Anda di halaman 1dari 10

Ringkasan Materi Etika Bisnis

Profesi Akuntan

BONA FIDE

I–C
D4 Akuntansi Manajerial
Fungsi akuntan

Definisi Profesi

Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua definisi yaitu janji/ikrar
dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam definisi yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja”
dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian
tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.

Pengertian Akuntansi

adalah proses yang diawali dengan mencatat, mengelompokkan, mengolah serta


menyajikan data, mencatat transaksi apapun yang berhubungan dengan keuangan. Fungsi
akuntansi penting untuk memberi informasi dan sebagai bahan pengambilan keputusan.
Akuntansi sangat umum diterapkan dalam dunia bisnis dan industri. Peran akuntansi juga
bisa diaplikasikan pada bidang pemerintahan, politik, sosial, budaya dan organisasi lainnya.
Adapun orang yang menjalankan tugas-tugas akuntansi disebut sebagai seorang akuntan.

Fungsi Asersi dan Asurans

Asersi merupakan bahan olah dalam argument. Dalam argument, asersi dapat berfungsi
sebagai premis dan konklusi. Premis adalah asersi yang digunakan untuk mendukung suatu
konklusi. Konklusi adalah asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi.
Ketiga jenis asersi (asumsi, hipotesis dan pernyataan fakta) dapat berfungsisebagai premis
dalam suatu argument.

Peran di Pasar

Peran laporan keuangan di pasar modal dapat digambarkan seperti terlihat dalam gambar
32.1. Pasar modal (keuangan) merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual produk-
produk (keuangan) berupa surat-surat berharga (misalnya, saham). Pembeli dalam hal ini
adalah para investor sebagai penyedia modal (capital provider). Penjual adalah direksi dan
dewan komisaris yang mewakili perusahaan sebagai pengurus dan pengawas. Pada dasarnya,
objek yang dijual adalah perusahaan yang direpresentasikan dalam bentuk saham.
Etika Profesi

Utilitarianisme. Pencapaian kebahagiaan (termasuk kebahagiaan diri sendiri) merupakan


tujuan yang ingin dicapai oleh paham utilitarianisme dalam melakukan suatu tindakan.
Kemudian, kebahagiaan tersebut direduksi menjadi manfaat bagi banyak orang. Namun,
dalam paham utilitarianisme, kebahagiaa bagi banyak orang harus lebih diutamakan daripada
kebahagiaan diri sendiri.
Deontologisme, menganggap bahwa perbuatan tersebut merupakan suatu tugas atau
kewajiban (duty). Namun, Emmanuel Kant, penggagas paham ini, juga menyebutkan bahwa
tugas atau kewajiban harus didasari adanya motif moral (moral motive).
Virtuisme, lebih menekankan pada karakter (sifat) atau watak apa yang harus dimiliki
seseorang (Duska dkk, 2011:66). Sesuatu yang sedapat mungkin memenuhi potensinya untuk
mencapai tujuan atas maksud yang ditetapkan.

Standar Performa

Dalam kaitannya dengan laporan keuangan terdapat dua macam standar performa yang
perlu diperhatikan, yaitu standar untuk penyusunannya dan standar untuk pengauditannya.
Standar Akuntansi. Dapat disimpulkan bahwa standar performa yang diperlukan dalam
penyusunan laporan keuangan, yaitu standar akuntansi dan standar perancangan dan
implementasi sistem pengendalian internal.Standar akuntansi digunakan dalam pencatatan,
penggolongan, pengakuan, pengukuran, penyajian, penilaian, dan pengungkapan transaksi
yang bersifat keuangan yang dilakukan perusahaan.
Kerangka Pengendalian Internal. Di Amerika Serikat, proses penyusunan laporan
keuangan harus memenuhi kerangka pengendalian internal yang dikeluarkan oleh organisasi
terkemuka, misalnya Communittee of Sponsoring of the Treadway Commission (COSO).
Sedangkan di Indonesia, OJK tidak menentukan kerangka yang harus digunakan dalam
merancang dan mengimplementasikan pengendalian internal dalam perusahaan. Namun,
dalam melakukan audit atas laporan keuangan historis, akuntan public wajib melakukan
pemahaman dan penilaian terhadap pengendalian internal perusahaan dan melakukan
pengujian terhadapnya.
Standar Audit. Kualitas proses audit lebih mengacu pada pertanggungjawaban
(accountability) atas tugas audit yang diberikan kepadanya. Kualitas proses juga dapat diukur
dari kepatuhannya terhadap kode etik. Akutan publik harus menjaga kualitas proses, yang
akan berdampak terhadap kualitas hasil, agar kepercayaannya pemberi fidusa dapat
dipertahankan.
Standar Pengendalian Mutu, menghendaki agar KAP menerapkan kebijakan dan prosedur
untuk dapat memastikan bahwa kualitas jasa asurans (termasuk audit atas laporan keuangan
historis) yang diberikan oleh KAP telah memenuhi mutu yang diharapkan oleh pengguna
laporan.

Solusi Konflik

Bagi profesi akuntan, solusi konflik dapat melalui dua jalur, yaitu secara professional atau
secara hukum. Melalui jalur professional ditangani oleh organisasi profesi yang
bersangkutan. Jalur hukum ditempuh melalui pengadilan. Solusi konflik yang pemecahannya
menggunakan jalur professional biasanya berkaitan dengan masalah etika. Pelanggaran etika
dapat dikenakan sanksi berupa sanksi social, misalnya teguran (lisan dan tertulis) atau
pemberhentian (sementara atau tetap) atas keanggotaan.
Pemecahan masalah melalui jalur hukum dapat berakibat dijatuhkannya sanksi denda,
bahkan penjara. Jalur hukum yang ditempuh dapat berupa jalur perdata atau jalur pidana,
tergantung permasalahan yang dihadapi. Di muka persidangan, akuntan yang bersangkutan
harus dapat membuktikan bahwa dirinya tidak melakukan pelanggaran hukum yang
dituduhkan.
AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Definisi Audit

Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran
penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam
pengambilan keputusan.

Hubungan Fidusia

Hubungan tiga pihak seperti diuraikan dalam definisi penugasan asurans menunjukkan
adanaya hubungan adanya fidusia di antara mereka.

Seperti terlihat pada gambar, akuntan public ditunjuk oleh pemegang saham dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Penunjukkan ini dasarnya adalah kepercayaan karena
pemegang saham tidak mungkin dan tidak mamapu untuk mengarahkan atau mengawasi
pekerjaan. Akuntan publik secara langsung. Secara regulasi, pengarahan dan pengawasan
tesebut juga tidak diperbolehkan. Akuntan public harus bekerja secara independent dalam
melaksanakan pekerjaannnya, termasuk dalam perencanaan , pelaksanaan, penyimpulan dan
pelaporan audit.

Proses Audit

Proses audit adalah metodologi penyelenggaraan audit yang jelas untuk membantu auditor
dalam mengumpulkan bahan bukti pendukung yang kompeten.
Adapun tahapan dalam proses audit:
1. Tahap Pemeriksaan Pendahuluan Sebelum auditor menentukan sifat dan luas
pengujian yang harus dilakukan
2. Tahap Pemeriksaan rinci
3. Tahap Pengujian Kesesuaian
4. Tahap Pengujian Kebenaran Bukti. Pada tahap ini, pengujian yang dilakukan adalah
(Davis at.all. 1981) :
a) Mengidentifikasi kesalahan dalam pemrosesan data
b) Menilai kualitas data
c) Mengidentifikasi ketidakkonsistenan data
d) Membandingkan data dengan perhitungan fisik
e) Konfirmasi data dengan sumber-sumber dari luar perusahaan.
f) Tahap Penilaian seacara umum atas hasil pengujian.

Standar Audit

Standar Auditing adalah pedoman umum untuk membantu para Auditor dalam memenuhi
tanggungjawab profesional mereka dalam pengauditan laporan keuangan historis. Di dalam
Standar Audit mencakup pertimbangan kualitas profesional antara lain persyaratan
kompetensi dan independensi, pelaporan dan bukti audit.

Tanggung Jawab dan Tujuan Audit

Tanggungjawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian kecurangan berada pada dua
pihak yaitu yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas dan manajemen. Merupakan hal
penting bahwa manajemen, dengan pengawasan oleh pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola, menekankan pencegahan kecurangan yang dapat mengurangi peluang terjadinya
kecurangan,
Auditor wajib berkomunikasi dengan TCGW (Those Charge With Goverment) mengenai
tanggung jawab auditor berkenaan dengan audit atas laporan keuangan, termasuk (bahwa):
1. Auditor bertanggungjawab untuk merumuskan dan memberikan opini atas laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen dibawah pengawasan TCGW (Those Charge
With Goverment).
2. Audit atas laporan keuangan tidaklah membebaskan manajemen atau TCGW (Those
Charge With Goverment) dari tanggungjawab mereka
3. Auditor wajib mengkomunikasikan secara tertulis kepada TCGW (Those Charge
With Goverment) tentang kelemahan signifika dalam pengendalian intern yang
ditemukan selama audit secara tepat waktu
Tujuan Audit adalah untuk meningkatkan keyakinan pengguna laporan keuangan yang
dituju. Hal itu dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh auditor tentang apakah laporan
keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku

Penerimaan Klien

Sebelum melakukan penawaran dan menerima klien. Kedua belah pihak harus
mempunyai kepahaman dan kesepakatan tentang tanggung jawab dan masing-masing dalam
penguasaan audit. Penerimaan klien saat menerima tawaran suatu dari suatu perusahaan atas
entitas untuk mengaudit laporann keunagannya, akuntan publik harus menempuh cara-cara
atas prosedur tertentu untuk mengevaluasi. Kemudian akuntan publik harus memutuskan
apakah perusahaan atau entitas tersebut dapat diterima atau entitas tersebut dapat diterima
sebagai klien.

Pelaksanaan

Pelaksanaan audit dilakukan setelah tahap penerimaan klien selesai dilakukan dan surat
penugasan ditandatangi oleh kedua pihak .
Langkah – langkah penting dalam pelaksanaan audit meliputi perancaan audit (audit
planning) berbasis resiko, pengujian pengendalian (test of control), pengumpulan bukti audit
(evidence accumulation), penyimpulan audit, dan pelaporan audit. Dalam pelaksanaan audit,
secara terus menerus, akuntan publik harus menerapkan dua doktrin utama, yaitu
kewaspadaan professional (professional sceptism), dan pertimbangan professional
(professional judgement).
Kewaspadaan Professional, secara popular dapat dinyatakan dalam sikap dan prilaku
“selalu bertanya (mempertanyakan) semua yang hal yang disampaikan oleh klien”. Jadi
kewaspadaan professional berarti bahwa akuntan publik tidak boleh percaya begitu saja
terhadap apa yang dinyatakan oleh manajemen, namun tidak boleh juga selalu curiga
terhadap yang diterima dari manajemen. Pertimbangan Professional harus selalu diterapkan
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit.
Audit Berbasis Risiko. Pelaksanaan audit dapat menggunakan pendekatan audit berbasis
risiko (risk based audit). Audit berbasis Risiko didasarkan atas pandangan bahwa saat
melakukan audit, akuntan public dihapkan pada risiko audit (audit risk). Oleh karena itu,
akuntan publik harus dapat mengelola risiko audit tersebut dalam arti mengidentifikasi,
mengukur, mengevaluasi, dan mengambil langkah – langkah yang diperlukan agar risiko
tersebut dapat diturunkan ke level yang dapat diterima
Perencanaan Audit (audit planning) adalah pengembangan strategi audit (audit strategy)
dan pendekatan audit (audit approach) dalam pelaksanaan audit, sedemikian rupa sehingga
audit dapat dilaksanakan secara efektif jika bukti audit yang dikumpulkan dapat menurunkan
risiko deteksi ke tingkat yang dapat diterima (acceptable audit risk).
Pengendalian Internal. Evaluasi pengendalian intermal dilakukan dengan membandingkan
apa yang diterapkan dengan kriteria yang dipakai. Pemahaman dan evaluasi pengendalian
internal dapat digunakan untuk menyimpulkan tingkat risiko pengendalian (control risk) yang
terkandung dalam sistem pengendalian internal perusahaan.
Pengumpulan Bukti Audit. Perencaan, pemahaman, penilaian, penyimpulan, dan
pengujian pengendalian internal adalah bukti audit (audit evidence). Dalam pengumpulan
bukti audit, akuntan public harus memutuskan empat hal, yaitu : prosedur audit yang harus
dilakukan, besarnya sampel yang akan digunakan, cara pemilihan sampel yang akan dipakai,
waktu dilakukannya audit.
Penyimpulan. Penggabungan kesimpulan atas penilaian dan pengukuran informasi dalam
bentuk audit dilakukan dengan membentuk pendapat (opini) terhadap laporan keuangan
secara keseluruhan. Opini diberikan terhadap dua hal berikut ; kewajaran penyajian (fairness)
angka – angka laporan keuangan, dalam semua hal yang bersifat material, dan kepatuhan
penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku.
Pelaporan. Opini (pendapat) akuntan public yang dibentuk pada tahap penyimpulan,
kemudian dikomunikasikan kepada public (stakeholder) dalam bentuk laporan tertulis yang
diberi judul “Laporan Auditor Independen” (Independent Auditor’s Report).

Resiko Bisnis

Secara umum, risiko bisnis didefinisikan sebagai risiko yang berasal dari kondisi,
peristiwa, keadaan, tindakan (atau tidak adanya tindakan) signifikan yang dapat
mempengaruhi, secara negatif, kemampuan entitas untuk mencapai tujuan dan menjalankan
strategi.
Risiko bisnis dapat dialami oleh kantor akuntan publik, sebagai entitas bisnis. Bagi kantor
akuntan publik, risiko bisnis dapat berasal dari risiko penugasan atau resiko audit. Yaitu
dapat berasal dari adanya tuntutan hokum atau jatuhnya reputasi karena penugasan audit.
Regulasi

Skandal akuntansi yang banyak terjadi pada awal 2000-an telah mendorong
dikeluarkannya undang-undang yang mengatur tentang jasa audit, tata kelola perusahaan, dan
pelaporan keuangan di Amerika Serikat.
Tata Kelola Perusahaan. Dalam hal kelola, SOA memfokuskan diri pada peran dewan
komisaris dan direksi dalam sistem tata kelola dan pelaporan keuangan perusahaan.
Ringkasan tentang pengaturan dalam SOA tentang tata kelola perusahaan dapat diikhtisarkan
sebagai berikut
1. Pelaporan kepada publik
2. Pengendalian internal
3. Peran komite audit
4. Benturan kepentingan
5. Penegasan peran manajemen
Pelaporan Kepada Publik, Dalam SOA, Chief Executive officer(CEO) dan Chief finance
officer(CFO) diharuskan untuk membuat pernyataan tertulis tentang akurasi dan kelengkapan
laporan keuangan yang mereka sampaikan secara kuartalan dan tahunan kepada publik.
Pengendalian Internal, SOA mengharuskan agar manajemen (direksi) melakukan penilaian
dan melaporkan efektivitas pengendalian internal yang diterapkan.
Komite audit, Peran audit diperkuat dalam SOA. Tanggung jawab untuk
menunjukan,menghentikan,menentukan honorarium, dan pengawasan pekerjaan audit oleh
akuntan publik diberikan kepada komite audit.
Benturan Kepentingan, SOA memberikan definisi dan larangan terhadap adanya benturan
kepentingan.
Peran Manajemen, Direksi dan komisaris tidak diperkenankan untuk
mempengaruhi,secara tidak benar, dalam pelaksanaan audit oleh akuntan public.

Pelaporan Keuangan

Pengungkapan, Keharusan untuk mengungkapan beberapa informasi penting ditegaskan


dalam SOA. Pelaporan, Pengungkapan/pelaporan sewaktu-waktu(real time), tentang
informasi yang berhubungan dengan perubahan material dalam kondisi keuangan dan operasi
perusahaan harus dilakukan oleh perusahaan. Wewenang SEC, Dalam undang-undang ini,
ditegaskan wewenang securities and exchange commission(SEC) untuk melakukan telaah
secara periodik atas laporan keuangan paling tidak sekali dalam tiga tahun.

Jasa Audit

Intitusi, Dangan dasar SOA, sebuah institusi yang disebut dengan public company
accounting oversight board(PCAOB) didirikan.
Penugasan, SOA juga mengatur tentang penugasan yang diberikan kepada kantor akuntan
publik.
Independensi, Masalah indepensi memperoleh perhatian yang serius dalam SOA. Undang-
undang ini yang kemudian, diikuti dengan peraturan SEC, melarang jasa-jasa nonaudit
sebagai berikut.
1. Jasa pembukuan dan jasa akuntansi lainnya
2. Perancangan dan implementasi siatem informasi keuangan
3. Jasa penilaian dan apprasial
4. Jasa aktuaria
5. Jasa out-sourching audit internal
6. Fungsi manajemen dan sumber daya manusia

Anda mungkin juga menyukai