secara eksplisit setelah adanya suatu perbedaan pendapat yang terjadi di antara para anggota dari commite of american accounting association (komite asosiasi akuntansi amerika), yang mengeluarkan sebuah statement of basic accounting theory (pernyataan teori akuntansi dasar) pada tahun 1966. Mayoritas anggota komite mendukung pendekatan nilai untuk akuntansi. Hanya satu orang anggota, george sorter, yang mendukung pendekatan peristiwa. Laporan keuangan dan pendekatan peristiwa
Dalam pendekatan nilai, neraca di anggap sebagai
suatu indikator dari posisi keuangan perusahaan di titik tertentu di suatu waktu. Dalam pendekatan peristiwa, neraca di anggap sebagai suatu komunikasi tidaklansung dari satu peristiwa-peristiwa akuntansi yang relevan bagi perusahaan sejak ia di bentuk. Sorter mengusulkan definisi operasional berikut ini dalam pembuatan suatu neraca ketika pendekatan peristiwa di pergunakan: “suatu neraca hendaknya dibuat [sedemikian rupa sehingga] dapat memaksimalkan kemungkinan penyusutan kembali peristiwa-peristiwa yang akan di kumpulakn.” Definisi sorter memilikiarti bahwa seluruh angka angka argent di dalam neraca dapat di pilah pilih untuk menunjukan seluruh peristiwa yang telah terjadi sejak pendirian perusahaan. Teori peristiwa normatif Teori peristiwa normatif dari akuntansi secara tentatif di rangkum sebagai berikut: Agar pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemegang saham, karyawan, manajer, pemasok, pelanggan, padan-badan pemerintah, dan yayasan) dapat meramalakan dengan lebih baik masa depan dari organisasi-organisasi sosial (rumah tangga, bisnis, pemerintah dan para filantropi), atribut (karakter) yang paling relevan dari peristiwa-peristiwa penting (internal, lingkungan dan transaksional) yang memengaruhi organisasi di agregatkan (secara seentara dan perbagian) untuk penyajian berkala yang bebas dari bias dlam pengambilan kesimpulan Sistem informasi akuntansi berbasis peristiwa tujuan dari teori peristiwa normatif dari akuntansi adalah dengan mengintegrasikan pendekatan peristiwa dengan pendektan basis data (database) pada manajemen informasi, yang mengasusmsikan bahwa suatu erusahaan membuat sebuah database yang di kelola secara terpusat dan di bagi di antara rentang pengguna yang luas dan denagn kebutuhan yang sangat beragam. Sistem akuntansi seperti ini meliputi model-model hierarkies, model-model jaringan, model- model relasional, model-model hunbungan entitas,dan model akuntansi REA. Evaluasi atas pendekatan peristiwa
Pendekatan peristiwa menawarkan kelebihan
dan kekurangan sendiri. Kelebihannya terutama adalah dalam bentuk usaha-usaha untuk memberkan informasi mengenai peristiwa- peristiwaekonomi yang relevan yang mungkin bermanfaat bagi bermacam-macam model keputusan. Sebagai hasilnya, akan terdapat lebih banyak informasi yang tersdia bagi para pengunan yang dapat menggunakan fungsi keuangan mereka masing-masing untuk menentukan sifat dan tingkat agregasi dari informasi yang di perlukan dalam membuat keputusan. PENDEKATAN PERILAKU Pendekatan perilaku pada formulasi teori akunansi menekankan relevansi pengambilan keputusan dari informasi yang dikomunikasikan (orientasi keputusan- komunikasi) dan perilaku individu dan kelompok yang di timbulkan oleh komunikasi informasi (orientasi pengambilan keputusan). Akuntansi di asumsikan berorientasi pada tindakan; tujuanya adalah untuk memengaruhi tindakan (perilaku) secara langsung melalui muatan informasional dari pesan yang disampaikan dan secara tidak langsung melalui perilaku para akuntan, karena akuntansi di anggap sebagai suatu proses perilaku, pendekatan perilaku terhadap formulasi teori akuntansi akan menerapkan ilmu perilaku akuntansi. Terdapat lima bagian dari pendekatan perilaku.
1. Hakikat dari pendekatan perilaku
2. Dampak perilaku dari informasi akuntansi 3. Dampak linguistik dari data dan teknik akuntansi 4. Fiksasi fungsional dan data 5. Sifat induksi dan informasi Terimakasihhh..