilai pakai (Value in Use) adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau
unit penghasil kas. Nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit penghasil
kas
PENURUNAN NILAI ASET (PSAK 48)
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai

Jika nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya maka nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan,
penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi, kecuali aset
disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain (Contoh PSAK 16: Aset Tetap). Setiap rugi penurunan nilai aset
tetap revalusian (PSAK 16) diperlakukan sebagai penurunan revaluasi, diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang
kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama, rugi penurunan nilai atas aset revaluasian
mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut. Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap pabrik
yang dimilikinya. Nilai tercatat dari pabrik sebesar Rp 400 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai
pakainyaRp 410 juta.

Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.

Jurnal pencatatan rugi penurunan nilai

Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 40 juta

Cr. Akulumasi penurunan nilai Rp 40 juta


PENURUNAN NILAI ASET (PSAK 48)
Rugi Penurunan Nilai

Diakui untuk UPK, jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah
tercatatnya. Dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sbb:

• Pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut (kelompok dari
unit); dan
• Selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit
tersebut (kelompok dari unit).

Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai, entitas tidak harus mengurangi jumlah tercatat, aset dengan jumlah yang tertinggi dari:

(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan);

(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan

(c) nol.

Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan ke aset harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit (kelompok dari
unit).
PENURUNAN NILAI ASET (PSAK 48)
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode-periode
sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas
mempertimbangkan, minimal, indikasi berikut ini:

a. Infomasi yang bersumber dari luar

b. Informasi yang bersumber dari dalam

Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus
dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika kasusnya seperti ini, jumlah
tercatat aset, (ada pengecualian) dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu
pembalikan rugi penurunan nilai
PENURUNAN NILAI ASET (PSAK 48)
Pengungkapan

Pengungkapan tambahan utama termasuk:

• Setiap UPK (atau kelompok UPK) yang memiliki nilai tercatat goodwill atau aset
tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas termasuk:

• Asumsi utama dan pendekatan manajemen yang digunakan untuk mengukur nilai
terpulihkan

• Periode dimana manajemen telah memproyeksikan arus kas, tingkat pertumbuhan,


tingkat diskonto
TERIMA KASIH

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI - 2022

Anda mungkin juga menyukai