Salah satu pihak dari transaksi mata uang asing harus menukarkan mata
uangnya sendiri dengan mata uang negara lain. Dalam praktik bisnis
normal diperlukan penyelesaian transaksi dalam mata uang domestic bagi
perusahaan yang melakukan penjualan atau memberikan pinjaman, namun
persetujuan antara kedua pihak dapat menyebutkan sebaliknya. Beberapa
pihak menggunakan singkatan yang mengacu pada transaksi mata uang
asing dengan menggunakan huruf FX (Foreight Exchange)
Transaksi Mata Uang Asing
Transaksi Ekspor Impor dalam Mata Uang Asing
Utang dan piutang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dengan entitas luar negri harus diukur dan
dinyatakan dalam mata uang asing harus diukur dan dicatat oleh entitas AS dalam mata uang yang digunakan untuk
pencatatan akuntansinya-yaitu rupiah. Kurs yang relevan bagi penyelesaian transaksi dalam suatu mata uang asing
adalah kurs tunai (spot rate) pada tanggal penyelesaian. Gambaran umum atas akuntansi yang diharuskan untuk
transaksi impor atau ekspor dalam mata uang asing secara kredit sebagai berikut:
1. Tanggal transaksi → mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada nilai setara dolar AS menggunakan kurs
langsung tunai pada tanggal tersebut.
2. Tanggal neraca → menyesuaikan utang atau piutang menjadi nilai setara rupiah pada akhir periode
menggunakan kurs langsung sekarang. Mengakui keuntungan atau kerugian sebagai akibat perubahan kurs
antara tanggal transaksi dan neraca.
3. Tanggal pelunasan → pertama-tama menyesuaikan utang atau piutang untuk setiap perubahan mata uang asing
antara tanggal neraca (atau tanggal transaksi jika transaksi tersebut terjadi setelah tanggal neraca) dengan
tanggal pelunasan, mencatat keuntungan atau kerugian yang terjadi, kemudian mencatat pelunasan utang atau
piutang dalam mata uang asing tersebut.
MENGELOLA RISIKO MATA UANG INTERNASIONAL DENGAN
INSTRUMEN KEUANGAN PERTUKARAN MATA UANG MASA DEPAN
(FOREIGN CURRENCY FORWARD EXCHANGE
Entitas multinasioanal mengelola risiko mata uang asing mereka dengan menggunakan beberapa jenis
instrument keuangan seperti:
1. Kontrak masa depan dalam mata uang asing
2. Opsi mata uang asing
3. Mata uang asing berjangka
Akuntansi untuk derevatif dan aktivitas lindung nilai (hedging) berpedoman pada dua standar. PSAK 50 ,
“instrument keuangan:penyajian dan pengungkapan”, dan PSAK 55. “instrument keuangan: pengakuna
dan pengukuran”, mendefinisikan derivative dan menetapkan aturan umum dalam pengakuan derivatif
baik sebagai asset atau kewajiban dalam neraca dan mengukur instrument keuangan tersebut pada nilai
wajar.
Instrument keuangan (financial instrument) adalah kontarak yang akan meningkatkan nilai asset dari
suatu entitas dan instrument utang dan ekuitas pada ekuitas lain. Contohnya antara lain bukti pemilikan,
wesel bayar, wesel tagih serta berbagai jenis kontrak keuangan lainnya. Derevatif ( derivative ) adalah
suatu instrument keuangan yang :
1. Memeliki satu atau lebih variabel pokok yang mendasari dan (underlying) dan satu atau lebih jumlah
nasional (national amount).
2. Tidak memerlukan investasi awal bersih atau kalaupun memerlukan investasi,maka nilainya lebih
kecil bila dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lain yang diperkirakan
akan menghsilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam factor-faktor pasar.
3. Persyaratan perjanjian mengharuskan adanya settlenebt (pelunasan) pada tanggal tertentu dimasa
yang akan datang.
Devinisi spesifik dari deratif adalah suatu instrument keuangan atau kontrak yang mempunyai semua criteria berikut.
1. Instrument keuangan yang mengandung satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (underlying) dan satu atau lebih jumlah
nasional ( national amount), yang menentukan persyaratan instrument keuangan tersebut.
2. Instrument keuangan atau kontarak lain tidak memerlukan investasi bersih awal atau jika pun ada, maka investasi bersih awal
tersebut lebih kecil dari pada yang diperlukan untuk jenis kontrak yang diharapkan mempunyai tanggapan yang serupa pada
perubahan factor pasar.
3. Persyaratan kontrak