1
materi
1. KARAKTERISTIK SISTEM 7. PUSAT INVESTASI
PENGENDALIAN MANAJEMEN 8. PERENCANAAN STRATEGIK
2. TUJUAN DAN STRATEGI
9. PENGANGGGARAN
PERUSAHAAN
3. PERILAKU DALAM ORGANISASI KASUS: PERUSAHAAN
BUANA INDAH JAKARTA
KASUS: NUCOR COMPANY
10. ANALISIS LAPORAN KINERJA
4. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN:
PUSAT BIAYA DAN PUSAT 11. KOMPENSASI BAGI
PENDAPATAN MANAJEMEN
5. PUSAT LABA
6. PENENTUAN HARGA TRANSFER
2
© 2015 Achmad Tjahjono
Materi 1
KARAKTERISTIK
PENGENDALIAN
MANAJEMEN
Rerangka SPM
Congruence
Performance Measurement
Motivation
Behavioral Aspects
4
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengertian SPM
Apa yang dimaksud Sistem Pengendalian
Manajemen?
5
© 2015 Achmad Tjahjono
Tujuan SPM
6
© 2015 Achmad Tjahjono
Konsep dan Elemen Sistem Pengenalian
7
© 2015 Achmad Tjahjono
Konsep dan Elemen Sistem Pengenalian
Elemen Pengendalian
Gambar Elemen Proses Pengendalian
2. Asesor.
Alat Kontrol Dibandingkan
dengan Standar
Sesuatu yang
sedang diawasi
8
© 2015 Achmad Tjahjono
Konsep dan Elemen Sistem Pengenalian
Elemen Pengendalian
● Detektor atau sensor yakni suatu alat untuk mengidentifikasikan
apa yang sedang terjadi.
● Alat pembanding/assesor yakni alat penilai yang dapat
mengevaluasi prestasi aktivitas atau organisasi yang biasanya
dibandingkan dengan standar tertentu.
● Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah
kondisi yang diinginkan.
● Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim
informasi antara detektor dan assesor dan antara
assesor dan efektor.
9
© 2015 Achmad Tjahjono
Konsep dan Elemen Sistem Pengenalian
10
© 2015 Achmad Tjahjono
Konsep dan Elemen Sistem Pengenalian
Hubungan Pengendalian Manajemen dan Aktivitas Lainnya
11
© 2015 Achmad Tjahjono
Perumusan Strategi
12
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen
adalah proses dimana
manajer mempengaruhi
anggotanya untuk
melaksanakan strategi
organisasi.
13
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengendalian Manajemen
14
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengendalian Manajemen
15
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengendalian Tugas
16
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengendalian Tugas
17
© 2015 Achmad Tjahjono
Contoh Keputusan dalam Fungsi
Perencanaan dan Pengendalian
CONTOH KEPUTUSAN DALAM FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PERUMUSAN STRATEGI PENGENDALIAN MANAJEMEN PENGENDALIAN TUGAS
18
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertanyaan ?
19
Pertanyaan Diskusi
20
© 2015 Achmad Tjahjono
Materi 2
TUJUAN DAN
STRATEGI
ORGANISASI
TUJUAN (GOAL) PERUSAHAAN
22
© 2015 Achmad Tjahjono
Tingkat Keuntungan
Tingkat Keuntungan
Tingkat keuntungan biasanya diungkapkan dalam
ratio Return on Investment (ROI), yaitu:
23
© 2015 Achmad Tjahjono
Tingkat Keuntungan
24
© 2015 Achmad Tjahjono
Tingkat Keuntungan
Tujuan Lain
Produktivitas: Merupakan rasio antara output
terhadap input.
Posisi pasar: Perusahaan harus menetapkan pangsa
pasar yang akan dikuasai
Kepemimpinan produk: Menghasilkan produk dengan
tingkat kemewahan tinggi, harga kompetitif dan servis
memuaskan serta melakukan inovasi untuk
menghasilkan produk baru
Pengembangan personalia: Keberhasilan perusahaan
ditentukan oleh keberhasilan mengelola SDM.
25
© 2015 Achmad Tjahjono
Tingkat Keuntungan
26
© 2015 Achmad Tjahjono
STRATEGI PERUSAHAAN
27
© 2015 Achmad Tjahjono
Konsep Strategi
Konsep Strategi
Strategi diartikan sebagai petunjuk umum
dimana suatu organisasi merencanakan untuk
mencapai tujuannya.
Dalam bentuk dasarnya suatu perusahaan
mengembangkan strateginya dengan
mengaitkan kepentingannya dengan peluang
industri yang ada.
28
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengertian Strategi
29
© 2015 Achmad Tjahjono
Proses Pembentukan Strategi
Firm’s strategies
30
© 2015 Achmad Tjahjono
Tingkatan Strategi
31
© 2015 Achmad Tjahjono
Strategi Tingkat Korporat
32
© 2015 Achmad Tjahjono
Strategi Tingkat Korporat
33
© 2015 Achmad Tjahjono
Strategi Tingkat Korporat
34
© 2015 Achmad Tjahjono
Strategi Tingkat Korporat
35
© 2015 Achmad Tjahjono
Strategi Tingkat Korporat
36
© 2015 Achmad Tjahjono
Strategi Tingkat Unit Bisnis
37
© 2015 Achmad Tjahjono
Strategi Tingkat Unit Bisnis
38
© 2015 Achmad Tjahjono
Strategi Tingkat Unit Bisnis
39
© 2015 Achmad Tjahjono
Misi Unit Bisnis
40
© 2015 Achmad Tjahjono
Keunggulan Kompetitif Unit Bisnis
41
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis Industri
Analisis Industri.
Studi menunjukkan bahwa rata-rata industri yang
menguntungkan merupakan petunjuk keberhasilan
suatu perusahaan.
42
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis Industri
43
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis Industri
44
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis Industri
45
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis Industri
Harga yang rendah. Fokus utama dari strategi ini adalah mencapai biaya
yang rendah yang berhubungan dengan pesaing. Hal ini bisa dicapai dengan
kontrol biaya, minimisasi biaya, pendekatan melalui skala ekonomi dalam
berproduksi.
46
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertanyaan ?
47
Pertanyaan Diskusi
48
49
Materi 3
PERILAKU DALAM
ORGANISASI
IMPLEMENTASI SPM
51
© 2015 Achmad Tjahjono
KESELARASAN TUJUAN
52
© 2015 Achmad Tjahjono
Faktor yang Mempengaruhi
Keselarasan Tujuan
1. Aspek Eksternal
Norma-2 yang tumbuh dan berkembang pada
kehidupan masyarakat dimana perusahaan merupakan
bagian dari masyarakat itu sendiri, biasa disebut
sebagai etika kerja (etos kerja). Hal tersebut
termanifestasi dalam bentuk: LOYALITAS KARYAWAN,
SEMANGAT, KERJA, DAN KEMAMPUAN INDIVIDU.
2. Aspek Internal
Budaya
Gaya Manajemen
Organisasi Informal
Persepsi dan Komunikasi
Kerjasama dan Konflik
53
© 2015 Achmad Tjahjono
TEORI MOTIVASI KERJA
54
© 2015 Achmad Tjahjono
Teori Hirarkhi Kebutuhan Maslow
55
© 2015 Achmad Tjahjono
Gambar Hirarkhi Kebutuhan Maslow
TINGKAT-5
KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI
TINGKAT-4 KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
PENGHARGAAN
56
© 2015 Achmad Tjahjono
Teori Dua Faktor Herzberg
Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang
mempengaruhi perilaku adalah:
Hygiene factor: Faktor ini berkaitan dengan konteks kerja dan
arti lingkungan kerja bagi individu. Faktor-faktor higinis yang
dimaksud adalah kondisi kerja, dasar pembayaran (gaji),
kebijakan organisasi, hubungan antar personal, dan kualitas
pengawasan.
Satisfier factor: Faktor pemuas yang dimaksud berhubungan
dengan isi kerja dan definisi bagaimana seseorang menikmati
atau merasakan pekerjaannya. Faktor yang dimaksud adalah
prestasi, pengakuan, tanggungjawab dan kesempatan untuk
berkembang.
57
© 2015 Achmad Tjahjono
Teori Pengharapan VROM
58
© 2015 Achmad Tjahjono
Teori Pengharapan VROM
1 2 3
UPAYA KINERJA GANJARAN TUJUAN-2
INDIVIDUAL INDIVIDUAL ORGANISASI PRIBADI
KETERANGAN:
1. Hubungan upaya - kinerja
2. Hubungan kinerja - ganjaran
3. Hubungan ganjaran - tujuan pribadi
59
© 2015 Achmad Tjahjono
SISTEM PENGENDALIAN FORMAL
PERATURAN (RULES)
60
© 2015 Achmad Tjahjono
PERATURAN (RULES)
61
© 2015 Achmad Tjahjono
PERATURAN (RULES)
62
© 2015 Achmad Tjahjono
PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN
63
© 2015 Achmad Tjahjono
PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN
64
© 2015 Achmad Tjahjono
Gambar Proses Pengendalian Formal
Goals and
Rules
Strategies
Yes
revise
65
© 2015 Achmad Tjahjono
TIPE ORGANISASI
66
© 2015 Achmad Tjahjono
Bentuk Organisasi Fungsional
67
© 2015 Achmad Tjahjono
Bentuk Organisasi Fungsional
2. Kelemahan lainnya adalah tidak ada cara yang tepat untuk
perencanaan kerja dari masing-masing fungsi yang terpisah
pada level bawah dari satu organisasi.
PRESIDEN
DIREKTUR
68
© 2015 Achmad Tjahjono
Bentuk Organisasi Unit Bisnis
69
© 2015 Achmad Tjahjono
Bentuk Organisasi Unit Bisnis
Kelebihannya:
1. Merupakan tempat yang cocok untuk latihan manajemen.
2. Divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa
bereaksi lebih cepat apabila da ancaman atau kesempatan.
Kelemahan:
Manajer unti bisnis tidak mempunyai kekuasaan yang lengkap.
Kantor pusat mempunyai hak untuk membuat keputusan tertentu.
Kantor pusat juga bertanggungjawab terhadap keuangan
perusahaan secara keseluruhan dan berhak mengalokasikan
sesuai pertimbangan kantor pusat. Kantor pusat juga
menentukan kebijakan perusahaan secara keseluruhan.
70
© 2015 Achmad Tjahjono
Gambar Organisasi Unit Bisnis
PRESIDEN
DIREKTUR
71
© 2015 Achmad Tjahjono
Bentuk Organisasi Matrik
72
© 2015 Achmad Tjahjono
Bentuk Organisasi Matrik
73
© 2015 Achmad Tjahjono
FUNGSI KONTROLER
74
© 2015 Achmad Tjahjono
FUNGSI KONTROLER
75
© 2015 Achmad Tjahjono
Kontroler dalam Struktur Organisasi
76
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertanyaan ?
77
Pertanyaan Diskusi
78
© 2015 Achmad Tjahjono
Case 1
KASUS: NUCOR COMPANY
Pada bulan Januari 1999, dalam sebuah kudeta di ruang dewan pimpinan, Iwan
pimpinan Nucor Co, dipaksa mengundurkan diri. Bulan Juni 1999, penggantinya Samsul
juga diturunkan dari kekuasaannya. Dewan kemudian memilih seorang pria berumur 68
tahun, Ahmed sebagai presdir Nucor. Ahmed sudah bergabung dengan Nucor sejak tahun
1954, menjadi direktur tahun 1971, menjadi presiden tahun 1984 dan mundur tahun 1991.
dia tetap menjadi anggota dewan perusahaan Nucor, sebagai pemegang saham kedua
terbesar.
Yang menjadi perdebatan, adalah strategi perusahaan dalam jangka panjang. Dewan
menginginkan adanya perubahan fundamental dalam strategi perusahaan, yang ditolak oleh
Iwan dan Samsul. Kondisi industri memaksa Nucor meninjau kembali strateginya. Pertama
permintaan terhadap baja secara keseluruhan hanya meningkat kurang dari 1,5% per tahun,
kedua pangsa pasar yang berhasil diraih Nucor terbatas, karena ketatnya persaingan. Ketiga
banyak perusahaan yang meniru ide-ide perusahaan kecil, akhirnya import baja dengan
biaya murah mampu menembus pasar Amerika. Dalam kondisi ini, anggota dewan
mempertanyakan, bagaimana Nucor mampu mempertahankan angka pertumbuhan?.
Akhirnya dewan mengusulkan perubahan strategi, diantaranya melakukan akuisisi, masuk
ke pasar global, membangun tanur tinggi, diversifikasi produk di luar produksi baja,
menambah lapisan baru dalam organisasi dan mengubah komposisi dewan perusahaan.
bersambung
79
Case 1 (lanjutan)
Dewan meyakinkan Ahmed, bahwa Nucor harus memutuskan hubungan dengan
masa lalu untuk memenuhi tujuan pertumbuhan secara agresif. Ahmed mengajukan
pertanyaan, ”Pesaing – pesaing dari luar negri dan domestik telah memanas,
bagaimana kita dapat naik ke tingkat selanjutnya?” Di bawah kepempinan Iwan dan
Samsul, perusahaan tidak percaya dengan tindakan akuisisi, namun Ahmed percaya
bahwa akuisisi merupakan terobosan untuk masuk ke pasar global. Dengan anjloknya
harga baja tahun 1999, Ahmed yakin, Nucor akan mendapatkan harga yang pantas
untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan termasuk diantaranya adalah Gallatin Stell di
Kentucky.
Iwan dan Samsul mempertahankan Nucor sebagai perusahaan domestik dengan
mempertimbangkan kultur perusahaan yang unik. Sebaliknya, Ahmed menunjukkan
perspektif ekspansi globalnya, menurutnya pertumbuhan Nucor sangat tergantung
kemampuannya menerobos pasar Amerika latin dan Asia dengan menggandeng mitra-
mitra lokal.
Iwan dan Samsul mempelopori konsep pabrik kecil, sementara Ahmed ingin
membangun tanur-tanur tinggi yang menjadi mercusuar produsen baja terpadu.
Ahmed mengatakan, bahwa tanur-tanur tinggi dapat mengatasi kelemahan-kelemahan
yang nantinya akan membahayakan begitu perusahaan mulai tumbuh. Tidak seperti
perusahaan baja terpadu, pabrik-pabrik kecil tersebut mengandalkan pada logam-
logam sisa. Dengan tanur-tanur tinggi dapat menghilangkan ketergantungan pada pasar
logam sisa yang tidak stabil.
80
bersambung
Case 1 (lanjutan)
Kebijakan Iwan dan Samsul, mempertahankan pada produk tunggal, berkonsentrasi pada
produk baja, sementara itu Ahmed bersikeras, bahwa Nucor harus mendiversifikasi produk di luar
baja. Iwan dan Samsul sangat bangga dengan mengawasi beroperasinya 25 pabrik bersama-sama
dengan staf perusahaan. Sementara itu Ahmed menekankan kebutuhan untuk menambah jajaran baru
di tingkat manajemen. Ahmed menegaskan, sewaktu Nucor masih sebagai industri baja kecil gaya
intuitif manajer dapat bekerja dengan baik, namun pada saat Nucor menjadi perusahaan baja yang
besar, dengan omset lebih $4 miliar, maka diperlukan perencanaan jangka panjang. Setiap top
eksekutif harus membawahi tidak lebih dari 7 orang manajer pabrik, yang memberikan laporan,
untuk mengurangi tingkat kesalahan dan untuk memantau penggunaan sumberdaya, hal ini akan
bermanfaat dalam mengkader manajer yang berbakat, yang nantinya akan menggantikan saya, kata
Ahmed. Pada akhir 1999, Ahmed menempatkan dua orang wakil presiden yang mendampinginya
yang berurusan dengan para manajer pabrik.
Komposisi dewan Nucor berubah, pada masa Iwan dan Samsul, anggota dewan terdiri dari
pegawai dan mantan pegawia Nucor. Ahmed merekrut orang-orang di luar perusahaan, para direktur
yang berasal dari luar perusahaan berjumlah dua pertiga dari jumlah anggota dewan Nucor Co
Pertanyaan Diskusi
1. Apakah Saudara setuju, bahwa Nucor harus melakukan perubahan strategi secara fundamental,
bagaimana Saudara mengevaluasi pergantian presdir dan dampaknya terhadap strategi secara
spesifik?
2. Dapatkah Nucor mempertahankan sistem pengendalian dan budayanya yang unik di bawah
arahan strategi yang baru?
3. Maukah Saudara bekerja di Nucor di bawah kepemimpinan Ahmed?
81
KESIMPULAN HARI INI
Materi 4
PUSAT
PERTANGGUNGJAWABAN:
PUSAT BIAYA DAN PUSAT
PENDAPATAN
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
(RESPONSIBILITY CENTER)
Pusat pertanggungjawaban
adalah satu unit organisasi
yang dipimpin oleh seorang
manajer pertanggungjawaban.
84
© 2015 Achmad Tjahjono
Sifat Pusat Pertanggungjawaban
85
© 2015 Achmad Tjahjono
Sifat Pusat Pertanggungjawaban
86
© 2015 Achmad Tjahjono
Gambar Sifat Pusat Pertanggungjawaban
87
© 2015 Achmad Tjahjono
Hubungan antara Input dan Output
Manajer pusat pertanggungjawaban
bertanggungjawab untuk memperoleh hubungan
yang optimum antara input dan output.
Hubungan Input dan Output bisa berbentuk
sebab akibat dan langsung.
Hubungan yang langsung misalnya input berupa
bahan baku pada bagian produksi, outputnya bisa
menjadi input bagi bagian finishing.
Hubungan yang tidak langsung misalnya,Biaya
advertensi yang diharapkan untuk menaikkan
penjualan, tapi penjualan dipengaruhi banyak
faktor selain iklan. Keputusan manajemen atas
jumlah yang dikeluarkan untuk biaya iklan
didasarkan pada pertimbangan.
88
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengukuran Input dan Output
89
© 2015 Achmad Tjahjono
Efisiensi dan Efektifitas
90
© 2015 Achmad Tjahjono
Efisiensi dan Efektifitas
91
© 2015 Achmad Tjahjono
Efisiensi dan Efektifitas
Efektifitas adalah hubungan antara output
pusat pertanggungjawaban dan tujuannya.
Makin besar kontribusi output terhadap
tujuan maka makin efektiflah satu unit
tersebut.
Karena baik tujuan maupun hasil sulit diukur
secara kuantitas maka efektifitas sering diukur
dengan pertimbangan lain.
Sebuah unit organisasi seharusnya efisien
sekaligus efektif, tidak terpilah-pilah. Dengan
sendirinya tujuan akan tercapai secara optimum.
Namun efisiensi dan efektifitas tidak dapat
dicapai secara bersamaan.
92
© 2015 Achmad Tjahjono
Efisiensi dan Efektifitas
Peranan Laba
Tujuan terpenting perusahaan yang
berorientasi laba adalah memperoleh laba,
dan jumlah laba ini merupakan ukuran yang
penting untuk efektifitas. Karena laba
merupakan selisih antara pendapatan, yang
merupakan ukuran output, dan biaya, yang
merupakan ukuran input, maka laba juga
merupakan ukuran efisiensi, sehingga laba
mengukur sekaligus efisiensi dan efektifitas.
93
© 2015 Achmad Tjahjono
Tipe Pusat Pertanggungjawan
Setiap pusat pertanggungjawaban akan menggunakan
input dan akan menghasilkan output berupa barang atau
jasa.
Berdasarkan hubungan input dan output, pusat
pertanggungjawaban diklasifikasikan menjadi empat tipe:
Pusat pendapatan dinilai kinerjanya hanya berdasarkan
jumlah pendapatan yang diperoleh.
Pusat biaya, hanya akan diukur berdasarkan jumlah
biaya yang dikeluarkan.
Pusat laba, kinerjanya diukur berdasarkan laba yang
diperoleh,
Pusat investasi yang kinerjanya diukur berdasarkan
laba yang diperoleh yang dihubungkan dengan
investasi yang digunakan untuk memperoleh laba
tersebut.
94
© 2015 Achmad Tjahjono
PUSAT PENDAPATAN (REVENUE CENTER)
95
© 2015 Achmad Tjahjono
PUSAT PENDAPATAN (REVENUE CENTER)
96
© 2015 Achmad Tjahjono
PUSAT BIAYA (EXPENSE CENTER)
Pusat Biaya
Pusat Biaya adalah pusat pertanggung-
jawaban dimana input atau biaya diukur
dalam unit moneter namun outputnya tidak
diukur dalam unit moneter.
Pusat biaya dapat dibedakan menjadi pusat
biaya teknik atau pusat biaya standar
(standard or engineered expense center)
dan pusat biaya kebijakan (discretionary
expense center).
97
© 2015 Achmad Tjahjono
Pusat Biaya Teknik
98
© 2015 Achmad Tjahjono
Pusat Biaya Teknik
99
© 2015 Achmad Tjahjono
Pusat Biaya Teknik
100
© 2015 Achmad Tjahjono
Pusat Biaya Kebijakan
101
© 2015 Achmad Tjahjono
Pusat Biaya Kebijakan
102
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertanyaan ?
103
Pertanyaan Diskusi
104
Materi 5
PUSAT LABA
(PROFIT CENTER)
Pengertian Pusat Laba
106
© 2015 Achmad Tjahjono
Kondisi Untuk Mendelegasikan
Tanggungjawab Laba
107
© 2015 Achmad Tjahjono
Keuntungan Pusat Laba
108
© 2015 Achmad Tjahjono
Kerugian Pusat Laba
109
© 2015 Achmad Tjahjono
Keterbatasan Wewenang
pada Unit Bisnis
Keterbatasan Disebabkan Oleh Unit Bisnis Lain
Keterbatasan dari unit bisnis lain terjadi apabila
dua divisi atau lebih saling melakukan transaksi
pertukaran.
Tiga keputusan yang mempengaruhi
pengendalian:
1. Keputusan produk (barang atau jasa apa yang
diproduksi dan dijual).
2. Keputusan pengadaan (bagaimana untuk
memperoleh atau memproduksi barang atau
jasa)
3. Keputusan pemasaran (bagaimana, dimana,
dan berapa barang/jasa akan dijual.
110
© 2015 Achmad Tjahjono
Keterbatasan Wewenang
pada Unit Bisnis
Jika setiap divisi berwenang sepenuhnya untuk
mengendalikan tiga aktivitas di atas, maka biasanya tidak
ada kesulitan untuk membebankan tanggungjawab laba dan
mengukur prestasinya.
111
© 2015 Achmad Tjahjono
PUSAT LABA LAINNYA
A. Unit-Unit Fungsional
1. Unit Pemasaran
Jika unit pemasaran diakui sebagai pusat
laba, maka barang yang ditransfer dari
departemen produksi dihargai sebesar biaya
produksi standar. Unit pemasaran diakui
sebagai pusat laba jika manajernya berada
pada posisi terbaik untuk mengambil
keputusan cost/revenue trade off.
2. Unit Produksi
Jika unit produksi diakui sebagai pusat laba,
maka barang yang ditransfer ke unit
pemasaran dihargai sebesar harga jual produk
tersebut kepada konsumen dikurangi taksiran
biaya pemasaran.
112
© 2015 Achmad Tjahjono
PUSAT LABA LAINNYA
B. Organisasi lainnya
Cabang-cabang perusahaan yang berfungsi
sebagai pemasar di daerah geografis yang
berbeda dapat didesain menjadi pusat laba,
meskipun tidak mempunyai kegiatan
manufakturing
113
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengukuran Pusat Laba
114
© 2015 Achmad Tjahjono
Tujuan Pengukuran Prestasi Pusat Laba
115
© 2015 Achmad Tjahjono
Masalah Pengukuran Prestasi Pusat Laba
116
© 2015 Achmad Tjahjono
Tolok Ukur Laba
A. Kontribusi Margin
Kontribusi Margin adalah pendapatan dikurangi dengan
biaya Variabel. Biaya tetap tidak perlu mengurangi
dengan alasan tidak dapat dikendalikan. Alasan ini tidak
tepat karena sebagian biaya tetap dapat dikendalikan.
Bagaimana perilaku manajemen?
117
© 2015 Achmad Tjahjono
Tolok Ukur Laba (2)
118
© 2015 Achmad Tjahjono
Tolok Ukur Laba (3)
D. Laba Sebelum Pajak
Laba terkendali dikurangi biaya alokasi tak terkendali dari kantor pusat.
Ada dua pendapat:
1. Yang menentang, seharusnya manajer divisi tidak bertanggung jawab
terhadap biaya yang tak terkendali.
2. Yang mendukung, pertama, proses alokasi dapat menyadarkan manajer kantor
pusat bahwa biaya overheadnya terlalu besar, kedua, kinerja divisi lebih
realistik dan dapat dibandingkan dengan para pesaing, ketiga, manajer divisi
diberi pesan bahwa divisinya belum memperoleh laba jika belum menutup
seluruh biaya, termasuk biaya alokasi.
E. Laba Bersih
Laba bersih hanya persentase tertentu dari laba sebelum pajak, sehingga tidak ada
keunggulannya jika memasukkan unsur pajak penghasilan untuk menilai prestasi
manajer divisi. Selain itu banyak keputusan yang mengakibatkan pajak penghasilan
dibuat oleh kantor pusat, sehingga seharusnya divisi tidak dibebani dengan
keputusan tersebut.
119
© 2015 Achmad Tjahjono
Tolok Ukur Laba (4)
DIVISI A
LAPORAN RUGI LABA
PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
PENJUALAN Rp 15.000.000
BIAYA VARIABEL Rp 10.000.000
A KONTRIBUSI MARGIN Rp 5.000.000
BIAYA TETAP TERKENDALI Rp 800.000
B LABA LANGSUNG DIVISI Rp 4.200.000
BIAYA TETAP TAK TERKENDALI Rp 1.200.000
C LABA TERKENDALI DIVISI Rp 3.000.000
ALOKASI BIAYA KANTOR PUSAT Rp 1.000.000
D LABA SEBELUM PAJAK Rp 2.000.000
120
© 2015 Achmad Tjahjono
Tolok Ukur Laba (5)
121
© 2015 Achmad Tjahjono
Tolok Ukur Laba (6)
122
© 2015 Achmad Tjahjono
Tolok Ukur Laba (7)
123
© 2015 Achmad Tjahjono
Tolok Ukur Laba (8)
124
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertanyaan ?
125
Pertanyaan Diskusi
126
Materi 6
PENENTUAN HARGA
TRANSFER (TRANSFER
PRICING)
Pengertian Transfer Pricing
TRANSFER PRICING:
adalah proses menentukan
harga barang atau jasa yang
ditransfer dari pusat laba satu
dengan pusat laba lainnya.
128
© 2015 Achmad Tjahjono
Karakteristik Transfer Pricing
129
© 2015 Achmad Tjahjono
Syarat Terciptanya Harga Transfer
130
© 2015 Achmad Tjahjono
Syarat Terciptanya Harga Transfer
131
© 2015 Achmad Tjahjono
Tujuan Harga Transfer
132
© 2015 Achmad Tjahjono
Tujuan Harga Transfer
133
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
A. Prinsip Mendasar
Harga transfer sama dengan harga jual ke
konsumen atau harga beli dari pemasok
B. Situasi yang Ideal
Harga transfer akan mendorong
keselarasan tujuan jika situasi berikut
ada.
1. Orang Yang Kompeten
Idealnya, para manajer memperhatikan tidak
sekedar laba jangka pendek, tetapi juga laba
jangka panjang. Para staf yang terlibat
negosiasi dan arbitrasi harus kompeten.
134
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
135
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
136
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
C. Kendala Sumber
Jika seluruh kondisi ideal di atas ada, maka sistem harga
transfer berdasar harga transfer akan memenuhi seluruh
tujuan yang telah disebutkan. Oleh karena itu tanpa
perlu campur tangan kantor pusat.
1. Pasar yang Terbatas
Dalam praktiknya tidak ada sesuatu yang ideal.
Misalnya kebebasan manajer untuk menentukan
pasar input dan pasar output perlu dibatasi karena
ada pasar yang terbatas. Kondisi-kondisi tertentu
harus dibatasi, jika tidak akan mengakibatkan
suboptimization.
137
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
138
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
139
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
140
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
Harga Transfer
Difinisi biaya
Biaya Sesungguhnya
Mark-up
2. Cara menghitung mark-up
Persentase dari Biaya
Persentase dari Investasi
141
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
142
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
143
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
144
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
145
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
146
© 2015 Achmad Tjahjono
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
A. Negosiasi
Proses yang diperlukan oleh manajer-manajer
untuk menetapkan harga transfer, tanpa
intervensi kantor pusat.
B. Arbitrasi dan Penyelesaian Konflik
Jika negosiasi tidak membuahkan hasil, maka
diperlukan arbitrasi dan resolusi konflik oleh
seorang komite arbitrator.
147
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertanyaan ?
148
Pertanyaan Diskusi
149
Materi 7
PUSAT INVESTASI
(INVESTMENT CENTER)
Pengertian Pusat Investasi
151
© 2015 Achmad Tjahjono
Tujuan Pengukuran Pusat Investasi
152
© 2015 Achmad Tjahjono
Tujuan Pengukuran Pusat Investasi
153
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengukuran Kinerja Pusat Investasi
154
© 2015 Achmad Tjahjono
Return On Investment (ROI)
155
© 2015 Achmad Tjahjono
Return On Investment (ROI)
PENJUALAN LABA
ROI = ------------- X -------------
INVESTASI PENJUALAN
LABA
ROI = ----------
---
INVESTASI
156
© 2015 Achmad Tjahjono
Return On Investment (ROI)
157
© 2015 Achmad Tjahjono
Return On Investment (ROI)
LABA
---------------
PENJUALAN
158
© 2015 Achmad Tjahjono
Return On Investment (ROI)
Kebaikan ROI:
1. Obyetif sebagai tolok ukur
2. Data pada umumnya tersedia
3. Memudahkan perbandingan
antar unit
4. Mengarah ke goal
concruence
159
© 2015 Achmad Tjahjono
Return On Investment (ROI)
Kelemahan ROI:
1. Tindakan yang menaikkan nilai ekonomik divisi
dipandang sebagai merugikan divisi (menurunkan
prestasi) karena menurunkan ROI divisi.
2. Tindakan yang menurunkan ROI divisi justru seringkali
menambah nilai ekonomik divisi.
3. Bila investment base berbeda, hasil perbandingan
antardivisi dapat menyesatkan.
4. Supoptimisasi dengan memanipulasi basis investasi
karena ROI merupakan angka ratio.
160
© 2015 Achmad Tjahjono
Return On Investment (ROI)
Suboptimization
161
© 2015 Achmad Tjahjono
Return On Investment (ROI)
Suboptimization
TIDAK BERINVESTASI PADA PROYEK YANG • Investasi X bagi
MENGUNTUNGKAN PERUSAHAAN perusahaan
menguntungkan
Coporate COC: 15% (return 20% > COC
DIVISI A DIVISI B 15%)
162
© 2015 Achmad Tjahjono
Return On Investment (ROI)
Suboptimization
163
© 2015 Achmad Tjahjono
RETURN ON INVESTMENT-MISLEADING
PERFORMANCE SIGNALS
Jika digunakan ROI, maka denominator adalah aktiva yang nilainya sulit
diukur secara akurat. Nilai Aset di neraca tidak menggambarkan nilai asset
sesungguhnya saat ini (historical cost). Bagaiman jika NBV digunakan?
164
© 2015 Achmad Tjahjono
Residual income (laba residu)
165
© 2015 Achmad Tjahjono
Residual income (laba residu)
Keunggulan RI:
1. Memungkinkan penggunaan cost of capital yang
disesuaikan dengan risiko
2. Mengarah ke goal congruence (tindakan yang
memaksimumkan divisi juga memaksimumkan nilai
perusahaan).
3. Tolok Ukur yang andal untuk evaluasi prestasi dan
motivasi manajer.
Kelemahan RI
Bisa mendorong kepada pencapaian target jangka
pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka
panjang.
166
© 2015 Achmad Tjahjono
Residual income (laba residu)
167
© 2015 Achmad Tjahjono
Residual income (laba residu)
PENGGUNAAN RESIDUAL INCOME SEBAGAI • Sebelum Investasi:
RI divisi
ALTERNATIF METODE ROI
A=(50.000)
Coporate COC: 15% RI divisi B=250.000
DIVISI A DIVISI B • Setelah investasi RI
Laba Sebelum Pajak 100.000 400.000 divisi A dan B
Investasi 1.000.000 1.000.000 meningkat.
168
RI (45.000) 255.000
Masalah aktiva sebagai denominator
169
© 2015 Achmad Tjahjono
Masalah aktiva sebagai denominator
170
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertanyaan ?
Pertanyaan diskusi
172
© 2015 Achmad Tjahjono
Case 3
KASUS: PT. BUANA INDAH JAKARTA
PT. Buana Indah merupakan perusahaan yang menghasilkan produk-
produk untuk kepentingan konsumsi maupun untuk kepentingan industri.
Pabrik-pabrik perusahaan ini berlokasi di seluruh Indonesia, satu divisi bisa
memiliki satu atau lebih pabrik, sedangkan kantor pusat terletak di Jakarta.
Masing-masing divisi dikelola oleh seorang manajer divisi dan memiliki
neraca dan laporan keuangannya tersendiri. Perusahaan menggunakan
program perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, yang di
dalamnya meliputi anggaran untuk penjualan, beban-beban, pengeluaran,
dan rasio tingkat kembalian investasi. Laporan bulanan atas hasil-hasil
operasi dikirim oleh masing-masing divisi ke kantor pusat.
Divisi Komputer dari Buana Indah menghasilkan dan merakit
berbagai model komputer, yang sebagian besar dijual dengan harga
Rp7.000.000 atau lebih. Sebagian komponen dibeli dari pihak luar, dan
sebagian lainnya diproduksi sendiri. Berbagai model dan spesifikasi
tertentu dirakit berdasarkan pesanan dan sebagian digunakan untuk tujuan
persediaan. Divisi ini juga mendesain dan memproduksi komponen untuk
memenuhi pesanan khusus dari berbagai instansi.
173
bersambung
STIE Widya Wiwaha: Sistem Pengendalian Manajemen
Divisi ini mengoperasikan tiga pabrik, dua diantaranya berlokasi di Serang
dengan skala produksi kecil. Pabrik utama berlokasi di Jakarta dan sekaligus
sebagai Kantor Pusat. Sebagai pabrik yang terbesar, dia memperkerjakan
lebih dari 2000 orang tenaga kerja. Divisi komputer dipimpin oleh
Machfudin Zais. Dia bertanggung jawab terhadap desain, penjualan,
pabrikasi, pembelian dan penganggaran.
Divisi ini mengelompokkan produknya menjadi lima kelompok yang
masing-masing dapat diukur profitabilitasnya secara terpisah. Namun
evaluasi di divisi ini dihitung berdasarkan margin tertentu di atas biaya
produksi, yaitu sebesar persentase tertentu dari penjualan. Belum pernah
ada upaya untuk menghitung profitabilitas untuk masing-masing kelompok
produk, dengan jalan mengalokasikan investasi kepada masing-masing
kelompok produk. Alasannya adalah adanya kesulitan di dalam
mengalokasikan investasi karena banyak fasilitas pabrik yang digunakan
secara bersama-sama. Alokasi yang dilakukan tidak akan memberikan
informasi apa-apa karena setiap produk memiliki tingkat perputaran aktiva
yang hampir sama. Selain kesulitan di dalam mengalokasikan biaya
bersama, angka margin terhadap penjualan juga merupakan angka yang
diragukan. Pengalokasian kepada kelompok produk, baru dapat dilakukan
jika setiap produk dihasilkan oleh sebuah pabrik secara terpisah. Oleh
174
karenanya, dalam kondisi sekarang tidak mungkin dilaksanakan.
bersambung
STIE Widya Wiwaha: Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian Manajer Divisi Atas Aktiva
Dalam tahun 1997, total aktiva yang dimiliki divisi komputer diperkira-kan
dapat menghasilkan tingkat perputaran aktiva sebesar 1,9 kali. Berikut ini
adalah posisi aktiva divisi pada akhir tahun 1997:
Kas (12% dari total aktiva). Untuk tujuan pengendalian, divisi komputer
mempunyai rekening kas kecil di bank lokal. Besarnya rekening ditentukan
oleh kantor pusat sesuai dengan kebutuhan divisi. Jumlah dana akan
dipenuhi oleh kantor pusat dengan cara mentransfer langsung ke rekening
kas kecil divisi di bank lokal. Rekening kas kecil di bank lokal dimaksudkan
untuk membayar biaya produksi dan untuk membayar tagihan-tagihan
lokal. Sedangkan pembayaran untuk faktur pemasok dan penagihan
piutang ditangani secara langsung oleh pusat, yang juga berlaku untuk
divisi-divisi lain.
Rekening kas divisi pada neraca kantor pusat ditunjukkan dalam dua
rekening, yaitu Rekening Kas dan Rekening Surat-Surat Berharga. Jumlah
rekening kas ditetapkan berdasarkan persetujuan antara manajer kantor
pusat dengan manajer divisi, dan jumlahnya ditentukan sebesar
kebutuhan minimum untuk mengoperasikan divisi. Kelebihan di atas
jumlah minimum dianggap dimasukkan ke dalam rekening Surat-Surat
Berharga, dan diakui sebagai investasi sementara divisi di kantor pusat.
175
bersambung
STIE Widya Wiwaha: Sistem Pengendalian Manajemen
Untuk itu divisi akan memperoleh pendapatan bunga sebesar 12% per tahun. Saldo
rekening ini bervariasi tergantung penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan.
Sedangkan besarnya rekening kas akan tetap, selama ada saldo di rekening Surat-
Surat Berharga. Jika lebih dari sebulan jumlah rekening kas kurang dari jumlah
minimum, kantor pusat akan melakukan tindakan koreksi. Untuk divisi Komputer,
jumlah kas minimum ditentukan sama dengan penjualan dalam satu bulan, dan di
tahun-tahun terakhir ini, kas jarang sekali menurun di bawah angka ini.
Piutang Dagang (Terdiri dari 21% dari total aktiva). Semua piutang dagang Divisi
Komputer ditagih secara langsung oleh kantor pusat. Walaupun syarat-syarat
penjualan ditetapkan oleh pusat, manajer divisi diijinkan untuk mengubah syarat-
syarat penjualan divisinya. Namun, divisi belum pernah mengubah syarat-syarat
tersebut. Hal ini disebabkan karena divisi komputer hanya menjual kepada
pelanggan-pelanggan yang penting bagi divisi-divisi lainnya. Perubahan apapun atas
syarat kredit net-30 akan mengganggu sebagian besar segmen usaha perusahaan.
Lagi pula, praktik industri sudah ditetapkan dengan baik, dan sebuah divisi sulit
mengubah kebiasaan ini. Kemungkinan penjualan tunai hampir tidak ada. Setiap
pemberian kredit diperiksa oleh departemen kredit pusat, dan tidak ada penjualan
yang dilakukan tanpa adanya pengecekan kredit sebelumnya. Untuk divisi komputer,
kebijakan ini bukan masalah karena dia hanya menjual kepada pelanggan-pelanggan
yang sudah mapan.
176
bersambung
STIE Widya Wiwaha: Sistem Pengendalian Manajemen
Persediaan Bahan Baku (kira-kira 3% dari total investasi). Pada akhir
tahun 1997, persediaan secara keseluruhan meliputi 20% dari total aktiva divisi
komputer (bahan baku 7%, barang dalam proses 11%, dan produk jadi sebesar
2%). Karena divisi komputer berproduksi untuk memenuhi suatu pesanan,
persediaan produk jadi secara normal memang kecil, hal ini menyebabkan
persediaan bahan baku dan barang dalam proses merupakan elemen terbesar
dalam rekening persediaan.
Persediaan bahan baku terdiri dari persediaan bahan baku dan
komponen komputer yang dibeli dari luar. Persediaan bahan baku sebagian besar
dibeli sesuai dengan jadwal yang diatur dengan perusahaan-perusahaan
pemasok beberapa bulan sebelum tanggal pengiriman. Salah satu bahan baku
dibeli oleh pusat dan diproses oleh divisi lain yang dimiliki oleh PT Buana Indah.
Divisi komputer atau divisi lainnya dapat membeli sesuai yang mereka butuhkan.
Untuk pembelian tersebut, divisi pembeli harus membayar sebesar harga beli
oleh kantor pusat ditambah dengan biaya pemrosesan. Harga yang dibayarkan
oleh divisi komputer biasanya setara dengan harga dari pemasok-pemasok luar,
meski perusahaan seringkali terlambat menyesuaikan harga pasar baik jika
terjadi kenaikan maupun penurunan harga pasar.
Tingkat investasi pada bahan baku bervariasi sesuai dengan variasi
tingkat pembelian dan penggunaan. Manajer divisi komputer dapat secara
leluasa mengendalikan aktiva ini, dan tidak ada campur tangan manajemen
puncak yang mengatur jumlah persediaan bahan baku.
177
bersambung
STIE Widya Wiwaha: Sistem Pengendalian Manajemen
Persediaan, komponen yang dibeli dari luar, dan komponen yang diproduksi
sendiri (Kira-kira 11% dari total aktiva — 4% dari bahan baku, 7% dari barang
dalam proses). Divisi komputer membeli dan menghasilkan komponen-komponen
yang selanjutnya akan digunakan dalam proses perakitan komputer. Metode yang
digunakan untuk menentukan jumlah yang harus dibeli sama dengan metode
yang digunakan untuk menentukan waktu produksi atas komponen-komponen
yang digunakan untuk menghasilkan barang dalam proses. Jumlah komponen
yang dibeli atau diproduksi didasarkan pada penghitungan-penghitungan EOQ.
Persediaan, Persediaan Dasar (kira-kira 4% dari total investasi). Persediaan dasar
terdiri dari komponen-komponen yang dikerjakan dan dirakit. Persediaan tersebut
menjadi persediaan dasar jika barang tersebut akan digunakan untuk membuat
produk jadi. Manajer divisi tidak bisa berbuat banyak atas tingkatan persediaan
dasar, kecuali mengendalikan jangan sampai terjadi kelebihan komponen di
bagian produksi.
Persediaan, Produk Jadi (2% dari total investasi). Umumnya, komputer
dibuat untuk memenuhi pesanan dan untuk dikirimkan segera begitu barang
selesai diproduksi. Persediaan produk jadi berupa komputer merupakan produk
yang pengirimannya tertunda. Pengendalian atas investasi ini dilakukan dengan
mempertahankan jumlah persediaan serendah mungkin dengan cara mengirim
segera barang yang selesai dipesan kepada pelanggan.
bersambung
178
STIE Widya Wiwaha: Sistem Pengendalian Manajemen
Tanah, Bangunan dan Mesin-Mesin (47% dari total investasi). Investasi aktiva
pada divisi komputer dinyatakan dalam harga kotor (nilai perolehan). Tanah,
bangunan dan mesin merupakan 47% dari total aktiva pada akhir tahun 1997.
Karena begitu besarnya jumlah elemen aktiva, maka pengendalian atas aktiva
yang satu ini sangatlah penting. Perubahan besarnya investasi pada aktiva ini
tergantung pada ada tidaknya penghentian atau penambahan aktiva tetap.
Penambahan aktiva tetap seluruhnya dimasukkan dalam program penganggaran
modal. Prosedur penganggaran modal telah dijelaskan dalam manual
perencanaan PT Buana Indah, dan hal ini telah diketahui oleh semua manajer
divisi.
Manajer divisi komputer tidak hanya bertanggung jawab atas aktiva divisi,
tetapi juga pertumbuhan dan ekspansi divisi. Pertumbuhan dikaitkan dengan
perbaikan secara internal atas desain dan metode produksi, serta program
penurunan biaya. Ekspansi meliputi program jangka panjang 5 sampai 10 tahun,
termasuk kira-kira dua tahun untuk konstruksi.
Dalam permohonan penganggaran modal terdapat empat macam
proposal fasilitas yang dapat diajukan oleh divisi, yaitu:
1. Proyek-proyek penurunan biaya. Jenis proyek ini dapat dilakukan dengan cara
melikuidasikan dirinya sendiri. Penurunan biaya dapat juga dilakukan dengan
efisiensi biaya tenaga kerja. Efisiensi biaya tenaga kerja biasanya merupakan
sumber penghematan biaya terbesar yang dapat dilakukan oleh divisi.
Penghematan biaya ini akan dapat memperbaiki rasio kembalian investasi.
179
bersambung
2. Proyek-proyek penambahan peralatan. Proyek ini termasuk penggantian
untuk mesin-mesin yang sudah tua, perubahan-perubahan teknis untuk
memenuhi persaingan, serta fasilitas untuk keamanan dan kenyamanan
pekerja.
3. Proyek-proyek perbaikan produk.
4. Proyek-proyek ekspansi.
bersambung
180
STIE Widya Wiwaha: Sistem Pengendalian Manajemen
Dia tidak hanya dapat menjadwalkan pesanan dari pengeluaran modal tadi, tapi
juga, dalam beberapa keadaan, dapat memberikan proyek-proyek yang tidak
terduga sebelumnya yang memiliki sifat yang sama. Jika manajemen puncak
menyetujui Rp50.000.000 untuk membiayai proyek-proyek pengurangan biaya
lain-lain, Manajer divisi dapat menghabiskan dana ini untuk proyek-proyek yang
menurutnya penting, tidak peduli apakah dana ini sudah atau belum
dispesifikasikan untuk tujuan proyek tertentu dalam anggaran awalnya.
Hampir seperempat dari pengeluaran modal oleh Divisi Komputer
digunakan untuk proyek-proyek yang bernilai di bawah Rp100.000.000, yang
dapat diotorisasi secara langsung oleh manajer divisi. Porsi ini dianggap adil oleh
manajemen puncak.
Diminta:
Lakukan evaluasi terhadap metode yang digunakan untuk menentukan porsi
modal kerja bersih (yaitu aktiva lancar dikurangi hutang lancar) dan porsi aktiva
tetap sebagai elemen dasar investasi (investment base). Untuk masing-masing
elemen dalam investment base jawablah: (1) apakah sifat tanggung jawab dari
manajer divisi?, (2) seberapa luas wewenang yang dimiliki manajer divisi dalam
mengendalikan divisinya?, (3) apakah pengaruh pemasukan elemen ke dalam alat
ukur ROI terhadap perilaku manajer divisi?, (4) apakah tindakan yang dilakukan
tersebut untuk kepentingan perusahaan secara keseluruhan?
181
PROSES PENGENDALIAN
MANAJEMEN
(MANAGEMENT CONTROL
PROCESS)
MANAGEMENT CONTROL
PROCESS
STRATEGIC
PLANNING
KOMPAENSASI
BAGI BUDGETING
MANAJEMEN
ANALISIS
DAN
LAPORAN
KINERJA
183
Materi 8
PERENCANAAN
STRATEGI (STRATEGIC
PLANNING)
Pengertian Perencanaan Strategi
185
© 2015 Achmad Tjahjono
PERENCANAAN
STRATEGIK
Pengertian Perencanaan Strategi
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7
p1
p2
p3
p4
P5
KETERANGAN:
P1 : Program reduksi biaya
P2 : program pengembangan produk baru
P3 : program akuisisi terencana
P4 : program riset dan pengembangan produk baru
P5 : program pemasaran online
186
© 2015 Achmad Tjahjono
PERENCANAAN STRATEGIK
Lanjutan
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7
p1
p2
p3
p4
P5
KETERANGAN:
P1 dan p2 pada tahun t1 merupaakan program baru, demikian juga
p3 dan p4 pada tahun t2
187
© 2015 Achmad Tjahjono
Hubungan dengan Perumuasan Strategik
Perumusan strategi :
proses memutuskan strategi baru
Perencanaan Strategik :
proses memutuskan bagaimana
mengimplementasikan strategi
Proses formulasi strategi :
manajemen memutuskan tujuan
organisasi utama dan strategi
utama untuk mencapai tujuan
tersebut.
188
© 2015 Achmad Tjahjono
Hubungan dengan Perumuasan Strategik
Perencanaan Strategik:
membawa tujuan dan strategi ini dan mencoba
mengembangkan program untuk
mengimplementasikan strategi tersebut secara efektif
dan efisien.
189
© 2015 Achmad Tjahjono
Perbedaan Perencanaan Strategik dengan
Perumuasan Strategik
Perencanaan Strategik Perumusan Strategi
Sistimatis Tidak sistimatis
proses tahunan diuji ulang untuk respon
prosedural & terjadwal kesempatan dan tantangan
langkah awal tentukan oleh sembarang orang
strategi dan tujuan disembarang waktu
190
© 2015 Achmad Tjahjono
KARAKTERISTIK ORGANISASI YANG
MEMERLUKAN PERENCANAAN STRATEGIK
191
© 2015 Achmad Tjahjono
KARAKTERISTIK ORGANISASI YANG
MEMERLUKAN PERENCANAAN STRATEGIK
192
© 2015 Achmad Tjahjono
STRUKTUR DAN ISI PROGRAM
193
© 2015 Achmad Tjahjono
HUBUNGAN ORGANISASI
194
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis usulan program baru
195
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis usulan program baru
196
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis usulan program baru
197
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis usulan program baru
198
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis usulan program baru
199
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis program yang sedang berjalan
200
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis program yang sedang berjalan
201
© 2015 Achmad Tjahjono
proses PERENCANAAN
STRATEGIK
1. Pembaruan rencana strategis
tahun lalu
2. Penetapan asumsi dan
pedoman
3. Kerangka pertama rencana
strategis yang baru
4. Analisa
5. Kerangka kedua rencana
strategis yang baru
6. Pembahasan dan persetujuan
202
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertanyaan ?
PERTANYAAN DISKUSI
204
Materi 9
PENGANGGARAN
(BUDGETING)
Karakteristik Penganggaran
206
© 2015 Achmad Tjahjono
Karakteristik Penganggaran
207
© 2015 Achmad Tjahjono
Karakteristik Penganggaran
208
© 2015 Achmad Tjahjono
Hubungan dengan Perencaanaan Strategik
209
© 2015 Achmad Tjahjono
Anggaran VS Peramalan
210
© 2015 Achmad Tjahjono
Karakteristik Peramalan
211
© 2015 Achmad Tjahjono
Karakteristik Peramalan
212
© 2015 Achmad Tjahjono
KEGUNAAN ANGGARAN
213
© 2015 Achmad Tjahjono
ISI DARI ANGGARAN
214
© 2015 Achmad Tjahjono
JENIS ANGGARAN OPERASI
1. Anggaran Pendapatan
2. Anggaran Harga Pokok Produksi dan
Harga Pokok Penjualan
3. Anggaran Biaya Pemasaran
4. Anggaran Biaya Logistik
5. Anggaran Biaya Administrasi dan Umum
6. Anggaran Biaya Riset dan Pengembangan
7. Anggaran Pajak Penghasilan Badan
215
© 2015 Achmad Tjahjono
JENIS-JENIS BIAYA
1. Biaya Fleksibel
Berfluktuasi berdasarkan perubahan yang terjadi
pada penghasilan penjualan atau volume produksi.
Fleksibel berarti berfluktuasi, namun bukan
variabel, karena fluktuasinya tidak proporsional
dengan perubahan volume produksi atau penjualan.
2. Biaya Kebijakan
Biaya pada hampir semua unit-unit umum dan
administrasi
3. Biaya Committed
Biaya yang tidak dapat diubah-ubah oleh manajer
pusat pertanggungjawaban selama tahun anggaran.
Biaya ini baru berubah hanya pada kondisi luar
biasa.
216
© 2015 Achmad Tjahjono
JENIS ANGGARAN LAINNYA
217
© 2015 Achmad Tjahjono
JENIS ANGGARAN LAINNYA
218
© 2015 Achmad Tjahjono
PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
1. Penentuan Organisasi,
departemen anggaran atau
komite anggaran
2. Menyusun pedoman
3. Mengajukan usulan pertama
4. Negosiasi
5 Pembahasan dan penersetujuan
6. Revisi
219
© 2015 Achmad Tjahjono
ASPEK PERILAKU DALAM
PENYUSUNAN ANGGARAN
220
© 2015 Achmad Tjahjono
ASPEK PERILAKU DALAM
PENYUSUNAN ANGGARAN
221
© 2015 Achmad Tjahjono
TEKNIK KUANTITATIF
222
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertanyaan ?
PERTANYAAN DISKUSI
224
© 2015 Achmad Tjahjono
Materi 10
ANALISIS LAPORAN
KINERJA
Laporan Analisis Kinerja
226
© 2015 Achmad Tjahjono
Laporan Analisis Kinerja
227
© 2015 Achmad Tjahjono
IDE KUNCI ANALISIS SELISIH
228
© 2015 Achmad Tjahjono
IDE KUNCI ANALISIS SELISIH
229
© 2015 Achmad Tjahjono
Analisis selisih secara keseluruhan
SELISIH
TOTAL
RISET DAN
ADMINIS- BIAYA BIAYA HARGA
TRASI
PEMASARAN PENGEM-
VARIABEL TETAP
VOLUME
BANGAN JUAL
230
© 2015 Achmad Tjahjono
PERHITUNGAN SELISIH
1. SELISIH PENDAPATAN
Selisih positif menunjukkan laba (mengun-tungkan karena
laba sesungguhnya melebihi laba yang dianggarkan, dan
selisih negatif menunjukkan rugi (tidak menguntungkan).
a. Selisih harga
(Harga Sesungguhnya - Harga Dianggarkan) x Volume
Sesungguhnya
b. Selisih Campuran dan Volume
(Volume Sesungguhnya - Volume Dianggarkan) x
Kontribusi yang
dianggarkan per unit
231
© 2015 Achmad Tjahjono
PERHITUNGAN SELISIH
c. Selisih Campuran
(Volume Sesungguhnya - Volume Dianggarkan) x
Kontribusi yang
dianggarkan per unit
d. Selisih Volume
[(Total volume penjualan sesungguhnya x persentase
yang dianggarkan)] x
kontriusi yang dianggarkan per unit.
e. Selisih Pendapan Per produk
Dihitung selisih per jenis produk yang dihasilkan.
232
© 2015 Achmad Tjahjono
PERHITUNGAN SELISIH
233
© 2015 Achmad Tjahjono
PERHITUNGAN SELISIH
2. SELISIH BIAYA
a. Selisih Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak
dipengaruhi oleh besarnya volume penjualan
maupun volume produksi. Sesuai dengan sifat biaya
ini, maka selisih yang terjadi dihitung dengan cara
membandingkan antara biaya tetap menurut
anggaran dengan biaya tetap sesungguhnya
234
© 2015 Achmad Tjahjono
analisis SELISIH dalam praktik
235
© 2015 Achmad Tjahjono
keterbatasan analisis SELISIH
236
© 2015 Achmad Tjahjono
keterbatasan analisis SELISIH
237
© 2015 Achmad Tjahjono
Informasi lainnya
238
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertimbangan perilaku dalam analisis kinerja
1. Pengendalian Ketat
2. Pengendalah Lemah
3. Efek perilaku dari pengendalian ketat
dan lemah
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penilaian pengendalian ketat vs
pengendalian lemah
5. Kondisi yang memungkinkan diperlu-
kannya implementasi pengendalian
ketat
239
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengendalian ketat (tigh control)
240
© 2015 Achmad Tjahjono
Pengendaliaan longgar (loose control)
241
© 2015 Achmad Tjahjono
Efek disfungsional pengendalian ketat
242
© 2015 Achmad Tjahjono
Faktor yang mempengaruhi pilihan pengendalian
ketat
243
© 2015 Achmad Tjahjono
Pertanyaan ?
PERTANYAAN DISKUSI
245
© 2015 Achmad Tjahjono
Materi 11
KOMPENSASI BAGI
MANAJEMEN
Kompensasi Bagi Manajemen
247
© 2015 Achmad Tjahjono
Kompensasi Insentif
248
© 2015 Achmad Tjahjono
Kompensasi Insentif
KARAKTERISTIK INSENTIF
1. Biasanya +- 20% dari
gaji pokok
2. Biasanya diputuskan
oleh Dewan Komisaris
(Board of Director),
bukan CEO, tapi
keputusan Dewan
Komisaris, setelah
mendapat rekomendasi
CEO untuk insentif level
di bawah CEO
249
© 2015 Achmad Tjahjono
Rencana Insentif Jangka Pendek
250
© 2015 Achmad Tjahjono
Total Bonus Pool
251
© 2015 Achmad Tjahjono
TOTAL BONUS POOL
Metode-Metode Penetapan Bonus Pool
1. Metode yang paling sederhana yaitu misalnya
ditetapkan secara tetap, bonus = 2% dari Net
Income
2. Metode Bonus didasarkan pada persentase dari
EPS setelah penentuan sebelumnya tingkat EPS
telah dicapai
3. Menghubungkan laba pada modal yang dipakai .
Pengertian modal disini adalah kekayaan
shareholder plus kewajiban jangka panjang.
4. Sama dengan nomor 3, namun pengertian modal
adalah hanya kekayaan shareholder saja.
5. Didasarkan bonus pada laba perusahaan relatif
pada laba industri.
252
© 2015 Achmad Tjahjono
Carry over
253
© 2015 Achmad Tjahjono
Carry over
254
© 2015 Achmad Tjahjono
Differed payment
255
© 2015 Achmad Tjahjono
Differed payment
KEUNTUNGAN:
1. Manajer bisa mengestimasi, dengan
akurasi yang rasional, penghasilan
kas mereka tahun yang akan datang.
2. Pembayaran yang ditunda,
mengurangi atau mencegah orientasi
manajer pada laba jangka pendek.
3. Manajer yang pensiun, akan terus
menerima pembayaran sampai sejauh
tahun tertentu.
256
© 2015 Achmad Tjahjono
Differed payment
KELEMAHAN:
1. Kurangnya motivasi secara
langsung dari insettif, karena
bonus tidak berhubungan dengan
laba/kinerja
2. Manajer yang meningggalkan
perusahaan, secara tiba-tiba/luar
biasa, akan tidak mendapat sisa
bonus. Merupakan suatu taktik
manajer atas/shareholder untuk
melakukan golden hancuff.
257
© 2015 Achmad Tjahjono
Rencana insentif jangka PANJANG
258
© 2015 Achmad Tjahjono
STOCK OPTIONS (OPSI SAHAM)
259
© 2015 Achmad Tjahjono
PHANTOM SHARE (SAHAM
SILUMAN)
260
© 2015 Achmad Tjahjono
Stock appreciation right
261
© 2015 Achmad Tjahjono
Performance shares dan
performance unit
PERFORMANCE SHARES
Penghargaan atas kinerja yaitu dengan
langsung dihadiahi saham atas tercapainya
tujuan jangka panjang tertentu.
PERFORMANCE UNIT
Penghargaan atas kinerja yaitu dengan
menerima bonus berupa kas atas tercapainya
target jangka panjang tertentu.
Jadi merupakan kombinasi stock appreciation
rights dan performance shares. Digunakan
untuk perusahaan yang tidak memiliki saham.
262
© 2015 Achmad Tjahjono
Insentif untuk manajer tingkat korporat
263
© 2015 Achmad Tjahjono
Insentif untuk manajer SBU
264
© 2015 Achmad Tjahjono
Insentif untuk manajer SBU
A. TIPE INSENTIF:
1. Finansial/Keuangan
a. Kenaikan gaji
b. Bonus
c. Tunjangan
d. Nilai tambah
2. Psikologis & Social Reward
a. Kenaikan promosi
b. Meningkatkan tanggung jawab
c. Meningkatkan otonomi
d. Pengakuan
265
© 2015 Achmad Tjahjono
Insentif untuk manajer SBU
C. DASAR BONUS:
1. Laba Unit Usaha
2. Laba Perusahaan
3. Kombinasi keduanya
266
© 2015 Achmad Tjahjono
Insentif untuk manajer SBU
D. KRITERIA KINERJA:
1. Kriteria Keuangan
a. Kontribusi margin
b. Laba langsung divisi
c. Laba terkendalikan divisi
d. Laba sebelum pajak
e. Laba bersih
f. Return on Investment
g. Residual Income
2. Periode Waktu
a. Kinerja keuangan tahunan
b. Kinerja keuangan beberapa tahun
267
© 2015 Achmad Tjahjono
Insentif untuk manajer SBU
268
© 2015 Achmad Tjahjono
Insentif untuk manajer SBU
269
© 2015 Achmad Tjahjono
STIE Widya Wiwaha: Sistem Pengendalian Manajemen
270
Pertanyaan ?
PERTANYAAN DISKUSI
272
© 2015 Achmad Tjahjono