Disusun oleh :
Kelompok 9
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM EKSTENSI
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
1. LATAR BELAKANG LAHIRNYA KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK
KEGIATAN BISNIS INTERNASIONAL
Akuntansi harus dapat mencatat dan melaporkan transaksi yang melibatkan pertukaran dolar
AS dan mata uang asing. Transaksi mata uang asing (foreign currency transactions)
perusahaan Indonesia meliputi yang penjualan, pembelian, dan transaksi lain yang
menimbulkan perpindahan mata uang asing atau pencatatan piutang yang didominsikan, yaitu
yang nilainya dilunasi dalam suatu mata uang asing. Oleh karena laporan keuangan dari hampir
semua perusahaan Indonesia menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan,maka transaksi
dalam mata uang lain harus disajikan kembali dalam (setara) rupiah sebelum dicatat dalam
pembukuan dan dimasukkan dalam laporan keuangan perusahaan. Proses penyajian kembali
transaksi mata uang asing dalam (setara) nilai rupiah disebut sebagai penjabaran atau translasi
(translasion).
Penentuan Kurs
Mata uang suatu negara mirip dengan komoditas lain, dan kursnya berubah karena
sejumlah faktor ekonomi yang mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap mata uang
tersebut. Contoh, jika sebuah negara sedang mengalami tingkat inflasi yang tinggi, daya beli
mata uangnya akan turun. Penurunan nilai suatu mata uang dicerminkan oleh penurunan posisi
mata uang negara tersebut relatif terhadap mata uang negara lain. Kurs ditentukan setiap hari
dan diterbitkan melalui beberapa sumber termasuk Bisnis Indonesia. Figur 11-1 menyajika n
contoh laporan pada Juni 2008 yang biasa terdapat pada harian bisnis untuk kurs mata uang
asing tertentu.
1
Negara Kurs Langsung Kurs tidak langsung
(setara rupiah) (mata uang per rupiah)
Australia (dolar) 8.894 0,0001124
Brunei (dolar) 6.822 0,0001466
Kanada (dolar) 9.416 0,0001062
Denmark (dolar) 1.939 0,0005157
Hongkong (dolar) 1.194 0,0008357
Jepang (yen) 88 0,0113636
Malaysia (ringgit) 2.875 0,0034780
Norwegia (kron) 1.831 0,0005461
New Zealand (dolar) 7.275 0,0001375
Papua Nugini (kina) 3.507 0,0002851
Fillipina (peso) 212 0,0047170
Singapura (dolar) 6.822 0,0001466
Swedia (kron) 1.550 0,0006452
Seperti ditunjukan pada figure 11-1, nilai relative suatu mata uang terhadap mata uang
yang lain dapat dinyatakan dalam dua cara yang berbeda : langsung dan tidak langsung.
Kurs Langsung
Kurs Langsung adalah banyaknya unit mata uang lokal yang diperlukan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing. Dari sudut pandang entitas Indonesia, kurs langsung
dapat dipandang sebagai besarnya rupiah untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Rasio
dari kurs langsung dinyatakan sebagai berikut dengan LCU, yaitu rupiah sebagai pembilang :
Sebagai contoh jika dengan Rp 9.200 dapat di proleh 1 dolas AS , kurs langsung dari rupiah
terhadap dolar AS adalah sebesar Rp 9.200 seperti ditunjukan sebagai berikut :
RP 92.00
= RP 92.00
$1
2
Kurs Tidak Langsung
Kurs tidak langsung adalah kebalikan dari kurs langsung. Dari sudut pandang entitas
Indonesia, kurs tidak langsung adalah :
IER = 1 FCU
Nilai setara rupiah
Kurs tidak langsung untuk contoh dolar AS diatas adalah sebagai berikut :
1
= $0,00010887
Rp9.200
Perlu diingat bahwa kurs langsung berbanding terbalik dengan kurs tidak langsung dan bahwa
keduanya menyatakan hubungan ekonomis yang sama antara kedua mata uang. Contoh, jika
kurs tidak langsung diketahui, kurs langsung dapat mudah dihitung dengan membalikka n
perhitungan kurs tidak langsung. Jika diketahui kurs tidak langsung sebesar $0,0001087
($0,0001087/1) maka perhitungan kurs langsung menjadi sebesar (Rp 1/0,0001087) = Rp
9.200. Jika diketahui kurs langsung Rp 9.200 maka kurs tidak langsung menjadi sebesar 1/Rp
9.200 = $0,0001087 . Mata uang pada pembilang menunjukkan arah kurs tersebut.
Perubahan Kurs
Perubahan kurs mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang
dibandingkan dengan mata uang yang lain. Contoh kurs rupiah terhadap kurs AS berubah
sebagai berikut :
1 Januari 1 Juli 2005 1 Januari 1 Juli 2006
2005 2006
Kurs langsung (setara rupiah dari 1 Rp 9.350 Rp 9.200 Rp 9.180 Rp 9.280
FCU)
Kurs tidak langsung (FCU per Rp 1) $0,0001070 $0,0001087 $0,0001089 $0,0001078
3
1. Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata
uang asing.
2. Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing.
Meskipun menguatnya rupiah akan menguntungkan bagi perusahaan Indonesia yang membeli
barang dari negara lain, penguatan ini mempunyai dampak negatif pada perusahaan Indonesia
ke Amerika akan lebih mahal bagi pelanggan Amerika. Contoh, asumsikan bahwa perusahaan
manufaktur Indonesia menjual mesin buatan Indonesia seharga Rp 100.000.000. untuk
menentukan nilai setara mata uang asing Rp 100.000.000 pada tanggal 1 Januari, berikut
perhitungannya
Nilai setara mata uang asing = Unit rupiah Indonesia x Kurs tidak langsung
Pada tanggal 1 Juli, setelah terjadi penguatan dolar mesin akan membebankan pelangga n
Amerika sebesar $10.870 dengan perhitungan
Nilai setara mata uang asing = Unit rupiah Indonesia x Kurs tidak langsung
Pada tanggal 1 Juli 2005, nilai relatif 1 dolar AS adalah Rp 9.200, namun pada tanggal 1
Juli 2006, biaya untuk 1 dolar AS meningkat menjadi Rp 9.280. Ini berarti bahwa nilai mata
uang Indonesia turun terhadap dolar AS, dan diistilahkan dengan melemahnya rupiah terhadap
dolar AS. Ingatlah bahwa melemahnya rupiah berarti :
1. Lebih banyak mata uang Indonesia yang diperlukan untuk memperoleh satu unit
mata uang asing
2. Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang asing
4
Figur 11-2
5
resiko melemahnya nilai dolar relatif terhadap poundsterling, perusahaan dapat datang ke
pedagang mata uang asing untuk mengadakan kontrak jual beli mata uang asing di masa depan,
berjangka waktu 1 bulan dengan kurs masa depan yang berlaku pada tanggal kontrak tersebut
dibuat. Kontrak tersebut memungkinkan pembeli untuk menerima poundsterling Inggris dari
pedagang mata uang 30 hari dari tanggal kontrak pada harga tetap yang ditentukan di dalam
kontrak.
Salah satu pihak dalam transaksi mata uang asing harus menukarkan mata uangnya sendiri
dengan mata uang negara lain. Untuk tujuan laporan keuangan, transaksi dalam mata uang
asing harus ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan yang digunakan perusahaan.
Penyesuaian dalam nilai setara dolar AS ini merupakan keuntungan atau kerugian transaksi
mata uang asing untuk entitas tersebut pada saat kurs berubah. Contoh, asumsikan bahwa suatu
perusahaan Indonesia memperoleh 5000 dari bank pada tanggal 1 Januari 20X1, untuk
digunakan dalam pembelian barang di masa depan suatu perusahaan Jerman. Kurs langsung
sebesar Rp 14.200 = 1 sehingga perusahaan membayar bank sebesar Rp 71.000.000 untuk
5.000 dengan perhitungan :
6
1 Januari 20X1
Kas 71.000.000
tanda dalam kurung ( ) digunakan disini setelah akun debit untuk menunjukan bahwa aktiva
tersebut sebenarnya dalam euro Eropa, namun untuk dicatat dan dilaporkan dalam nilai setara
rupiah untuk tujuan akuntansi. Translasi dalam nilai setara rupiah diperlukan untuk
menambahkan nilai unit mata uang asing tersebut kepada akun lain yang dilaporkan dalam
Rupiah.
Pada tanggal 1 Juli 20X1, kurs sebesar Rp 14.100 menjadi setara dengan 1 sebagaima na
disajikan dalam rentang waktu berikut:
kurs langsung mengalami penurunan yang mencerminkan bahwa rupiah menguat. Pada tanggal
1 juli, diperlukan semakin sedikit mata uang rupiah untuk memperoleh 1 euro dibandingka n
pada tanggal 1 januari. Jika rupiah menguat, maka euro melemah. Dengan memiliki euro
selama euro tersebut melemah terhadap dolar, maka perusahaan mengalami kerugian transaksi
mata uang asing, sebagai berikut:
Jika perusahaan Indonesia menyiapkan laporan keuangan pada tanggal 1 Juli, maka diperlukan
jurnal berikut :
7
1 Juli 20X1
Utang dan piutang yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dengan entitas luar
negeri harus diukur dan dinyatakan dalam mata uang asing harus diukur dan dicatat oleh entitas
AS dalam mata uang yang digunakan untuk pencatatan akuntansinya yaitu rupiah. Kurs yang
relevan bagi penyelesaian transaksi dalam suatu mata uang asing adalah kurs tunai pada tanggal
penyelesaian. Gambaran umum atas akuntansi yang diharuskan untuk transaksi impor atau
ekspor dalam mata uang asing secara kredit adalah :
1. Tanggal transaksi : mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada nilai setara
dolar AS menggunakan kurs langsung tunai pada tanggal tersebut.
2. Tanggal neraca : menyesuaikan utang atau piutang menjadi nilai setara rupiah pada
akhir periode menggunakan kurs langsung sekarang.
3. Tanggal pelunasan : pertama-tama menyesuaikan utang atau piutang untuk setiap
perubahan mata uang asing antara tanggal neraca dengan tanggal pelunasan, mencatat
keuntungan atau kerugian yang terjadi, kemudian mencatat pelunasan utang atau
piutang dalam mata uang asing tersebut.
Perusahaan Indonesia akan mengalami keuntungan atau kerugian mata uang asing hanya
jika transaksi tersebut dinyatakan dalam mata uang asing. Jika transaksi dinyatakan dalam
rupiah, maka tidak ada perlakuan akuntansi khusus ataupun penyesuaian kurs yang diperlukan.
Informasi berikut ini menggambarkan kasus tersebut.
8
2. PT Induk menyusun laporan keuangan pada akhir tahun per 31 Desember 20X1.
3. Pelunasan hutang dilakukan pada tanggal 1 April 20X2.
Kurs tunai langsung untuk nilai setara dolar AS dari 1 yen adalah sebagai berikut.
Rentang waktu berikut dapat membantu memperjelas hubungan antara tanggal dan aktivitas
ekonomi tersebut.
Akun yang berkaitan dengan transaksi dalam yen diberikan catatan dengan tanda kurung yen
()
Pada tanggal 1 Oktober 20X1, pembelian dicatat di pembukuan PT Induk. Nilai setara
rupiah dari 2.000.000 yen pada tanggal tersebut adalah sebesar Rp160.000.000 (2.000.000 x
Rp80).
Utang dibayarkan pada tanggal 1 April 20X2. Jika utang tersebut dinyatakan dalam
rupiah, maka tidak diperlukan penyesuaian, sementara kewajiban dilunasi dengan melakukan
pembayaran sebesar Rp160.000.000. rupiah menguat antara tanggal 31 Desember 20X1 dan 1
April 20X2, ditunjukkan dengan adanya penurunan kurs langsung. Utang usaha disesuaika n
menjadi nilai dolar sekarang, dan keuntungan transaksi mata uang asing sebesar Rp8.000.000
[2.000.000 x (Rp90 Rp86) diakui untuk perubahan kurs sejak tanggal neraca. PT Induk
membeli 2.000.000 yen dengan membayar pedagang mata uang asing pada kurs tunai sebesar
9
Rp172.000.000 (2.000.000 x Rp86). Pada akhirnya, PT Induk melunasi kewajibannya (dalam
yen) dengan membayar Tokyo Industries sebesar 2.000.000 yen.
Pemahaman revaluasi dapat lebih mudah dengan melihat prosesnya dari perspektif akun T
Utang Usaha ()
20X2 20X1
1-Apr 1 Okt
[2.000.000 x (Rp90 - Rp86)] 8,000,000 (2.000.000 x Rp80) 160,000,000
1 April pelunasan 31 Des
(2.000.000 x Rp86) 172,000,000 [2.000.000 x (Rp80 - Rp90)] 20,000,000
2-Apr 31 Des
Saldo - (2.000.000 x Rp90) 180,000,000
FIGUR 11-3
1 April 20X2
10
Unit Mata Uang Asing () 172.000.000
Dapat disimpulkan, bahwa jika transaksi dilakukan dalam rupiah, maka PT Induk tidak
mengalami risiko kurs mata uang asing, sedangkan Tokyo Industries menanggung risiko mata
uang asing. Jika transaksi dilakukan dalam yen, maka PT Induk mengalami risiko kurs mata
uang asing. Aset dan kewajiban yang dinyatakan dalam unit mata uang asing harus dinila i
kembali pada nilai setara rupiah, dan keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing yang
timbul harus diakui pada laporan laba rugi periode berjalan.
1. memiliki satu atau lebih variabel pokok yang mendasarinya (Underlying) dan satu atau
lebih jumlah nasional (national amount).
2. tidak memerlukan investasi awal neto atau kalau pun memerluka n investasi, maka
nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan jumalah yang dibutuhkan oleh jenis
perjanjian lainnya dan berpengaruh pada efek yang sama terhadap perusahaan dalam
faktor-faktor pasar.
3. persyaratan perjanjian mengharuskan adanya settlement (pelunasan) pada tanggal
tertentu di masa yang akan datang.
Contoh untuk derivative adalah kontrak pertukaran ,mata uang asing masa depan yang nila inya
diturunkan dari perusahan kurs mata uang asing sepanjang masa kontrak. Perlu dicatat bahwa
tidak semua instumen keuangan adalah derivative. Derivative adalah suatu instrume nt
keuangan atau kontrak yang mempunyai semua karakter berikut:
11
1. Instrument keuangan yang mengandung satu atau lebih variabel pokok yang mendasari
(underlying).
a. variabel pokok yang mendasari variabel fisik yang mempunyai perusahaan yang
dapat dipantau atau yang dapat diverifikasi secara objektif.
b. Jumlah Nosional banyaknya unit mata uang, saham, ukuran kapasitas,berat atau
unit lain yang ditetapkan dalam intrumen keuangan.
2. Instumen kuengan tidak memerlukan investasi neto awal atau jika pun ada, maka
investaasi neto awal tersebut lebih kecil dari pada yang diperlukan untuk jenis kontrak
yang diharapkan.
3. Persyaratan kontrak: a) memperoleh suatu penyelesaian neto, b) menyediaka n
penyerahan aset yang menempatkan penerima dalam posisi ekonomi yang secara
substansial tidak berbeda dengan penyelesaian neto, atau c) kontrak yang siap untuk
diselesaikan neto oleh pasar atau mekanisme lain di luar kontrak.
Adakalanya instrument keuangan mempunyai derivative yang melekat dan harus dipisahkan
atau dipindahkan dari kontrak utamanya.
Derivatif ditujukan untuk melindungi nilai atau mengurangi risiko namun terkadang
ditujuk sebagai lindung nilai namun sebagai instrumen keuangan yang lebih bersifat spekulatif.
PSAK 55 memberikanb persyaratan spesifik dalam pengklasifikasian derivative sebagai suatu
aktivitas lindung nilai. Suatu instrument derivative dapat diklasifikasikan sebagai instrume n
lindung nilai, jika dan hanya jika seluruh criteria berikut ini dipenuhi, yaitu:
1. Dokumentasi yang cukup harus disajikan pada awal jangka waktu lindung nilai untuk
menentukan tujuan dan sasaran dari lindung nilai, instrument lindung nilai dan hal- hal
yang dilindungi, serta begaimana efektivitas lindung nilai tersebut akan dievaluasi secra
berkesinambungan.
2. Lindung nilai harus sangat efektif dalam mengompensasi seluruh perubahan dalam nilai
wajar maupun arus kas yang dihubungkan dengan nilai yang dilindungi.
3. Untuk lindung nilai arus kas , transaksi nilai harus dapat memilki kemungkinan yang
sangat tinggi dan harus menunjukkan adanya eksposuryang tinggi.
4. Efektivitas lindung nilai harus dapat dihitung dengan meyakinkan, lindung nilai dan
instrument lindung nilai dan instrument lindung nilai tersebut dapat dihitung dengan
tepat.
12
5. Lindung nilai ditentukan secara berkesinambungan dan nilai pada bagian efektifnya
ditentukan secara aktual sepanjang periode pelaporan keuangan.
1. Lindung nilai atas nilai wajar (fair value hedges) digunakan untuk melindungi risiko
perusahannilai wajar dari kewajiban atau aset atau komitmen yang belum diakui untuk
membeli atau menjual aset pada harga tetap atau porsi tertentu. Contoh lindung nilai
atas nilai wajar disajikan dalam Lampiran 11 B dengan menggunakan suatu kontrak
opsi untuk melindungi efek/surat berharga yang tersedia untuk dijual.
2. Lindungi nilai arus kas ( cash flow hedges) melindungi risiko perusahan arus kas yang
diantisipasi yang masuk atau keluar dari perusahaan, transaksi yang diperkirakan sangat
pasti terjadi dan dapat memengaruhi laba dan rugi. Bagi efektif didefinisikan sebagai
bagian dari keuntungan (atau kerugian) instrument lindung nilai yang menghapuska n
kerugian (atau keuntungan) pada pos ysng dilindungi.
3. Lindung nilai dari investasi neto operasi di luar negeri ditujukan sebagai lindung
nilai untuk jenis risiko mata uang asing ini mempunyai keuntungan atau kerugian yang
dilaporkan.
Kasus 1 : kasus ini menyajikan penggunaan paling umum dari kontrak masa depan mata uang
asing yang digunakan untuk mengelola sebagian dari resiko mata uang asing dari utang usaha
atau piutang usaha yang didenominasi dalam mata uang asing.
13
Kasus 2: menyajikan akuntansi untuk komitmen belum diakui yang akan menjadi transaksi
mata uang asing, yang diperlakukan sebagai lindung nilai atau nilai wajar.
Kasus 3: menyajikan akuntasi untuk transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing yang
diperkirakan akan terjadi yang diperlakukan sebagai lindung nilai arus kas atas perubahan yang
mungkin terjadi dalam arus kas di masa depan.
Kasus 4: menyajikan akuntansi untuk kontrak pertukaaran mata uang asing masa depan yang
digunakan untuk spekulasi dalam pasar mata uang asing.
Garis waktu untuk menjelaskan beberapa titik yang memungkinkan perusahaan menggunaka n
kontrak masa depan adalah ingat bahwa perusahaan dapat menggunakan kontrak mata uang
asing masa depan antara tiap kejadian dan pelunasan akhir dari utang atau piutang dalam mata
uang asing atau dapat menggunakan lebih dari satu kontrak mata uang asing masa depan .
Sehingga, akuntansi untuk lindung nilai didasarkan pada tujuan lindung nilai tersebut, dalam
kasus ini adalah kontrak pertukaran mata uang asing yang dimasuki.
Lindung nilai arus kas Lindung nilai atas Mengelola risiko Menyelesaikan utang
atas kemungkinan nilai wajar dari dengan memasuki atau piutang dalam
arus kas mata uang perusahaan kontrak pertukaran valuta asing.
asing di masa depan valuta asing.
(kasus 2)
(kasus 3) (kasus 1)
Kasus 1. Mengelola Posisi Aset atau Kewajiban Neto yang Terkena Ekaposur Mata Uang
Asing: Bukan Instumen Lindung Nilai
Penggunaan paling umum dari kontrak pertukaran mata uang asing adalah mengelo la
posisi mata uang asing, baik posisi aset neto yang terkena eksposur maupun kewajiban neto.
PSAK 55 menjelaskan aturan umum bahwa kurs yang relevan untuk menilai kontrak
pertukaran mata uang asing adalah kontrak masa depan pada tiap tanggal penilaian. PSAK 10
14
menjelaskan bahwa piutang usaha atau utang usaha yangb didenominasi dalam mata uang asing
dinilai menggunakan kurs tunai pada tanggal penilaian.
Nilai Waktu (Time Value) dari Arus Kas Masa Depan dari Kontrak Pertukaran
Contoh berikut menunjukan akuntansi untuk mengelolaan posisis mata uang asing dengan
kontrak pertukarannya. Untuk tujuan contoh tersebut, asumsikan hal-hal berikut.
1. Pada tanggal 1 oktober 20X1, PT Induk membeli barang secara kredit dari Tokyo
Industries dalam nilai 2.000.000 yen.
2. Transaksi tersebut didenominasi dalam yen, dan PT Induk menghapuskan risiko
dalam Kewajiban mata uanga asingnya dengan kontrak pertukaran untuk menerima
2.000.000 yen dari pedagang mata uang asing.
3. Jangla waktu kontrak pertukaran mata uang asing sama dengan periode kredit 6
bulan yang diberikan oleh Tokyo Industries.
4. Tanggal akhir tahun PT Industri adalah 31 Desember, sementara utang akan dilunas i
pada tanggal 1 April 20X2.
Ayat jurnal berikut adalah ayat jurnal untuk mencatat kejadian-kejadian dalam ilustrasi
tersebut.
1 Oktober 20X1
15
Membeli persediaan secara kredit:
Rp 160.000.000 = 2.000.000 X Rp 80 kurs tunai 1 Okt
Ayat jurnal ini mencatat pembelian persediaan secara kredit yang dideniminasi dalamm yen
dan menandatangani kontrak pertukaran masa depan enam bulan untuk menerima 2.000.000
yen dengan memberikan Rp 170.000.000 (2.000.000 X Rp 85 kurs masa depan). Jumlah
terutang ke broker didenominasi dalam rupiah sedangkan piutang dari broker didenomina s i
dalam yen. Ayat jurnal untuk transaksi ayat jurnal penyesuaian untuk penilaian pada tanggal
neraca dan penyelesaian kontrak pertukaran dan utang usaha diikhtisarkan ke dalam akun T .
Ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 20X1, akhir tahun
fiska PT Induk, adalah:
Menyesuaikan piutang yang didenominasi dalam yen menjadi nilai setara dolar AS sekarang
menggunakan kurs maasa depan, sesuai dengan PSAK 45
Rp 147.000.00 = 2.000.000 X Rp 87 kurs masa depan 90 hari pada tanggal 31 Des
-170.000.000 = 2.000.000 X Rp 85 kurs masa depan 180 hari pada tanggal 31Okt
Rp 4,000.000 = 2.000.000 X (Rp 87 85)
Menyesuaikan utang yang didenominasi dalam yen menjadi nilai setara dolar AS sekarang
menggunakan kurs tunai, sesuai dengan PSAK 10
Rp 180.000.000 = 2.000.000 X Rp 90 kurs tunai pada tanggal 31 Des
-160.000.000 = 2.000.000 X Rp 80 kurs tunai pada tanggal 1Okt
Rp20.000.000 = 2.000.000 X (Rp 90 80)
Ingat bahwa utang usaha yang didenominasi dalam mata uang asing dinilai menggunaka n
kurs tunai. Ini merupakan ketentuan penilaian yang diharuskan dalam PSAK 10. Kontrak
pertukaran mata uang asing dinilai menggunakan kurs masa depan selama jangka waktu
kontrak. Dasar penilaian ini diharuskan oleh PSAK 55. Kurs tunai langsung mengala mi
16
peningkatan antara tanggal 1 Oktober 20X1, tanggal transaksi mata uang asing dan 31
Desember 20X1 tanggal neraca. sebagaimana
Diilustrasikan sebelumnya, berarti rupiah melemah relative terhadap yen karena diperlukan
lebih banyak mata uang rupiah untuk memperoleh 1 yen pada akhir tahun (1 = Rp 90),
dibandingkan pada tanggal awal transaksi pembelian (1 = Rp 80), dan perusahaan Indonesia
dengan kewajiban dalam yen mengalami kerugian kurs. Nilai setara rupiah dari akun yang
didenominasi dalam mata uang asing pada tanggal 1 Oktober 20X1 dan 31 Desember 20X1
adalah sebagai berikut.
Menyesuaikan utang didenominasi dalam yen sesuai kurs tunai pada tanggal
pelunasan:
2.000.000 X (Rp86-Rp90)
Kas 170.000.000
Membayar 2.000.000 yen ke Tokyo Industries, Inc. Untuk pelunasan kewajiban yang
didenominasi dalam yen.
Kurs tunai langsung mengalami penurunan dari Rp90 pada tanggal neraca menjadi Rp86 pada
tanggal 1 April 20X2, tanggal pelunasan yang mengindikasikan bahwa rupiah menguat relative
18
terhadap yen. Diperlukan lebih sedikit rupiah untuk memperoleh jumlah yen yang sama pada
tanggal pelunasan dibandingkan yang diperlukan pada tanggal neraca. Kontrak pertukaran
mata uang asing jatuh tempo tanggal 1 April 20X2, dan sekarang dinilai menggunaka n kurs
tunai sekarang. Perbedaan antara kurs masa depan 90 hari pada tanggal 31 Desember 20X1 dan
kurs tunai pada tanggal penyelesaian kontrak pertukaran menimbulkan kerugian sebesar
Rp2.000.000. Nilai setara rupiah dari akun yang didenominasi dalam mata uang asing pada
tanggal 31 Desember 20X1 dan 1 April 20X2 adalah sebagai berikut.
PSAK 55 mengharuskan pengakuan semua derivatif dalam neraca pada nilai wajar. Ini berarti
neraca menyajikan piutang neto dalam kontrak masa depan dari broker terhadap utang rupiah
ke broker. Beberapa perusahaan mencatat kontrak masa depan hanya menggunaka n
memorandum berdasarkan lontrak hanyalah pertukaran satu mata uang asing dengan mata uang
asing lainnya
Aset Kewajiban
Persediaan Rp 160.000.000 Utang Usaha () Rp 160.000.000
Dalam mrtode neto pelaporan kontrak masa depan, keuntungan atau kerugian atas perubahan
nilai kontrak masa depan harus dicatat dan dilaporkan di neraca. Neraca yang disusun pada
tanggal 31 Desember 20X1, setelah mengikhtisarkan ayat jurnal (7) dan (8), memiliki akun
berikut.
19
Aset Kewajiban
Kontrak Masa Utang Usaha () Rp 4.000.000
Depan () (pada Saldo Laba (untuk (16.000.000)
Rp 4.000.000
nilai wajar kerugian pertukaran
neto)
Ingat bahwa dalam pelaporan metode neto, kontrak pertukaran mata uang aasing dinila i
menggunakan nilai wajar. Kerugian transaksi mata uang asing sebesar Rp 20.000.000 dari
utang usaha yang didenominasi dalam yen dihapus sebagai oleh keuntungan transaksi mata
uang asing dari piutang kontrak masa depan dalam yen. Penyajian neto di neraca pada tanggal
1 April 20X2, sesaat setelah ayat jurnal (10) tetapi sebelum penyelesaian kontrak masa depan
dan utang usaha, adalah:
Aset Kewajiban
Kontrak Masa Utang Usaha () Rp 172.000.000
Depan () (pada Saldo Laba (sebesar (10.000.000)
nilai wajar Rp 2.000.000 jumlah premi)
Kontrak pertukaran masa depan kemudian diselesaikan dengan membayar broker sebagai Rp
170.000.000 dalam rupiah sebagaimana yang tercantum dalam kontrak masa depan, dan
menerima 20.000.000 yen yang pada saat ini dinilai sebesar Rp 170.000.000 dan menutup
kontrak masa depan neto dengan perbedaan sebesar Rp2.000.000 tersebut.
Pendekatan neto diharuskan untuk pelaporan kontrak masa depan derivative dineraca.
Walaupun demikian, pencataan kedua sisi kontrak masa depan dalam akun yang terpisah
menjaga adanya pencatatan penuh tiap sisi transaksi.
Kasus 2: Lindung Nilai Komitmen Mata Uang Asing Belum Diakui: Lindung Nilai atas
Nilai Wajar Mata Uang Asing
PSAK 55 menjelaskan perlakuan akuntansi untuk penggunaan kontrak masa depan atas
lindung nilai komitmen mata uang asing belum diakui Perusahaan dapat memisa hka n
komitmen menjadi aspek instrumen keuangan (kewajiban untuk membayar yen) dan aset non
keuangan (hak untuk menerima persediaan). Kontrak pertukaran yang dipisahkan tersebut
adalah lindung nilai atas perubahan nilai wajar dari komitme n untuk risiko mata uang asing
yang dilindungi nilainya. PSAK 55 menjelaskan bahwa lindung nilai atas komitmen termasuk
dalam kategori akuntansi untuk lindung nilai atas nilai wajar, dan kontrak pertukaran akan
dinilai pada nilai wajarnya. Transaksi yang diperkirakan dapat terjadi sebagaima na
20
diperkirakan, tetapi lindung nilai atas transaksi yan diperkirakan diperlakukan sebagai lindung
nilai arus kas, dengan bagian efektif dari perubahan nilai wajarnya diakui dalam pendapatan
komprehensif. Di lain pihak, komitmen adalah perjanjian dengan pihak yang tidak memilik i
hubungan istimewa, yang bersifat mengikat dan umumnya mempunyai kekuatan hukum.
Perjanjian tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut.
1. Perjanjian menjelaskan semua hal-hal yang signifikan, seperti kuantitas, harga yang
tetap dan waktu terjadinya transaksi. Harga dapat didenominasi dalam mata uang
fungsional entitas atau dalam mata uang asing.
2. Perjanjian harus berisi provisi penalti yang cukup besar hingga menyebabkan
kemungkinan besar terjadi pelaksanaan perjanjian.
Untuk tujuan ilustrasi, transaksi impor antara PT Induk dan Tokyo Industries yang digunaka n
dalam bab ini akan ditambah dengan informasi berikut.
1. Pada tanggal 1 Agustus 20X1, PT Induk membuat kontrak dengan Tokyo Industries
untuk membeli barang yang dipesan khusus. Pembuatan dan pengiriman barang
tersebut akan memerlukan waktu 60 hari (tanggal 1 Oktober 20X1). Harga kontrak
adalah 2.000.000 yen, yang akan dibayar pada tanggal 1 April 20X2, yaitu 180 hari
setelah pengiriman barang.
2. Pada tanggal 1 Agustus 20X1, PT Induk melakukan lindung nilai atas komitme n
utang mata uang asing dengan kontrak masa depan untuk menerima 2.000.000 yen
dalam 240 hari (60 hari sampai pengiriman ditambah 180 hari periode kredit). Kurs
masa depan untuk kontrak masa depan 240 hari adalah Rp81 untuk 1 yen. Tujuan
kontrak masa depan 240 hari ini ada dua. Pertama, untuk 60 hari dari tanggal 1 Agustus
20X1 sampai 1 Oktober 20X1, kontrak masa depan adalah untuk lindung nilai
komitmen mata uang asing yang dapat diidentifikasi. Untuk periode 180 hari dari
tanggal 1 Oktober 20X1 sampai 1 April 20X2, kontrak masa depan adalah untuk
lindung nilai atas posisi kewajiban neto yang terkena eksposur dalam mata uang asing.
21
Tanggal Nilai setara Rupiah dari 1 Yen
Kurs Tunai Kurs Masa Depan
1 Agustus 20X1 Rp 75 Rp 83 (240 hari)
1 Oktober 20X1 Rp 80 Rp 85 (180 hari)
Pada tanggal 1 Agustus 20X1 perusahaan menentukan nilai komitmen untuk membayar yen
atas utang usaha masa depan menggunakan kurs masa depan. Akan tetapi utang tidak dicatat
sampai tanggal 1 Agustus karena transaksi pertukaran belum terjadi utang hanya dicatat dalam
ayat jurnal memorandum saja. Kontrak masa depan harus dinilai menggunakan nilai wajar.
Pada saat perusahaan melakukan kontrak masa depan, kontrak tersebut belum mempunyai nilai
wajar karena piutang mata uang asing sebesar Rp 166.000 sama dengan utang rupia h
berdasarkan kontrak. Untuk tujuan ilustrasi, kita asumsikan bahwa bunga tidak signifikan dan
efektivitas lindung nilai diukur dengan menggunakan refrensi perubahan kurs masa depan.
1 Agustus 20X1
Menandatangani kontrak masa depan untuk menerima 2.000.000 yen dalam 240
hari. Rp166.000 = 2.000.000 x Rp83 kurs masa depan 240hari pada tanggal 1
Agustus 20X1
Pada tanggal 1 Oktober 20X4 kontrak masa depan dinilai kembali sesuai dengan nilai wajarnya
berdasarkanb PSAK45. Utang usaha dalam yen dicatat pada saat penerimaan persediaan.
22
Menyesuaikan kontrka masa depan ke nilai wajarnya, menggunakan kurs masa
depan pada tanggal tersebut, dan mengakui kentungan:
Rp170.000.000 = 2.000.000 x Rp85 kurs masa depan 180hari pada tanggal 1 Okt
-166.000.000 = 2.000.000 x Rp83 kurs masa depan 240hari pada tanggal 1 Agt
Rp 4.000.000 = 2.000.000 x (Rp85- Rp83)
Komitmen 4.000.000
Jika akun tersebut mempunyai saldo debit, maka akan ditampilkan dalam bagian aset neraca,
jika mempunyai saldo kredit, sebagaimana dalam contoh , maka akan ditampilkan dalam
bagian kwajiban neraca :
Aset Kewajiban
Kontrak masa depan (pada nilai wajar) Komitmen Rp4.000.000
Rp4.000.000
Ingat bahwa keuntungan transaksi mata uang asing sebesar Rp4.000.000 dihapus terhadap
kerugian transaksi mata uang asing sebesar Rp4.000.000 sehingga tidak ada pengaruhnya
terhadap laba.
Ayat jurnal berikut mencatat penerimaan persediaan dan pengakuan utang usaha dalam yen.
Komitmen 4.000.000
Ayat jurnal tanggal 1 Agustus 20X1 mencatat penandatanganan kontrak masa depan
yang digunakan untuk lindung nilai komitmen mata uang asing yang dapat diidentifikasi, yang
timbul dari perjanjian pembelian yang tidak dapat dibatalkan. Pada ayat jurnal (15) dan (16),
baik kontrak masa depan maupun komitmen utang dalam mata uang asing yang dilind ung
23
nilainya dinilai kembali menggunakan nilai sekarang, dan keuntungan kontrak masa depan
sebesar Rp4.000.000 menghapus kerugian komitmen utang dalam mata uang asing sebesar
Rp4.000.000. Ayat jurnal (17) mencatat utang usaha dalam yen menggunakan kurs tunai
sekarang dan mencatat persediaan neto dari Rp4.000.000. Nilai ini timbul dari pengakuan
kerugian sebesar Rp4.000.0GO dari aspek instrumen keuangan komitmen di ayat jurnal (16).
Kasus 3: Lindung Nilai Transaksi Mata Uang Asing Diperkirakan: Lindung Nilai Arus
Kas Mata Uang Asing
Contoh berikut disajikan berdasarkan data di Kasus 2, namun sekarang kita asumsikan bahwa
pembelian persediaan diperkirakan, tetapi tidak terdapat perjanjian yang mengikat untuk
pembelian tersebut. PT Induk memasuki kontrak masa depan yang merupakan lindung nilai
terhadap arus
Figure 11-5
24
Kas masa depan dari transaksi yang diperkirakan, termasuk utang usaha yang didenomina s i
dalam mata uang asing yang timbul dari pembelian.
Figur 11-6 menyajikan ayat jurnal untuk kasus ini dengan memasukkan ayat jurnal ilustra s i
Kasus 1 yang tidak berubah dan mengindikasikan ayat jurnal yang akan berubah dengan huruf
C di belakang nomor ayat jurnal. Ingat bahwa perbedaan utama dalam akuntansi kontrak masa
depan sebagai lindung nilai arus kas dibandingkan lindung nilai atas nilai wajar di Kasus 2
adalah: (1) bagian efektif dari penilaian kembali kontrak masa depan dicatat dalam Pendapatan
Komprehensif Lainnya, (2) tidak ada akun komitmen dalam transaksi yang diperkirakan, (3)
tidak diharuskan ada penilaian kembali piutang kontrak masa depan pada tanggal 1 Oktober
dan persediaan dicatat pada nilai setara rupiah yang dihitung menggunakan kurs tunai, (4)
terdapat penghapusan terhadap Pendapatan Komprehensif Lainnya untuk menandingi secara
penuh keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing yang diakui dari utang usaha dalam
mata uang asing, dan (S) sisa saldo Pendapatan Komprehensif Lainnya sebesar Rp6.000.000
setelah utang usaha dibayar pada tanggal 1 April 20X2, pada akhirnya direklasifikasi ke harga
pokok penjualan pada saat persediaan dijual, yang merupakan akhir proses laba yang terkait
dengan lindung nilai arus kas.
Figur 11-6
25
Kasus 4: Spekulasi di Pasar Mata Uang Asing
Sebuah entitas dapat memutuskan untuk berspekulasi dalam mata uang asing
sebagaimana dapat dilakukan pada komoditas lain. Sebagai contoh, perusahaan Indonesia
menduga bahwa rupiah akan menguat terhadap euro, yaitu kurs langsung akan menurun. Dalam
kasus ini, perusahaan Indonesia dapat berspekulasi dengan kontrak masa depan dengan
menjual euro untuk penyerahan di masa depan, dengan harapan dapat membeli euro dengan
harga lebih rendah pada saat penyerahan.
Figur 11-7
26
Ilustrasi Spekulasi dengan Kontrak Masa Depan
1. Pada tanggal 1 Oktober 20X1, PT Induk melakukan kontrak masa depan 180 hari
untuk menyerahkan 4.000 pada kurs masa depan Rp14.740 = 1, saat kurs tunai adalah
Rp14.730= 1. Oleh karenanya, kontrak masa depan akan menyerahkan 4.000 dan
menerima Rp58.960.000 (4.000 x Rp14.740).
2.Pada tanggal 31 Desember 20XI-tanggal neraca-kurs masa depan untuk kontrak masa
depan 90 hari adalah Rp14.780 = 1, dan kurs tunai untuk franc adalah Rp14.750 = l.
3. Pada tanggal 1 April 20X2, perusahaan membeli 4.000 di pasar dan menyerahka n
francke broker, menerima harga kontrak masa depan yang disetujui Rp58.960.000. Pada
tanggal tersebut, kurs tunai Rp14.770 =l.
1 Oktober 20X1
27
Melakukan kontrak pertukaran mata uang asing spekulasi : Rp58.960.000 =
4.000 x (Rp14.780 Rp14.740)
31Desember 20X1
Mengakui kerugian spekulasi atas kontrak masa depan untuk perbedaan antara
kurs masa depan 180hari awal dan kurs masa depan selama jangka waktu
kontrak 90hari : Rp160.000 = 4.000 x (Rp14.780 Rp14.740)
1 April 20X2
Menilai kembali utang mata uang asing ke kurs tunai pada akhir jangka waktu
kontrak: Rp40.000= 4.000 x (Rp14.780 Rp17.740)
Kas 59.080.000
Membeli unit mata uang asing () dari pasar pada saat kurs tunai adalah
Rp14.770 = 1
Rp59.080.000 = 4.000 x Rp 14.770 kurs tunai
Menyerahkan unit mata uang asing ke broker dalam pelunasan kontrak masa
depan ; Rp59.080.000 = 4.000 x Rp14.770 kurs tunai.
(23) kas 58.960.000
Ayat jurnal 1 Oktober mencatat utang kontrak masa depan ke broker sebesar 4.000 euro.
Utang tersebut didenominasi dalam mata uang asing tetapi harus ditranslasi ke rupiah yang
merupakan mata uang pelaporan PT Induk. Untuk kontrak spekulatif, akun kontrak masa depan
dinilai sebesar nilai wajarnya menggunakan kurs masa depan selama sisa jangka waktu
kontrak.
28
Ayat jurnal 31 Desember menyesuaikan utang yang didenominasi dalam mata uang asing saldo
yang seharusnya pada tanggal neraca. Utang, Utang Mata Uang Asing ke Broker, disesuaika n
untuk mencerminkan peningkatan kurs masa depan dari tanggal 1 Oktober. Kerugian transaksi
mata uang asing dilaporkan dalam laporan laba rugi, umumnya dimasukkan dalam bagian
Pendapat Kerugian) Lain-lain.
Ayat jurnal (20), ayat jurnal pertama pada tanggal 1 April, menilai kembali utang mata uang
asing menjadi nilai setara rupiah menggunakan kurs tunai dan mengakui keuntungan spekula si.
Ayat jurnal (21) menunjukkan perolehan 4.000 euro dari pasar pada kurs tunai Rp14.770=1.
Euro ini akan digunakan untuk menyelesaikan utang mata uang asing ke broker. Dua ayat jurnal
berikutnya pada tanggal tersebut, (22) dan (23), mengakui penyelesaian kontrak masa depan
dengan penyerahan 4.000 euro ke broker dan menerima Rp58.960.000 yang sesuai dengan
perjanjian pada saat kontrak ditandatangani pada tanggal 1 Oktober 20X1. Keuntunga n
transaksi mata uang asing sebesara Rp40.000 adalah perbedaan antara nilai kontrak pertukaran
mata uang asing pada tanggal 31 Desember menggunakan kurs masa depan dan nilai unit mata
uang asing pada tanggal 1 April menggunakan kurs tunai.
Ingat bahwa perusahaan telah melakukan spekulasi dan mengalami kerugian karena rup iah
melemah terhadap euro. Kerugian neto dari kontrak masa depan spekulatif adalah Rp120.000,
y merupakan perbedaan antara kerugian sebesar Rp160.000 yang diakui di tahun 20X1 dan
keuntung sebesar Rp40.000 yang diakui di tahun 20X2. Dalam kasus ini, ayat jurnal 1 Oktober
menjadi sebagai berikut:
1 Oktober 20X1
29
Matriks Mata Uang Asing
Hubungan antar perubahan dalam kurs dan keuntungan dan kerugian yang timbul
diikhtisarkan dalam tampil Figur 11-8. Sebagai contoh, jika perusahaan mempunyai piutang
usaha yang
Figur 11-8
Didominasi dalam mata uang asing , maka posisi asset moneter neto mengakibatkan pengak uan
keuntungan jika kurs langsung meningkat, dan pengakuan kerugian jika kurs langsung
menurun. Jika perusahaan menghapuskan asset yang didomonasi dalam mata uang asing
dengan kewajiban yang juga didominasi dalam mata uang asing , maka perusahaan telah
melindungi dirinya dari setiap perubahan dalam kurs karena setiap keuntungan dihapuskan
dengan jumlah kerugian yang sama.
30
REFRENSI
Richard E. Baker, Valdean C. Lembke, Thomas E, King, Cyntia G. Jeffrey,Abadi Jusuf, Sylvia
Veronica NPS, Etty Retno Wulandari, Dwi Martini, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif
Indonesia) Advance Financial Accounting Buku 1 dan 2, Salemba Empat.
31